Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang terjadi pada bagian mulut rahim
atau sering disebut kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus
(HPV) tipe 16 dan 18. Human Papilloma Virus (HPV) adalah sekelompok virus yang
terdiri lebih dari 150 tipe virus yang berhubungan. Mereka disebut Papillomavirus
karena jenis tertentu juga dapat menyebabkan kutil kelamin atau papilloma.
Secara umum cara yang paling efektif untuk mengurangi resiko yaitu dengan cara
menekan laju virus, tidak melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan karena penyakit ini termasuk salah satu penyakit menular seksual.
Kemudian pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat,
deteksi dini melalui skrining dan papsmear. Selain itu metode pencegahan kanker
servik yang paling penting yaitu dengan melakukan vaksinasi HPV. Saat ini The Food
and Drug Administration (FDA) telah menyetujui dua vaksin untuk mencegah infeksi
HPV yaitu Gardasil dan Cervarix.
Kedua vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang
menyebabkan sekitar 70 persen kanker serviks dan kanker anal. Gardasil juga
mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan 90 persen penyakit kutil
pada kelamin.
A. Vaksin HPV gardasil
Vaksin Gardasil yaitu vaksin yang diproduksi oleh Merck & Co., Inc. Vaksin ini juga
disebut Quadrivalent yang berfungsi untuk melindungi terhadap empat jenis tipe HPV
yaitu 6, 11, 16, dan 18. Gardasil diberikan melalui serangkaian tiga suntikan ke
dalam jaringan otot selama 6 bulan. FDA telah menyetujui Gardasil untuk digunakan
pada perempuan untuk pencegahan kanker seviks, vulva dan kanker vagina yang
disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.
Selain pada wanita, vaksin ini juga dianjurkan untuk digunakan pada laki-laki untuk
pencegahan kanker dubur dan lesi prakanker dubur yang disebabkan oleh HPV tipe
16 dan 18. Selain itu Gardasil juga terbukti untuk pencegahan kutil kelamin yang
disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Vaksin ini lebih efektif diberikan usia 9 sampai
26 tahun.
B. Vaksin Cervarix
Vaksin Cervarix adalah vaksin yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK). Sering
juga disebut Bivalen karena target vaksin hanya dua jenis HPV yaitu tipe 16 dan 18.
Vaksin ini juga diberikan dalam tiga dosis selama 6 bulan. Cervarix diberikan
digunakan pada usia perempuan 9 - 25 tahun hanya untuk pencegahan kanker serviks
disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.
Vaksin HPV bekerja seperti imunisasi lain. Para peneliti berhipotesis bahwa
komponen permukaan yang unik dari HPV dapat membuat respon antibodi yang
mampu melindungi tubuh terhadap infeksi, dan komponen ini dapat digunakan untuk
membentuk dasar vaksin.
Komponen permukaan HPV dapat berinteraksi satu sama lain untuk membentuk
Virus-Like Partikel (VLP) yang tidak menular, karena mereka tidak memiliki DNA.
Namun, VLP ini dapat menempel pada sel-sel dan merangsang sistem kekebalan
tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat mencegah papillomavirus menginfeksi
sel di masa mendatang.
Meskipun vaksin HPV dapat membantu mencegah infeksi HPV masa depan, mereka
tidak bisa membantu menghilangkan infeksi HPV yang ada. Artinya mereka hanya
berfungsi untuk mecegah terjadinya kanker serviks bukan untuk mengobati.
Gardasil dan Cervarix sangat efektif dalam mencegah infeksi dengan jenis HPV yang
targetkan. Vaksin telah terbukti memberikan perlindungan terhadap penyebab kanker
serviks secara terus-menerus untuk infeksi HPV tipe 16-18 hingga 8 tahun, yang
merupakan waktu maksimum penelitian sejauh ini. Karena vaksin HPV dikeluarkan
pada bulan juni 2006.
Para ilmuan akan terus melanjutkan penelitian untuk mengetahui total durasi waktu
perlindungan yang diberikan oleh kedua vaksin ini. Vaksinasi HPV juga telah terbukti
mencegah perubahan sel serviks prakanker yang disebabkan oleh HPV 16/18. Hasil
ini menunjukkan durasi perlindungan dari vaksin kemungkinan akan bertambah
hingga 4-6 tahun kedepan pada wanita yang tidak terinfeksi HPV pada saat vaksinasi.
Gardasil dan Cervarix dirancang untuk diberikan melalui penyuntikan kedalam
jaringan otot kepada orang-orang dalam tiga dosis/tiga kali pemberian selama 6 bulan
yaitu bulan 0 (dosis pertama/pemberian awal), bulan 1 (sebulan dari pertama) dan
yang terakhir bulan ke 6 dari pemberian pertama kali. Tetapi, sebuah studi baru-baru
ini menunjukkan bahwa perempuan yang hanya menerima dua dosis Cervarix telah
mendapat sama besar perlindungan dari infeksi HPV 16/18 dengan wanita yang
menerima tiga dosis. Namun temuan ini perlu dievaluasi dengan penelitian lebih
lanjut untuk menentukan apakah kurang dari tiga dosis vaksin akan memberikan
durasi perlindungan yang cukup.
Vaksinisasi terbukti bisa mengurangi resiko kanker mulut rahim karena itu vaksinisasi
memiliki potensi untuk mengurangi angka kematian akibat kanker serviks sebanyak
dua - pertiga wanita. Selain itu, pada saat vaksinisasi juga dilakukan skrining dan
papsmear yang merupakan prosedur normal saat pemberian vaksinisasi. Sehingga bisa
mendeteksi atau mengetahui keadaan dan kelainan-kelainan yang mungkin ada pada
tubuh sejak dini. Ini juga merupakan salah satu keuntungan yang bisa menjadi alasan
kenapa harus melakukan vaksin hpv.
Efek samping vaksin HPV yang paling umum yaitu rasa nyeri singkat di tempat
suntikan. Ini merupakan masalah yang biasa terjadi dengan efek samping vaksin
lainnya. Selain itu baru-baru ini ada Sebuah tinjauan dan himbauan keselamatan
terbaru oleh FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merespon
sebuah laporan terhadap efek samping vaksin imunisasi Gardasil kemungkinan ada
sebagian kecil orang yang memiliki tingkat alergi berlebihan terhadap efek samping
vaksin ditakutkan akan terjadinya sinkop atau pingsan sementara waktu.
Kasus pingsan ini pernah terjadi pada beberapa kasus. Namun ini tidak memerlukan