Anda di halaman 1dari 47

Perbedaan ekonomi Negara Maju dan Negara Berkembang

NEGARA MAJU adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif
tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per
kapita tinggi dianggap negara berkembang.
NEGARABERKEMBANG adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang
rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang
dibandingkan dengan norma global.
Berikut adalah masalh yang dihadapi Negara maju dan berkembang
Masalah Ekonomi di Negara Berkembang
Indonesia termasuk salah satu negara berkembang. Seperti juga negara berkembang
lainnya, Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sama. Kemiskinan terjadi di mana-mana,
jumlah pengangguran meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat masih rendah, dan distribusi
pendapatan tidak merata.
Di kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi pemandangan umum.
Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemulung sampah. Oleh
karena pendapatan yang diperoleh sangat rendah, anaknya tidak dapat disekolahkan sehingga
tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang. Hal ini juga menimbulkan kesenjangan
ekonomi yang tajam antara orang yang berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan
rendah.
a.
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik
ukuran batas kemiskinan yang berbeda dengan negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan
perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun
ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin dengan
berbagai cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan
menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin
sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinya dihilangkan sama sekali. Subsidi untuk minyak tanah
masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah mampu membeli minyak tanah.
b.
Keterbelakangan
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas sumber daya
manusia. Disamping itu, masalah keterlebakangan sangat erat hubungannya dengan rendahnya
tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilatas-fasilitas umum, dan
rendahnya disiplin masyarakat.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia berupaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Persentase alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana belajar,
seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang
memerlukan bantuan biaya sekolah.
c.
Pengangguran
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan ekonomi adalah
masalah keterbatasan lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran timbul karena ada
ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini
biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi perubahan
struktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industry. Akibatnya angkatan kerja yang

tersedia berada di sector agraris, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia menuntut keahlian
di sector industry.
Negara berkembang memiliki pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan
kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan
kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.
Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK). Melalui program ini
diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan bakat dan keahlian untuk bekerja atau
bahkan membuka usaha sendiri.
d.
Kekurangan Modal
Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami proses
pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat percepatan pembangunan,
tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar dari kemiskinan.
Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian memerlukan modal yang besar. Negara
berkembang mengalami kesulitan yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan
tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal yang rendah.
Untuk mengatasi kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik dari dalam maupun luar
negeri. Misalnya BUMN menawarkan saham kepada investor agar bersedia bekerjasama.
Dengan meningkatkan investasi, diharapkan tabungan permintahan juga meningkat. Jika
tabungan pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak.
e.
Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan
ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian
terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hak
penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal
ini disebabkan sistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi daerah
kurang diperhatikan.
Melalui perubahan sistem perundang-undangan pemerintah Indonesia mulai memperbaiki
sistem perekonomian negara. Sistem perundang-undangan yang memihak praktik monopoli
mulai dihapus. Di samping itu, untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara pemerintah
pusat dan daerah, diberlakukan undang-undang otonomi daerah. Daerah diberi kebebasan untuk
mengembangkan potensi dan pemerintah pusat tidak lagi terlalu campur tangan dalam urusan
rumah tangga pemerintah daerah.
Masalah Ekonomi di Negara Maju
Kota Tokyo di Jepang terkenal dengan masyarakatnya yang disiplin dan teratur. Setiap
jalan diatur sedemikian rupa sehignga terlihat rapih, begitu pun gedung-gedung dibangun dengan
teratur. Meskipun sudah terbiasa dengan budaya disiplin dan teratur, tetapi tetap saja negaranegara maju menghadapi berbagai masalah ekonomi. Masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Tenaga kerja negara berkembang masuk ke negara maju
Negara maju memiliki pertumbuhan penduduk yang lambat atau bahkan berangka satu (zero
population growth) sehingga negara maju kekurangan tenaga kerja. Meskipun di negara maju
peraturan ketenagakerjaan sudah baik, tetapi tetap saja arus masuk tenaga kerja dari negara
berkembang ke negara maju membawa dampak negative. Hal ini disebabkan perbedaan budaya
antara penduduk asli dan penduduk pendatang. Dampak negative itu diantaranya, terjadi
bentrokan fisik atau konflik sosial lain antara penduduk asli dan penduduk pendatang.
b.
Produk negara berkembang masuk ke negara maju

Produk negara berkembang banyak masuk kenegara maju. Globalisasi ekonomi


menyebabkan hambatan perdagangan antarnegara semakin berkurang. Produk negara
berkembang seperti dari Cina dan Taiwan banyak beredar dipasar negara Eropa sehingga
konsumen lebih banyak memiliki pilihan produk. Produk cina dan Taiwan tidak kalah bersaing
dari segi inovasi maupun kualitasnya. Produk-produk cina dan Taiwan biasanya lebih murah
sehingga dapat mengancam produk-produk eropa yang biasanya lebih mahal harganya.
c.
Investasi negara maju masuk ke negara berkembang
Banyak pengusaha dari negara maju yang menanamkan investasi di negara berkembang.
Mereka berusaha menghindari pajak yang tinggal di negaranya sendiri dan berusaha untuk
menghemat biaya produksi. Disamping itu, negara berkembang merupakan pasar potensial bagi
produk-produk dari luar negeri. Jika pengusaha dari negara maju membuka perusahaan di negara
berkembang, tentu akan lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Hal ini jelas akan lebih
mempermudah sistem pemasarannya. Akibat langsung dari pengusaha negara maju yang
berinvestasi di negara berkembang adalah menurunnya tingkat investasi di negara maju tersebut.
d.
Kerusakan lingkungan meningkat
Negara maju mengklaim bahwa negara berkembanglah yang banyak membuat kerusakan
lingkungan. Hal tersebut dapat dimaklumi karena memang sebagian besar negera berkembang
belum memiliki peraturan yang jelas mengenai pencemaran lingkungan. Akan tetapi, hal tersebut
tidak sepenuhnya benar karena banyak juga pengusaha dari negara maju yang mengeruk sumber
daya alam sebesar-besarnya untuk keperluan produksi. Bahkan, ada pengusaha dari negara maju
yang mengambil sumber daya alam dari negara berkembang tanpa memperhatikan kelestarian
lingkungan
Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya)

Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung
pada umur negara itu. Contohnya negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000
tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin)

Di sisi lain Singapura, Kanada, Australia & New Zealand negara yang umurnya kurang
dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia,
dan penduduknya tidak lagi miskin

Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi
kaya atau miskin

Jepang mempunyai area yang sangat terbatas.


Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian &
peternakan
Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia.

Jepang laksana suatu negara industri terapung yang besar sekali, mengimpor bahan
baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya

Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik
di dunia.

Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami
Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan
makanan terbesar di dunia).
Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban
tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara
terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal
kecerdasan
Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting.
Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya
yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa
Lalu. apa perbedaannya?
Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang
tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.
Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas
penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai
berikut :

1.

1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari

2.

2. Kejujuran dan integritas

3.

3. Bertanggung jawab

4.

4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat

5.

5. Hormat pada hak orang/warga lain

6.

6. Cinta pada pekerjaan

7.

7. Berusaha keras untuk menabung & investasi

8.

8. Mau bekerja keras

9.

Tepat waktu

Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya


mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut

Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang
kejam kepada kita
Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik.
Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkanprinsip dasar
kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat,
ekonomi, dan negara.

Perbedaan Antara Negara Maju dengan Negara Berkembang


Kamu mungkin sering mendengar istilah negara maju dan negara berkembang.
Bagaimana cara kamu membedakan antara negara maju dan negara berkembang? Untuk
mengukur kemajuan suatu negara, kamu bisa mengenali dari ciri-cirinya.
Setiap negara menjalankan pembangunan (development) di segala bidang kehidupan
dengan sumber daya yang dimilikinya. Selama prosesnya, ada negara yang bisa mengalami
kemajuan dan ada pula yang masih dalam tahapan berkembang.
Berikut adalah perbedaan negara maju dan negara berkembang. Atau bisa juga kita
katakan adakah ciri-ciri negara maju dan berkembang:
NEGARA MAJU
Pendapatan per Kapita yang Tinggi
Negara maju merupakan negara dengan
pendapatan per kapita yang tinggi.
Pendapatan per kapita yang tinggi
menggambarkan standar hidup yang baik
pula. Menurut Bank Dunia, kriteria
pendapatan per kapita untuk negara maju
adalah di atas US$10,726 per tahun.

NEGARA BERKEMBANG
Pendapatan per Kapita yang Rendah
Ciri utama negara berkembang adalah
rendahnya pendapatan per kapita penduduknya.
Menurut Bank Dunia, negara berkembang yang
berpendapatan menengah ke bawah yaitu antara
US$876-3,465. Negara berkembang yang
berpendapatan menengah tinggi, yaitu antara
US$3,466-10,275.

Rendahnya Tingkat Pengangguran


Ciri di bidang ekonomi lainnya adalah
rendahnya tingkat pengangguran. Hal ini
karena seluruh sumber ekonomi bisa
dimanfaatkan
dengan
maksimal.
Pengangguran yang umum terjadi di negara
maju adalah pengangguran friksional, yaitu
pengangguran yang terjadi karena peralihan
tenaga kerja dari pekerjaan satu ke pekerjaan
lain.

Masih Tingginya Tingkat Pengangguran


Kondisi perekonomian yang belum berkembang
menyebabkan sempitnya lapangan kerja
sehingga tingkat pengangguran di negara
berkembang cukup tinggi. Jenis pengangguran
yang ditemui di negara berkembang adalah
setengah pengangguran dan pengangguran
terselubung.

Kegiatan Ekonomi Utama di Sektor


Industri dan Jasa
Mata pencaharian utama masyarakat di
negara maju adalah bidang industri dan jasa.
Contoh bidang industri adalah industri mobil,
elektronik, alat-alat berat, pesawat terbang,
dan makanan jadi. Contoh bidang jasa yaitu
jasa keuangan, pendidikan, hiburan, dan
konsultan.

Perekonomian Mengandalkan Sektor Primer


Perekonomian di negara berkembang masih
mengandalkan sektor-sektor primer seperti
pertanian, kehutanan, pertambangan, dan
perikanan. Sektor ini masih mengandalkan
kekayaan alam. Kegiatan di sektor industri
pengolahan dan jasa masih sangat kurang. Hal
ini karena teknologi produksi yang dikuasai
masih rendah dan hanya mengandalkan
caracara tradisional untuk mengolah sumber
daya yang ada.

Rendahnya Laju Pertumbuhan Penduduk


Ciri kependudukan di negara maju adalah
rendahnya laju pertumbuhan penduduk. Hal
ini ditandai oleh rendahnya angka kelahiran
dan rendahnya angka kematian bayi.
Keadaan ini ditunjang oleh tingginya
kesadaran tentang perencanaan keluarga,
kemajuan fasilitas kesehatan, penundaan usia
nikah, dan tingginya partisipasi wanita dalam
dunia kerja.

Tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk


Kondisi kependudukan di negara berkembang
ditandai dengan tingkat kelahiran dan tingkat
kematian bayi yang tinggi. Tingkat kelahiran
yang tinggi ini dipengaruhi oleh kurangnya
kesadaran tentang perencanaan keluarga,
pernikahan usia dini, terbatasnya peran wanita
dalam dunia kerja, dan kepercayaan bahwa
banyak anak banyak rezeki.

Tingginya Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan masyarakat di negara
maju sudah sangat tinggi. Hampir seluruh
penduduk bisa membaca dan menulis (melek
huruf). Pemerintah mampu memberikan
jaminan pendidikan dasar gratis kepada
seluruh lapisan masyarakat. Fasilitas
pendidikan di negara maju juga tersedia
lengkap.

Rendahnya
Tingkat
Kesehatan
dan
Pendidikan
Tingkat kesehatan dan pendidikan di negara
berkembang masih sangat rendah. Hal ini
terlihat dari terbatasnya fasilitas kesehatan dan
pendidikan bagi pembangunan sumber daya
manusia.
Pemerintah
belum
mampu
menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan
secara merata bagi seluruh masyarakat.

Negara terbelakang
Negara Terbelakang adalah negara tidak mampu berdiri sendiri karena tidak memiliki
sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan tingkat perekonomian negaranya

sehingga dapat memengaruhi keadaan kehidupan masyarakat di negaranya. [1] Selain itu, negara
terbelakang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan terjadi hampir di seluruh wilayah
negaranya.[1] Menurut Paul Hoffman, menggambarkan keadaan suatu negara terbelakang dalam
suatu ungkapan sebagai berikut: setiap orang dapat memahami suatu negara terbelakang apabila
ia melihatnya.[2] Ia adalah suatu negara yang ditandai oleh kemiskinan, kota yang dipadati oleh
pengemis dan penduduk desa yang sulit untuk mencari nafkah di kampung halamannya sendiri.
[2]
Ia adalah suatu negara yang jarang memiliki suatu industri, seringkali dengan persediaan
tenaga dan listrik yang tidak memadai.[2] Negara seperti itu biasanya tidak memiliki jalan raya
dan jalan kereta api yang cukup, pemerintah belum dapat memberikan pelayanan yang memadai
dan komunikasi yang ada biasanya buruk.[2] Rumah sakit dan lembaga pendidikan tinggi sangat
sedikit.[2]
Daftar Negara Terbelakang di Dunia[sunting | sunting sumber]
1.

. Malawi, Afrika Selatan[3]

2.

. Somalia, Afrika Timur[3]

3.

. Comoros, Afrika Selatan[3]

4.

. Kepulauan Solomon, kelompok pulau di Samudra Pasifik Selatan[3]

5.

. Kongo, Afrika Tengah[3]

6.

. Burundi, Afrika Tengah[3]

7.

. Timor Timur / Timor-Leste, Asia Tenggara[3]

8.

. Tanzania, Afrika Timur[3]

9.

. Afganistan, Asia Selatan[3]

10.

. Yaman, Timur Tengah[3]

Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh [1] [2] atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan
dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi
pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan
Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan
tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak
langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek
sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan)
tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
Sudut pandang kekuasaan
Kekuasaan bersifat positif[sunting | sunting sumber]
merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau
kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan
sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.
Kekuasaan bersifat Negatif[sunting | sunting sumber]
Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam
memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh
pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya
pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan
emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa
melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri
kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang
atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan
biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau
golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun
selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif
tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan
sepenuhnya oleh rakyatnya.
Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju kekuasaan
selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai partai politik
berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya mengirimkan
calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif. Dalam pemilihan umum
legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004 maka calon
anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.
Legitimasi kekuasaan[sunting | sunting sumber]
Dalam pemerintahan mempunya makna yang berbeda: "kekuasaan" didefinisikan sebagai
"kemampuan untuk memengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu yang bila tidak

dilakukan", akan tetapi "kewenangan" ini akan mengacu pada klaim legitimasi, pembenaran dan
hak untuk melakukan kekuasaan. Sebagai contoh masyarakat boleh jadi memiliki kekuatan untuk
menghukum para kriminal dengan hukuman mati tanpa sebuah peradilan sedangkan orang-orang
yang beradab percaya pada aturan hukum dan perundangan-undangan dan menganggap bahwa
hanya dalam suatu pengadilan yang menurut ketenttuan hukum yang dapat
memiliki kewenangan untuk memerintahkan sebuah hukuman mati.
Dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial, kekuasaan telah dijadikan subjek penelitian dalam
berbagai empiris pengaturaneluarga (kewenangan orangtua), kelompok-kelompok kecil
(kewenangan kepemimpinan informal), dalam organisasi seperti sekolah, tentara, industri dan
birokrat (birokrasi dalam organisasi pemerintah) dan masyarakat luas atau organisasi inklusif,
mulai dari masyarakat yang paling primitif sampai dengan negara, bangsa-bangsa modern atau
organisasi (kewenangan politik).
Sifat kekuasaan[sunting | sunting sumber]
Kekuasaan cenderung korup adalah ungkapan yang sering kita dengar, atau dalam
bahasa Inggrisnya adalah Power tends to corrupct. Kekuasaan dapat dikatakan melekat pada
jabatan ataupun pada diri orang tersebut, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Position
Power, kekuasaan yang melekat pada posisi seseorang dalam sebuah organisasi. 2. Personal
Power, kekuasaan yang berada pada pribadi orang tersebut sebagai hubungan sosialnya.
French & Raven mengatakan bahwa ada lima jenis kekuasaan: 1. Kekuasaan memberi
penghargaan. 2. Kekuasaan yang memaksa 3. Kekuasaan yang sah. 4. Kekuasaan memberi
referensi. 5. Kekuasaan ahli Sumber kekuasaan bila dikaitkan dg kegunaan, maka sbb: 1.Militer
& utk mengendalikan tanah, buruh, kekayaan utk mengendalikan kekerasan dan kriminal
2.Ekonomi Polisi & utk mempertahankan, mengubah, utk pengambilan keputusan 4.Hukum
produksi 3.Politik & melancarkan int utk mempertahankan sistem kepercayaan / nilainilaieraksi 5.Tradisi
Pengertian Konflik
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern)
maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad
perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension), atau munculnya
kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih.
Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana
pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu
tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing. Substantive conflicts merupakan perselisihan
yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi
kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan.

Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik,
takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait
dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi,
penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi
kambing hitam.
Seorang wirausahaan harus memandang sebuah persoalan dari berbagai sudut dan
mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan
mengurangi jumlah pilihan masalahnya, maka wirausahawan harus memperimbangkan
masalahnya agar menjadi luas dan mendalam. Jika wirausaha meninjau lagi pemecahan masalah
yang mungkin terkait di dalam, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan
pemecahan masalah lainnya dapat dikesampingkan. Berikut ini beberapa kriteria yang mungkin
sangat berguna jika seorang wirausahawan ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang
diusulkan.
1.
Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik?
2.
Apakah pemecahan itu sudah logis?
3.
Apakah persoalan-persoalan tambahan yang timbul dapat diselesaikan dengan
baik?
Permasalahan yang dihadapi oleh oleh para wirausahawan hendaknya aktual dan menarik
serta mengandung beberapa kemungkinan tindakan, di antara beberapa alternatif pemecahan
masalah, salah satunya cara penerapan Teori Dewey tentang berpikir positif, bahwa seorang
wirausahawan hendaknya:
1.
tidak merasa bimbang, bingung, dan kesulitan;
2.
merumuskan masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi kebimbangan
tersebut;
3.
menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan
cara pemecahan masalah;
4.
mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan terbaik;
5.
mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta yang valid.
6. Pengertian Islah (Perdamaian)Islah adalah usaha untuk memperbaiki hubungan
diantara manusia yang bersengketa (perdamaian). Menurut Prof. T.M. Hasbi as Shiddiqy
pengertian islah yaitu mengulurkan tali yang kuat dan kukuh antara manusia,
teristimewa antara mereka yang timbul diantaranya persengketaan, baik mengenai
urusan darah (jiwa) maupun urusan harta, dan kehormatan ataupun urusan politik dan
taktik perjuangan. Allah SWT memberikan petunjuk pelaksanaan islah melalui
firmannya. Lihat Al-Quran online di google
7. Artinya : Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian

terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai
surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya
menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berlaku adil. (QS Al hujurat : 9)
Pengertian Perdamaian Dunia
perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan. Kedua,
perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang
kreatif berlangsung secara tanpa kekerasan.
Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga merupakan suatu proses kreatif tanpa
kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase perkembangan) suatu konflik. Umumnya
pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada tindakan yang dilakukan secara fisik dan
mempunyai akibat secara langsung. Batasan seperti ini terlalu minimalistis karena rujukannya
berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik semata.
Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ. Perdamaian bukan
sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti kekerasan. Lebih jauh dari itu
perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan. Perdamaian dunia tidak
akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus
harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif non-kekerasan
terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang
seimbang dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi sama-sama sederajat
dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan,
kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.
Negara yang lebih baik. Ini tentu menjadi PR untuk bangsa Indonesia khususnya dan
seluruh Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.
Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-benar
terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus ada
upaya-upaya nyata yang kita lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru dunia. Selama
ini memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna menciptakan
perdamaian dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu butir-butir kesepakatan atau
semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan demi
mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:
1.

Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)


Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat
ataupun sebuah Negara. Jika tidak akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui

budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari
masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu
Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan
perdamaian disana. Pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam
mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
2.

Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi


Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait masalah
kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya
perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan
konflik dan kekerasan di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya
akan tidak perduli atas isu dan seruan perdamaian. Jangankan memikirkan perdamaian
dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah, begitu fikir mereka yang
kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh
masyarakat dan Negara di dunia ini.

3.

Melalui Pendekatan Politik


Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum cukup efektif untuk
mewujudkan perdamaian dunia. Perlu adanya campur tangan politik, dalam artian ada agenda
politik yang menekankan dan menyerukan terwujudnya perdamaian dunia. Terlebih lagi bagi
Negara-negara maju dan adidaya yang memiliki power atau pengaruh dimata dunia. Negaranegara maju pada saat-saat tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk melakukan
sedikit penekanan pada Negara-negara yang saling berkonflik agar bersedia berdamai
kembali. Bukan justru membuat situasi semakin panas, dengan niatan agar persenjataan
mereka terus dibeli.

4.

Melalui Pendekatan Religius (Agama)


Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan adanya
perdamaian. Sebab saya kira tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan, kekerasan
ataupun peperangan. Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang diantaranaya kepedulian
dan perdamaian. Maka dari itu setiap kita yang mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu
harus memiliki kepedulian dalam turut serta mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun
di kancah dunia. Para tokoh agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di
masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.
Di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak kita telah menemukan masalah-masalah
yang terjadi dan sering menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang kurang
memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar terjadi perdamaian dunia adalah

kesadaran dari diri sendiri dan pemikiran, perbuatan yang tidak semena-mena agar tidak
terjadi kesalahpahaman dan konflik atau keributan di tengah masyarakat.
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan berjuang
demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah, tidak egois dan selalu
menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk kepentingan kita sendiri tanpa memikirkan
dampaknya terhadap orang lain, kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan baik. Dari
kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa terbentuknya perdamaian. Setelah
terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah kita
dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita. Contohnya dengan :
Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.
Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku, adat-istiadat, agama,
ras, dan status sosial.
Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama dengan baik,
sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.

D.

Partisipasi Indonesia bagi Perdamaian Dunia

Tidak hanya lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia antara lain
ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang lainnya,
Indonesia juga peran serta Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian merupakan amanat
Pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Disisi lain, konstelasi perubahan dunia
akan selalu berpengaruh terhadap kelangsungan bangsa negara Indonesia.
Dunia yang aman dan damai tentu saja menjadi harapan semua umat manusia termasuk
bangsa Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang termasuk lima besar dunia,
sudah sepantasnya bangsa Indonesia turut memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dunia.
Peran serta Indonesia dalam kancah pemeliharaan perdamaian dunia memang sudah bukan hal
yang baru.
Sesuai amanat konstitusi, sejak dekade awal kemerdekaan, Indonesia sudah mengirimkan
personelnya untuk terlibat aktif melaksanakan ketertiban dunia melalui berbagai misi perdamaian
dibawah bendera Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam
misi perdamaian dunia telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan
perkembangan lingkungan strategis serta komitmen bangsa untuk lebih proaktif dalam

menyikapi konflik yang terjadi. Kiprah dan profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang
tergabung dalam Kontingen Garuda maupun civilian experts telah menjadi bukti nyata bahwa
bangsa Indonesia telah mendapatkan kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut.
Dengan tidak mengurangi apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts Indonesia yang saat ini
bertugas di misi PBB, tulisan ini hanya memberikan gambaran tentang kiprah TNI dalam
keterlibatan dan dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap menuju peacekeeper
kelas dunia.

Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi sebagian
bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan perang dingin yang ditandai
pembubaran Uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia bebas dari konflik bersenjata.
Perang besar antara kedua negara raksasa AS dengan US memang tidak terjadi, namun
perang kecil dan konflik justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah Balkan, Baltik dan bekas
Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis konflik lain terus berkecamuk.
Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian sekaligus upaya yang serius
diharapkan oleh banyak negara. Oleh karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sebagai
organisasi internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan yang dinamakan Dewan
Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga
perdamaian dan keamanan antar negara.
Untuk menjaga perdamaian dikawasan konflik, PBB membentuk pasukan perdamaian
dalam rangka Operasi Pemeliharaan Perdamaian (OPP). Beberapa contoh pasukan perdamaian
tersebut, sebagai berikut :
a.

ICCS (International Commission For Control and Supervision), yaitu pasukan perdamaian
PBB untuk perdamaian Vietnam Selatan.

b.

UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), yaitu pasukan perdamaian PBB
sebagai pengawas pertikaian senjata.

c.

UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk Timur
Tengah, Korea Utara, dan Korsel.

d. UNFICYP (United Nations Peace Keeping Force in Cyprus), yaitu pasukan perdamaian PBB
untuk perdamaian di Cyprus.
e.

UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and Pakistan), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian India dan Pakistan.

f.

UNOC (United Nastions Operations for Congo), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk
Kongo.

g.

UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization In Palestine), yaitu pasukan


perdamaian PBB untuk Palestina.

h.

UNCRO (United Nations Confidence Restorations Operation), yaitu pasukan perdamaian


PBB di Kroasia.

i.

UNPROFOR (United Nations Protection Forces), yaitu pasukan perdamaian PBB di Bosnia
Herzegovina.

j.

UNPREDEF (United Preventive Deployment Force), yaitu pasukan perdamaian PBB di


FYROM (Macedonia).

k.

UNMIL (United Nations Mission in Liberia), yaitu pasukan perdamaian PBB di Liberia.

Peran aktif Indonesia di dunia Internasional dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia
dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan politik, bantuan kemanusiaan maupun peranannya baik
dalam bentuk sebagai pengamat militer, staf militer atau Kontingen Satgas operasi pemeliharaan
perdamaian sebagai duta bangsa di bawah bendera PBB. Keikutsertaan Indonesia dalam upaya
perdamaian dunia adalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian. Keikutsertaan Indonesia
dalam operasi pemeliharaan perdamaian sudah dimulai sejak tahun 1957. Pasukan perdamaian
dari Indonesia dikenal dengan nama Kontigen Garuda atau Konga. Sejak tahun 1967 sampai saat
ini Garuda Indonesia telah diterjunkan keberbagai kawasan konflik bergabung dengan pasukan
perdamaian PBB.
Kontigen Garuda 1 diterjunkan ke Mesir pada tanggal 8 Januari 1957. Adapun samapai
sekarang ini Kontigen Garuda XIIA terakhir kali diterjunkan ke Libanon sebagai bagian dari
UNFIL ( Pasukan Perdamaian PBB di Libanon ) pada September 2006.
Selain keikutsertaan melalui Kontingen Garuda dalam operasi pemeliharaan PBB,
Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Sampai saat ini, Indonesia
sudah 3 (tiga) kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu :
1.

Keanggotaan Pertama Periode 1973 1974.

2.

Keanggotaan Kedua Periode 1995 1996.

3.

Keanggotaan Ketiga Periode 2007 2008.

Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini merupakan
cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan sumbangan Indonesia selama
ini dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian baik pada tingkat kawasan maupun
global. Peran dan kontribusi Indonesia tersebut mencakup antara lain keterlibatan pasukan
Indonesia di berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957, upaya perdamaian di
kawasan seperti Kamboja dan Filipina Selatan, dalam konteks ASEAN ikut serta menciptakan

tatanan kawasan dibidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif diberbagai forum
pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.
Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan mengemban kepercayaan
masyarakat internasional untuk berpatisipasi menjadi Dewan Keamanan sebagai badan yang
efektif untuk menghadapi tantangan tantangan global dibidang perdamaian dan keamanan saat
ini.
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya dibidang
diplomasi untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV, yang memandatkan
Indonesia untuk turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
BERPIKIR GLOBAL, Tapi BERTINDAK LOKAL...
Saya percaya, hampir semua orang diantara kita, pasti sering berbicara mengenai " era
globalisasi". Saya juga punya banyak rekan dan relasi, para manajer, bahkan para CEO
dan Owner perusahaan, yang ketika saya tanyakan ke mana gerangan mereka berharap masa
depan pertumbuhan usahanya akan muncul? Wah...mereka berbicara dengan penuh semangat
tentang "pasar global".
Yaa, Pasar Global Konsep ini memang memiliki daya pikat yang luar biasa prima. Terdapat
miliaran pelanggan potensial di luar sana. Produk atau jasa yang sukses di dalam negeri,
seharusnya memiliki daya jual yang bagus pula di dunia, setujukah Anda? Tetapi, sebenarnya
tidak juga. Tidak selalu yang sukses di dalam negeri, pasti juga sukses di luar negeri atau di
dunia. Ini seperti yang sudah banyak dirasakan oleh sebagian perusahaan relasi saya, dari
berbagai "curhat bisnis" yang sempat saya dengarkan.
Perlu saya garis bawahi di sini adalah, penting bagi Anda untuk bisa membedakan antaraPasar
INTERNASIONAL dan Pasar GLOBAL. Pasar "Internasional" lebih mengacu pada aktivitas
luar perbatasan di antara bangsa, dan biasanya bersifat bilateral, misalnya tukar-menukar barang.
Sedangkan Pasar "Global" memberikan kesan seakan-akan itu sebuah Pasar "Tunggal", yang
beroperasi di seberang perbatasan nasional.
Memahami perbedaan ini memang penting. Sebab, agar Ekonomi Global...Pasar
Global...Pasar Tunggal, satu pasar dapat berfungsi, maka harus ada perdaganganBEBAS
TOTAL di antara bangsa-bangsa, di antara negara-negara, termasuk Indonesia ini. Dalam
kenyataannya, sungguh masih sangat banyak macam hambatan yang "menakutkan" untuk
mewujudkan pasar "global" ini. Sudah siapkah Anda?
Seingat saya, gagasan tentang "globalisasi" ini sudah didengung-dengungkan, dan sudah
dijajakan ke se-antero dunia oleh para pakar teori, sejak bertahun-tahun yang lalu. Berbagai
macam argumentasi mereka, sebagian besar sudah kita ketahui. Diantaranya adalah persetujuan
dagang yang mengharuskan setiap negara untuk mengurangi "proteksionisme", arus modal yang
bisa melaju secara lebih bebas masuk ke dalam negeri, dan keluar seberang perbatasan. Lalu,
perusahaan besar dan kuat beroperasi di banyak negara berbeda. Sekali lagi, sudah siapkah
Anda?

Pengertian "globalisasi" ini, seakan-akan menunjukkan, bahwa kebutuhan dan keinginan


dunia telah dihomogenisasikan! Apakah sudah benar demikian? Tentu saja tidak. Ini jauh dari
kebenaran yang bisa diterima. Fakta bahwa kita mampu mengemudikan mobil yang sama,
mempunyai kartu kredit yang sama, membeli soft drink yang sama, menggunakan merek telpon
seluler yang sama, browsing dengan browser internet yang sama, dan lain sebagainya...
itu tidak harus berarti bahwa sekarang telah ada "pusat perbelanjaan global", dimana setiap orang
membeli barang yang sama.
Perlu dipahami di sini adalah, orang juga terus memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berbeda. Konsumen masa kini memiliki pilihan yang lebih luas daripada sebelumnya. Mereka ini
tidak dapat dipaksa untuk menggunakan barang yang sama, kecuali kalau diberikan secara gratis
kali...hehehe... Bahkan, jika Anda lihat, cukup banyak bukti bahwa kita ini sedang bergerak ke
arah yang berlawanan!
Dalam situasi ekonomi yang sangat maju seperti sekarang ini, konsumen lebih banyak
menuntut "individualisasi" dan pembuatan menurut pesanan, dan...secara positif menghindari
barang dan jasa tertentu yang sejenis. Mereka ini menginginkan "ke-bhinekaan", dan bukan
"ke-samaan".
Banyak orang diantara kita, yang sering memperbincangkan "era globalisasi" seakanakan kawasan-kawasan luas di dunia ini identik semuanya. Lebih parah lagi, ada diantara kita
yang begitu yakin "berkiblat" untuk menyerupai negara maju tertentu, sehingga mereka ini
menganggap bahwa jaringan informasi akan memungkinkan mereka untuk "berpikir secara
global" dalam kenyamanan di kantor mereka. Sehingga, mereka menganggap dapat menentukan
harga untuk pasar lain tanpa melakukan administrasi yang sesuai. Dan, pada akhirnya mereka
terkejut setelah melihat, bahwa "penjualan global" mereka tidak berhasil...GAGAL.
Nah, dalam skala yang lebih kecil, cukup banyak bukti, bahwa gagasan-gagasan bisnis
yang sangat berhasil dengan baik di sebuah daerah tertentu, ternyata tidak bisa diterima begitu
saja saat diterapkan di daerah lainnya.
Inilah maksud saya, yang perlu Anda mengerti, yaitu bahwa meskipun ada sejumlah
JUDUL yang terkenal dalam skala nasional, mereka ini masih tetap terlampaui oleh suatu
PUBLIKASI LOKAL...dan memang sangat diperlukan suatu promosi bisnis di tingkat lokal.
Publikasi secara nasional, mungkin saja memang diperlukan. Tetapi menurut saya, adalah
lebih baik dan mengena jika kita melakukan publikasi secara lokal, dengan mempertimbangkan
segi tradisi dan budaya setempat, dimana bisnis kita sedang dijalankan.
Situasi dan kondisi masyarakat di Propinsi Jawa Timur, pasti berbeda dengan Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali atau propinsi lainnya. Hal
yang sama juga berlaku, jika Anda akan mengembangkan bisnis sampai ke berbagai manca
negara. Lebih baik dan mengena lagi, jika kita membuat publikasi bisnis kita yang sesuai dengan
setiap kota tempat bisnis kita berada.
Inilah sebuah pemikiran paling sukses dalam mengembangkan bisnis. BERPIKIRLAH
GLOBAL, dan BERTINDAKLAH LOKAL. Maknailah hal ini secara luas dengan
membuka pikiran anda. Rekrutlah orang-orang yang mengenal dan paham pasar bisnis di
daerahnya, dan yang mampu menciptakan dan mengembangkannya bagi Anda. Jangan
menempatkan pegawai yang selalu bersikap menerka-nerka, beralasan, dan sering bergegas
pulang ke rumah!

Yang juga penting untuk Anda ketahui di sini adalah, bahwa sangat tidak masuk akal, jika
pemerintah-pemerintah di dunia termasuk Indonesia; akan membiarkan pasar-pasar mereka
dibanjiri oleh barang-barang impor luar negeri.
Salah satu hambatan paling nyata bagi terciptanya "pasar global" adalah, begitu banyak
pemerintahan; khususnya di negara berkembang seperti Indonesia ini, yang memandang perlu
untuk memberlakukan "hambatan-hambatan" yang menakutkan, seperti bea impor, kuota, kontrol
tukar-menukar, dan berbagai peraturan yang sengaja dirancang untuk melindungi industri, bisnis,
dan pekerjaan lokal.
Bahkan di negeri tercinta ini, sudah ada nuansa KEBANGGAAN NASIONAL, yang
digabungkan dengan TEKAD untuk tidak bisa dijadikan "bulan-bulanan" oleh perusahaan
multinasional! Oleh sebab itu, Anda juga tidak masuk akal, jika Anda merasa belum siap
menghadapi "pasar global".
Saya ingatkan lagi, yang terpenting di sini adalah: "Berpikirlah secara Global, tetapi
Bertindaklah secara Lokal". Maka Anda akan siap menyambut "pertarungan" bisnis Anda di
dunia bisnis internasional, dan memenanginya.
Wah... saya jadi ingat slogan dari HSBC (The Hongkong and Shanghai Banking Corp) di
Indonesia, yaitu: "Bank Dunia Bertradisi Anda". Ini juga mengartikan, bahwa Bank ini telah
berpikir global, tapi bertindak lokal.
Tantangan Masuknya Budaya Asing ke Dalam Masyarakat Masuknya unsur-unsur asing
yang diadopsi oleh masyarakat indonesia dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup,
gaya hidup, sikap, dan dan pikiran, hal ini merupakan salah satu akibat dari adanya keterbukaan
dan hubungan dengan bangsa lain. Adanya globalisasi dan komunikasi yang semakin terbuka,
hubungan antar bangsa semakin mudah selain berdampak positif juga berdampak negatif.
Dimana nilai-nilai sosial budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita ikut masuk
dalam kebudayaan bangsa, akibatnya akan mempengaruhi pola pikir, sikap hidup, dan perbuatan
kita. Sejalan dengan itu, nilai-nilai sosial budaya yang belum sesuai dengan nilai budaya bangsa
indonesia juga dapat ikut diserap.
PROSES, ASPEK DAN DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA
1. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari global dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
berartisecara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata. Dalam keadaan global, tentu apa saja dapat masuk sehingga sulit untuk disaring
atau dikontrol. Terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, makna globalisasi memiliki
dimensi luas dan kompleks yaitu bagaimana suatu negara yang memiliki batas-batas teritorial
dan kedaulatan tidak akan berdaya untuk menepis penerobosan informasi, komunikasi dan
transportasi yang dilakukan oleh masyarakat di luar perbatasan.
Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya
keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibattranskulturasi dan
perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran
budaya dan ekonomi internasional.

Demikian pula pendapat beragam yang dikemukakan para ahli berkaitan dengan konsep
Globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.

a. Malcolm Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada
keadaan sosial-budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam kesadaran orang.
1.
b. Emmanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat
yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan
persatuan dunia.
1.
c. Thomas L. Friedman
Globalisasi memiliki Dimensi Ideologi dan Teknologi. Dimensi Ideologi, yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan Dimensi Teknologi adalah teknologi informasi yang
telah menyatukan dunia.
1.
d. Princeton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan
hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
1.
e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup
globalisasi terhadap institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia
dan pergerakan wanita.
1.
Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi, antara lain globalisasi informasi
seperti berita, televisi dan bahan siaran. Demikian juga dalam bidang ekonomi (perdagangan),
teknologi, wawasan, perilaku dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Dalam perkembangan global
lainnya (global trens), misalnya dalam bidang kependudukan (migrasi dan lapangan kerja
internasional), gejala lingkungan hidup (pemanasan global), gaya hidup, serta politik ekonomi
seperti munculnya masyarakat ekonomi, wilayah pertumubhan lintas negara (APEC, AFTA,
SIJORI, dan sebagainya).
Berikut ini beberapa segi perkembangan bidang kehidupan, terkait dengan proses globalisasi
yang mempunyai dampak luas terhadap masyarakat internasional.
No Subyek Proses
1.

Globalisasi
Informasi

Indikator Globalisasi

Contoh/Keterangan

Penunjang arus informasi globalPeristiwa


melaui siaran televisi baik langsunggempatsunami yang
(melalui satelit) maupun tidak lang-melanda kawasan ASIA
pada
tanggal
26
sung (melalui paket siaran).
Semakin dinamis dan cepat,Desember 2004, dalam
misalnya berita yang disiarkanwaktu singkat dapat
pada realtime (dari tempat kejadiandisiarkan langsung oleh
saat peristiwa terjadi) sehinggastasiun swasta Metro TV.
langsung
dapat
dikomunikasikan
kepada masyarakat internasional.
Bila ada pergolakan atau
keputusan pemerintah di satu belahan

dunia, dapat berpengaruh terhadap


lonjakan kurs mata uang, demonstrasi,
aksi protes, dan sebagainya.
2.

Globalisasi

Telekomu-nikasi

Kemajuan pesat dalam teknologiMelalui internet,


kita
komunikasi dan informasi dalamdapat meminta, mengobentuksibernetik 3K
(komunikasi,lah dan memanipulasi
segala
informasi
di
komputer dan kendali).
Terbentuknya
jaringanmanapun kita berada
komunikasi global yang mempudalam berbagai bentuk
suara,
memberikan pelayanan digital terpadu(alfanumerik,
warna,
gerak,
hardcopy,
(broadband integrated service digital
network) yang sekarang ini dimulaidan lain-lain).
dengan internet.

3.

Komunitas
Global

Perubahan
nilai-nilai
padaMemunculkan
kelommasyara-kat akibat arus informasi,pok spesialis manusia
misalnya dalam hal musik, pasar modalglobal di suatu bidang
yang
lebih
dan uang, bursa komoditi, pertaruhantertentu
mengenal kelompoknya
dan sebagainya.
o
Adanya informasi yangdi luar negeri dari pada di
berlangsung selama 24 jam sehari,negaranya sendiri.
merangsang
tindakan instant dari
peminatnya tanpa peduli waktu dan
tempat.
o
Berkembangnya
informasi seperti majalah,newsletter,
berita faksimil, penerbitan elektronik
dan sebagai-nya yang terbatas pada
profesi tetentu yang membutuhkan
perkem-bangan mutakhir setiap ada
perubahan bidang tersebut.

4.

Peledakan
Informasi

Kemajuan iptek dan arusMenurut para ahli, bahwa


yang
komuni-kasi global yang makininformasi
canggih, cepat dan berkapasitas tinggi. dihasilkan dalam 30
o
Laju pertumbuhan dantahun terakhir lebih
akumulasi
pengetahuan
sertabanyak dari produksi
informasi meningkat sangat cepat5000 tahun sebelum-nya.
secara tajam (eksponensial ).

5.

Kecemasan
Informasi

Kompleksitas informasi baikCepat


berkembangnya
jenis, jumlah, maupun kualitasnyaisu-isu tertentu yang
yang berkembang disegala bidangbelum jelas sumbernya,
termasuk juga informasi yang tidaknamun sudah dipercaya
menjadi masalah aktual,
berguna (limbah).
Orang berlomba-lomba mengum-misalnya : terorisme,

pulkan sebanyak-banyaknya infor-wabah penyakit, dll.


masi, meskipun pada akhirnya tidak
mampu mengelola dengan cepat dan
tepat.
6.

Masyrakat
Informasi

Terjadinya
perkembanganDi negara-negara maju,
struktur ekonomi negara maju, yaitumasyarakat miskin sulit
dari masyarakat industri ke masyarakatbersaing dalam memperoleh pekerjaan yang
informasi.
o
Sektor
informasilayak, mereka lebih
mengerjakan
memainkan
peranan
terbesarbanyak
pekerjaan
dengan
3 D
dibanding sektor industri dan
(dark, dirty, dan danger)
pertanian.
o
Dalam
konteks
pembangunan, teknologi informasi
merupakan pisau bermata dua Dari
satu sisi, dapat memacu pertumbuhan
dan kema-juan. Tetapi dari segi lain,
dapat pula menimbulkan serta
memperbesar ke-senjangan sosial
seraya
menghambat
upaya
pemerataan.

1.
3. Fenomena Globalisasi
Fenomena globalisasi yang sedang dihadapkan oleh umat manusia semenjak abad ke-20 dapat
ditandai oleh beberapa hal, di antaranya adalah :
1.

Arus Etnis ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran, turis,
pengungsi, tenaga kerja dan pendatang. Arus manusia ini telah melewati batas-batas
teritorial negara.
2.
Arus Teknologi ditandai dengan mobilitas teknologi, munculnya multinational
corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batas-batas
negara.
3.
Arus Keuangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi,
pembelian melalui internet penyimpanan uang di bank asing.
4.
Arus Media yang ditandai dengan makin kuatnya mobilitas informasi, baik melalui
media cetak maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di
hadapan kita karena cepatnya informasi.
5.
Arus Ide yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu negara.
Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat internasional.
Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di suatu wilayah nasional
negara.
Berdasarkan fenomena yang nampak pada globalisasi, dapat dijumpai adanya tanda-tanda yang
dapat kita rasakan di dalam kehidupan sehar-hari tentang globalisasi sebagai berikut :
1.

Meningkatnya perdagangan global.

2.

Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri.

3.

Meningkatnya aliran data lintas batas, seperti penggunaan internet, satelit komunikasi dan
telepon.

4.

Adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para penjahat perang di Mahkamah
Kejahatan Internasional (International Criminal Court), dan adanya gerakan untuk
menyerukan keadilan internasional.
5.
Meningkatnya pertukaran budaya (cultural exchange) internasional, misalnya melalui
ekspor film-film Hollywood and Bollywood.
6.
Menyebarluasnya paham multikulturalisme dan semakin besarnya akses individu
terhadap berbagai macam budaya.
7.

Meningkatnya perjalanan dan turisme lintas negara.

8.

Berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global.

9.

Berkembangnya sistem keuangan global.

10.

Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan


multinasional.

11.

Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang


berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.

1.

3. Aspek-Aspek Globalisasi
1.
a. Aspek Ekonomi
Mengacu kepada makin menyatunya unit-unit ekonomi di dunia ke dalam satu unit ekonomi
dunia.
1.
b. Aspek Kebudayaan dan Keagamaan
Mengacu kepada gagasan-gagasan baru yang datang dari seluruh dunia, terutama masyarakat
negara maju yang berangsur-angsur mengubah pola gagasan budaya dan agama asli suatu
bangsa.
1.
c. Aspek Tekhnologi
Adanya perkembangan teknologi informasi yang pada akhirnya menyatukan dunia menjadi
sebuah tempat tanpa batas.
1.
d. Aspek Demografi
Merujuk kepada penghijrahan manusia yang berlaku sehingga merubah pola demografi sebuah
negara.
1.
Trens Era Globalisasi
Era globalisasi yang akan terus berlanjut dalam abad 21, pada mulanya merupakan wujud
perubahan dan perkembangan sistem informasi, telekomunikasi serta transportasi dengan
fenomena yaitu dapat mempersingkat jarak dalam hubungan antar negara atau antar wilayah
dalam batas ruang dan waktu. Dalam perkembangan demikian, telah dimungkinkan oleh
terjadinya kemajuan-kemajuan yang cepat dan menakjubkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek).

Tentu saja kemajuan-kemajuan Iptek tersebut dapat dicapai berkat adanya kemampuan ekonomi
dunia melalui aliran modal tanpa batas untuk mendukungnya. Sebagaimana yang sedang kita
saksikan, adanya keterkaitan antara kedua faktor Iptek dan kemampuan ekonomi ini telah
menimbulkan perubahan-perubahan yang cepat dan luar biasa di seantero dunia, serta tingkat
kompetisi yang tinggi, dan tidak terkecuali pada masyarakat Indonesia.
Adapun beberapa trens tentang globalisasi, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala
bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan
ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
2.
Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai
produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negaranegara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak
perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk
barang jadi.
3.
Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar
bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara
berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu
pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun
dunia usaha.
4.
Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia
industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan
segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi
sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas
dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
5.
Global dan Kompleks, yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah
terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks.
Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran
yang integrated dan komprehensif.
1.
Tantangan Globalisasi
Tantangan nyata pada era globalisasi adalah semakin kompleksnya berbagai bidang kehidupan
karena adanya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi yang membawa pengaruh
terhadap berbagai nilai dan wawasan masyarakat internasional. Tantangan globalisasi yang
mendasar dan akan dihadapi, antara lain sebagai berikut :
1.

Sikap Individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan kepentingan diri


sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solideritas dan kesetiakawanan sosial,
musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.
2.
Apresiasi Generasi Muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah melupakan para
pejuang dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru yaitu lebih tahu dan mengidolakan
artis, bintang-bintang film, pemain sepak bola asing yang ditiru dengan segala macam
aksesorisnya.
3.
Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya, yaitu banyaknya masyarakat yang sudah
acuh tak acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka sudah tidak tertarik lagi
untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersikap kritis dalam operasionalnya dengan
cara membanding-bandingkan dengan ideologi lain yang dianggapnya lebih baik.

4.

Diversifikasi Masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok masyarakat dengan


profesi tertentu yang terus berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan guna mencapai
tingkat kesejahteraan yang bertaraf internasional (mengglobal).
1.
Keterbukaan Yang Lebih Tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah yang lebih mengedepankan pendekatan dialogis,
demokratisasi, supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas, efektif dan efisien.

1.
6. Pelaku Atau Subjek Globalisasi
Para pelaku atau subjek dari globalisasi yang berperan dalam tumbuh-kembangnya tatanan dunia
global, dapat digambarkan sebagai berikut :
1.

2.
3.

4.

5.

1.

Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis, yaitu negara-negara besar dan negaranegara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara- negara yang kuat
dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung
dengan negara lain, dan lain sebagainya.
Organisasi-organisasi antar pemerintah (IGO atau International-Governmental
Organizations), seperti ASEAN, NATO, Europian Community dan lain sebagainya.
Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporation (MNC)
atauTransnational Corporation atau Global Firms. Perusahaan-perusahaan ini dengan
modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala penjuru
dunia. Pemerintah, pada khususnya negara-negara berkembang merasa perlu mendapatkan
modal dan teknologinya. Fenomena pengaruh George Soros terhadap kebijakan politik
global merupakan contoh dari peran perusahaan internasional dalam percaturan politik
global.
Organisasi internasional atau transnasional yang non pemerintah (INGO,International
Non-Governmental Organizations) seperti Palang Merah Internasional di dirikan tahun
1867, Workingmens Association (Sosialist International) tahun 1860-an, International
Womens League for Peace and Freedom. Organisasi konvensional seperti: Vatikan, Dewan
Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Yang modern seperti Amnesty
International, Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World
Federation
of
United
Nations
Associations, Trans-Parency
International, Worldwatch, Human Rights Watch dan Refugee International. Organisasi
global ini lebih tepat disebut aktivis professional. Pendapat umum dan kebijakan dunia
ternyata banyak sekali dipengaruhi oleh organisasi aktivis ini. Gagasan-gagasan mereka
banyak disalurkan melalui media massa elit dunia, sepertiInternational Herald Tribune, The
Guardian, Times dan The Economist.
Organisasi-organisasi non formal, rahasia dan setengah rahasia. seperti: mafia, teroris,
pembajak,
penyelundup, preman global, tentara bayaran, hacker komputer dan mungkin
juga organisasi semacam Al-Qaeda.

7. Dampak Globalisasi
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat berarti dalam dimensi kehidupan
manusia. Globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat modern.
Pada awalnya ini hanya ada pada tataran ekonomi, namun dalam perkembangannya cenderung
menunjukkan keragaman. Malcolm Watersmengemukakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi proses
globalisasi, yaitu: Globalisasi Ekonomi, Globalisasi Politik dan Globalisasi Budaya.

Dari segi dimensi globalisasi budaya, muncul beberapa jenis space atau lukisan,
seperti :emospace, technospace, finanspace, mediaspace, ideaspace dan sacrispace. Dengan
demikian, universalisasi sistem nilai global yang terjadi dalam dimensi kebudayaan telah
mengaburkan sistem nilai (values system) kehidupan manusia, khususnya pada negara-negara
berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi tahun era pasar bebas. Berikut adalah dampak
globalisasi diberbagai bidang :
1.
Ekonomi, yaitu terbentuknya masyarakat global yang tidak lagi tergantung batas-batas
wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar
bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi
World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
2.
Ideologi, yaitu timbulnya dua ideologi besar yang menguasai dunia (Liberal dan
Sosialis), di mana keduanya saling bertentangan. Ideologi Liberal menganut paham
kebebasan untuk tiap individu merupakan jalan mencapai kebahagiaan, sementara
ideologi Sosialis mengekang kebebasan rakyat untuk mencapai masyarakat yang makmur.
Dengan globalisasi ideologi, berdampak luas terhadap upaya-upaya suatu negara dalam
mewujudkan sistem politik, ekonomi maupun sosial budayanya.
3.
Politik, yaitu pengaruh globalisasi pada sistem politik di berbagai negara yang
berkembang seperti sistem politik demokrasi Liberal, demokrasi Pancasila, Sosialis,
Komunis dan sebagainya. Salah contohnya di Indonesia, yaitu terjadinya dinamika
ketatanegaraan sistem politik yang mula-mula berbentuk demokrasi liberal, kemudian
menjadi demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi demokrasi pancasila yang dianut hingga
sekarang ini.
4.
Hankam, yaitu adanya upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan kedaulatan
negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan
tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu
dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam
bidang hankam, negara Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat,
udara dan laut juga melakukan upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan
nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keaman internasional, juga pernah
mengirim Pasukan Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan Keamanan PBB.
5.
Sosial, yaitu banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan
dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif . Salah satu contoh perubahan di
bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi
perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong
royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang
(instan) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti
nilai-nilai budaya luar yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Dampak Positif

Dampak Negatif

1.

Kemajuan teknologi komunikasi dan 1.


Masuknya nilai budaya luar akan
informasi mempermudah manusia dalam
menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu
berinteraksi.
bangsa dan identitas suatu bangsa.

2.

Kemajuan teknologi komunikasi dan 2.


Eksploitasi alam dan sumber daya lain
informasi mempercepat manusia untuk
akan memuncak karena kebutuhan yang
berhubungandengan manusia lain.

3.

Kemajuan teknologi
informasi
dan
meningkatkan efisiensi.

komunikasi,
makin besar.
transportasi 3.
Dalam bidang ekonomi, berkembang
nilai-nilai konsumerisme dan individual
4.
Mendukung nasionalisme dalam
yang
menggeser
nilai-nilai
sosial
menggalakkan proses integrasi antara
masyarakat.
lain dengan mendobrak etnosentrik.
4.
Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat
5.

Peningkatan mobilitas social dan


pengukuhan kelas menengah.

6.

Komunikasi yang lebih mudah dan


juga murah.
5.

7.

Peluang yang lebih luas bagi manusia


berbagai etnik, bangsa, budaya dan
agama untuk berinteraksi.
6.

manusia nantinya tidak dihargai karena


lebih banyak menggunakan mesin-mesin
berteknologi tinggi.
Timbulnya dominansi negara-negara
maju yang mempunyai kekuatan yang
lebih kuat.
Mengakibatkan erosi terhadap nilainilai tradisi.

7.

Timbul
gejala-gejala
seperti
konsumerisme, materialisme, kendornya
moralitas, dsb.

8.

Pembangunan yang tidak seimbang


dan jurang perbedaan ekonomi yang
semakin melebar antara kawasan-kawasan
di sebuah negara dan antar sektor-sektor
ekonomi.

9.

Masyarakat yang terbentuk lebih tidak


kreatif, kurang bersemangat dan berwatak
hedonistik.

10.

Merebaknya kebiasaan meniru hasilhasil iptek dari negara lain.

Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan diri agar dapat memenangkan arus
globalisasi ini. Tujuannya adalah mendapatkan segi-segi positif dari globalisasi dan mampu
menghindarkan diri dari aspek negative globalisasi. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah
sebagai berikut :
1.

Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.

2.

Pemberian keterampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreativitas dan
kemandirian.
3.
Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai
karya, optimis dan terbuka.
4.

Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.

5.

Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.

1.

8. Isu-isu Internasional Sebagai Dampak Globalisasi


Akibat arus budaya global, isu-isu internasional sekarang ini banyak berpengaruh pada aspek
politik. Pengaruh itu, meliputi isu tentang demokrasi, isu hak asasi manusia dan transparansi
(keterbukaan). Pada aspek sosial budaya, muncul isu tentang perlunya sikap pluralisme dan
pelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi muncul pasar global, sedangkan di bidang
keamanan muncul isu tentang terorisme.Beberapa isu internasional terkait dengan dampak
globalisasi yang paling sering muncul kepermukaan adalah sebagai berikut :
No

Isu-isu
Globalisasi

1.

Demokrasi

Uraian

Paham demokrasi berasaskan bahwa kedaulatanNegara-negara


berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, otoriter umumnya
rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi terkucilkan
dari
negara. Demokrasi sebagai sistem politik haruspergaulan
mengikutsertakan rakyat dalam pengambilaninternasional.
keputusan.
Semua negara ingin disebut sebagai
demokrasi.
Negara-negara
yang
berpemerintahan
demokrasi
atau
melakukan praktek pemerintahan otoriter
dikecam oleh negara lain.

2.

Keterangan

negara
belum
masih
banyak

Hak
AsasiMasalah hak asasi manusia berkaitan erat denganMasalah hak asasi
Manusia
demokrasi. Sekarang ini dunia internasionalmanusia
sudah
sangat memperhatikan penegakan hak asasimerupakan masalah
manusia.
internasional.
Adanya berbagai perang, pertentangan dan konflik
antar bangsa dikarenakan adanya penindasan
terhadap hak asasi manusia dan perilaku
sewenang-wenang.

3.

Transparansi Transparansi atau keterbukaan terutama ditujukanPenyelenggaraan


(keterbukaan) pada penyelenggaraan pemerintahan negara.negara diharapkan
Pemerintahan yang tertutup tidak akan lama berlaku terbuka dan
bertahan sebab kemajuan informasi telah mampu transparan terhadap
menerobos
berbagai
ketertutupan
yangrakyatnya.
disembunyikan pemerintah.
Pemerintahan yang tertutup juga dianggap tidak
demokratis karena tidak ada pertanggungjawaban
publik dan tidak mengikutsertakan rakyat dalam
bernegara. Hal ini bertentangan dengan pesan

demokrasi.
4.

Pelestarian
Lingkungan
Hidup

Ligkungan hidup merupakan isu internasionalTindakan terhadap


yang ditujukan kepada negara-negara. Sekarangperusakan
ini lingkungan hidup yang rusak dapat menjadi lingkungan
selalu
ancaman baru bagi umat manusia.
akan
mendapat
kecaman masyarakat
Negara-negara yang memiliki kekayaan alam daninternasional.
hutan dihimbau untuk serius dalam melestarikan
lingkungan hidup. Misalnya, kebakaran hutan di
Kalimantan bukan hanya merugikan Indonesia
tetapi mengganggu negara-negara tetangga
bahkan mengancam ekosistem dunia.

4.

Pluralisme

Dalam masyarakat global, hubungan antarApabila


suatu
manusia akan semakin intensif dan tidak hanya bangsa memaksamanusia sebangsa, tetapi manusia yang berbedakan nilai budayanya
ras, agama, nilai budaya, bahasa dan adat. Sikapdan
tidak
menghargai keberanekaan perbedaan (pluralisme)menghargai budaya
sangat dibutuhkan.
lain maka hubungan
global akan rusak.

5.

Pasar globalDalam era global, barang, jasa dan produk dariDi wilayah-wilayah
dan
Pesaingberbagai Negara akan masuk dan salingregional
dibentuk
global
berkompetisi dengan produk lokal. Arus keluarpasar
bersama,
masuk barang dan jasa tidak lagi dibatasi.
misalnya di Asia
dengan pemberlakuan AFTA 2003.

1.

C. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BANGSA DAN


NEGARA
1.
Globalisasi di Bidang Ekonomi
Abad 21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi. Hal ini merupakan suatu proses
kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Wujud
nyata globalisasi bidang ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain terjadi
dalam aspek-aspek berikut :
1.

Aspek Produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai negara, dengan
sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh
yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim
usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

2.

Aspek Pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di
semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-Operate-Transfer) bersama
mitrausaha dari manca negara.
3.
Aspek Tenaga Kerja, yaitu suatu perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga
kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf professional diambil dari
tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan atau buruh diperoleh dari
negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan
bebas.
4.
Aspek Jaringan Informasi, yaitu masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain
melalui : televisi, radio, media cetak, dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang
semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang
yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levis, hamburger, dan sebagainya telah
melanda pasar di mana-mana. Akibatnya, selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di
kota ataupun di desa menuju pada selera global.
5.
Aspek Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena
less papers/documentsdalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi
telekomunikasi yang semakin canggih.
Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate) di atas, dapat dikatakan bahwa dampak
globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara melalui
peningkatan volume dan keragaman transaksi antar negara (cross-border capital flows),
pergerakan tenaga kerja (human movement) dan penyebaran teknologi informasi yang cepat.
Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah
merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh (berdampak positif) terhadap
bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate di
Indonesia.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN, perlu melakukan
tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya
dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages. Mencermati kondisi
Indonesia dalam konteks ekonomi global, Sjahrir (2001) mengemukakan bahwa, suasana
internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang
menggembirakan. Untuk itu Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan
ekonomi.
Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai kosekuensi serius, antara
lain:
1.
2.

Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi),


Jumlah pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi
pada kaum intelektual),
3.
Kemiskinan struktural yang semakin memilukan,
4.

Utang yang semakin menggunung baik pada pihak luar negeri maupun dalam negeri dan

5.

Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.

Berikut ini adalah beberapa contoh yang tercipta akibat/dampak globalisasi bidang ekonomi
yaitu :
1.

Coca-cola atau Coke adalah sebuah merk minuman kola yang sangat populer. Dijual di
berbagai restoran, toko dan mesin penjual di seluruh negara. Produsen dari minuman ini
adalah The Coca-Cola Company yang mempunyai merk yang paling dikenal dan paling luas
penjualannya.
2.
McDonalds Corporation adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia.
Sampai pada tahun 2004, McDonalds memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia
dengan jumlah pengunjung rata-rata 17.000 orang per hari per rumah makan.
3.

Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Kantor


pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia dan paling dikenal lewat produk-produk telepon
selularnya.

4.

WTO (Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization) adalah organisasi


internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan aturan
perdagangan di antara anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan
GATT, persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan
internasional. Pada tahun 2005 organisasi ini memiliki 149 negara anggota.
5.
b. Globalisasi di Bidang Ideologi
Globalisasi saat ini bisa dikatakan sebagai bentuk penjajahan model baru yang bisa
mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan kemiskinan suatu bangsa yang tidak mampu
mengimbangi pengaruh atau dampak globalisasi tesebut. Dan hal ini kemungkinan besar bisa
terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang. Sedangkan pengaruh globalisasi bisa
menjanjikan kemakmuran pada negara-negara maju yang menginginkan tercapainya misi negaranegara tersebut dalam mengusung gaya ideologi Kapitalis danLiberalis. Mereka dapat
memasuki wilayah negara yang sedang berkembang dengan mengusung misi kebebasan di
semua aspek yaitu politik, ekonomi dan sosial budaya.
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa pengaruh globalisasi di bidang ekonomi sangat
menguntungkan negara-negara maju, karena dalam upaya memperbaiki ekonomi negaranegara berkembang, terdapat unsur-unsur ideologi yang disusupkan ke dalam suatu negara.
Seperti Amerika Serikat yang berada di balik lembaga bantuan peminjaman seperti IMF dan
Bank Dunia, jika ingin memberikan bantuan maka salah satu persyaratannya harus menerima
prinsip pasar bebas.
Hal ini bagi negara berkembang seperti negara Indonesia akan berakibat hanya dijadikan
negara koloni, yaitu tidak lebih hanya sebagai pasar barang dan tempat pemasaran hasil industri
oleh negara-negara maju.
Karena terdapat unsur keberpihakan pada negara-negara maju, maka pengaruh globalisasi
bagi Indonesia menyebabkan keterpurukan ekonomi yang disebabkan ketidak-mampuan kita
dalam bersaing secara cepat pada hasil-hasil produksi di tanah air. Demikian juga tingkat
ketergantungan kita yang secara tidak sadar telah mengikat secara politik dengan mengusung
prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran liberal
1.

c. Globalisasi di Bidang Politik

Ketika mendengar ungkapan politik global yang ada di benak kita adalah percaturan
perebutan kekuasaan, hegemoni dan pengaruh global antara kekuatan-kekuatan besar di dunia.
Percaturan tersebut kadang berupa proses politik yang melibatkan banyak negara, lembaga
internasional dan kepentingan kelompok tertentu. Percaturan tersebut juga kadang terjadi dengan
diwarnai pertempuran antara kekuatan militer yang menyimpan banyak kepentingan di
belakangnya, seperti kita saksikan dalam pertempuran-pertempuran di Afghanistan dan Irak.
Seperti sebuah negara, dunia global telah mempunyai dinamika politiknya sendiri
Pengaruh globalisasi politik, menimbulkan begitu banyak kepentingan-kepentingan yang
tidak lagi bisa dipenuhi kecuali melalui peran kekuatan global atau melibatkan unsursuprastate.
Terkadang justru kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa terpenuhi kecuali dengan
mengkondisikan eksternal sebagai support kepentingan domestik. Maka globalisasi politik tidak
lain adalah pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya
Para pelaku globalisasi di bidang politik adalah sebagai berikut :
1)
Negara-negara besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara
berkembang, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang kuat
dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan
negara lain.
2)
Organisasi-organisasi antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European
Community dan lain sebagainya.
3)
Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporations (MNC).
Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialismeluaskan
jaringannya ke segala penjuru dunia.
4)
Perusahaan internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti Palang Merah
Internasional, Working Mens Association, dan International Womens League for Peace and
Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional, seperti Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia,
Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern, antara lain : Amnesty International, Green-Peace
International, World Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations
Associations, Trans-Parency International, Worlwatch, Human Rights Watch, dan Refugee
International.
1.
d. Globalisasi di Bidang Sosial-Budaya
Paska jatuhnya kekuasaan orde baru yang kemudian berubah menjadi rezim yang disebut
sebagai era reformasi, kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia cenderung mengalami
krisis sosial yang mengarah pada disintegrasi. Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi sejak
akhir 1997, telah mengakibatkan munculya berbagai krisis lanjutan atau disebut krisis
multidimensi yang mencakup krisis politik, kepercayaan, hukum, sosio-budaya dan sebagainya
dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Salah satu krisis multidimensi dalam bidang sosial budaya, yaitu meluasnya berbagai
modus disorientasi dan dislokasi pada banyak kalangan masyarakat kita. Misalnya, disintegrasi
sosial-politik yang bersumber pada eforia kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya
kesabaran sosial dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah

mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki; merosotnya penghargaan
dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral dan kesantunan sosial; semakin meluasnya
penyebaran narkoba serta penyakit-penyakit sosial lain; berlanjutnya konflik dan kekerasan yang
bernuansa politis, etnis dan agama, seperti yang pernah terjadi di berbagai wilayah Aceh,
Kalimantan Barat dan Tengah, Maluku dan Sulawesi tengah.
Beberapa indikasi yang dapat kita rasakan akibat pengaruh globalisasi sosial budaya,
adalah sebagai berikut :

1)
Disorientasi, dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat yang merebak
dengan kian meningkatnya penetrasi dan ekspansi budaya Barat khususnya Amerika yang
semakin sulit dibendung.
2)
Berbagai ekspresi sosial budaya alien (asing), yang sebenarnya tidak memiliki basis dan
preseden kulturalnya, semakin menyebar di dalam masyarakat sehingga muncul kecenderungankecenderungan gaya-hidup baru yang tidak kondusif bagi kehidupan masyarakat dan bangsa.
3)
Semakin merebaknya budaya McDonald-isasi, meluasnya budaya telenovela yang
menyebarkan kepermisifan, kekerasan dan hedonisme, mewabahnya MTV-isasi,Valentines
Day dan kini juga Froms Night di kalangan remaja. Meminjam ungkapanEdward Said, gejala
itu tidak lain adalah neo cultural imperialism, menggantikan imperialisme klasik yang
terkandung dalam orientalisme.
Dari berbagai kecenderungan tersebut, orang bisa menyaksikan kemunculan
kultur hybrid(budaya gado-gado tanpa identitas), di Indonesia dewasa ini. Pada satu sisi,
kemunculan budaya hybrid tampaknya tidak terelakkan, khususnya karena pengaruh globalisasi
yang semakin sulit dihindari. Beberapa sisi negatif dari munculnya budaya hybrid antara lain :
dapat mengakibatkan erosi budaya.
lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jatidiri.
hilangnya semangat nasionalisme dan patriitisme.
cenderung pragmatisme dan maunya serba instan.
Multikulturalisme merupakan sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan
kesetaraan budaya-budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya lain.
Itu penting kita pahami bersama dalam kehidupan masyarakat multikultural seperti bangsa
Indonesia. Jika tidak, mungkin akan selalu terjadi konflik akibat ketidaksaling pengertian dan
pemahaman terhadap realitas multikultural tersebut.
1.
e. Globalisasi di Bidang Hankam
Pengaruh globalisasi di bidang Hankam sangat nampak terutama pada industri-industri
pertahanan sebagai tatanan segenap potensi industri nasional baik milik pemerintah/swasta, yang
mampu secara sendiri atau kelompok, untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan alat
peralatan Hankam serta jasa pemeliharaan guna kebutuhan pertahanan keamanan negara.Negaranegara industri persenjataan seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan
sebagainya, telah berupaya selalu memperbaharui jenis, bentuk dan kemampuannya untuk
kepentingan pertahanan negara. Tidak sedikit negara-negara lain seperti Iran, Israel, India,
Pakistan, Korea Utara dan sebagainya juga telah berupaya untuk membuat persenjataanpersenjataan yang semakin disempurnakan, bahkan belakangan muncul isu-isu senjata nuklir
yang masih menjadi polemik.

Bidang-bidang industri pertahanan dan keamanan khususnya negara Indonesia, telah


berupaya melakukan kerja sama dengan negara-negara lain baik untuk kepentingan TNI Darat,
Laut, Udara maupun Kepolisian Negara sebagai berikut :
1)
Sistem senjata meliputi platform (udara, laut dan darat), senjata dan bahan peledak
dan propellant.
2)
Sistem Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I).
3)
Untuk Platform Udara, dalam melakukan pengalihan teknologi atas dasar lisensi, PT.
IPTN telah memproduksi platform pesawat bersayap tetap NC212 di bawah lisensi
dari Constructiones Aeronauticas SA (CASA), Spanyol; platform Helikopter tipe NBO-105 di
bawah lisensi Meserschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), Jerman Barat; Helikopter Puma NSA-330
dan Super Puma NAS-330 di bawah lisensi Aerospatiale, Perancis; helikopter NBell-412 lisensi
dari Bell Textorn Inc, USA; dan Helikopter NBK 117 lisensi dari MBB-Kawasaki.
4)
Bentuk kerjasama lain dalam bidang Hankam adalah offset dengan General Dynamics
USA sehubungan dengan pengadaan pesawat jet tempur F16. Demikian juga program offset
dengan British Aerospace Co dalam pengadaan rapier serta kerjasama dengan Boeing dan Fokker
dalam menyediakan bagian pesawat untuk produksi Boeing dan Fokker yang dikaitkan dengan
pembelian pesawat-pesawat oleh Garuda dan Merpati.
1.
f. Globalisasi di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi dewasa ini, telah mengalami
perkembangan sedemikian pesat. Kemajuan di bidang inilah yang paling cepatmemunculkan
terbentuknya era global yang antar negara seakan-akan tidak ada lagi batas-batas
teritorial. Globalisasi menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang
ditunjukkan bukan sesuatu yang mengada-ada. Bukan sekadar soal kita menambahkan
perlengkapan modern, seperti video, fashion, televisi, parabola, komputer dalam cara hidup. Kita
hidup di dalam dunia yang sedang mengalami transformasi yang luar biasa sehingga
pengaruhnya hampir melanda setiap aspek dari kehidupan. Kita didorong masuk ke dalam
tatanan global yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapa pun, namun dampaknya bisa kita
rasakan.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadi sebuah fenomena
yang selalu menarik untuk diamati. Teknologi komunikasi dan informasi merupakan perangkat
teknologi yang membantu manusia dalam berhubungan atau berinteraksi dengan manusia
lain. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menjadikan manusia dalam berhubungan
dengan pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan-pun dan di mana-pun
manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan, mendapatkan informasi
dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi komunikasi informasi telah
memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia. Beberapa perangkat teknologi
komunikasi informasi yang ada sekarang, misalnya :
1.

Media cetak, seperti koran, tabloid dan majalah

2.

Media audio, seperti radio, tape, compact disk

3.

Media audio visual, seperti televisi, TV kabel, internet,

4.

Komputer, perangkat infra merah, telepon, handphone, mobile phone, LCD, kamera,
laptop.

Di negara-negara maju, orang telah akrab dengan penggunaan berbagai perangkat teknologi
komunikasi dan informasi tersebut. Kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi
komunikasi dan informasi sejalan dengan nilai-nilai yang berkembang di negara-negara maju,
seperti efisiensi, efektifitas dan rasionalitas. Contohnya adalah penggunaan komputer multimedia
yang telah terhubung dengan jaringan internet. Dengan hanya berada di depan komputer orang
bisa melakukan berbagai aktvitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain, mengirim
surat, melihat televisi, membaca berbagai berita, mencari informasi, memberikan informasi, serta
melakukan transaksi (pembelian, pembayaran dan penjualan). Apa yang dahulu tidak terbayang
bisa dilakukan, sekarang ini dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi orang dapat
melakukannya.
1.

D. SIKAP TERHADAP PENGARUH DAN IMPLIKASI GLOBALISASI


TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Sesungguhnya dengan globalisasi dapat, kita dapat mengambil peranan yang lebih besar pada
prakarsa dan kreativitas warga masyarakat melalui berbagai infrastruktur teknologi informasi dan
transportasi, ekonomi, sosial budaya, politik atau elemen organisasi masyarakat. Setiap warga
negara berkewajiban dan sekaligus merupakan suatu kehormatan apabila mampu menciptakan
motivasi, tatanan, kondisi dan peluang yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya
kreativitas dan prakarsa masyarakat itu sendiri.
Dalam era globalisasi dewasa ini, mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu
merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam
berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa, serta
menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai
dampak negatif yang akan timbul. Sudah saatnya, era globalisasi kita maknai dalam arti yang
positif antara lain tumbuhnya persaingan yang sehat, tingkat kompetisi yang tinggi, harus serba
cepat, dan sebagainya. Beberapa sikap yang perlu kita miliki dalam rangka menghadapi
pengaruh globalisasi dan implikasinya terhadap bangsa dan negara antara lain sebagai berikut :
1.
1. Memiliki Wawasan Global
Khusus globalisasi dan perkembangan global lainnya, perkembangan ini mulai menampakkan
pengaruhnya berupa perhatian dan apresiasi kita yang kadang berlebihan terhadap berbagai
wawasan dan perikehidupan global, antara lain :
1.
a. Budaya Global.
Perilaku, nilai, dan gaya hidup yang dibawa masuk arus informasi global diterima dengan
mudah, meskipun ada yang tidak sesuai degan nilai sosial budaya sendiri. Munculnya manusia
global, orang yang hidup di Indonesia tetapi lebih merasa sebagai warga komunitas global dan
sebagainya.
1.
b. Konsep Global.
Timbulnya wacana atau diskusi terhadap permasalahan konseptual yang ditimbulkan oleh
globalisasi, misalnya mengenai konsep negara-bangsa ( nation state ), relevansi ideologi bagi
negara, primordialisme baru, liberalisasi, dan sebagainya.
1.
c. Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi.
Kompetisi media massa global melahirkan demokrasi instant dan pendangkalan wawasan,
dengan proses analisis realtime yang langsung jadi dari tempat peristiwa yang mengutamakan
nilai gigit ( soundbites ), rentang perhatian ( span of attention ) yang singkat, serta kultur pop

global. Pendangkalan ini menular ke dalam masyarakat yang tidak sempat melihat perspektif
yang wajar sebagai akibat dari gerak dinamika yang sangat tinggi.
1.
d. Isyu Global.
Hak Asasi Manusia, masalah lingkungan global, dan isyu yang dikembangkan di masyarakat
yang menguasai lalu-lintas informasi global, misalnya: hak aborsi wanita, kohabitasi, keluarga
sama jenis, dan sebagainya.
1.
e. Politik global.
Perlu diingat, bahwa adanya diskusi dan perhatian tersebut tentu dengan tidak sendirinya berarti
tidak baik. Dengan pengkajian dan telaahan yang lebih dalam dan terbuka, dengan memakai
bahasa yang sama, isyu global dapat dibahas dalam berbagai forum seminar, pengkajian dan
diskusi secara lugas. Hal ini misalnya dapat dilakukan terhadap wawasan tentang keterbukaan,
hak asasi manusia atau wawasan lingkungan.
Dalam hal wawasan lingkungan hidup, misalnya, banyak yang berpendapat bahwa pandangan ini
diakibatkan oleh tekanan dan pengaruh internasional. Meskipun ada di antaranya yang datang
dari luar ( seperti konsep global commons ). Khususnya di Indonesia, bahwa sebenarnya
kebanyakan konsep lingkuangan sudah sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam
masyarakat.. Perhatikan umpamanya, prinsip-prinsip dibalik konsep Pembangunan
Berkelanjutan, ekosistem, daya dukung alam, keanekaragaman hayati atau keterkaitan penduduk
dengan lingkungan. Semuanya beranjak dari konsep ekosistem secara holistik: seluruh bagian
saling terkait dan tergantung, berhubungan secara serasi, selaras dan seimbang.
1.
2. Memahami Era Globalisasi dan Hubungan Interdependensi Ekonomi
Perkembangan baru bidang ekonomi, telah menciptakan suasana serta pola hubungan finansial,
perdagangan, produksi dan berbagai hubungan ekonomi lain yang sangat berbeda dengan yang
dikenal atau dilaksanakan sebelumnya ini. Hal yang penting untuk kita fahami, bahwa segala
aktivitas kegiatan ekonomi dan operasi dunia usaha tidak lagi dapat diidentifikasikan sebagai
kegiatan nasional, akan tetapi bersifat transnasional atau global Berbagai perkembangan baru
yang menggambarkan kecenderungan globalisasi atau transnasionalisasi dalam perekonomian
dapat dilukiskan sebagai berikut :
1.

Dalam hubungan finansial, semenjak pertengahan dasawarsa tujuh puluhan telah terjadi
proses globalisasi keuangan dalam bentuk internasionalisasi dan mungkin lebih
tepat transionalisasi keuangan, yaitu meluasnya operasi lembaga keuangan sehingga tidak
terbatas pada suatu negara atau wilayahnya, akan tetapi seluruh dunia.
2.
Gejala sekuritisasi atau proses membaurnya operasi bank-bank komersial dengan
lembaga-lembaga keuangan sekuriti serta inovasi baru dalam operasi keuangan, berupa
perluasan jasa uang sehingga mencakup berbagai kegiatan di luar yang secara tradisional
dilakukan di pasar uang.
3.
Dalam kegiatan produksi, kecenderungan globalisasi nampak dari proses pembuatan
produk akhir yang komponen-komponennya dihasilkan diberbagai negara, sehingga hasil
akhirnya merupakan gabungan dari produk yang berasal dari berbagai negara tersebut.
4.
Perusahaan multinasional, bukan lagi yang menghasilkan suatu produk dengan pasokan
bahan yang datang dari perusahaan-perusahaan anaknya, akan tetapi masing-masing
perusahaan nasional menghasilkan komponen yang setelah digabungkan dengan komponenkomponen lain yang dihasilkan perusahaan di negar-negara lain, akhirnya menjadi satu
barang jadi.

5.

Dalam perkembangan investasi, pada berbagai kegiatan produkasi juga bersifat


transnasional. Perdagangan internasional makin mengikuti ivestasi, bahkan ada pendapat
yang mengatakan bahwa perdagangan merupakan fungsi dari investasi.
6.
Perkembangn di Timur Tengah, suatu reaksi yang menyatukan negara-negara lain
untuk mengambil tindakan embargo ekonomi dan penyerangan terhadap Irak yang oleh
resolusi PBB dianggap memiliki senjata pemusnah masal. Hal ini, merupakan
perkembangan baru yang merupakan globalisasi politik, yang dimotori Amerika Serikat dan
sekutunya.
7.
Perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi terutama setelah
ditemukannya kabel dari fiber optic yang menggantikan tembaga sebagai sarana
komunikasi dengan efisiensi yang berlipat ganda, telah menimbulkan revolusi dalam
hubungan komunikasi karena mampu mentransfer informasi jauh lebih cepat dan akurat serta
kapasitas yang berlipat besarnya.
Semua perubahan-perubahan tersebut di atas, telah memudahkan masyarakat dunia
memindahkan uang, data dan informasi ke seluruh penjuru dunia dengan lebih mudah dan
murah. Mayarakat dapat mengikuti peristiwa penting di dunia dengan mudah, bagaimana tembok
Berlin runtuh, bagaimana krisis hubungan RRC dan Jepang terjadi, krisis Timur Tengah, Gempa
bumi dan gelombang Tzunami di Aceh, dan sebagainya.
Globalisasi ekonomi telah menimbulkan gejala baru, yaitu sifat hubungan ekonomi antar bangsabangsa yang lebih ditandai oleh saling ketergantungan atau interdependensi yang makin
menguat. Kecenderungan timbulnya hubungan interdependensi ekonomi ini tidak saja antar
negara-negara maju yang sudah lama terjadi, akan tetapi juga antar negara-negara berkembang
serta antara negara-negara berkembang dan maju
1.
3. Memahami Perkembangan Dunia Yang Sangat Cepat
Kecenderung globalisasi yang menimbulkan hubungan interdependensi antar perekonomian
negara-negara di dunia, harus kita pahami bahwa hal ini akan dibarengi dengan berbagai
perkembangan sangat cepat dan juga bersifat struktural. Beberapa indikator perubahan dan
perkembangan dunia yang sangat cepat, antara lain :
1.

Banyaknya perekonomian di dunia yang mendorong bekerjanya mekanisme pasar dan


persaingan dengan mengurangi campur tangan langsung negara atau pemerintah dalam
kegiatan ekonomi nasional. Kecenderungan ini sering disebutkan sebagai penemuan kembali
ekonomi pasar, yang dilaksanakan di negara-negara atau perekonomian industri baru (newly
industrializing countries atau NICs dan newly industrializing economies atau NIEs), negaranegara berkembang, termasuk negara kita, dan yang banyak mendapat sorotan, di negaranegara sosialis atau komunis, dengan glasnost dan perestroikannya.
2.
Terdapat perkembangan penting di Eropa Barat dengan program Pasar Tunggal
Eropa pada tahun 1992. Dengan program yang sangat luas ini, kita dapat memaklumi bahwa
Eropa akan jauh lebih banyak memperhatikan masalah intern dan lebih bersikap introvertif.
Yang jelas sejak dicanangkannya penyatuan pasar Eropa, kepercayaan Eropa menjadi pulih,
istilah Euroclerosisi menjadi hilang dan penanaman modal di Eropa baik oleh masyarakat
sendiri maupun oleh masyarakat luar Eropa, makin meningkat.
3.
Amerika Serikat yang 50 tahun lalu menunjukan keterbukaan dalam sikapnya terhadap
perdagangan internasional, mengalami perubahan kearah proteksionisme, terutama setelah
AS mulai kehilangan daya saingnya menghadapi Jepang. Kecenderungan ini nampak jelas

dari perundang-undangan yang dikeluarkan dalam perdagangan maupun berbagai rancangan


undang-undang yang diajukan di Congress.
4.
Negara Jepang telah memperlihatkan kemampuannya sebagai kekuatan utama di bidang
perdagangan. Baru-baru ini MITI Jepang mengeluarkan dokumen yang menunjukan
programnya untuk menjadikan ekonomi Jepang berperan sebagai pemimpin ekonomi dunia
dalam tahun 2000-an sebagaimana Amerika Serikat melakukan hal ini semenjak berakhirnya
Perang Dunia II.
5.

Timbulnya gejala baru kearah pembentukan free trade area diberbgai wilayah seperti
Amerika Utara dan Amerika Serikat dengan Kanada, kemudian dengan Meksiko dan wilayah
Australia-NewZealand, dan di negara-negara ASEAN. Bila masing-masing free trade area
ini akan menjadi tertutup pula maka kita menghadapi bahayafragmentasi atau
proteksionisme.
6.
Transformasi perekonomian yang terjadi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, serta
perkembangan NICs baik di Asia maupun di kawasan lain. Ekonomi kawasan Asia Pasifik
berkembang sangat pesat yang dipelopori oleh RRC, Taiwan dan Korea Selatan, demikian
pula perdagangan antar negara-negara di kawasan ini. Kecenderungan ini akan berlanjut di
masa depan.
Dengan peningkatan hubungan dagang, investasi dan ekonomi antar negara-negara di berbagai
kawasan, seolah-olah ada suatu integrasi ekonomi di kawasan tersebut. Di lain pihak
ketergantungan kebanyakan negara pada pasar tertentu (AS dan Jepang) yang dapat
menimbulkan hubungan bilateral yang berpotensi menimbulkan friksi, seperti defisit neraca
perdangan yang berkelanjutan
1.
4. Memanfaatkan Globalisasi Untuk Pembangunan
Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya, sekarang ini berlangsung dalam
keadaan dunia yang sedang mengalami proses globalisasi. Hal ini dengan akibat bahwa proses
pembangunan negara berkembang tidak bisa dilaksanakan terisolasi dari proses globalisasi. Oleh
karena itu, beberapa kerangka kebijaksanaan yang berlaku dimasa perang dingin, kini ditahun
sembilan puluhan dan ke masa depan tidak revelan lagi.
Beberapa negara berkembang, seperti Indonesia dan negara Asia Timur serta beberapa negara
Amerika Selatan lainnya sudah menempuh proses pembangunan yang cukup kencang selama
dasawarsa lalu dan karena itu mengalami perubahan struktur ekonomi dan sosial yang cukup
besar. Perubahan yang berlangsung ini menumbuhkan kekuatan-kekuatan sosial baru yang
memerlukan penanganan dan kerangka kebijaksanaan pembangunan yang baru pula. Tidak lagi
bisa ditempuh jalan kemarin atau pendekatan busines as usual.
Sehingga setidaknya terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerangka kebijaksanaan yang
membedakannya dengan kebijakan lalu, yaitu :
1.

Proses globalisasi yang gencar berlangsung di seantero dunia sehingga perlu


diperhitungkan dan dimanfaatkan dalam menarik kebijaksanaan pembangunan nasional; dan

2.

Perubahan kondisi dan aspirasi masyarakat yang merubah dan meningkat sebagai hasil
pembangunan dasawarsa-dasawarsa lalu.

Dengan memperhatikan dua faktor ini perlu dikaji implikasinya pada keperluan melakukan
penyesuaian pada beberapa bidang yang strategis. Perhatikan bagan di bawah ini !
1.

a. Penyesuaian Kebijakan Ekonomi


Perlu ditekankan bahwa stabilitas terutama yang terkait dengan bidang ekonomi, khususnya
dalam ukuran laju inflasi, tetap perlu dipertahankan oleh karena globalisasi ekonomi justru
menghendaki terpeliharanya stabilitas ekonomi. Namun dalam penerapannya tidak cukup lagi
ditempuh kebijaksanaan ekonomi yang diandalkan pada kebijaksanaan moneter saja.
Kebijaksanaan stabilisasi ekonomi inipun memerlukan penyesuaian dengan menekankan
sekarang lebih banyak pada kebijaksanaan sektor rill mengurangi hambatan arus dan produksi
barang serta jasa.
Dalam menanggapi proses globalisasi ekonomi dengan masuknya saingan menghadapi
kelompok-kelompok ekonomi kuat, perlu ada ikhtiar khusus memberdayakan kekuatan ekonomi
lemah. Paling tidak diusahakan agar medan juang (playing field) setingkat dalam dunia
kompetisi global.
Sudut penghlihatan ini membawa akibat bahwa ada sikap berpihak dalam menarik
kebijaiksanaan pembangunan. Dalam ekonomi pasar yang didorong oleh proses globalissi
ekonomi, sangat penting bahwa Pemerintah secara eksplisit menunjukan sikap berpihak pada
kelompok lemah dan rentan dalam kebijaksanaan pembangunan. Ini berarti bahwa sistem
sekonomi yang dikembangkan adalah ekonomi pasar dengan pencernaan.
Proses pembangunan yang berlangsung secara global sekarang ini menunjukan sifat
pertumbuhan tanpa perluaan lapangan kerja (jobless growth) dalam mengisi pembangunan
negara berkembang ini berarti bahwa perombakan struktur ekonomi dari mayarakat pertanian
menjadi masyarakat industri sungguhpun penting tidaklah cukup. Yang diperlukan sebagai
tambahan adalah meningkatkan kemampuan industri-berpengetahuan (knowledge based
industry).
1.
b. Penyesuaian Pengembangan Institusi
Penyesuaian kebijakan tentang pembangunan ekonomi, memerlukan penyesuaian pengembangan
institusi. Pertama adalah pengembangan institusi aparatur Pemerintah. Dalam sistem ekonomi
pasar dengan perencanaan, maka peranan pemerintah adalah penting. Namun sifat orientasi
kepemerintahan perlu mengalami penyesuaian :
1)
Memberi pelayanan kepada masyarakat ditingkatkan menjadi sifat memberdayakan
masyarakat melayaninya diri sendiri.
2)
Kegiatan Pemerintah beralih dari pelaksanaan (excution) menjadi pembimbingan
(guidance).
3)
Pola kepimpinan yang ditampuh tidak lagi sentralissi tetapi desentralisasi baik ke daerah
maupun kekelompok masyarakat.
4)

Sikap kerja yang beralih dari tindak repressif kearah preventif;

5)
Visi penglihatan untuk melihat proses pembangunan tidak dalam jangka pendek (short
tern vision) tetapi dalam jangka panjang (long tern vision).

Masyarakat plural dan beranekaragam (pluralisme) adalah ciri masyarakat global. Bangsa
Indonesia bersyukur bahwa secara politis kita sudah menganut Bhineka Tunggal Ika, sehingga
keanekaragaman dalam diri masyarakat seyogianya tidak perlu menjadi masalah. Oleh karena itu
tumbuh-kembangnya demokrasi tidak lagi cara kekuasaan yang dimiliki berbagai fihak,
termasuk pemerintah, digunakan dalam mengembangkan sumberdaya alam, ekonomi dan sosial
dalam proses pembangunan.
Globalisasi ekonomi mengakibatkan bahwa modal menjadi barang langka. Lebih-lebih dengan
kesempatan pembangunan yang terbuka sekarang akibat berakhirnya perang dingin. Maka
permintaan akan modal melebihi pemasokan modal. Modal tidak mengenal bendera nasional
dan akan memasuki sektor dan negara yang menghasilkan keuntungan.
1.
c. Penyesuaian Nilai Etika
Berbagai penyesuaian kebijaksanaan ekonomi dan pengembangan institusi ini memerlukan
pengembangan nilai etika. Dari berbagai nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia perlu
diangkat secara eksplisit nilai-nilai sebagai berikut :
1)
Penegakkan martabat kemanusian dengan pokok menghormati hidup (respect for life).
Hidup dan kehidupan bermatabat kemanusiaan inilah perlu dihormati.
2)
Menumbuhkan kebebasan sebagai ciri manusia beradab dan mencakup kebebasan
mengakatualisasikan diri dengan identitas sendiri dan atas kerangka acuan sendiri : kebebasan
beragama, menerima dan memilih informasi, kebebasan berfikir dan mengungkapkan pendapat,
kebebasan hidup bermasyarakat menurut kerangka acuan masyarakat itu sendiri.; kebebasan
berbangsa , bernegara, dan bertanah air yang tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.
3)
Menegakkan keadilan yang diwujudkan melalui hukum, sehingga peraturan perundangundangan mencerminkan rasa adil yang hidup dalam masyarakat.
4)
Toleransi yang menghormati hak berbeda pendapat, berbeda agama, berbeda suku,
berbeda ras, berbeda kelompok. Hak untuk berbeda dalam semangat bersatu.
5)
Solideritas sosial yang menumbuhkan sikap keadilan sosial dan terwujud dalam jumlah
penduduk di bawah garis kemiskinan yang menurun dan kesenjangan di atas garis kemiskinan
mangecil.
Demikian langkah-langkah penyesuaian yang perlu diusahakan dalam menanggapi proses
globalisasi dan proses pembangunan yang merobah struktur ekonomi dan masyarakat Indonesia
dari masyarakat agraris pertanian ke arah masyarakat industri. Langkah-langkah penyesuaian ini
tidak berlangsung otomatis, tetapi perlu ditumbuh kembangkan.
1.
5. Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara
Negara Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global dengan ideologi Pancasila yang terbuka
dan sistem politik, ekonomi, sosial-budaya serta hankam yang dinamis, dalam melaksanakan
pembangunan dari tahun ke tahun, merasakan dampak dari perubahan-perubahan dunia yang
cepat dan mendasar. Hal ini tentu saja membawa implikasi pada perencanaan dan pengelolaan
pembangunan nasional secara keseluruhan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Akan tetapi, perubahan-perubahan itu sendiri akan berpengaruh pada perkembangan terhadap
teknologi informasi dan komunikasi, ilmu pengetahuan, para cendikiawan dari berbagai disiplin
ilmu, pelaku ekonomi dalam dunia usaha maupun purumus kebijakan di tingkat nasional. Semua
perubahan-perubahan tersebut akan berimplikasi pada hal-hal antara lain sebagai berikut :
1.

Perumus kebijakan di tingkat nasional, bahwa perubahan yang cepat dan kecenderungan
tidak menentu serta makin ketatnya persaingan atau kompetisi di berbagai bidang kehidupan,
menuntut peningkatan strategi dan langkah-langkah operasional untuk penciptaan iklim bagi
dunia usaha, aparat birokrasi, perangkat hukum, infrastruktur, penciptaan sumber daya
manusia dan sebagainya yang terus makin meningkat efisiensi dan daya saingnya.
2.
Pelaku ekonomi, bahwa dalam dasawarsa dua ribuan daya saing ekonomi nasional mulai
meningkat, kemampuan produksi dan ekspor makin membesar. Untuk itu, diperlukan segala
upaya untuk mempertahankan dan meingkatkan pasar bagi hasil produksi nasional, baik
lewat perbaikan sistim perdagangan internasional dalam kerangka multilateral, regional, dan
bilateral.
3.
Pemerintah, yaitu baik pemerintah pusat maupun daerah diharapkan makin memainkan
peran sebagai fasilitator, pemberi dorongan dan bimbingan kepada para cendikiawan, tenaga
ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dunia usaha untuk terus meningkatkan daya saing dalam
skala nasional dan global. Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi harus dilanjutkan,
tanpa menghilangakan campur tangan yang diperlukan, khususnya yang memberikan arah
serta mendorong prakarsa, kreativitas dan partisipasi masyarakat.
4.
Bagi dunia usaha, dituntut untuk lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar dan lebih
jeli mempelajari peluang-peluang yang terbuka di pasar serta menerus meningkatkan
efisiensi dan daya saing perusahaannya. Khusus pada globalisasi ekonomi, menuntut
kelincahan dunia usaha dalam keja sama antar para pelakunya dan dengan pemerintah dalam
memperjuangkan kepentingan nasional di pasar dunia.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini Perkembangan yang cepat sebagai pengaruh
globalisasi, telah membawa implikasi pada teori atau pendekatan diberbagai bidang dan aspek
kehidupan. Oleh sebab itu, globalisasi dengan segala implklikasinya, hendaknya terus kita
upayakan dalam kerangka membangun sebuah bangsa dan negara yang mampu berlaku efisien,
efektif dan memiliki daya saing global
1.

E. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA


INDONESIA
Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini tidak dapat
menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (inovasi) sebagai akibat canggihnya
teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, tatanan ekonomi dunia yang mengarah
pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetisi yang tinggi di berbagai bidang hidupan.
Beberapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara
Indonesia antara lain dapat dilihat berikut ini.

No Bidang
1.

Politik

Indikator Perubahan / Dampak Globalisasi

Penyebaran nilai-nilai politik Barat baik secara langsung atau tidak

2.

Ekonomi

langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan
terkadang mengabaikan kepentingan umum dengan cara membuat
kerusuhan dan anarkhis.
Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat
kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong.
Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat
individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.
Transparansi, akuntabilitas, dan profesional dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara (jabatan-jabatan publik) semakin mendapat sorotan
dari berbagai elemen masyarakat.
Semakin banyak lahirnya partai politik, organisasi non pemerintah
atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjadi sponsor
kepentingan tertentu dengan menyuarakan Hak Asasi Manusia, Supremasi
Hukum, demokratisasi, Lingkungan, dan sebagainya.
Berlakunya The survival of the fittest sehingga siapa yang
memilki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia masih sangat merasakan
akibatnya.
Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang
mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin
berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga
kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.
Kompetisi produk dan harga semakin tinggi sejalan dengan tingkat
kebutuhan masyarakat yang semakin selektif.

3.

Sosial
dan

Mudahnya nilai-nilai Barat yang masuk baik melalui internet, antene


Budaya parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru
habis-habisan.

Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal


yang
melahirkan
gaya
hidup individaulistis (kepentingan
diri
sendiri),pragamatisme (yang
menguntungkan), hedonisme (kenikmatan
sesaat),permisif (membiarkan
yang
dianggap
tabu)
dan konsumerisme (lebih senang memakai dari pada membuat).

Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidertitas, kepedulian


dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu (musibah,
kecelakaan, sakit, dll.) hanya ditangani segelintir orang (kurang adanya
kebersamaan).

Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena dianggap tidak ada
hubungannya (sekulerisme).

4.

Hukum,

Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan


Pertaha terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
n
dan

Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-

Kemana undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat.


n

Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum


(polisi, jaksa dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.

Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi


sebatas penjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara yang
profesional.

Peran masyarakat dalam menjaga kemanan, kedaulatan dan


ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi
tanggung jawab pihak tentara dan polisi.

su-isu Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional


Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8) mengemukakan pokokpokok penduduk dan keluarga berencana (population and family planning), hak rakyat
menentukan pemerintahan sendiri (self determination), pembangunan (development), hak asasi
manusia (human right), emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and
refugees), kepemilikan bersama secara global (the global commnos), kelaparan dan bahan
pangan (bunger and food), perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan
diskriminasi (prejudice and discrimination). Isu dan masalah yang telah dikemukakan tadi,
bukan lagi dirasakan secara local maupun regional, namun kini sudah dirasakan oleh seluruh
dunia. Badan dan lembaga dunia yang merupakan bagian dari PBB maupun yang berada diluar
PBB seperti LSM telah menaruh perhatian yang seriau mengenai hal tersebut.
Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan ketidakseimbangan
antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja
serta pamukiman yang merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa
Indonesia melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program Keluarga
Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing
keluarga. Program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga
masih menjadi permasalahan global.
Pembangunan
Pembangunan menurut Bartelmus (1986:3) merupakan proses yang berupaya memperbaiki
kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material termasuk kebutuhan
fisikal, telah-sedang-akan dilakukan oleh semua bangsa di dunia ini. Namun karena
pelaksanaannya melibatkan semua sumber baik SDA maupun SDM termasuk kemampuan
IPTEKnya, pembangunan masih mengalami berbagai masalah dan kendala. Dengan demikian
pembangunan merupakan suatu masalah global.
Hak Asasi Manusia (HAM)
Kita semua meyakini firman Allah dalam Al Quran, surat Al Hujarat, ayat 13 yang artinya
sebagai berikut:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Mengenal.

Dalam kehidupan di masyarakat hak asasi manusia mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh
pihaik-pihak tertentu, sehingga terjadi suatu pelanggaran HAM. Diskriminasi rasial, etnis,
agama, dan lainnya merupakan contoh pelanggaran HAM. HAM ini tidak hanya merupakan
masalah local dan regional di kawasan tertentu, namun juga merupakan masalah global.
Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dala emigrasi, imigrasi maupun pengungsian terjadi dimana-mana
di dunia ini. Faktornya bermacam-macam, mulai dari factor ekonomi, bencana alam, wabah,
politik sampai keamanan. Bagi pelakunya mungkin merupakan jalan keluar dari masalah yang
dialaminya, namun bagi kawasan yang didatangi mungkin akan menjadikan suatu masalah,
karena mnyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain-lainnya.
Masalah migrasi ini merupakan suatu maslah global.
Lingkungan dan Sumber Daya
Berdasarkan UU RI No.4 tahun 1982, menyatakan bahwa pengertian lingkungan hidup adalah
sebagai berikut : kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk
di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengaruh tersebut dapat berdampak positif dalam arti makin menjamin kelangsungan hidup dan
kesejahteraan, serta dapat pula berdampak negative dengan pengertian mengganggu bahkan
mengancam kesejahteraan manusia. Kondisi lingkungan yang negative ini merupakan suatu
masalah global.
Masalah lingkungan seperti pencemaran (udara, tanah, air, suara, atau kebisingan, sinar yang
menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama dan sebangsanya yang mengganggu
bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara local atau regional, namun
sudah menjadi masalah global. Masalah lingkungan telah menjadi perhatian dan kepedulian
dunia, baik PBB maupun LSM. Masalah lingkungan hidup yang telah mengglobal harus menjadi
perhatian dan kepedulian tiap orang termasuk seorang guru maupun warna dunia.
Sumber Daya Alam (SDA) merupakan suatu bentuk materi atau energy yang diperoleh dari
lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam tidak
hanya berupa kondisi fisikal alamiah, melainkan juga dapat berupa SDA dan SDM.
Kandungan, persediaan, penggalian dan pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya
alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta Negara pemilik sumber daya alam yang
bersangkutan, melainkan juga melibatkan Negara-negara lain yang berkepentingan. Dalam
mekanisme dan dinamika produksi, pemanfaatan,konsumsi dan perdagangan sumber daya alam
terjadi saling ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai Negara di dunia yang terus
berkembang dari waktu ke waktu.
KB 2
Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan
Kepentingan Nasional
Dari sekian jumlah negara di dunia ini, kita membedakan negara-negara yang terbelakang,
sedang berkembang, dan negara-negara maju. Tekanan perbedaan tersebut terletak pada tingkat
kemampuannya dalam menguasai serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
mengolah sumber daya alam bagi kepentingan kemakmuran penduduknya.

Negara-negara yang dikategorikan ke dalam negara yang terbelakang adalah negara yang
kemampuan SDM-nya masih sangat rendah dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK untuk
menggali sumber daya alam serta lingkungan bagi kemakmurannya. Selain itu tingkat
pendidikan masyarakatnya sangat rendah atau dapat dikategorikan masih bodoh. Tingkat dan
kemampuan ekonominya pun juga rendah.
Negara-negara yang dikategorikan negara yang sedang berkembang, kemampuan IPTEKnya
lebih maju Kelompok negara ini telah dapat memanfaatkan IPTEK dalam mengolah sumber daya
alam dan lingkungannya, meskipun masih berbobot tradisional. Tingkat pendidikannya juga
sudah lebih baik bila dibandingkan dengan negara yang terbelakang.
Negara-negara yang dikategorikan negara maju yaitu negara-negara yang telah menguasai dan
memanfaatkan IPTEK canggih dalam kehidupannya. Tingkat pendidikan masyarakat, ekonomi
dan pendapatannya sudah rata-rata tinggi.
Perbedaan antara negara terbelakang dengan negara sedang berkembang dan dengan negara
maju, bukan didasarkan atas tinggi rendahnya martabat kemanusiaan, melainkan didasarkan atas
derajad kemampuan SDM-nya dalam menguasai serta menerapkan IPTEK bagi kesejahteraan
manusia yang bersangkutan.
Perbedaan antara individu, masyarakat, bangsa dan negara yang memiliki kekuasaan atau
kekuatan dengan individu, masyarakat, bangsa dan negara yang lemahyang tidak dilandasi oleh
kesadaran bahwa manusia di hadapan Tuhan itu derajadnya sama, akan menimbulkan konflik
yang membahayakan perdamaian.
Dalam menciptakan kehidupan global yang sejahtera, aman, dan damai, kerja sama dan saling
ketergantungan merupakan mekanisme yang strategis. Bagaimanapun kayanya, negara-negara itu
memerlukan sesuatu dari pihak, negara, bangsa dan masyarakat lain. Negara industri akan
memerlukan bahan mentah atau bahan dasar yang diprosesnya dari negara lain, begitu pula
barang-barang hasil produksinya juga memerlukan pasar di negara lain, untuk menjual barangbarang hasil industrinya. Sehingga timbul saling ketergantungan antara mereka. Dalam lingkup
global yang luas, saling ketergantungan tidak hanya pada bidang ekonomi saja, namun juga pada
bidang sosial, budaya, dan politik. Saling ketergantungan dalam bidang-bidang kesehatan,
kedokteran, keluarga berencana, olah raga, kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan,
kedaulatan rakyat, HAM dan seterusnya, menjadi tuntutan bagi terciptanya masyarakat global
yang selaras, serasi, dan seimbang.
Kemiskinan yang dialami oleh umat manusia juga merupakan masalah global. Kontak antar
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media informasi, juga
meningkatkan aspirasi penduduk terhadap kebutuhan hidup non ekonomi yang antara lain
meliputi pendidikan, kesehatan, kesenian, rekreasi dan sebangsanya. Bagi masyaralat miskin,
untuk memenuhi aspirasi yang tarafnya tinggi, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic neeeds)
yang sangat mendasar, masih sangat sukar dicapai. Kenyataan tersebut merupakan masalah
kemanusiaan yang harus mendapatkan perhatian, terutama dari mereka yang membuat dan
mengambil kebijakan serta keputusan.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala kebutuhan serta
aspirasinya, pergeseran nilai, norma dan peraturan, merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu,
peninjauan pengembangan dan perubahan peraturan, hukum serta perundang-undangan
merupakan upaya yang wajar dalam mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan tadi.
Dalam kenyataan hidup, terutama yang dialami oleh anggota masyarakat lapisan bawah yang
lemah, sangat sukar untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan HAM-nya secara wajar. Pihak
yang kuat dan berkuasa tidak jarang melakukan pelanggaran HAM terhadap mereka yang lemah,

baik pada tingkat perorangan, tingkat kelompok, bangsa maupun negara. Untuk mengatasi
pelanggaran atas HAM tersebut harus dimulai dari tiap individu masing-masing, yang saling
menghayati benar hak dan kewajiban diri sendiri, serta hak dan kewajiban orang lain.
Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita yaitu kemandirian. Dalam dinamika kerja sama
dan saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat kedudukan kita di tengah-tengah negara
bangsa yang lain. Kemandirian merupakan kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean
permainan pihak lain yang bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita.
Manusia selaku individu, keluarga, masyarakat dan bangsa selalu memiliki keterbatasan,
meskipun termasuk ke dalam kelompok serba ada atau kaya. Oleh karena itu, kerja sama dan
saling ketergantungan menjadi tuntutan yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat, terutama
dalam kehidupan global. Namun demikian jati diri dan kemandirian menjadi landasan yang harus
melekat pada tiap diri manusia, baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, maupun sebagai
bangsa serta warga dunia.
Isu-isu global dalam Kehidupan
Akibat arus budaya global, isu-isu international sekarang ini banyak berpengaruh pada
aspek politik. Pengaruh itu, melalui isu tentang demokrasi, isu jak asasi manusia, dan
transparansi (keterbukaan). Pada aspek sosial budaya muncul isu tentang perlunya
sikap pluralisme dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi muncul pasar global
(global market) dan pesaing global, sedangkan di bidang keamanan muncul isu terorisme.
Beberapa isu internasional yang sering terdengar adalah sebagai berikut.
1.
Isu tentang Demokrasi
Paham demokrasi berdasarkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena
itu, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi di Negara. Demokrasi sebagai sistem
politik harus mengikutsertakan rakyat dalam pengambilsn keputusan. Semua Negara ingin
disebut sebagai Negara dmokrasi. Negra-negara yang belum berpemerintahan demokrasi atau
masih melakukan praktik pemerintahan otoriter banyak di kecam oleh Negara lain. Negaranegara otoriter umumnya terkucilkan dari pergaulan internasional. Contoh Negara Myanmar
(Burma).
2.
Isu tentang Hak Asasi Manusia
Masalah hak asasi manusia berkaitan erat dengan demokrasi. Sekarang ini dunia sangat
memperhatikan penegakan hak asasi manusia. Adanya berbagai perang, pertentangan, dan
konflik antar bangsa dikarenakan adanya penindasan terhadap hak asasi manusia dan
perilaku sewenag-wenang. Masalah hak asasi manusi merupakn masalah internasional.
3.
Isu tentang Transparansi (Keterbukaan)
Transparansi atau keterbukaan terutama ditunjukan pada penyelenggara pemerintahan
negara. Pemerintahan ynag tertutup tidak akan lama bertahan lama sebab kemajuan informasi
telah mampu menerobos berbagai ketertutupan yang disembunyikan pemerintah.
Pemerintahan yang tertutup uga dianggap tidak demokratis karena tidak ada
pertanggungjawaban public dan tidak mengikutseertakan rakyat dalam bernegara. Hal ini
bertentangan dengan pesan demokrasi.penyelenggaraan negaradiharapkan berlaku terbuk dan
transparan terhadap rakyatnya.
4.
Isu tentang pelestarian lingkungan hidup
Lingkungan hidup merupakan isu internasional yng ditunjukan terhadap Negara-negara.
Sekarang ini, lingkungan hidup yang rusak dapat menjadi ancaman baru bagi umat manusia.
Negara-negara yang memiliki kakayaan alam dan hutan dihimbau untuk serius dalam
melestarikan lingkungan hidup. Misalnya kbakaran hutan di Kalimantan buakn hanya

5.

6.

D.

1.

2.

merugikan Indonesia, tetapi mengganggu Negara-negara tetangga, bahkn mengancam


ekosistem dunia. Tindakan prusakan lingkungan juga mendapat kecaman masyarakat
internasional.
Isu tentang Pluralisme
Dalam masyarakat global, hubungan antarmanusia akan makin intensif dan tidak hanya
manusia sebangsa, tetapi manusia berbeda ras, agama, nilai budaya, bahasa, dan adat. Sikap
menghargai kebenarekaan dan perbedaan (pluralisme) sangat dibutuhkan. Apabila suatu
bangsa memaksa nilai budayanya dan tidak menghargai budaya lain, hubungan global akan
rusak.
Isu tentang pasar global
Alam era global, barang, jasa, dan produk dari berbagai Negara akan masuk dan saling
berkompetisi dengan produk local. Arus keluar masuk barang dan jasa tidak lagi dibatasi. Di
wilayah-wilayah regional dibentuk pasar bersama, misalnya di Asia dengan pemberlakuan
AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2003, di Amerika dengan NAFTA.
Dampak Globalisasi
Adanya globalisasi mampu membuat dunia tampak sempit, dahulu apabila kita akan
menonton siaran sepak bola kita harus ke negara yang mengadakan pertandingan. Tapi
sekarang kita tidak perlu kemana-mana, kita cukup melihat di televisi. Ketika akan
menghubungi seseorang kita harus bertemu dengan orang tersebut, tetapi sekarang dengan
adanya pesawat telepon kita tidak perlu bertemu langsung cukup berbicara melalui telepon
saja. Adanya globalisasi membawa manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak
buruknya.
Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat
dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya
produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD. Dampak positif
globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana
yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien
dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda
yang tidak siap akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru
hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di temboktembok, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas yang canggih membuat seseorang enggan
untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa kebersamaan banyak berkurang.
Manfaat globalisasi di antaranya adalah informasi yang dapat diperoleh secara mudah, cepat,
dan lengkap dari seluruh dunia sehingga pengetahuan dan wawasan manusia menjadi lebih
luas. Akan tetapi dengan adanya arus globalisasi kadang-kadang tidak disertai penyaringan.
Semua informasi diterima apa adanya. Hal itu berakibat pada perubahan pola hidup, pola
pikir, dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan bangsa Indonesia.
Segi budaya merupakan segi yang paling rentan terkena dampak negatifnya. Bentuk
informasi dan sarana yang dapat diterima dengan bebas mampu memengaruhi pola bertindak
dan berpikir generasi muda. Sebagai contoh, menurunnya budaya membaca di kalangan
pelajar, mereka lebih suka melihat televisi yang memperlihatkan tontonan yang mengandung
unsur kekerasan yang kemudian mereka tiru.
Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu produktivitas dan
inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-

produk yang lain. Pada era globalisasi ini menuntut manusia yang kreatif dan produktif.
Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di kalangan
generasi muda. Sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa
menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya. Globalisasi dan
liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih
tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya
dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan
transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan
kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti
Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO.
3.
Dampak Globalisasi di Bidang Budaya dan Politik
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para
pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan
untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi
( dambaan akan kebebasan ).
Dampak positif Globalisasi :
1.
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
2.
Mudah melakukan komunikasi.
3.
Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi ).
4.
Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran.
5.
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
6.
Mudah memenuhi kebutuhan.

Dampak negatif Globalisasi:


1.
Informasi yang tidak tersaring.
2.
Perilaku konsumtif.
3.
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit.
4.
Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk.
5.
Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.

Anda mungkin juga menyukai