SKRIPSI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2007
Perpustakaan Unika
SKRIPSI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2007
Perpustakaan Unika
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2007
Perpustakaan Unika
HALAMAN PENGESAHAN
Pada Tanggal:
9 Oktober 2007
Mengesahkan
Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata
Dekan,
Dewan Penguji
1. Drs. Sumbodo Prabowo, MSi
...............
...............
...............
Perpustakaan Unika
PERSEMBAHAN
Perpustakaan Unika
MOTTO
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
7. Seluruh Staf
Semarang,
Oktober 2007
Penulis
Perpustakaan Unika
ABSTRAKSI
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
Perpustakaan Unika
.. 17
D. Pengertian Peran . . 21
1. Peristilahan dalam Teori Peran . . 22
a. Istilah tentang Orang-orang yang Terlibat dalam Interaksi
Sosial ... . 23
b. Istilah tentang Perilaku yang Muncul dalam Interaksi ... . 23
c. Istilah Kedudukan Orang-orang dalam Perilaku ... 26
d. Istilah tentang Kaitan antara Orang dan Perilaku . 27
2. Teori-teori Peran 30
a. Teori Pengambilan Hati . 30
b. Teori Manajemen Kesan . 32
c. Teori Pemantauan Diri ... . 34
d. Toeri Sadar Diri Objektif ... . 37
E. Pengertian Peran Peer Educator dalam Pencegahan HIV dan AIDS ... . 39
F. Dinamika Peran Peer Educator dalam Pencegahan HIV dan AIDS . 39
Perpustakaan Unika
E. Analisis Data 49
1. Transkripsi . . 49
2. Pengorganisasian Data .. . 50
3. Pengenalan ..... 50
4. Koding .. .50
Unit Pelayanan .. . 55
3. Unit Outreach . . 56
B. Persiapan Penelitian . . 58
1. Survey Awal .... 58
2. Perizinan . 58
3. Persiapan Alat-alat Penunjang Pengumpul Data Penelitian .. . 59
C. Pelaksanaan Penelitian . . 59
D. Hasil Pengumpulan Data . . 60
Subyek I .. . 60
a. Identitas Subyek . 60
b. Hasil Observasi . . 60
c. Hasil Wawancara .. . 62
d. Analisa Kasus .. 64
e. Intensitas Tema yang Muncul . 72
f. Matrik antar Tema . 74
g. Bagan Dinamika Psikologis ... . 76
Perpustakaan Unika
Subyek II . 77
a. Identitas Subyek . 77
b. Hasil Observasi . . 77
c. Hasil Wawancara .. . 80
d. Analisa Kasus .. 84
e. Intensitas Tema yang Muncul . 85
f. Matrik antar Tema . 86
g. Bagan Dinamika Psikologis ... . 87
Subyek III .. . 88
a. Identitas Subyek . 88
b. Hasil Observasi . . 88
c. Hasil Wawancara .. . 93
d. Analisa Kasus .. 95
e. Intensitas Tema yang Muncul . 96
f. Matrik antar Tema . 97
g. Bagan Dinamika Psikologis ... . 98
BAB V : PEMBAHASAN . . 99
A. Penjelasan Umum . 99
Subyek I .. 100
Subyek II . 102
Subyek III 104
B. Intensitas Tema antar Subyek . 106
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
DAFTAR TABEL
.. . 61
Perpustakaan Unika
DAFTAR GAMBAR
Perpustakaan Unika
DAFTAR LAMPIRAN
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
satu
masalah
kesehatan
yang
sangat
merisaukan
ada
empat
faktor
utama
yang
mendasarinya.
Pertama,
Seorang
yang
telah
didiagnosa
HIV
(Human
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
presentase mereka yang memiliki risiko tinggi terjangkit HIV dan AIDS
di Indonesia antara lain, pengguna narkoba (34 persen), PSK (tujuh
persen), pelanggan PSK (31 persen), waria (satu persen), gay (delapan
persen), partner group berisiko tinggi (12 persen), dan lain-lain (tujuh
persen). Penyakit ini menyebar cepat di kalangan pengguna narkoba
dengan suntikan, pekerja seks dan pelanggannya serta melalui kontak
heteroseksual seperti halnya di Papua, demikian menurut Direktur
Eksekutif UNAIDS (SP18, 18/07/02).
Penelitian yang dilakukan Universitas Diponegoro bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah (1995) mengenai perilaku seks
anak SMU menunjukkan bahwa 10% telah melakukan hubungan
seksual. Pada akhir 1997, penelitian TIM FISIP UI bekerjasama dengan
Gatra, pada kelompok umur 18-22 tahun di beberapa kota besar di
Indonesia (Jakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya dan Ujung pandang)
menunjukkan bahwa 1,3% dari responden menganggap bahwa
senggama diluar nikah adalah hal yang wajar. Penelitian yang dilakukan
Rizali dan Piliang (1994) untuk pelajar SMU dan SMK Kotamadya
Medan bahwa pengetahuan seks dan AIDS, 63% didapat dari teman
sebaya dan kelompok remajanya, 72% para guru tidak setuju dengan
informasi seks (pengetahuan tentang reproduksi) karena pendidikan seks
adalah tabu. Hanya 25,4% yang tahu bahwa kehamilan bisa terjadi dari
satu kali berhubungan seks sementara 70% lainnya mengaku tidak tahu.
Masih ada 32% yang percaya bahwa AIDS dapat menular lewat
peralatan yang dipakai oleh penderita AIDS dan 18% masih percaya
bahwa AIDS bisa ditularkan oleh nyamuk (Hadisaputro, 1994).
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
pendekatan
pendidikan
sebaya
dalam
rangka
Perpustakaan Unika
Mark
Snyder
(Suhardono,
1994,
hal.
51)
adalah
F. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
dilihat terdapatnya kecendrungan peningkatan HlV dan AIDS di
kelompok generasi muda. Siswa SMA sebagai generasi muda
merupakan kelompok yang perlu diselamatkan karena merupakan
Sumber Daya Manusia yang potensial bagi pembangunan bangsa. Usaha
penyelamatan tersebut salah satunya dengan Peer Education yang
menggunakan Peer Educator dari kalangan siswa SMA itu sendiri
karena bila penyampaian informasi
Perpustakaan Unika
SMA dari kalangan sendiri maka informasi akan lebih mudah diterima
oleh teman-temannya yang lain, selain itu anak-anak SMA lebih terbuka
bercerita dengan teman sepermainannya atau dengan teman sebayanya
daripada bercerita dengan orangtuanya atau dengan orang dewasa yang
lebih pengalaman.
Peneliti menggunakan teori peran yang Teori Pemantauan Diri
untuk mengetahui peran dari Peer Educator dalam pencegahan HIV dan
AIDS di SMA karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana kendali
Peer Educator atas citra dan kesan yang terbentuk dalam diri temantemannya kepada Peer Educator dalam relasi social khususnya dalam
usaha pencegahan HIV dan AIDS.
Sehingga pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah peer educator mempunyai peran dalam pencegahan HIV dan
AIDS di SMA?
2. Bagaimana proses peer educator dalam memberikan informasi yang
tepat dan benar mengenai HIV dan AIDS di SMA ?
G. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui
tentang peran peer educator dalam pencegahan HIV dan AIDS di SMA
dan mengetahui gambaran proses peer educator dalam memberikan
informasi yang tepat dan benar mengenai HIV dan AIDS di SMA.
Perpustakaan Unika
H. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu
Psikologi
khususnya
Psikologi
Sosial
dan
Psikologi
2. Manfaat Praktis
Apabila peer educator hasilnya positif, maka:
a. Pendekatan pendidikan sebaya dapat digunakan sebagai salah
satu metode pendidikan kesehatan dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS di SMA.
b. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai acuan bagi peer educator dalam komunikasi, informasi
dan edukasi di lingkungannya.
c. Diharapkan dapat terbentuk kelompok-kelompok motivator dari
siswa dalam menanggulangi masalah-masalah HIV dan AIDS di
SMA.
Perpustakaan Unika
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
positif HIV, namun pada masa ini tidak timbul gejala yang
menunjukkan orang tersebut menderita AIDS, atau dia masih
tampak sehat.
c. Masa dengan Gejala, ini sering disebut masa sebagai penderita
AIDS. Gejala AIDS sedah timbul dan biasanya penderita dapat
bertahan sekitar 6 bulan sampai 2 tahun, dan kemudian
meninggal (Wahyuningsih, 2000, hlm. 46).
Perpustakaan Unika
hubungan
seksual
(heteroseksual,
homoseksual,
Perpustakaan Unika
HIV memang ditemukan pula pada air ludah, air mata, air
susu, air kencing, serta tinja penderita, tetapi jumlahnya sangat
sedikit, dan karena itu tidak pernah dilaporkan berperan sebagai
sumber penularan. Bersalaman dan atau berpelukan dengan
penderita AIDS tidak akan menularkan HIV, asalkan tidak ada luka.
Nasihat untuk tidak sampai menimbulkan luka tersebut memang
sangat dianjurkan, terutama untuk petugas kesehatan yang merawat
penderita AIDS. Memakai peralatan minum dan makan penderita
AIDS, mandi dalam satu kolam renang yang sama dengan penderita
AIDS, menggunakan kamar mandi atau kakus yang sama dengan
penderita AIDS, dan atau gigitan atau serangga yang telah menggigit
penderita AlDS, juga tidak akan menularkan HIV.
Tidak ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan HIV
atau AIDS. Tetapi ada dua kemajuan besar dalam hal perawatan
pengidap HIV dan AIDS selama 20 tahun terakhir. Pertama adalah
adanya obat-obatan yang dapat menghambat virus, mencegah atau
memperlambat terjadinya AIDS dan membuat orang-arang yang
terinfeksi HIV dapat terbebas dari gejala AIDS lebih lama. Kedua
adalah adanya pengobatan yang telah terbukti sangat penting dalam
mengurangi penularan virus dari ibu pengidap HIV pada anaknya.
Untuk itu perlu diketahui beberapa perilaku yang berisiko
tertular HIV dan AIDS, antara lain :
a. Bertambahnya pasangan seksual
b. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril (penularan virus
masuk melalui pembuluh darah)
Perpustakaan Unika
B. Pengertian Pencegahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pencegahan adalah
proses, cara, perbuatan mencegah (2000, hlm. 199).
Pencegahan dalam Kamus Kedokteran berfungsi mencegah
kejadian (Dorland, 2000, hlm.1765).
Menurut Kamus Kesehatan, pencegahan berarti berarti berada di
garis depan dalam upaya pencegahan penyakit disamping juga memiliki
peran dalam upaya promotif seperti penyuluhan kesehatan (Sue
Hinchliff, 1999, hlm.134).
Perpustakaan Unika
keterampilan
berpikir
dan
bernalar
dengan
Perpustakaan Unika
materi ajar, perubahan peran siswa, dan teknik interaktif yang diadopsi
mungkin saja mengganggu pihak-piak tertentu di sekolah. Selain itu
keberatan juga bisa berasal dari pengurangan waktu yang seharusnya
untuk materi ajar yang lain. Hal ini sebenarnya bisa dihindari dengan
mengintegrasikan program ini pada pelajaran olah raga dan kesehatan,
atau dilaksanakan di luar jam sekolah.
program
peer
education
ini
paling
tepat
Perpustakaan Unika
dalam
pendidikan
sebaya
ini
harus
mampu
Perpustakaan Unika
kepedulian
peer
educator
akan
pentingnya
Perpustakaan Unika
sebaya
yang
dipilih
yang
mempunyai
sifat
Perpustakaan Unika
D. Pengertian Peran
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, hlm. 245)
dijelaskan bahwa peran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan dimiliki oleh individu sebagai anggota masyarakat.
Istilah peran diambil dari dunia drama dan teater yang hidup
subur pada jaman Yunani kuno dan Romawi. Peran menunjukkan
karakterisasi yang dibawa aktor dalam pentas drama yang dimainkan,
kemudian istilah peran digunakan dalam ilmu sosial dan diartikan
sebagai fungsi penampilan seseorang ketika menduduki suatu posisi
tertentu dalam struktur sosial. Penjelasan lain mengatakan bahwa peran
seorang actor adalah suatu batasan peran yang diberikan oleh actor lain
yang sama-sama berada dalam suatu penampilan. Peran seseorang
terkait dengan peran yang dilakukan oleh orang lain dalam suatu
hubungan social.
Peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa
perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang menduduki suatu
posisi (Suhardono, 1994, hlm.
nyata,
Perpustakaan Unika
masyarakat dan harus patuh pada scenario yang berupa norma social,
tuntutan social dan kaidah-kaidah.
Peran atau role merupakan aspek dinamis kedudukan atau status.
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. Peran dan kedudukan
tidak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung pada yang
lain dan sebaliknya. Tak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan
tanpa peran.
Sebagaimana halnya dengan kedudukan, peran juga mempunyai
dua arti. Setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal
dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa
peran menentukan apa yang diberikan oleh masyarakat serta
kesempatan-kesempatan
apa
yang
diberikan
oleh
masyarakat
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
demand).
Tuntutan
peran
melalui
proses
Perpustakaan Unika
dan
sanksi
agak
sulit
dipisahkan
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
definisi-definisi
peran
menyatakan
bahwa
peran
adalah
untuk
menentukan
hubungan-hubungan
tersebut
berdasarkan:
1) Kriteria kesamaan (similarity), terdiri dari :
a) Diferensiasi : digunakan untuk hubungan perilakuperilaku, dimana dua atau lebih perilaku saling dibedakan
satu sama lain.
b) Konsensus : diartikan sebagai sejumlah kesepakatan pada
persoalan tertentu. Hal yang disepakati bisa berupa
preskripsi, penilaian, deskripsi dan sanksi. Bentuk
konsensus
bisa
terbuka
atau
tertutup.
Konsensus
Perpustakaan Unika
ii.
iii.
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
5. Teori-Teori Peran
Teori-teori yang termasuk teori peran:
a. Teori Pengambilan Hati
Dikemukakan oleh Jones (1965) dan Wartman (1973).
Teori ini menawarkan suatu konstruk teoritis untuk menyingkap
strategi-strategi interpersonal, yang dibawakan oleh setiap
pelaku, agar dapat membuat orang lain terkesan akan kualitaskualitas pribadinya (Suhardono, 1994, hlm. 44).
Ciri khas dari strategi yang dimaksud tidak mendasarkan
pada norma kontrak social yang lazim, kerena masing-masing
pelaku akan berusaha untuk menyiasati orang sasarannya (target)
demi tercapainya tujuan utama yaitu menciptakan kesan baik
tentang dirinya. Sementara itu pada sasaran akan cenderung
tercipta suatu kesan tentang atribut positif atau kualitas atraktif
pada diri si pelaku.
Tentang
faktor
penentu
dalam
pengambilan
hati,
Perpustakaan Unika
resolusi,
diantaranya
adalah
dengan
tersebut
bersifat
menciptakan pembenaran-pembenaran.
Hubungan
antar
ketiga
faktor
Perpustakaan Unika
pemberian
favor
yang
berupa
sikap
Perpustakaan Unika
dapat
memaksimalkan
kenikmatan
dan
Perpustakaan Unika
dari
keberhasilan
mengkonstruksi
Perpustakaan Unika
sosial(social
appropriateness),
mempunyai
Perpustakaan Unika
diri
mereka,
sehingga
secara
ajeg
dapat
Perpustakaan Unika
dirinya.
Pengalaman
ini
tidak
mengenakkan,
pengalaman
tidak
mengenakkan
tersebut
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
kepada
anak
muda
merupakan
prioritas
yang
harus
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
BAB III
METODE PENELITIAN
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif subyek tidak diambil secara acak,
tetapi dipilih mengikuti criteria tertentu (Poerwandari, 1998, hlm.
60).
Sampel yang dipilih erat kaitannya dengan perolehan data dan
informasi
yang
sesuai
dengan
tujuan
penelitian.
Menurut
pertimbangan
statistik.
Tujuannya
adalah
untuk
Perpustakaan Unika
memaksimalkan
informasi,
bukan
untuk
memudahkan
penggeneralisasian.
Sarantoks
(dalam
Poerwandari,
1998,
hlm.
53)
dengan
tujuan
dalam
penelitian
ini,
peneliti
Perpustakaan Unika
1. Observasi
Menurut Banister (dalam Poerwandari, 1998, hlm. 62) istilah
observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan
antar aspek dalam fenomena tersebut. Patton (dalam Poerwandari,
1998, hlm. 63) menegaskan bahwa observasi merupakan metode
pengumpulan data yang esensial dalam penelitian, apalagi penelitian
dengan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ini observasi yang akan dilakukan mengacu
pada observasi alamiah dan observer tidak berperan aktif (non
partisipan) dimana peneliti hanya mengamati tanpa terlibat dalam
aktivitas sosial yang berlangsung. Adapun yang akan diobservasi
dalam penelitian ini meliputi kondisi fisik subyek serta lingkungan
tempat tinggal subyek, hubungan subyek dengan teman-temannya di
lingkungan sekolah dan di rumah, hubungan subyek dengan anggota
keluarganya dan perilaku subyek selama pengambilan data.
Perpustakaan Unika
2. Wawancara
Menurut Poerwandari (1998, hlm. 72), wawancara adalah
percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Banister (dalam Poerwandari, 1998, hlm 72) menambahkan
bahwa wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna yang subyektif
yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal
yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Dalam
penelitian ini, akan digunakan wawancara semi terstruktur, yakni
wawancara yang menggunkan seperangkat pertanyaan yang telah
baku, tetapi tidak menutup kemungkinan pertanyaan disesuaikan
dengan kondisi maupun cirri-ciri responden.
Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap
beberapa hal, antara lain :
a. hubungan interaksi sosial Peer Educator dengan lingkungannya
b. cara KIE yang seharusnya dilakukan seorang Peer Educator
c. peran-peran yang harus diemban seorang Peer Educator
d. syarat-syarat menjadi Peer Educator
e. manfaat menjadi seorang Peer Educator
3. Sumber Referensial
Merupakan salah satu metode pengambilan data yang
dilakukan lewat studi pustaka referensial, dokumen, tulisan ilmiah,
foto, kolom, film dan sumber referensial lainnya baik secara lisan
Perpustakaan Unika
4. Pendamping PE
Peneliti melakukan wawancara kepada Pendamping PE untuk
mengetahui persyaratan dan tugas-tugas PE serta harapan Asa PKBI
Jawa Tengah sendiri dengan adanya PE.
sejawat,
analisis,
kasus
negatif,
kecukupan
referensial,
1. Triangulasi
Menurut Moleong (2005, hlm. 330), triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Triangulasi yang dilakukan adalah dengan membandingkan
data penelitian dengan yang telah diperoleh dengan sumber, teori
dan observasi.
Perpustakaan Unika
E. Analisis Data
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif tidak
memiliki rumusan standar untuk mengolah dan menganalisis data.
Patton (dalam Poerwandari, 1998, hlm. 87) menegaskan bahwa satu hal
yang harus diingat peneliti adalah kewajiban untuk memonitor dan
melaporkan proses serta prosedur-prosedur analisisnya dengan jujur dan
selengkap mungkin.
Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan empat tahapan,
yaitu (Lacey & Luff, 2001, hlm.16-18) :
1. Transkripsi
Hampir semua penelitian kualitatif menggantungkan diri pada
data hasil wawancara dan diskusi dengan informan. Semua hasil
kegiatan tersebut direkam dengan tape recorder, video, atau catatan
lapangan, yang kemudian ditransfer ke dalam disket atau lainnya.
Kegiatan non-verbal informan informan, tingkah laku informan dan
emosi informan juga diperhatikan selama wawancara.
Perpustakaan Unika
2. Pengorganisasian data
Dalam
pengorganisasian
data,
perlu
dicatat
tanggal
3. Pengenalan
Peneliti mendengarkan tape dan menonton video hasil
wawancara, serta membaca kembali data, membuat memo dan
rangkuman sebelum analisis formal dimulai. Tahapan ini juga
merupakan hal penting.
4. Koding
Membaca transkrip wawancara perlu dilakukan sebelum
memulai tahapan ini. Setelah mengenal, selanjutnya dilakukanlah
pengkodingan. Asumsi, kita tertarik dengan gagasan dari informan
tentang kosep, perlawanan hati, dan dampak dalam hidupnya.
Perpustakaan Unika
BAB IV
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
ikut
menyumbangkan
ide
kretifnya
dalam
setiap
dampingan
Asa.
Asa
juga
biasa
membagikan,
kepedulian
masyarakat
umum
terhadap
Perpustakaan Unika
2. Unit Pelayanan
Berdasarkan job description Asa, tugas dari Unit Layanan adalah :
a. Memberikan layanan konseling atau informasi tentang narkoba
dan HIV dan AIDS melalui telepon, tatap muka, surat, atau email
b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan penyelenggaraan
layanan medis
Perpustakaan Unika
3. Unit Outreach
Tugas-tugas Unit ini adalah:
a. Meakukan penjangkauan dan pendampingan pada anak jalanan.
b. Membuat laporan dan pendataan terhadap kondisi Dampingan
c. Membentuk
kelompok
dampingan
dan
menyelenggarakan
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
A. Persiapan Penelitian
1. Survey Awal
Peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui gambaran
dan situasi yang ada di lapangan penelitian. Survey awal
dimaksudkan agar peneliti jelas tentang apa yang akan dilakukan
sehubungan dengan tema yang akan diangkat didalam penelitian
serta hal-hal yang kiranya dapat mempengaruhi pengambilan data.
Selain itu peneliti juga mencari informasi dari artikel dan buku-buku
yang berkaitan dengan Peran Peer Educator dalam Pencegahan HIV
dan AIDS di SMA. Peneliti telah melakukan survey awal sejak
bulan Agustus 2006 sampai bulan Juni 2007. Selama survey peneliti
mengalami
beberapa
menumbuhkan
kendala
kepercayaan
dan
sedikit
diantaranya
pendekatan
dengan
untuk
subyek
2. Perizinan
Peneliti meminta izin kepada Koordinator Asa PKBI Jawa
Tengah untuk melakukan penelitian dengan menyerahkan surat izin
penelitian resmi yang dikeluarkan oleh Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang dengan nomor 785/B.7.3/FP/VI/2007
tertanggal 29 Juni 2007. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli
sampai dengan bulan September 2007.
Perpustakaan Unika
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 2 Juli 2007 sampai
dengan tanggal 17 September 2007. Penulis mengenal subyek melalui
Asa PKBI Jawa Tengah. Sementara jabatan peneliti di Asa PKBI Jawa
Tengah adalah sebagai relawan dan pendamping outreach (pendamping
peer educator). Penulis menjelaskan secara garis besar tentang
penelitian yang akan dilaksanakan dan meminta izin Koordinator Asa
PKBI Jawa Tengah selaku pimpinan Asa juga meminta kesediaan
subyek untuk membantu penulis.
melakukan
penelitian
dengan
wawancara
tidak
Perpustakaan Unika
Subyek I
a. Identitas Subyek
Nama
KA
Jenis Kelamin
Perempuan
Umur
19 tahun
Agama
Islam
Pekerjaan/ Pendidikan
Jabatan di Asa
Pen
b. Hasil Observasi
Peneliti melakukan observasi pada subyek KA sebayak 4 kali,
yakni :
Perpustakaan Unika
No.
1.
Tanggal
Waktu
11 Juli 2007
14.00-17.00
Tujuan Observasi
Untuk
fisik
mengetahui kondisi
subyek,
hubungan
mengetahui
subyek
dengan
Asa
PKBI
Jawa
20 Juli 2007
19.00-21.00
3.
27 Juli 2007
09.00-12.30
Untuk
melihat
subyek
dengan
hubungan
staff
dan
relawan
4.
13
2007
Agustus 10.00-12.00
subyek
wawancara,
hubungan
saat
mengetahui
subyek
keluarganya
Tabel 1 : Hasil Observasi Subyek I
dengan
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
c. Hasil Wawancara
Latar Belakang Subyek
Subyek lahir di Wonosobo 19 tahun yang lalu. Ayah dan ibu
subyek bekerja sebagai petani di Wonosobo. Ayah subyek
mempunyai sebidang sawah, seekor sapi dan beberapa ekor
kambing. Subyek telah mendapat palajaran menanam padi, menanam
jagung atau kadang menanam tembakau sejak subyek kelas dua SD.
Subyek sejak kecil sudah diharuskan membantu orang tuanya baik di
rumah maupun di sawah dan subyek merasa itu sudah merupakan
kewajibannya sebagai anak, sehingga subyek tidak merasa terbebani.
Subyek mempunyai seorang adik laki-laki. Saat ini adik lakilaki subyek berusia 13 tahun. Adik subyek setelah lulus SD
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Wonosobo tidak mau melanjutkan ke
SMP. Ayah dan ibu subyek sudah membujuk adik subyek dengan
berbagai cara, tetapi adik subyek tetap menolak untuk melanjutkan
ke SMP. Subyek juga sudah membujuk adiknya agar mau
melanjutkan sekolahnya, tetapi tetap tidak berhasil, sehingga sudah
Perpustakaan Unika
satu tahun ini adik subyek tidak sekolah. Sekarang ini kegiatan adik
subyek hanya membantu orang tuanya di sawah dan di rumah.
Berbeda dengan adiknya, bagi subyek pendidikan itu sangat
penting karena subyek menginginkan dengan berpendidikan tinggi
dapat mendapatkan suatu pekerjaan yang lebih tinggi daripada hanya
menjadi seorang petani. Keinginan subyek ini tidak mendapatkan
dukungan dari ayahnya, ayahnya sangat tidak menyukai pendidikan,
tetapi subyek selalu mendapatkan dukungan dari ibunya. Walaupun
ibu subyek tidak bisa memberikan apa-apa, tetapi ibu subyek terus
mendukung dan mendoakan. Setelah lulus SMP subyek pergi ke
Semarang dan mencari pekerjaan dimana subyek bisa kerja dan tetap
melanjutkan sekolah ke SMA. Akhirnya subyek ikut seorang
majikan, dimana subyek kalau pagi sekolah dan sepulang sekolah
subyek mengerjakan semua pekerjaan rumah yang ada di rumah
majikannya itu. Subyek bersekolah di salah satu SMA swasta di
Semarang yang menjadi dampingan Asa PKBI Jawa Tengah. Subyek
bekerja di majikannya itu hanya bertahan beberapa bulan, setelah itu
subyek bekerja di rumah seorang dokter. Subyek setiap pagi
mendapat izin untuk bersekolah dan sepulang sekolah subyek tetap
membantu semua pekerjaan rumah yang ada di rumah dokter itu.
Saat tinggal di rumah dokter, subyek dapat membaca buku-buku
tentang kesehatan yang salah satunya tentang pencegahan HIVAIDS. Subyek tinggal di rumah dokter itu hanya satu tahun. Saat
pertengahan kelas dua, subyek tinggal di rumah kontrakan salah satu
kakak Pembina Pramuka di sekolahnya. Subyek diizinkan tinggal
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Sosialisasi Subyek
Subyek mengaku mempunyai hubungan yang lebih dekat
dengan ibunya daripada dengan ayahnya, selain itu subyek dekat
dengan keluarga dari ayahnya. Subyek dan ayahnya tidak dekat
karena subyek dan ayahnya berbeda pandangan tentang pendidikan,
ayahnya beranggapan pendidikan tidak penting sedangkan subyek
beranggapan pendidikan sangat penting untuk mencari kerja yang
lebih baik. Sedangkan hubungan subyek dengan adik laki-lakinya,
seperti hubungan kakak-adik yang lainnya, saat berjauhan subyek
merasa kangen, tetapi kalau bertemu berkelahi.
Hubungan subyek dengan bapak asuhnya baik, saat subyek
membutuhkan seseorang untuk tempat bercerita, subyek selalu
mencari bapak asuhnya atau ibu pegawai BRI yang kos di rumah
bapak asuh subyek. Subyek di Semarang ini menganggap bapak
Perpustakaan Unika
asuhnya sebagai bapaknya sendiri dan ibu pegawai BRI yang kos
seperti ibunya sendiri.
Subyek mengaku tidak begitu kenal dengan tetangga yang ada
di lingkungan rumah bapak asuhnya, hanya sebatas mengetahui jika
subyek tinggal di rumah itu saja, tetapi tetap menyapa jika ada
tetangga yang lewat. Tetangga subyek tidak ada yang seusia dengan
subyek, kebanyakan anak kecil dan orang dewasa.
Subyek merasa mempunyai banyak teman dan kebanyakan
temanya laki-laki yang usianya lebih tua dari subyek. Subyek juga
mempunyai seorang sahabat laki-laki yang usianya dua tahun lebih
tua dari subyek. Hubungan subyek dengan sahabatnya seperti kakak
dan adik. Yang membedakan subyek dan sahabatnya adalah status
ekonomi, sahabatnya mempunyai status ekonomi yang lebih tinggi
daripada subyek. Sahabat subyek sering bertanya kepada subyek
tentang pengalaman hidup subyek dan mengambil hikmah dari
pengalaman hidup subyek. Sedangkan subyek sering bertanya
masalah pendidikan yang moderen kepada sahabatnya. Hanya saja
sekarang subyek sudah jarang ketemu dengan sahabatnya karena
kesibukan masing-masing.
Walaupun subyek sudah lulus tetapi subyek masih aktif
membantu dalam kegiatan Pramuka di SMA-nya. Subyek membantu
di sana atas permintaan dari kakak Pembina Pramukanya. Hubungan
subyek dengan kakak Pembina Pramukanya yang juga sebagai guru
subyek pada waktu SMA-nya itu sangat dekat. Pada saat gurunya ini
Perpustakaan Unika
Kenal Asa
Subyek mengaku mengetahui Asa sudah lama karena sering
lewat di depan kantor Asa saat sekolah, hanya saja belum
mengetahui Asa secara mendalam. Saat subyek belum mengenal
Asa, subyek sering melihat teman-temannya main ke Asa, tetapi
pada waktu itu subyek tidak ikut. Ketika Asa ke sekolah
menawarkan menjadi PE, teman-teman subyek yang kebanyakan
dari anak Pramuka mendaftarkan diri sehingga subyek tertarik untuk
ikut mendaftarkan diri juga. Subyek senang dengan kegiatan Asa dan
merasa ketagihan untuk mengikuti kegiatan-kegiatannya.
Pengertian PE
PE adalah pendidik sebaya yang sudah mendapat pengetahuan
terlebih dahulu sebagai landasan untuk memberi saran yang baik
kepada teman-temannya.
Hal ini karena kalau teman-teman mempunyai masalah
tentang keremajaan, mungkin malu kalau akan bercerita kepada
orang yang lebih dewasa, seperti orang tua, dokter atau guru. Dengan
adanya PE itu, teman-teman bisa bercerita sesama teman, karena
bercerita dengan teman sendiri sehingga akan merasa enak, tidak ada
sekat, lebih terbuka, lebih santai dan tidak ada perasaan takut
dimarahi. Kalau bercerita dengan orang tua merasa takut dimarahi.
Perpustakaan Unika
Tugas-tugas PE
Pada waktu pelatihan, Asa meminta kepada para PE untuk
membuat rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan PE di sekolah
setelah pelatihan. Anak-anak PE mempunyai tugas secara personal
memberikan informasi sebagai adanyanya informasi, yang artinya
anak-anak PE menjadi tempat curahan hati teman-temannya, selain
itu
Manfaat menjadi PE
Manfaat menjadi PE adalah dipercaya teman, bisa berbagi
pengetahuan tentang pencegahan HIV-AIDS kepada teman-teman di
lingkungan sekolah, di rumah atau dimana saja.
Perpustakaan Unika
Penyampaian Informasi
Subyek dalam menyampaikan informasi tidak pernah
menyinggung salah satu agama. Subyek berusaha mengajak dan
mengarahkan anak-anak SMP atau SMA yang diajak komunikasi itu
untuk tidak melihat dari sudut pandang agama tetapi dari sudut
pandang medis atau segi kesehatannya, kecuali hal-hal yang
mengangkut kodrat manusia.
Perpustakaan Unika
d. Analisa Kasus
Subyek merasa senang menjadi PE karena subyek merasa bisa
bersenang-senang juga dengan anak-anak jalanan. Selain menjadi
PE, subyek menjadi pengurus Pramuka. Subyek sering memberikan
materi saat kegiatan Pramuka dan bila ada temannya yang
mempunyai masalah, subyek selalu berusaha memberi saran. Bila
ada teman-teman yang bermain ke rumah subyek, subyek
menyarankan teman-temannya itu untuk membaca brosur-brosur dari
Asa PKBI Jateng. Saat subyek memberikan pengetahuan tentang
pencegahan HIV-AIDS, subyek kadang menyangkutkan segi agama.
Menjadi PE, subyek merasa menjadi tahu bahayanya merokok,
pergaulan bebas dan semua itu membuat subyek lebih berhati-hati
dalam pergaulan.
Intensitas
Keterangan
Kebetulan waktu itu aku anak Pramuka,
Sosialisasi
+++
(S)
ma temen-temen ku juga..
Perpustakaan Unika
( KD )
jalanan kita kan juga
Berusaha untuk memberi saran
Solusi Konflik
+++
( SK )
Gak
selamanya
kalau
temen
itu
kebaikan,
gak
semuanya
temen
itu
+++
(P)
Religius
++
(R)
orang-orang tahu gitu
Terus pulangnya bukan hanya aku dapet
Komunikasi
+++
(K)
juga bisa ditularkan ke temen-temen
Aku merasa jadi tau bahayanya orang
Pengaturan Diri
+++
( PD )
istilahnya lebih berhati-hati
Sumber Informasi
( SI )
Pramuka
Tabel 2 : Intensitas Tema yang Muncul Subyek I
Perpustakaan Unika
Sosialisasi
Sosialisasi
Kepuasan
Diri
+++
Kepuasan
Diri
Solusi Konflik
Kepedulian
Religius
Solusi
Konflik
Kepedulian
Religius
Komunikasi
+++
Pengaturan
Diri
Sumber
Informasi
+++
+++
++
+++
+++
++
+++
+++
+++
+++
+++
++
+++
++
++
++
++
++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
-
Komunikasi
Pengaturan
Diri
+++
Sumber
Informasi
Perpustakaan Unika
Keterangan :
Mempengaruhi
+++ : kuat
++ : sedang
Berhubungan
Saling Mempengaruhi :
: lemah
Perpustakaan Unika
+++
+++
++
+++
Kepuasan
Diri
++
+++
+++
+++
Sosialisasi
Religius
++
++
+++
Kepedulian
+++
++
++
Solusi
Konflik
+++
+++
++
+++
+++
Komunikasi
+++
++
++
++
+++
+++
+++
Sumber
Informasi
+++
Gbr. 2 : Bagan Dinamika Psikologis Subyek I
Perpustakaan Unika
Subyek II
a. Identitas Subyek
Nama
RM
Jenis Kelamin
Perempuan
Umur
18 tahun
Agama
Islam
Pekerjaan/ Pendidikan :
Jabatan di Asa
b. Hasil Observasi
Peneliti melakukan observasi pada subyek RM sebayak 4 kali,
yakni :
No.
1
Tanggal
11 Juli 2007
Waktu
Tujuan Observasi
mengetahui
hubungan
kerajinan
ibadah subyek
2
13 Juli 2007
kerjanya,
mengetahui
dan
lingkungan
kerja
Perpustakaan Unika
subyek
3
18 Juli 2007
hubungan
subyek
23 Juli 2007
saat
wawancara,
hubungan
subyek
dengan keluarganya
Tabel 3 : Hasil Obsevasi Subyek II
Perpustakaan Unika
sendiri
membersihkan
kandangnya.
Setelah
selesai
semua
relawan
untuk
mencicipi
kue
yang
PE-nya
untuk
meminjam
buku,
tetapi
karena
Perpustakaan Unika
c. Hasil Wawancara
Latar Belakang subyek
Subyek lahir 18 tahun yang lalu di Semarang. Ayah subyek
seorang pekerja swasta dan ibunya mempunyai usaha mencuci
pakaian kotor. Subyek anak ke dua dari tiga bersaudara, kakak
subyek laki-laki dan sudah bekerja, sedangkan adik subyek seorang
perempuan dan saat ini kelas tiga SMP.
Subyek mengaku saat kecilnya sangat pendiam, subyek bicara
kalau ada yang bertanya. Saat subyek SMA dan ikut PE, subyek
merasa mulai bisa membuka diri dengan orang lain, bahkan dengan
orang yang baru dikenalnya, subyek bisa berkeluh kesah.
Kegiatan subyek semasa kecil hanya sekolah, bermain dan
membantu ibunya mengambil baju-baju kotor milik pelanggannya
yang berada di Pasar Bulu.
Perpustakaan Unika
Sosialisasi Subyek
Subyek mengaku mempunyai hubungan yang lebih dekat
dengan ibunya daripada dengan ayahnya, karena bila dengan
ayahnya subyek merasa tidak cocok dan selalu berselisih faham. Bila
dengan ibunya, subyek sering bertukar pikiran dan mencari solusi
sebuah masalah bersama. Subyek mempunyai empat orang sahabat
yang hubungannya menurut subyek seperti saudara sendiri, mereka
pergi main bersama dan saling berkunjung satu dengan yang lain,
sehingga subyek juga merasa dekat dengan keluarga sahabatsahabatnya. Hubungan subyek dengan tetangganya baik, subyek
mengenal semua tetangganya tetapi subyek tidak pernah bermain
bersama dengan tetangganya karena di lingkungannya tidak ada
teman yang seusia dengan subyek. Subyek mengikuti kegiatan
Pramuka di sekolah.
Kenal Asa
Walaupun rumah subyek bertetangga dengan kantor Asa,
tetapi subyek mengaku tidak mengetahui keberadaannya. Subyek
mengaku baru mengetahui Asa ketika Asa ke sekolah subyek untuk
membagikan selebaran dalam rangka menawarkan menjadi PE.
Pengertian PE
PE adalah pendidik sebaya yang mendapat bekal terlebih
dahulu berupa pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, HIVAIDS, IMS, dan seputar anak jalanan, sehingga bila ada teman yang
Perpustakaan Unika
Tugas-tugas PE
Pada waktu pelatihan, Asa meminta kepada para PE untuk
membuat rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan PE di sekolah
setelah pelatihan. Isi dari rancangan kegiatan itu antara lain membuat
mading, mengadakan diskusi, cermah dan menampung keluh kesah
dari taman-teman. Hanya saja rancangan itu belum terlaksana secara
keseluruhan yang dikarenakan kesibukan teman-teman PE dengan
kegiatan di sekolah. Kegiatan yang sudah terlaksana adalah
memberikan ceramah dan menampung keluh kesah temen-teman.
Perpustakaan Unika
Manfaat menjadi PE
Manfaat menjadi PE adalah dapat mempunyai banyak teman
dan lebih dekat dengan teman karena dapat membantu teman-teman
dalam memecahan masalah yang dihadapinya dengan memberikan
saran atau nasihat. Selain itu dapat mengetahui batas dalam
berpacaran dan dapat menjaga diri lebih baik
Penyampaian Informasi
Subyek
dalam
menyampaikan
informasi
kadang
Perpustakaan Unika
d. Analisa Kasus
Subyek mempunyai banyak teman, tetapi subyek tetap tidak
melupakan untuk tetap membantu ibunya mengambil pakaian kotor
di pelanggannya. Subyek merasa senang menjadi seorang PE karena
dengan menjadi PE, teman subyek bertambah banyak. Selama
menjadi PE, subyek harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh tamannya sesuai pengetahuan yang subyek miliki
sebagai PE. Subyek dan teman-temannya merasa lebih nyaman bila
bercerita dengan teman sendiri. Subyek dalam penyampaian
informasi ke teman-temannya kadang menyangkutkan masalah
agama.
Perpustakaan Unika
Intensitas
Empati
Keterangan
Bisa Bantu temen yang lagi punya
+ ++
(E)
masalah
Ada yang nanya soal kondom, ya aku
Sumber Informasi
( SI )
Solusi Konflik
+++
( SK )
Religius
++
(R)
selalu menyangkutkan ke agama
Temen-temen sering pada ngomong kalau
Komunikasi
+++
(K)
Iya senang, karena punya teman, lancarlancar aja, nyaman-nyaman aja, enak-enak
Kapuasan Diri
+++
( KD )
Kepercayaan Orang
++
( KO )
aku
Perpustakaan Unika
KODE
Kepuasan
Diri
Kepuasan
Diri
Solusi
Konflik
Sumber
Informasi
Kepercayaan
Orang
Religius
Komunikasi
Empati
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
++
++
++
++
+++
++
++
++
++
Solusi Konflik
Sumber
Informasi
Kepercayaan
Orang
Religius
++
+++
Komunikasi
+++
-
Empati
Berhubungan
+++ : kuat
++ : sedang
+
Salaing Mempengaruhi :
: lemah
Perpustakaan Unika
Empati
+++
++
++
+++
+++
++
Kepuasan
Diri
+++
Solusi
Konflik
+++
+++
+++
Sumber
Informasi
+++
+++
++
Komunikasi
++
+++
+++
Religius
Kepercayaan
Orang
++
++
++
++
Perpustakaan Unika
Subyek III
a. Identitas Subyek
Nama
: FP
Jenis Kelamin
Perempuan
Umur
19 tahun
Agama
Islam
Pekerjaan/ Pendidikan :
Pegawai Swasta/SMU
Jabatan di Asa
b. Hasil Observasi
Peneliti melakukan observasi pada subyek FP sebayak 4 kali,
yakni:
No.
1
Tanggal
14
2007
Waktu
Tujuan Observasi
hubungan
subyek
15
2007
kerjanya,
mengetahui
16
Perpustakaan Unika
2007
subyek
mengetahui
saat
wawancara,
hubungan
subyek
dengan keluarganya
4
17
2007
hubungan
subyek
Perpustakaan Unika
handycam
yang
sedang
dibawanya
kemudian
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
c. Hasil Wawancara
Latar Belakang subyek
Subyek lahir di Semarang 19 tahun yang lalu. Subyek
merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Kakak pertama subyek
perempuan dan telah menikah, sedangkan kakak ke dua subyek lakilaki. Kakak perempuan subyek telah menikah dan mempunyai dua
orang anak. Sekarang ini kakak perempuan subyek tinggal di
Makasar ikut suami, sedangkan kakak ke dua subyek telah bekerja
dan mempunyai rumah sendiri, tatapi belum menikah. Ayah subyek
seorang pegawai swasta yang pada hari Minggu pun tetap bekerja
hingga sore. Ibu subyek seorang ibu rumah tangga biasa, tetapi ibu
subyek mempunyai kerjaan sambilan menjaga tokonya.
Subyek dari kecil tomboy karena teman-teman sepermainan
subyek paling banyak laki-laki. Subyek sejak SD menyukai kegiatan
belajar bersama dan kegiatan diskusi. Hal ini berlangsung sampai
SMP, setelah SMA sudah tidak pernah mengikuti kegiatan belajar
kelompok lagi.
Perpustakaan Unika
Sosialisasi Subyek
Subyek mengaku di rumah mempunyai hubungan yang lebih
dekat dengan kakaknya. Subyek biasa berkeluh kesah dengan
kakaknya masalah teman atau sekolah, tetapi kalau berkeluh kasha
tentang cowok, subyek lebih memilih dengan teman. Saat masih
sekolah dulu, subyek mempunyai sahabat, tetapi sekarang sudah
tidak pernah bertemu, kadang hanya komunikasi lewat telepon atau
SMS. Subyek saat ini mulai menemukan seorang teman dekat di
tepat kerjanya, sedangkan bila di lingkungan rumah subyek tidak
mempunyai sahabat, tetapi hanya teman biasa. Subyek sekarang ini
sudah jarang keluar rumah karena memang subyek lebih merasa
senang bila di rumah. Bila ada orang baru di kampungnya, subyek
hanya bertanya pada yang tahu, setelah itu sudah. Subyek di sekolah
aktif dalam kegiatan Pramuka dan OSIS.
Kenal Asa
Subyek mengaku mengetahui Asa saat ada pemanggilan
disuruh mengirim tenaga untuk dilatih sebagai PE., subyek juga
mengaku tidak mengetahui secara detailnya proses pemilihannya.
Pengertian PE
Menurut subyek, PE adalah itu sebuah kelompok yang
membahas tentang HIV-AIDS, kemudian penyakit-penyakit dan
tentang anak-anak jalanan. Subyek mengaku saat menjadi PE tidak
ada syarat tertentu, hanya saja yang menentukan adalah pihak
Perpustakaan Unika
Tugas-tugas PE
Kalau tugasnya PE menurut subyek menyampaikan berita
yang didapat dari Asa ke teman-teman yang kurang mengerti akan
penyakit-penyakit atau remaja-remaja. Subyek mengaku sudah
meikut menyampaikan informasi tersebut, tetapi ada yang merespon
dan ada yang tidak, yang tidak merespon ini biasanya anak IPS.
Manfaat menjadi PE
Manfaat menjadi PE adalah lebih mengerti dan lebih
mengenal masalah perkembangan remaja, HIV-AIDS dan Narkoba.
Penyampaian Informasi
Subyek dalam menyampaikan informasi akan menyinggung
masalah agama bila itu yang mengenai soal norma atau perilaku.
Perpustakaan Unika
informasi-informasi
bermanfaat
bagi
orang-orang
juga
disebarkan.
d. Analisa Kasus
Subyek menjadi pengurus OSIS dan aktif dalam kegiatan
Pramuka di sekolah. Subyek merasa senang selama menjadi PE.
Teman-teman subyek banyak yang berkeluh kesah tentang masalah
remaja, seperti masalah pacaran. Subyek dalam memberikan
jawaban atau memberi saran kepada teman-temannya tentang yang
simple-simple saja. Berdasar pengetahuan yang subyek dapat
melalui PE, subyek berusaha menghindari pergaulan yang sangat
bebas dan berusaha agar tidak ikut mencoba-coba dalam pergaulan
bebas.
Perpustakaan Unika
Intensitas
Keterangan
Tapi kalau kelas yang lain kurang
Kepedulian
++
(P)
kurang merespon
Sumber Informasi
( SI )
Pengaturan Diri
+++
( PD )
menyinggung
soal
agama
ya
Religius
++
(R)
mungkin juga
Komunikasi
(K)
Kapuasan Diri
+++
( KD )
Sosialisasi
(S)
Perpustakaan Unika
Sosialisasi
Sosialisasi
Kepuasan
Diri
Sumber
Informasi
Religius
+++
+++
+++
+++
+++
Kepuasan
Diri
Komunikasi
+++
Pengaturan
Diri
Kepedulian
++
++
++
+++
+++
++
+++
++
++
++
Sumber
Informasi
+++
++
+++
Religius
+++
-
Komunikasi
Pengaturan
Diri
+++
-
Kepedulian
Keterangan :
Mempengaruhi
Berhubungan
Salaing Mempengaruhi :
+++ : kuat
++ : sedang
+ : lemah
Perpustakaan Unika
+++
Sumber
Informasi
+++
+++
++
+++
Sosialisasi
+++
+++
+++
Kepuasan
Diri
Komunikasi
+++
+++
+++
+++
Religius
+++
Pengaturan
Diri
++
+++
++
Kepedulian
++
+++
++
++
Perpustakaan Unika
BAB V
PEMBAHASAN
A. Penjelasan Umum
Pendidikan sebaya merupakan salah satu sumber informasi yang
penting bagi siswa, karena dalam pendidikan sebaya saling tukar
informasi dan tukar pengetahuan dilakukan dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan memanfaatkan momentum yang tepat serta mudah
dipercaya oleh teman sebayanya. Pendidikan sebaya dalam pencegahan
HIV dan AIDS adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang atau
sekelompok orang yang berkaitan dengan pencegahan HIV dan AIDS,
dilaksanakan antar kelompok sebaya tersebut dengan dipandu oleh
fasilitator yang juga berasal dari kelompok itu sendiri (Depdiknas, 2004,
hlm. 133).
Pendidik sebaya dalam pencegahan HIV dan AIDS yang menjadi
subyek penelitian semuanya dipilih dari pihak sekolah. Pendidik sebaya
sebelumnya telah mendapat pelatihan terlebih dahulu sebagai bekal di
lingkungannya, khususnya di sekolah.
Peneliti menggunakan Teori Pemantauan Diri untuk mengetahui
peran Peer Educator dalam pencegahan HIV dan AIDS di SMA.
Menurut Teori Pemantauan Diri, individu dianggap mempunyai
kemampuan dan kecenderungan umum untuk mengendalikan perilaku
pengungkapan, penyajian diri, dan pengumbaran-nya. Hal ini
merupakan fenomena yang stabil dalam hubungan sosial dan akan
Perpustakaan Unika
Subyek I
Selama menjadi PE, subyek KA sering mendapat pertanyaan
seputar remaja dari teman-temannya, bahkan ada seorang adik kelasnya
yang mencurahkan isi hatinya (curhat) kepada subyek. Hal ini
mempunyai arti subyek telah mendapat kepercayaan dari adik kelasnya
untuk mengetahui permasalahan yang dihadapinya. Adik kelas subyek
menceritakan bahwa dirinya sudah salah dalam pergaulan. Adik kelas
subyek awalnya hanya sekedar chating melalui internet dan melalui
chating itulah adik kelas subyek mengenal orang-orang yang nakal,
kemudian adik kelas subyek ikut dalam kehidupan bebas yang berlanjut
pada free sex lalu ke narkoba. Subyek mencoba memberi saran agar
mulai mengurangi atau mungkin meninggalkan kehidupan yang bebas
dan akhirnya adik kelas subyek ingin tes darah untuk mengetahui
dirinya terkena HIV atau tidak. Hanya saja sampai sekarang belum
terlaksana karena kesibukan subyek dan adik kelas subyek, jadi bila
subyek mempunyai waktu luang, adik kelas subyek tidak mempunyai
Perpustakaan Unika
waktu luang, begitu juga bila adik kelas subyek yang mempunyai waktu
luang, subyek yang tidak mempunyai waktu luang. Berdasarkan
pengalaman subyek KA tersebut, subyek dapat dikatakan tanggap
terhadap isyarat dari kesesuaian social, mempunyai kendali yang baik
atas perilaku ekspresifnya, dan efektif dalam mengontrol kesan-kesan
dari orang lain karena sebagai PE subyek telah menunjukkan subyek
mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu memberikan motivasi
kepada adik kelasnya sampai pada adik kelas subyek ingin tes darah.
Subyek juga mempunyai keterampilan pemantauan diri yang baik
karena sejak menjadi PE, subyek mengetahui bahwa kehidupan remaja
tidak selalu menyenangkan dan mempunyai pikiran yang masih labil,
sehingga subyek menjadi lebih hati-hati dalam bergaul dan menghindari
pergaulan bebas.
Subyek juga perhatian terhadap pemberian informasi pencegahan
HIV dan AIDS kepada teman-temannya, hal ini terlihat dari seringnya
subyek menyampaikan materi pada saat kegiatan Pramuka, juga bila ada
teman subyek yang bermain ke rumah, subyek selalu menunjukkan
brosur-brosur dan stiker dari Asa PKBI Jawa Tengah yang berkaitan
dengan HIV dan AIDS, terkadang dalam pemberian informasi subyek
mengkaitkan dengan agama, tetapi itu tergantuk dari agama yang dianut
dari teman yang diajak bicara, bila sekeyakinan dengan subyek, subyek
berani mengkaitkan dengan masalah agama, tetapi hanya secara umum
saja karena subyek tidak mau dibilang sok oleh temannya, dan bila
berbeda keyakinan subyek menjelaskan secara umum seperti yang
subyek dapat selama pelatihan, buku, televisi atau majalah.
Perpustakaan Unika
Subyek II
Subyek RM mengaku senang menjadi PE. Selama menjadi PE,
subyek sering mendapat pertanyaan dari teman-temannya seputar
kesehatan reproduksi, soal hubungan dari mulai kissing, necking, petting
hingga intercourse, selain itu ada juga yang bertanya tentang kondom.
Pertanyaan teman subyek antara lain Apakah berciuman dengan orang
yang HIV bisa tertular? Subyek menjawabnya bisa, bila orang yang
berciuman itu saling gigit-gigitan. Ada juga yang bertanya masalah
kondom, mereka bertanya Paling enak menggunakan kondom yang
seperti apa? Subyek menjawab tidak tahu, tetapi subyek menyebutkan
dua merek kondom yang subyek tahu yaitu Fiesta dan Sutra, subyek
menyarankan memilih Fiesta karena mempunyai bermacam-macam
aroma dan bisa memilih sesuai selera. Teman laki-laki subyek ada yang
bertanya, Wanita paling bergairang bila dipegang apanya? Kalau yang
ini subyek tidak menjawab dengan terbuka karena subyek takut bila
dijawab secara terbuka, temannya itu akan mempraktekannya, sehingga
subyek hanya menjawab nanti saja kalau sudah nikah, kamu akan tahu
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Subyek III
Selama menjadi PE, subyek FP sering mendapat pertanyaanpertanyaan dari temannya tentang infeksi menular seksual, tetapi subyek
tidak bisa menjawabnya secara langsung, subyek melemparkan kepada
teman PE yang lain karena takut merasa salah dalam menjawab dan
memberi saran kepada temannya itu. Berdasarkan pengalaman subyek
FP tersebut, subyek dapat dikatakan kurang tanggap terhadap isyarat
dari kesesuaian social, mempunyai kendali yang kurang baik atas
perilaku ekspresifnya, dan kurang efektif dalam mengontrol kesan-kesan
dari orang lain karena sebagai PE subyek memang menunjukkan mampu
berkomunikasi dengan temannya, tetapi subyek kurang mampu dalam
memberikan saran sebagaimana yang diharapkan dari PE.
Subyek juga mempunyai keterampilan pemantauan diri yang baik
karena
sejak
menjadi
PE,
subyek
merasa
lebih
mengetahui
Perpustakaan Unika
wawancara,
subyek
terlihat
agak
malu
untuk
Perpustakaan Unika
Subyek
Subyek
II
III
+++
++
+ ++
+++
+++
+++
+++
+++
++
++
++
++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
++
Tema
Sosialisasi
(S)
Kepuasan Diri
( KD )
Solusi Konflik
( SK )
Kepedulian
(P)
Religius
(R)
Komunikasi
(K)
Pengaturan Diri
( PD )
Empati
(E)
Sumber Informasi
( SI )
Perpustakaan Unika
Kepercayaan Orang
-
++
( KO )
Tabel 7 : Intensitas Tema antar Subyek
Perpustakaan Unika
C. Kelemahan Penelitian
Kesempurnaan hanya milik Tuhan YME dan ketidaksempurnaan milik manusia. Penelitian ini merupakan buatan manusia
sehingga masih mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
1. Metode triangulasi yang digunakan belum sempura, peneliti masih
kurang menggunakan teori.
2. Subyek yang digunakan kurang banyak, sehingga data yang
diperoleh masih kurang mendalam.
3. Peneliti hanya melakukan penelitian di Kota Semarang yang
merupakan kota tempat tinggal peneliti.
Perpustakaan Unika
BAB VI
KESIMPULAN SARAN
A. Kesimpulan
Subyek I
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa subyek merupakan orang
yang :
1. Mampu berkomunikasi dengan temannya.
2. Mampu memberikan saran dan motivasi kepada temannya.
3. Menguasai materi / pengetahuan tentang pencegahan HIV dan AIDS
4. Mau berbagi materi / pengetahuan tentang pencegahan HIV dan
AIDS
5. Mempunyai pemantauan diri yang tinggi
Subyek II
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa subyek merupakan orang
yang :
1. Mampu berkomunikasi dengan temannya
2. Mampu memberikan saran dan motivasi kepada temannya
3. Agak kurang menguasai materi / pengetahuan tentang pencegahan
HIV dan AIDS
4. Mau berbagi materi / pengetahuan tentang pencegahan HIV dan
AIDS
5. Mempunyai pemantauan diri yang sedang
Subyek III
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa subyek merupakan orang
yang :
Perpustakaan Unika
B. Saran
Bagi Subyek I
1. Terus perbanyak membaca buku-buku tentang HIV dan AIDS untuk
menambah pengetahuan.
2. Semakin perluas pergaulan dan terus sebarkan pengetahuan tentang
HIV dan AIDS kepada orang lain.
Bagi Subyek II
1. Perbanyak membaca buku-buku tentang HIV dan AIDS untuk
menambah pengetahuan.
2. Semakin perluas pergaulan dan terus sebarkan pengetahuan tentang
HIV dan AIDS kepada orang lain.
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN
A. PEDOMAN OBSERVASI
1. Kondisi fisik subyek
2. Kondisi lingkungan subyek (di rumah, di kantor atau di sekolah)
3. Hubungan subyek dengan keluarga
4. Hubungan subyek dengan teman-teman di rumah, di kantor atau di sekolah
5. Periaku dan ekspresi subyek selama pengambilan data
6. Sikap dan perilaku subyek yang berkaitan dengan keyakinannya
B. PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas subyek (nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan)
2. Bagaimana hubungan dengan keluarga?
3. Di rumah dekat dengan siapa?
4. Bagaimana hubungan dengan teman?
5. Bagaimana hubungan dengan tetangga?
6. Punya teman dekat atau tidak?
7. Jabatan di Asa PKBI Jawa Tengah
8. Pengertian PE
9. Materi yang diberikan selama pelatihan apa saja?
10. Syarat-syarat untuk menjadi PE
11. Tugas-tugas PE
12. Manfaat menjadi PE
13. Cerita tentang salah satu kasus yang dihadapi
14. Upaya/cara apa saja yang telah dilakukan PE dalam upaya pencegahan
HIV-AIDS
15. Dalam penyampaian informasi menyinggung masalah kepercayaan atau
tidak?
16. Kendala yang dihadapi
17. Harapan-harapan dengan adanya PE