Suvey Pendahuluan
Survey pendahuluan (reconnaissance) dilakukan untuk mengetahui secara
factual kondisi rencana trase jalan yang telah di buat.
Peralatan dan bahan yang di perlukan antara lain peta rencana trase jalan diatas
peta topograf skala 1 : 50.000 atau skala 1 : 25.000, GPS navigasi, heling
meter / clinometers, kompas, formulir survey dan calculator, GPS navigasi
dan kompas berfungsi untuk penentuaan prosentase kemiringan vertical
pada AS rencana.
Jika trase rencana yang telah di buat tidak memungkinkan diterapkan
dilapangan maka dilakukan pemilihan alternatif trase jalan.
Pemasangan Monument
Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan pemasangan patok sebagai sarana
penyimpan informasi koordinat hasil pengukuran. Monument pengukuran
jalan dan jembatan berupa bench mark (BM), patok CP (concrete point) dan
patok kayu pengukuran. Bench mark (BM) di pasang di sepanjang ruas jalan
yang di ukur pada setiap interval jarak 1 KM. di setiap pemasangan BM
harus disertai pemasangan patok CP. Sebagai pasangan untuk mendapatkan
azimuth pada pekerjaan stake_out tahap pelaksanaan.
Pemasangan BM untuk jalan exsisting sebaiknya di pasang di kiri jalan dan CP di
kanan jalan searah dengan jalur pengukuran dengan posisi saling tampak
satu sama lain.
Pemasangan patok kayu di lakukan di setiap interval 50 m pada jalur yang lurus
dan datar serta setiap 25 m pada jalur yang berbelok / perbukitan pada sisi
jalan yang sama. Pada daerah tertentu yang tidak bisa di pasang patok kayu
bisa dig anti dengan pemasangan paku payung dengan di tandai cat
sekitarnya dan di beri nomor sesuai urutannya.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitarnya di
beritanda khusus.
diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri notasi
numbers.
Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan :
Kondisi datar, landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar
koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase jalan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pemasangan Monument
Monument yang dipasang pada pengukuran jembatan terdiri dari patok BM
(Bench Mark) CP (Concrete Point). Untuk sungai dengan lebar 50 BMdan CP
masing masing di pasang di tepi sungai yang berseberangan si sekitar AS
rencan jembatan. Untuk sungai dengan lebar > 50 BM dan CP di pasang
berpasangan untuk masing masing tepi sungai.
Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station (ets)
atau dengan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan 20. Data yang
diukur mencakup semua obyek bentukan alam dan buatan manusia yang ada
disekitar rencana jembatan.
Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur haru detail / rapat. Hal
ini karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan. Selain
itu pada lokasi lokasi tersebut biasanya akan dilakukan desain desain yang
bersifat khusus .
jembatan yang berdiri sendiri maka koordinat (X,Y) di kaitkan pada koordinat
exsisting yang terdekat atau dari pengukuran GPS navigasi
dilakuakn pemasangan patok patok pada batas batas daerah yang terkena
pembebasan berdasarkan koordinat patok patok pada batas yang telah
terdapat pada peta rencana pembebasan lahan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1)
Jumlah Bench Mark (BM) yang akan dipasang akan ditentukan berdasarkan
kebutuhan yang dipandang perlu dengan melihat kondisi di lapangan. Notasi
atau tanda pengenal diberikan pada patok-patok BM sesuai dengan
perjanjian atau kesepakatan bersama pemberi kerja dan pelaksana pekerjaan
2)
3)
Pengukuran Azimuth
4)
5)
6)
Titik referensi tinggi ditentukan terhadap titik tinggi nasional (TTG) atau titik-titik
lain yang ketinggiannya dalam sistem nasional/MSL.
Jalur Pengukuran Waterpass Primer akan mengikuti jalur Pengukuran Poligon
Primer kecuali bila ditemui daerah yang terjal atau gunung sehingga tidak
memungkinkan dilakukan pengukuran waterpass, maka akan menggunakan
cara trigonometris.
Adapun spesifkasi teknis pengukurannya adalah:
Alat sipat datar yang digunakan adalah Automatic Level Arde 2 seperti Wild NAK2, Zeiss Ni.
Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon primer
Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas, tengah, bawah).
Minimal 2 kali dalam setiap minggu alat harus dicek kesalahan garis bidik
(kolimasi).
Jumlah slog tiap seksi harus genap
Pada waktu pembidikan diusahakan agar jarak belakang (DB) sama dengan jarak
muka (DM) apabila Sdb S dm hasil hitungan beda tinggi perlu dikorelasi
terhadap faktor koreksi garis bidik.
Jarak pembacaan dari alat waterpass ke rambu maksimum 50 m
Pengukuran per seksi dilakukan pergi dan pulang
Rambu harus diberi alas atau straatpot, kecuali pada patok kayu atau BM
Dalam pengukuran waterpass, rambu-rambu harus digunakan secara selangseling sehingga rambu yang diamati pada titik awal akan menjadi rambu titik
akhir pada setiap seksi
Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah harus diukur
Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana D adalah jarak dalam km.
2.
Pengukuran per seksi dilakukan untuk arah pergi saja dan dilakukan dengan
double stand dengan pembacaan rambu lengkap (BT, BA, BB).
Toleransi salah penutup beda tinggi (T)
T = ( 15 D ) mm
D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan kilometer
Ketentuan lain sama seperti pada Waterpass Primer.
7)
8)
Pengukuran dilakukan dengan alat sipat datar (water pass) terutama untuk
daerah sekitar rencana landasan, taxiway dan apron (daerah prasarana sisi
udara). Pengukuran dilakukan setiap interval 100 m atau sesuai kondisi
topograf yang ada.
9)
Identifkasi Obstacle
10)