Anda di halaman 1dari 66

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

MODEL
PENILAIAN PORTOFOLIO
PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA
DAN HASIL BELAJAR (PPKHB)
DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN
BAGI GURU DALAM JABATAN

DOKUMEN PENYELENGGARAAN S-1


KEP. MELALUI PPKHB
1. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Prog
Sarjana S-1 Kep bagi Guru Dalam Jab
2. Pedoman Calon Peserta Program S-1
Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan
3. Naskah Akademik PPKHB
4. Rambu-Rambu PPKHB
5. Pedoman PPKHB bagi Peserta
6. Model Penilaian Portofolio PPKHB dan
Suplemen

Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal S-1/D-IV dan


memiliki sertifikat pendidik.
Guru yang belum S-1/D-IV (sekitar 1.456.491orang atau 63% dari
jumlah guru yang ada di Indonesia).
Dalam rangka percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru,
telah terbit Permendiknas Nomor 58 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi
Guru dalam Jabatan, dan Kepmendiknas Nomor 015/P/2009
tentang Penetapan PT Penyelenggara Program Sarjana (S-1)
Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan.
PT penyelenggara dapat memberikan Pengakuan terhadap
Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) yang pernah
diperoleh sebelumnya sebagai pengurang beban studi yang harus
ditempuh (Pasal 5 ayat 7).

Latar Belakang (Lanjutan)


Hasil evaluasi awal yang dilakukan oleh Ditjen Dikti dan Ditjen
PMPTK mengindikasikan kekurangsiapan PT penyelenggara dalam
melaksanakan program PPKHB sekalipun rambu-rambunya telah
dikembangkan dan disosialisasikan.
sebagian besar PT penyelenggara belum menyusun Juknis
PPKHB
ada PT penyelenggara yang menyusun juknis, tetapi masih
terjadi mispersepsi terhadap rambu-rambu PPKHB
ada PT penyelenggara yang melaksanakan penilaian PPKHB,
tetapi tidak menggunakan juknis yang jelas sesuai dengan
rambu-rambu.
Hasil telaah terhadap Juknis PPKHB yang telah dikembangkan
oleh beberapa PT penyelenggara menunjukkan adanya variasi
juknis. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan
ketidakharmonisan dan distorsi dalam pelaksanaan PPKHB , serta
persaingan yang kurang sehat antara PT penyelenggara,
khususnya di dalam satu wilayah.

OLEH KARENA ITU, DIHARAPKAN:


Guru, paham dan dapat menyusun
pertofolio PPKHB
LPMP, Dinas, BKD Prov/Kab/Kota,
Bappeprov, Bappekab/Bappeko, Kepsek,
dan Pengawas, dapat memfasilitasi guru
peserta S-1 Kep dengan PPKHB
LPTK, dapat menyusun Juknis PPKHB
dan dapat melaksanakannya.

Terdaftar sebagai peserta Program


Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru
dalam Jabatan pada suatu program
studi/jurusan.
Guru bisa mengajukan

Portofolio
PPKHB
apabila

Sudah berstatus sebagai guru, baik PNS


atau bukan PNS dan belum memiliki
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV.

Memiliki masa kerja minimal dua tahun


secara terus menerus dan tercatat
sebagai GURU TETAP pada satuan
administrasi pangkal yang memiliki izin
dari pemerintah, pemerintah daerah, atau
penyelenggara pendidikan yang telah
mempunyai perjanjian kerja atau
kesepakatan kerjasama.

Memiliki NUPTK atau dalam proses


pengajuan NUPTK.

Sistem penghargaan terhadap wawasan,


pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap
yang mencerminkan pengalaman kerja dan
hasil belajar yang dimiliki guru *) sebagai
pengurang beban studi yang harus ditempuh.
*) Peserta Program Sarjana (S-1) Kependidikan

bagi Guru dalam Jabatan

Pengalaman Kerja =

masa bakti, kemampuan dalam menyusun


RPP, dan prestasi tertentu yang diperoleh
dalam bentuk penghargaan

Hasil Belajar =

kualifikasi akademik yang telah diperoleh,


pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan
prestasi akademik yang dicapai

Pengembangan Model
Model Penilaian Portofolio PPKHB dikembangkan dengan
tetap memperhatikan otonomi PT penyelenggara untuk
memperkecil terjadinya perbedaan pemahaman terhadap
rambu-rambu PPKHB (PT penyelenggara program harus
mempunyai Juknis PPKHB)
Bertujuan untuk memberikan gambaran umum dan rujukan
bagi PT penyelenggara dalam menyusun JUKNIS Penilaian
Portofolio PPKHB dalam penyelenggaran Program Sarjana
(S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.
Model Penilaian Portofolio PPKHB ini telah dikonsultasikan
dan dikoordinasikan dengan pihak Asosiasi LPTK
Indonesia, Asosiasi LPTK Swasta Indonesia, dan Forum
Komunikasi Dekan FKIP Negeri Seluruh Indonesia.

Prinsip Penilaian PPKHB

KE SLIDE 11

Pengembangan model
penilaian portofolio PPKHB ke
dalam Juknis harus konsisten
dan sesuai rambu-rambu
PPKHB.

Kembali

Sistem konversi hasil penilaian


portofolio PPKHB ke dalam beban
studi (sks) yang harus ditempuh
dilakukan setelah ditetapkan skor
kumulatif dari seluruh komponen
dan sub-komponen PPKHB.

Kembali

Penetapan transkrip nilai/hasil


studi akhir peserta program
dibuat secara utuh sesuai
dengan mata kuliah yang harus
ditempuh (berdasarkan SK
Dekan/PT Penyelenggara).
Kembali

Penetapan ragam mata kuliah yang


diakui dan/atau harus ditempuh
peserta program dilakukan dengan
memperhatikan keunikan dan
kekhasan setiap PT
penyelenggara.

Kembali

Penilaian portofolio PPKHB


harus dilakukan dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, tanggung jawab, dan
moral yang tinggi dari para
penilai
Kembali

KOMPONEN PENILAIAN

Pengalaman Mengajar
Penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua

aspek dan diberi skor 0-10 (jumlah skor tertinggi =10).


Pengalaman mengajar yang diakui harus:

relevan dengan program studi yang dipilih


konsisten dengan program studi yang dipilih, dan
memperoleh legalitas yang berwenang
lama mengajarnya jelas.
Pengalaman mengajar yang tidak memenuhi ketiga aspek di atas tidak
diakui dan tidak dihitung dalam menetapkan aspek Lama Mengajar.

Aspek, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek dari

sub-komponen Pengalaman Mengajar yang dinilai dapat dilihat


pada Tabel 1.
Lihat Tabel 1

PENILAIAN PENGALAMAN MENGAJAR


Aspek yang Dinilai
1.Relevansi antara mata pelajaran yang
diampu saat ini dengan program studi
yang dipilih (bukti fisik surat keterangan
mengajar dan/atau pembagian tugas
mengajar)

Kriteria Penetapan Skor


a.Relevan
diberi skor 2,
b.Serumpun
diberi skor 1,
c.Tidak relevan
diberi skor 0.

Skor
Tertingg
i

1.Lama mengajar pada mata pelajaran


yang relevan dengan program studi yang
dipilih [menggunakan kategori tahun, jika
lebih dari satu semester (6 bulan)
dibulatkan menjadi 1 tahun]

Lama mengajar pada mata pelajaran


yang relevan dengan program studi
yang dipilih:
a.Jika 21 th, diberi skor 5
b.Jika 16 th20, th diberi skor 4
c.Jika 11 th15 th, diberi skor 3
d.Jika 5 th 10 th, diberi skor 2
e.Jika < 5 th, diberi skor 1

1.Konsistensi antara mata pelajaran yang


diampu dalam kurun waktu tertentu
dengan program studi yang dipilih (bukti
fisik berupa surat keterangan mengajar
atau pembagian tugas mengajar)

a.Konsisten
diberi skor 2,
b.Tidak
konsisten
diberi skor 0.

1.Legalitas dari sisi surat keputusan dan


legalitas dari sekolah yang berijin (bukti
fisik berupa surat keputusan atau surat
keterangan yang sah dari lembaga yang
berwenang).

a.Legal diberi
skor 1,
b.Tidak legal
diberi skor 0.

Skor
yang
Diperole
h

PENILAIAN PENGALAMAN MENGAJAR


Aspek yang Dinilai
1.Relevansi antara mata pelajaran yang
diampu saat ini dengan program studi
yang dipilih (bukti fisik surat keterangan
mengajar dan/atau pembagian tugas
mengajar)

Kriteria Penetapan Skor


a.Relevan
diberi skor 2,
b.Serumpun
diberi skor 1,
c.Tidak relevan
diberi skor 0.

Skor
Tertingg
i

Skor
yang
Diperole
h

1.Lama mengajar pada mata pelajaran


yang relevan dengan program studi yang
dipilih [menggunakan kategori tahun, jika
lebih dari satu semester (6 bulan)
dibulatkan menjadi 1 tahun]

Lama mengajar pada mata pelajaran


yang relevan dengan program studi
yang dipilih:
a.Jika 21 th, diberi skor 5
b.Jika 16 th20, th diberi skor 4
c.Jika 11 th15 th, diberi skor 3
d.Jika 5 th 10 th, diberi skor 2
e.Jika < 5 th, diberi skor 1

1.Konsistensi antara mata pelajaran yang


diampu dalam kurun waktu tertentu
dengan program studi yang dipilih (bukti
fisik berupa surat keterangan mengajar
atau pembagian tugas mengajar)

a.Konsisten
diberi skor 2,
b.Tidak
konsisten
diberi skor 0.

1.Legalitas dari sisi surat keputusan dan


legalitas dari sekolah yang berijin (bukti
fisik berupa surat keputusan atau surat
keterangan yang sah dari lembaga yang
berwenang).

a.Legal diberi
skor 1,
b.Tidak legal
diberi skor 0.

Penilaian RPP

Penilaian RPP dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap


semua aspek dan diberi skor 0-10 (jumlah skor tertinggi = 10).

Jumlah RPP yang harus dijadikan sebagai bukti fisik sebanyak lima
RPP dan jika tidak menyerahkan lima RPP maka tidak dinilai.

Aspek sub-komponen RPP diberi skor tertinggi yang lebih besar


daripada dua aspek lainnya karena memuat sub-sub aspek yang
dipersyaratkan harus ada dalam RPP.

Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap
aspek sub-komponen RPP dapat dilihat pada Tabel 2.

Lihat Tabel 2

Penilaian RPP
Aspek yang Dinilai
1.Relevansi mata
pelajaran yang diampu
dan program studi yang
diikuti
1.Konsistensi RPP
dengan mata pelajaran
yang diampu pada kurun
waktu tertentu
1.Aspek RPP:
a.Indikator/perumusan tujuan
pembelajaran
b.Pemilihan dan
pengorganisasian materi ajar
c.Pemilihan sumber /media
pembelajaran
d.Skenario atau kegiatan
pembelajaran
e.Penilaian hasil belajar
f.Legalitas RPP

Kriteria Penetapan Skor


a. relevan diberi skor 2,
b. serumpun diberi skor 1,
dan
c. tidak relevan diberi skor 0.
a. konsisten diberi skor 2,
b. tidak konsisten skor 0.

Aspek RPP lengkap dan benar = 6


a.Aspek RPP tidak lengkap dan
benar = 4
b.Aspek RPP lengkap dan tidak
benar = 2
c.Aspek RPP tidak lengkap dan
tidak benar = 0

Jumlah Skor Sub-komponen

Skor
Skor
yang
Tertinggi Diperole
h

2
2

Penilaian Penghargaan yang Relevan

Penilaian dilakukan secara parsial untuk setiap penghargaan yang


diterima, setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10).

Jumlah penghargaan yang diajukan tidak dibatasi, tetapi skor


maksimum untuk sub-komponen ini adalah 100.

Aspek tingkat penyelenggaraan diberi skor tertinggi yang lebih


besar daripada dua aspek lainnya karena tingkat penyelenggaraan
ini menunjukkan gradasi mutu dan kredibilitas pemberi
penghargaan.

Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap
aspek sub-komponen dapat dilihat pada Tabel 3.

Lihat Tabel 3

Penilaian Penghargaan yang Relevan


Aspek yang Dinilai

Kriteria Penetapan
Skor

Skor
Tertingg
i

1.Relevansi
bidang studi yang
diampu

a. Relevan diberi skor 2,


b. Tidak relevan diberi skor 0.

1.Penyelenggara

a. Legal/jelas diberi skor 2,


b. Tidak jelas diberi skor 0.

1.Tingkat
(internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/
kota/lokal)

a. Internasional, legal, relevan =


6
b. Nasional, legal, relevan = 4
c. Provinsi, legal, relevan = 3
d. Kabupaten, legal, relevan = 2
e. Di bawah Kab/Kota legal,
relevan = 1

Jumlah Skor Sub-komponen

10

Skor
yang
Diperole
h

Penilaian Kualifikasi Akademik


Jumlah sks yang harus ditempuh sesuai latar belakang kualifikasi akademik
sebelumnya berdasarkan Kepmendiknas Nomor 232/U/2000
Latar Belakang Pendidikan

Beban Studi tanpa PPKHB

a. SLTA sederajat

144-160

b. D-I

110-120

c. D-II

80-90

d. D-III/Sarmud

40-50

Peserta program yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik sesuai dengan
program studi yang akan ditempuh pada program ini, pengakuannya dilakukan
secara utuh sesuai dengan sks yang telah ditempuh dan memiliki kewajiban
menempuh sejumlah sks yang telah ditetapkan, sebelum diperhitungkan dengan
hasil PPKHB

Beberapa ketetapan yang harus diperhatikan dalam


menilai sub-komponen Kualifikasi Akademik

Lulusan D-I, D-II, dan D-III/Sarmud wajib berasal dari LPTK dan/atau PT yang
Prodinya terakreditasi dan/atau memiliki izin penyelenggaraan dari Ditjen Dikti.
Jika tidak ada izin atau legalitasnya tidak jelas, maka tidak dapat diakui
(disetarakan dengan lulusan SLTA).

Penetapan mata kuliah (MK) yang diakui disesuaikan dengan daftar MK yang
ada pada ijazah/transkrip nilai dengan daftar MK yang ada di dalam Kurikulum
Prodi. Untuk mata kuliah yang berbeda namanya tetapi karakteristik dan
isinya sama/ekuivalen dapat dilakukan konversi sesuai pertimbangan
(judgement) Prodi.

Peserta yang berasal dari program D-II di lingkungan Depag yang akan
melanjutkan studi ke Program S-1 PGSD wajib mengambil MK aanvullen.
Jika Program D-II tersebut tidak memiliki izin atau legalitas tidak jelas, maka
tidak dapat diakui (disetarakan dengan lulusan SLTA).

Peserta program berkualifikasi akademik yang berbeda dengan Prodi yang


akan ditempuh pada Program Sarjana (S-1), maka yang diakui adalah MK
yang relevan dengan Prodi yang akan ditempuh tersebut.

Contoh:
Guru yang telah mengampu Mata Pelajaran Matematika minimum selama
lima tahun, tetapi tidak berkualifikasi akademik Prodi Pendidikan
Matematika. Apabila guru yang bersangkutan akan mengambil Prodi
Pendidikan Matematika, maka yang diakui adalah MK yang relevan dengan
Kurikulum Prodi yang akan ditempuh.

Lulusan Diploma Nonkependidikan yang akan melanjutkan ke Prodi


Kependidikan, penentuan konversi beban belajar dan mata kuliah yang
wajib ditempuh disesuaikan dan ditetapkan oleh setiap Prodi pada PT
penyelenggara.

Penilaian Pelatihan
Penilaian dilakukan secara parsial untuk setiap pelatihan yang
diikuti. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10).
Jumlah pelatihan yang diajukan tidak dibatasi, tetapi total skor
maksimun untuk sub komponen Pelatihan adalah 200.
Aspek Tingkat Penyelenggaraan dan Lama Pelatihan diberi
skor lebih besar daripada dua aspek lainnya, karena kedua
aspek itu menunjukkan gradasi mutu dan kredibilitas
pelaksanaan pelatihan.
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi
setiap aspek sub-komponen Pelatihan sebagaimana
tercantum pada Tabel 7.
Lihat Tabel 7

Penilaian Pelatihan
Aspek yang Dinilai

Kriteria Penetapan Skor

Skor
Tertinggi

1.Lama pelatihan

Jika lama pelatihan:


a. lebih dari 480 jam diberi skor 5
b. 181-480 jam diberi skor 4
c. 80-180 jam diberi skor 3
d. 30- 80 jam diberi skor 2
e. 8-30 jam diberi skor 1
f. di bawah 8 jam diberi skor 0

1.Relevansi antara
materi pelatihan dan
program studi

a. Relevan diberi skor 1


b. Tidak relevan diberi skor 0

1.Penyelenggara
pelatihan

a. Legal/jelas diberi skor 1


b. Tidak legal diberi skor 0

1.Tingkat pelatihan
(internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/ kota/lokal)

a. Internasional, legal, relevan = 3


b. Nasional, legal, relevan = 2.5
c. Provinsi, legal, relevan = 2
d. Kabupaten, legal, relevan = 1.5
e. Di bawah Kab/Kota legal, relevan = 1

Jumlah Skor Sub-komponen

10

Skor yang
Diperoleh

Penilaian Prestasi Akademik

Penilaian Karya Akademik


Penilaian dilakukan secara parsial untuk setiap jenis
karya akademik yang dibuat. Setiap aspek diberi skor 010 (skor tertinggi = 10).
Jumlah karya akademik tidak dibatasi, tetapi skor
tertinggi untuk sub-komponen ini adalah 200.
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor
tertinggi setiap aspek sub-komponen Karya Akademik
dapat dilihat pada Tabel 8 (a-g).

Lihat Tabel 8

1. Buku/Modul/Diktat
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Buku/modul ber ISBN
Buku/modul tak ber-ISBN
Diktat yang dipublikasikan di lingkungan sekolah
Tingkat (internasional/nasional/provinsi/
kabupaten/kota/lokal)

2. Tulisan/Artikel
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Dimuat dalam jurnal terakreditasi
Dimuat dalam jurnal belum terakreditasi tetapi ber-ISSN
Dimuat dalam jurnal biasa/tidak ber-ISSN
Tingkat (internasional/nasional/provinsi/
kabupaten/kota/lokal)

3. Media/Alat Pembelajaran
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Multimedia
Media/alat peraga tiga dimensi
Media/alat peraga dua dimensi
Status pembuat media/alat pembelajaran
Karya madiri
Ketua kelompok
Anggota kelompok
4. Karya Penelitian (Termasuk PTK)
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Peneliti mandiri
Ketua dalam penelitian kelompok
Anggota dalam penelitian kelompok
5. Karya Teknologi dan Karya Seni
Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu
Kategori :
Karya mandiri
Ketua dalam pembuatan karya kelompok
Anggota dalam pembuatan karya kelompok

6. Model Pembelajaran Inovatif


Relevansi

dengan mata pelajaran yang diampu

Kategori

:
Karya mandiri
Ketua dalam pembuatan model
Anggota dalam pembuatan model

7. Penelaah/Penyunting Buku dan Penulis Soal


(Ebtanas/UN/UASDA)
Relevansi
Kategori

dengan mata pelajaran yang diampu

Sebagai ketua/penanggungjawab
Sebagai anggota
Tingkat

(Nasional, Provinsi, Kabupaten/kota, Lokal

Penilaian Juara Lomba


Penilaian untuk setiap jenis lomba yang diikuti dilakukan
secara parsial. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor
tertinggi = 10).
Jumlah kejuaraan lomba yang diperoleh maksimum 10
jenis lomba terbaik dan skor tertinggi untuk subkomponen Juara Lomba adalah 100
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor
tertinggi untuk sub-komponen Juara Lomba dapat dilihat
pada Tabel 9.

Lihat Tabel 9

Relevansi dengan mata pelajaran yang diampu


Legalitas penyelenggara lomba
Kategori juara:

Juara
Juara
Juara
Juara

I
II
III
harapan

Tingkat penyelenggaraan

Internasional
Nasional
Provinsi
Kabupaten/Kota
Lokal (di bawah Kab/Kota)

Penilaian Juara Lomba


Aspek yang Dinilai

Kriteria Penetapan Skor


Relevan: diberi skor 2
Tidak relevan: diberi skor 0

Skor
Tertinggi

1.Relevansi bidang studi yang


diampu

a.
b.

1.Penyelenggara lomba

a. Legal : diberi skor 1


b. Tidak legal: diberi skor 0

1.Kategori (juara I, juara II, juara III,


juara harapan)

a. Juara 1: diberi skor 4


b. uara 2: diberi skor 3
c. Juara 3: diberi skor 2
d. Juara harapan: diberi skor 1

1.Tingkat (internasional/
nasional/provinsi/kabupaten/
kota/lokal)

a. Internasional: diberi skor 3


b. Nasional: diberi skor 2.5
c. Provinsi: diberi skor 2
d. Kabupaten/Kota: diberi skor 1.5
e. Di bawah Kab/Kota : diberi skor 1

Jumlah Skor Sub-komponen

Catatan:
Kejuaraan yang tidak relevan dan tidak jelas tidak diakui.

10

Skor yang
Diperoleh

Penilaian Pembimbingan kepada Teman


Sejawat/Siswa
Penilaian dilakukan secara parsial untuk setiap
pembimbingan. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor
tertinggi setiap pembimbingan = 10).
Jumlah pembimbingan tidak dibatasi, tetapi skor
tertinggi untuk sub-komponen ini adalah 100.
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor
tertinggi untuk sub-komponen Pembimbingan
sebagaimana tercantum pada Tabel 10.

Lihat Tabel 10

Relevansi dengan mata pelajaran yang


diampu
Lama pembimbingan :
Pembimbingan untuk kejuaraan (per bulan)
Pembimbingan untuk pelatihan (per hari)

Prestasi yang dibimbing

Juara
Juara
Juara
Juara

I
II
III
harapan

Tingkat penyelenggaraan
Internasional, Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lokal

Penilaian Pembimbingan kepada


Teman Sejawat/Siswa
Aspek yang Dinilai
1.Relevansi bidang studi yang
diampu

1.Lama pembimbingan

Kriteria Penetapan Skor


a.Relevan: diberi
skor 1
b.Tidak relevan:
diberi skor 0

Pembimbingan pelatihan/ pemberdayaan


guru:
a.Lebih dari sehari: diberi skor 2
b.Kurang dari sehari: diberi skor 1

1.Tingkat (internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/kota/lokal)

Pembimbingan kejuaraan:
a.Lebih dari satu bulan: diberi skor 2
b.Kurang dari satu bulan: diberi skor 1

1.Prestasi yang dibimbing

Skor
Tertinggi

Jika (bentuk kejuaraan):


a. Juara 1: diberi skor 4
b. Juara 2: diberi skor 3
c. Juara 3: diberi skor 2
d. Juara harapan: diberi skor 1

a. Internasional : diberi skor 3


b. Nasional: diberi skor 2.5
c. Provinsi: diberi skor 2
d. Kabupaten/Kota: diberi skor 1.5
e. Di bawah Kab/Kota : diberi skor 1

Jumlah Skor Sub-komponen

10

Skor yang
Diperoleh

Penilaian Peranserta dalam Forum Ilmiah


Penilaian dilakukan secara parsial terhadap setiap
peranserta dalam forum Ilmiah yang diikuti. Setiap aspek
diberi skor 0-10 (skor tertinggi setiap peranserta = 10).
Jumlah peranserta dalam kegiatan forum ilmiah tidak
dibatasi, tetapi skor tertinggi untuk sub-komponen ini
adalah 100.
Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor
tertinggi untuk sub-komponen peranserta dalam forum
ilmiah dijelaskan pada Tabel 11.

Lihat Tabel 11

Relevansi dengan mata pelajaran yang


diampu
Peran dalam forum ilmiah:
Penyaji makalah
Peserta
Legalita lembaga penyelenggara
Tingkat penyelenggaraan
Internasional, Nasional, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Lokal

Penilaian Peranserta dalam Forum Ilmiah


Aspek yang Dinilai

Kriteria Penetapan Skor

Skor
Tertinggi

1.Relevansi bidang studi yang


diampu

a. Relevan diberi skor 2,


b. Serumpun diberi skor 1,
c. Tidak relevan diberi skor 0.

1.Peran (pemakalah, peserta)

a. Pemakalah: diberi skor 3


b. Peserta: diber1 skor 1

1.Penyelenggara

a. Legal: diberi skor 2,


b. Tidak legal: diberi skor 0

1.Tingkat (internasional/
nasional/provinsi/
kabupaten/kota/ local)

a. Internasional : diberi skor 3


b. Nasional: diberi skor 2,5
c. Provinsi: diberi skor 2
d. Kabupaten/Kota: diberi skor 1,5
e. Di bawah Kab/Kota : diberi skor 1

Jumlah Skor sub-komponen

10

Skor yang
Diperoleh

Rekapitulasi dan Penghitungan Hasil Penilaian

Setiap komponen portofolio yang telah diberi skor direkap dan dihitung
sesuai dengan tatacara penghitungan yang ditetapkan oleh PT
penyelenggara untuk memperoleh Jumlah Skor PPKHB yang kemudian
dikonversikan ke dalam sks.

Contoh:
Sub-komponen Pengalaman Kerja dan RPP masing-masing diberi
bobot 10, karena skor pada kedua sub-komponen tersebut merupakan
fixed value yang skor maksimumnya hanya 10.
Sub-komponen lainnya, kecuali kualifikasi akademik, masing-masing
diberi bobot satu karena bukan merupakan fixed value. Skor-skor
subkomponen ini bisa mencapai maksimum sebesar 100 atau 200.

Rekapitulasi hasil penilaian dan penghitungan portofolio PPKHB dapat


menggunakan format pada Tabel 12.

Lihat Tabel 12

Komponen

Sub-komponen
1

A.
Pengalama 2
n Kerja
3
1
2

Pengalaman/lama
Mengajar
Rencana Pembelajaran
(RPP)
Penghargaan yang
Relevan
Kualifikasi Akademik *)
Pelatihan

Skor Sub Bobot Sub


Komponen Komponen

Skor
Terbobot

Skor
Tertinggi

10

100

10

100

100

200

a. Karya Akademik

200

b. Juara Lomba

100

c. Pembimbingan
Teman Sejawat
dan/atau Siswa

100

d. Peranserta dalam
Forum Ilmiah

100

Prestasi Akademik
B. Hasil
Belajar

Jumlah Skor PPKHB

1.000

Prosedur Penghitungan Beban Studi

Jumlah skor dari setiap sub-komponen merupakan jumlah skor PPKHB


yang akan dikonversikan ke sks (perhatikan Tabel 12).

Skor dari setiap sub-komponen dikalikan dengan bobot tertentu


sehingga menjadi skor terbobot ( weighted score), kemudian skor-skor
terbobot untuk setiap sub-komponen dijumlahkan menjadi Jumlah Skor
PPKHB.

Mengkonversi Skor PPKHB ke dalam sks lihat rumus !

Menghitung sks Pengurang Beban Studi lihat rumus !

Menentukan Jumlah Beban Studi yang Harus Ditempuh lihat rumus !

Jumlah sks yang diakui kemudian dikonversikan ke dalam sks dari


mata-mata kuliah yang diakui (dibebaskan), sehingga diperoleh jumlah
sks dan mata-mata kuliah yang harus ditempuh peserta program.

Penetapan mata kuliah yang diakui (dibebaskan) dilakukan oleh program


studi dan ditetapkan dengan SK Dekan pada PT penyelenggara.

Lihat Tabel 12

Mengkonversi Skor PPKHB ke dalam sks


Konversi jumlah skor PPKHB ke dalam sks merupakan jumlah skor PPKHB dibagi 1000 dikalikan
dengan pengakuan maksimum beban studi D-II yang rumusnya sebagai berikut.

A =

Jumlah Skor PPKHB


1000

Pengakuan Maksimum
Beban Studi D-II

Keterangan: A = Jumlah sks hasil konversi skor PPKHB


Pada rumus di atas pengali dipilih Pengakuan Maksimum Beban Studi D-II,
dengan pertimbangan bahwa guru yang belum S-1 sebagian besar adalah
guru SD yang berkualifikasi akademik D-II
Kembali

Menghitung sks Pengurang Beban Studi

Penghitungan sks pengurang beban studi dilakukan dengan cara


menjumlahkan sks hasil konversi skor PPKHB dengan pengakuan
sks berdasarkan kualifikasi akademik dengan rumus sebagai
berikut.

B=A+C
Keterangan:
A = Jumlah sks hasil konversi skor PPKHB
B = sks pengurang beban studi
C = Pengakuan sks berdasarkan kualifikasi akademik (berdasarkan Tabel 6)

Kembali

Lihat Tabel 6

Menentukan Jumlah Beban Studi yang Harus Ditempuh

Penentuan jumlah sks yang harus ditempuh peserta program


dilakukan dengan cara mengurangkan jumlah sks (beban studi yang
harus ditempuh) berdasarkan kurikulum program studi PT
penyelenggara dengan jumlah sks pengurang beban studi dengan
rumus sebagai berikut.

E=DB
Keterangan:
B = Jumlah sks pengurang beban studi
D = Jumlah sks yang harus ditempuh berdasarkan kurikulum PT
E = Jumlah sks yang harus ditempuh peserta program
Pengakuan beban studi (sks) maksimum yang dapat diakui
ditetapkan berdasarkan Tabel 13.
Kembali

Lihat Tabel 13

Penilaian Kualifikasi Akademik


Beban Studi
tanpa PPKHB

PPKHB yang
dapat diakui
maksimum 65%
dari jumlah sks
yang wajib
ditempuh

Jumlah sks
minimum 35%
yang wajib
ditempuh

144--160

93--104

51--56

b. D-I

110--120

71--78

39--42

c. D-II

80--90

52--58

28--32

40--50

26--32

14--18

Latar Belakang
Pendidikan

a.
sederajat

d.
Muda

SLTA

D-III/Sarjana

Catatan:

Apabila hasil perhitungan beban studi yang harus ditempuh lebih


kecil dari beban studi yang seharusnya (35%), maka berdasarkan
PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, peserta program harus
menempuh perkuliahan tidak kurang dari 35% atau pengakuannya
tidak lebih dari 65%, seperti pada Tabel 13.

Jika PT penyelenggara menetapkan beban studi yang harus


ditempuh berdasarkan batas bawah interval, misalnya untuk D-II
adalah 80 sks, maka penentuan maksimum hasil PPKHB yang
dapat diakui dihitung berdasarkan batas bawah interval beban studi
tersebut, yaitu: 65% x 80 sks = 52 sks. Jadi, sks minimum yang
harus ditempuh oleh peserta program adalah: 80 sks - 52 sks = 28
sks.

Contoh Kasus 1:
Menentukan Jumlah sks yang Harus Ditempuh Lulusan

D-III

Peserta program lulusan D-III, misalkan memperoleh Jumlah Skor PPKHB


600 dan memperoleh pengakuan sks dari sub-komponen Kualifikasi
Akademik sebanyak 106 sks (ditentukan berdasarkan penetapan PT
penyelenggara pada Tabel 6). Beban studi (sks) yang harus ditempuh
berdasarkan kurikulum Prodi di PT penyelenggara tersebut adalah 144 sks.
Penghitungan beban studi yang harus ditempuh peserta program tersebut
dilakukan penghitungan sebagai berikut.

A = 600/1000 x 58 = 34,8 dibulatkan 35


B = 35 + 106 = 141
E = 144 141 = 3
Berdasarkan perhitungan di atas, peserta program seharusnya menempuh
beban studi 3 sks, tetapi berdasarkan PP Nomor 74/2008, beban studi
minimum adalah 14 sks (Tabel 13). Dengan demikian yang bersangkutan
tetap harus menempuh beban studi sebanyak 14 sks ( 35% x 40 sks = 14
sks). LIHAT TABEL 13

Komponen

Sub-komponen
1

A.
Pengalama 2
n Kerja
3
1
2

Pengalaman/lama
Mengajar
Rencana Pembelajaran
(RPP)
Penghargaan yang
Relevan
Kualifikasi Akademik *)
Pelatihan

Skor Sub Bobot Sub


Komponen Komponen

Skor
Terbobot

Skor
Tertinggi

10

10

100

100

10

10

100

100

50

50

100

100

100

200

100

100

200

b. Juara Lomba

50

50

100

c. Pembimbingan
Teman Sejawat
dan/atau Siswa

50

50

100

d. Peranserta dalam
Forum Ilmiah

50

50

100

600

1.000

Prestasi Akademik
a. Karya Akademik

B. Hasil
Belajar

Jumlah Skor PPKHB

Contoh Kasus 2 :
Menentukan Jumlah sks yang Harus Ditempuh Lulusan

D-II

Peserta program yang berlatar belakang kualifikasi akademik D-II dari PT


yang berijin, misalkan memperoleh Jumlah Skor PPKHB 1000 dan
memperoleh pengakuan sks dari sub-komponen Kualifikasi Akademik
sebanyak 80 sks (ditentukan berdasarkan penetapan PT penyelenggara
pada Tabel 6). Beban studi (sks) yang harus ditempuh berdasarkan
kurikulum di PT penyelenggara tersebut adalah 144 sks. Maka
penghitungan beban studi yang harus ditempuh peserta program tersebut
dilakukan dengan penghitungan sebagai berikut.
A = 1000/1000 x 58 = 58
B = 58 + 80 = 138
E = 144 138 = 6
Berdasarkan perhitungan di atas, peserta program seharusnya menempuh
beban studi 6 sks, tetapi berdasarkan PP nomor 74/2008, beban studi
minimum adalah 28 sks (Tabel 13). Dengan demikian yang bersangkutan
tetap harus menempuh beban studi sebanyak 28 sks ( 35% x 80 sks = 28
sks). LIHAT TABEL 13

Beban Studi Mahasiswa yang Studi Lanjut


Jumlah sks yang harus ditempuh sesuai latar belakang kualifikasi akademik
sebelumnya berdasarkan Kepmendiknas Nomor 232/U/2000

Latar Belakang Pendidikan


a. SLTA sederajat

Beban Studi tanpa PPKHB


144-160

b. D-I

110-120

c. D-II

80-90

d. D-III/Sarmud

40-50

Peserta program yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik sesuai dengan
program studi yang akan ditempuh pada program ini, pengakuannya dilakukan
secara utuh sesuai dengan sks yang telah ditempuh dan memiliki kewajiban
menempuh sejumlah sks yang telah ditetapkan, sebelum diperhitungkan dengan
hasil PPKHB

Penetapan Hasil Studi ke dalam


Transkrip Nilai/Hasil Studi Akhir

Hasil studi peserta program yang telah ditempuh selama mengikuti


Program ini dinyatakan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir,
sebagai bukti penguasaan kompetensi keguruan pada masingmasing Prodi.

Transkrip nilai/hasil studi akhir tersebut menggambarkan: (1)


identitas PT penyelenggara, (2) program studi yang ditempuh, (3)
nama dan NIM peserta program, (4) nomor, kode dan nama mata
kuliah, (5) jumlah sks dan nilai masing-masing mata kuliah, (6)
jumlah sks keseluruhan yang ditempuh, (7) indeks prestasi
kumulatif (IPK) dan nilai yudisiumnya, (8) keterangan mengenai
sejumlah mata kuliah yang ditempuh melalui penilaian portofolio
PPKHB.

Transkrip nilai/hasil studi akhir ini ditandatangani oleh pejabat yang


berwenang pada PT penyelenggara.

Cara mendeskripsikan hasil studi peserta program ke


dalam transkrip nilai/hasil studi akhir

Alternatif 1
Semua nama MK dan bobot sks-nya, baik yang wajib ditempuh
peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya,
maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB
dicantumkan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir.
Untuk MK yang wajib ditempuh dicantumkan nilai akhirnya,
sedangkan MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB
diberi tanda khusus, bobot sks-nya tetap dicantumkan namun
tidak diberi nilai MK.
Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari sejumlah
MK yang ditetapkan harus ditempuh peserta program dan tidak
termasuk MK yang diperoleh melalui penilaian portofolio PPKHB.

Lihat Contoh
Transkrip Nilai

Alternatif 2
Semua nama MK, bobot sks, dan nilai MK, baik yang wajib
ditempuh peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik
sebelumnya, maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio
PPKHB dicantumkan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir.
Nilai MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB
ditetapkan berdasarkan nilai standar kelulusan MK (passing
grade) oleh program studi.
Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari seluruh
MK, baik yang wajib ditempuh peserta program sesuai dengan
kualifikasi akademik sebelumnya, maupun MK yang diakui
melalui penilaian portofolio PPKHB berdasarkan ketentuan yang
berlaku di PT penyelenggara.

Alternatif 3
Sama dengan alternatif kedua, namun MK yang diakui
melalui penilaian portofolio PPKHB diberi nilai
berdasarkan hasil tes komprehensif secara tertulis yang
dilakukan oleh Prodi sesuai dengan MK yang diakui
berdasarkan konversi PPKHB ke dalam beban studi (sks).
Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari
seluruh MK, baik baik yang wajib ditempuh peserta
program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya,
maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio
PPKHB berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT
penyelenggara.

Format transkrip nilai/hasil studi akhir


untuk alternatif 2 dan 3 diserahkan
sepenuhnya kepada PT penyelenggara
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
Contoh SK Dekan
Contoh Lampiran SK Dekan

Sampul (Cover)
Berisi tentang (a) Judul/tajuk; (b) Identitas peserta yang
mengusulkan termasuk NIP untuk yang PNS atau NIK untuk
yang pegawai non PNS; dan (c) Nama sekolah tempat peserta
bekerja.

Identitas Peserta
Identitas peserta program yang disusun dengan menggunakan
format isian yang telah ditetapkan.

Format dan Daftar Bukti Fisik

Untuk memudahkan penilaian portofolio PPKHB oleh PT


Penyelenggara, dokumen portofolio yang disusun oleh peserta
program sebaiknya dilakukan dengan menggunakan format-format
yang disediakan dan dilampiri bukti fisik yang mendukung.

Surat Pernyataan

MEKANISME PENGAJUAN PPKHB

Guru mengumpulkan dokumen sebagai bukti fisik PPKHB.


Guru menyusun portofolio dengan mengisi borang portofolio PPKHB.
Portofolio ditandatangani guru yang bersangkutan, disahkan kepala sekolah
atau ketua yayasan dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Provinsi untuk guru
SLB atau Dinas Kabupaten/Kota/UPTD Kecamatan untuk guru selain guru
SLB.
Guru menyampaikan portofolio PPKHB kepada LPTK penyelenggara.
LPTK penyelenggara menetapkan tim penilai portofolio PPKHB.
Penilaian portofolio PPKHB oleh LPTK penyelenggara.
Penilai merekap hasil penilaian portofolio PPKHB.
Penilai menghitung sks yang diakui melalui PPKHB
Program studi mengkonversikan sks PPKHB ke dalam sks mata kuliah yang
diakui (dibebaskan).
Program studi menetapkan mata kuliah yang diakui melalui PPKHB dan beban
studi (sks) serta mata kuliah yang harus ditempuh peserta program.
Dekan Fakultas PT penyelenggara membuat Surat Keputusan (SK) penetapan
mata kuliah yang diakui melalui PPKHB dan beban studi (sks) serta mata
kuliah yang harus ditempuh peserta program.
Penyampaian SK Dekan kepada pihak .

PIHAK YANG TERLIBAT


Pihak-pihak yang diharapkan turut berpartisipasi
dalam penyelenggaraan Program S-1 Kependidikan
bagi Guru dalam Jabatan dan pemberlakuan PPKHB
adalah:

1. Guru dalam Jabatan


2. Pem. Provinsi dan Kab/Kota (Dinas
Pend, BKD, Bapeprov/Bapekab/Bapeko)
3. LPTK Penyelenggara
4. Direktorat Jenderal PMPTK
5. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai