MODEL
PENILAIAN PORTOFOLIO
PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA
DAN HASIL BELAJAR (PPKHB)
DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN
BAGI GURU DALAM JABATAN
Portofolio
PPKHB
apabila
Pengalaman Kerja =
Hasil Belajar =
Pengembangan Model
Model Penilaian Portofolio PPKHB dikembangkan dengan
tetap memperhatikan otonomi PT penyelenggara untuk
memperkecil terjadinya perbedaan pemahaman terhadap
rambu-rambu PPKHB (PT penyelenggara program harus
mempunyai Juknis PPKHB)
Bertujuan untuk memberikan gambaran umum dan rujukan
bagi PT penyelenggara dalam menyusun JUKNIS Penilaian
Portofolio PPKHB dalam penyelenggaran Program Sarjana
(S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.
Model Penilaian Portofolio PPKHB ini telah dikonsultasikan
dan dikoordinasikan dengan pihak Asosiasi LPTK
Indonesia, Asosiasi LPTK Swasta Indonesia, dan Forum
Komunikasi Dekan FKIP Negeri Seluruh Indonesia.
KE SLIDE 11
Pengembangan model
penilaian portofolio PPKHB ke
dalam Juknis harus konsisten
dan sesuai rambu-rambu
PPKHB.
Kembali
Kembali
Kembali
KOMPONEN PENILAIAN
Pengalaman Mengajar
Penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua
Aspek, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek dari
Skor
Tertingg
i
a.Konsisten
diberi skor 2,
b.Tidak
konsisten
diberi skor 0.
a.Legal diberi
skor 1,
b.Tidak legal
diberi skor 0.
Skor
yang
Diperole
h
Skor
Tertingg
i
Skor
yang
Diperole
h
a.Konsisten
diberi skor 2,
b.Tidak
konsisten
diberi skor 0.
a.Legal diberi
skor 1,
b.Tidak legal
diberi skor 0.
Penilaian RPP
Jumlah RPP yang harus dijadikan sebagai bukti fisik sebanyak lima
RPP dan jika tidak menyerahkan lima RPP maka tidak dinilai.
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap
aspek sub-komponen RPP dapat dilihat pada Tabel 2.
Lihat Tabel 2
Penilaian RPP
Aspek yang Dinilai
1.Relevansi mata
pelajaran yang diampu
dan program studi yang
diikuti
1.Konsistensi RPP
dengan mata pelajaran
yang diampu pada kurun
waktu tertentu
1.Aspek RPP:
a.Indikator/perumusan tujuan
pembelajaran
b.Pemilihan dan
pengorganisasian materi ajar
c.Pemilihan sumber /media
pembelajaran
d.Skenario atau kegiatan
pembelajaran
e.Penilaian hasil belajar
f.Legalitas RPP
Skor
Skor
yang
Tertinggi Diperole
h
2
2
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap
aspek sub-komponen dapat dilihat pada Tabel 3.
Lihat Tabel 3
Kriteria Penetapan
Skor
Skor
Tertingg
i
1.Relevansi
bidang studi yang
diampu
1.Penyelenggara
1.Tingkat
(internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/
kota/lokal)
10
Skor
yang
Diperole
h
a. SLTA sederajat
144-160
b. D-I
110-120
c. D-II
80-90
d. D-III/Sarmud
40-50
Peserta program yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik sesuai dengan
program studi yang akan ditempuh pada program ini, pengakuannya dilakukan
secara utuh sesuai dengan sks yang telah ditempuh dan memiliki kewajiban
menempuh sejumlah sks yang telah ditetapkan, sebelum diperhitungkan dengan
hasil PPKHB
Lulusan D-I, D-II, dan D-III/Sarmud wajib berasal dari LPTK dan/atau PT yang
Prodinya terakreditasi dan/atau memiliki izin penyelenggaraan dari Ditjen Dikti.
Jika tidak ada izin atau legalitasnya tidak jelas, maka tidak dapat diakui
(disetarakan dengan lulusan SLTA).
Penetapan mata kuliah (MK) yang diakui disesuaikan dengan daftar MK yang
ada pada ijazah/transkrip nilai dengan daftar MK yang ada di dalam Kurikulum
Prodi. Untuk mata kuliah yang berbeda namanya tetapi karakteristik dan
isinya sama/ekuivalen dapat dilakukan konversi sesuai pertimbangan
(judgement) Prodi.
Peserta yang berasal dari program D-II di lingkungan Depag yang akan
melanjutkan studi ke Program S-1 PGSD wajib mengambil MK aanvullen.
Jika Program D-II tersebut tidak memiliki izin atau legalitas tidak jelas, maka
tidak dapat diakui (disetarakan dengan lulusan SLTA).
Contoh:
Guru yang telah mengampu Mata Pelajaran Matematika minimum selama
lima tahun, tetapi tidak berkualifikasi akademik Prodi Pendidikan
Matematika. Apabila guru yang bersangkutan akan mengambil Prodi
Pendidikan Matematika, maka yang diakui adalah MK yang relevan dengan
Kurikulum Prodi yang akan ditempuh.
Penilaian Pelatihan
Penilaian dilakukan secara parsial untuk setiap pelatihan yang
diikuti. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10).
Jumlah pelatihan yang diajukan tidak dibatasi, tetapi total skor
maksimun untuk sub komponen Pelatihan adalah 200.
Aspek Tingkat Penyelenggaraan dan Lama Pelatihan diberi
skor lebih besar daripada dua aspek lainnya, karena kedua
aspek itu menunjukkan gradasi mutu dan kredibilitas
pelaksanaan pelatihan.
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi
setiap aspek sub-komponen Pelatihan sebagaimana
tercantum pada Tabel 7.
Lihat Tabel 7
Penilaian Pelatihan
Aspek yang Dinilai
Skor
Tertinggi
1.Lama pelatihan
1.Relevansi antara
materi pelatihan dan
program studi
1.Penyelenggara
pelatihan
1.Tingkat pelatihan
(internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/ kota/lokal)
10
Skor yang
Diperoleh
Lihat Tabel 8
1. Buku/Modul/Diktat
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Buku/modul ber ISBN
Buku/modul tak ber-ISBN
Diktat yang dipublikasikan di lingkungan sekolah
Tingkat (internasional/nasional/provinsi/
kabupaten/kota/lokal)
2. Tulisan/Artikel
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Dimuat dalam jurnal terakreditasi
Dimuat dalam jurnal belum terakreditasi tetapi ber-ISSN
Dimuat dalam jurnal biasa/tidak ber-ISSN
Tingkat (internasional/nasional/provinsi/
kabupaten/kota/lokal)
3. Media/Alat Pembelajaran
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Multimedia
Media/alat peraga tiga dimensi
Media/alat peraga dua dimensi
Status pembuat media/alat pembelajaran
Karya madiri
Ketua kelompok
Anggota kelompok
4. Karya Penelitian (Termasuk PTK)
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Peneliti mandiri
Ketua dalam penelitian kelompok
Anggota dalam penelitian kelompok
5. Karya Teknologi dan Karya Seni
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Karya mandiri
Ketua dalam pembuatan karya kelompok
Anggota dalam pembuatan karya kelompok
Kategori
:
Karya mandiri
Ketua dalam pembuatan model
Anggota dalam pembuatan model
Sebagai ketua/penanggungjawab
Sebagai anggota
Tingkat
Lihat Tabel 9
Juara
Juara
Juara
Juara
I
II
III
harapan
Tingkat penyelenggaraan
Internasional
Nasional
Provinsi
Kabupaten/Kota
Lokal (di bawah Kab/Kota)
Skor
Tertinggi
a.
b.
1.Penyelenggara lomba
1.Tingkat (internasional/
nasional/provinsi/kabupaten/
kota/lokal)
Catatan:
Kejuaraan yang tidak relevan dan tidak jelas tidak diakui.
10
Skor yang
Diperoleh
Lihat Tabel 10
Juara
Juara
Juara
Juara
I
II
III
harapan
Tingkat penyelenggaraan
Internasional, Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lokal
1.Lama pembimbingan
1.Tingkat (internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/kota/lokal)
Pembimbingan kejuaraan:
a.Lebih dari satu bulan: diberi skor 2
b.Kurang dari satu bulan: diberi skor 1
Skor
Tertinggi
10
Skor yang
Diperoleh
Lihat Tabel 11
Skor
Tertinggi
1.Penyelenggara
1.Tingkat (internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/kota/ local)
10
Skor yang
Diperoleh
Setiap komponen portofolio yang telah diberi skor direkap dan dihitung
sesuai dengan tatacara penghitungan yang ditetapkan oleh PT
penyelenggara untuk memperoleh Jumlah Skor PPKHB yang kemudian
dikonversikan ke dalam sks.
Contoh:
Sub-komponen Pengalaman Kerja dan RPP masing-masing diberi
bobot 10, karena skor pada kedua sub-komponen tersebut merupakan
fixed value yang skor maksimumnya hanya 10.
Sub-komponen lainnya, kecuali kualifikasi akademik, masing-masing
diberi bobot satu karena bukan merupakan fixed value. Skor-skor
subkomponen ini bisa mencapai maksimum sebesar 100 atau 200.
Lihat Tabel 12
Komponen
Sub-komponen
1
A.
Pengalama 2
n Kerja
3
1
2
Pengalaman/lama
Mengajar
Rencana Pembelajaran
(RPP)
Penghargaan yang
Relevan
Kualifikasi Akademik *)
Pelatihan
Skor
Terbobot
Skor
Tertinggi
10
100
10
100
100
200
a. Karya Akademik
200
b. Juara Lomba
100
c. Pembimbingan
Teman Sejawat
dan/atau Siswa
100
d. Peranserta dalam
Forum Ilmiah
100
Prestasi Akademik
B. Hasil
Belajar
1.000
Lihat Tabel 12
A =
Pengakuan Maksimum
Beban Studi D-II
B=A+C
Keterangan:
A = Jumlah sks hasil konversi skor PPKHB
B = sks pengurang beban studi
C = Pengakuan sks berdasarkan kualifikasi akademik (berdasarkan Tabel 6)
Kembali
Lihat Tabel 6
E=DB
Keterangan:
B = Jumlah sks pengurang beban studi
D = Jumlah sks yang harus ditempuh berdasarkan kurikulum PT
E = Jumlah sks yang harus ditempuh peserta program
Pengakuan beban studi (sks) maksimum yang dapat diakui
ditetapkan berdasarkan Tabel 13.
Kembali
Lihat Tabel 13
PPKHB yang
dapat diakui
maksimum 65%
dari jumlah sks
yang wajib
ditempuh
Jumlah sks
minimum 35%
yang wajib
ditempuh
144--160
93--104
51--56
b. D-I
110--120
71--78
39--42
c. D-II
80--90
52--58
28--32
40--50
26--32
14--18
Latar Belakang
Pendidikan
a.
sederajat
d.
Muda
SLTA
D-III/Sarjana
Catatan:
Contoh Kasus 1:
Menentukan Jumlah sks yang Harus Ditempuh Lulusan
D-III
Komponen
Sub-komponen
1
A.
Pengalama 2
n Kerja
3
1
2
Pengalaman/lama
Mengajar
Rencana Pembelajaran
(RPP)
Penghargaan yang
Relevan
Kualifikasi Akademik *)
Pelatihan
Skor
Terbobot
Skor
Tertinggi
10
10
100
100
10
10
100
100
50
50
100
100
100
200
100
100
200
b. Juara Lomba
50
50
100
c. Pembimbingan
Teman Sejawat
dan/atau Siswa
50
50
100
d. Peranserta dalam
Forum Ilmiah
50
50
100
600
1.000
Prestasi Akademik
a. Karya Akademik
B. Hasil
Belajar
Contoh Kasus 2 :
Menentukan Jumlah sks yang Harus Ditempuh Lulusan
D-II
b. D-I
110-120
c. D-II
80-90
d. D-III/Sarmud
40-50
Peserta program yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik sesuai dengan
program studi yang akan ditempuh pada program ini, pengakuannya dilakukan
secara utuh sesuai dengan sks yang telah ditempuh dan memiliki kewajiban
menempuh sejumlah sks yang telah ditetapkan, sebelum diperhitungkan dengan
hasil PPKHB
Alternatif 1
Semua nama MK dan bobot sks-nya, baik yang wajib ditempuh
peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya,
maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB
dicantumkan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir.
Untuk MK yang wajib ditempuh dicantumkan nilai akhirnya,
sedangkan MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB
diberi tanda khusus, bobot sks-nya tetap dicantumkan namun
tidak diberi nilai MK.
Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari sejumlah
MK yang ditetapkan harus ditempuh peserta program dan tidak
termasuk MK yang diperoleh melalui penilaian portofolio PPKHB.
Lihat Contoh
Transkrip Nilai
Alternatif 2
Semua nama MK, bobot sks, dan nilai MK, baik yang wajib
ditempuh peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik
sebelumnya, maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio
PPKHB dicantumkan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir.
Nilai MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB
ditetapkan berdasarkan nilai standar kelulusan MK (passing
grade) oleh program studi.
Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari seluruh
MK, baik yang wajib ditempuh peserta program sesuai dengan
kualifikasi akademik sebelumnya, maupun MK yang diakui
melalui penilaian portofolio PPKHB berdasarkan ketentuan yang
berlaku di PT penyelenggara.
Alternatif 3
Sama dengan alternatif kedua, namun MK yang diakui
melalui penilaian portofolio PPKHB diberi nilai
berdasarkan hasil tes komprehensif secara tertulis yang
dilakukan oleh Prodi sesuai dengan MK yang diakui
berdasarkan konversi PPKHB ke dalam beban studi (sks).
Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari
seluruh MK, baik baik yang wajib ditempuh peserta
program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya,
maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio
PPKHB berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT
penyelenggara.
Sampul (Cover)
Berisi tentang (a) Judul/tajuk; (b) Identitas peserta yang
mengusulkan termasuk NIP untuk yang PNS atau NIK untuk
yang pegawai non PNS; dan (c) Nama sekolah tempat peserta
bekerja.
Identitas Peserta
Identitas peserta program yang disusun dengan menggunakan
format isian yang telah ditetapkan.
Surat Pernyataan