Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PROMOSI KESEHATAN

DALAM PERSPEKTIF ISLAM


MARIYATUL QIBTIYAH 101011032
AGESTY SUCIANINGTYAS 101011053
SHARITA AULIA ROCHMI 101011078
ANISA BALQIS HADIANA 101011228
AYU IRLIANTI 101011111
PUTRI ANGGITASARI 101011258
ROMI DARMAWAN
101011265
FEBRIAN RIZKY PRATAMA 101011430

Latar Belakang
Inti dari upaya promosi kesehatan adalah
perubahan perilaku, yaitu prilaku sehat. Sehat
didefinisikan sebagai suatu keseimbangan
berbaga lini dari hati, mental, psikis, sosial
maupun fisik. Seperti yang disampaikan oleh
Muhammad bin Abdullah, Tidaklah aku diutus
selain untuk menyempurnakan akhlaq
(Muhammad: 571 M). Sebagai public health yang
memperjuangkan tegaknya nilai kesehatan
rupanya perlu bagi kita yang muslim untuk
mengetahui perspektif islam atas upaya yang kita
laksanakan.

Contoh saja bagaimana islam telah mengajarkan nilainilai kesehatan sebagai proyeksi dari nilai-nilai islam
semenjak 14 abad yang silam oleh Muhammad bin
Abdullah. Beliau pernah mengatakan Jauhilah tempattempat yang menyebabkan laknat ketika buang hendak
membuang air, yaitu di tempat-tempat air, di jalan raya,
di tempat berteduh.
Sekarang perhatikan bagaimana ilmu kesehatan kini
mengiyakan apa yang disampaikan Muhammad 14 abad
silam yaitu anjuran dan upaya kesehatan untuk
mengarahkan masyarakat untuk tidak membuang air
besar di tempat-tempat air misalnya di sungai, rawa
ataupun di jalan raya maupun di bawah pohon untuk
membuangnya ke tempat yang semestinya yaitu jamban.

Upaya ini mulai digencarkan pada


abad ke-19 melalui sosialisasi,
promosi, program kesehatan,
seminar, dan sebagainya. Ini hanya
berkaitan dengan buang air besar,
dan banyak lagi aturan Islam yang
berkaitan dengan kesehatan. Oleh
sebab itu kita perlu menganalisis
bagaimana upaya promosi kesehatan
dalam perspektif islam.

Definisi Promosi
Kesehatan
Istilah Promosi Kesehatan dicetuskan di
Ottawa, Canada pada tahun 1986.
Oleh WHO promosi kesehatan didefinisikan
sebagai: The process of enabling people
to control over and improve their health
(proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya).

Definisi Sehat menurut WHO


dan Islam
Dalam UU nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan dinyatakan definisi kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
WHO menyatakan sehat adalah sesuatu keadaan
jasmaniah, mental dan sosial yang baik, tidak
hanya tidak berpenyakit atau cacat (Health is state
of complete physical, mental and social well being,
not merely the absence of disease of infirmity).

Definisi ini tetap dipergunakan, sampai


mengalami revisi pada konferensi dunia di
Bangkok pada bulan Agustus 2005, menjadi:
Health promotion is the process of enabling
people to increase control over their health and
its determinants, and thereby improve their
health (dimuat dalam The Bangkok Charter).
Pada tahun 1983 MUI dalam Musyawarah Nasional
merumuskan kesehatan sebagai ketahanan
jasmani, ruhaniah dan sosial yang dimiliki
manusia sebagai karunia Allah yang wajib
disyukuri dengan mengamalkan (tuntunanNya)
dan memelihara dan mengembangkannya.

Dalam literatur islam, paling tidak ada dua istilah


yang digunakan untuk menunjuk tentang
pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam.
a. Pertama, kata kesehatan terambil dari kata
sihat.
b. Kedua, kata afiat. Dalam kamus bahasa arab,
kata afiat diartikan sebagai perlindungan
Allah untuk hamba-Nya dari segala macam
bencana dan musibah-Nya. Dalam pengertian
ini, kata afiat menegaskan adanya makna
berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai
dengan tujuan penciptaannya.

Kesehatan dalam Al-Quran


dan Hadist
Dalam Islam, kesehatan termasuk hal
utama. Hal ini didukung dengan kenyataan
bahwa banyak ayat Al-Quran dan hadist
yang berkaitan dengan kesehatan. Salah
satu contohnya adalah wahyu kedua yang
dibawakan Jibril, yaitu Ayat 1-5 Surat Al
Mudatstsir. Wahyu tersebut belum mengenai
shalat, puasa dan zakat, tetapi perintah
untuk berdakwah dan mengenai kesucian
(kebersihan) dan menjauhi kekotoran.

Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan menjadi pangkal


kesehatan. Ilmu kesehatan modern tetap berpendirian bahwa
kebersihan merupakan pangkal kesehatan. Tidaklah heran
kalau kebersihan umumnya merupakan salah satu kewajiban
yang selalu diperintahkan Nabi Muhammad SAW kepada para
pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam kehidupan
sehari-hari.
Selain ayat terdahulu di atas, masalah kesehatan, khususnya
tentang kebersihan juga disebutkan dalam QS AL-Baqarah ayat
222.

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu


adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati
mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
Aturan mengenai kebersihan cukup lengkap terdapat dalam AlQuran, misalnya setiap berwudlu saat akan melakukan shalat. AlQuran mewajibkan ummat Islam mandi pada waktu tertentu,
misal pada keadaan junub. Al-Quran juga mengharamkan
minuman dan makanan yang kotor dan berbahaya (QS Al-Araaf:
157 dan Al Alaa:14).

Al-Quran menyebut beberapa penyakit wabah, misalnya


musnahnya kaum Tsamud yang ingkar kepada Nabi Allah. Juga
wabah yang menimpa tentara Thalut yang melanggar
perintah panglimanya. Wabah yang menimpa tentara gajah
Kristen saat hendak menghancurkan Kabah.
Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturanperaturan kesehatan. Salah satu sabda Nabi SAW yang
terkenal adalah Annadha fatu minal iiman yang berarti
bahwa Kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Hadist
lain menyatkana bahwa orang mukmin yang kuat lebih
disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah.
Ajaran kesehatan Nabi SAW yang lain adalah khitan sangat
sesuai dengan kebersihan dan kesehatan. Mengurus mayat
menurut hukum Islam juga sesuai dengan kebersihan. Juga
tentang pemberantasan penyakit menular telah diatur
lengkap dalam hadist.

Promosi Kesehatan dalam


Perspektif Islam
Salah satu metode promosi kesehatan dalam Islam adalah
penyampaian ajakan hidup sehat melalui dakwah yang
dilakukan oleh para muballigh. Hal ini sesuai dengan firman
Allah Q.S. Ali Imran 104 yang berarti Hendaklah ada di
antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah
dari munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Promosi kesehatan merupakan suatu seruan untuk
melakukan kebajikan, karena kesehatan juga merupakan
hal dasar yang harus dimiliki seseorang agar bisa
melakukan ibadah kepada Allah dengan baik. Hal ini juga
sesuai dengan hadist nabi yang bermakna Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat.

Promosi kesehatan bukan hanya sekedar


pendidikan atau penyuluhan kesehatan
saja, tetapi juga merupakan suatu proses
pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya.
Berikut adalah tuntunan kesehatan yang
terdapat dalam Al-Quran dan hadits
dalam upaya menjaga dan meningkatkan
kesehatan masyarakat yang dianjurkan
oleh Islam:

a. Personal hygiene and sanitation


(kebersihan perorangan dan kesehatan
lingkungan)
b. Epidemiologi (preventif penyakit
menular) melalui karantina.
c. Nutrition (Kesehatan makanan)
d. Menu makanan yang berfaedah
terhadap kesehatan jasmani
e. Tata makanan
f. Mengharamkan segala sesuatu yang
berbahaya bagi kesehatan

g. Sex hygiene (kesehatan seks)


h. Mental dan psychic hygiene
(Kesehatan mental dan jasmani)
i. Olah raga
j. Occupational medicine (Kesehatan
kerja)
k. Maternal and child health
(Kesehatan ibu dan anak)

Anda mungkin juga menyukai