Anda di halaman 1dari 18

PEMADATAN TANAH

2.1 Prinsip-prinsip Umum Pemadatan

Butiran
padat
tanah
2
Berat Isi Basah, ()

d
Ai r

Butiran
1 = d (w = 0)

padat
tanah

0 w1 w2

Kadar air, w

Pemadatan secara umum mengeluarkan udara dari massa


tanah.
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat isi kering (d)

Perhatikan gambar diatas :


Pada saat w = 0 = d atau = d (w=0) = 1
Bila w secara bertahap bertambah pada usaha pemadatan
yang sama (w = w1) = 2 dan d (w=w1) = d (w=0) + d
Hal ini menunjukkan bahwa bila air ditambahkan
pada saat pemadatan, air tersebut akan berfungsi
sebagai unsur pelumas bagi partikel-partikel tanah
sehingga partikel-partikel-partikel tanah tersebut
saling bergeseran satu sama lain dan membentuk
posisi yang lebih padat.

Mektan 1 20
Bila w melampaui woptimum (w2) penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan kepadatan (nilai ) tanah.
Hal ini disebabkan karena air mengambil tempat yang
seharusnya ditempati oleh partikel-partikel padat dari
tanah.
d setelah kompaksi akan naik seiring dengan naiknya kadar
air (w).
Kadar air dimana d mencapai maksimum disebut kadar air
optimum (optimum moisture content).

2.2 Uji Pemadatan di Laboratorium dan Spesifikasinya

Pengujian pemadatan di laboratorium untuk evaluasi d dan


woptimum, yang terdiri dari 2 cara yaitu :
1. Uji Proctor Standar : energi pemadatan (E) = 593 kJ/m3
2. Uji Proctor Modifikasi : energi pemadatan (E) = 2 695 kJ/m3

"Zero Air Void"


Curve
Modified
Proctor Test
d

Standard
Proctor Test

Kadar air

Dari gambar diatas dapat disimpulkan :


d max dan wopt tergantung kepada energi pemadatan.
Makin tinggi energi pemadatan makin tinggi d max

Makin tinggi energi pemadatan makin rendah Wopt


Tidak ada bagian dari kurva pemadatan yang boleh terletak
disebelah kanan (memotong) kurva zero air void.

Mektan 1 21
Nilai d max dan wopt yang bersesuaian bervariasi untuk setiap
jenis tanah.

Untuk mendapatkan d max dan wopt dari suatu tanah adalah sbb :
Minimal 5x melakukan uji pemadatan dengan kadar air
bervariasi.

Setelah pemadatan selesai, berat isi basah () dapat dihitung


sebagai berikut :
W

V
W = Berat tanah
V = Volume tanah

Setelah kadar airnya (w) diketahui, d dapat dihitung sbb :



d
w (%)
1
100

Membuat kurva hubungan antara w dan d sehingga


didapatkan d max dan wopt.

d max secara teoritis pada suatu w tertentu dengan kondisi


zero air voids (pori-pori tanah sudah tidak ada udaranya
lagi) dapat ditulis sbb :
Gs . w Gs . w w
sat
1 e 1 w . Gs 1
w
Gs

dimana :
e = w . Gs (untuk keadan tanah jenuh, S=100%)
sat = Berat isi pada kondisi zero air voids
w = Berat isi air
e = angka pori
Gs = Berat spesifik butiran padat tanah.

Mektan 1 22
Mektan 1 23
SPESIFIKASI PEMADATAN

SPESIFIKASI YANG DIBERIKAN UNTUK UJI PROCTOR MENURUT ASTM DAN AASTHO DAPAT DILIHAT PADA TABEL DIBAWAH INI :
STANDAR MODIFIKASI
URAIAN
ASTM D - 698 AASTHO T - 89 ASTM D - 1557 AASTHO T 180
CETAKAN :
VOLUME ft3 1/30 1/30 1/30 1/30
cm3 943,9 943,9 943,9 943,9
TINGGI Inch 4,58 4,58 4,58 4,58
mm 116,33 116,33 116,33 116,33
DIAMETER Inch 4 4 4 4
mm 101,6 101,6 101,6 101,6
lb 5,5 5,5 10 10
BERAT PENUMBUK
kg 2,5 2,5 4,54 4,54
TINGGI JATUH Inch 12 12 18 18
PENUMBUK mm 304,8 304,8 457,2 457,2
JUMLAH LAPISAN
3 3 5 5
TANAH
JUMLAH PUKULAN
25 25 25 25
TIAP LAPIS
TANAH YANG DIUJI
No. 4 Inch No. 4 Inch
LOLOS AYAKAN
kj/m3 595 595 2698 2698
ENERGI PEMADATAN
lb.ft / ft3 12.375 12.375 56.250 56.250

Mektan 1 23
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi pemadatan

Disamping Kadar air, faktor-faktor lain yang mempengaruhi


pemadatan antara lain :
1. Tipe tanah (soil type)
2. Usaha pemadatan (compaction effort).

Pengaruh Tipe / Jenis Tanah


Distribusi ukuran butiran.
Bentuk butiran tanah.
Berat spesifik bagian padat tanah.
Jumlah dan jenis mineral lempung yang ada pada tanah.

120
Lanau
berpasir

Lempung
115 berlanau

d
(lb/ft3)
110
Lempung
kadar tinggi
Pasir
bergradasi
buruk
105

100
5 10 15 20
w (%)

Bentuk Umum Kurva Pemadatan untuk Empat Jenis Tanah


(ASTM D 698)

Mektan 1 24
Lee dan Suedkamp (1972) melakukan percobaan kompaksi
sebanyak 700x pada 35 sampel tanah; hasilnya menunjukkan
hanya 4 macam kurva yang berbeda yaitu :

d Tipe A d
Berbentuk Bel Tipe B
Berpuncak Satu
Setengah

w w

d d
Tipe C
Tipe D
Berpuncak Ganda
Berbentuk Ganjil

w w

Lee dan Suedkamp (1972)

Batas Cair (LL) Tanah Tipe Kurva


30 70 A
kurang dari 30 B&C
besar dari 70 C&D

Mektan 1 25
Pengaruh Usaha Pemadatan
Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji proctor yaitu

jumlah
jumlah berat ting jatuh
tumbkanx x x
l apisn penumbk penumbk
perlaisn
E
volumectakn
125 19,85
LL = 31
PL = 26 19
Energi pemadatan
Garis
pada uji proctor standar :
120 Kurva ZAV
25 x 3 x 5,5Optimum
x1
E 12.375 ft lb / ft 3(Gs
( 592 ,5 kJ / m 3 )
= 2,7)
1 / 30

Energi
d pemadatan pada uji proctor modifikasi :
50 tumbukan/lapis 18
115
(lb/ft3)
E
25 x 5 x 10 x 1,5
56.250 ft lb / ft 3 ( 2693,3 kJ / m 3 )
d
1 / 30 (kN/m3)
30 tumbukan/lapis
110
Jika usaha pemadatan per satuan volume tanah berubah,17 kurva
25 tumbukan/lapis
pemadatan juga akan berubah.
105
20 tumbukan/ lapis

16
Mektan 1 26

100 15,2
10 12 14 16 18 20 22 24
w (%)
Struktur Tanah Kohesif Dipadatkan

Usaha Pemadatan
Tinggi
E
Kepadatan

B
D
C
A

Usaha Pemadatan
Rendah

Mektan 1 27

w
Bila lempung dipadatkan pada kondisi kadar air disebelah kiri
Wopt (titik A) struktur yang terbentuk adalah flokulasi ini
akan menghasilkan orientasi partikel yang acak dan d yang
rendah.

Apabila w meningkat (pada titk B) akan menghasilkan


derajat flokukasi yang lebih rendah dan d yang tinggi.

Jika w terus ditambah (dari titik B C) akan menghasilkan


struktur dispersi.
Pada suatu kadar air tertentu, usaha pemadatan yang
lebih tinggi akan menghasilkan lebih banyak partikel-
partikel lempung dengan orientasi yang sejajar sehingga
lebih banyak struktur tanah terdispersi.
Partikel-partikel lebih dekat satu sama lain yang
lebih tinggi (titik A & E).

Pengaruh Pemadatan pada Sifat-sifat


Tanah Kohesif

Pemadatan menimbulkan struktur tanah kohesif.


Perubahan tersebut meliputi :
Permeability (daya rembes)
Compressibility (kemampumampatan)
Soil Strenght (kekuatan tanah).

Permeability (Daya Rembes)


Mektan 1 28
10-5

k 10-6
(cm/dtk)

10-7

130
Menunjukkan
126 perubahan
kadar air dan
d 122 berat isi
(lb / ft3)
118

114

110
12 13 14 15 16 17 18 19
w (%)

Harga koefisien rembesan (k) mengecil dengan


bertambahnya w.
Nilai k mencapai minimum pada saat w mencapai optimum,
sesudah wopt nilai k sedikit bertambah.
Nilai k pada sisi kering dari wopt tinggi orientasi acak
partikel menghasilkan susunan ruang pori yang lebih
besar.

Compressibility (Kemampumampatan)

H
Pemadatan Pemadatan
Kering Kering

e Pemadatan e
Basah
Pemadatan
Basah

Tekanan (Skala Log) Tekanan (Skala Log)

Mektan 1 29
Konsolidasi dgn Tekanan RendahKonsolidasi dgn Tekanan Tinggi

Pada tekanan yang rendah, tanah yang dipadatkan pada sisi


basah dari wopt akan lebih mudah memapat dibandingkan
tanah yang dipadatkan pada sisi kering dari wopt.
Pada tekanan yang tinggi, tanah yang dipadatkan pada sisi
kering dari wopt akan lebih mudah mampat karena tekanan
cenderung mengubah arah orientasi partikel menjadi tegak
lurus arah tekanan dan jarak antar partikel-partikel lempung
berkurang sedangkan tanah yang dipadatkan pada sisi basah
hanya mengurangi jarak antar partikel-partikel lempung saja.
Pada tekanan yang sangat besar, adalah mungkin untuk
mendapatkan struktur yang sma bagi tanah yang dipadatkan
pada sisi basah maupun sisi kering dari wopt.

Flokulasi
kekuatan
desak tak
terbatas
Soil Strenght (Kekuatan Tanah)
untuk = qu

Tegangan ( ) Dispersi

w
Contoh
Tanah

Mektan 1 30

w
Kekuatan tanah lempung yang dipadatkan umumnya
berkurang dengan bertambahnya kadar air (w).
Pada kira-kira wopt, terjadi penurunan kekuatan tanah yang
besar.
Tanah yang dipadatkan pada sisi kering dari wopt akan
memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan tanah yang
dipadatkan pada sisi basah dari wopt.

Pemadatan Tanah Organik

Proses terjadinya tanah organik merupakan campuran


fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang membusuk.

Adanya bahan organik cenderung mengurangi kekuatan


tanah dan tidak disukai sebagai tanah urug.

Kadar
105 organik (organic content = OC) didefinisikan sebagai :

Kehilangan berat ker ing akibat pemanasan dalam oven dari 105C 400C
OC 100 35
Berat ker ing tan ah pada suhu 105C
95 30

90 25
d (max)

wopt
(%)
lb/ft3

85 20
Kering Oven
80 15
Kering Udara
75 10
Campuran kering oven 0 5 10 15 20
70
Mektan 1
Contoh tanah asli kering oven kadar organik (%)31
Campuran kering udara
65
0 5 10 15 20 25 30
Kadar organik (%)
Pengaruh Kadar Organik
Terhadap wopt

Pengaruh kadar organik terhadap


Berat Isi Kering Maksimum
(Franklin, Orozco dan Semrav, 1973)

Bila kadar organik lebih dari 8% - 10% d max menurun tajam.


Kadar air optimim (wopt) untuk suatu usaha pemadatan
meningkat dengan bertambahnya kadar organik.

Pemadatan di Lapangan

Jenis penggilas yang paling umum dipakai adalah :


Penggilas besi berpermukaan halus.
Penggilas ban karet.
Penggilas kaki kambing.
Penggilas getar.

18

w = 17,8 %
17
Secara umum, pemadatan di
w =lapangan
11,6 % tergantung pada
beberapa faktor
16 :
1. Tipedkompactor
2. Tipe
(kN/mtanah
3) 15
3. Kadar air
4. Ketebalan 14
layer (lapisan tanah)
5. Jumlah lintasan penggilas.
13
Lempung berlanau
12 Batas Cair = 43
Batas Plastis =19

Mektan 1 11 32
0 8 16 24 32
Jumlah Lintasan Penggilas
Kurva kepadatan untuk tanah lempung berlanau dengan berat
penggilas 9,5 ton (84,5 kN) dan tebal lapisan tanah lepas yang
dipadatkan 9 inch (228,6 mm) pada w yang berbeda.

Penentuan Berat Isi Hasil Pemadatan di Lapangan

Prosedur standar untuk menentukan berat isi di lapangan :


1. Sand Cone Method (ASTM Designation D-1556)
2. Rubber Ballon Method (ASTM Designation D-2167)
3. Penggunaan alat ukur kepadatan nuklir.

Spesifikasi Pemadatan Tanah di Lapangan

Ada 2 kategori spesifikasi untuk pekerjaan tanah :


1. Spesifikasi Hasil Akhir dari Pemadatan
d ( lap )
Pemada tan relatif (R ) x 100%
d ( maks )

Pada pemadatan tanah berbutir, spesifikasi pemadatannya


dapat dalam bentuk istilah Kepadatan/Kerapatan Relatif (Dr)
atau Pemadatan Relatif (R) yaitu sbb :

Mektan 1 33

d (lap) d (min) d (maks)
Dr
d (maks)

d (min) d (lap)
R d (min)
R Ro
1 Dr (1 Ro ) d ( maks )

2. Spesifikasi untuk Cara Pemadatan


a. Macam dan berat mesin pemadatan.
b. Jumlah lintasan.
c. Ketebalan tiap lapisan.

Teknik-teknik Pemadatan khusus

1. VIBROFLOTATION Untuk tanah berbutir lepas (loose


granular soil). Pada proses pemadatan ini menggunakan
alat vibrolof yang panjangnya sekirat 7 ft ( 2,13 m). Alat
ini merupakan sebuah tabung silindris berisi penyemprotan
air pada puncak dan ujung bawah dan dilengkapi dengan
beban berputar eksentris, yang menimbulkan gerakan
bergetar horisontal. Alat ini dihubungkan dengan sebuah
pipa penyambung.

Proses pemadatan dengan vibroflotation di lapangan dapat


dilihat pada gambar di bawah ini :

Pasir
terpadatkan

Mektan 1 34
2. PEMADATAN DINAMIS Untuk tanah berbutir.
Pada proses pemadatan ini menggunakan alat penumbuk
dengan berat berkisar 8 35 ton dan tinggi jatuhnya antara
25 100 ft ( 7,5 30,5 m)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemadatan yang


dapat dicapai di lapangan dengan alat ini adalah :
a. Berat palu penumbuk.
b. Tinggi jatuh penumbuk, dan
c. Jarak dari titik-titik lokasi dimana penumbuk
dijatuhkan.

3. PRELOADING (PEMBEBANAN AWAL)


Preloading Mempercepat konsolidasi pada tanah yang
lunak seperti lempung.
Preloading Menempatkan Temporary Surchange di
atas tanah sebelum pembangunan dimulai.

Dengan adanya Temporary Surchange tanah lunak


Large Settlement
dibawahnya akan meningkat Strentgh Property
Tanah Lunak
nya mereduksi Settlement.
Dihilangkan sebelum
bangunan didirikan

Surchange

Small Settlement
Tanah Lunak Terkonsolidasi
akibat beban Surchange

Time

Dengan Preloading
Settlement

Mektan 1 Tanpa Preloading 35


Mektan 1 36

Anda mungkin juga menyukai