11
Ind
s
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
2009
18 cm x 25 cm
xxii + 143 halaman
ISBN No. 978-979-9254-66-5
KATA PENGANTAR
DEPAR
EM
N
TA
Direktur
Bina Pelayanan Medik Spesialistik,
EN K E SEH
RAL
ENDE EDIK
TUR J
M
DIREK LAYANAN
E
P
BINA
Tim Penyusun
iii
Kontributor :
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................i
Tim Penyusun ............................................................................................iii
Kontributor ..................................................................................................v
Daftar Isi ....................................................................................................vii
Sambutan Menteri Kesehatan....................................................................ix
Sambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik .................................xi
Sambutan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI).....................................................................................................xiii
Sambutan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia (AIPKI)......................xv
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasi
dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ................xvii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
Pendahuluan........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Landasan Hukum ................................................................ 2
C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .................................. 4
D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ................................ 5
E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit
Pendidikan ......................................................................... 5
Standar Rumah Sakit Pendidikan.......................... 7
Penyelenggaraan dan Pengorganisasian............................ 11
Tata Cara Penetapan Rumah Sakit Pendidikan .......... 15
A. Persyaratan ........................................................................ 15
B. Prosedur Pengajuan .......................................................... 15
C. Penilaian Kelayakan ........................................................... 16
D. Sertifikasi............................................................................. 18
Standar Rumah Sakit Pendidikan Utama ............................ 19
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan................... 19
B. Standar Manajemen dan Administrasi ......................20
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik ........................................23
D. Standar Penunjang Pendidikan...........................................24
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas........................ 25
Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi.......... 29
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ........... ...... 29
vii
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
BAB XV
Referensi
viii
BH
INN
E
K A TUNGGAL
A
IK
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ix
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ME
TE
E
R I K S EH
AN
AT
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronic : yanmed@ depkes.go.id,seyanmed@depkes.go.id
INDONESIA
SEHAT
2010
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua atas
ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan. Saya menyambut gembira atas upaya menerbitkan buku ini
yang merupakan penyempurnaan dari Standar Rumah Sakit Pendidikan
yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2005.
Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran
dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan
menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang bermutu,
transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Rumah Sakit Pendidikan dalam
penyelenggaraannya berfungsi ganda, yakni disamping berfungsi
memberikan pelayanan medik kepada masyarakat juga berfungsi sebagai
tempat pembelajaran klinik bagi calon dokter/dokter gigi dan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis untuk meningkatkan kompetensi baik dari segi
keilmuan (knowledge), keahlian (skill) dan profesional attitude. Agar tercapai
tujuan tersebut di atas penyelenggaraan rumah sakit pendidikan harus
memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini
merupakan acuan dalam pelaksanaan Standarisasi, Akreditasi serta
Sertifikasi bagi Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan
Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit dimana masing-masing standar
mengacu kepada standar Pendidikan Kedokteran yang ditetapkan oleh
World Federation of Medical Education (WFME), sehingga dalam
penyelenggaraannya sebagai Rumah Sakit Pendidikan diharapkan dapat
mendukung terlaksananya Standar Pendidikan Kedokteran agar
menghasilkan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis
yang berkualitas dan memiliki daya saing serta dapat memberikan
xi
Juni 2009
T
DEPAR
N
TA
Direktur
Jenderal Bina Pelayanan
E N K E S E HA
Medik
EM
RAL
ENDE EDIK
TUR J
M
DIREK LAYANAN
PE
BINA
Farid W. Husain
NIP. 195003091979121001
xii
SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT kami menyambut
gembira diterbitkannya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah
Sakit Pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan
kedokteran tidak dapat dilepaskan dari masa kepaniteraan dan pengalaman
bekerja di Rumah Sakit sehingga keberadaan Rumah Sakit Pendidikan
merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar dalam pendidikan
kedokteran. Era globalisasi menuntut peningkatan mutu dalam berbagai hal
termasuk dalam bidang pendidikan kedokteran. Mengingat Rumah Sakit
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pendidikan kedokteran maka
Rumah Sakit Pendidikan pun dituntut untuk senantiasa meningkatkan
mutunya antara lain melalui pemenuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang
atas nama Pemerintah telah berkenan menetapkan Pedoman dan Standar
Rumah Sakit Pendidikan. Keberadaan buku ini dapat digunakan sebagai
acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran
dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan diterbitkannya buku ini kami berharap seluruh anggota
Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan yang tertera dalam buku pedoman dan standar ini.
Jakarta,
Juli 2009
xiii
AIPKI
SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN
INDONESIA
Rasa syukur kehadirat Allah SWT patutlah dipanjatkan dengan
terbitnya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit
Pendidikan. Bagi institusi pendidikan dokter, Rumah Sakit Pendidikan
merupakan wahana bagi pelaksanaan tridarma pendidikan tinggi serta
pencapaian kompetensi dokter maupun dokter spesialis. Dengan demikian,
Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan kedokteran. Sejak tahun 2006 KKI telah mensahkan standar
pendidikan profesi dan standar pendidikan kompetensi yang harus
dilaksanakan oleh semua institusi pendidikan dokter di Indonesia dalam
menjalankan fungsinya. Dalam standar pendidikan profesi persyaratan
Rumah Sakit Pendidikan merupakan persyaratan mutlak tidak saja dalam
hal keberadaannya, tetapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan,
infrastruktur dan manajemen pengelolaannya sangat berkaitan dengan
kualitas pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, maka jaminan akan
tersedianya wahana pendidikan untuk dokter dan dokter spesialis, serta
pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu kedokteran akan
tercapai.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan yang
berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Terbitnya buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam
penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu
Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan standar pendidikan profesi dokter.
xv
xvi
BH
INN
E
K A TUNGGAL
A
IK
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
Mengingat
xvii
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
11. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
1575/Menkes/PERXI/ 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/07;
Memperhatikan :
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Kesatu
Kedua
Ketiga
xix
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Keempat
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Nopember 2009
ME
TE
H
AN
AT
MENTERI KESEHATAN,
E
RI K SE
xx
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran I
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya
Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama dalam jaringan lahan praktek yang
kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen
Dikti, 2002). Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem
Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus
diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan.
Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan
Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
serta Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,Dokter/Dokter Gigi Spesialis.
Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan
Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi
mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang
diperlukan.
Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di
tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur
sebagai RS Pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran pada
tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan
tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan
calon dokter dan calon dokter spesialis. RS tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
11.
12.
13.
14.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1.
2.
3.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran II
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB II
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Standar Rumah Sakit Pendidikan ini disusun mengacu pada standar
pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical
Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar
Pendidikan Profesi Dokter /Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi Spesialis.
1. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan
Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis,
yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang
memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu Institusi
Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan.
Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi
pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku
(attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul
pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama
dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai
dengan standar kompetensi, maka tidak semua Rumah Sakit dapat secara
serta merta menjadi RS Pendidikan. Rumah Sakit yang telah berdiri dan
operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila
akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi
kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran
sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka
dipandang perlu dilakukan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan.
2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan
Peningkatan jumlah peserta didik, pengembangan kapasitas,
keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS
Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran
dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran III
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB III
PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Penyelenggaraan.
Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang
menetapkan Standar Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah
difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun
Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan
dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk
pelaksanaan, penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS
Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu
ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI.
B. Pengorganisasian
Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis
dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah
Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan.
1. Tim Pengarah.
Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota
dengan susunan sebagai berikut :
Penanggung Jawab
: Menteri Kesehatan
Ketua I
: Sekretaris Jederal
Ketua II
: Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Sekretaris I
: Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sekretaris II
: Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik
Anggota
: 1. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
11
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
12
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat
13
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran IV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB IV
TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan rumah
sakit yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi
Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik
yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi
berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. Persyaratan
1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin
penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku.
2. Surat penetapan kelas (tipe) Rumah Sakit yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI.
3. Pernyataan kesediaan Pemilik Rumah Sakit untuk menjadikan
Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan
anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk
penyelenggaraan fungsi pendidikan.
4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
5. Naskah Perjanjian Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
7. Profil Rumah Sakit 3 (tiga) tahun terakhir.
B. Prosedur Pengajuan
1. Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit mengajukan S u r a t
Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan,
ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen K e s e h a t a n R I
dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
huruf A.
2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya
Disampaikan kepada :
a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
15
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
17
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
18
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran V
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB V
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA
RS Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN.
Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara
jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan
perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terdapat visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek
medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan
daya tampung peserta didik.
Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di Rumah
Sakit tersebut.
Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi
minimal 12 pelayanan.
Rumah Sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan
telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS
Pendidikan.
RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan
spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan
kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya.
19
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
20
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke
RS.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap
Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,
pengaturan jadual dan administrasi).
3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai
yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
21
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
22
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
23
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kriteria :
1.
2.
3.
Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.
4.
Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
5.
25
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kriteria :
1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan)
tersebut dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.
1.3
26
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
27
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
28
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran VI
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB VI
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI
(EKSILENSI)
RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit Khusus atau
Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan
pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk
memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka mencapai
kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS
Pendidikan Afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas
proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen Rumah Sakit
perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan)
dan sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.1. Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara
tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi
kedokteran.
1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS
Pendidikan dengan Kepala Bagian yang terkait dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal,
sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana,
manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik.
1.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran.
1.4. Rumah Sakit mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang
pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan
bidang ilmu terkait.
1.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan
Afiliasi/Eksilensi.
29
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
30
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
31
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
32
4.1
4.2
4.3
4.4
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
33
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
34
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3.
Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.
4.
Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
5.
RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
35
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1.3
36
2.2
2.3
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2.4
2.5
.
2.6
3.2
3.3
37
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3.4
38
4.1
4.2
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran VII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB VII
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT
RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul
pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar
Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran
dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus
dinyatakan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan
sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.
2.
3.
4.
5.
39
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
6.
7.
40
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2.2
41
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan
tahunan progress report pendidikan.
3.4 Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang
tepat waktu.
3.5 Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6 Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah
peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan
kedokteran RS Pendidikan kepada Direktur RS, Kepala Bagian
terkait, dan Dekan fakultas kedokteran.
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :
4.1
4.2
4.3
42
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1.2
43
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1.4
1.5
2.2
44
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3.
Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta
didik.
4.
Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
5.
45
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1.2
1.3
2.4
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
47
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
48
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran VIII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB VIII
PARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN
Dalam rangka mengukur suatu Rumah Sakit telah memenuhi Standar RS
Pendidikan, maka diperlukan tolak ukur setiap standar sesuai dengan
klasifikasinya. Oleh karena itu indikator obyektif perlu ditetapkan. Indikator ini
digunakan oleh surveyor dalam melakukan visitasi dalam rangka akreditasi
maupun reakreditasi RS Pendidikan. Berdasarkan Indikator ini dilakukan
pengukuran setiap standar dengan indikator skor nilai dan akan
menghasilkan suatu nilai yang akan dimasukan dalam Borang Penilaian.
A. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA
STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
PARAMETER
RS kelas A atau B telah terakreditasi minimal 12 pelayanan
SKOR
0
1
2
INDIKATOR
RS kelas A tetapi belum terakreditasi 16 pelayanan atau B tetapi
belum terakreditasi 12 pelayanan.
RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS kelas B
sudah terakreditasi 12 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi
sudah habis masa berlakunya.
RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS Kelas B
sudah terakreditasi 12 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih
berlaku.
PARAMETER
INDIKATOR
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
49
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
PARAMETER
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek
medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana
prasarana, dan manajemen pendidikan.
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi
aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana
prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan
Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek
medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana
prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh
mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
PARAMETER
50
INDIKATOR
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran
di RS tersebut.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam,
anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan belum ada 11
pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi
Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi
dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik).
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam,
anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan
spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit
dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut,
Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang sebagian atau
seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh
waktu.
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam,
anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan
spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit
dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut,
Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan
dilayani oleh dokter spesialis yang purna waktu.
51
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK
Penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
SKOR
INDIKATOR
52
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang
ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
SKOR
INDIKATOR
INDIKATOR
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang
penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
53
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
54
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pendidikan penelitian dan
pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
PARAMETER
Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan
Prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
SKOR
INDIKATOR
55
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat
dalam pendidikan.
SKOR
INDIKATOR
56
INDIKATOR
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf
medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk
yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa
masuk ke Rumah Sakit.
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
57
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung
jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
INDIKATOR
SKOR
0
58
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
Terdapat sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat
waktu.
SKOR
INDIKATOR
PARAMETER
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
SKOR
0
INDIKATOR
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar).
59
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap
Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap
tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap
Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian)
dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
60
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
INDIKATOR
61
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan
pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan
pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan
dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran
dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
PARAMETER
62
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
PARAMETER
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan
balik, dan tindak lanjut.
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis
umpan balik, dan tindak lanjut.
63
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik), tetapi belum
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
64
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada satupun
Staf Medik Fungsional yang menjadi
Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/ Supervisor
Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya
dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya
dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat
sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran
berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan Surat Keputusan.
PARAMETER
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan
sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS
tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
SKOR
INDIKATOR
65
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
PARAMETER
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
INDIKATOR
SKOR
Tidak ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
0
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
66
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Ada presensi/kehadiran tetapi tidak lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik .
INDIKATOR
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di
bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat
Bersama Pendidikan.
Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan
di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS. Sekretaris Bagian
di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/
Sekretariat Bersama Pendidikan.
67
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan
mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tetapi belum terealisasi.
SKOR
68
INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan
pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai
dengan materi pembelajaran peserta didik.
69
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Terdapat sarana
kedokteran.
SKOR
PARAMETER
penelitian dan pengembangan di bidang
INDIKATOR
PARAMETER
RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses
aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan
terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam
proses pendidikan (log book).
SKOR
70
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktifitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat
notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
PARAMETER
INDIKATOR
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran
yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF
terkait tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF terkait
yang telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
71
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam
proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif
dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses
pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, tetapi
tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga
pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau
pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data
wawancara staf.
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses
pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, dilihat
dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga
2
pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau
pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data
wawancara staf.
PARAMETER
72
INDIKATOR
RS Pendidikan belum mempunyai program pendidikan klinik
yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
RS Pendidikan telah mempunyai program pendidikan klinik
yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
SKOR
INDIKATOR
73
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
SKOR
0
74
INDIKATOR
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan, tetapi belum di miliki oleh setiap staf edukatif dan
setiap bagian belum memiliki arsip dan masukan dalam
pelaksanaan kegiatan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap
staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit
termasuk didalamnya keselamatan pasien.
PARAMETER
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan
Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan masing-masing
Bagian/Departemen/SMF.
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning
dan skill training bagi peserta didik yang disusun
oleh
koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/
SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan
skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh
koordinator pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh
Bagian/Departemen/SMF.
75
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
76
INDIKATOR
Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama
Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan
peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
PARAMETER
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
berkala secara tersendiri, maupun bersama Badan Koordinasi
Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi
Pendidikan.
77
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
78
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu belum
terakreditasi.
INDIKATOR
79
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber
daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen
pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh
mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
PARAMETER
INDIKATOR
80
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
RS memiliki pelayanan spesialistik sudah terakreditasi dan
pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan
masih belum terakreditasi.
RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub
spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi
dengan Sertifikat yang telah habis masa berlakunya.
RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub
spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi
dengan Sertifikat yang belum habis masa berlakunya.
PARAMETER
RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK
penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
SKOR
0
INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum
mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Penetapan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah mempunyai
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan
sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa
berlakunya.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan
sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku.
STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
PARAMETER
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah
Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili
oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
SKOR
0
INDIKATOR
Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan
unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
81
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
82
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
83
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
84
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan
kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
INDIKATOR
SKOR
0
PARAMETER
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah
disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
SKOR
INDIKATOR
85
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
SKOR
0
INDIKATOR
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
86
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai
jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/ Departemen/ SMF(nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
PARAMETER
87
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak ada selalu staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
INDIKATOR
88
INDIKATOR
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar).
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
89
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung
maupun biaya tidak langsung.
PARAMETER
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala
Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR
0
90
INDIKATOR
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
91
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
92
INDIKATOR
Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis
umpan balik, dan tindak lanjut.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis
umpan balik, dan tindak lanjut.
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK
PARAMETER
INDIKATOR
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR
PARAMETER
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,
pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen
luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan
akademiknya
dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan Surat Keputusan.
93
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada satupun staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya
dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Ada sebagian staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya
dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
94
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi
peserta didik.
Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi
peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas,
tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi
peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab
dan kewenangannya secara tertulis.
PARAMETER
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
INDIKATOR
SKOR
Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
0
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan
dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum
1
ada kriteria penilaian yang jelas.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
95
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada
presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh tenaga pendidik.
PARAMETER
Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan dan Badan Koordinasi
Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.
SKOR
96
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan
pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan
phantom dan audiovisual.
Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan
pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan
phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.
97
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
PARAMETER
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
SKOR
98
INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai
dengan materi pembelajaran peserta didik.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat sarana
kedokteran.
SKOR
PARAMETER
RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses
aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan
terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam
proses pendidikan (log book).
SKOR
INDIKATOR
RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas
staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
99
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran
yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF
tetapi belum mendapat persetujuan oleh Direktur RS Pendidikan
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait
dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan
pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta
data wawancara staf.
SKOR
0
100
INDIKATOR
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang
terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
RS mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang
ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu
pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter
Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan
jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku
panduan.
INDIKATOR
SKOR
101
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta
didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
102
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali
yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
INDIKATOR
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang
ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
SKOR
PARAMETER
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh
setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
INDIKATOR
SKOR
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
0
tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan dimana buku program tersebut belum dimiliki
oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki
1
minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan
kegiatan.
PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.
103
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
104
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta
didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang
disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tetapi belum secara jelas tercantum dalam
buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala
Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan
peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program
Studi.
PARAMETER
INDIKATOR
105
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang
melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta
didik.
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan
peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
SKOR
0
106
INDIKATOR
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi
Pendidikan.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS
Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF,
belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
Kedokteran.
Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi
Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik
secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan,
Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh
Bagian/Departemen/SMF.
107
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
1
INDIKATOR
RS belum terakreditasi 5 pelayanan.
RS sudah terakreditasi 5 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi
sudah habis masa berlakunya.
SKOR
INDIKATOR
108
INDIKATOR
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber
daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen
pendidikan.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan
spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan
Kandungan) dan belum ada 4 pelayanan spesialistik lainnya
(Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik).
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan
spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan
Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi,
Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang sebagian
atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang
paruh waktu
109
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama.
INDIKATOR
SKOR
0
1
2
PARAMETER
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini
akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di
RS.
110
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan
unsur
RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan
Kedokteran
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan
tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di
RS.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah
ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
PARAMETER
111
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
INDIKATOR
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
0
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang
penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
1
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang
penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana
tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi
2
Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang
bersangkutan.
PARAMETER
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada
rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan
bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR
SKOR
0
112
INDIKATOR
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung
peserta
didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal
1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5
yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 :
5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan
pendidikan dan penelitian dan beserta berbagai unsur penunjangnya
termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat
(staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
SKOR
INDIKATOR
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian
beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and
punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf
nonmedis dan peserta didik).Ada ketentuan tidak tertulis yang
disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan
pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur
penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua
pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta
didik).
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikandan penelitian
dan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and
punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf
nonmedis dan peserta didik).
PARAMETER
113
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
PARAMETER
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
SKOR
0
INDIKATOR
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang
terlibat dalam pendidikan.
114
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
PARAMETER
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah
disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
SKOR
INDIKATOR
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua
staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan
dan penelitian.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua
pihak yang terkait.
115
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
SKOR
INDIKATOR
PARAMETER
Adanya jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk
yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa
masuk ke Rumah Sakit.
SKOR
116
INDIKATOR
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan
sesuai jadual.
Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
PARAMETER
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung
jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan
peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual
dan administrasi).
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
117
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar).
Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) tetapi tidak lengkap.
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk
didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) yang lengkap.
PARAMETER
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari
pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah
Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
118
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF
kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap
tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap
Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian)
dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada
Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
INDIKATOR
119
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
120
INDIKATOR
Tidak terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran di Rumah Sakit.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
121
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan
balik, dan tindak lanjut.
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada data umpan balik staff pengajar dan peserta, analisis
umpan balik, dan tindak lanjut.
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik
Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai,
Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR
122
INDIKATOR
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik,Pembimbing / Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama
Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
123
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai
Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan
Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang
terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya
kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban paruh/purna waktu.
SKOR
INDIKATOR
124
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
INDIKATOR
125
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
Tidak ada
presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh tenaga pendidik.
PARAMETER
Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan Koordinasi
Pendidikan /Sekretariat Bersama Pendidikan.
INDIKATOR
SKOR
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit maupun di
0
bawah Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama
Pendidikan.
1
PARAMETER
Terdapat dokumen kesepakatan yang mencantumkan penyediaan
sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan yang ditandatangani
antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR
0
126
INDIKATOR
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan
mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan
pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual.
127
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas
pendukung.
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat
keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas
pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas
pendukung.
PARAMETER
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
SKOR
0
1
2
INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai
dengan materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang
mencukupi materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang
sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
PARAMETER
penelitian dan pengembangan di bidang
Terdapat sarana
kedokteran.
SKOR
INDIKATOR
Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang
0
kedokteran.
Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang
1
kedokteran di bagian-bagian tertentu.
2
128
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas
staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak
melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait
melalui proses aktifitas staf medis, tidak ada
notulensi
pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis
dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi
pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam
proses
pendidikan (log book).
PARAMETER
INDIKATOR
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran
yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan
Kedokteran.
129
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
130
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Rumah Sakit mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur
yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan
mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter
Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan
jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku
panduan.
INDIKATOR
SKOR
Rumah Sakit belum mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
0
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
1
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit,
batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
2
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
INDIKATOR
SKOR
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta
0
didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
131
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
132
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh
setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
SKOR
INDIKATOR
INDIKATOR
133
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning
dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan
Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/
SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan
skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh
Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan
diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF.
Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang
yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning
dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine)
disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah
dilaksanakan di seluruh Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
SKOR
134
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
PARAMETER
Terdapat pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
SKOR
0
INDIKATOR
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan
peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak
disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.
135
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR
136
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SKOR
INDIKATOR
137
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran IX
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB IX
HASIL PENILAIAN DAN STATUS AKREDITASI
Perhitungan hasil penilaian terhadap kepatuhan setiap standar adalah
sebagai berikut :
Jumlah hasil penilaian masingmasing parameter sesuai skor
Hasil penilaian = --------------------------------------------------- X 100 %
Nilai Standar
Total Hasil =
Penilaian
139
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
No.
Nilai
Rekomendasi
1.
> 79 % - 100
%
2.
60 % - 79 %
3.
33 % - 60 %
140
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran X
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB X
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan terhadap kinerja Tim
Akreditasi RS Pendidikan serta pemantauan terhadap mutu pengelolaan
dan pelaksanaan RS Pendidikan. Untuk menjamin mutu pembelajaran
klinik peserta didik agar dapat mencapai Standar Kompetensi sesuai dengan
Standar Pendidikan Profesi Kedokteran, maka konsistensi RS Pendidikan
dalam kepatuhan pelaksanaan Standar RS Pendidikan harus terus menerus
dilakukan pemantauan dan evaluasi. RS Pendidikan yang belum memenuhi
kepatuhan minimal perlu dilakukan pembinaan secara berkala.
Pemantauan dan evaluasi mutu pengelolaan dan pelaksanaan
Rumah Sakit Pendidikan diseluruh Indonesia dilaksanakan oleh Tim
Akreditasi RS Pendidikan di Tingkat Pusat bersama-sama dengan Tim
Akreditasi RS Pendidikan Tingkat Provinsi yang dibentuk oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat. Sesuai kemampuan rentang kendali wilayah
dan kemampuan sumber daya manusia serta pembiayaan yang tersedia
Dinas Kesehatan Provinsi dapat melimpahkan tugas dan kewenangan
dalam pemantauan RS Pendidikan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Pemantauan terhadap pelaksanaan Pedoman Standar RS
Pendidikan dilakukan meliputi input, proses dan output.
1. Input
a.
b.
c.
d.
2. Proses
a. Terselenggaranya Penyusunan Rencana Kerja 5 tahunan dan
Rencana Tahunan.
b. Terselenggaranya kegiatan Akreditasi RS Pendidikan.
c. Terselenggaranya sosialisasi Pedoman Standar RS Pendidikan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
141
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
142
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran XI
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah
(Propinsi/Kabupaten/Kota) Konsil Kedokteran Indonesia, Asosiasi Rumah
Sakit Pendidikan Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia dan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia membina serta
mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan tugas
dan fungsinya masing-masing. Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit
Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan dan
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
A. Pembinaan.
profesi kedokteran;
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
143
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
144
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran XII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB XII
SANKSI
Rumah Sakit Pendidikan yang telah memperoleh Akreditasi dan Sertifikasi
apabila melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Keputusan ini
dapat dikenakan sanksi berupa :
a. Teguran Tertulis kepada Pemilik Rumah Sakit dan tembusannya
disampaikan kepada Institusi Pendidikan Kedokteran yang terkait.
b. Penghentian sementara kegiatan Rumah Sakit Pendidikan.
c. Pencabutan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan sebelum habis
masa berlakunya.
145
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran XIII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB XIII
PEMBIAYAAN
Pembiayaan untuk penyelenggaraan proses klasifikasi dan akreditasi
standar Rumah Sakit Pendidikan milik Pemerintah dibebankan kepada
APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Untuk Rumah SakitRumah Sakit TNI/POLRI, BUMN/BUMD, BHMN dan Rumah Sakit milik
Swasta dibebankan kepada anggaran yang ada pada
pemilik/penyelenggara Rumah Sakit sesuai dengan lingkup fungsi dan
tugasnya berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku
dilingkungannya masing-masing. Pembiayaan untuk pemantauan, evaluasi
dan pembinaan dibebankan kepada APBN Departemen Kesehatan RI serta
sumber dana lainnya yang tidak mengikat.
146
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran XIV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Seluruh Rumah Sakit yang pada saat ditetapkannya Keputusan ini
telah menyelenggarakan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit yang
digunakan sebagai pembelajaran klinik peserta didik Pendidikan Dokter dan
Pendidikan Dokter Spesialis masih tetap dapat menjalankan fungsinya
sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan agar menyesuaikan pelaksanaannya
dengan ketentuan ini selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya
Keputusan ini.
Setetah selesai masa peralihan Rumah Sakit yang melaksanakan
fungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan tanpa memiliki akreditasi dan
sertifikasi dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan ijin operasional
Rumah Sakit.
147
Lampiran XV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB XV
PENUTUP
Pedoman Klasiikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini dibuat
untuk mendorong peningkatan mutu Rumah Sakit yang digunakan oleh
Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pembelajaran klinis bagi
peserta didiknya. Dengan demikian maka akan terjadi peningkatan mutu
pelayanan dan peningkatan kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar
Pendidikan Profesi Kedokteran. Meningkatnya pemanfaatan Rumah Sakit
menjadi RS Pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik pendidikan
profesi kedokteran akan meningkatkan daya tampung peserta pendidikan
sekaligus mutu pelayanan medik yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.
MEN
RI
K ES EHMENTERI
AT
KESEHATAN,
AN
TE
148
REFERENSI :
1. Benbasat J, and Cohen R. Clinical Instruction and Cognitive
Development in Medical Students.Lancet.1982.
2. Bruckner H et al. Giving effective feedback to Medical students: a
workshop for Faculty and house staff.Medical teacher.1999.
3. Elstein A. Clinical Reasoning in Medicine. In: Clinical Reasoning in
Health Professional. Higgs J,Jones M Ieditor).1995.
4. Featherstone HJ, Beitman BD, and Irby DM. Distorted Learning
from Unusual Clinical Anecdotes. Medical Education.1984.
5. Gordon K, and Meyer. Five Microskills for Clinical Teaching.
Departement of Family Medicine , University of Washington.
Seattle. Washington.1999.
6. Irby DM. How Attending Physycians Make Instructional Decissions
When Conducting Teaching Rounds. Academic Medicine.1992.
7. Irby DM. Three Exemplary Models of Case-Base Teaching.
Academic Medicine.1994.
8. Miller GE. The Assestment of Clinical Skills/Competence/
Performance. Academic Medicine. 1990.
9. Neher JO, Gordon KC, Meyer B, and Stevens NA. A five-step
'Microskills' Models of Clinical Teaching. Journal of the American
Board of Family Practice. 1992.
10. Standar Rumah Sakit Pendidikan, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 2005.
149