Amenorea
Amenorea
AMENOREA SEKUNDER
Definisi
Amenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3
bulan berturut-turut.
Amenorea terbagi menjadi amenorea fisiologik dan patologik. Amenorea
fisiologik yaitu terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa
laktasi, dan sesudah menopause. Amenorea patologik yaitu amneorea yang
terjadi karena sebab tertentu diluar amenorea fisiologik.
Amenorea dapat dibagi menjadi amenorea primer dan amenorea
sekunder.
1.
Frekuensi
Amerika Serikat
Setiap tahun, sekitar 5-7% wanita mengalami amenore sekunder selama 3
bulan.
Internasional
Tidak ada bukti menunjukkan bahwa prevalensi amenore bervariasi menurut
asal-usul kebangsaan atau kelompok etnis. Namun, faktor lingkungan setempat
yang berhubungan dengan gizi dan prevalensi penyakit kronis diragukan
berpengaruh. Misalnya,
usia
menstruasi
pertama
(menarche)
bervariasi
racun
lingkungan,
yaitu
hormonally
active
endocrine
2. gangguan kejiwaan
a.
syok emosional
b.
psikosis
c.
anoreksia nervosa
d.
pseudosiesis
sindrom amenorea-galaktorea
b.
sindrom Stein-Leventhal
c.
amenorea hipotalamik
4. ganguan hipofisis
a.
b.
tumor
1). Adenoma basofil (penyakit Cushing)
2). Adenoma asidofil (akromegali, gigantisme)
3). Adenoma kromofob (sindrom Forbes-Albright)
5. gangguan gonad
a. kelainan congenital
1. disgenesis ovarii (sindrom Turner)
2. sindrom testicular feminization
b. menopause premature
c. the insensitive ovary
d. penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang, dan
sebagainya.
e. tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma.
6. gangguan glandula suprarenalis
a. sindrom adrenogenital
b. sindrom Cushing
c. penyakit Addison
7. gangguan glandula tiroidea
Hipotireoidi, hipertiroidi, kretinisme.
8. gangguan pancreas
Diabetes mellitus.
9. gangguan uterus, vagina
a. aplasia dan hipoplasia uteri
b. sindrom Asherman
c. endometritis tuberkulosis
d. histerektomi
e. aplasia vaginae
10. penyakit-penyakit umum
a. penyakit umum
b. gangguan gizi
c. obesitas.
Untuk keperluan diagnostik sebab-sebab amenorea dapat digolongkan
menurut kompartemen badan yang ikut berperan dala terjadinya proses haid dan
yang menjadi tempat dari kelainan yang menyebabkan amenorea.
Melalui klasifikasi di atas, etiologi amenorea primer dan sekunder seringkali
saling tumpang tindih.
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat
Cushing yang
menghasilkan
13. Kelainan
pada
rahim,
seperti mola
hidatidosa (tumor
plasenta)
Sakit kepala
Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui)
Patofisiologi
Menstruasi adalah siklus teratur peluruhan lapisan rahim akibat interaksi
hormon yang diproduksi oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium membentuk axis endokrin fungsional, yang dikenal
sebagai axis HPO, dengan regulasi hormon dan reaksi umpan balik, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah.
Siklus menstruasi yang teratur dapat diprediksi jika hormon estradiol dan
progesteron dikeluarkan ovarium secara teratur sesuai respon rangsangan dari
hipotalamus dan hipofisis. estradiol yang beredar merangsang pertumbuhan
endometrium. Progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum setelah ovulasi
merubah endometrium proliferasi menjadi endometrium sekretori. Jika kehamilan
tidak terjadi, endometrium sekretori ini luluh selama periode menstruasi.
atau
terjadi
kegagalan
ovulasi
dan
kegagalan
produksi
badan,
galactorrhea,
nyeri
kepala,
lemah
badan,
pertama. Penjadwalan
kunjungan
ulang
terhadap
evaluasi
yang
lebih
BB/ TB (IMT)
b.
Anoreksia-cacheksia
FSH
dalam
kisaran
menopause
merupakan
indikasi
dari
uterus,
perlekatan
dalam
rahim)
melalui
pemeriksaan
USG,
tidak
didapatkan
tanda-tanda
perkembangan
seksualitas
sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH. Setelah
2. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki
lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan
insisi atau eksisi (operasi kecil)
3. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita
yang memiliki ovarium normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau
memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau
ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan
berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat
seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru
menggunakan skin graft
4. Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY
kariotipe, dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari
hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ
dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita
tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti
layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak)
5. Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan
intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi
karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma
rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi
(melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang
dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis
estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan
lapisan dalam rahim
B. Gangguan Ovarium
Gangguan
hipofisis.
Tumor
atau
peradangan
pada
hipofisis
dapat
Cushing
merupakan
kelainan
yang
menyebabkan
gangguan
sebuah
patologi
yang
mendasari
yang
mengarah
ke
diagnosis
ditegakkan,
untuk
beberapa
wanita
dengan
oligomenore atau amenore yang tidak ingin menjadi hamil, oral kontrasepsi
dapat menjadi pilihan yang baik untuk memulihkan siklus menstruasi dan
diberikan
penggantian
estrogen. Tidak
adanya
kehamilan
harus
KESIMPULAN
* Amenore mengacu pada tidak adanya periode menstruasi, ini mungkin baik
primer (berarti seorang wanita pernah dikembangkan periode menstruasi) atau
sekunder (tidak adanya periode menstruasi pada wanita yang sebelumnya
menstruasi).
* Amenore mungkin akibat dari gangguan dari ovarium, kelenjar hipofisis, atau
hipotalamus.
* Intensif berolahraga, penurunan berat badan yang ekstrim, penyakit fisik, dan
stres semua dapat mengakibatkan amenore.
* Amenore adalah gejala dan bukan penyakit dalam dirinya sendiri, sehingga
amenore bisa dicegah hanya sejauh bahwa penyebab yang mendasari dapat
dicegah.
* Infertilitas dan keropos tulang (osteoporosis) adalah komplikasi dari amenore.
* Perawatan dapat mencakup operasi koreksi kelainan anatomi, obat-obatan
atau terapi hormon, dan perawatan dari kondisi yang mendasari bertanggung
jawab atas amenore.