DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Arief Hamdani Firman (1206316830)
Adrian Novel (1206316755)
Charity Olivia Widjaja (1206316931)
Fajar Wahyu Suhendra (1206317215)
Reni Setiani Sujana (1206317884)
Risti Rahmaniatami (1206317953)
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKSTENSI AKUNTANSI
2014/2015
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
merupakan murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan
sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan
jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya. Kami
memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
Judul Makalah
Tanggal
: 1 Desember 2014
Dosen
Nama
Adrian Novel
Fajar Wahyu
Suhendra
Risti Rahmaniatami
NPM
120631683
0
120631675
5
120631693
1
120631721
5
120631788
4
120631795
3
Tanda Tangan
DAFTAR ISI
STATEMENT OF AUTHORSHIP
DAFTAR ISI
BAB I COMPANY PROFILE
BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2.1 Common Size Analysis
2.2 Credit (Risk) Analysis
2.2.1 Liquidity
2.2.2 Capital Structure and Solvency
2.3 Profitability Analysis
2.3.1 Return On Investment
2.3.2 Operating Performance
2.3.3 Asset Utilization
2.4 Valuation
2.5 Proforma Financial Statement
2.5.1 Income Statement
2.5.2 Balance Sheet
2.5.3 Cash Flow
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
jumlah free float Perseroan mencapai 40%. Untuk meningkatkan likuiditas perdagangan dan
memperluas kepemilikan saham, Perseroan telah melakukan pemecahan saham dengan rasio
1:10, berlaku efektif sejak 1 November 2012. Sebagai bentuk partisipasi terhadap himbauan
Pemerintah untuk meredakan fluktuasi pasar modal, AHI telah menerapkan program
pembelian kembali saham pada tahun 2013. Total saham treasury sampai 31 Desember 2013
adalah sebanyak 48 juta saham dengan nilai Rp 34,7 miliar.
VISI PERUSAHAAN
Menjadi peritel terdepan di Indonesia untuk produk home improvement dan lifestyle
MISI PERUSAHAAN
Menawarkan ragam produk berkualitas tinggi dengan harga bersaing dan didukung oleh
layanan terpadu dari tim profesional
KODE ETIK & BUDAYA PERUSAHAAN
Berdasarkan keberhasilannya dalam usaha ritel selama ini, AHI telah membentuk Kode Etik
dan Budaya Perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan karyawan, produk, tempat dan
pelayanan. Berikut adalah empat dasar yang digunakan Perseroan dalam pertumbuhannya:
Sumber Daya Manusia (ELITE)
Moto Perseroan mencakup nilai-nilai yang kami junjung tinggi: Excellence, Leadership,
Integrity, Teamwork dan Enthusiasm. Setiap karyawan didorong untuk meningkatkan
kecakapan, antusiasme di lingkungan kerja, dan kepemimpinan untuk bekerja sama dalam
sebuah kelompok kerja yang efektif serta memiliki integritas produk, janji, dan uang.
Produk (QSV)
AHI dikenal dengan kualitas produknya, sebagaimana terlihat dari penampilan dan
penawaran beragam produk menarik dengan harga kompetitif. Hal ini sejalan dengan
kebijakan Perseroan untuk menawarkan hanya produk terbaik bagi para pelanggan.
Tempat Kerja (COSY)
Kami berkomitmen untuk menjaga rumah gerai kami tetap bersih, rapi dan aman, untuk
menciptakan kesan bahwa AHI merupakan tempat belanja yang nyaman dan menarik.
Layanan (HELPFUL)
Senantiasa responsif terhadap setiap masukan dan berkomunikasi secara efektif dengan
pelanggan guna memenuhi kebutuhan mereka dengan cepat, sopan dan penuh hormat.
STRUKTUR ORGANISASI
LIFESTYLE
Hardware
Automotive
Home Appliances
Furniture
Cleaning Aids
Lighting
Outdoor Living
33,207,244,247
137,378,426,772
37,337,441,102
132,923,809,219
40,589,066,621
120,955,414,447
#
#
#
2013
2012
2011
6.53%
-
14.09%
-
14.50%
1.35%
0.18%
0.83%
0.14%
0.33%
1.29%
1.23%
0.64%
1.53%
1.44%
44.88%
0.09%
5.61%
12.23%
32.33%
0.17%
6.08%
8.07%
70.48%
63.58%
20.00%
0.32%
4.72%
13.84%
58.33
%
1.34%
5.54%
1.95%
6.93%
2.80%
8.33%
445,597,536,347
40,664,946,344
445,064,392,919
31,282,352,003
361,381,461,343
19,501,149,975
17.98%
1.64%
23.22%
1.63%
24.89%
1.34%
28,141,453,550
46,743,565,105
20,251,463,771
31,234,621,944
39,579,672,687
22,881,631,826
1.14%
1.89%
1.06%
1.63%
731,733,172,365
2,478,918,584,33
8
698,094,080,958
1,916,914,650,21
3
604,888,396,899
1,451,755,376,48
4
29.52%
36.42%
2.73%
1.58%
41.67
%
100%
100%
100%
21,432,941,244
15,449,074,376
0.86%
0.81%
116,528,970,710
78,919,446,012
26,660,667,768
47,635,857,105
2,908,905,997
16,783,914,374
789,638,445
84,617,070,250
36,331,253,057
1,140,531,809
47,525,983,717
18,335,008,519
13,827,412,420
968,164,215
12,182,037,781
2,416,215,463
60,957,750,750
29,341,692,586
832,859,903
37,405,822,199
11,552,668,747
24,709,073,719
1,279,574,939
8,323,106,942
1,320,532,086
43,260,612,500
37,839,406,792
4.70%
3.18%
1.08%
1.92%
0.12%
0.68%
0.03%
3.41%
1.47%
0.06%
2.48%
0.96%
0.72%
0.05%
0.64%
0.13%
3.18%
1.53%
0.06%
2.58%
0.80%
1.70%
0.09%
0.57%
0.09%
2.98%
2.61%
6,666,666,667
439,275,331,629
6,111,111,111
208,254,982,747
166,523,657,827
0.27%
17.72%
0.32%
10.86%
11.47%
7,222,222,217
13,888,888,889
53,357,980,000
53,357,980,000
219,881,637,827
0.29%
0.0014
%
4.72%
5.01%
22.73%
0.72%
0.0018
%
4.00%
4.73%
15.59%
34,533,400
116,888,059,000
124,144,814,617
563,420,146,246
34,533,403
76,735,206,000
90,658,628,292
298,913,611,039
171,500,000,000
368,122,496,948
(34,619,340,000)
3.68%
3.68%
15.15%
171,500,000,000
368,122,496,948
-
171,500,000,000
368,122,496,948
-
6.92%
14.85%
-1.40%
8.95%
19.20%
-
11.81%
25.36%
-
239,797,199
239,797,199
239,797,199
0.01%
0.01%
0.02%
123,994,713,034
1,275,196,455,43
3
81,109,795,512
52,597,133,000
5.00%
4.23%
3.62%
980,095,884,138
614,187,442,503
51.44%
51.13%
42.31%
Diatribusikan
1,904,434,122,61 1,601,067,973,79 1,206,646,869,65
Kepada Pemilik Entitas Induk
4
7
0
Kepentingan Non Pengendali
11,064,315,478
16,933,065,377
25,226,869,009
1,915,498,438,09 1,618,001,039,17 1,231,873,738,65
Total Ekuitas
2
4
9
2,478,918,584,33 1,916,914,650,21 1,451,755,376,48
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
8
3
6
PT. ACE HARDWARE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK
ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
2013
2012
2011
PENJUALAN
3,850,300,588,204
3,193,282,818,586
2,389,456,498,944
PENJUALAN KONSINYASI - BERSIH
45,145,787,961
30,008,203,686
20,404,274,873
PENJUALAN BERSIH
3,895,446,376,165
3,223,291,022,272
2,409,860,773,817
(1,961,897,730,178 (1,671,714,778,515 (1,290,263,614,602
BEBAN POKOK PENJUALAN
)
)
)
LABA KOTOR
1,933,548,645,987
1,551,576,243,757
1,119,597,159,215
(1,368,663,061,686 (1,036,399,009,352
Beban Usaha
)
)
(756,497,672,070)
Pendapatan Lain - lain
86,528,830,896
47,507,071,199
18,687,326,424
Beban Lain - lain
(225,774,455)
(194,122,494)
(166,419,089)
LABA USAHA
651,188,640,742
562,490,183,110
381,620,394,480
Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto
(28,194,694,965)
(25,178,087,830)
(10,754,727,107)
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
622,993,945,777
537,312,095,280
370,865,667,373
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN
Pajak Kini
(135,498,650,019)
(116,815,909,881)
(99,004,704,000)
76.83%
0.45%
83.52%
0.88%
77.27%
84.41%
83.12
%
1.74%
84.85
%
100%
100%
100%
#
#
#
#
2013
98.84%
1.16%
100%
2012
99.07%
0.93%
100%
2011
99.15%
0.85%
100%
#
#
-50.36%
49.64%
-51.86%
48.14%
-53.54%
46.46%
-35.13%
2.22%
-0.01%
16.72%
-0.72%
-32.15%
1.47%
-0.01%
17.45%
-0.78%
-31.39%
0.78%
-0.01%
15.84%
-0.45%
15.99%
16.67%
15.39%
-3.48%
-3.62%
-4.11%
Pajak Tangguhan
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Bersih
LABA TAHUN BERJALAN
15,508,943,161
8,352,990,118
7,643,768,646
0.40%
0.26%
0.32%
(119,989,706,858)
(108,462,919,763)
(91,360,935,354)
-3.08%
-3.36%
-3.79%
503,004,238,919
428,849,175,517
279,504,732,019
12.91%
13.30%
11.60%
508,872,988,817
(5,868,749,898)
503,004,238,919
437,142,979,147
(8,293,803,631)
428,849,175,516
285,126,674,452
(5,621,942,434)
279,504,732,018
101.17
%
-1.17%
100%
101.93
% 102.01%
-1.93%
-2.01%
100%
100%
503,004,238,919
428,849,175,516
279,504,732,018
12.91%
13.30%
11.60%
508,872,988,817
(5,868,749,898)
503,004,238,919
437,142,979,147
(8,293,803,631)
428,849,175,516
285,126,674,452
(5,621,942,434)
279,504,732,018
13.06%
-0.15%
12.91%
13.56%
-0.26%
13.30%
11.83%
-0.23%
11.60%
4.72
8.69
29.70
24.98
16.29
Laba Kotor
2013
3,895.4
0
1,933.5
0
2012
3,223.3
0
1,551.6
0
1011
2,409.9
0
1,119.6
0
Laba Usaha
651.20
562.50
381.60
623.00
537.30
370.80
503.00
428.80
279.50
508.90
503.00
437.10
428.80
285.10
279.50
508.90
437.10
285.10
2,478.9
0
1,747.2
1,916.9
0
1,218.8
1,451.7
0
846.80
Penjualan Bersih
2013
2012
1011
100%
49.64
%
16.72
%
15.99
%
12.91
%
100%
48.14
%
17.45
%
16.67
%
13.30
%
100%
46.46
%
15.83
%
15.39
%
11.60
%
100%
70.48
100%
63.58
100%
58.33
731.70
698.10
604.90
Aset Tetap
Jumlah Liabilitas
445.60
563.40
445.10
298.90
361.40
219.90
439.30
124.10
1,915.5
0
208.20
90.70
1,618.0
0
166.50
53.40
1,231.9
0
942.10
602.10
283.70
%
29.52
%
17.98
%
%
36.42
%
23.22
%
%
41.67
%
24.89
%
17.72
%
5.01%
10.86
%
4.73%
11.47
%
3.68%
38.00
%
31.41
%
19.54
%
TOTAL ASET
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
200.00%
200.00%
200.00%
200.00%
200.00%
200.00%
200.00%
200.00%
300.00%
300.00%
300.00%
300.00%
300.00%
300.00%
300.00%
300.00%
80.00%
70.48%
70.00%
63.58%
58.33%
60.00%
50.00%
36.42%
40.00%
30.00%
Aset Lancar
41.67%
29.52%
20.00%
Aset Tidak Lancar
10.00%
0.00%
2013
2012
2011
Dari hasil perhitungan common size ratio pada laporan posisi keuangan PT. Ace
Hardware Indonesia, Tbk tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat disimpulkan bahwa komposisi
aset perusahaan pada tahun 2013 sebesar 70,48% merupakan aset lancar yang mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2011 sebesar 58,33% dan tahun 2012 sebesar
63,58%. Dimana komposisi persediaan merupakan nilai yg signifikan dari total aset lancar
perusahaan sebesar 44,88% pada tahun 2013 karena AHI merupakan perusahaan reseller
produk home improvement dan lifestyle yang setiap tahun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dari 20,00% pada tahun 2011 dan 32,33% pada tahun 2012. Kenaikan nilai
persediaan ini dikarena perusahaan terus melakukan ekspansi pasar dengan membuka gerai
gerai baru AHI di seluruh Indonesia.
84.41%
84.85%
77.27%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 17.72%
10.00%
5.01%
10.86%
4.73%
11.47%
3.68%
0.00%
2013
2012
2011
Sedangkan untuk kelompok liabilitas dan ekuitas, dapat disimpulkan bahwa sumber
pendanaan perusahaan sebesar 77,27% pada tahun 2013 berasal dari modal saham ekuitas
yang mengalami penurunan setiap tahunnya dari 84,41% pada tahun 2012 dan 84,85% pada
tahun 2011 dikarenakan adanya pembelian kembali saham (treasury stock) pada tahun 2013
sebesar (34,619,340,000), selain itu penurunan komposisi pendanaan dari modal saham
ekuitas juga terjadi karena adanya peningkatan komposisi pendanaan perusahaan dari utang
usaha perusahaan yang sangat signifikan yaitu: sebesar 7,88% pada tahun 2013, 2,54% pada
tahun 2012, dan 2,63% pada tahun 2011.
LABA RUGI
60.00%
50.00%
49.64%
48.14%
46.46%
LABA KOTOR
40.00%
LABA USAHA
30.00%
20.00%
16.72%
15.99%
12.91%
17.45%
16.67%
13.30%
10.00%
0.00%
2013
2012
2011
Sementara untuk hasil perhitungan common size ratio pada laporan laba rugi PT. Ace
Hardware Indonesia, Tbk tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat disimpulkan bahwa net income
perusahaan mengalami kenaikan sebesar 12,91% pada tahun 2013, 13,30% pada tahun 2012,
dan 11,60% pada tahun 2011 dari total penjualan bersihnya. Kenaikan ini dikarenakan
adanya kenaikan dari penjualan perusahan dari tahun ke tahun yang cukup signifikan. Selain
itu karena adanya kenaikan dari pendapatan lain lain perusahaan yang cukup signifikan
yang bersumber dari pendapatan kartu member, pendapatan servis, komisi penjualan, dan lain
lain sebesar 2,22% pada tahun 2013, 1,47% pada tahun 2012, dan 0,78% pada tahun 2011.
CREDIT (RISK) ANALISYS
1 LIQUIDITY
Aset Lancar
Current
a.
=
Ratio
Kewajiban Lancar
Acid Test
b.
Ratio
c.
Collection
Period
d.
Days to sell
=
inventory
2013
=
2012
1,747,185,411,973
=
439,275,331,629
190,313,249,218
3.98
0.43
439,275,331,629
27,962,308,055
10,820,684,378
324,604,283,857
208,254,982,747
2.58
158.9
4
866,175,356,891
5,449,715,917
1,218,820,569,255
208,254,982,747
31,225,607,781
8,953,586,173
455,080,296,241
4,643,652,163
563,420,146,246
=
Kewajiban Jangka
Panjang
Ekuitas Pemegang
Saham
1,915,498,438,092
298,913,611,039
=
0.29
0.06
124,144,814,617
90,658,628,292
1,915,498,438,092
651,188,640,742
36,063,773,089
1,618,001,039,174
1,618,001,039,174
18.06
562,490,183,110
31,686,794,866
6.00
5.09
5.00
4.00
3.98
Current Ratio
Acid Test Ratio
3.00
2.00
1.00
1.56
1.70
0.43
0.00
2013
2012
2011
180.00
160.00
158.94
140.00
120.00
98.00
100.00
Collection Period
80.00
60.00
40.00
20.00
2.58
3.49
3.15
0.00
2013
2012
2011
juga terjadi karena banyaknya persediaan yang dibeli perusahaan untuk gerai gerai baru
perusahaan.
B. CAPITAL STRUCTURE AND SOVLVENCY
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci, salah satunya struktur modal
yang mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. pendanaan dapat diperoleh dari modal
ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih
beresiko. Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan
menghasilkan laba (earning power) yang menunjukkan kemampuan berulang untuk
menghasilkan kas dari operasi.
0.35
0.30
0.29
0.25
0.20
0.18
0.18
0.15
0.10
0.06
0.06
0.05
0.04
0.00
2013
2012
2011
18.60
18.42
18.40
18.20
18.06
18.00
17.80
17.60
17.40
2013
2012
2011
Dari hasil perhitungan struktur modal dan rasio sovabilitas perusahaan, dapat
disimpulkan bahwa struktur modal perusahaan lebih besar didanai dengan modal saham
dibandingkan dengan modal hutang. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio total hutang terhadap
ekuitas pemegang saham perusahaan yang kurang dari 1 yang mengalami kenaikan setiap
tahunnya sebesar 0,29% pada tahun 2013, 0,18% pada tahun 2012, dan 0,18% pada tahun
2011 karena adanya kenaikan kewajiban hutang bank dan hutang usaha perusahaan. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa risiko tidak cukupnya kas pada saat saat sulit melibatkan
pemegang saham perusahaan. Begitu pula untuk rasio hutang jangka panjangnya.
Sementara untuk rasio kelipatan bunga yang dihasilkan perusahaan mengalami
penurunan setiap tahunnya sebesar 18.06% pada tahun 2013, 17.75% pada tahun 2012 dan
18.42% pada tahun 2011. Hal ini terjadi dikarenakan adanya peningkatan laba yang diikuti
dengan peningkatan beban bunga pada setiap tahunnya.
PROFITABILITY ANALYSIS
a. Return on Assets
TAHU
LABA
BERSIH
N
2011
2012
2013
SETELAH PAJAK
279.504.732.018
428.849.175.516
503.004.238.918
TOTAL ASET
ROA
1.451.755.376.484
1.916.914.650.213
2.478.918.584.338
19,3%
22,4%
20,3%
ROA paling tinggi terjadi di tahun 2012, artinya AHI mampu memanfaatkan
asetnya dengan baik dan efisien sehingga menghasilkan tingkat pengembalian/laba
tertentu.
ROA tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 19,3% dari tahun 2010 karena
pertumbuhan laba bersih yang lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan aset total.
Peningkatan aset total terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sehubungan dengan
ekspansi usaha; sedangkan laba meningkat dikarenakan kinerja operasional yang lebih
baik. Jumlah aset tetap meningkat menjadi Rp 361,38 miliar dari Rp 226,47 miliar,
terutama karena renovasi gerai dan ekspansi. Perseroan juga melakukan pembelian tanah
untuk persiapan pembukaan gerai baru.
AHI mengalami kenaikan nilai ROA 22,4% pada tahun 2012, disebabkan karena ada
-
Walaupun total aset meningkat seiring ekspansi yang dilakukan, laba bersih meningkat lebih
tinggi
ROA turun menjadi 20.3% dari 22,4% sebagai konsekuensi pertumbuhan total aset yang
melebihi pertumbuhan laba bersih. Walaupun laba bersih meningkat di tahun 2013
sebesar 17.3% menjadi Rp 503,0 miliar dari Rp 428,8 miliar, namun total aset naik lebih
tinggi. Marjin laba bersih turun menjadi 12,5% dari 12,9% di tahun 2012, terutama
karena:
Lebih tingginya laba usaha dan pendapatan lain, seperti pendapatan registrasi
keanggotaan dan laba selisih kurs
*Persentase marjin laba untuk tahun terkait dihitung berdasarkan rasio laba terhadap total
penjualan, yaitu total penjualan beli putus dan penjualan konsinyasi.
b. Return on Equity
TAHUN
2011
2012
2013
LABA
BERSIH TOTAL
SETELAH PAJAK
279.504.732.018
428.849.175.516
503.004.238.918
EKUITAS
1.231.873.738.659
1.618.001.039.174
1.915.498.438.092
ROE
22,7%
26,5%
26,3%
Semakin tinggi ROE artinya semakin baik kinerja perusahaan dalam memenuhi
harapan pemegang saham dan semakin kuat posisi pemilik perusahaan. Perusahaan
mampu menggunakan modalnya sendiri secara efisien. Nilai tersebut ditunjukkan
dengan nilai tertinggi yang diperoleh di tahun 2012.
ROE tahun 2011 sebesar 22.7%, naik secara signifikan dari 16,4%, disebabkan laba
bersih yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan ekuitas Perseroan.
Di tahun 2012, Ace Hardware Indonesia mencatat ROE sebesar 26,5%, naik dari 22,7%
karena peningkatan laba bersih secara signifikan, yang disebabkan penurunan tarif pajak
penghasilan dari 25% menjadi 20% di tahun 2012
Di tahun 2013, AHI mencatat ROE sebesar 26.3%, hampir tidak berubah dibanding
26,5%, di tahun 2012.
1. Operating Performance
a. Gross Profit Margin = (Sales COGS) / Sales
TAHUN
PENJUALAN
KONSINYASI
PENJUALAN TOTAL
PENJUALAN
COGS
BERSIH
2010
1.628.438.357.211
12.683.439.426
1.641.121.796.637
2011
2.389.456.498.944
20.404.274.873
2.409.860.773.817
2.406.033.973.944
20.404.274.873
2.426.438.248.817
2012
3.193.282.818.586
30.008.203.686
3.223.291.022.272
2013
3.850.300.588.204
45.145.787.961
3.895.446.376.165
932.518.981.447
1.290.263.614.60
2
1.290.263.614.60
2
1.671.714.778.51
5
1.961.897.730.17
8
SALES BERSIH
PROFIT
2011
1.119.597.159.215
1.136.174.634.215
2.409.860.773.817
2.426.438.248.817
MARGIN
46,46%
46,82%
2012
1.551.576.243.757
3.223.291.022.272
48,14%
2013
1.933.548.645.987
3.895.446.376.165
49,64%
Semakin besar GPM menunjukkan kondisi perusahaan yang lebih baik dalam
menghasilkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualannya. Semakin
besar rasio artinya semakin bagus. Nilai tersebut ditunjukkan di tahun 2013.
2011 : Berkat SSG (Same-sales growth) yang positif serta kontribusi penjualan dari gerai
yang dibuka tahun 2010 dan 2011, penjualan pada tahun 2011 menunjukkan catatan
pertumbuhan yang luar biasa dengan kenaikan 47,9% menjadi Rp 2.426,44 miliar dari Rp
1.641,12 miliar. Kontribusi terbesar untuk penjualan berasal dari Departemen Home
Improvement.
2012: Sebagai konsekuensi dari program ekspansi yang agresif, terjadi penurunan penjualan
di beberapa area dan mengakibatkan SSG (Same Sale Growth) menurun dari 19,8% di 2011
menjadi 11,3% di 2012. Namun, yang terpenting dari program ekspansi ini adalah total
penjualan yang dapat diraih Perseroan, sebagaimana tercermin dalam peningkatan penjualan
sebesar 33.7% yang menjadi Rp 3.223,29 miliar dari Rp 2.409,86 miliar. Kontribusi terbesar
terhadap penjualan masih berasal dari segmen home improvement.
2013: Program ekspansi Perseroan yang agresif menyebabkan penurunan SSG (Same Sales
Growth) dari 11,3% di 2012 menjadi 5% di tahun 2013. Namun, yang terpenting dari
program ekspansi ini adalah perolehan total penjualan Perseroan sebagaimana tercermin
dalam peningkatan penjualan sebesar 20.9%. Penjualan meningkat menjadi Rp 3.895,4 miliar
dari Rp 3.223,3 miliar di 2012. Segmen home improvement masih memberikan kontribusi
terbesar terhadap penjualan.
OPERATING
PENJUALAN
PROFIT
220.006.588.513
BERSIH
1.641.121.796.637
MARGIN
13,41%
381.620.394.480
2.409.860.773.817
15,84%
2.426.438.248.817
15,73%
TAHU
LABA
OPERASI
2010
2011
2012
562.490.183.110
3.223.291.022.272
17,45%
2013
651.188.640.742
3.895.446.376.165
16,72%
Rasio OPM mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga nilai rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti setiap rupiah penjualan yang
terserap dalam biaya operasi juga tinggi, sementara yang tersedia untuk laba kecil.
Sebaliknya, semakin kecil rasio OPM artinya semakin bagus. Nilai terendah
ditunjukkan di tahun 2011 sebesar 13,41%.
2011: Laba operasional meningkat 74,0% menjadi Rp 363,1 miliar dari Rp 208,73 miliar.
Marjin laba operasional naik secara signifikan menjadi 14,6% dari 12,4%.
2012: Sebagai dampak lain dari program ekspansi yang agresif adalah peningkatan beban gaji
dan promosi. Hal ini menyebabkan peningkatan persentase beban operasi Perseroan.
Walaupun demikian, peningkatan tingkat marjin laba kotor Perseroan yang dapat
mengimbangi peningkatan beban operasional menghasilkan laba operasi yang lebih tinggi.
Laba Usaha meningkat 47.4% menjadi Rp 562,49 miliar dari Rp 381,62 miliar. Marjin laba
usaha naik secara signifikan menjadi 16.9% dari 15.4%.
2013: Perseroan juga mengalami peningkatan dalam struktur beban operasionalnya, terutama
beban gaji, sehubungan dengan penyesuaian upah minimum rata-rata (UMR). Namun
demikian, peningkatan laba kotor mampu mengimbangi sebagian peningkatan biaya
operasional, yang mengakibatkan laba usaha yang lebih tinggi. Laba usaha meningkat sebesar
15.8% menjadi Rp 651,2 miliar dari Rp 562,5 miliar, tetapi marjin laba usaha turun menjadi
16.2% dari 17,0%.
PENJUALAN
BERSIH
2011
279.504.732.018
NET
PROFIT
MARGIN
2.409.860.773.817
11,60%
2.426.438.248.817
11,52%
2012
428.849.175.516
3.223.291.022.272
13,30%
2013
503.004.238.918
3.895.446.376.165
12,91%
Rasio NPM paling tinggi terjadi pada tahun 2012, artinya di tahun tersebut AHI
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu dan
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan efisien. Untuk Rp 1
perusahaan mampu menghasilkan laba dengan persentase 0,13
2011: Laba bersih untuk tahun 2011 naik 66,7%, menjadi Rp 279,50 miliar dari Rp167.67
miliar. Marjin laba bersih naik 11,4% dari 9,9% di tahun 2010.
2012: Laba bersih tahun 2012 meningkat 53.4%, naik menjadi Rp 428,85 miliar dari Rp
279,50 miliar. Marjin laba bersih menjadi 12.9% dari 11,3% di tahun 2011, yang disebabkan
lebih tingginya laba operasional dan adanya pendapatan lain-lain, terutama pendapatan
keanggotaan Reward Program dan laba selisih kurs, serta tarif pajak penghasilan yang lebih
rendah.
2013: Laba bersih tahun 2013 naik 17.3% menjadi Rp 503,0 miliar dari Rp 428,8 miliar.
Marjin laba bersih turun menjadi 12.5% dari 12,9% di tahun 2012, terutama karena lebih
tinggi laba usaha dan pendapatan lain, seperti pendapatan registrasi keanggotaan dan laba
selisih kurs.
2. Assets Utilization
a. Cash Turnover = Sales / Rata-rata kas dan setara kas
DAN
RATA-RATA KAS
TAHU
KAS
SETARA KAS
2010
366.377.982.335
2011
210.453.518.599
288.415.750.467
2012
270.049.635.909
240.251.577.254
2013
161.758.998.760
215.904.317.335
DAN
SETARA
KAS
RATA-RATA KAS
PENJUALAN
DAN
2011
BERSIH
2.409.860.773.817
2.426.438.248.817
KAS
288.415.750.467
2012
3.223.291.022.272
240.251.577.254
13,42
2013
3.895.446.376.165
215.904.317.335
18,04
TAHU
N
SETARA
CASH
TURNOVER
8,36
8,41
Nilai terbesar diperoleh di tahun 2013, artinya uang kas perusahaan berputar 18,04 kali
dalam satu periode penjualan. Semakin tinggi rasio ini artinya semakin baik karena ini
menunjukkan semakin efisiennya penggunaan kas perusahaan.
2013:
2011
2012
2013
PIUTANG USAHA
2.205.865.865
8.488.699.223
10.694.565.088
9.311.702.435
22.193.729.567
31.505.432.002
21.099.998.545
6.293.426.450
24.652.357.110
30.945.783.560
31.225.607.781
4.512.305.647
20.466.526.902
24.978.832.549
27.962.308.055
TAHU
N
2011
TOTAL
RATA-RATA
PENJUALAN
PIUTANG
BERSIH
2.409.860.773.817
USAHA
21.099.998.545
2.426.438.248.817
A/R
TURNOVER
114,21
114,99
2012
3.223.291.022.272
31.225.607.781
103,23
2013
3.895.446.376.165
27.962.308.055
139,31
Semakin tinggi perputaran piutang perusahaan artinya semakin baik. Nilai tersebut
ditunjukkan oleh rasio terbesar ditahun 2013, artinya tingkat perputaran piutang
perusahaan sebesar 139,31 kali dalam setahun.
2013:
Sifat Relasi:
a. PT Kawan Lama Sejahtera merupakan pemegang saham utama.
b. PT Kawan Lama Internusa, PT Home Center Indonesia, PT Multi Rentalindo, PT Sensor
Indonesia (d/h PT Sensormatic Indonesia), PT Tiga Dua Delapan, PT Golden Dacron, PT
Food Beverage Indonesia, PT Retail Estate Solution, PT Everlight Indonesia, PT Office
Solutions dan PT Krisbow Indonesia merupakan entitas-entitas dalam kelompok usaha
(pengendalian) yang sama.
TAHU
N
RATA-RATA
PERSEDIAAN
PERSEDIAA
N
2010
135,198,472,443
2011
290,356,324,286
2012
619,804,268,196
2013
212,777,398,36
5
455,080,296,24
1
1,112,546,445,58 866,175,356,89
6
TAHU
N
2011
2012
2013
RATA-RATA
INVENTOR
COGS
PERSEDIAA
Y
TURNOVER
1,290,263,614,60
N
212,777,398,36
1,671,714,778,51
455,080,296,24
1,961,897,730,17
866,175,356,89
6.06
3.67
2.27
2010:
2013:
HUTANG USAHA
2010
24,286,330,277
47,175,477,892
832,859,903
37,405,822,199
1,140,531,809
47,525,983,717
116,528,970,710
78,919,446,012
2011
2012
2013
TOTAL
TAHUN PIUTANG
2010
2011
2012
2013
USAHA
10.694.565.08
8
31.505.432.00
2
30.945.783.56
0
HUTANG
USAHA
71,461,808,169
38,238,682,102
48,666,515,526
195,448,416,722
TOTAL
PERSEDIAAN
HUTANG
USAHA
MODAL
KERJA
135.198.472.443
71.461.808.169
74.431.229.362
290.356.324.286
38.238.682.102
283.623.074.186
619.804.268.196
48.666.515.526
602.083.536.230
195.448.416.722
942.076.861.413
24.978.832.54
1.112.546.445.58
TAHUN
2010
2011
2012
2013
MODAL
KERJA
RATA-RATA
MODAL
KERJA
74.431.227.352
283.623.072.17
5
602.083.534.21
8
942.076.859.40
0
179.027.149.764
442.853.303.197
772.080.196.809
RATA-RATA
CAPITAL
MODAL KERJA
TURNOVE
2.409.860.773.817
2.426.438.248.817
179.027.149.764
R
13,46
13,55
2012
3.223.291.022.272
442.853.303.197
7,28
2013
3.895.446.376.165
772.080.196.809
5,05
N
2011
SALES BERSIH
Nilai terendah diperoleh di tahun 2013, artinya semakin kecil rasio tersebut berarti
semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputarannya dan menunjukkan bahwa
perusahaan bekerja secara efisien dalam penggunaan modal kerjanya.
2013:
Persentase utang usaha konsinyasi per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar
11,07% dan 20,35% dari total utang usaha.
RATA-RATA
ASET TETAP
ASET TETAP
226.465.33
2010
6.605
361.381.46
2011
1.343
293.923.39
8.974
445.064.39
2012
2.919
403.222.92
7.131
445.597.53
2013
6.347
445.330.96
4.633
SALES BERSIH
RATA-RATA
ASET TETAP
2.409.860.773.817 293.923.398.974
2.426.438.248.817
PPE TURNOVER
8,20
8,26
2012
3.223.291.022.272 403.222.927.131
7,99
2013
3.895.446.376.165 445.330.964.633
8,75
Rasio paling tinggi diperoleh di tahun 2013, artinya perusahaan mampu menggunakan
asset secara efektif untuk meningkatkan pendapatannya. tiap Rp 1 aset tetap yang
diinvestasikan, perusahaan mampu menghasilkan 8,75 kali penjualan. Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin efektif penggunaan asset tetap perusahaan.
Pada tahun 2013, penambahan aset tetap terutama renovasi bangunan yang berlokasi
di Tangerang, Jambi, Palembang, Bekasi, Makassar, Solo, Maluku, Bandung, Yogyakarta,
Banjarmasin, Bogor dan Jakarta. Perusahaan memiliki sejumlah tanah tertentu dengan HGB
yang terletak di Desa Pakulonan, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, Kelurahan Pluit,
Jakarta Utara, Bandung dan Bali yang akan berakhir pada berbagai tanggal pada tahun 2014
sampai dengan 2040. HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut.
Pada tahun 2012, hak atas tanah direklasifikasi ke dalam asset tetap. Pengurangan aset
tetap merupakan penghapusan dan penjualan aset tetap untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Penghapusan aset tetap dilakukan atas aset yang bernilai dibawah Rp 5.000.000. Pada
tahun 2013, terdapat penghapusan aset tetap dengan total nilai buku Rp 3.414.392.561.
Rugi penghapusan aset tetap dicatat pada beban peralatan toko.
TOTAL ASET
RATA-RATA
TOTAL ASET
1.198.004.263.63
4
1.451.755.376.48
1.324.879.820.05
4
1.916.914.650.21
9
1.684.335.013.34
3
2.478.918.584.33
9
2.197.916.617.27
SALES BERSIH
RATA-RATA
ASSET
TOTAL ASET
TURNOVE
R
2011
2.409.860.773.81
1.324.879.830.05
7
2.426.438.248.81
1,82
1,83
2012
2013
3.223.291.022.27
1.684.335.013.34
3.895.446.376.16
2.197.916.617.27
1,91
1,77
2013: Total asset paling banyak dikontribusikan dari akun persediaan. Hal tersebut
berpengaruh terhadap nilai rasio total asset turnover yang menurun.
Persediaan Barang
Saldo persediaan sampai 31 Desember 2013 menjadi Rp1,112.5 miliar yang secara signifikan
meningkat dari Rp619,8 miliar. Jumlah hari persediaan naik dari 135 hari menjadi 195 hari
dikarenakan program ekspansi yang agresif, terutama di luar Jawa.
Aset Tetap
Terdapat peningkatan jumlah aset tetap menjadi Rp 445,6 miliar dari Rp 445,1 miliar yang
terutama disebabkan adanya renovasi dan ekspansi.
Market Measure
Kami menganalisis nilai perusahaan untuk mengetahui situasi dan peluang yang
dimiliki oleh PT Ace Hardware untuk dilakukan pengambilan keputusan finansial. Tentunya
kepentingan pengambilan keputusan ini diperuntukkan bagi para pihak eksternal perusahaan
sendiri dimana rentang jenis keputusan tersebut tidak kami batasi. Dengan kata lain, pada sesi
ini, situasi dan peluang yang kami paparkan dapat Anda pakai untuk keperluan finansial
seperti
pertimbangan
pembelian
saham,
akuisisi,
komparasi
dengan
perusahaan,
Terlihat pada grafik di atas bahwa pergerakan harga saham naik dari tahun 2010 hingga 2012,
namun turun drastis dari akhir tahun 2012. Berdasarkan catatan atas laporan keuangan, PT
Ace Hardware telah melakukan stock split pada tanggal 1 November 2012. Tindakan ini
menjelaskan mengapa harga saham Ace Hardware mengalami penurunan signifikan pada
akhir tahun 2012.
Bila data harga saham dibuatkan trend (garis orange), maka akan terlihat bahwa trend
harga saham cenderung menurun. Tapi seperti yang telah kita ketahui, trend yang
menggabungkan efek sebelum dan setelah stock split ini kurang akurat dalam menentukan
penilaian perusahaan karena volatilitasnya. Dengan kata lain, ketika kita menggabungkan
data harga sebelum dan setelah stock split, trend yang terbentuk adalah trend yang menurun,
padahal bila kita melihat arah pergerakan saham dari 2010 hingga 2012, trend akan
menunjukkan peningkatan.
Kinerja saham dari tahun 2010 hingga 2012 sangat bagus. Namun tentunya ini bukan berarti
prestasi yang sama akan terjadi pada periode sebelumnya. Mari kita lihat kinerja harga saham
setelah stock split.
Terlihat bahwa kinerja saham setelah stock mengalami penurun, tidak seperti kondisi
sebelum stock split. Tentu saja, bila kita menggabungkan kesemua periode ini, maka trend
akhir yang didapat
penggabungan tersebut kita akan kehilangan the big picture tentang apa yang sedang terjadi
pada harga saham Ace Hardware.
Setelah kita mengetahui situasi harga saham Ace Hardware, untuk keperluan keputusan
finansial selanjutnya seperti keputusan membeli saham dan lain-lain, maka kita perlu
menganalisis aspek fundamental perusahaan tersebut. Untuk itu kita mengkaji lima indikator
penilaian perusahaan dengan tujuan untuk meyakinkan apakah kinerja harga saham ini secara
kasar dapat dijelaskan melalui indikator fundamental perusahaan.
)A
untuk menghitung price to earning ratio. Ringkasan data tersebut adalah sebagai berikut
Sebelum itu kami perlu tekankan disini bahwa data EPS kami ambil secara langsung
dari laporan keuangan karena mereka memang menyajikannya. Namun seperti yang kita
ketahui, terjadi stock split pada tahun 2012, dan perusahaan Ace Hardware juga telah merestate EPS pada tahun 2011 sebesar 16,97.
Namun pada perhitungan P/E ini, kami tetap memakai data EPS sebelum stock split
untuk tahun 2011 dan 2010 karena menurut kami, sekalipun data EPS dapat di restate, namun
data harga saham tidak bisa di restate. Sekalipun data harga saham dapat di restate dengan
menggunakan metode matematis (kita bisa memproyeksikan mundur nilai harga saham
dengan membaginya 1/10, karena stock split juga membagi harga par dengan 1/10), namun
hal ini berarti kita memanipulasi fakta, yang mana akan menurunkan tingkat reliabilitas dan
akurasi dari perhitungan P/E.
Berdasarkan data tabel diatas, kita dapat membuat trend dari P/E ratio.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa P/E ratio menurun. P/E ratio yang menurun ini
mengindikasikan bahwa investor memiliki ekspektasi yang rendah terhadap perusahaan Ace
Hardware. Kami menyimpulkan demikian karena pada dasarnya P/E bertindak semacam
multiple, artinya seberapa besar investor bersedia untuk membayar demi mendapatkan
earning tersebut. Ketika pendapatan ada pada 100 semisal dan investor bersedia membayar
saham sebesar 2000, maka ketika pada pendapatan yang sama dan investor hanya bersedia
membayarnya pada harga 1500, artinya investor menilai bahwa earning seperti itu sudah
tidak menarik bagi investor sehingga dia hanya rela mengeluarkan dana dalam jumlah yang
lebih rendah.
Walaupun begitu, grafik ini balum dapat memberikan gambaran yang akurat karena kita
perlu membandingkan kinerja P/E perusahaan ini dengan perusahaan lain pada industri yang
sama.
)B
Earning Yield
Kami disajikan data keuangan perusahaan dengan rentang tahun 2010 hingga 2013
untuk menghitung Earning Yield. Ringkasan data tersebut adalah sebagai berikut
Earning yield ini menunjukkan seberapa besar earning yang dapat dihasilkan untuk
setiap 1 rupiah yang diinvestasikan.
Terlihat bahwa berdasarkan earning yield ini, secara komparatif dengan tahun sebelumnya,
yield yang dihasilkan cukup menguntungkan. Artinya setiap tahun, setiap 1 rupiah yang
diinvestasikan dalam saham menghasil earning yang meningkat, dan ini bagus.
Kita dapat memanfaatkan data ini, umumnya, untuk memilih apakah lebih baik
berinvestasi pada saham atau bond di perusahaan ini, dengan cara membandingkan yield
yang dihasilkan dari masing-masing instrumen.
Jika Anda masih ragu, Anda dapat menggunakan data yield Surat Utang Negara. Kami
sajikan performa SUN pada periode 2012-2013.
Kita bisa lihat bahwa yield SUN ada pada kisaran 4-8%. Earning yield pada Ace
Hardware masuk dalam rentang ini sehingga berinvestasi pada Ace Hardware kurang
menarik. Namun kita perlu indikator lain untuk memastikannya.
)C
Dividen Yield
Kami disajikan data keuangan perusahaan dengan rentang tahun 2010 hingga 2013
untuk menghitung Dividen Yield. Ringkasan data tersebut adalah sebagai berikut
Dividen yield ini menunjukkan seberapa banyak kas yang diterima untuk setiap biaya
yang dikeluarkan dalam membeli saham. Makin besar dividen yield, maka makin bagus
kinerjanya.
Dapat kita ketahui bahwa dividen yield secara garis besar meningkat. Peningkatan ini baik,
namun yield yang dihasilkan terakhir hanyalah sebesar 1%, dibandingkan dengan kinerja
earning yield. Berdasarkan hal ini, membeli saham Ace Hardware sebagai fixed income
investing, walaupun secara umum semakin naik, namun yieldnya kecil sehingga perlu
alternatif lain bila ingin mencari fixed income investing.
Dividen yield yang kecil ini dapat dipahami karena Ace Hardware sedang mengalami
ekspansi gerai di berbagai kota di seluruh Indonesia. Hal ini membutuhkan dana yang cukup
besar sehingga perusahaan men-trade off nya dengan dividen. Namun, ditengah ekspansi ini,
Ace Hardware tetap dapat menjanjikan divedan kas yang cenderung meningkat dan ini patut
mendapat perhatian.
)D
untuk menghitung Dividen Payout Ratio. Ringkasan data tersebut adalah sebagai berikut
Kita dapat melihat bahwa deviden payout ratio memiliki pola yang sama dengan deviden
yield. Dividen payout ratio terakhir ada pada persentase 2%, yang artinya dividen yang
dibayarkan adalah sebesar 2% dari total pendapatan. Ini adalah ukuran real yang dapat Anda
lihat seberapa besar dividen tersebut jika dibandingkan dengan total pendapatan. Namun
Anda tidak bisa menerima data ini secara langsung, karena akan lebih baik Anda melihat data
payout ratio di perusahaan lain yang satu industri untuk dapat melihat gambaran yang lebih
jelas apakah nilai 2% termasuk menguntungkan atau tidak.
)E
Kami disajikan data keuangan perusahaan dengan rentang tahun 2010 hingga 2013 untuk
menghitung price to book value ratio. Ringkasan data tersebut adalah sebagai berikut
Seperti yang dapat dilihat, price to book value ratio cenderung menurun. Kita belum dapat
menyimpulkan apakah kondisi ini baik atau buruk. Pada umumnya, Anda akan membutuhkan
nilai P/B ratio yang menurun karena ini artinya dengan nilai aset yang cenderung meningkat,
Anda hanya perlu membayarnya pada harga yang rendah. Bila suatu saat perusahaan bankrut,
maka dengan nilai aset yang tinggi (dicerminkan pada P/B yang rendah), maka kekayaan
Anda dapat direcover dengan cukup, bahkan mungkin tanpa kehilangan satu persen pun.
Hal lain yang dapat tercermin adalah bahwa rendahnya nilai P/B ini menandakan
bahwa harga cenderung undervalue. Bila Anda mencari entry point dan timing yang tepat,
maka indikator ini dapat menjadi pertimbangan karena ini berarti harga saham pada saham
cenderung undervalue. Tentunya Anda memerlukan indikator lain untuk memastikan apakah
nilai saham ini benar-benar undervalue, sebab rendahnya rasio P/B dapat mengindikasi
banyak termasuk, termasuk adanya ketidak efisienan dalam proses bisnis.
)F
dari tahun ke tahun. Tingkat pertumbuhan aset, jauh lebih cepat daripada tingkat kenaikan
harga saham. Ini adalah suatu petunjuk yang bagus bahwa perusahaan sedang dalam tahap
ekspansi, mengembangan gerai-gerai baru di seluruh daerah. Tapi pada waktu yang
bersamaan, cara investor menilai aktivitas ini cenderung lebih tertahan, terutama setelah
stocksplit.
Kita dapat melihat pada harga saham dari tahun 2010 sampai 2012 bahwa trendnya
mengalami kenaikan. Pada rentang yang sama, P/B ratio mengalami penurunan. Pada rentang
tahun ini saja, kita dapat melihat gambaran bahwa ekspektasi investor pada perusahaan
mengalami peningkatan karena mereka yakin bahwa nilai saham pada rentang tersebut
cenderung undervalue, sehingga membuat nilai saham bergerak naik mengikuti kenaikan
aset.
Namun setelah tahun 2012, hal yang sama tidak terjadi. Semakin gerai baru terus
terbuka, diikuti dengan semakin meningkatnya pendapatan, namun nilai saham cenderung
turun. Dengan ditunjukkannya rasio P/B yang semakin menurun, kita dapat menyimpulkan
sementara bahwa terjadi ketidakefisienan pada Ace Hardware sehingga para investor tidak
bersedia untuk membayar lebih sahamnya.
Fenomena ini dibenarkan juga melalui rasio P/E, dan lebih baik dari itu, rasio P/E
menunjukkan hubungan yang positif terhadap harga saham untuk semua rentang tahun. Kita
dapat melihat bahwa pada rentang tahun 2010 hingga 2012, trend P/E menunjukkan
peningkatan, inline dengan trend harga saham pada rentang tahun tersebut. Setelah tahun
2012, trend P/E menunjukkan penurunan, yang mana juga inline dengan trend harga saham
pada rentang tahun yang sama.
Gambaran besarnya, bila kita menggabungkan tahun 2010 hingga 2012, kita dapatkan
trend P/E yang menurun, bersama dengan trend harga saham. Menurunnya rasio P/E
menandakan bahwa investor menaruh ekspektasi yang rendah terhadap perusahaan ini.
Trend yang menurun pada dua indikator nilai yaitu P/E dan P/B, bersamaan dengan
trend harga saham, mengarahkan kita pada sugesti bahwa harga saham untuk periode
selanjutnya cenderung menurun. Namun, apakah kemungkinannya sangat tinggi sehingga
kita dapat memastikan bahwa saham benar-benar turun, ataukah nilai saham terakhir tahun
2013 merupakan titik terendahnya sehingga kita dapat mengambil langkah beli. Untuk ini,
kita perlu mengkonfirmasi sugesti kita menggunakan tools pada technical analysis, salah
satunya yang kami pakai adalah momentum.
Momentum adalah suatu tingkat kecenderung repetisi dari trend, dengan aturan bahwa
tingkat pertambahan nilai yang semakin rendah dari sebelumnya menandakan petunjuk
bahwa nilai akan bertolak dari sebelumnya. Semakin banyak populasi yang diuji, kualitas
efek semakin baik.
Konsep momentum ini meminjam konsep yang sama pada ilmu fisika. Ketika kita
berada tegak lurus dengan pusat gravitasi, lalu melempar benda ke atas, kita dapat mengamati
bahwa benda tersebut akan bergerak cepat sejak dari pertama kali dilempar, namun bergerak
semakin lambat ketika berada dipuncak. Oleh para fisikawan, terjadi perlambatan ketika
bendak tersebut mendekati puncak. Secara matematis, perlambatan adalah apabila V2-V1 <
V1-V0. Ketika benda dikatakan telah mencapai puncaknya, maka percepatan/perlambatan
akan mendekati nol. Kondisi ini dapat dikatakan bahwa momentum dari benda tersebut
mendekati nol. Setelah melewati momentum nol ini, maka benda akan berbalik arah, jatuh ke
pusat gravitas.
Para ahli finansial mengadopsi konsep ini dan berkeyakinan bahwa hal yang sama juga dapat
terjadi bagaimana pola pergerakan harga saham. Kita dapat mengetahui apakah harga saham
telah berada pada titik jenuhnya apabila momentumnya mendekati nol. Mari kita lihat grafik
momentum dari data harga saham yang telah kami buat, khusus untuk tahun setelah
stocksplit.
Terlihat jelas pada grafik diatas, bahwa momentum dapat menggambar pergerakan harga
saham dengan cukup tepat. Pada tanggal-tanggal dimana terjadi inverse, momentum
menunjukkan nilai yang semakin menurun dari momentum tanggal sebelumnya. Bila kita
membuat garis trend untuk momentum ini, maka kita temukan bahwa trend momentum
cenderung menurun. Ini inline dengan analisis kita menggunakan dua rasio yaitu P/B dan
P/E. Dengan konfirmasi momentum, kita dapat memprediksi bahwa harga saham untuk
periode 2014 akan menurun.
Sekedar catatan, ada perbedaan yang cukup krusial pada penggunaan konsep
momentum. Pada fisika, titik balik perubahan vektor dapat dicapai jika dan hanya jika
momentum mendekati nol, dan kenyataannya mereka akan selalu bermomentum nol dulu
sebelum arah vektornya berbalik arah. Pada data finansial, momentum nol jarang sekali
terjadi. Seringkali, arah data berubah arah bahkan tanpa melewati momentum nol. Ini perlu
diperhatikan, artinya bahwa hasil analisis menggunakan momentum adalah satu hal saja,
Anda perlu memastikan arah analisis ini menggunakan tools dan indikator yang lain.
Seperti yang dapat dilihat pada Proforma Income Statement diatas, Laba Bersih
perusahaan meningkat sebesar Rp, 261.601.013.000. Hal tersebut dapat diatribusikan
terhadap pertumbuhan penjualan Perusahaan sebesar 20,85% mengikuti pertumbuhan
penjualan pada tahun 2013.
Penjualan bersih perusahaan meingkat dari Rp 3,895,446,376,165 pada tahun 2013
menjadi Rp 4,707,697,643,320 , pertumbuhan penjualan adalah sebesar 20.85% .Mengikuti
peningkatan penjualan, COGS juga meningkas sebesar Rp, 2.371.009.910.774
Beberapa sebab peningkatan penjualan adalah expansi yang dilakukan oleh PT Ace
hardware di tahun 2014, dimana Perusahaan melakukan expansi 19 gerai Ace hardware dan
Toys Kingdom di beberapa kota besar di indonesia. Selain itu mereka juga menerapkan
strategi pemasaran yang baru untuk mendungkung reward card mereka yang memilik lebih
dari 900 aggota
Peningkatan
Beban
usaha
dari
Rp.
1,395,507,986,070
menjadi
Rp.
mengalikan 11% yang didapat dari data historis dengan PPE di awal tahun
Rp.759.540.203.616
Peningkatan beban usaha adalah dari peningkatan biaya operasional yang terjadi
karena expansi yang dilaksanakan perusahaan, Peningkatan harga BBM, UMR, serta listrik
dan air yang terjadi sepanjang 2014
Akhirnya, perningkatan pajak yang merupakan 3% dari penjualan sehingga terjadi
peningkatan Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Bersih sebesar Rp. 25,033,581,430. 3%
didapat dari trend rate pajak tiap tahun (+- 3%)
Diagram 1. Arus Kas Masuk Operasi dan Laba Bersih PT. ACE
2013
Tahun
2012
2011
0
200000000000
400000000000
600000000000
2012
2011
500000000000
Dari diagram diatas dapat diketahui arus kas masuk sepanjang tahun 2011 sampai tahun 2013
mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 dan penurunan di tahun 2013. Dan aliran
dari kas masuk operasi tersebut digunakan untuk melakukan investasi ,seperti membeli aset
tetap dan
2012
2011
3.347.167.447.050
(2.474.433.686.370)
(442.715.790.357)
(244.079.158.534)
(2.293.654.659)
6.508.707.036
2.404.4
(1.933.4
(305.3
(93.9
9.9
181.339.787.145
190.153.864.166
81.7
(83.796.258.701)
7.177.083
(19.609.962.480)
39.219.924.960
(137.932.485.016)
133.090.909
(53.7
68.3
(186.2
1
(83.789.081.618)
(118.189.431.627)
(171.5
PENDANAAN
Pembayaran Dividen Tunai
Penerimaan Setoran Modal dari Kepentingan
(170.887.500.000)
(42.721.875.000)
(88.6
13.122.335.259
5.983.866.868
(34.662.614.177)
(13.240.491.725)
18.598.290.106
35.449.074.376
16.4
7.0
(18.564.948.421)
(6.0
Pendanaan
(199.684.403.775)
(7.239.458.939)
(71.2
(102.133.698.248)
64.724.973.600
(160.9
KAS
DARI
AKTIVITAS
KAS
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP
KAS DAN SETARA KAS
(6.156.938.901)
(5.128.856.290)
5.0
270.049.635.908
210.453.518.598
366.3
161.758.998.759
270.049.635.908
210.4
0%
Penerimaan Pinjaman
69%
9%
Penempatan Investasi
Jangka Pendek
Perolehan Aset Tetap
Pembayaran Dividen Tunai
Lain-lain
35%
47%
Analisa atas laporan diatas mengungkapkan beberapa hal. Selama tiga tahun ini, kas utama
PT ACE adalah operasi (453 M) dan pencairan investasi jangka pendek (107 M). Penggunaan
kas utama PT ACE adalah memperoleh aset tetap (407 M) seperti membangun toko baru, dan
pembayaran dividen (302 M). Dengan kata lain selama tiga tahun ini PT ACE mengalami
penurunan kas sebesar 204 M, dimana akan mempunyai efek terhadap likuiditas perusahaan
dan fleksibilitas perusahaan yang akan semakin susah.
Ratio
Kecukupan
Arus
Kas
Rasio ini menunjukkan bahwa sumber kas internal PT. ACE tidak cukup mempertahankan
dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini.
4.693.176.224.150
(3.191.024.715.097)
(727.276.952.285)
(152.970.831.345)
(3.962.645.220)
(8.805.498.421)
609.135.581.782
609.135.581.782
(22.960.454.201)
(101.214.259.984)
(124.174.714.185
(124.174.714.185) )
(196.982.752.351)
(196.982.752.351
(196.982.752.351) )
287.978.115.246
287.978.115.246
161.758.998.759
449.737.114.005
Pada proyeksi 2014, ada kenaikan kas sebesar sekitar 287 M, dimana terdapat dari arus kas masuk sebesar Rp 609.135.581.781 dari operasi,
dimana Rp 124.174.714.185 akan digunakan untuk memperoleh aset tetap dan Rp 196.982.752.350 untuk pembayaran dividen.
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam, K. R., dan Wild, John J., Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat. 2014.
http://www.acehardware.co.id/id/about
http://www.htmlpublish.com/convert-pdf-to-html/success.aspx?
zip=DocStorage/fb83614b51134bf08643a32a8e1fac23/ace.zip&app=pdf2word