Demam Thypoid
Demam Thypoid
1. Possible Case
Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam,
gangguan saluran cerna, gangguan pola buang air besar dan
hepato/splenomegali. Sindrom demam tifoid belum lengkap. Diagnosis
ini hanya dibuat pada pelayanan kesehatan dasar.
2. Probable Case
Telah didapatkan gejala klinis lengkap atau hampir lengkap, serta
didukung oleh gambaran laboraorium yang menyokong demam tifoid
(titer widal O > 1/160 atau H > 1/160 satu kali pemeriksaan).
3. Definite Case
Diagnosis pasti, ditemukan S. Thypi pada pemeriksaan biakan atau
positif S.Thypi pada pemeriksaan PCR atau terdapat kenaikan titer
Widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer widal O
> 1/320, H > 1/640 (pada pemeriksaan sekali).
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan demam tifoid masih menganut trilogi
penatalaksanaan yang meliputi : istirahat dan perawatan, diet dan
terapi penunjang (baik simptomatik maupun suportif), serta pemberian
antimikroba. Selain itu diperlukan pula tatalaksana komplikasi demam
tifoid yang meliputi komplikasi intestinal maupun ekstraintestinal.
I. Istirahat dan Perawatan
Bertujuan
untuk
mencegah
komplikasi
dan
mempercepat
penyembuhan. Tirah baring dengan perawatan dilakukan sepenuhnya
di tempat seperti makan, minum, mandi, dan BAB/BAK. Posisi pasien
diawasi untuk mencegah dukubitus dan pnemonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
II. Diet dan Terapi Penunjang
Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat.
a. Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa
gejala meteorismus, dan diet bubur saring pada penderita dengan
meteorismus. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi
perdarahan saluran cerna dan perforasi usus. Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat
proses penyembuhan.
b. Cairan yang adequat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan
diare.
keluhan panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari. Penggunaan obat
golongan fluriquinolon juga dapat menurunkan kemungkinan kejadian
karier pasca pengobatan.
Kombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan pada keadaan tertentu
seperti toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, serta syok septik. Pada
wanita hamil, kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke-3
karena menyebabkan partus prematur, kematian fetus intrauterin, dan
grey syndrome pada neonatus. Tiamfenikol tidak dianjurkan pada
trimester pertama karena memiliki efek teratogenik. Obat yang
dianjurkan adalah ampisilin, amoksisilin, dan ceftriaxon.
Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung
berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah
amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang
baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi,
namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat,
tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi
atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan
darah rendah disebut hipotensi.
[sunting] Denyut
Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri.
Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya
denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada
lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang
lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki.
Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.
Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan,
dan usia. Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur
13-150 denyut per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-80
per menit. ikha
[sunting] Kecepatan pernapasan
Beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 12-16 kali
penarikan napas per menit.
PENDAHULUAN
Demam tifoid atau typhus abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada
usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia penderita
demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun dan
tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama pada
musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang
paling sering pada anak besar,umur 5- 9 tahun dan laki-laki lebih banyak dari
perempuan dengan perbandingan 2-3 : 1.
Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat
mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang
dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid bila
terdapat demam terus menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan
obat demam dan diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit
perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari.
Makin cepat demam tifoid dapat didiagnosis makin baik. Pengobatan dalam taraf
dini akan sangat menguntungkan mengingat mekanisme kerja daya tahan tubuh
masih cukup baik dan kuman masih terlokalisasi hanya di beberapa tempat saja.
CARA TERJADI DEMAM TIFOID
Penularan demam tifoid terjadi melalui mulut, kuman S.typhy masuk kedalam
tubuh melalui makanan/minuman yang tercemar ke dalam lambung, ke kelenjar
limfoid usus kecil kemudian masuk kedalam peredaran darah. Kuman dalam
peredaran darah yang pertama berlangsung singkat, terjadi 24-72 jam setelah
kuman masuk, meskipun belum menimbulkan gejala tetapi telah mencapai organorgan hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang dan ginjal. Pada akhir masa
inkubasi 5 9 hari kuman kembali masuk ke aliran darah (kedua kali) dimana
terjadi pelepasan endoktoksin menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan
gejala demam tifoid.
GAMBARAN KLINIK
Masa inkubasi rata-rata 7 14 hari. Manifestasi klinik pada anak umumnya
bersifat lebih ringan dan lebih bervariasi. Demam adalah gejala yang paling
konstan di antara semua penampakan klinis.
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut
pada umumnya seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan
menurun, sakit perut, diare atau sulit buang air beberapa hari, sedangkan
pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat dan menetap. Suhu
meningkat terutama sore dan malam hari.
Setelah minggu ke dua maka gejala menjadi lebih jelas demam yang tinggi terus
menerus, nafas berbau tak sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecahpecah /terkupas, lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan
dan tremor, pembesaran hati dan limpa dan timbul rasa nyeri bila diraba, perut
kembung. Anak nampak sakit berat, disertai gangguan kesadaran dari yang ringan
letak tidur pasif, acuh tak acuh (apati) sampai berat (delier, koma).
Demam tifoid yang berat memberikan komplikasi perdarahan, kebocoran usus
(perforasi), infeksi selaput usus (peritonitis) , renjatan, bronkopnemoni dan
kelainan di otak (ensefalopati, meningitis).
Jadi ada tiga komponen utama dari gejala demam tifoid yaitu:
bullet
Demam yang berkepanjangan (lebih dari 7 hari),
bullet
Gangguan saluran pencernaan
bullet
Gangguan susunan saraf pusat/ kesadaran
LABORATORIUM
Pada DT dapat terjadi kekurangan darah dari ringan sampai sedang karena efek
kuman yang menekan sumsum tulang. Lekosit dapat menurun hingga <
3.000/mm3 dan ini ditemukan pada fase demam.
Pemeriksaan serologik Widal (titer Aglutinin OD) sangat membantu dalam
diagnosis walaupun 1/3 penderita memperlihatkan titer yang tidak bermakna
atau tidak meningkat. Uji Widal bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan serial tiap
minggu dengan kenaikan titer sebanyak 4 kali.Beberapa laporan yang ada tiap
daerah mempunyai nilai standar Widal tersendiri, tergantung endemisitas daerah
tersebut. Misalnya : Surabaya titer OD > 1/160, Yogyakarta titer OD > 1/160,
Manado titer OD > 1/80, Jakarta titer OD > 1/80, Ujung Pandang titer OD 1/320
DIAGNOSIS
Diagnosis demam tifoid ditegakkan atas dasar riwayat penyakit, gambaran klinik
dan laboratorium (jumlah lekosit menurun dan titer widal yang meningkat) .
Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya kuman pada salah satu biakan.
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
Tujuan perawatan dan pengobatan demam tifoid anak adalah meniadakan invasi
kuman dan mempercepat pembasmian kuman, memperpendek perjalanan
penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, mencegah relaps dan mempercepat
penyembuhan.
Demam tifoid adalah suatu infeksi akut pada usus kecil yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhi. Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak
diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun, tersebar di mana-mana, dan
ditemukan hampir sepanjang tahun. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua
umur, tetapi yang paling sering pada anak besar,umur 5- 9 tahun. Dengan keadaan
seperti ini, adalah penting untuk melakukan pengenalan dini Demam Tifoid, yaitu
adanya 3 komponen utama: Demam yang berkepanjangan (lebih dari 7
hari),Gangguan saluran pencernaan, dan Gangguan susunan saraf pusat/
kesadaran.