Abstract: The main problem in design of building structure on soft soil is very big degradation. One
of the alternative to reduce the degradation is to reduce the building weight by using lighter
materials both for the upper structure and under structure on hoard. In this problem, light material of
styrofoam is used as concrete mixture and as filler subtance for hoard. The percentage of styrofoam
to concrete used in this research are 40 %, 60 %, 80 % and 100 % of the mix concrete. The
deformation pattern due to the building weight is analized using Plaxis software version 7.0 with
modeling of Mohr-Coulomb soil on three conditions of soil water face, that are water face deeply
located, in base of raft footing, and in ground surface. The result of this research shows the higher
building total weight, the higher vertical and horisontal transferring. For 100% styrofoam arise
contrarily vertical transferring with the other hoard because of building total weight is smaller than
the weight of dig ground in 2.45 meter depth.
Keywords: raft footing, styrofoam, deformation
Abstrak: Permasalahan utama dalam perancangan struktur bangunan di atas tanah lunak adalah
penurunan yang cukup besar. Salah satu alternatif untuk mereduksi penurunan yang terjadi yaitu
mereduksi berat bangunan, antara lain menggunakan material yang lebih ringan baik pada struktur
bagian atas maupun pada timbunan. Dalam masalah ini, material ringan yang digunakan adalah
styrofoam yang digunakan sebagai campuran beton maupun sebagai bahan pengisi untuk
timbunan. Penelitian ini menggunakan beton styrofoam dengan persentase styrofoam 40 %, 60 %,
80 % dan 100 % dari campuran beton. Pola deformasi akibat berat bangunan tersebut dianalisis
menggunakan software Plaxis versi 7,0 dengan pemodelan tanah Mohr-Coulomb pada tiga kondisi
muka air tanah yaitu muka air terletak sangat dalam, di dasar fondasi tipe raft footing dan di
permukaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar total berat bangunan maka
semakin besar perpindahan vertikal dan horisontal yang terjadi. Untuk beton styrofoam dengan
persentase styrofoam 100% terjadi perpindahan vertikal yang berlawanan arah dengan bahan
timbunan lainnya yang disebabkan total berat bangunannya lebih kecil daripada berat tanah galian
sedalam 2,45 meter.
Kata Kunci: raft footing, styrofoam, deformasi
PENDAHULUAN
memungkinkan
terjadinya
penurunan
yang
mempunyai
sifat
compressible,
sehingga
Analisis Deformasi Dua Dimensi pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan. Irdhiani
kg/m .
(1987)
memberikan
batasan
beton
ringan
3
komputer Plaxis.
Berat volume
3
(t/m )
Material
1.
Pasir
1,8 2,2
2.
Tanah kohesif
1,6 1,9
3.
Kayu (kordurol)
0,7 (a)
dapat
4.
5.
Batu apung
telah ditentukan.
6.
Ampas gergaji
1 (perkiraan)
7.
1 (perkiraan)
TINJAUAN PUSTAKA
8.
9.
sehingga
jumlah
bangunan
tanah
lunak
dipengaruhi
oleh
berat
10.
1,09
0,8 (c)
0,02 -0,04
0,5 1,5
Keterangan:
tanah
dapat
dikurangi
dengan
Styrofoam
ringan
menggunakan
material
yang
lebih
pada Tabel 1.
Beton Ringan
Menurut Murdock (1986), berat volume
beton ringan berkisar antara 1360 sampai 1840
Penggabungan
acak
benzena
lurus,
sebagai
hasilnya
polyester
dapat
kg/m
10 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 Januari 2007, hal: 9 - 19
Sumbu global
Titik nodal
2. Menetapkan
digunakan
dan
deformasi
dasar
di
hingga
dan
merupakan
dan
Vermeer,
1998).
Metode
dengan
derajat
pendekatan
(approximate
penjabaran
yang
functions)
komponenkomponen
tanah
metode
fungsi
kebebasan
tak
n
u = a i i (x, y, z )
i=1
n
v = b i i (x, y, z )
i=1
.... (1)
n
w = c i i (x, y, z )
i=1
dengan:
a1, b1, c1 = 3n parameter independen linier
yang harus ditetapkan,
u, v, w
= komponen displacement searah
x, y, dan z,
1, 1, 1 = fungsi menerus dari koordinat
x, y, dan z.
y
Y
vk
uk
Sumbu global
Z
Beberapa
langkah
yang
dapat
e
vj
vi
i
ui
uj
2001) yaitu:
1. Pembagian (discretizing) struktur menjadi
elemenelemen
(nyata
atau
imajiner)
{ d } (ge )
untuk
setiap
elemen
diperoleh
struktur
persamaan
dalam
ke-
koordinat
global, yaitu:
Analisis Deformasi Dua Dimensi pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan. Irdhiani
11
[ K ] { d} = {P }
..... (2)
2. Bagian
ujung
(depan
dan
belakang)
z = 0 , xz = 0 dan yz = 0,
berupa
perpindahan
titik
(nodal
3. Komponen perpindahan arah sumbu x dan
displacements),
5. Penghitungan
dengan:
besarnya
tegangan,
{ } = [ E ]{ }
(e )
= [ E ][ B ] { d } .. (3)
dengan:
{}
[E]
5. persamaan
= tegangan
= modulus elastisitas
tegangan-regangan
(stress-
strain adalah:
(1 )
xx
0
E
(
)
0
yy =
(1 + ) (1 2 )
xy
1 2
0
0
2
= [E ] {}
x
y
xy
.... (4)
dengan:
(embankment),
xx
yy
xy
berkaitan
strain
dengan
dalam
tersebut
memenuhi
timbunan
penyelesaian
karena
beberapa
pesyaratan
model
permasalahan
kondisi
yang
plane
strain
xy
E
= Poissons ratio
{ } = vektor regangan
dimensi lintang),
12 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 Januari 2007, hal: 9 - 19
numeris
dan
pengaruh
waktu.
Plaxis
memberikan
adalah
gedung
Fakultas
Hukum
dalam
1998).
beberapa
pilihan
model
konstitutif
diperoleh
dari
parameter
tes
pada
(modulus
tanah
uji
elastisitas)
yaitu
dan
beam. Parameter
Poissons ratio.
digunakan
sebagai
bahan
pengganti
Data
penelitian
Data penelitian yang digunakan sebagai
Wijaya
(2005).
Adapun
hasil
kx
wet
3
10,97
10,81
(kN/m )
16,62
16,51
ky
(m/hr)
E
2
(m/hr)
-5
2,53147 x 10
-4
1,20663 x 10
(kN/m )
Clay 4
11,91
17,18
1,20663 x 10
()
0,3
15,67
7,50
2000
0,3
4,17
5,08
-4
2200
0,3
7,25
6,10
-4
2200
0,3
7,25
6,10
1,20663 x 10
1,20663 x 10
1,20663 x 10
()
2000
-4
17,18
-4
2,53147 x 10
1,20663 x 10
11,91
-5
-4
Clay 3
Analisis Deformasi Dua Dimensi pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan. Irdhiani
13
Gambar 3. Denah Fondasi Gedung Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Raft footing
Normal stiffness
Flexural rigidity
(EA)
(EI)
kN/m
kN.m /m
337238045,0592
44656493,5090
Weight (W)
(m)
(kN/m/m)
1,261
4,8
0,15
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Berat Beton dengan Semen Portland Tipe I 250 kg/m (Wijaya, 2005)
Variasi
Adukan
Perbandingan
Volume Bahan
Nilai fas
Styrofoam
tinggi
Pasir
Direndam
Tidak Direndam
0,425
100 %
0%
391
321
II
0,500
80 %
20 %
817
758
III
0,700
60 %
40 %
1239
1157
IV
0,875
40 %
60 %
1568
1454
timbunan
3,35
dan
berat
ringan
yang
berfungsi
untuk
dengan
antara
tekanan
akibat
penggalian
14 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 Januari 2007, hal: 9 - 19
Structural
m.
muka
air
terletak
di
permukaan
Analysis
Program
(SAP
2000)
tanah
Alat
Satu set perangkat keras (hardware)
berupa komputer Pentium IV dengan memori
digunakan
untuk
analisis
deformasi
dan
Tabel 5. Total Berat Bangunan untuk Muka Air Terletak Sangat Dalam
dan Muka Air Terletak di Dasar Fondasi
Berat lantai 2, lantai 3 dan atap hasil analisis SAP 2000 (a)
Berat lantai satu di atas timbunan (b)
Tanah & sirtu
(kN/m )
Styrofoam
100 %
80 %
60 %
40 %
Styrofoam
100 %
80 %
60 %
40 %
26,706
5,504
65,611
23,317
35,379
46,392
54,589
40,670
57,151
14,858
26,919
37,932
46,130
Tabel 6. Total Berat Bangunan untuk Muka Air Terletak di Permukaan Tanah
Berat lantai 2, lantai 3 dan atap hasil analisis SAP 2000 (a)
Berat lantai satu di atas timbunan (b)
Tanah & sirtu
100 %
(kN/m )
Styrofoam
80 %
60 %
40 %
26,706
5,504
65,611
25,249
37,007
48,655
57,736
40,670
24,500
32,651
Styrofoam
-7,710
80 %
4,048
60 %
40 %
15,696
24,776
Analisis Deformasi Dua Dimensi pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan. Irdhiani
15
Prosedur Penelitian
Deformasi
ditinjau
Kemampuan
berupa
memikul
beban
sebagai berikut:
karakterisitik
1.
elastisitas,
gambar
sesuai
2.
Jika
program
kondisi
mempunyai
tanah
nilai
Plaxis
dasar
properties
fondasi
bervariasi,
terjadi
dalam
dalam
yang
tanah
alami
yang
dipengaruhi
oleh
dimilikinya
yaitu
permeabilitas
dan
kekakuan,
Perpindahan
4.
5.
Mohr-Coulomb,
parameter
yang
bangunan
yang
vertikal
bekerja
akibat
beban
dengan
bahan
beton
styrofoam
dengan
persentase
d, w, dan ,
arah horisontal.
m,
6.
dalam
kan
dengan
generate
7.
bentuk
didasarkan
berturut-turut
sebesar
-0,23683;
struktur.
Proses
pada
prinsip
berturut-turut
sebesar
-0,23999;
-0,16452;
berturut-turut
sebesar
16 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 Januari 2007, hal: 9 - 19
-0,14136;
-0,09075;
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0,15
0,1
0,05
0
-0,05
-0,1
-0,15
-0,2
-0,25
-0,3
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0,15
0,1
0,05
0
-0,05
-0,1
-0,15
-0,2
-0,25
-0,3
tanah permukaan.
Untuk
styrofoam
dengan
beton
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0,15
0,1
0,05
0
-0,05
-0,1
-0,15
-0,2
-0,25
Pada
persentase
-0,3
100% Styrofoam
60% Styrofoam
40% Styrofoam
beton
styrofoam
styrofoam
dengan
100
dialami
80% Styrofoam
vertikal
dengan
tiga
Analisis Deformasi Dua Dimensi pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan. Irdhiani
17
0,05
0,1
0,15
0
10
20
Kedalaman (m)
30
40
50
60
80
vertikal
pada
beton
0,05
Perpindahan
70
0,1
0,15
0
10
30
40
50
60
20
70
dengan
tanah
yang
digali
80
-0,25
-0,2
-0,15
-0,1
-0,05
0,05
0,1
0,15
kedalaman tersebut.
0
10
30
40
50
Kedalaman (m)
20
PENUTUP
Kesimpulan
60
70
80
(c)
100% Styrofoam
80% Styrofoam
40% Styrofoam
18 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 Januari 2007, hal: 9 - 19
parameter
perlu
diperhatikan
untuk
diskretisasi
creep
mencapai
material
model
hasil
perlu
yang
lebih
dilakukan
analisis
yang
tinggi,
untuk
lebih
terjadi
perpindahan
vertikal
untuk
pengembangan
Saran
bahan
DAFTAR PUSTAKA
uji
laboratorium
di
dalam
lapangan
dan
menghasilkan
di
nilai
Analisis Deformasi Dua Dimensi pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan. Irdhiani
19
20 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 Januari 2007, hal: 9 - 19