Anda di halaman 1dari 21

W IX

GEOMETRI UNDERGROUND BLASTING

9.1

Tujuan
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah :

1.

Untuk

menentukan

geometri

peledakan

Underground

Blasting

berdasarkan perhitungan.
2.

Untuk menentukan geometri jumlah primer yang digunakan pada


Underground Blasting.

3.

Untuk menentukan sistem rangkaian listrik yang digunakan pada


Underground Blasting.

4.

Untuk

menentukan

fragmentasi

bongkaran

yang

dihasilkan

dari

Underground Blasting.
9.2

Faktor Keselamatan Untuk Underground Blasting

Dengan keselamatan, keamanan dan bahkan faktor ekonomi, konstruksi


tambang bawah tanah menjadi semakin menarik, ruangan yang besar telah
dibangun

untuk

menyimpan

petrolium,

makanan,

dan

bahan

mentah

lainnya.Terowongan digunakan untuk komunikasi dan sistim layanan seperti


kereta bawah tanah, suplai air bersih, telekomunikasi dan penyaluran panas.
Tambang bawah tanah tradisisonal juga telah digunakan sejak beratusratus tahun yang lalu untuk pekerjaan penambangan mineral berharga. Orangorang yang bekerja di bawah tanah lebih besar resiko kecelakannya dibanding
dengan orang yang melakukan pekerjaan serupa di permukaan, maka penting
dibutuhkan lebih banyak latihan dan mendidik orang-orang yang terlatih untuk
menghindari kecelakan yang akan terjadi.
Motif yang sama juga meningkatkan permintaan akan bahan peledak
yang bermutu tinggi, perlengkapan pemboran dan metode peledakan untuk:

Mengurangi gas beracun, penyimpangan dalam pemboran dankebutuhan

akan skala operasional.


Hasil peledakan yang optimal.
Menghindari resiko inisiasi yang tak disengaja dari alatpeledak.

9.3

Kondisi-kondisiPenting Pada Underground Blasting


Dalam banyak kasus, ketika bekerja pada tambang bawah tanah kamu

harus bekerja didalam suatu ruang sangat sempit, yang mana mempengaruhi
dalam perencanaan dan kapaitas peralatan. Dalam kegelapan pada tambang
bawah tanah dan sangat sering kamu harus behadapan dengan air, utamanya
bebatuan dan selalu ada resiko untuk menghirup debu dan gas-gas beracun
yang ada diudara.
Alat-alat yang harus di temukan kekuatannya seperti energi listrik yang
banyak digunakan dengan banyak pertimbangan yang sangat penting. Seperti
dari sistim inisisasi nonlistrik sudah menjadi suatu asuransi jiwa untuk orangorang yang bekerja denagan bahan peledak.

7.2

Geometri Peledakan
Aspek geometri pada tambang bawah tanah khususnya tambang

batubara. Pada cadangan batubara yang akan ditambang dengan cara teknik
tambang bawah tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek meliputi ukuran,
bentuk, orientasi dan faktor kedalaman dari permukaan dari cadangan batubara
tersebut. Oleh karena itu terdapat beberapa pertimbangan geometri yang harus
diperhatikan.Adapun pertimbangan geometri yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :

Geometri Pilar
Pada tambang bawah tanah batubara, pertimbangan tegangan insitu dan

kemantapan lubang bukaan menyebabkan harus meninggalkan pilar-pilar


batubara dengan ukuran tertentu. Ratio luas beban yang harus ditanggung oleh
sebuah pilar batubara.

Lebar dan Tinggi Ekstraksi


Keterbatasan alat dan kemantapan lubang bukaan menyebabkan

ekstraksi batubara hanya mempunyai lebar dan tinggi yang terbatas. Selain itu,
lebar ekstraksi batubara bawah tanah ini akan berpengaruh pada penurunan
permukaan tanah (subsidence).
Sebelum operasi pemboran, penentuan letak lubang bor harus dievaluasi
dengan hati-hati agar diperoleh hasil yang optimum dari bahan peledak yang

dipilih. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain peledakan


antara lain :

Diameter lubang bor

Burden dan Spasi

Type bahan peledak yang akan digunakan.


Perbedaan utama antara peledakan terowongan dan peledakan jenjang

adalah pada peledakan terowongan peledakan dilakukan dengan mengarah


pada satu bidang bebas (free face) yang dibuat (Empty Hole), sedangkan pada
peledakan jenjang peledakan dapat didesain menuju ke lebih dari satu bidang
bebas.

9.4

Desain Guidelines
Dimensi yang digunakan dalam perencanaan peledakan terowongan

dapat diintruksikan secara geometris pada gambar 3.8. yang terdiri atas Floor
holes, Wall holes, Cut hole, Stoping hole dan Roof holes.
Dalam mendesain suatu peledakan (penentuan spasi dan burden), maka
bagian-bagian tersebut diatas harus diperhitungkan dengan baik yang mengacu
pada besarnya diameter Empty Hole yang berfungsi sebagai free face.

Permukaan Tunnel
Roof
Holes
Height Of
Arch
Stoping Holes
Abutment
Holes
Height

Opening

Wall

Floor
holesWidth
Gambar 9.1
Dimensi Bidang Lubang Ledak

9.5

Diameter Lubang Kosong (Empty Hole)

Pemilihan diameter empty hole tergantung pada tingkat kemajuan


terowongan yang dinginkan. Semakin besar kemajuan terowongan yang
dinginkan maka semakin besar diameter empty hole yang diperlukan. Besarnya
ukuran diameter empty hole dapat dilihat dari gambar di bawahini.

Gambar 9.2
GrafikHubungan antara Kemajuan Terowongan dengan Diameter Empty Hole

Atau jika mempergunakan beberapa empty hole diameter khayalnya


dapat dihitung dengan mempergunakan rumus :

Dd n
Dimana : D = Besarnya diameter khayal empty hole
d = Diameter empty hole
n = Jumlah lubang
Dalam usaha menghitung burden dikotak pertama, jika menggunakan
satu empty hole maka diameter yang digunakan adalah diameter empty hole itu
sendiri, tetapi jika menggunakan lebih dari satu empty hole maka yang
digunakan adalah diameter khayal.

9.6

Desain Cut Hole

Jika kita melihat gambar 7.3 kita menemukan jarak antara


lubang ledak dan empty hole sebaiknya tidak lebar dari 1.5

untuk

menghasilkan peledakan yang baik.

Gambar 9.3
GrafikHubungan antara Jarak Lubang Ledak dengan Empty Hole
serta Hasil Peledakannya

Desain Square I
Jadi posisi lubang ledak di kotak pertama dapat ditunjukkan sebagai :

Dimana :
a

= C C jarak antara lubang ledak dengan empty hole

= Diameter empty hole

Dalam kasus ini beberapa empty hole hubungannya dapat ditunjukkan sebagai :
a1= 1.5 D
W1= a 2
Dimana : a = C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak
D = Diameter Khayal
W

= Jarak antar lubang ledak

Parameter yang perlu diketahui dalam menentukan jumlah pengisian


bahan peledak (Q) pada cut holes terdiri atas stemming dan konsentrasi
pengisian bahan peledak (lc). Konsentrasi pengisian bahan peledak yang dipakai
pada kotak pertama dapat dilihat dari grafik padagambar9.3.
Stemming Kotak Pertama :

ho = a

Jadi

Q = lc (H - ho)

Dimana : Q = Jumlah pengisian bahan peledak, kg


lc = Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m
H = Kedalaman lubang ledak, m
Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak pertama adalah :
a

= C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak

= Jarak antar lubang ledak

= Jumlah bahan peledak

Gambar 9.4
GrafikKonsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum
Jarak C C (m) untuk Diameter Empty Hole yang Berbeda-Beda

Desain Square II
B1

W1

a2

1.5 W1

W2

1.5 W1 2

Dimana : a = C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak
W = Jarak antar lubang ledak
B = Burden
Konsentrasi pengisian bahan peledak yang dipakai pada kotak kedua dan
kotak berikutnya dapat dilihat dari grafik padagambar9.4.
Stemming Kotak Kedua

(ho) = 0.5 x B

Jadi

Q = lc (H - ho)

Dimana : Q = Jumlah pengisian bahan peledak, kg

lc = Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m


H = Kedalaman lubang ledak, m
Data kunci yang diperlukan pada kotak kedua dan kotak berikutnya adalah :
B = Burden
W = Jarak antar lubang ledak
Q = Jumlah bahan peledak

Gambar 9.5
GrafikKonsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum
Jarak C C (m) untuk Jarak antara Lubang Ledak yang Berbeda-beda

Desain Square III


B2 = W2
a3

= 1.5 W2

W3 = 1.5 W2 2
Jumlah pengisian bahan peledak pada kotak ketiga ini caranya sama
dengan penentuan jumlah pengisian bahan peledak pada kotak kedua.

Desain Kotak IV
B3

= W3

a4

= 1.5 W3

W4 = 1.5 W3 2
Jika jarak antara lubang ledak (W) terlalu lebar dan burden (B)
berdasarkan rumus diatas sama dengan (W) sehingga besar pada cut holes
lebih besar dari burden pada stoping, maka burden pada cut holes dan

perhitungan jumlah bahan peledak yang dipakai harus diatur sehingga sama
dengan stoping holes.
Penentuan burden dan konsentrasi bahan peledak dapat dilihat dari grafik
padagambar9.5. Berdasarkan tabel 9.1 dibawah, pengisian lubang ledak dapat
dihitung :
- hb
- Qb
- lc
- ho
- hc
- Qc
- Qtot

= 1/3 H
= lb x hb
= 0.5 x lb
= 0.5 x B
= H hb - ho
=lc x hc
= Qb + Qc

Dimana : lb = Charge concentration Bottom


hb = Height bottom charge
Qb = Komsumsi bahan peledak bottom charge
lc = pengisisankolom
hc = Heigth column
Qc = Komsumsi bahan peledak pada column charge
Pada umumnya bahan peledak yang digunakan dalam tambang bawah
tanah (peledakan terowongan) adalah bahan peledak yang telah dikemas dalam
bentuk paper cartridge atau plastic tube yang telah memepunyai diameter (mm)
dan charge concentration (kg/m) tertentu.
Bahan peledak yang sering digunakan adalah Emulite, Dynamex, dan
ANFO, yang dipakai untuk meledakkan cut holes, stoping holes dan floor holes.
Sedangkan untuk meledakkan wall holes dan roof holes bahan peledak yang
iasa dipakai adalah Gurit.

9.7

Desain Stoping Hole


Setelah cut holes telah dihitung, sisa dari geometri tunnel yang terdiri atas

floor holes, wall holes, roof holes, stoping holes dapat dihitung.
Untuk menghitung burden (B) dan mengisi setiap bagian yang berbeda
pada tunnel dapat dilihat dari grafik padagambar9.6 yang dapat digunakan
sebagai dasaracuan.

Gambar 9.6
Grafik HubunganantaraBurden dengan Konsentrasi Pengisian Bahan Peledak
untuk Diameter Lubang Ledak dan Bahan Peledak yang Berbeda

Bila burden (B), kedalaman lubang ledak (H) dan konsentarasi bottom
charge (lb) telah diketahui, tabel dibawah ini akan memberikan geometri
pemboran dan pengisian handak disetiap bagian dari tunnel.

Part of The
Round

Burden
(m)

Floor
Wall
Roof
Stoping:
Upwards
Horizontal
Downwards

1xB
0.9 x B
0.9 x B
1xB
1xB
1xB

Tabel 9.1
Geometri Peledakan pada Stoping Holes
Charge Concentration
Heigth
Spacing
Bottom Charge
Bottom
Column
(m)
(m)
(kg/m)
(kg/m)
1.1 x B
1/3 x H
lb
1.0 x lb
1.1 x B
1/6 x H
lb
0.4 X lb
1.1 x B
1/6 x H
lb
0.3 X lb
1.1 x B
1.1 x B
1.2 x B

1/3 X H
1/3 x H
1/3 x H

lb
lb
lb

0.5 x lb
0.5 x lb
0.5 x lb

Stemming
(m)
0.2 x B
0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B

9.8

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Floor Holes
Bottom Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.8
hb = 1/3 H
Qb = lb x hb
Column Charge
lc = 0.5 x lb
ho = 0.2 x B
hc = H hb - ho
Qc = lc x hc
Qtot

= Qb + Qc

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Wall Holes


Bottom Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.8
hb = 1/6 H
Qb = lb x hb
Column Charge
lc = 0.4 x lb
ho = 0.5 x B
hc = H hb - ho
Qc = lc x hc
Qtot

= Qb + Qc

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Roof Holes


Bottom Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.18
hb = 1/6 H
Qb = lb x hb
Column Charge
lc = 0.3 x lb
ho = 0.5 x B
hc = H hb - ho
Qc = lc x hc
Qtot

= Qb + Qc

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Stoping Upwards and


Horizontally Holes
Bottom Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.8
hb = 1/3 H
Qb = lb x hb
Column Charge
lc = 0.5 x lb
ho = 0.5 x B
hc = H hb - ho
Qc = lc x hc
Qtot

= Qb + Qc

Dimana :lb= Konsentrasi

pengisian

didasar

lubang

ledak

(charge

concentration bottom)
hb =Tinggi isian dasar lubang ledak (height bottom charge)
Qb =Komsumsi bahan peledak bottom charge
lc = Konsentrasi pengisian di atas isian dsar (column charge)
hc = Tinggi colom (heigth column)
Qc = Komsumsi bahan peledak pada colom

9.9

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Stoping Downwards


Holes
Pengisian bahan peledak pada stoping downwards sama dengan

perhitungan pada stoping upwards.

9.10

Perhitungan Specific Charge

Specific Charge adalah perbandingan antara berat handak yang digunakan


dengan volume batuan yang di diperoleh. Secara matematis dituliska dalam
formola berikut :

BeratHandak(kg)
Specific Charge =

VolumeBatuanyangTerbebas(m3 )

9.11

Primer dan Sistem Rangkaian


Pembuatan primer maupun sistem rangkaian yang dipakai pada

peledakan terowongan sama halnya dengan pembuatan primer dan sisite


rangkaian yang dipakai pada surface blasting.

9.12

Fragmentasi
Fragmentasi (distribusi ukuran) batuan hasil peledakan merupakan salah

satu yang sangat penting dalam merencanakan suatu peledakan. Ukuran


fragmentasi yang direncanakan perlu disesuaikan dengan kemudahan dalam
pemuatan, pengangkutan serta ukuran yang diinginkan oleh pabrik pengolahan.
Untuk mendapatkan fragmentasi yang diinginkan, beberapa hal yang
berpengaruh adalah keserasian antara specific charge yang digunakan dan
urutan pengaturan delay. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan
hubungan antara specific charge dan fragmentasi yang dihasilkan.
Tabel 9.2
Hubungan antara Specific Charge dan Fragmentasi
specific charge
0.24
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
(kg/m3)
Fragmentation
1

(1/2)3
(1/2.5)3
(1/3)3
(1/4)3
(m3)

0.85

1.0

(1/5)3

(1/6)3

9.13 Tugas dan Pembahasan


9.13.1 Tugas

Suatu development tambang bawah tanah melakukan pembuatan cross


cut dengan panjang terowongan 25 m, dimana ukuran abutmen dengan
tinggi 10 m dengan lebar 7.5 m. Panjang alat bor 3 m, persen kemajuan
90%. Jenis bahan peledak yang digunakan untuk cut hole dan floor hole
adalah dynamex dengan diameter 38mm, sedangkan untuk meledakkan
wall hole dan roof hole digunakan emulate 150 in paper catridge
berdiameter 32 mm. Hitung :
a) Hitung dan Gambarkan geometri peledakan dengan skala 1 : 50
b) Hitung kebutuhan bahan peledak untuk menyelesaikan cross cut
spanjang 2.5, dan berapa kali harus dilakukan peledakan.
c) Berapa ukuran fragmentasi batuan.

Suatu development tambang bawah tanah melakukan pembuatan cross


cut dengan panjang terowongan 30 m, dimana ukuran abutmen dengan
tinggi 4 m dengan lebar 8 m. Kedalaman lubang ledak 3,5 m, persen
kemajuan 92%. Jenis bahan peledak yang digunakan untuk cut hole,
stopping hole dan floor hole adalah emulate 150 in paper catridge dengan
diameter 40mm, sedangkan untuk meledakkan wall hole dan roof hole
digunakan emulate 150 in plastic berdiameter 33 mm. Hitung :
a) Hitung dan Gambarkan geometri peledakan dengan skala 1 : 50
b) Hitung kebutuhan bahan peledak untuk menyelesaikan cross cut
spanjang 3.5, dan berapa kali harus dilakukan peledakan.
c) Berapa ukuran fragmentasi batuan.
(Penyelesaian dan gambar abutmen dilampirkan).

9.13.2 Pembahasan

Penyelesaian Soal Nomor 1


Penyelesaian:
a. Perhitungan geometri peledakan

Desain Square I
a1

= 1,5 D

(h0) = a = 0,114 m

= 1,5 X 76

Q = Ic (H-h0)

= 114 mm
W1

=a

= 0,3 (3-0,114)

= 114

= 0,865 kg/m
2

= 159,6 mm = 0,1596 m

Desain Square II
B1

= W1

(h0) = a = 0,2394 m

= 0,1596 m
a2

Q = Ic (H h0)

= 1,5 X W1

= 0,3 (3 0,2394)

= 1,5 X 0,1596

= 0,828 kg/m

= 0,2394 m
W2

= 1,5 X W1 X

= 1,5 x 0,1596 x
= 0,335 m

Desain Square III


B2

= W2

(h0) = a = 0,502 m

= 0,335 m
a3

Q = Ic(H h0)

= 1,5 X W2

= 0,7 (3-0,502)

= 1,5 X 0,335

= 1,7486 kg/m

= 0,502 m
W3

= 1,5 X W2 X

2
2

= 1,5 x 0,335 x
= 0,703 m

Desain Square IV
B3
a4

= W3

(h0) = a = 1,054 m

= 0,703m

Q = Ic(H-h0)

= 1,5 X W3

=0,8(3-1,054)

= 1,5 X 0,703

= 1,556 kg/m

= 1,054 m
W4

= 1,5 X W3 X
= 1,5 x 0,703 x

2
2

= 1,4763 m

Total Bahan Peledak Yang Dibutuhkan Untuk Cut Holes

Q total = 0,86 kg + 0,828 kg + 1,748 kg + 1,556 kg


= 4,992 kg

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Floor Holes

Bottom Charge
Ib

= 1,4 kg/m

hb

= 1/3 H = 1/3 x 3
=1m

Qb

= Ib x hb= 1,4 x 1
= 1,4

Column Charge
Ic

= 0,5 x Ib = 0,5 x 1,4


= 0,7 kg/m

ho

= 0,2 x = 0,2 x 1
= 0,2 m

hc

= H hb ho = 3 1 0,2
= 1,8 m

Qc

= Ic x hc = 0,7 x 1,8
= 1,26

Qtot = Qb + Qc = (1,4 + 1,26)


= 2,66 kg

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Wall Holes

Bottom Charge
Ib

= 0,98 kg/m

hb

= 1/6 H = 1/6 x 3
= 0,5 m

Qb

= Ib x hb = 0,98 x 0,5
= 0,49

Column Charge
Ic

= 0,4 x Ib = 0,4 x 0,98


= 0,392 kg/m

ho

= 0,5 x b = 0,5 x 0,86


= 0,43 m

hc

= H hb ho = 3 0,5 0,43
= 2,07

Qc

= Ic x hc = 0,392 x 2,07
= 0,811

Qtot = Qb + Qc = (0,49 + 0,811)


= 1,301 kg

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Roof Holes

Bottom Charge
Ib

= 0,98 kg/m

hb

= 1/6 H = 1/6 x 3
= 0,49 m

Qb

= Ib x hb = 0,98 x 0,5
= 0,49

Column Charge
Ic

= 0,3 x Ib = 0,3 x 0,98


= 0,0,294 kg/m

ho

= 0,5 x b = 0,5 x 0,86


= 0,43 m

hc

= H hb ho = 3 0,5 0,43
= 2,07

Qc

= Ic x hc = 0,294 x 2,07
= 0,608

Qtot = Qb + Qc = (0,49 + 0,608)


= 1,098 kg

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak pada Stoping Upwards Holes dan


Horizontally Holes

Bottom Charge
Ib

= 1,4 kg/m

hb

= 1/3 H = 1/3 x 3
=1m

Qb

= Ib x h = 1,4 x 1
= 1,4

Column Charge
Ic

= 0,5 x Ib = 0,5 x 1,4


= 0,7 kg/m

ho

= 0,5 x b = 0,2 x 1
= 0,1 m

hc

= H hb ho = 3 1 0,5
= 1,5

Qc

= Ic x hc = 1,5 x 0,7
= 1,05 kg

Qtot = Qb + Qc = (1,05 + 0,7)


= 2,45 kg

Menghitung fragmentasi batuan untuk floor holes


Berat Handak total
Volume

= 2,66 kg
= BxSxH = 1 x 1.1 x 3 = 3.3 m3

SpesifSpesific Charge=
SC=

Berat Handak( kg)


Volume Batuan yang terbebas(m3 )

2,66 kg
3
=0,806 kg /m
3
3,3(m )

Fragmentasinya (1/5)3
Menghitung fragmentasi batuan untuk wall holes
Berat Handak total
Volume

= 1,301kg
= BxSxH = 0,86 x 0,946 x 3 = 2,440 m3

SpesifSpesific Charge=

SC=

Berat Handak( kg)


3
Volume Batuan yang terbebas(m )

1,301 kg
=0,53 kg/m3
3
2,440(m )

Fragmentasinya (1/2.5)3

Menghitung fragmentasi batuan untuk roof holes


Berat Handak total
Volume

= 1,098 kg
= BxSxH = 0,86 x 0,946 x 3 = 2,44 m3

SpesifSpesific Charge=

SC=

1,098 kg
=0,45 kg /m3
3
2,44 (m )

Fragmentasinya (1/2)3
Berapa kali peledakan yang dibuthkan

Jumlah Peledakan=

Berat Handak( kg)


3
Volume Batuan yang terbebas(m )

Panjang cross cut


25 m
=
=9 kali peledakan
persen kemajuan x panjangbatang bor 90 x 3 m

Peledak yang dibutuhkan untuk panjang cross cut 25 m

Q total = (4,992 kg x 7) 7 kali peledakan.


= 244.608 kg bahan peledak yang dibuhkan.

a) Gambar Desain Abutmen Skala 1 : 50 cm

Gambar 9.7
Sketsa abutmen underground blasting soal (a)

9.14

Analisa
Dari praktikum mengenai geometri peledakan tambang bawah tanah ini

dapat di analisakan bahwa, perhitungan geometri sangat berperan penting dalam


merencanakan suatu proses peledakan yang safety, sekecil apapun kesalahan
dalam perhitungan geometri akan sangat mempengaruhi proses dari peledakan
tersebut. Dalam artian dengan perhitungan geometri yang benar maka hasil yang
dicapaipun sesuai dengan yang dinginkan dan yang paling penting adalah
semakin memperkecilnya persen kecelakaan dari peledakan yang dilakukan.
Dalam perhitungan sebelum dengan sudah diketahui kedalaman dari lubang bor
tersebut kita bisa mencari diameter empty hole dengan menggunakan grafik
antar persen kemajuan dengan kedalaman lubang bor. Kemudian dengan
menentukan jumlah bahan peledak kita perlu menentukan charge concentration
(kg/m) dengan menggunakan grafik. Untuk mencari fragmen dari setiap bagian
abutmen tersebut yaitu dengan menggunakan Qtotal dibagi dengan volume
batuan yang terbebas (burden x spasi x kedalaman), sehingga hasilnya bisa
korelasi dengan ketetapan yang sudah ditentukan.
Untuk

peledakan

tambang

bawah

tanah

banyak

yang

harus

diperhitungkan seperti pemakaian bahan peledak yang benar-benar efektif, itu


bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan (formasi batuan) dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan peledakan tambang bawah tanah ini.
Untuk menghasilkandesain cut hole yang baik sesuai dengan teori. Para
juru ledak hendaknya meperhitungkan desain dari Square 1-4 pada cut hole ini.
Sehingga peledakan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan, dan tidak ada lagi
second blasting pada batuan ini.
9.15

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan di simpulkan, peledakan tambang

bawah tanah mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk development/pengembangan


seperti pembuatan terowongan sebagai jalan masuk ke tambang, dan peledakan
untuk produksi. Untuk membuat lubang maju dalam tambang bawah tanah atau

terowongan perlu diciptakan suatu bidang bebas yang disebut dengan cut hole.
Cut hole adalah suatu lubang buka yang diciptakan pada suatu face yang tidak
mempunyai free face berupa lubang bor sedalam kemajuan yang diperoleh.
Dari tujuan-tujuan peledakan tambang bawah tanah diatas banyak hal
yang perlu diperhatikan dalam perhitungan geometri terutama untuk menentukan
dimensi-dimensi dari tiap-tiap lubang ledak yang ada pada bagian-bagian
abutmen yang ada, untuk menghasilkan peledakan yang sempurna.
Metoda peledakan yang banyak dipakai dalam tambang bawah tanah
(underground blasting) adalah metoda smooth blasting, yaitu merupakan salah
satu metoda dari contour blasting yang bertujuan untuk memperhalus batas
terluar atau keliling dari hasil peledakan.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, M. 2013. Teknik Peledakan. Scribd.blogspot. Diakses

pada 03 Juli 2013.


Laboratorium
Tambang,

Staff

Assisten.

2011.

PenuntunPraktikumTeknik Peledakan. Bandung : Universitas Islam


Bandung

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai