Anda di halaman 1dari 22

Makalah pendidikan kewarganegaraan

HAK ATAS RASA AMAN DAN PERLINDUNGAN DARI ANCAMAN


KETAKUTAN UNTUK BERBUAT ATAU TIDAK BERBUAT SESUATU
YANG MERUPAKAN HAK ASASI

Oleh:
Nama

: Dwi Annisa A.

NIM

: 1300023146

Kelas

: 5B

Dosen Pengampu : N. Satria Abdi S.H., M.H.

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan berkahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Hak Atas Rasa
Aman dan Perlindungan Dari Ancaman Ketakutan Untuk Berbuat Atau Tidak Berbuat
Sesuatu Yang Merupakan Hak Asasi ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan.
Rasa aman dan perlidungan dari ancaman merupakan salah satu bentuk hak asasi
manusia yang perlu dipahami dan dijaga kelangsungannya di dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
Oleh karena itu, makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan sedikit
informasi mengenai hak dan kewajiban setiap warga negara agar terbebas dari ancaman dan
bentuk-bentuk ancaman itu sendiri serta upaya penanggulangannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana,
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi sumber maupun tata cara
penulisan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan
yang berkaitan, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca jika ditemui kesalahan di
dalam makalah ini sehingga dapat diperbaiki menjadi lebih baik.

Yogyakarta, Desember 2014

Penulis
i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................................. ii


Bab I Pendahuluan
a.
b.
c.
d.

Latar Belakang .............................................................................................................


Rumusan Masalah ........................................................................................................
Tujuan ..........................................................................................................................
Metodologi Penulisan ..................................................................................................

1
1
2
2

Bab II Tinjauan Pustaka ........................................................................................................... 3


Bab III Pembahasan ................................................................................................................. 6
Bab IV Penutup
a. Kesimpulan .................................................................................................................. 17
b. Saran ............................................................................................................................ 17
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 18

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugrahi hak
dasar yang disebut hak asasi, tanpa perbedaan antara satu dengan lainnya. Dengan hak
asasi tersebut, manusia dapat mengembangkan diri pribadi, peranan, dan sumbangannya
bagi kesejahteraan hidup manusia. Manusia mempunyai hak pribadi juga punya hak
sebagai warga negara dimana dalam pelaksanaan hak tersebut kita tidak boleh
mengesampingkan kewajiban sendiri. Dalam pelaksanaanya, maka keduanya harus
seimbang antara hak dan kewajiban. Akhir-akhir ini banyak warga negara lebih menuntut
hak-haknya daripada melaksanakan kewajiban sehingga tidak ada keseimbangan dan
keselarasan diantara keduanya. Untuk itu sangat penting bagi setiap individu lebih
mengetahui dan memahami hak-hak apa saja yang bisa diperoleh dan kewajibankewajiban apa saja yang dapat dilaksanakan.
Sejarah dunia mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan dan kesenjangan
social yang disebabkan oleh perilaku tidak adil dan diskriminatif atas dasar etnik, ras,
warna kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, usia dan status social
lainnya. Menyadari bahwa perdamaian dunia serta kesejahteraan merupakan dambaan
umat manusia, maka hal-hal yang menimbulkan harkat dan martabat harus ditanggulangi
oleh setiap bangsa.
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap hak asasi manusia sangat
beragam dan umumnya menyebabkan hilangnya rasa aman dan damai dalam kehidupan
bermasyarakat. Utamanya yang menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi terancam
baik secara nyata karena perbuatan mengancam ataupun karena perbuatan yng
menimbulkan akibat yang dapat mengancam hayat.
Oleh karena ini, pendalaman pemahaman menganai hak-hak dan kewajiban
manusia sebagai warga negara dirasa sangat perlu, khususnya mengenai hak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman yang menyebabkan ketakutan dalam melaksanakan
kehidupan sehari-hari. Agar masyarakat menjadi lebih tanggap dan dapat saling
melindungi hak dan kewajiban masing-masing.
B. Rumusan masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan hak, kewajiban dan hak asasi manusia?

2.

Apa saja yang termasuk hak dan kewajiban dasar warga negara Indonesia?
1

3.

Apa yang dimaksud dengan hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia?

4.

Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran terhadap permasalahan di atas dan upaya


penyelesaiaannya?

5.

Bagaimana kondisi Indonesia saat ini dalam konteks permasalahan di atas (contoh
kasus)?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan mengenai hak asasi
manusia, hak dan kewajiban dasar manusia di dalam suatu negara maupun internasional
salah satunya yaitu hak untuk bebas dari ancaman dan memperoleh perlindungan yang
semestinya sesuai dengan yang tercantum dalam undang-undang dasar 1945 pasal 28g
ayat 1 dan undang-undang lainnya.
D. Metodologi Penulisan
Penulisan makalah ini didasarkan pada artikel-artikel yang diperoleh dari internet
berupa wordpress maupun blogspot dan Undang-Undang yang berlaku di negara
Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara
tersebut dan mengakui pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan
negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
wilayah negara itu.
Manusia mempunyai 2 hal pokok yang menunjang kehidupannya sebagai warga
negara, yaitu hak dan kewajiban. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu
yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh
pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
(notonagoro). Dengan kata lain, hak adalah suatu kebebasan bagi seseorang untuk melakukan
dan mendapatkan sesuatu yang seharusnya diperoleh, baik berupa barang maupun perlakuan.
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu
yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dari kewajiban inilah kita bisa
mendapatkan hak kita karena hak dan kewajiban memiliki hubungan timbal balik.
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (uu no. 39 tahun
1999).
Hak-hak dasar melekat sejak lahir. Hak-hak tersebut dimiliki seseorang karena ia
manusia. Hak-hak tersebut berlaku bagi setiap anggota umat manusia tanpa memperhatikan
faktor-faktor pemisah seperti ras, agama, warna kuliat, kasta, kepercayaan, jenis kelamin atau
kebangsaan.
Menurut pendapat jan materson (dari komisi ham pbb), dalam teaching human right,
united nations sebagaimana dikutip baharudin lopa menegaskan bahwa ham adalah hak-hak
yang melekat pada setiap diri manusia, yang tanpanya manusia mustahil manusia hidup
sebagai manusia.
John locke menyatakan bahwa ham adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
tuhan yang maha pencipta sebagai hak yang kodrati. (mansyur effendi, 1994).
3

Hak asasi manusia yang diuraikan diatas mempunyai ruang lingkup yang luas dan
mencakup berbagai aspek kehidupan. Hal itu di ungkapkan di dalam undang-undang dasar
1945, sebagai berikut:

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan
hak miliknya

Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi dimana
saja ia berada.

Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Setiap orang tidak boleh diganngu yang merupakan hak yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi didalam tempat kediamannya.

Setiap oarng berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi melalui
sarana elektronik tidak boleh di ganggu, kecuali atas komunikasi melalui sarana
elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang
sah sesuai dengan undang-undang.

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.

Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau
dibuang secara sewenang-wenang.

Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman
dan tentram, yang menghormati, melindungi dan melaksanankan sepenuhnya hak asasi
manusia dan kewajiban dasar mausia sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Selain hak-hak dasar seperti yang disebutkan di atas, warga negara juga tentunya

memiliki kewajibannya yang juga tercantum di dalam UUD 1945 sebagai berikut:

Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27 ayat 3).

Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (pasal 28j ayat 1).

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nila-nilai agama,
keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. (pasal 28j ayat 2).

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara (pasal 30 ayat 1).

Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya (pasal 31 ayat 2).

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (pembukaan UUD 1945, alinea
i).

Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (pembukaan UUD


1945, alinea ii).

Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (pembukaan
UUD 1945, alinea iv).

Setia membayar pajak untuk negara (pasal 23 ayat 2).


Namun, dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban seorang warga negara yang

sangat penting adalah dilindungi dan melindungi hak asasi manusia (HAM), baik miliknya
sendiri maupun milik orang lain.

BAB III
PEMBAHASAN
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, salah satu dari hak-hak manusia sebagai
warga negara yang telah dicantumkan di dalam undang-undang dasar 1945 pasal 28G ayat 1
adalah setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Lebih spesifiknya adalah hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman yang
banyak terjadi di lingkungan masyarakat kini, baik individual maupun secara menyeluruh.
1.

Hak atas rasa aman dan terbebas dari ancaman


Hak atas rasa aman merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling
mendasar. Setiap manusia pasti membutuhkan hak atas rasa aman terhadap dirinya,
dalam hal ini keamanan adalah komponen penting untuk menciptakan keadaan agar
terpenuhinya hak atas rasa aman pada masyarakat yang ada.
Ancaman merupakan setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Ancaman kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum berupa
ucapan, tulisan, gambar, simbol, atau gerakan tubuh, baik dengan atau tanpa
menggunakan sarana yang menimbulkan rasa takut atau mengekang kebebasan hakiki
seseorang.
Perlindungan dari ancaman adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai
pihak (pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat) untuk menjamin keadaan yang
aman bagi pihak yang memperoleh ancaman baik dalam hal seperti disebutkan di atas
atau lain-lain sehingga terhindar dari rasa takut sebagai suatu bentuk hak asasi manusia.

2.

Bentuk Pelanggaran dan Upaya Penyelesaian


Bentuk-bentuk pelanggaran yang umumnya berhubungan dengan konsep
perlindungan adalah:
a.

Pelanggaran hak intelektual atau hak cipta


Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya
dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
6

dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.


Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi.
Hak terkait adalah hak yang berkaitan dengan hak cipta, yaitu hak eksklusif
bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya; bagi produser
rekaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau
rekaman bunyinya; dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat, memperbanyak,
atau menyiarkan karya siarannya.
Yang termasuk dalam pelanggaran ini adalah misalnya segala kegiatan yang
dilakukan

dengan

meniru-niru

karya

cipta

pemilik

hak

paten

dan

mempublikasikannya untuk tujuan komersial, selain itu juga dapat berupa suatu
kegiatan perbanyakan (pembajakan) suatu hak cipta tanpa izin dari sang pemilik
untuk tujuan yang sama seperti di atas. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai salah
satu bentuk ancaman, karena dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pemilik hak
cipta apabila pada akhirnya konsumen lebih tertarik untuk membeli produk tiruan,
terutama jika harganya lebih murah. Kemudian, dapat pula menyebabkan
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan
dalam bidang ini adalah:

melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan


dengan tindak pidana di bidang Hak Cipta;

melakukan pemeriksaan terhadap pihak atau badan hukum yang diduga


melakukan tindak pidana di bidang Hak Cipta;

meminta keterangan dari pihak atau badan hukum sehubungan dengan tindak
pidana di bidang Hak Cipta;

melakukan pemeriksaan atas pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain


berkenaan dengan tindak pidana di bidang Hak Cipta;

melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat barang bukti


pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain;

melakukan penyitaan bersama-sama dengan pihak Kepolisian terhadap bahan


dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak
pidana di bidang Hak Cipta; dan

meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
di bidang Hak Cipta.

Ketentuan pidana

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau


menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk


kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

b.

Dan lain-lain

Pelanggaran hak-hak anak dan wanita


Anak adalah anugrah dari Allah swt. yang dititipkan kepada sepasang
manusia yang diyakini dapat menjamin kehidupannya sejak dalam rahim hingga
menjadi dewasa. Karena setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam
hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak,
atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat
sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap anak juga berhak untuk
menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan

informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya
sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Setiap anak harus diberikan waktu untuk beristirahat dan memanfaatkan
waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi
sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
Sedangkan wanita memiliki hak untuk dapat disamakan derajat dan
martabatnya dengan laki-laki, bahwai tidak boleh ada diskriminasi terhadap wanita
karena permasalahan gender baik di dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat,
lingkungan pendidikan, lingkungan kerja dan lain-lain.
Yang termasuk dalam pelanggaran ini adalah segala kegiatan yang
menyebabkan terenggutnya hak-hak anak dan wanita yang menyebabkan hidupnya
tidak nyaman, terkekang hingga bahkan

tersiksa

yang

kemudian dapat

membahayakan hidup dan masa depannya yang dapat berupa kemunduran secara
fisik maupun psikis. Misalnya, seorang anak yang seharusnya dapat menikmati
masa-masanya dengan bermain bersama teman sebayanya dan mendapatkan
pendidikan serta penghidupan yang layak dipaksa untuk bekerja tanpa henti untuk
kepentingan suatu pihak tertentu (pemaksa). Begitu pula dengan wanita, misalnya
pemerkosaan, penolakan di dalam dunia kerja karena permasalahan gender.
c.

Pelanggaran hak-hak tenaga kerja


Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau
akan dilakukan.
Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar
9

hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Yang termasuk dalam pelanggaran ini adalah segala tindakan dan situasikondisi atau suasana lingkungan kerja yang menyebabkan ketidaknyamanan,
terancamnya

keamanan

dan

kesejahteraan

penghidupan

pekerja

karena

ketidakpedulian pemilik sarana atau perusahaan. Misalnya, lingkungan kerja yang


tidak aman dan tidak memadai (tidak memenuhi syarat), kurangnya sarana penjamin
keselamatan pekerja seperti peralatan yang sudah usang, lingkungan perusahaan
yang jarang dibersihkan atau berada di lokasi yang dekat dengan tempat
pembuangan limbah yang dapat menganggu kesehatan, tidak adanya perlengkapan
p3k, ruang kesehatan, dan asuransi bagi pekerja. Aturan yang mengharuskan pekerja
untuk bekerja melebihi jam kerja standar yang ditetapkan pemerintah tanpa adanya
penambahan upah lembur yang menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan
sehari-hari pekerja maupun keluarganya. Pemutusan kontrak kerja tanpa sebab dan
berbagai pelanggaran lainnya.
d.

Pelanggaran hak-hak konsumen


Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersamasama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Hak konsumen adalah :

Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi


barang dan/atau jasa

Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan

Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa

Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan

10

Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian


sengketa perlindungan konsumen secara patut

Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

Hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;

Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila


barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;

Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

Kewajiban pelaku usaha adalah :

Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;

Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;

Menjamin

mutu

barang

dan/atau

jasa

yang

diproduksi

dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang


berlaku;

Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba


barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat


penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;

Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau


jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Yang termasuk dalam pelanggaran hak-hak konsumen adalah apabila pelaku

usaha memberikan pelayanan, barang dan jasa yang bertentangan dengan


kewajibannya di atas dan menyebabkan terancamnya kesehatan dan kesejahteraan
konsumen sehingga menderita kerugian baik secara ekonomi maupun sosial.

11

e.

Pelanggaran hak-hak saksi dan korban


Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang
suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami
sendiri. Sedangkan, korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik,
mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
Kedua pihak ini berhak untuk:

Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta


bendanya, serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang
akan, sedang, atau telah diberikannya;

Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan
dukungan keamanan;

Memberikan keterangan tanpa tekanan;

Mendapat penerjemah;

Bebas dari pertanyaan yang menjerat;

Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus;

Mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan;

Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan;

Mendapat identitas baru;

Mendapatkan tempat kediaman baru;

Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan;

Mendapat nasihat hukum; dan/atau

Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu perlindungan


berakhir.
Yang termasuk dalam pelanggaran ini adalah segala tindakan yang dilakukan

terhadap saksi dan korban kriminal, baik tindakan nyata ataupun yang tersembunyi
yang dilakukan dengan tujuan untuk menghambat hingga membatalkan saksi dan
korban yang akan, yang sedang, atau yang telah bersaksi atas kasus yang
bersangkutan. Misalnya teror terhadap saksi mata atau korban kejadian.
f.

Perlindungan hak asasi manusia


Seperti yang telah dipaparkan bahwa hak asasi adalah segala bentuk hak
dasar yang melekat pada diri setiap orang dalam rangka penjaminan kelangsungan

12

hidupnya. Kelima perkara di atas adalah bagian dari hak asasi manusia yang perlu
dijamin.
Pelanggaran hak asasi manusia ini dapat dikatakan sebagai perbuatan atau
tindakan yang menyebabkan kerugian-kerugian bagi individu ataupun kelompok
hingga negara secara menyeluruh tanpa spesialisasi atau spesifikasi permasalahan
yang dilanggar.
Dari semua penjelasan dan uraian mengenai bentuk pelanggaran-pelanggaran
hak yang terjadi, memang tidak disebutkan mengenai ancaman yang dilakukan oleh
suatu pihak agar pihak lain berbuat atau tidak berbuat sesuatu, tetapi dari berbagai
pelanggaran tersebut terdapat ancaman yang secara implisit menyebabkan ketakutan
dan kerugian bagi pihak terancam yaitu akibat yang ditimbulkan oleh perilaku
tersebut.
Upaya-upaya untuk menjaga rasa aman dan memberi perlindungan bagi
masyarakat dari ancaman-ancaman yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah
dengan membuat Undang-Undang yang sesuai dengan jenis permasalahan, yang di
dalamnya telah terdapat aturan-aturan dan juga ketentuan pidana bagi pelanggar.
Selain itu, pemerintah pun telah membentuk badan atau lembaga yang sesuai seperti
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Komite Nasional (KOMNAS)
Perlindungan Anak, KOMNAS HAM, KOMNAS Perlindungan Konsumen dan
Pelaku Usaha dan lembaga-lembaga lainnya.
Upaya yang masih harus dilakukan adalah peningkatan keamanan dan
pengawasan keamanan di setiap bidang kehidupan. Penegasan dalam proses
penegakan hukum pada setiap tersangka yang melakukan tindak kriminal terkait,
baik individu maupun kelompok (dalam hal ini adalah perusahaan atau yayasan)
termasuk terhadap penguasa.
Memberikan penyuluhan, pelatihan, dan pengiklanan kepada setiap
masyarakat mengenai hak-hak dan kewajiban yang harus diperoleh dan dipenuhinya
agar terhindar dari ancaman. Dan cara-cara untuk menganalisis situasi dan kondisi
dari setiap kebutuhan hidupnya.
Mengerahkan oknum-oknum untuk lebih sering melakukan survey dan
penyelidikan, khususnya untuk bidang-bidang yang berhubungan dengan pangan
dan kebutuhan hidup, misalnya makanan, kosmetika dan lain-lain terutama di
daerah-daerah perdagangan yang tidak terdaftar seperti pasar dan warung-warung.

13

Selain itu untuk masalah ini, sebaiknya pemerintah menetapkan harga


minimal makanan-makanan dengan kualitas yang tetap terjamin, agar baik pihak
pedagang maupun konsumen tidak mengalami kerugian, karena pada dasarnya
kenakalan yang dilakukan oleh pedagang disebabkan oleh tantangan biaya produksi
yang semakin tinggi tetapi konsumen mengharapkan harga murah.
Dalam kasus-kasus pelanggaran yang membahayakan jiwa (fisik, psikis dan
nyawa), termasuk masa depan, maka diperlukan perlindungan ketat seperti
pendampingan oleh aparat keamanan baik polisi maupun TNI, bahkan dengan
penggantian identitas yang bersangkutan jika diperlukan dalam hal ini misalnya
untuk perlindungan saksi yang mendapat ancaman dari tersangka.
3.

Kasus
Contoh permasalahan-permasalahan yang kerap kali terjadi sebagai pelanggaran
terhadap penjaminan rasa aman dan perlindungan dari ancaman adalah sebagai berikut:
a.

Terorisme
Teror pada hakekatnya merupakan penyerangan psikologis (psywar atau
perang urat saraf) dengan kekerasan yang dilakukan terselubung atau tidak langsung
sehingga menimbulkan rasa takut atau khawatir dari obyek yang diserang. Dalam
bentuk yang paling sederhana, teror dijumpai dalam kehidupan sosial, misalnya yang
dilakukan oleh seseorang terhadap sebuah keluarga dalam bentuk fitnah, kabar
bohong dan/atau hasutan/ancaman melalui telepon. Yang paling komplek adalah
pembajakan pesawat dan penyerangan/pemboman (bunuh diri). Yang terakhir ini
lebih dikenal dengan sebutan terorisme.
Dari sejumlah kasus terorisme, organisasi atau kelompok pelaku biasanya
mendeklarasikan tanggung jawabnya atas suatu penyerangan. Dalam kasus
Indonesia

belum

pernah

ada

deklarasi

dari

kelompok/organisasi

yang

bertanggungjawab, kecuali dari dokumen yang disita penyidik dan pengakuan para
tersamgka (amrozi dkk) yang disebut jamaah islamiyah (ji). Perjuangan mereka
adalah melawan tirani negara-negara adikuasa yang dipandang mengambil
kebijakan yang mendzolimi orang-orang muslim, seperti di israel, afghanistan, irak,
dll. Perjuangan tersebut segaris dengan gerakan osama bin ladden, sehingga berarti
bahwa gerakan tersebut merupakan gerakan internasional (sebagian pelaku adalah
jebolan dari perjuangan afghanistan) yang memilih Indonesia sebagai medan
perjuangan.
b.

Dalam lingkungan transportasi


14

Berbagai kekerasan dan tindak kriminal yang terjadi pada angkutan umum
bukan hal yang biasa tetapi hal yang luar biasa, banyak diskriminasi yang di alami
oleh sebagian besar pengguna alat transportasi yaitu dari pencopetan, perampokan,
pemerkosaan hingga pembunuhan, tak heran para pengguna transportasi merasa
tidak aman.
c. Perdagangan makanan tak layak pangan
Belakangan ini harga bahan pangan semakin melunjak, hal ini jelas menjadi
tantangan tersendiri bagi pelaku usaha (pedagang) dalam mempertahankan usahanya
agar tidak gulung tikar. Selain naiknya biaya produksi ini, masyarakat selaku
konsumen juga merupakan tantangan terbesar karena tetap menginginkan barang
dan jasa berkualitas tetapi dengan harga yang terjangkau bahkan murah meriah.
Hal ini menjadi motif bagi setiap pedagang untuk berbuat kecurangan, salah
satunya adalah pedagang bubur ayam. Di kota-kota besar, banyak ditemukan
pedagang yang menjual bubur ayam basi mengandung bahan kimia yang jelas
membahayakan kesehatan konsumen.
Bahan-bahan yang digunakan adalah beras yang dijadikan bubur dengan
tambahan bubur basi yang kemungkinan adalah sisa penjualan di hari kemarin.
Selain itu ditambahkan pula boraks sebagai pemutih, pengental dan pengawet bubur
tersebut. Bahkan salah satu penjual menggunakan ayam-ayam bekas restoran untuk
membuat kaldu, yang sebelumnya ayam tersebut dicuci menggunakan detergen
untuk menghilangkan sisa-sisa minyak dan saos/ sambal yang menempel pada ayam.
Selain itu, kerupuk dan kacang yang digunakan untuk pelengkap bubur
dibuat dengan cara menggorengnya di dalam minyak goreng yang dipanaskan
beserta bungkus plastiknya. Hal ini tentunya diluar dugaan masyarakat sebagai
konsumen dan merupakan ancaman yang cukup besar.
d.

Kecelakaan kerja
Pada 8 Oktober 2011 pabrik penyulingan oli bekas PT Prima Energy
Solution di Kawasan Industri Gresik terbakar, menyebabkan 11 karyawan harus
menjalani perawatan di rumah sakit.
Catatan Kompas, pada 13 Maret 2009 terjadi ledakan di PT Bharata
Indonesia di Kebomas menyebabkan empat karyawan terluka. Pada 4 Juni 2009
terjadi ledakan di pabrik peleburan tembaga PT Smelting, dua karyawan terluka.
Pada 22 Juli 2009 terjadi ledakan di p abrik peleburan baja PT Raksa Indo Steel di
Wringinanom menyebabkan dua orang tewas dan empat karyawan luka bakar.
15

Pada 6 Juni 2007 ledakan di PT Puspetindo satu orang tewas dan satu orang
luka berat. Ledakan besar terjadi pada 2004, di PT Petrowida pada 20 Januari 2004
mengakibatkan dua orang tewas dan puluhan lainnya luka bakar. PT Petrowidada
meledak lagi pada 9 April 2004 tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Hal-hal ini terjadi kemungkinan karena kurangnya kesadaran pengusaha akan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
e. Pencurian tersirat
Harta benda merupakan hasil dari jerih payah seseorang, pastinya sebagian
dari hasil itulah seseorang dapat menabung untuk masa yang akan datang, akan
tetapi ada kecurangan di dalamnya. Uang yang ditabung semakin lama semakin
sedikit, dalam hal ini tabungan di atm. Tindakan yang mengherankan itu ada prilaku
oknum-oknum tertentu yang dapat mencuri uang di ATM, sehingga para penabung
tidak merasakan keamanan menabung. Dalam mengatasi pristiwa ini ada beberapa
cara untuk mengurai permasalahan yang ada, yaitu :

Pihak perusahaan perbankan harus selektif terhadap karyawannya.

Pihak kepolisian harus bertindak tegas kepada pelaku pencurian uang di ATM.

Pengguna ATM harus teliti dalam mengecek saldo keuangan.


Dari semua pernyataan ini sudah di atur dalam undang undang dasar 1945

pada amandemen ke-II sudah secara tegas memasukkan hak atas rasa aman yang
terdapat pada pasal 28A- 28I dan juga diatur dalam pasal 30 undang undang hak
asasi manusia yang berbunyi. setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta
perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Dan dalam artian bahwa secara yuridis normatif hak atas rasa aman bagi tiap orang
dan masyarakat Indonesia telah di jamin oleh konstitusi di Indonesia, dan pihak yang
berkewajiban dan diberi wewenang untuk memenuhi hak tersebut tentulah aparat
keamanan dan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu dukungan dari
seluruh pihak perlu adanya agar terciptanya hak atas rasa aman.
f. Perbudakan
Praktek perbudakan buruh pabrik panci di Kampung Bayur Opak, Desa
Lebak Wangi, Kabupaten Tangerang, diduga karena motif ekonomi. Pemilik pabrik
ingin untung besar dengan biaya yang sedikit.
"Sementara ini diduga motifnya ekonomi," ujar Kepala Kepolisian Resor
Kota Tangerang, Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo, Ahad, 5 Mei 2013.

16

Berdasarkan keterangan para buruh dan tersangka, menurut Bambang, kerja


paksa yang diiringi dengan penyekapan, gaji rendah, hingga pengabaian hak-hak
buruh itu dilakukan oleh Yuki Irawan, pemilik CV Cahaya Logam, untuk menekan
biaya operasional perusahaan. "Intinya, mereka mau mengeluarkan biaya sedikit,
tapi mendapatkan hasil atau untung yang banyak," kata Bambang.
Meski begitu, Bambang mengatakan, kesimpulan tersebut masih sementara.
Alasannya, pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan secara intensif
kepada paratersangka, termasuk Yuki Irawan. "Terus kami kembangkan dan
didalami," kata dia.
Kepolisian Resor Tangerang telah menetapkan lima tersangka dalam kasus
penganiayaan dan kekerasan terhadap 25 buruh pabrik panci aluminium dan alat-alat
dapur ini. Pabrik itu digerebek polisi Jumat lalu, 3 Mei 2013, karena menyekap para
buruh dan memaksa mereka bekerja secara tidak wajar selama empat bulan.
Kelima tersangka itu adalah Yuki Irawan, 41 tahun, pemilik pabrik, dan
empat anak buahnya: Tedi Sukarno (35), Sudirman (34), Nurdin alias Umar (25),
dan Jaya (30). Sudirman adalah bekas buruh asal Lampung yang diangkat Yuki
sebagai mandor.
Polisi menjerat para tersangka dengan pasal berlapis Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, yakni Pasal 33 tentang Perampasan Kemerdekaan Orang, Pasal 351
tentang Penganiayaan, dan Pasal 372 tentang Penggelapan. Mereka juga dijerat
Undang-Undang Perlindungan Anak karena ada empat buruh dengan usia masih di
bawah 18 tahun. Tersangka juga menyekap enam buruh di dalam ruangan terkunci.
Ancaman hukuman terhadap tersangka adalah 8 tahun penjara.
(sumber: berita online tempo. Joniansyah, 2013)

17

BAB IV
PENUTUP
1.

Kesimpulan
Hak adalah segala macam kebebasan yang diperoleh oleh seseorang yang tidak
dapat diambil atau dirampas oleh orang lain. Sedangkan kewajiban adalah beban yang
dimiliki oleh seseorang sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan haknya.
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat pada diri seseorang karena
dirinya adalah manusia. Salah satu dari hak itu adalah memperoleh rasa aman dan
perlidungan dari ancaman ketakutan untuk melakukan sesuatu yang merupakan hak
asasinya. Rasa aman dan perlindungan hanya akan diperoleh jika setiap manusia mau
melindungi hak-hak miliknya maupun milik orang lain.
Banyak pelanggaran yang terjadi terhadap kebebasan atas rasa aman dan
perlindungan masyarakat antara lain pelanggaran hak cipta, pelanggaran hak anak dan
wanita, pelanggaran hak tenaga kerja, pelanggaran hak konsumen, pelanggaran hak saksi
dan korban, dan pelanggaran hak asasi manusi secara umum.
Akibat dari pelanggaran-pelanggaran ini, terdapat pihak-pihak yang hidupnya
menjadi terancam baik karena ancaman nyata (fisik) maupun ancaman yang secara tidak
langsung dapat terjadi akibat pelanggaran tersebut.
Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk melindungi hak-hak ini dengan
membuat aturan-aturan berupa UU yang sesuai dengan bidang masalah dan memberikan
penjaminan dengan adanya aparat kemanan. Oleh karena itu, diharapkan hak-hak ini
dapat tetap terjaga dan tidak terabaikan.

2.

Saran
Kita semua adalah manusia yang merupakan masyarakat yang saling
membutuhkan satu sama lainnya. Pelanggaran hak yang dialami oleh salah satu di antara
kita adalah permasalahan bersama, sehingga kita dituntut untuk tidak acuh dan dapat
membantu untuk memperjuangkan hak saudara kita. Karena apabila kita ingin
memperoleh hak milik kita maka kita berkewajiban untuk melindungi hak milik orang
lain dengan cara menghargai dan tidak melukai hak itu.

18

DAFTAR PUSTAKA
https://daden4irawan.wordpress.com/2012/12/26/artikel-hak-atas-rasa-aman/
daden irawan
http://www.slideshare.net/susantoanto739/pengertian-hak-dan-kewajiban-menurut-ahli-12
http://arlanwidiantara.blogspot.com/2012/03/kewajiban-warga-negara-indonesia.html
http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article&id=48:
ancaman-kekerasan&catid=117:pengertian&itemid=142
http://id.wikipedia.org/wiki/ancaman
http://amanmartabak.blogspot.com/2013/03/nikmatnya-bubur-ayam-beracun.html
http://regional.kompas.com/read/2012/03/05/18585764/1.037.buruh.di.gresik.alami.kecelaka
n.kerja.
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/05/064478014/Ini-Motif-Perbudakan-Buruh-Pancidi-Tangerang
Anonim. Undang-Undang No. 13 tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
Pemerintah Republik Indonesia.
Anonim. Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Pemerintah
Republik Indonesia
Anonim. Undang-Undang No. 19 tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Pemerintah Republik
Indonesia
Anonim. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pemerintah
Republik Indonesia
Anonim. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Pemerintah Republik
Indonesia
Anonim. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Pemerintah
Republik Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai