Erp1 PDF
Erp1 PDF
TUGAS AKHIR
Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknik Universitas Widyatama
Telah disetujui dan disahkan di Bandung, Tanggal: 08 Mei 2012
Pembimbing Kampus
NID.0414106701
NID.0315085402
i
SURAT PERNYATAAN
NPM
: 11.08.011
Menyatakan bahwa, Laporan Tugas Akhir ini adalah benar hasil karya sendiri.
Bila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya.
ii
Universitas
widyatama
Abstract
ABSTRAK
iii
Universitas
widyatama
Abstract
ABSTRACT
information
technology
with
business
in
accomplising
an
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS
DAN
PENGEMBANGAN
ENTERPRISE
ARCHITECTURE
1. Allah SWT atas semua rahmat, karunia serta pertolongan-Nya yang telah
diberikan kepada penulis disetiap langkah dalam pembuatan program
hingga penulisan laporan tugas akhir ini. La hawla walaa quwwata illa
billah.
2. Ayah dan Ibu tercinta, kakak dan adik-adiku, atas doanya yang tak pernah
henti-henti dan segala dukungan, motivasi, dan kasih sayangnya yang
telah diberikan kepada penulis. You are to me the greatest love of all, and I
will always love you till forever comes.
3. Bapak Setiadi Yazid, Ir., M.sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik.
4. Bapak Iwan Rijayana S.T., M.T. selaku wakil dekan sekaligus penguji.
5. Bapak M. Rozahi Istambul, S.kom., M.T. selaku Ketua Program Studi
Sistem Informasi Universitas Widyatama sekaligus penguji.
6. Bapak Abdullah Fajar, S.Si., M.Sc. selaku pembimbing Tugas Akhir.
7. Ibu Maniah, Ir., M.T. selaku Dosen Wali.
8. Bapak Murnawan, S.T., M.T. atas bimbingan dan bantuannya dalam
motivasi dan menggambarkan dasar-dasar Framework TOGAF.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2.1.2
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
vii
2.7.1
2.8
2.9
3.2
3.3
4.2
4.3
4.3.2
4.3.3
4.3.4
4.3.5
viii
4.3.6
4.3.7
4.3.8
4.5
4.6
4.7
ix
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan .................................................................................. VI-1
6.2 Saran......................................................................................... VI-1
xv
Universitas
widyatama
Bab
I
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
telah mengalami perubahanan secara dramatis. Saat ini, TI tidak hanya diharapkan
sebagai perangkat pembantu kegiatan berorganisasi tetapi sudah merupakan
bagian strategi dari suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Namun yang
menjadi masalah dewasa ini adalah bagaimana menyelaraskan antara strategi
bisnis dan strategi teknologi. Untuk menjawab tantangan ini, organisasi harus
melaksanakan perencanaan arsitektur sistem informasi perusahaan (enterprise
architecture) yang akan menyediakan framework untuk membuat keputusan
teknologi informasi jangka panjang yang tepat guna dengan mempertimbangkan
kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Salah satu faktor pendorong pemanfaatan sistem informasi dalam
organisasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan dalam fungsi bisnis yang
dijalankan. Dampak dari itu semua, banyak organisasi yang berlomba-lomba
untuk menerapkan sistem informasi dengan teknologinya dengan hanya
memperhatikan kebutuhan sesaat dan memungkin penerapan sistem informasi
yang saling tumpang tindih dan adanya pulau-pulau sistem yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Bandung
dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan
Peradilan Tingkat Pertama, baik yang bersifat administratif , keuangan dan
organisasi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI
Nomor : MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat
Mahkamah Agung RI, Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi
negara / kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, berkewajiban untuk
mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam
I-1
Universitas
widyatama
Bab
I
Pendahuluan
pengelolaan sumber daya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang
dipercayakan kepada publik.
Keselarasan penerapan sistem informasi dengan kebutuhan organisasi
hanya mampu dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi didalam
pengembangnnya, tujuan integrasi yang sebenarnya adalah puntuk mengurangi
kesenjangan yang terjadi dalam proses pengembangan sistem. Untuk menurunkan
kesenjangan
tersebut,
maka
diperlukanlah
sebuah
paradigma
dalam
1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang ada saat ini berdasarkan kepada sudut
yaitu Phase A
sampai Phase B dan ada aspek dan kata tanya yang meresponnya yaitu aspek data
(What?), aspek fungsi (How?), aspek jaringan (Where?), aspek sumber daya
(Who?), aspek waktu (When?), aspek motivasi (Why?). Yang terdiri dari :
1. Bagaimana caranya membangun rancangan EA yang sesuai dengan
acuan yang baku dan menghasilkan blueprint yang selaras dengan
kebutuhan bisnis?
2. Bagaimana Data yang tersebar disetiap unit bisa terintegrasi dan
mengakibatkan tidak memakan waktu yang lama serta data dapat diakses
dengan mudah?
3. Bagaimana cara menjalankan fungsinya masing-masing yang didalamnya
menerapkan perencanaan kebutuhan TI?
1.3
Batasan Masalah
Penyusunan pengembangan ini disusun berdasarkan data-data yang
Universitas
widyatama
Bab
I
Pendahuluan
1. Framework menggunakan TOGAF versi 9.1.
2. Phase yang digunakana di dalam Framework TOGAF yaitu Phase A Phase E karena penulis berkonsentrasi pada pengembangan arsitekturnya
saja.
3. Hasil pengembangan kebutuhan infrastuktur ini hanya sebatas penelitian
saja dan tidak di implementasikan karena diperlukan suatu birokrasi antar
instnsi pemerintah (adanya proses tender).
1.4
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini akan di uraikan menjadi
PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan permasalahan,
batasan permasalahan, tujuan pengembangan, metodelogi, rencana
aktifitas dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang teori-teori permasalahan yang dihadapi, serta
metodologi pengembangan EA sekarang terhadap EA yang
diusulkan.
BAB III
METODELOGI
Menjelaskan mengenai metode pengumpulan data, tinjauan
literatur, pola pikir penelitian dan alur pikir penelitian
I-3
Universitas
widyatama
Bab
I
Pendahuluan
BAB IV
penjelasan
tentang
pengembangan
kebutuhan
EA
RENCANGAN
DAN
KERANGKA
KERJA
INFRASTRUKTUR
Berisi tentang rancangan dan kerangka kerja infrastruktur
perbaikan dari mulai phase B sampai phase D yang menghasilkan
usulan perubahan untuk Pengadilan Agama Bandung kedepannya.
BAB VI
yang
harus
diterapkan
didalam
pembuatan
blueprint.
I-4
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
layer pada
lebih
luas
dibanding
struktur
di
atasnya
(yang
didukungnya).
b) Lebih permanen/statis dibanding struktur di atasnya.
c) Terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya.
d) Sering diperhitungkan sebagai service/layanan pendukung.
e) Terpisah (distinct) dari struktur-struktur yang didukungnya dalam hal
lifecycle-nya (plan, build, run change, exit).
f) Terpisah (distinct) dari struktur-struktur yang didukungnya dalam hal
kepemilikannya dan orang-orang yang mengeksekusinya lifecycle-nya.
II-1
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
Melalui Gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa infrastrukur teknologi
informasi sebagai struktur yang memberikan layanan dan dukungan (support)
terhadap lapisan di atasnya yaitu pengembangan aplikasi.
itu.
Sehingga
perlu
dipersiapkan
infrastruktur
yang
bisa
dengan
tersedianya
komponen-komponen
yang
dapat
pemanfaatan
ulang/silang
komponen-komponen
pemanfaatan
teknologi
open
standard
yang
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
adanya standarisasi. Ketidak selarasan antara perencanaan infrastruktur dan
strategi bisnis perusahaan dapat berakibat pada terciptanya infrastruktur
dengan kompleksitas yang tinggi, tidak terfokus, serta biaya operasi dan
pemeliharaan yang tinggi.
Penyelesaian dari permasalahan di atas, adalah dengan mengembangkan
infrastruktur teknologi informasi yang adaptif. Pengembangan teknologi
informasi yang adaptif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: [2]
a. Merencanakan infrastruktur secara menyeluruh, mencakup seluruh
institusi dengan berbagai tingkatan struktur yang ada.
b. Mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur di masa depan dengan
mengakomodasi perubahan dan pertumbuhan.
c. Memaksimalkan penggunaan ulang dan silang (reuse) komponen
infrastruktur, termasuk di dalamnya infrastruktur sumber daya
manusia.
d. Memilih
teknologi
yang
tepat.
Dengan
mempertimbangkan
2.2
Enterprise
Enterprise didefinisikan sebagai berikut :
1. Enterprise adalah keberfungsian seluruh komponen organisasi yang
dioperasikan di bawah kepemilikan atau kontrol dari organisasi tunggal.
Enterprise dapat berupa bisnis, layanan (service) atau merupakan
keanggotaan dari suatu organisasi, yang terdiri dari satu atau lebih usaha,
dan dioperasikan pada satu atau lebih lokasi. [15]
2. Kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan perintah guna mencapai
tujuan. [9]
II-3
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
Mengacu pada dua definisi di atas, enterprise dapat didefinisikan sebagai
seluruh komponen organisasi yang saling berhubungan dibawah kontrol dari
organisasi tunggal untuk menyediakan sebuah produk atau pelayanan untuk mencapai
tujuan organisasi.
2.3
Arsitektur
Berikut beberapa definisi tentang arsitektur :
1. Dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan komponen yang
memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki kerterhubungan
dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan dan
evaluasi.[10]
2. Arsitektur (Architecture) adalah cara dimana sebuah sistem yang terdiri
dari networks, hardware dan software distrukturkan. Arsitektur pada
dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem,
bagaimana setiap komponen sistem disusun, dan bagaimana semua aturan
dan interface (penghubung sistem) digunakan untuk mengintegrasikan
seluruh komponen yang ada tersebut. Arsitektur juga mendefinisikan
fungsi, deskripsi dari format data dan prosedur yang digunakan
komunikasi diantara setiap node dan workstation. Arsitektur merupakan
sebuah struktur yang terdiri dari network, hardware dan software yang
memiliki keterhubungan satu sama lainnya, serta memiliki aturan untuk
perancangan dan evaluasi dari arsitektur tersebut.[4]
2.4
tentang
semua
perbedaan
elemen
yang
mendukung
II-4
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
pengembangan enterprise dan bagaimana elemen-elemen tersebut
berhubungan.[10]
Arsitektur enterprise menyediakan mekanisme yang menerapkan komunikasi
antar elemen dan fungsi-fungsi dalam enterprise. Dalam pengembangan pemodelan
arsitektur enterprise dibutuhkan sebuah framework dengan harapan dapat mengelola
sistem yang komplek dan dapat menyelaraskan bisnis SI yang akan dikembangkan.[6]
2.5
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul dalam
proses perancangan (karena Resource base TOGAF menyediakan
banyak material referensi), standarnya diterima secara luas, dan
mampu mengatasi perubahan.
c. TOGAF relatif mudah diimplementasikan.
d. TOGAF bersifat open source, sehingga bersifat netral terhadap
teknologi dari vendor tertentu.
Berikut ini adalah struktur dan komponen dari TOGAF:
a) Architecture Development Method
Architecture
Development
Method
menjelaskan
bagaimana
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
kebutuhan bisnis dan teknologi informasi berskala enterprise. ADM
dilengkapi dengan banyak alat bantu (tools) baik dalam perencanaan maupun
prosesnya, antara lain:
i.
Satu set arsitektur view yang mencakup view bisnis, data, aplikasi
dan teknologi.
ii.
iii.
iv.
II-7
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
1. Preliminary Phase: Framework and Principles
Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam proses perancangan, di
mana dilakukan penyusunan framework dan prinsip-prinsip arsitektur.
Framework diuraikan dalam bentuk visi arsitektur, sedangkan prinsipprinsip diuraikan untuk masing-masing arsitektur yang akan dikaji yaitu
proses bisnis, data aplikasi dan teknologi.
2. Phase A: Architecture Vision
Tahap ini menggambarkan batasan-batasan dari rancangan arsitektur.
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian ruang lingkup, batasan-batasan dan
ekspektasi dari rancangan arsitektur, untuk kemudian menetapkan visi
arsitektur yang diusulkan. Konteks bisnis divalidasi untuk menyusun
statement of architecture work.
3. Phase B: Business Architecture
Pengembangan arsitektur bisnis ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be) arsitektur,
dan melakukan gap analysis antara baseline dengan target.
4. Phase C: Information Systems Architectures
Pengembangan arsitektur Sistem Informasi ini dilakukan melalui 3
tahap, yaitu identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be)
arsitektur, dan melakukan gap analysis antara baseline dengan target.
Tahap ini terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Arsitektur Data (Data Architecture)
Arsitektur data melakukan indentifikasi entitas data, serta
menggambarkan asosiasi data dengan proses dan skema data.
Indentifikasi entitas data dilakukan berdasarkan arsitektur bisnis
yang ada. Aliran informasi antar sistem didekomposisikan sebagai
entitas data.
b. Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture)
Sebagai bagian dari tahap Arsitektur Sistem Informasi, pada
tahap ini arsitektur dari aplikasi-aplikasi yang tersedia dan relevan
dalam Enterprise Continuum diidentifikasi dan dipertimbangkan.
Pada tahap ini, arsitektur aplikasi diusulkan sesuai dengan
kebutuhan.
II-8
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
5. Phase D: Technology Architecture
Sasaran dari tahapan ini adalah untuk membangun arsitektur teknologi
yang akan dijadikan dasar pada saat implementasi. Pengembangan
arsitektur Teknologi ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu identifikasi
arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be) arsitektur, dan
melakukan gap analysis antara baseline dengan target.
6. Phase E: Opportunities and Solutions
Pada tahap ini peluang-peluang bisnis baru dari arsitektur pada tahaptahap sebelumnya yang mungkin muncul diidentifikasi. Hasil dari fase ini
merupakan dasar dari rencana implementasi yang diperlukan untuk
mencapai sasaran rancangan arsiterktur.
7. Phase F: Migration Planning
Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu rencana migrasi, termasuk
prioritas pekerjaan. Sasaran dari tahap ini adalah, memilah beberapa
proyek-proyek implementasi berdasarkan prioritas utama. Pada tahap ini
roadmap dari keseluruhan implementasi disusun.
8. Phase G: Implementation Governance
Tahapan
ini
bertujuan
untuk
menyusun
suatu
tata
laksana
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
tervalidasi dan berdasar pada kebutuhan bisnis.
ADM merupakan rangkaian proses yang berulang, baik di dalam
keseluruhan rangkaian proses, di antara tahapan tertentu, atau di dalam suatu
tahapan tertentu. Dalam setiap perulangan prosesnya, disarankan untuk
mempertimbangkan ruang lingkup, detil, jadwal, dan milestone yang akan
dicapai. Selain itu, setiap perulangan proses harus memperhatikan aset yang
dihasilkan pada proses perulangan sebelumnya dan juga kondisi pasar. Hal
tersebut untuk menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur, sumber daya
manusia, dan value dari model sistem dan model bisnis yang ada.
Tabel 2.1 Kerangka kerja ADM dalam TOGAF 9.1
Open Group. (2009).
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
2.6
Arsitektur Terintegrasi
Proses integrasi dari ujung ke ujung tidaklah semudah seperti kedengarannya.
2.7
computing platform yang membawa konsep, teknologi, dan tantangan baru baru.
Menurut Thomas Erl ada tiga hal penting yang menjadikan sebuah infrastruktur dapat
disebut sebagai service oriented architecture, yaitu logika bisnis yang dienkapsulasi
sebagai service, dan proses komunikasi antar service dengan menggunakan message.
Dalam hal ini, service layer akan menjembatani hubungan antara business logic dan
application logic.[1]
Service Oriented Architecture adalah sebuah kumpulan yang terdiri atas tools,
teknologi, framework, dan best practice yang memudahkan implementasi sebuah
service secara cepat. Proses dalam mengimplementasi SOA menggunakan metodologi
yang mengidentifikasikan service yang dapat dipergunakan kembali (reusable) dalam
aplikasi dan organisasi suatu perusahaan. Dengan demikian, SOA adalah suatu ide,
II-11
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
bukan merupakan teknologi, produk, ataupun standar. Arsitektur SOA difokuskan
untuk mengidentifikasi, membangun, mengubah, dan memelihara proses bisnis suatu
perusahaan sebagai sekumpulan service. Teknologi yang menggunakan SOA
digunakan untuk mengurangi kompleksitas dalam membangun sebuah aplikasi atau
software. SOA dapat mengantisipasi isu mengenai penggunaan software yang
terdistribusi, penggunaan plarform yang berbeda, dan integrasi aplikasi. [7]
Dapat disimpulkan bahwa SOA adalah suatu cara mengorganisir perangkat
lunak (software) sehingga organisasi dapat dengan cepat merespon perubahan
kebutuhan. Teknologi tersebut berdasarkan service (layanan), yang terdiri dari unitunit berdasarkan kebutuhan dari perangkat lunak yang berjalan pada jaringan. Service
sendiri merupakan komponen umum yang digunakan oleh beberapa sistem aplikasi
(reusable). Service dapat berupa modul program, aplikasi, atau gabungan dari
beberapa aplikasi yang berhubungan. SOA merepresentasikan suatu model yang mana
fungsi-fungsi dibagi menjadi beberapa unit-unit terpisah yang lebih kecil, yang dapat
didistribusikan melalui jaringan dan dapat dikombinasikan dan digunakan secara
bersama-sama untuk menciptakan aplikasi. Service-service tersebut berkomunikasi
satu sama lain dengan cara mengirim data dari satu service ke service lainnya, atau
dengan mengkoordinasikan suatu aktivitas antara dua atau lebih service. Sehingga
SOA memungkinkan service yang interoperable, yang berarti service-service tersebut
dapat berkomunikasi satu sama lain, meskipun pada implementasinya dibuat dengan
bahasa pemrograman yang berbeda atau diakses melalui transport protocol yang
berbeda yang memungkinkan pengintegrasian aset-aset sistem aplikasi dari suatu
perusahaan.[14]
2.7.1Kategori Layanan Aplikasi (Application Platform Service Categories)[19]
Kategori-kategori utama dari layanan yang ditetapkan untuk Application
Platform tercantum di bawah ini.
a) Data Interchange Services :
a. Document generic data typing and conversion services
b. Graphics data interchange services
c. Specialized data interchange services
d. Electronic data interchange services
II-12
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
e. Fax services
f. Raw graphics interface functions
g. Text processing functions
h. Document processing functions
i. Publishing functions
j. Video processing functions
k. Audio processing functions
l. Multimedia processing functions
m. Media synchronization functions
n. Information presentation and distribution functions
o. Hypertext functions
b) Data Management Services :
a. Data dictionary/repository services
b. Database Management System (DBMS) services
c. Object-Oriented Database Management System (OODBMS)
services
d. File management services
e. Query processing functions
f. Screen generation functions
g. Report generation functions
h. Networking/concurrent access functions
i. Warehousing functions
c) Graphics and Imaging Services :
a. Graphical object management services
b. Drawing services
c. Imaging functions
d) International Operation Services :
a. Character sets and data representation services
b. Cultural convention services
c. Local language support services
e) Location and Directory Services :
a. Directory services
b. Special-purpose naming services
II-13
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
c. Service location services
d. Registration services
e. Filtering services
f. Accounting services
f) Network Services :
a. Data communications services
b. Electronic mail services
c. Distributed data services
d. Distributed file services
e. Distributed name services
f. Distributed time services
g. Remote process (access) services
h. Remote print spooling and output distribution services
i. Enhanced telephony functions
j. Shared screen functions
k. Video conferencing functions
l. Broadcast functions
m. Mailing list functions
g) Operating System Services :
a. Kernel operations services
b. Command interpreter and utility services
c. Batch processing services
d. File and directory synchronization services
h) Software Engineering Services :
a. Programming language services
b. Object code linking services
c. Computer-aided software engineering (CASE) environment and
tools services
d. Graphical user interface (GUI) building services
e. Scripting language services
f. Language binding services
g. Run-time environment services
h. Application binary interface services
II-14
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
i) Transaction Processing Services :
a. Transaction manager services
j) User Interface Services :
a. Graphical client/server services
b. Display objects services
c. Window management services
d. Dialogue support services
e. Printing services
f. Computer-based training and online help services
g. Character-based services
k) Security Services :
a. Identification and authentication services
b. System entry control services
c. Audit services
d. Access control services
e. Non-repudiation services
f. Security management services
g. Trusted recovery services
h. Encryption services
i. Trusted communication services
l) System and Network Management Services :
a. User management services
b. Configuration management (CM) services
c. Performance management services
d. Availability and fault management services
e. Accounting management services
f. Security management services
g. Print management services
h. Network management services
i. Backup and restore services
j. Online disk management services
k. License management services
l. Capacity management services
II-15
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
m. Software installation services
n. Trouble ticketing services
2.8
dan dipopulerkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Menciptakan dan
Mempertahankan Kinerja Superior.[13]
II-16
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
2.9
data berupa notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang menggambarkan
hubungan antara penyimpan. Model data sendiri merupakan sekumpulan cara,
peralatan untuk mendeskripsikan data-data yang hubungannya satu sama lain,
semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data terdiri dari model hubungan
entitas dan model relasional. Diagram hubungan entitas ditemukan oleh Poter Chen
dalam buku Entity Relational Model-Toward a Unified of Data. Chen mencoba
merumuskan dasar-dasar model dan setelah itu dikembangkan dan dimodifikai oleh
Chen dan banyak pakar lainnya. Pada saat itu diagram hubungan entitas dibuat
sebagai bagian dari perangkat lunak yang juga merupakan modifikasi khusus, karena
tidak ada bentuk tunggal dan standar dari diagram hubungan entitas.[1]
2.10
Analisis SWOT
ANALISIS SWOT adalah sebuah cara menganalisa suatu permasalahan dari 4
sudut berbeda yang terbagi dari 2 aspek, yaitu aspek internal dan aspek eksternal,
Belakangan analisis SWOT digunakan berbagai lembaga yang berorientasi bisnis
maupun lembaga-lembaga pemerintahan, dengan tujuan yang sama, yaitu peningkatan
mutu lembaga tersebut. Analisis SWOT juga dapat diterapkan pada individu apapun
status dan profesinya dengan tujuan yang sama yaitu mendapatkan sebuah
II-17
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
rekomendasi dari hasil analisis tersebut setelah seluruh aspek terisi langkah
selanjutnya adalah menentukan strategi untuk mencapai tujuan berdasarkan data yang
diperoleh pada tahap sebelumnya.[7]
untuk
mengacu
sistem
harus
memberikan
II-18
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
fungsionalitas yang dimodelkan pada use case.
c. Menyediakan basis untuk melakukan pengujian sistem yang
memverifikasi sistem.
d. Menyediakan kemampuan melacak kebutuhan fungsional menjadi
kelas-kelas dan operasi-operasi aktual di sistem. Diagram use case
memiliki dua komponen penting yaitu aktor dan use case. Gambar
dibawah ini merepresentasikan notasi dari dua komponen diagram
use case tersebut.
2.12
Analisis RACI
RACI adalah Pada dasarnya adalah cara untuk memeriksa langkah
proses, tugas, aktivitas, usaha, keputusan atau pemeriksaan untuk menentukan
siapa
yang
Akuntabel,
Bertanggung
Jawab,
Diinformasikan
atau
Dikonsultasikan.[19]
Alat yang digunakan untuk melakukan Analisis RACI adalah:
Responsible (R)
Bertanggung jawab untuk Melaksanakan jawaban atas keputusan
tersebut.
II-19
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
Accountable (A)
Berwenang untuk menyetujui jawaban atas keputusan tersebut.
Consulted (C)
Mereka yang pendapatnya banyak dicari, dan dengan siapa ada
komunikasi dua arah.
Informed (I)
Mereka yang diberitahu setelah keputusan dibuat, dan dengan siapa
ada komunikasi satu arah.
2.13
peraturan
Menteri
Komunikasi
dan
Informatika
Nomor:
TIK
tersebut
benar-benar
mendukung
tujuan
penyelenggaraan
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
melalui mekanime pengarahan dan monitoring & evaluasi. Model keseluruhan
Tata Kelola TIK Nasional adalah sebagai berikut:
1.
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
c. Satuan Pemilik Proses Bisnis yaitu satuan kerja di luar satuan kerja
pengelola TIK sebagai pemilik proses bisnis (Business Process Owner).
2.
utama tata kelola dapat tercapai, terkait dengan pencapaian tujuan organisasi,
pengelolaan sumber daya, dan manajemen risiko.
a). Lingkup Proses Tata Kelola
i.
Perencanaan Sistem
Perencanaan Sistem merupakan proses yang ditujukan untuk
Manajemen Belanja/Investasi:
Manajemen Belanja/Investasi TIK merupakan proses pengelolaan
Inisiatif
TIK
dan
Roadmap
Implementasi.
Realisasi
II-22
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
a. Cakupan Tipe Belanja/Investasi.
b. Sinkronisasi & Integrasi.
c. Pemilihan Mekanisme Penganggaran.
d. Indikator Keberhasilan.
iii.
Realisasi Sistem
Realisasi sistem TIK merupakan proses yang ditujukan untuk
Pengoperasian Sistem
Operasi sistem merupakan proses penyampaian layanan TIK, sebagai
bagian dari dukungannya kepada proses bisnis manajemen, kepada pihakpihak yang membutuhkan sesuai spesifikasi minimal yang telah ditentukan
sebelumnya. Terdapat ruang lingkup dari proses pengoperasian sistem,
diantaranya:
a. Manajemen Tingkat Layanan.
b. Manajemen Software Aplikasi.
c. Manajemen Infrastruktur.
d. Manajemen Data.
e. Manajemen Layanan oleh Pihak Ketiga.
f. Indikator Keberhasilan.
v.
Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem merupakan proses untuk memastikan bahwa
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
c. Pemeliharaan Data.
d. Siklus Hidup dan Likuidasi Sumber Daya Infrastruktur Teknologi.
e. Indikator Keberhasilan.
b). Mekanisme Proses Tata Kelola
i.
Kebijakan Umum
Kebijakan umum ditetapkan untuk memberikan tujuan dan batasan-
batasan atas proses TIK bagaimana sebuah proses TIK dilakukan untuk
memenuhi kebijakan yang ditetapkan.
ii.
2.14
II-24
Universitas
Widyatama
Bab
II
Landasan
Teori
II-25
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III-1
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
III-2
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
Merumuskan
masalah
Penelitian
Studi
Literatur
Mendapatkan
Informasi yang
diperlukan
Gambar 3.2 Ilustrasi dari Tinjauan Literatur
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
III-4
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
Apabila diperhatikan Ilustrasi dari pola piker penelitian di atas maka bisa
ditarik kesimpulan bahwa terjadi suatu kesinambungan antara satu dengan yang
lainnya. Pada pendifinisian masalah terdapat penyelarasan antara strategi bisnis
dengan strategi teknologi, lalu dilanjutkan dengan pendefinisian sumber data
dimana suatu data diperlukan adanya integrasi antara unit satu dengan yang
lainnya sehingga memperoleh data yang baik. Pada penyimpanan dan pengolahan
data terjadi keselarasan fungsi satu dengan yang lainnya, hal ini tentunya sangat
perlu diperhatikan karena pada suatu pengolahan data diperlukan penerapan
fungsi yang sejalan. Dalam hal penyusunan tugas akhir ini penulis mencoba
menerapkan Analisis TOGAF sebagai bahan acuan. Sehingga pada akhirnya
menghasilkan data validasi yang bias diterima dan diterapkan oleh Pengadilan
Agama Bandung.
III-5
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
depan.
Jika data yang diambil belum cukup, maka dilakukan pengambilan data
kembali. Namun jika data yang dikumpulkan sudah cukup, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sudah dikumpulkan
menggunakan Framework TOGAF 9.1.
Merumuskan Masalah
Penelitian
Studi Literarur
Membuat Pertanyaan
Wawancara
Mengambail Data
Primer dan Sekunder
Melakukan Wawancara
Belum
III-6
Universitas
widyatama
Bab
III
Metotologi
Penelitian
Merumuskan Masalah
Penelitian
Studi Literarur
Membuat Pertanyaan
Wawancara
Mengambail Data
Primer dan Sekunder
Melakukan Wawancara
Belum
Framework
TOGAF 9.1
Input :
Renstra, Visi, Misi
Visi Arsitektur
Metode :
Analisis Dokumen,
Wawancara
Input :
- Visi, Misi, Renstra
- Tujuan Unit-unit
- Tupoksi
Arsitektur Bisnis
Arsitektur Sistem
Informasi
Metode :
Wawancara, observasi,
analisis
dokumen
Arsitektur Bisnis TI
Input :
Bisnis Arsitektur TI
Input :
Arsitektur Sistem
informasi
Arsitektur Teknologi
Metode :
Mengidentifikasi
Infrastruktur yang
dibutuhkan untuk
menjalankan sistem
informasi
- Platform Teknologi
Informasi
III-7
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
BAB IV
ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
4.1 Pendahuluan
Reformasi Hukum, diarahkan pada penegakan hukum dan keadilan
yang didalamnya mencakup aspek yang luas. Dimulai dari kemandirian
lembaganya, peningkatan pelaksanaan fungsi utama yuridis, administrasi,
penataan kelembagaan yang efisien dan efektif dengan tatalaksana yang jelas
dan transparan. Diawaki oleh SDM aparatur yang profesional, berakuntabilitas
kepada mitra kerja (stakeholder), sampai kepada adanya pengawasan yang
proposional serta menghasilkan pelayanan prima. Secara operasional reformasi
hukum yang menjadi bagian dari penyelenggaraan good governance
dilaksanakan oleh seluruh jajaran aparatur pemerintah, baik di pusat maupun di
daerah, baik para tenaga teknis yuridisnya maupun tenaga administrasinya.
Peradilan
Agama,
merupakan
salah
satu
lembaga
yang
melaksanakan amanat Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang KetentuanKetentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, dalam melaksanakan tugasnya guna
menegakkan hukum dan keadilan harus memenuhi harapan dari para pencari
keadilan yang selalu menghendaki peradilan yang sederhana, cepat, tepat, dan
biaya ringan.
Sebagai salah satu lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman,
Peradilan Agama dituntut untuk menegakkan hukum dan keadilan, melalui
upaya-upaya pembinaan, penyempurnaan dan pengendalian manajemen
organisasinya secara terencana, sistematis, bertahap, komprehensif dan
berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur peradilan dalam
rangka mewujudkan good governance.
Untuk mewujudkan harapan dari para pencari keadilan tersebut,
Pengadilan Agama Bandung dalam rangka melaksanakan tugasnya terlebih
dahulu harus membuat suatu perencanaan yang mantap, pelaksanaan yang tepat
dan pengawasan yang ketat diikuti dengan evaluasi yang cermat. Secara formal
IV-1
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Pertahanan Amerika Serikat. TOGAF adalah satu kerangka terperinci dan alat
pendukung untuk mengembangkan satu EA yang dipergunakan dengan bebas
oleh apapun organisasi yang mengembangkan untuk mendisain, evaluasi, dan
membangun blueprint TI . Metodologi
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
transparansi
akuntabilitas,
dan
delegasi
wewenang
informasi.
b. Terkendali manajemen risiko.
c. Perlindungan terhadap aktiva yang ada melalui memaksimalkan
organisasi.
f.
pihak luar.
IV-3
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Bag
IT
Bag
Perlengkapan
Bag
Tata
Persuratan
IV-4
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Bag IT
Bag
Perlengkapan
Bag
Tata
Persuratan
IV-5
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
IV-6
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
1.
2.
Majelis Hakim
Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya
3.
Panitera/Sekretaris
a. Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara, dan
mengatur tugas Wakil Panitera, para Panitera Muda, Panitera
Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian tekhnis Pengadilan
Agama Bandung.
b. Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti
bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan.
c. Panitera
membuat
daftar
perkara-perkara
yang
diterima
di
Kepaniteraan.
d. Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang-undang
yang berlaku.
e. Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan,
dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga,
surat-surat berharga, barang bukti dan surat-surat lainnya yang
disimpan di kepaniteraan.
f. Panitera sebagai Sekretaris bertugas menyelenggarakan administarsi
Kesekretariatan, mengatur tugas Wakil Sekretaris , para Kepala Sub
Bagian, Pegawai administrasi, serta seluruh pelaksana di bagian
Kesekretariatan Pengadilan Agama Bandung.
IV-7
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
KETUA
WAKIL KETUA
HAKIM
PANITERA /
SEKRETARIS
WAKIL PANITERA
PANITERA MUDA
HUKUM
PANITERA MUDA
GUGATAN
PANITERA MUDA
PERMOHONAN
WAKIL SEKRETARIS
KASUBAG
KEPEGAWAIAN
KASUBAG
KEUANGAN
KASUBAG
UMUM
KELOMPOK FUNGSIONAL
KEPANITERAAN
PANITERA PENGGANTI
JURUSITA/JURUSITA
PENGGANTI
:
IV-8
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
20 Orang
Golongan I
Orang
Golongan II
Orang
Golongan III
32 Orang
Golongan IV
17 Orang
15 Orang
Panitera / Sekretaris
Orang
Wakil Panitera
Orang
Orang
Orang
Orang
Panitera Pengganti
14 Orang
Jurusita/Jurusita Pengganti
11 Orang
Wakil Sekretaris
Orang
Kasubag Umum
Orang
Kasubag Kepegawaian
Orang
Kasubag Keuangan
Orang
Orang
d. Pelaksana
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
tujuh puluh satu Ribu Rupiah ) yang didalamnya terdapat 3 (tiga) macam
program yang utama dengan pagu masing-masing sebagai berikut:
a) Program Penerapan Kepemerintahan
Yang Baik
Rp.
3.080.071.000,-
Rp.
50.000.000,-
Rp.
45.000.000,-
Jumlah
Rp.
3.175.071.000,-
b.
2.
c.
d.
e.
b.
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
3.
Rp.
3.618.178.000,-
Rp.
107.050.000,-
Program
Peningkatan
Sarana
Dan
Prasarana
IV-11
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
3.
Program
Peningkatan
Managemen
Rp.
197.200.000,-
Jumlah
Rp.
3.922.428.000,-
Peradilan Agama
Ketua
Mahkamah
KMA/SK/080/VIII/2006
Pelaksanaan
tanggal
Pengawasan
di
Agung
24
Republik
Agustus
Lingkungan
Indonesia
2006
tentang
Peradilan,
Nomor
Pedoman
Nomor
IV-12
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
yang meliputi: Kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat dan
biaya berperkara yang murah.
Kaitannya
dengan
hal
tersebut
Pengadilan
Agama
Bandung,
N a m a
Jabatan
Hakim Pengawas
Bidang
1
1.
Wakil Ketua
Koordinator
Pengadilan Agama
Pengawasan
Bandung
2.
3.
Wakil Sekretaris
Hakim PA.
NIP. 195010051981031002
Bandung
Sekretaris
IV-14
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
4.
5.
Hakim PA.
Bidang Administrasi
NIP. 195810101983031008
Bandung
Umum
Hakim PA.
Bandung
Permohonan
surat
Pengadilan
Ketua
Tinggi
Agama
Bandung
Nomor
perkara,
dan
pelaksanaan
tugas
pokok
dilingkungan
4.3.4
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Waris
Hibah
Wasiat
4.3.6
Keterangan
Hal-hal yang diatur dalam atau
berdasarkan undang-undang mengenai
perceraian yang berlaku yang dilakukan
menurut syariah.
Penentuan siapa yang menjadi ahli
waris, penentuan mengenai harta
peninggalan, penentuan bagian masingmasing ahli waris, dan melaksanakan
pembagian harta peninggalan.
Perbuatan
seseorang
memberikan
sesuatu benda atau manfaat kepada
orang lain atau lembaga/badan hukum,
yang berlaku setelah yang memberi
tersebut meninggal dunia;
Pemberian suatu benda secara sukarela
dan tanpa imbalan dari seseorang atau
badan hukum untuk dimiliki
Proses Perkara
Tabel 4.3 Proses Perkara
No
1
2
3
Uraian Proses
Pengajuan Perkara
Persidangan Perkara
Administrasi Umum
Role
Administrasi
Hakim
Resepsionis
IV-16
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
4.3.7
Bisnis Interaksi
Tabel 4.4 Bisnis Interaksi
Panitera/Sekretaris
Wakil Sekretaris
R/A
b. Mengadakan
pengawasan
dan
pelaksanaan tugas dan tingkah laku
Hakim, Panitera/sekretaris, Pejabat
Struktural dan Fungsional, serta
perangkat Administrasi peradilan di
daerah hukumnya
R/A
R/A
R/A
R/A
R/A
R/A
c. Menjaga
agar
penyelenggaraan
peradilan terselenggara dengan wajar
dan seksama
d. Melaksanakan
tugas
kekuasaan
kehakiman di daerah hukumnya
e. Bertugas
menyelenggarakan
administrasi perkara, dan mengatur
tugas Wakil Panitera, para Panitera
Muda, Panitera Pengganti, serta seluruh
pelaksana di bagian tekhnis Pengadilan
f. Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda
dan Panitera Pengganti bertugas
membantu Hakim dengan mengikuti
dan mencatat jalannya persidangan
g. Membuat daftar perkara-perkara yang
diterima di Kepaniteraan
h. Membuat salinan putusan menurut
ketentuan undang-undang yang berlaku
i. Bertanggung jawab atas pengurusan
berkas perkara, putusan, dokumen, akta,
buku daftar, biaya perkara, uang titipan
pihak ketiga, surat-surat berharga,
barang bukti dan surat-surat lainnya
yang disimpan di kepaniteraan
Pimpinan
Majelis Hakim
Jabatan
Aktifitas
IV-17
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
j. Bertugas
menyelenggarakan
administarsi Kesekretariatan, mengatur
tugas Wakil Sekretaris , para Kepala
Sub Bagian, Pegawai administrasi, serta
seluruh
pelaksana
di
bagian
Kesekretariatan Pengadilan
k. Selaku Kuasa Pengguna Barang
bertanggung jawab atas keberadaan dan
pemanfaatan barang milik negara
l. Selaku Kuasa Pengguna Anggaran
bertanggung jawab atas penggunaan
anggaran
m. Membantu Panitera/Sekretaris dalam
melaksanakan
tugas
di
bidang
Administrasi
Kesekretariatan
dan
mengkoordinir tugas-tugas Kepala Sub
Bagian Umum, Kepegawaian dan
Keuangan
n. Mengatur pembagian tugas para Hakim
R/A
R/A
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Panitera/Sekretari
s
Wakil Sekretaris
Majelis Hakim
Pimpinan
4.3.8
R/A
A
C
I
R/A
-
-
-
R
C
I
I
R/A
C
I
I
R
R/A
I
I
C
R/A
R
A
C
R
R/A
R
R
I
I
IV-18
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
4.3.9
Surat
Panggilan
Sidang
Pendaftaran
Gugatan
Perceraian
sidang
Kelengkapan
Berkas
Sidang Jawaban
sidang Replik
Sidang
pembuktian &
Saksi tergugat
Sidang
Pembuktian &
Saksi Penggugat
Sidang Duplik
Sidang Putusan
Stop
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Pendaftaran
Surat Panggilan
Ahli Waris
Mediasi
Tidak
Validasi Data
Ya
Sidang Pembuktian
Data
Sidang Putusan
Stop
IV-20
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Proses Cetak
Serah Terima
Dokumen Bukti
Proses Validasi
Stop
Pendaftaran
Penyerahan Bukti
Surat
Proses Validasi
Penyerahan
Tanda Bukti
Stop
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
dilakukan maka dilakukan proses tanda bukti. Proses inilah akhir dari proses
pengajuan wasiat.
4.3.10 Use Case Diagram
Pendaftaran
Perkara
Pembayaran
Perkara
Penyerahan
Berkas
Persidangan
Include
Include
Hakim
Masyarakat
Putusan
Perkara
Mediasi
Panitera
Gambar 4.10 Flow Chart Use Case Proses Pengajuan Perkara Pengadilan
Agama Bandung
Bagi yg belum pernah atau tidak biasa ke pengadilan, maka di
Pengadilan Agama dapat menanyakan informasi, walaupun kurang
informatif, namun disediakan meja khusus untuk informasi.
Setelah mendapatkan informasi yg diinginkan, maka selanjutnya
untuk alur proses pendaftaran dilakukan di ruangan administrasi. Di ruangan
administrasi ini dilakukan transaksi pembayaran pendaftaran gugatan dan
pembayaran biaya panggilan sidang. Setelah mendaftam maka dilakukan
proses pePerlu diadakan mediasi, dimana mediasi ini ditunjuk satu orang
mediator dari salah satu hakim di Pengadilan Agama tersebut. Umumnya
mediasi dilakukan sebanyak 2 kali, dan dilaksanakan di ruangan khusus.
Dalam proses mediasi akan ditentukan oleh Panitera, apabila proses mediasi
gagal maka dilakukan persidangan. Persidangan ini akan dipimpin dan
diputuskan oleh Hakim.
IV-22
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Kegiatan
Keterangan
Pembagian Tugas
Mengadakan Pengawasan
Administrasi Perkara
Pencatatan
Penyelenggaraan
l.
Aplikasi Kesekretariatan
IV-23
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
4.4
Atribut
- Id_Pimpinan
- Nama
- Pengawasan
- Pembagian_Berkas
- Id_hakim
- Nama
- Tugas_Kehakiman
- Id_Panitera
- Nama
- Administrasi
- Pencatatan
- Daftar_Perkara
- Salinan_Putusan
- Pengurusan_Berkas
- Id_Wasek
- Nama
- Membantu_Panitera
Majelis Hakim
Panitera/sekretaris
Wakil sekretaris
4.4.2 Entitas Data/Matrix Fungsi Bisnis
Fungsi
Bisnis
Ketua Dan
Wakil
Majelis
Hakim
Panitera /
sekretaris
Wakil
Sekretaris
Membantu
Panitera/Sekreta
ris dalam bidang
Administrasi
Membuat
salinan ahli
waris
Serah terima
tanda bukti
dokumen
Penyimpanan
berkas
Mengatur
pembagian
tugas para
Hakim.
Pengesahan
Berkas
Memimpin
Sidang
Menyelenggara
kan administrasi
perkara.
Memimpin
Sidang
Hibah
Pengesahan
Menyetujui
Membuat
putusan ahli
waris
Validasi
dokumen
Wasiat
Pengesahan
Menyetujui
Perceraian
Waris
Validasi
dokumen
IV-24
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Id_Pimpinan
Id_Pelaksanaan
tugas
Id_Berkas
Pimpinan PA
Id_hakim
Nama
Majelis
Hakim
Pengawasan
Pembagian
_Berkas
Pengawasan
Id_Tugas
Pembagian
Tugas
Membantu 2
Id_Berkas
Id_Wasek
Id_Putusan
Id_Laporan
Perkara
Id_Panitera
Wakil
Sekretaris
Panitera
Sekretaris
Membantu 1
Nama
Id_Administrasi
Administrasi
Nama
Membantu
Panitera
Pengurusan
berkas
Id_Putusan
Pencatatan
Daftar
Perkara
Salinan
Putusan
B. Arsitektur Aplikasi
4.4.4 Aplikasi Portofolio
Aplikasi Sistem Administrasi Perkara pada tingkat pertama disingkat
SIADPA adalah bagian dari Sistem Administrasi Perkara (SIADPA). Arah
dan fungsi aplikasi ini adalah membantu dengan cepat penyalinan,
pembuatan dan pencetakan surat-surat dan dokumen-dokumen perkara
IV-25
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
IV-26
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
n.
Isikan Nama user hingga benar (meja1) serta
password hingga benar, klik OK atau tekan <Enter>.
Tunggu sebentar hingga Aplikasi SIADPA
ditampilkan.
o.
Akan Muncul Aplikasi SIADPA, pastikan
pada posisi tingkat pertama. Menu Aplikasi tersedia
dalam bentuk pulldown dengan gambar aplikasi
seperti terlihat berikut:
IV-27
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
sejumlah
komponen-komponen
serta
modul-modul
IV-28
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Penyelesaian
Peranan
Penerimaan
Persidangan
Pimpinan
-
-
V
Majelis Hakim
-
V
-
Panitera
-
-
V
Sekretaris
V
-
-
Wakil Sekretaris
v
-
-
Pada aplikasi SIADPA terdapat adanya suatu keterkaitan dengan
Stakeholder Pengadilan Agama. Hal ini bias dilihat pada table 4.10 antara
satu dengan yang lainnya.
4.4.8 Aplikasi/Fungsi Matrix
Tabel 4.10 Aplikasi/Fungsi Matrix
No.
MENU
KETERAGAN
1.
PENERIMAAN
Menu utama digunakan untuk
DAN PERSIAPAN menerima perkara dan
SIDANG
mempersiapkan siding
1.1
Pendaftaran
Mencatat dan mencetak gugatan dan
IV-29
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
1.2
SKUM
1.3
1.4
1.5
Kuasa
1.6
Relas Panggilan
1.7
Sita
2.
PERSIDANGAN
2.1
Relas Ulang
2.2
Pemberitahuan
2.3
BAP
2.4
Putusan
2.5
2.6
Amar
Tegoran & Coret
3.
3.1
PENYELESAIAN
PERKARA
Penetapan
3.2
Relas Ikrar
3.3
BAP ikrar
3.4
PBT AMBIL AC
3.5
PBT PENETAPAN
permohonan
Membuat dan mencetak Surat Kuasa
Untuk Membayar
Membuat dan mencetak Catatan Sidang
Membuat dan mencetak PMH, PHS dan
P4
Membuat dan mencetak Surat Kuasa
Khusus, Surat sebagai Kuasa, Srurat
Pend.idikan Kuasa, Srat Ijin Kuasa dan
Legalisasi
Buat dan Cetak Relas Inter Pe, Ter,
Media Masa, SP ke PA Lain, Via
Dubes, SP Dubes dan Pembrt PNS
Buat dan Cetak Penetapan Sita,
Pembrthn Sita dan BAP Sita
Menu Utama untuk memproses
pelaksanaan Sidang
Buat dan cetak panggilan ulang dan SP
Ulang PA lain
Buat dan cetak PBT Isi Putusan Inter
Pe, Ter, Via Dubes, SP Dubes, SP ke
PA Lain dan Via Bupati
Buat dan Cetak BAP Lgsg Putus, BAP
Lanjutan Pertama, BAP Lanjutan, BAP
Lanjutan Lgsg Putus
Buat dan Cetak Putusan sesuai dengan
jenisnya
Isi dan Cetak instrumen amar putusan
Buat dan Cetak surat tegoran dan S. Ket
Coret
Menu Utama Penyelesaian suatu
perkara
Buat dan Cetak PHS Ikrar, Penetapan
Talak dan S. Penetapan Gugur
Buat dan cetak Relas Inter Pe, Ter, Via
Dubes, SP
Dubes, SP ke PA Lain dan Via Bupati
Buat dan Cetak BAP Lgsg Ikrar , BAP
Tunda 6 bulan, BAP Lanjutan Lgsg Ikrar
Buat dan Cetak BAP Lgsg Ikrar , BAP
Tunda 6 bulan, BAP Lanjutan Lgsg Ikrar
Buat dan Cetak Pemberitahuan Penetapan
IV-30
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
System
Pendaftaran
include
System
include
Penetapan
include
SKUM
include
PUTUSAN
Relas Ikrar
include
Catatan
Sidang
include
include
BAP
include
BAP Ikrar
Penetapan
include
Majelis
Hakim
Sekretaris
include
AMAR
Panitera
include
kuasa
include
PBT Ambil
AC
include
Relas
PBT
include
include
sita
include
Relas Ulang
include
PBT Ikrar
2.
3.
IV-31
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
B. Definisi Use-Case
i. Aktor Sekretaris
Tabel 4.12 Definisi Aktor Sekretaris
No. Use-Case
Deskripsi
1.
Pendaftaran
Mencatat dan mencetak gugatan dan
permohonan
2.
SKUM
Membuat dan mencetak Surat Kuasa
Untuk Membayar
3.
Catatan Hari
Membuat dan mencetak Catatan
Sidang
Sidang
4.
Surat Penetapan
Membuat dan mencetak PMH, PHS
dan P4
5.
Kuasa
Membuat dan mencetak Surat Kuasa
Khusus, Surat sebagai Kuasa, Srurat
Pend.idikan Kuasa, Srat Ijin Kuasa
dan Legalisasi
6.
Relaas Panggilan
Buat dan Cetak Relas Inter Pe, Ter,
Media Masa, SP ke PA Lain, Via
Dubes, SP Dubes dan Pembrt PNS
7.
Sita
Buat dan Cetak Penetapan Sita,
Pembrthn Sita dan BAP Sita
ii. Aktor Majelis Hakim
Tabel 4.13 Definisi Aktor Majelis Hakim
No. Use-Case
Deskripsi
1.
Relas Ulang
2.
Pemberitahuan
3.
BAP
4.
Putusan
5.
Amar
6.
IV-32
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
4.5
1.
Penetapan
2.
Relas Ikrar
3.
BAP ikrar
4.
PBT AMBIL AC
5.
PBT PENETAPAN
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Perceraian
Waris
Hibah
Wasiat
Aplikasi SIADPA
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
4.6
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4 (
Level 5
(Tidak
(Awal)
(Pengembangan) (Penetapan)
Pengelolaan) (Pengukuran)
Tidak
Tidak ada
TI visi, prinsip,
Arsitektur
Proses
Bersama upaya
ada
proses
hubungan bisnis,
didefinisikan
arsitektur
untuk
enterprise
arsitektur
baseline, dan
Enterprise
mengoptimalkan
arsitektur
terpadu di
Arsitektur Sasaran
dikomunikasikan
adalah bagian
dan terus
seluruh
diidentifikasi.
kepada staf TI
dari budaya.
meningkatkan
teknologi
Arsitektur standar
dan manajemen
Kualitas metrik
proses arsitektur.
atau proses
terkait dengan
bisnis.
operasi TI
proses arsitektur
Kesuksesan
Arsitektur Target.
tanggung jawab.
ditangkap.
tergantung
Model Referensi
Proses ini
pada usaha
sebagian besar
individu.
kerangka Standar
diikuti.
ada)
Profil.
Proses
Pemerintahan sebuah
Tim manajemen
Sebuah standar
enterprise
Rencana Migrasi
senior yang
dan proses
arsitektur,
beberapa kepatuhan
selesai.
terlibat
keringanan
dokumentasi,
terhadap Standar
Sepenuhnya
langsung dalam
digunakan untuk
dan standar
dikembangkan
proses
meningkatkan
yang
peninjauan
proses
ditetapkan
Standar. TI tujuan
pengembangan
IV-35
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
oleh berbagai
cara ad hoc
diidentifikasi.
arsitektur.
arsitektur.
dan lokal
maupun
informal.
implisit
Eksplisit keterkaitan
Arsitektur
Unit operasi
Manajemen
hubungan
dengan strategi
enterprise
seluruh
senior
untuk strategi
bisnis.
terintegrasi
menerima dan
keterlibatan
bisnis atau
dengan
aktif
dalam
driver bisnis.
perencanaan
berpartisipasi
mengoptimalkan
modal dan
dalam proses
perbaikan proses
pengendalian
arsitektur
dalam
investasi
enterprise.
pengembangan
arsitektur dan
tata
pemerintahan.
Terbatasnya
Manajemen
Tim manajemen
Dokumen
Umpan balik
kesadaran
kesadaran upaya
senior menyadari
Arsitektur
pada proses
atau
arsitektur.
dan mendukung
diperbarui
arsitektur dari
keterlibatan
proses arsitektur
secara teratur,
semua elemen
manajemen tim
enterprise-wide.
dan sering
unit operasi
dalam proses
Manajemen
ditelaah untuk
digunakan untuk
arsitektur.
secara aktif
perkembangan
mendorong
mendukung
arsitektur
perbaikan proses
standar arsitektur.
terbaru /
arsitektur.
standar.
Operasi Unit
Tanggung Jawab
Sebagian besar
Kinerja metrik
Dokumen
Terbatas
ditugaskan dan
unsur penerimaan
terkait dengan
Arsitektur
penerimaan
bekerja sedang
menunjukkan
keamanan TI
digunakan oleh
dari proses
berlangsung.
arsitektur
setiap pembuat
arsitektur
secara aktif
ditangkap.
keputusan dalam
enterprise.
berpartisipasi
organisasi untuk
dalam proses
setiap keputusan
arsitektur
bisnis yang
berkaitan dengan
IV-36
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
enterprise.
IT.
Versi terbaru
Eksplisit
Eksplisit
dari
didokumentasikan
pemerintahan
metrik keamanan
dokumentasi
pemerintahan
dari semua
IT arsitektur
arsitektur
mayoritas
investasi TI.
digunakan untuk
unit operasi
investasi TI.
Proses formal
mendorong
perusahaan
untuk
perbaikan
adalah di
mengelola
arsitektur proses.
web.
variasi umpan
Komunikasi
balik ke dalam
Hanya ada
arsitektur
sedikit
perusahaan.
tentang
proses
arsitektur
perusahaan
dan proses
perbaikan.
TI
TI arsitektur
Semua
pertimbangan
keamanan telah
direncanakan TI
keamanan ad
mendefinisikan peran
akuisisi dan
hoc.
pembelian
dipandu dan
diatur oleh
arsitektur
perusahaan.
Tidak ada
pemerintahan
yang
eksplisit dari
standar
arsitektur.
IV-37
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Tingkat Kematangan
(Maturity Level)
Level 2: Pengembangan
(Under Development)
Arsitektur Bisnis
Level 2: Pengembangan
(Under Development)
Arsitektur SI
Keterangan
Tersedianya Solution
Concept yang mencakup
keterkaitan antara bagianbagian yang berbeda.
Terjabarkannya Arsitektur
Organisasi dengan definisi
dan prinsip-prinsip terkait.
Adanya kesadaran dan
keterlibatan pihak
manajemen dan Stake
Holder terhadap proses
arsitektur.
Terjabarkannya Rencana
Strategis secara jelas.
Tersedianya anggaran
Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya, serta keterlibatan
manajemen dalam proses
arsitektur.
Adanya program
Pembinaan dan
Pengelolaan SDM.
Tersedianya Katalog
Fungsi.
Sedikitnya komunikasi
antara proses arsitektur
yang ada dan perbaikan
proses yang
memungkinkan.
Minimnya keterkaitan dan
komunikasi antar-strategi
bisnis.
Proses dan pengembangan
Arsitektur SI yang masih
ad hoc dan tidak global,
demikian pula dengan
dokumentasi dan standard
yang masih informal.
Distribusi informasi yang
masih belum merata ke
IV-38
Universitas
widyatama
Bab
IV
Analisis
Kebutuhan
Infrastruktur
Arsitektur TI
4.7
seluruh bagian.
Proses dan pengembangan
Arsitektur IT masih
bersifat lokal belum
menyeluruh dan terpadu.
Keterlibatan dan
kesadaran tim manajemen
akan proses arsitektur IT
masih rendah
Strategi investasi dan
pengadaan dalam bidang
IT tidak mengacu pada
standard proses arsitektur
yang ada secara global.
Ringkasan
Enterprise Architecture adalah pemahaman tentang semua perbedaan
elemen yang mendukung pengembangan enterprise dan bagaimana elemenelemen tersebut berhubungan. Dalam pengembangan pemodelan arsitektur
enterprise dibutuhkan sebuah framework dengan harapan dapat mengelola
sistem yang komplek dan dapat menyelaraskan bisnis SI yang akan
dikembangkan. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah
arsitektur framework.
TOGAF menyediakan method dan tools untuk membangun,
mengelola
dan
mengimplementasikan
serta
pemeliharaan
arsitektur
IV-39
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
BAB V
RANCANGAN DAN KERANGKA KERJA INFRASTRUKTUR
5.1
Pendahuluan
Dalam bab V rancangan dan kerangka kerja infrastruktur akan membahas
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Hasil akhir atau keluaran dari Visi Arsitektur ini adalah perbaikan
Arsitektur dari produk utama Pengadilan. ini ditujukan untuk membangun
kembali kepercayaan masyarakat (public trust building) terhadap Pengadilan
Agama. Karena itu yang dipilih adalah program yang memiliki daya ungkit
(key leverage) yang terkait dengan perbaikan produk utama (core business)
suatu lembaga. Hasil perubahan dalam percepatan ini dapat dengan mudah
terlihat dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat pencari
keadilan. Mengingat tugas utama Pengadilan Agama adalah melayani
kepada pencari keadilan maka yang akan dilaksanakan oleh Pengadilan
Agama adalah sebagai berikut :
1. Percepatan penanganan perkara dalam rangka memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat dalam penegakan hukum.
2. Penerapan Sistem Teknologi Informasi (online) dalam Pengelolaan
Pengaduan Hakim yang terkena hukuman disiplin.
V-2
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Tabel 5.1 Gap Analisis EA saat ini dengan Target Arsitektur untuk
Arsitektur Bisnis
EA
Analisa
Target
Alasan
Saat
Arsitektur
Ini
Dalam
menjalankan
bisnisnya TI
belum
sepenuhnya
digunakan
Upgrade
Fasilitas TI
Seperti: (PC,
Printer, ATK,
dan koneksi
internet)
Sudah menggunakan
TI didalam
menjalankan bisnis
secara optimat
Waktu akses
data lambat
Upgrade
Fasilitas TI
Dibutuhkan
koneksi internet
yang cepat
Level
manajemen
tidak paham
TI
Pelatihan
secara berkala
sehingga dari
sektor IT bisa
dioptimalkan
Level manajemen
memahami TI
SDM kurang
memahami
TI
Pelatihan dari
setiap divisi
untuk
memahami TI
SDM sudah
melakukan pelatihan
dan bersertifikasi
Dokumentasi
Kurang
Upgrade
Fasilitas TI
yang
mendukung
semua fasilitas
untuk bisa
terdokumentasi
dari setiap
kegiatan
Sudah
terdokumentasi dari
setiap kegiatan
Guna untuk
memenuhi
target untuk
melayani
masyarakat
maka
diperlukan
pengoptimalan
TI
Diperlukan
akses cepat
guna untuk
memaksimalkan
kinerja dari
setiap pegawai
Hal yang wajib
dilakukan oleh
level
manajemen
untuk
menunjang
kinerja
Diperlukan
pemahaman
yang dalam
karena sistem
yang ada di PA
Bandung
hamper semua
memakai IT
Adanya suatu
upgrade
fasilitas guna
untuk
memperlancar
kinerja dari
setiap kegiatan
V-3
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Analisa
Target
Arsitektur
Alasan
Belum semua
menggunakan
standar TI
sesuai
Permenkominf
o 2007
Upgrade
Fasilitas TI
sehingga dari
panduan
Permenkominf
o tahun 2007
bisa terpenuhi
Pengadaan
Fasilitas
mobile system
dan diperlukan
nya sosialisasi
anatar sub
divisi
Upgrade
Fasilitas TI
dari setiap
kegiatan harus
dilakukan
backup data
Adanya suatu
fasiitas
upgrade untuk
terintegrasi
antar data satu
dengan yang
lain
Semua telah
terstandardisas
i sesuai
keputusan
menteri
Semua
pedoman harus
berstandar pada
Permenkominf
o tahun 2007
Menggunakan
mobile system
dari setiap
divisi sehingga
bisa optimal
Diperlukan
suatu aliran
data yang
tersingkronisasi
dari PA
Bandung
Backup data
terpenuhi
sehingga data
tersebut
disimpan
dengan aman
Agar
diterapkan
Data
warehouse dan
SOA
Data yang
penting
tentunya harus
di simpan
ditempat yang
aman
Terjadinya
integrasi antar
divisi sehingga
data nya tidak
tersebar
kemana-mana
Belum
menggunakan
mobile system
Belum semua
data di backup
Data terpisah
antara pusatpusat
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Analisa
Target
Arsitektur
Bandwidth
internet 11 mbps
Upgrade Fasilitas TI
untuk meningkatkan
kapasitas daya internet
Bandwidth internet 1
Gbps
Memerlukan
pengadaan DMZ yang
dibangun dari firewall
Upgrade Fasilitas TI
yang
didalamnya
mengadopsi
packet
manajemen
Memerlukan
pengadaan mengenai
pocket manajemen
Freeware
spam
Pengadaan untuk
menyediakan Licensi
spam supaya lebih
aman
Anti
Alasan
Peningkatan
Bandwidth
guna
untuk
menunjang
kinerja
dari
setiap pegawai
Memerlukan
suatu kontrol
aliran data
masuk maupun
aliran data
keluar
Diperlukannya
user
managemen
agar data yang
diolah
lebih
aman
Diperlukannya
pocket
managemen
agar mudah
mengontrol
aliran datanya
Agar lebih
aman dari
setiap aliran
data
V-5
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
5.2.5 Validasi TAGAF, EA saat ini dan Target arsitektur yang akan
dibangun.
Kemudian dilakukan validasi ini pada tabel Tabel 5.4 untuk menjawab
apakah perencanaan sudah sesuai dengan kerangka arsitektur yang baku dan
perlu tidaknya cetak biru (blue print) dibuat secepatnya. Pada tabel dibawah
ini akan membuktikan dasar-dasar teknis yang sudah digunakan pada saat
ini dibandingkan dengan target arsitektur.
Hasil analisa setelah di validasi antara TOGAF, EA saat ini dan
target arsitektur maka arsitektur yang diinginkan harus mempunyai dasardasar teknis yang ada di TOGAF yaitu perencanaan yang tidak berkala
mengakibatkan banyaknya fasilitas service terabaikan, dari validasi tersebut
sangat dibutuhkan perencanaan TI untuk Pengadilan Agama kedepannya
dan kebutuhan untuk membuat blue print TI, EA yang dibuat bukan hanya
berdasarkan trend teknologi saja tetapi dampak-dampak lainnya harus
dianalisa secara detail berdasarkan EAF yang dipilih. Karena perencanaan
yang mengikuti trend teknologi saja akan meningkatkan biaya (cost) dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), EA yang
direncanakan belum memenuhi syarat jika belum memenuhi platform dasar
pada TOGAF.
Tabel 5.4 Validasi TOGAF, EA Saat ini dan Target Arsitektur
TOGAF (Application Platform
EA SAAT INI TARGET
Service)
ARSITEKTUR
Data Interchange
Document generic data typing and
conversion (A), Graphics data interchange
(B), Specialized data interchange (C),
Electronic data interchange (D), Fax
services (E), Raw graphics interface (F),
Text processing functions (G), Publishing
functions (H), Video processing functions
(I), Audio Processing functions (J),
Multimedia processing functions (K),
Media synchronization functions (L),
Information presentations and distribution
functions (M), Hypertext functions (N)
Data Management
Data dictionary/repository (A), Database
management System (DBMS) services (B),
Object-oriented Database Management
system (OODBMS) services (C), File
A, B, C, F, G,
L, M, N
A, B, C, F, G,H,
I, J, L, M, N
A, B
A, B, E, F, H, I
V-6
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
management
service
(D),
Query
processing
functions
(E),
Screen
Generations Functions (F), Report
generation
functions
(G),
Network/concurrent access functions (H),
Warehousing functions (I)
International Operations
Character sets and data representations
services (A), Cultural Convention service
(B), Local language support services(C)
Locations and directory
Directory services (A), Special-purposes
naming services (B), Registration services
(C), Filtering services (D), Accounting
services(E)
Network
Data Communications services (A), E-mail
services(B), Distributed data services (C),
Distributed file services (D), Distributed
name services (E), Distributed time
services (F), Remote process service (G),
Remote spooling & output distribution
services
(H),
Enhanced
telephony
functions (I), Shared screen functions (J),
Video Conferencing functions (K),
Broadcast functions (L), Mailing list
functions (M)
Operating system
Kernel operations services (A), Command
interpreter and utility services (B), Batch
processing services (C), File and directory
synchronization (D)
Software Engineering
Programming language (A), Object code
linking service (B), Computer-aided
software engineering environment and
tools services (C), Graphical user
interface (GUI) building services (D),
Scripting language services (E), Language
binding services (F), Application binary
interface services(G)
Transaction Processing
Transactions manager services(A)
User Interface
Graphical client/server services (A),
Display objects services (B), Dialogue
support services (C), Printing services (D),
Computer-Base training and online help
(E), Character-based services (F)
Security
Identification and authentication services
(A), System entry control (B), Audit
services (C), Access control services (D),
Non repudiation services (E), Security
management
services
(F),
Trusted
recovery services (G), Encryption services
A, B
A, B, D
A, B, C, D, G,
H, M
A, B, C, D, G, H,
M
A, B, C
A, B, C, D
A, D, E
A, D, E
A, B, C, F
A
A, B, C, F
A, B, D, E, F, G, H
V-7
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
A, B, C, F, G, H,
I, J
V-8
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
G. Data seamless.
H. Data Multipurpose.
I. Bandwidth besar.
J. Security.
K. Fasilitas Pencarian dan akses data.
L. Sistem Back up.
V-9
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
V-10
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
5.3
Informasi Publik yang diberlakukan secara efektif tanggal 30 April 2010, pada
tahun 2007 Mahkamah Agung RI telah menerbitkan Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Nomor 144/KMA/SK/VII/2007 tentang Keterbukaan Informasi
Publik di Pengadilan, yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Nomor 1-144/KMA/SK/2011 tanggal 5 januari 2011 tentang
Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan.
Terbitnya SK KMA 1-144/KMA/SK/2011 adalah sebagai respon positif atas
keinginan masyarakat diatas dan sebagai perwujudan tekad Mahkamah Agung RI
dan lembaga peradilan dibawahnya untuk melakukan reformasi birokrasi dalam
rangka menuju peradilan yang agung dan modern (Supreme Judicial Institution)
yang ditandai dengan :
-
peluang bagi fungsionalisasi meja informasi secara lebih luas dan membuka ruang bagi
dijadikannya meja informasi sebagai sentra pelayanan di bagian depan (front office).
V-11
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Terealisasi
Information desk
Arsip perkara
Barcode perkara
SMS pengaduan
Pengaduan online
Konsultasi online
TV media center
Wifi
CCTV
Telekonfren
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Nomor:
menjamin
transparansi,
efisiensi,
dan
efektivitas
penyelenggaraan
pemerintahan. Pada sisi lain, penggunaan TIK oleh institusi pemerintahan sudah
dilakukan sejak beberapa dekade lalu, dengan intensitas yang semakin meningkat.
Untuk memastikan penggunaan TIK tersebut benar-benar mendukung tujuan
penyelenggaraan pemerintahan, dengan memperhatikan efisiensi penggunaan
sumber daya dan pengelolaan risiko terkait dengannya, diperlukan Good
Governance terkait dengan TIK, yang dalam dokumen ini disebut sebagai Tata
Kelola TIK dan diuraikan dalm modelnya.
5.3.1 Model TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
Model Tata Kelola TIK Nasional difokuskan pada pengelolaan
proses-proses TIK melalui mekanime pengarahan dan monitoring &
evaluasi. Model keseluruhan Tata Kelola TIK Nasional adalah sebagai
berikut:
V-13
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
request
terhadap
V-14
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
dan
dilakukan
di
komunikasi
Pengadilan
dapat
Agama
Bandung.
Dalam
pengembangannya
dirancang
untuk
mengkoneksikan
V-15
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
sebagaimana
tercantum
dalam
Rencana
Kinerja.
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
sebesar Rp. 3.740.888.000,- (Tiga milyar tujuh ratus empat puluh juta
delapan ratus delapan puluh delapan ribu rupiah).
1. Belanja Pegawai
1.1. Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
(RKA-KL)
Rencana
Negara/Lembaga
Kerja
Anggaran
merupakan
rencana
Kementerian
Kerja
(Renja)
penyusunan
RKA-KL,
penyusunannya
disesuaikan
dengan
yang
Pagu
mana
sementara
sebesar Rp.
V-17
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
1.2.1. Belanja
Gaji
dan
Tunjangan
sebesar
Rp.
1
0001
51111
1
Kegiatan/Sub
kegiatan/Jenis
Belanja/Rincian
Belanja
2
Pembayaran gaji,
lembur,Honorarium
dan Vakasi
Belanja
gaji
dan
tunjangan PNS
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Anggaran
Sisa
Anggaran
K
e
t
(429.415.41
115.
0}
74 %
137.000,-
97.8
2.728.408.00
0,-
3.157.823.41
0,-
51221
6.360.000,-
6.223.000,-
5%
51112
300.960.000,
278.200.000,
22.700.000,
92,4
PNS
6%
JUMLAH
3.035.728.00
3.442.246.41
(406.579.61
113.
0,-
0,-
0)
39 %
V-18
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
2. Belanja Barang
2.1. Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
(RKA-KL)
Pengadilan
Agama
Bandung
telah
menyusun
V-19
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
1
523111
Kegiatan/Sub
Jumlah
kegiatan/Jenis
Anggaran
Belanja/Rincian
Belanja
2
3
Belanja
biaya 29.500.000
Realisasi
Anggaran
4
29.471.000
Sisa
Anggaran
5
29.000
Pemeliharaan
6
99,90
K
e
t
7
Gedung
dan
Bangunan
523121
Belanja
biaya 44.700.000
44.635.906
64.094
Pemeliharaan
99,86
%
Peralatan
dan
Mesin (Roda-4)
523121
Belanja
biaya 4.000.000
3.987.100
12.900
Pemeliharaan
99,68
%
Peralatan
dan
Mesin (Roda-2)
523121
Belanja
Biaya 11.350.000
11.343.000
7000
Pemeliharaan
99,94
%
Perkantoran
(Inventaris)
522111
521114
99.253.926
2.206.074
%
2.483.440
16.560
Surat Dinas
521111
Belanja
97,83
99,34
%
Biaya 353.350.00
Keperluan
352.558.720
791.280
99,78
%
Perkantoran
521115
Belanja
Biaya 24.300.000
Honor
terkait
24.300.000
100 %
10.500.000
100 %
Operasional satuan
kerja
524111
V-20
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
3. Belanja Modal
3.1 Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Pengadilan Agama Bandung telah menyusun Rencana
Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga untuk Belanja
Modal pada tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 107.050.000,(seratus tujuh juta lima puluh ribu rupiah).
3.2. Pelaksanaan Anggaran Tahun 2011 dan Sisa Anggaran.
Pada Pelaksanaan Anggaran Tahun 2011, Pengadilan
Agama
Bandung
mendapat
Pagu
DIPA
sebesar
Rp.
Belanja
Modal
Perlengkapan
Sarana
Gedung
Rp.
1
53211
Kegiatan/Sub
Jumlah
kegiatan/Jenis
Anggaran
Belanja/Rincian
Belanja
2
3
Belanja
Modal 57.050.000
Alat
Realisasi
Anggaran
Sisa
Anggaran
4
55.935.000
5
1.115.000
Pengolah
K
e
t
6
98,05
Data
53211
Belanja
Modal 50.000.000
Peerlengkapan
49.555.000
445.000
99,11
%
Sarana Gedung
JUMLAH
107.050.000
105.490.000 1.560.000
98,54
%
V-21
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
1
52121
Kegiatan/Sub
kegiatan/Jenis
Belanja/Rincian
Belanja
2
Belanja Barang Non
Operasional lainnya
52211
Jumlah
Anggaran
3
37.200.000
Realisasi
Anggaran
4
37.200.000
Sisa
Anggaran
5
0
K
e
t
6
100
%
160.000.000
160.000.000
100
%
JUMLAH
197.200.000
197.200.000
100
%
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
online
Pengoperasian Sistem
Aplikasi SIADPA berfungsi sebagai awal sampai akhir proses
perkara tingkat pertama dan sebagai input otomatis untuk aplikasi keuangan,
register dan pelaporan perkara. Aplikasi ini adalah solusi dokumen, karena
data yang diolah lebih dari 500 jenis dokumen yang harus dicetak kertas
V-23
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Divisi/Kegiatan
PENERIMAAN
DAN PERSIAPAN
SIDANG
Pendaftaran
1.2
SKUM
1.3
1.4
1.5
1.6
Relas Panggilan
1.7
Sita
2.
2.1
PERSIDANGAN
Relas Ulang
2.2
Pemberitahuan
KETERAGAN
Untuk menerima perkara dan
mempersiapkan siding
Mencatat dan mencetak gugatan dan
permohonan
Membuat dan mencetak Surat Kuasa Untuk
Membayar
Membuat dan mencetak Catatan Sidang
Membuat dan mencetak PMH, PHS dan P4
Membuat dan mencetak Surat Kuasa
Khusus, Surat sebagai Kuasa, Srurat
Pend.idikan Kuasa, Srat Ijin Kuasa dan
Legalisasi
Buat dan Cetak Relas Inter Pe, Ter, Media
Masa, SP ke PA Lain, Via Dubes, SP
Dubes dan Pembrt PNS
Buat dan Cetak Penetapan Sita, Pembrthn
Sita dan BAP Sita
Untuk memproses pelaksanaan Sidang
Buat dan cetak panggilan ulang dan SP
Ulang PA lain
Buat dan cetak PBT Isi Putusan Inter Pe,
V-24
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
2.3
BAP
2.4
Putusan
2.5
2.6
Amar
Tegoran & Coret
3.
3.1
PENYELESAIAN
PERKARA
Penetapan
3.2
Relas Ikrar
3.3
BAP ikrar
3.4
PBT Ambil AC
3.5
PBT Penetapan
5.3.1.5
Pemeliharaan Sistem
Pada
pemeliharaan
sistem
Pengadilan
Agama
Bandung
suatu
model
bagi
penetapan,
penerapan,
pengoperasian,
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
5.3.1.6
non teknis), terutama dalam hal keterbatasan SDM dan dana untuk
pengadaan perangkat teknologi informasi, diharapkan di lingkungan
Peradilan Agama semua permasalahan tersebut sudah dapat teratasi.
Permasalahan yang muncul adalah :
1. Adanya program posbakum sedikit banyak mempengaruhi aplikasi
SIADPA tidak utuh. Hal ini dikarenakan petugas posbakum tidak
mengenal aplikasi siadpa terutama dalam membuat gugatan atau
permohonan.
Dan
petugas
meja
harus
menyalin
surat
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
Atau
jika
tidak
memungkinkan
V-27
Universitas
widyatama
Bab
V
Rancangan
dan
Kerangka
Kerja
Infrastruktur
5.4
Ringkasan
Pada proses rancangan kerangka kerja infrastruktur ini bisa terlihat adanya
suatu analisis. Proses analisis ini bisa dijadikan acuan untuk membangun arsitektur
yang diusulkan. Tentunya hasil ini diambil dari ADM TOGAF yang di uraikan
pada bab IV. Hasil uraian mengenai tata kelola teknologi informasi berlandaskan
hukum yang didasari oleh keputusan peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika
V-28
Universitas
widyatama
Bab
VI
Simpulan
dan
Saran
BAB VI
PENUTUP
6.1
Simpulan
Simpulan yang dapat diuraikan berdasarkan tahapan pekerjaan pemodelan
Saran
Untuk menjamin enterprise architecture ini diimplementasikan, berikut
Universitas
widyatama
Bab
VI
Simpulan
dan
Saran
VI-2
Universitas
widyatama
Daftar
Pustaka
DAFTAR PUSTKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Pemodelan Arsitektur
[9]
[10]
Open
Group.
(2009).
The
Open
Group
Architecture
[12]
Peraturan
Menteri
Komunikasi
dan
Informasi
Nomor
xv
Universitas
widyatama
Daftar
Pustaka
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
www.opengroup.org/soa/source-book/togaf/togafsummary.html
(akses
www.mikethearchitect.com/2012/02/archimate-20-highlights.html
pada tanggal 15 April 2012).
xvi
(akses