Bedah Periodontal
Bedah Periodontal
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan bedah periodontal, yakni (1) adanya
pengetahuan tentang sterilisasi, (2) asistensi yang kompeten, (3) peralatan yang tersedia
lengkap, (4) disertai dengan model studi dan gambar. Sebelum dilakukan bedah
periodontal, berikut ini adalah prinsip umum bedah periodontal:
1. Persiapan pasien mencakup informed concent, re-evaluasi terapi fase 1, premedikasi.
2. Tersedianya alat-alat emergensi
3. Pencegahan penularan infeksi
4. Sedasi dan anestesi menggunakan oral benzodiazepine.
5. Scalling dan rootplanning
6. Hemostatis
7. Periodontal pack ( pembalut periodontal)
Prosedur Bedah
Prosedur bedah yang harus dilakukan yaitu:
1. Dilakukan minimal 1 bulan pasca perawatan setelah selesai evaluasi
2. Kelengkapan, seperti catatan dental atau perio, radiografi, model studi
3. Keterangan tentang riwayat medis (informed consent) seperti penyakit sistemik, alergi
dan kelainan lainnya
4. Kesadaran atau pengertian pasien tentang bedah periodontal
5. Peralatan steril, lengkap, disimpan pada tempat yang mudah di jangkau pada saat
dilakukan bedah periodontal
6. Operator selalu berada di dekat pasien, sementara untuk keperluan lain dilakukan oleh
asisten
7. Peralatan bedah setelah dipakai di cuci dan disterilkan
8. Bila operator mahasisiwa, harus ada ijin dari pengawas atau dosen perio.
Jenis Jenis Bedah Periodontal
Ada 5 jenis bedah periodontal, diantaranya adalah
1. Kuretase
2. Gingivectomny (gingivoplasty)
3. Bedah periodontal
4. Bedah mucoginggival
5. Bedah prostetik
Kuretase
1. Kuretase Tertutup
Kuretase tertutup terbagi menjadi 2 yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival.
Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak
terinflamasi yang berada di lateral dinding poket. Sebaliknya kuretase subgingival adalah
prosedur yang dilakukan dari epitel penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan
sampai ke tulang alveolar.
Daerah pengkuretan pada kuretase gingival (panah putih) dan kuretase subgingival (panah
hitam)
Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang terinflamasi kronis yang
berada pada dinding saku periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan
yang normal, jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat saku periodontal mengandung
daerah-daerah yang terinflamasi kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan
koloni-koloni bakteri. Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran
patologis dari jaringan dan menghambat penyembuhan. Jaringan granulasi yang
terinflamasi dilapisi oleh epitel, dan bagian epitel yang penetrasi sampai ke jaringan.
Adanya epitel tersebut akan menghambat perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen
periodontal yang baru ke permukaan sementum pada daerah tersebut.
Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau keseluruhan epitel yang
mendindingi saku (epitel saku), perluasan epitel yang penetrasi ke jaringan granulasi, dan
epitel penyatu. Kegunaan kuretase masih diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya
perlekatan baru pada saku infraboni. Namun ada perbedaan pendapat dalam hal
terjaminnya penyingkiran epitel dinding saku dan epitel penyatu. Beberapa peneliti
menemukan bahwa dengan penskeleran dan penyerutan akar epitel dinding saku hanya
terkoyak dan epitel dinding saku serta epitel penyatu tidak tersingkirkan. Sekelompok
peneliti lain menemukan terjadinya penyingkiran epitel saku dan epitel penyatu, meskipun
tidak tuntas.
Indikasi Kuretase
Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur perlekatan baru pada saku
infraboni dengan kedalaman sedang yang berada pada sisi yang aksesibel dimana
bedah tertutup diperhitungkan lebih menguntungkan. Namun demikian, hambatan
teknis dan aksesibilitas yang inadekuat sering menyebabkan tehnik ini
dikontraindikasikan.
Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase
pemeliharaan, sebagai metoda perawatan pemeliharaan pada daerah-daerah dengan
rekurensi/kambuhnya inflamasi dan pendalaman saku, terutama pada daerah dimana
telah dilakukan bedah saku.
Kontra Indikasi
Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi tidak dapat diindikasikan apabila:
1. Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat.
2. Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi.
Tahapan Prosedur
Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Anestesi. Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang sesuai.
2. Pembuatan insisi pertama. Insisi pertama adalah berupa insisi bevel kedalam/terbalik
(internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular dan oral. Insisi dilakukan
dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke arah apikal menuju krista
tulang alveolar. Pada waktu melakukan insisi di permukaan interproksimal harus
diusahakan agar sesedikit mungkin papila interdental yang terambil. Pada tehnik ini
tidak ada pembukaan flep.
3. Pembuatan insisi kedua. Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui serat
krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat transeptal) ke krista
tulang alveolar.
4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi. Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan
dengan jalan pengkuretan.
5. Penskeleran dan penyerutan akar. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan
pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan harus
diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke sementum
akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar.
6. Pembersihan daerah kerja. Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan
akuades atau larutan garam fisiologis.
7. Pengadaptasian. Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva tidak
bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan osteoplastik.
8. Penjahitan. Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka sedikit
ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 3 menit agar bekuan darah yang
terbentuk tipis saja.
9. Pemasangan pembalut periodontal. Pembalut periodontal dipasang menutupi luka
bedah, dan dibuka seminggu kemudian.
Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah yang
akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D.
Setelah penyembuhan.
Instrumen Bedah
1.Periosteal Elevator
Periosteal elevator diperlukan untuk mencerminkan dan bergerak setelah insisi flap telah
dibuat untuk bedah flap. The Woodson dan elevator Prichard adalah instrumen yang
dirancang dengan baik periosteal.
2.Bedah pahat
Bagian belakang tindakan pahat digunakan dengan gerakan tarik, sedangkan lurus pahat
digunakan dengan gerakan mendorong. The Ochsenbein pahat adalah pahat yang berguna
dengan lekukan setengah lingkaran di kedua sisi pegang instrumen yang memungkinkan
untuk melibatkan sekitar tiupan dan ke daerah interdental. The Rhodes pahat lain kembali
tindakan-populer pahat.
Pisau bedah
Bilah pisau bedah dari berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan dalam bedah
periodontal.Pisau paling umum adalah # 12D, 15, dan 15C. Pisau # 12D adalah pisau
berbentuk paruh dengan pemotongan tepi di kedua sisi, memungkinkan operator untuk
terlibat sempit, daerah terlarang dengan kedua mendorong dan menarik gerakan
memotong. Pisau # 15 digunakan untuk flaps menipis dan tujuan umum. Pisau # 15C, versi
sempit pisau # 15, adalah udeful untuk membuat sayatan, awal scallopingjenis. Perancangan pisau ini memungkinkan sayatan ke bagian sempit interdental
tutupnya. Semua pisau dibuang setelah satu digunakan.
Electrosurgery (Radiosurgery) teknik dan instrumentasi.
The electrosurgery istilah atau Radiosurgery saat ini digunakan untuk mengidentifikasi
teknik bedah yang dilakukan pada jaringan lunak menggunakan dikontrol, tinggi frekuensi
listrik (radio) arus pada kisaran 1,5 ke 7,5 juta siklus per detik, atau megahertz. Ada tiga
kelas elektroda aktif: elektroda kawat tunggal untuk menggores atau excising; loop
elektroda untuk prosedur koagulasi.
Empat tipe dasar teknik electrosurgical adalah electrosection, elektrokoagulasi,
electrofulguration dan electrodesiccation.
Electrosection, juga disebut sebagai electrotomy atau acusection, digunakan untuk
menyayat, excisions, dan perencanaan jaringan. Insisi dan eksisi dilakukan dengan kawat
tunggal electodes aktif yang dapat dibengkokkan atau disesuaikan untuk menyelesaikan
semua jenis prosedur pemotongan.
Elektrokoagulasi menyediakan berbagai koagulasi atau perdarahan kontrol dengan
menggunakan elektrokoagulasi saat ini. Elektrokoagulasi dapat mencegah perdarahan atau
perdarahan pada awal masuk ke dalam jaringan lunak, tetapi tidak dapat menghentikan
pendarahan setelah darah hadir. Semua bentuk perdarahan harus dihentikan terlebih
dahulu oleh beberapa bentuk tekanan langsung (misalnya, udara, kompres,
hemostat). Setelah pendarahan berhenti sejenak, akhir menyegel dari kapiler dapat dicapai
dengan aplikasi elektrokoagulasi arus singkat. Elektroda aktif digunakan untuk koagulasi
jauh bulkier dari kawat tungsten baik digunakan untuk electrosection.
Electrosection dan elektrokoagulasi adalah prosedur yang paling sering digunakan di
semua bidang kedokteran gigi. Kedua teknik monoterminal, electrofulguration dan
electrodesiccation, tidak digunakan secara umum dalam kedokteran gigi.Aturan dasar yang
paling penting dari electrosurgery selalu menjaga ujung bergerak. Lama atau aplikasi
berulang-ulang saat ini untuk jaringan menyebabkan akumulasi panas dan kerusakan
jaringan yang tidak diinginkan, sedangkan aplikasi sela pada interval yang memadai untuk
1. Dilarang berkumur, meludah atau menyentuh luka selama 1 jam agar terjadi
pembekuan darah.
2. Obat harus segera di minum apabila terasa sakit atau terganggu.
3. Bila terjadi pembengkakan, perubahan warna, maka kompres dengan es selama 6-8
jam (10 menit kompres, 10 menit angkat, 10 menit kompres lagi dst). Kompres
ekstraoral pada pipi di sisi pascabedah.
4. Selama 24 jam dilarang makan makanan yang keras, padat dan merokok.
5. Tutup pembalut periodontal hingga 1 minggu pasca bedah
6. Kumur dengan air garam hangat keesokan harinya selama 4-6 hari
7. Jahitan jangan sampai dibuka sendiri oleh pasien
8. Operator harus mudah dihubungi.
DAFTAR PUSTAKA
Newman, Michael G.,dkk. 2002. Carranzas Clinical Periodontology .9h ed. St. Louis
Missouri : Saunders Elsevier.
Wolff,Larry.2009.PeriodontalSurgery.http://www1.umn.edu/perio/dent6613/Flap_Sx.pdf