Anda di halaman 1dari 33

Open method

extraction dgn
bedah flap
pada gigi 46

QONITA AMALIA 1112012027


Pembimbing: drg. Juliani Kusumaputra., Sp.BM
Identitas pasien
Identitas pasien

– Nama : Ny. Dwi Nur Hayati


– Jenis kelamin : Perempuan
– Tanggal lahir :27 Desember 1990
– Alamat : Jl. Cempaka warna RT.20, RW.004, No. 36. Jakarta Pusat
– No.telepon : 0812 8593 5833
– Status perkawinan : Sudah menikah
– Agama : Islam
– Pendidikan : SMK
– Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Anamnesis
Keluhan pasien

Keluhan utama
• Ingin cabut gigi geraham bawah kanan

Riwayat penyakit yang dikeluhkan


• Gigi geraham bawah kanan berlubang besar. Sebelumnya pernah
ditambal sementara tetapi lepas dan lama kelamaan gigi tersebut
keropos. Dan tidak pernah ada keluhan pada gigi tersebut.
Keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum

– Tingkat kesadaran : Compos mentis


– Tensi : 120/70 mmHg
– Nadi : 60/ menit
– Pernapasan : 16/ menit
– Penyakit umum yang sedang diderita:
Os punya riwayat asthma yang terakhir kambuh pd saat usia 5 th.
– Obat-obatan yang sedang dikonsumsi :-
– Riwayat alergi :-
PEMERIKSAAN
KEADAAN LOKAL
Pemeriksaan keadaan lokal

Ekstra oral Intra oral


– Lokasi : TAK – Lokasi : 46
– Inspeksi : TAK – Inspeksi : Karies mencapai pulpa dgn
– Palpasi : TAK kehilangan hampir seluruh
dinding tegak
– Perkusi : TAK
– Palpasi : TAK
– Perkusi :+
Diagnosis sementara
• Gangren pulpa gigi 46 disertai periodontitis apikalis
kronis

Diagnosis banding
• Gangren pulpa gigi 46 disertai abses periapikalis
kronis
Pemeriksaan penunjang
Gigi 46:
Terlihat radiolusensi mencapai dasar kamar pulpa; terdapat pelebaran PDL dan lamina dura terputus pada apikal gigi
46; terdapat sedikit radiolusensi pada apeks mesial dan distal gigi 46.
Diagnosis kerja

– Gangren pulpa disertai periodontitis apikalis kronis


Rencana perawatan

– Open method extraction dengan bedah flap gigi 46


TINJAUAN PUSTAKA
Open method extraction/
transalveolar extraction/ surgical
extraction
– Suatu teknik pengangkatan gigi dari dalam soket gigi,
setelah dilakukannya pembuatan flap dan melakukan
pembuangan sejumlah tulang di sekitar gigi (Fragiskos,
2007).
Indikasi open extraction

Indikasi open method extraction (Malik, 2012):


– Gigi yang sulit diungkit
– Sisa akar gigi yang tidak dapat dipegang oleh forcep atau diungkit dengan bein/ elevator.
– Gigi dengan restorasi yang besar dan dengan perawatan saluran akar
– Gigi hipersementosis/ ankilosis
– Gigi germinasi/ dilaserasi
– Gambaran radiografis menunjukan pola akar yang rumit
– Gigi dengan patologi seperti granuloma periapikal, kista dan tumor
– Impaksi gigi
Teknik open method extraction

Asepsis dan anestesi

Membuat flap

Membuang tulang secukupnya sehingga akar dapat terlihat


secara adekuat

Mengekstraksi gigi atau akar dengan elevator atau forcep

Prosedur manajemen luka pasca bedah dan penjahitan


Desain flap full thickness
mucoperiosteal

Gambar 2.1. A. Flap triangular. B. Flap triangular yang memperlihatkan lesi periapikal. C. Ilustrasi flap triangular (Balaji,
2013).
Gambar. 2.3. Flap envelop A. Insisi servikular. B. Flap envelop. C. Illustrasi flap
envelop (Balaji, 2013).
Langkah membuat flap
Teknik open method extraction
untuk gigi Molar satu rahang
bawah
Manajemen soket gigi pasca
ekstraksi gigi

– Kuretase
– Menghaluskan tepi tulang alveolar yg tajam dgn rounger forcep atau bone file
– Menekan tulang bukal dan lingual dengan jari
– Irigasi
Penjahitan

Gambar 2.16. A, Flap dipertahankan pada posisinya dengan penjahitan papilla interdental.
B, Tampak lateral penjahitan (Hupp, 2014).
Gambar 2.17. A, untuk membuat jahitan pada flap triangular lebih mudah, elevator
periosteal digunakan untuk membuka sedikit jaringan cekat sehingga jahitan dapat
melewatinya. B, Ketika flap triangular dikembalikan pada posisinya, jahitan pertama
diletakan pada oklusal ujung insisi vertikal (1). Papilla kemudian dijahit secara bertahap
(2,3), dan terakhir, jika diperlukan, aspek superior insisi vertikal juga dijahit (4) (Hupp,
2014).
Instruksi pasca bedah

– Istirahat
– Meminum obat analgesik (penghilang nyeri), selama nyeri ada.
– Kompres dingin (dapat menggunakan ice pack yang dibungkus handuk) pada
daerah bedah selama 10-15 menit, tiap setengah jam, selama 4-6 jam.
– Gigit tampon/ kasa pada daerah bedah selama 30-45 menit. Jika pendarahan
berlanjut, maka tampon perlu diganti untuk beberapa jam kedepan.
– Antibiotik
– Mengkonsumsi makanan yang dingin dan lunak pasca bedah.
– Oral hygiene: Berkumur dengan obat kumur dilakukan setelah 24 jam, tiga kali
sehari selama 3-4 hari. Penyikatan gigi dan flossing tetap dilakukan namun
dihindari pada daerah bedah.
– Pelepasan jahitan: kontrol melepas jahitan seminggu setelahnya (Fragiskos,
2007).
Kesimpulan

– Ekstraksi gigi pada kasus gigi dengan klinis karies mencapai pulpa dengan
hilangnya hampir seluruh dinding tegak gigi memerlukan teknik pengekstrasian
gigi dengan open method extraction dikarenakan sulitnya gigi dipegang dengan
forcep atau diungkit dengan bein/elevator pada kasus tersebut.
Daftar referensi

– Balaji. 2013. Textboo of oral & maxillofacial surgery. 2nd ed. New delhi, Elsevier.
p.278-281.
– Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Jerman: Springer. p.92-93.
– Hupp, James R. Contemporary oral and maxillofacial surgery. 6th ed. St. Louis,
Mosby, Elsevier. p.121-137.
– Malik. 2012. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. 3rd ed. New delhi,
Jaypee Brothers Medical Publishers. p.139.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai