Pembagian Harta waris Alm. Bpk. Soenhadji & Almh. Ibu Moegirahayoe
Dengan hormat,
Sesuai dengan permasalahan hukum mengenai pembagian harta waris Alm. Bpk.
Soenhadji & Almh. Ibu Moegirahayoe terhadap Bpk. Moh. Karmo Nusantara
dan ahli waris lain, maka dengan ini kami sampaikan Legal Opinion (LO) mengenai
kasus tersebut, yang berisikan hal-hal sebagai berikut :
A. Legal Opinion (LO) ini dibuat atas permintaan :
Legal Opinion (LO) ini dibuat
Nusantara.
atas permintaan
:
:
:
:
:
:
:
Anak I (Perempuan)
Anak II (Perempuan)
Anak III (Laki-laki)
Anak IV (Laki-laki)
Anak V (Laki-laki)
Anak VI (Laki-laki)
Anak VII (Laki-laki)
Dengan demikian maka Legal Opinon (LO) ini hanya dapat dipergunakan
untuk membuat terang permasalahan hukum kasus tersebut di atas dan tidak
diperuntukkan keperluan lain, meskipun untuk kasus yang hampir sama
dengan permasalahan hukum di atas. Demikian juga Legal Opinon (LO) ini
tidak dapat dipergunakan oleh pihak lain yang menghadapi permasalahan
hukum sama atau hampir sama dengan perkara Bpk. Moh. Karmo
Nusantara.
1
Tigaraksa
: Anak I (Perempuan)
2
:
:
:
:
:
:
Anak II (Perempuan)
Anak III (Laki-laki)
Anak IV (Laki-laki)
Anak V (Laki-laki)
Anak VI (Laki-laki)
Anak VII (Laki-laki)
sekali ayat Al-Qur'an yang merinci suatu hukum secara detail dan rinci,
kecuali hukum waris ini. Hal demikian disebabkan kewarisan
merupakan salah satu bentuk kepemilikan yang legal dan dibenarkan
AlIah SWT. Di samping bahwa harta merupakan tonggak penegak
kehidupan baik bagi individu maupun kelompok masyarakat.
Definisi Waris
Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari
kata waritsa-yaritsu-irtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah
'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain', atau dari suatu
kaum kepada kaum lain.
Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal
yang berkaitan dengan harta, tetapi mencakup harta benda dan non
harta benda. Ayat-ayat Al-Qur'an banyak menegaskan hal ini, demikian
pula sabda Rasulullah saw.. Di antaranya Allah berfirman:
"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..." (an-Naml: 16)
"... Dan Kami adalah pewarisnya." (al-Qashash: 58)
Selain itu kita dapati dalam hadits Nabi saw.:
'Ulama adalah ahli waris para nabi'.
Sedangkan makna al-miirats menurut istilah yang dikenal para ulama
ialah berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada
ahli warisnya yang masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta
(uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik legal secara syar'i.
Pengertian Peninggalan
Pengertian peninggalan yang dikenal di kalangan fuqaha ialah segala
sesuatu yang ditinggalkan pewaris, baik berupa harta (uang) atau
lainnya. Jadi, pada prinsipnya segala sesuatu yang ditinggalkan oleh
orang yang meninggal dinyatakan sebagai peninggalan. Termasuk di
dalamnya bersangkutan dengan utang piutang, baik utang piutang itu
berkaitan dengan pokok hartanya (seperti harta yang berstatus gadai),
atau utang piutang yang berkaitan dengan kewajiban pribadi yang mesti
ditunaikan (misalnya pembayaran kredit atau mahar yang belum
diberikan kepada istrinya).
4
dan hal itu tidak mungkin dapat dilakukan oleh orang yang sudah
meninggal. Akan tetapi, meskipun kewajiban tersebut dinyatakan
telah gugur bagi orang yang sudah meninggal, ia tetap akan
dikenakan sanksi kelak pada hari kiamat sebab ia tidak menunaikan
kewajiban ketika masih hidup. Hal ini tentu saja merupakan
keputusan Allah SWT. Pendapat mazhab ini, menurut saya, tentunya
bila sebelumnya mayit tidak berwasiat kepada ahli waris untuk
membayarnya. Namun, bila sang mayit berwasiat, maka wajib bagi
ahli waris untuk menunaikannya.
Sedangkan jumhur ulama yang menyatakan bahwa ahli waris wajib
untuk menunaikan utang pewaris terhadap Allah beralasan bahwa
hal tersebut sama saja seperti utang kepada sesama manusia.
Menurut jumhur ulama, hal ini merupakan amalan yang tidak
memerlukan niat karena bukan termasuk ibadah mahdhah, tetapi
termasuk hak yang menyangkut harta peninggalan pewaris. Karena
itu wajib bagi ahli waris untuk menunaikannya, baik pewaris
mewasiatkan ataupun tidak.
Bahkan menurut pandangan ulama mazhab Syafi'i hal tersebut wajib
ditunaikan sebelum memenuhi hak yang berkaitan dengan hak
sesama hamba. Sedangkan mazhab Maliki berpendapat bahwa hak
yang berhubungan dengan Allah wajib ditunaikan oleh ahli warisnya
sama seperti mereka diwajibkan menunaikan utang piutang pewaris
yang berkaitan dengan hak sesama hamba. Hanya saja mazhab ini
lebih mengutamakan agar mendahulukan utang yang berkaitan
dengan sesama hamba daripada utang kepada Allah. Sementara itu,
ulama mazhab Hambali menyamakan antara utang kepada sesama
hamba dengan utang kepada Allah. Keduanya wajib ditunaikan secara
bersamaan sebelum seluruh harta peninggalan pewaris dibagikan
kepada setiap ahli waris.
c) Wajib menunaikan seluruh wasiat pewaris selama tidak
melebihi jumlah sepertiga dari seluruh harta peninggalannya.
Hal ini jika memang wasiat tersebut diperuntukkan bagi orang yang
bukan ahli waris, serta tidak ada protes dari salah satu atau bahkan
seluruh ahli warisnya. Adapun penunaian wasiat pewaris dilakukan
setelah sebagian harta tersebut diambil untuk membiayai keperluan
pemakamannya, termasuk diambil untuk membayar utangnya.
: Anak I (Perempuan)
: Anak II (Perempuan)
7
c)
d)
e)
f)
g)
:
:
:
:
:
3) Harta Warisan :
a) Tanah Blok C 18, luas tanah 14.450 M2;
b) Tanah Blok C 19, luas tanah 83.850 M2;
4) Hal-hal lain :
a) Terdapat bangunan Masjid Al Mugiroh Yang dibangun oleh Almh.
Ibu Moegirahayoe
b) Terdapat bangunan Jakarta International Multicultural School.
c) Terdapat bangunan-bangunan rumah warga + . Bangunan.
d) Terdapat bangunan-bangunan atau objek wisata yang dikelola
.. yang merupakan ahli waris.
e) Terdapat bangunan yang digunakan untuk tempat usaha dan
dikelola oleh ahli waris.
f) Terdapat
Putusan
Pengadilan
Agama
Tigaraksa
No.678/Pdt.G/2009/PA.Tgrs.
g) Belum pernah diadakan pembagian waris pasca Putusan
Pengadilan Agama Tigaraksa No.678/Pdt.G/2009/PA.Tgrs.
tanggal 28 Juli 2010.
b. Tentang Mengapa ada gugatan waris di Pengadilan Agama
Tigaraksa
Penetapan waris merupakan wewenang dari Pengadilan agama dalam
hal si pewaris dan ahli waris adalah orang yang beragama
Islam. Pada Pasal 49 huruf b UU No. 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama (UU Peradilan Agama) disebutkan bahwa:
Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang:
b. waris..
10
11
Tigaraksa
Bahwa
putusan
Pengadilan
Agama
Tigaraksa
No.678/Pdt.G/2009/PA.Tgrs. tanggal 28 Juli 2010 telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena Para Pihak dalam perkara tersebut tidak
ada yang mengajukan upaya hukum oleh karenanya dapat diajukan
permohonan eksekusi putusan.
Bahwa dalam putusan tersebut menetapkan pembagian masingmasing ahli waris sebagai berikut :
Untuk Blok C.18 luas tanah 14.450 M2
Ny. Sri Soendari
Ny. Sri Soentarini
Tn. Muso Crivijaya
Tn. Moh. Karmo Nusantara
Tn. Moh. Sunaryo N
Tn. Moh. Banteng Y
Tn. Moh. Bimo Z
:
:
:
:
:
:
:
1.204,16 M2
1.204,16 M2
2.408,32 M2
2.408,32 M2
2.408,32 M2
2.408,32 M2
2.408,32 M2
:
:
:
:
:
6.987,5 M2
6.987,5 M2
13.975 M2
13.975 M2
13.975 M2
12
: 13.975 M2
: 13.975 M2
Bahwa untuk melaksanakan isi putusan tersebut diambil langkahlangkah sebagai berikut :
Mengirimi surat kepada ahli waris lain untuk melaksanakan
putusan tersebut secara sukarela sesuai dengan amar putusan.
Setidaknya surat diberikan 2 (dua) kali.
Jika ahli waris lain tetap tidak bisa melaksanakan secara sukarela
baik seluruh atau sebagian maka diajukan Permohonan Aanmaning
ke Pengadilan Agama Tigaraksa.
Pengadilan Agama Tigaraksa akan memanggil para pihak untuk
melaksanakan putusan tersebut.
Apabila Tergugat belum melaksanakan putusan maka akan
dilakukan pemanggilan kembali dan jika tetap tidak melaksanakan
putusan maka akan dilakukan eksekusi terhadap tanah tersebut
dan kemudian akan dilakukan lelang yang hasilnya akan dibagikan
kepada ahli waris sesuai dengan Putusan Pengadilan Agama
Tigaraksa.
ketentuan dalam yang digunakan setidaknya :
Pasal 196 HIR menyebutkan bahwa:
Jika pihak yang dikalahkan tidak mau atau lalai untuk memenuhi
isi keputusan itu dengan damai, maka pihak yang menang
memasukkan permintaan, baik dengan lisan, maupun dengan
surat, kepada ketua pengadilan negeri yang tersebut pada ayat
13
Bahwa langkah hukum tersebut adalah kaku dank eras yang nantinya
akan berbenturan dengan ahli waris lain serta pihak-pihak yang
lainnya. Namun demikian dibenarkan menurut hukum serta
mempunyai kekuatan hukum.
14
20
Hormat Kami,
SUSANTO ADELIA NUGRAHA & REKAN
21