Anda di halaman 1dari 8

PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMIK

MODUL KULIT DAN JARINGAN PENUNJANG

11 DESEMBER 2014

PENDAHULUAN
Untuk mendiagnosis dengan baik kelainan kulit secara mikroskopik,
seorang dokter harus memperhatikan perubahan

yang terjadi baik di

lapisan epidermis maupun di dermis. Sehingga perlu di mengerti berbagai


istilah

yang

berhubungan

dengan

kelainan

pada

epidermis

maupun

dermis.
Kelainan pada epidermis dapat berupa kelainan pada salah satu
lapisan epidermis, oleh karena itu kita harus memperhatikan seluruh
lapisan mulai dari stratum basal, spinosum, granulosum dan korneum,
serta mengenal keadaan normal pada seluruh lapisan tersebut.
Pada

stratum

korneum

kita

memperhatikan

apakah

terjadi

penebalan stratum korneum yang disebut sebagai hiperkeratosis. Untuk


menentukan apakah terdapat hiperkeratosis kita harus mengetahui lokasi
lesi tersebut. Selain itu juga perlu diperhatikan apakah keratin yang
bertambah itu tanpa inti (ortokeratosis) atau mengandung inti yang
piknotik (parakeratosis)
Stratum

granulosum

normal

terdiri

atas

1-2

lapis

sel

yang

mengandung granula keratohialin. Penambahan jumlah lapisan disebut


sebagai hipergranulosis, sedangkan penurunan lapisan sampai tidak ada
lapisan disebut sebagai hipogranulosis/agranulosis.
Stratum spinosum terdiri atas 4-7 lapis sel, tergantung pada daerah
paila atau rete ridges. Penambahan jumlah lapisan disebut sebagai
akantosis.Juga perlu diperhatikan apakah terjadi edema interseluler. Jika
edema

interseluler

yang

ditemukan

sangat

keras

disebut

sebagai

spongiosis, yang dapat berkembang menjadi vesikel spongiotik jika


jembatan antar sel ruptur.
Stratum basal terdiri atas 1 lapis sel. Harus diperhatikan apakah
terjadi perubahan pada lapisan basal ini.
Dermis

dibagi

atas

bagian

yaitu

pars

papilaris

dan

pars

retikularis. Perhatikan kelainan yang terjadi pada masing-masing bagian.

Pada praktikum Patologi Anatomik akan diperlihatkan

beberapa

kelainan yang berhubungan dengan


a. Proses penyembuhan luka
b. Radang bakterial
c. Radang virus
d. Kelainan epidermis (jinak dan ganas)
e. Lesi melanositik
A. PROSES PENYEMBUHAN LUKA
SK 1

JARINGAN GRANULASI

Luka dapat terjadi akibat proses patologik pada kulit akibat trauma
tajam. Pada proses penyembuhan luka akan terbentuk jaringan
granulasi.

Jaringan

komponen,

terdiri

granulasi

atas

terbentuk

akumulasi

melibatkan

makrofag,

proliferasi

berbagai
fibroblas

disertai pembentukan jaringan ikat muda renggang yang tersusun


atas kolagen, fibronektin dan asam hialuronat; serta angiogenesis
yang terbentuk dari endotel yang membentuk kapiler. Berbagai jenis
sel radang dapat ditemukan pada keadaan ini,

mulai dari limfosit,

netrofil dan eosinofil. Pembuluh darah baru tersusun veritkal ke arah


permukaan menyebabkan lesi berwarna merah tua.
Mikroskopik:
Sediaan

menunjukkan

jaringan

ikat

yang

sembab

tanpa

epitel

pelapis. Pada stroma dapat terlihat sel-sel radang limfositik dan


netrofil serta tampak proliferasi kapiler.

B. INFEKSI BAKTERI

Beberapa kuman akan menyebabkan gambaran granuloma yang


tersusun dari sel-sel histiosit, limfosit dan juga netrofil, misalnya
infeksi jamur, berbagai jenis cacing. Demikian pula terdapat rekai
benda asing, granuloma inguinale dan limfogranuloma venereum
3

SK 2

TUBERKULOSIS KUTIS

Tuberkulosis kutis dapat dibedakan atas 4 kategori yaitu:


a. Tuberkulosis primer
b. Lesi kronik pada penderita dengan imunitas relatif baik
c. Tuberkulids
d. Lesi progresif pada penderita dengan imunitas rendah
Basil

tuberkulosis

dapat

diperlihatkan

dengan

menggunakan

pewarnaan tahan asam, walau sekarang dapat juga dipergunakan


teknik PCR.
Gambaran mikroskopik sama seperti gambaran TBC di tempat lain
Mikroskopik
Perhatikan

menemukan

epidermis

yang

tuberkel

yang

intak.

Pada

tersusun

atas

dermis
kelim

anda
limfosit,

akan
sel

epiteloid, sel datia Langhans dan nekrosis perkijuan.


C. INFEKSI VIRUS
Infeksi

virus

adalah

infeksi

yang

menyebabkan

lesi

proliferatif

epidermis.
SK 3

VERUKA VULGARIS

Dihubungkan dengan infeksi virus papiloma manusia. Virus HPV di


bagi menjadi 2 golongan besar yaitu tipe High Risk dan Low Risk.
Masing-masing

golongan

memiliki

tipe

virus

yang

banyak,

dan

masing-masing tipe akan menyebabkan kelainan yang berbeda-beda.


Sebagai contoh HPV tipe16 dan 18 yang dihubungkan dengan
karsinoma serviks tidak akan menyebabkan kelainan di kulit. Tipe
1,2,4 adalah tipe yang sering menyebabkan kelainan pada kulit.
Veruka vulgaris disebabkan oleh tipe 1, 2, dan 3. Plantar warts
disebabkan oleh tipe 1 dan 4. Palmar warts tipe 2, 4, dan 7.

Mikroskopik

Perhatikan epidermis yang hiperkeratotik dan papilomatotik serta


rete ridges yang mengarah ke arah tengah lesi (sentripetal). Lesi ini
memberikan gambaran seperti

kerucut. Perhatikan pada stratum

granulosum anda dapat melihat sel koiloisit, yaitu sel dengan inti
atipik, dengan sitoplasma jernih. Sel koilosit ini khas pada infeksi
virus papiloma manusia

D. KELAINAN EPIDERMIS

Tumor dan kista yang berasal dari epidermis merupakan salah satu
kelainan yang paling sering ditemukan di antara lesi-lesi kulit. Yang
tersering dijumpai adalah keratosis seboroik, kista epidermal, aktinik
keratosis,

karsinoma

sel

skuamosa

dan

karsinoma

sel

basal.

Kecenderungan ini akan bertahan karena adanya paparan sinar ultraviolet dan angka harapan hidup yang meningkat.
SK 5

KISTA EPIDERMAL

Secara klinis merupakan lesi yang berbatas tegas, berbentuk seperti


kubah, Sering dijumpai di wajah, leher dan badan. Kadang-kadang
dapat ruptur baik spontan maupun oleh karena trauma sehingga
mengakibatkan terjadinya reaksi radang.
Mikroskopik

Kista dilapisi epitel gepeng berlapis berisi massa keratin tersusun


lamelar. Perhatikan pada dinding kista tidak terdapat adneksa kulit.
Jika ditemukan adneksa kulit maka disebut sebagai kista dermoid.

SK 6

SEBOROIK KERATOSIS

Salah satu lesi yang sering dijumpai pada orang dewasa. Merupakan
lesi jinak yang sering diangkat, termasuk karena kosmetik. Secara
5

klinis dapat menyerupai gambaran lesi premaligna dan lesi maligna.


Merupakan lesi dengan permukaan kasar mulai dari papula, nodul
sampai plak, yang dapat ditemukan di mana saja kecuali pada
telapak tangan dan kaki. Umumnya muncul pada dekade 4 dan 5,
berukuran kecil sampai 3 cm. Seboroik keratosis dapat muncul denovo atau dari preexisting lentigines.
Mikroskopik
Sediaan

menunjukkan

jaringan

kulit

dengan

epidermis

yang

papilomatotk, keratotik serta tampak proliferasi sel basaloid dengan


kista keratin (pseudo horn cyst) di dalam epidermis. Dermis tidak
menunjukkan kelainan bermakna, kecuali sebukan ringan sel radang
limfositik.

SK 7

KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Karsinoma

sel

skuamosa

merupakan

keganasan

epitel

gepeng.

Tampak sebagai massa menonjol ke permukaan dapat disertai


ulserasi. Walau dapat ditemukan di seluruh bagian tubuh, namun

predileksi adalah daerah yang terpapar sinar matahari. Keganasan ini


dihubungkan dengan sinar ultraviolet atau infeksi virus paplioma
manusia.
Secara mikroskopik karsinoma sel skuamosa ditandai oleh invasi
membran basal, dan tampak anaplasia inti. Beberapa gambaran yang
dapat ditemukan pada karsinoma sel skuamosa antara lain:
a. Individual cell dyskeratosis (adanya keratin intrasel)
b. Mutiara tanduk (pearl horn)

Dibedakan atas berkeratin dan tidak berkeratin berdasarkan produksi


keratin,

serta

diferensiasi

baik,

sedang

kemiripan dengan epitel gepeng normal.

dan

buruk

tergantung

Mikroskopik

Perhatikan massa tumor invasif diantara jaringan ikat tersusun atas


sel dengan inti atipik

berukuran besar dan kecil (pleomorfik),

kromatin inti halus (vesikuler), anak inti nyata, sitoplasma eosinofilik.

Carilah adanya jembatan antar sel (inter-cellular bridging), individual

cell dyskeratosis dan mutiara tanduk. Mitosis mudah ditemukan.


SK 8

KARSINOMA SEL BASAL

Karsinoma sel basal sering ditemui di kulit yang terpapar sinar


matahari

terutama

pada

orang

dengan

kulit

berwarna

terang.

Karsinoma sel basal muncul akibat kegagalan perbaikan stem sel


keratinositik

akibat

kerusakan

DNA

karena

sinar

matahari.

Karsinoma sel basal sering memberikan gambaran klinis berupa

ulkus kronik, dan dikenal sebagi rodent-ulcer. Karsinoma sel basal


umumnya tidak bermetastasis, namun menyebabkan destruksi lokal..
Mikroskopik

Perhatikan massa tumor di dermis yang membentuk struktur nodular.


Sel tumor tersusun atas sel dengan bentuk dan ukuran yang
monoton, inti umumnya lonjong, hiperkromatik, sitoplasma sedikit,
pada bagian tepi sel tumor tersusun seperti pagar (palisading).
Stroma

di

sekitar

masa

tumor

tampak

padat,

desmoplastik,

memberikan gambaran seperti ada celah di antara massa tumor dan


stroma.
E. LESI MELANOSITIK
SK 9

NEVUS PIGMENTOSUS

Nevus adalah lesi yang umum dijumpai mulai dari yang datar hingga
menonjol, berukuran kecil hingga besar. Prevalensi nevus tergantung
pada usia, ras dan mungkin faktor lingkungan dan genetik. Nevus

jumlahnya sedikit pada bayi, dan akan bertambah jumlahnya dengan


puncak pada dekade ketiga.
Dibedakan

atas

tiga

jenis,

yaitu

intradermal,

junctional

dan

compound. Dua tipe terakhir dapat mengalami transformasi maligna.


Mikroskopik

Perhatikan sediaan yang menunjukkan pulau-pulau sel nevus yang


tersusun atas sel berbentuk bulat/lonjong, uniform. Sebagian sel
nevus

mengandung

pigmen

tengguli

pada

sitoplasma

terutama

bagian yang dekat epidermis.


SK 10 MELANOMA MALIGNUM

Merupakan tumor ganas yang lebih sering dijumpai pada orang


kaukasian. Biasanya ditemukan pada antara dekade 4 sampai 7,
ukuran bervariasi anatara 2 mm sampai 15 cm, tepi tidak berbatas
tegas, ulseratif.
Sel tumor dapat berbentuk bulat atau spindel, dengan anak inti
mencolok, eosinofilik. Sel tumor dapat mengandung pigmen tengguli
pada

sitoplasma,

Fontana-Masson.
(amelanotik

yang

dibuktikan

Beberapa

melanoma

tipe

malignum).

dengan
tidak
Untuk

pewarnaan

mengandung

khusus
melanin

membuktikan

adanya

melanin dapat dilakukan pewarnaan DOPA. Kini sering dipergunakan


pewarnaan

imunohistokimia

untuk

membuktikan

melanoma,

menggunakan petanda HMB-45.


Mikroskopik

Sediaan menunjukkan massa tumor berbentuk nodular, tersusun atas


Sel berukururan besar, dengan inti pleomorfik, vesikuler, anak inti
mencolok, berwarna kemerahan. Sitoplasma sebagian mengandung
pigmen kecoklatan. Mitosis mudah ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai