Anda di halaman 1dari 4

DALIL TENTANG THAHARAH

1. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 222


[2:222] Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: Haidh itu adalah
suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di
waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
2. QS. Aali Imran (Ali Imran) [3] : ayat 42
[3:42] Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya
Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala
wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).
3. QS. Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 6
[5:6] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
4. QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 11
[8:11] (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit
untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh
denganya telapak kaki(mu).
5. QS. Al-Waaqiah (Al-Waqiah) [56] : ayat 79
[56:79] tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
6. QS. Al-Muddatstsir (Al-Muddassir) [74] : ayat 4
[74:4] dan pakaianmu bersihkanlah,
7. QS. An-Nisaa (An-Nisa) [4] : ayat 43
[4:43] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam

keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.
8. QS. Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 7
[5:7] Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikatNya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: Kami denganr dan kami taati. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).

Hadist yang membahas tentang thaharah sebagai berikut:


KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : BUKTI NAJISNYA KENCING DAN
HARUS MENYELESAIKANNYA HINGGA TUNTAS
167. Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. berjalan melalui dua kubur, lalu beliau
bersabda: Sesungguhnya kedua orang dalam kubur inii sedang disiksa, dan
keduanya tidak disiksa karena suatu dosa yang besar. Adapun yang satu maka tidak
menyelesaikan (tuntas) jika kencing. Sedang yang kedua, dia biasa mengadu domba
(namimah). Kemudian Nabi saw. mengambil dahan pohon yang masih basah dan
membelah dua lalu menancapkan pada tiap kubur satu potongan dahan itu. Sahabat
bertanya: Mengapa engkau berbuat itu? Jawab Nabi saw.: Semoga Allah
meringankan keduanya selama dahan itu belum kering. (Bukhari, Muslim).
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : NAJISNYA DARAH DAN
CARA MEMBASUHNYA
166. Asma r.a. berkata: Seorang wanita datang kepada Nabi saw. dan bertanya:
Bagaimana pendapatmu jika pakaian kami terkena darah haid, bagaimana kami
harus berbuat? Jawab Nabi saw: Dikorek lalu dibilas dengan air, lalu disiram,
kemudian dapat dipakai untuk shalat. (Bukhari, Muslim).
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : MENCUCI MANI YANG LEKAT DI
BAJU ATAU MENGOREKNYA
165. Aisyah ketika ditanya tentang mani yang lekat di baju. Jawabnya: Biasa aku
mencucinya dari baju Rasulullah saw. lalu dipakai untuk shalat sedang bekas air
siramannya masih tampak di bagian kain bajunya itu. (Bukhari, Muslim).
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : HUKUM KENCING BAYI LAKI DAN
CARA MENYUCIKANNYA
163. Aisyah r.a. berkata: Biasa orang-orang membawa bayinya kepada Nabi saw.
lalu didoakannya, maka diberikan padanya bayi, tiba-tiba kencing di baju Nabi saw.

Maka Nabi saw. minta air dan disiramkan di atas kencing dan tidak dibasuh. (Bukhari,
Muslim).
164. Ummi Qais binti Mihshan r.a. membawa bayinya kepada Nabi saw. sedang bayi
itu belum makan kecuali susu, maka diletakkan di pangkuan Nabi saw. tiba-tiba
kencing di baju Nabi saw. Maka Nabi saw. minta air dan disiramkan di atas bekas
kencing itu dan tidak dibasuh. (Bukhari, Muslim).
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : WAJIB MENYUCIKAN MASJID DARI
SEGALA NAJIS DAN MENYUCIKAN TANAH CUKUP DENGAN DISIRAM
162. Anas bin Malik r.a. berkata: Seorang Badui kencing di dalam masjid maka
sahabat bangun untuk memukulnya. Maka Nabi saw. bersabda: Jangan kalian ganggu
(hentikan kencingnya), kemudian menyuruh membawakan setimba air dan
dituangkan di atas tempat yang dikencingi itu. (Bukhari, Muslim)
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : LARANGAN KENCING DALAM AIR
YANG MENGGENANG TIDAK MENGALIR
161. Abu Hurairah ra. telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jangan kencing
salah satu kamu dalam air yang diam tidak mengalir kemudian mandi di dalamnya.
(Bukhari, Muslim).
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : HUKUM JILATAN ANJING
160. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika anjing minum dalam
bejanamu, maka harus dibasuh tujuh kali. (Bukhari, Muslim). Dalam riwayat Muslim:
Jika anjing telah menjilat bejanamu maka harus dibasuh tujuh kali salah satunya
dengan tanah pertamanya atau akhirnya.
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : MENGUSAP SEPATU (KHUF)
155. Jarir bin Abdullah r.a. kencing kemudian a berwudhu dan mengusap dua
sepatunya, kemudian berdiri shalat, dan ketika ditanya ia berkata: Aku telah melihat
Nabi saw. berbuat seperti itu. (Bukhari, Muslim).
156. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika aku berjalan bersama Nabi saw. lalu beliau pergi
ke tempat sampah di belakang rumah (dinding pagar) lalu berdiri dan kencing, maka
aku menjauh daripadanya tetapi dipanggil oleh Nabi saw. lalu aku mendekatinya dan
berdiri di belakangnya sehingga selesai. (Bukhari, Muslim).
157. Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. keluar untuk
berhajat (buang air) maka diikutinya dengan membawa tempat air, dansesudah
Rasulullah selesai Al-Mughirah menuangkan air untuknya, maka ,berwudhu dan
mengusap dua sepatu bot (khuf). (Bukhari, Muslim).
158. Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata: Ketika aku bersama Nabi saw. dalam
bepergian, lalu Nabi saw. berkata: Hai Mughirah bawakan tempat air, maka aku bawa
dan Nabi saw. pergi sehingga sembunyi daripadaku untuk buang air, sedang
memakai jubah syamiyah, kemudian ketika akan mengeluarkan lengan tangan tidak
dapat karena sempit lengan bajunya, sehingga dikeluarkan dan dalam, maka aku
tuangkan air untuknya untuk wudhu dan mengusap kedua sepatu botnya (khufnya).
(Bukhari, Muslim).

159. Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata: Pada suatu malam aku bersama Nabi
saw. dalam bepergian, lalu bertanya: Apakah ada air? Jawabku: Ya. Lalu Nabi saw.
turun dari kendaraannya dan berjalan terus hingga tersembunyi di dalam gelap
malam, kemudian kembali, maka aku tuangkan air padanya, maka ia membasuh
muka dan kedua tangannya, tetapi ia memakai jubah kain shuf yang sempit
lengannya sehingga terpaksa mengeluarkan tangan dari dalam, lalu membasuh
kedua tangannya, kemudian mengusap kepalanya, kemudian aku jongkok untuk
membuka sepatunya, maka Nabi saw. bersabda: Biarkan keduanya karena aku
memakai keduanya ketika kedua kakiku suci, lalu diusap atas kedua sepatu bot itu.
(Bukhari, Muslim).
Para ahli fiqih memasukkan syarat untuk bolehnya mengusap sepatu tanpa
membukanya jika waktu memakainya sudah berwudhu. Jika tidak berwudhu maka
tidak boleh hanya diusap dan harus dilepas sepatunya untuk dibasuh kakinya.
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : BERISTINJA DENGAN AIR
153. Anas r.a. berkata: Adalah Nabi saw. masuk WC maka aku dan kawanku
membawakan tempat air untuk beristinja, juga membawakan tongkatnya. (Bukhari,
Muslim).
154. Anas bin Malik r.a. berkata: Adalah Nabi saw., jika keluar untuk buang air maka
aku bawakn tempat air untuk bersuci dengannya. (Bukhari, Muslim).
KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : SUNAH MENDAHULUKAN KANAN
DALAM BERSUCI
152. Aisyah r.a. berkata: Nabi saw. suka mendahulukan kanan ketika bersandal,
menyisir rambut, bersuci, dalam semua keadaannya. (Bukhari, Muslim)
1.

Anda mungkin juga menyukai