Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.

Uraian Kasus
Ny. S umur 58 tahun datang ke RSUD AA Pekanbaru dengan keluhan ngilu pada
sendi yang sering dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak
beberapa tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri
ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil rongent menunjukkan
bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil BMD T-score -3. Klien
mengalami menopause sejak 6 tahun yang lalu. Menurut klien dirinya tidak suka minum susu
sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan bahwa keluhan yang
dirasakannya karena usianya yang bertambah tua. Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui
bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah
dirawat di RS. Pola aktifitas diketahui klien banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya
bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat. Riwayat
penggunaan KB hormonal dengan metode pil. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 76 kg (BB
sebelumnya 78 kg).
A. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama
: Ny. S
Umur
: 58 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: IRT
b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. S umur 58 tahun datang dengan keluhan ngilu pada sendi yang sering
dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak
beberapa tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika
memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki.
Hasil rongent menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi
dengan hasil BMD T-score -3.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami
penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS. Riwayat
penggunaan KB hormonal dengan metode pil.
c. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Klien terlihat bungkuk (kifosis), penurunan berat badan, perubahan gaya berjalan.
b) Palpasi
Klien merasakan nyeri saat dilakukan palpasi pada area punggung.
d. Riwayat Psikososial
Klien cemas untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang berat.
e. Hasil pemeriksaan laboratorium
BMD T-score -3

B. Analisa Data
No

Data
DS

Klien mengatakan ngilu di


bagian sendi sejak beberapa
tahun lalu, namun Ny. S
tidak memperdulikannya.
Sejak kurang lebih tiga bulan
yang lalu, ngilu di tubuhnya
tak kunjung hilang
Klien mengatakan banyak
beraktifitas duduk karena
dulu dirinya bekerja sebagai
staf administrasi
Klien mengatakan tidak suka
olahraga karena tidak
sempat.
Klien mengatakan terasa
sakit pada sendi ketika
berjalan
Klien mengatakan aktivitas
sehari-hari terhambat
Skala nyeri 7

Etiologi
Penurunan massa
tulang / osteoporosis

Masalah
Nyeri

Fraktur vertebra
Deformitas Vertebra
Teregangnya
ligamentum dan otot/
spasme otot
Nyeri

DO
Klien mengalami menopause
sejak 6 tahun yang lalu.
Riwayat penggunaan KB
hormonal dengan metode pil.
Wajah klien terlihat
meringis.
Sering terlihat memegang
area yang sakit
DS

Klien mengatakan ngilu di


bagian sendi sejak beberapa
tahun lalu, namun Ny. S
tidak mempedulikannya.
Sejak kurang lebih tiga bulan
yang lalu, ngilu di tubuhnya
tak kunjung hilang.

Penurunan massa
tulang / osteoporosis
Fraktur vertebra
Deformitas Vertebra
Bungkuk

Hambatan mobilitas
fisik

Klien mengatakan banyak


beraktifitas duduk karena
dulu dirinya bekerja sebagai
staf administrasi dan tidak
suka olahraga karena tidak
sempat.
Klien mengatakan terasa
sakit pada sendi ketika
berjalan.
Klien mengatakan aktivitas
sehari-hari terhambat

Hambatan mobilitas
fisik

DO
Ny. S umur 58 tahun
Hasil rongent menunjukkan
bahwa Ny. S menderita
osteoporosis.
Hasil BMD T-score -3.
Hasil darah lengkap dalam.
Pemeriksaan TB 165 cm, BB
76 kg.
Kifosis
DS
Klien mengatakan merasakan
ngilu saat beraktivitas yang
berat
DO
Klien terlihat sangat berhatihati berjalan.
Klien terlihat kifosis
(bungkuk)
Hasil rongent menunjukkan
bahwa Ny. S menderita
osteoporosis
Hasil BMD T-score -3.
DS

Klien mengatakan ngilu di


bagian sendi sejak beberapa
tahun lalu, namun Ny. S
tidak mempedulikannya.
Sejak kurang lebih tiga bulan
yang lalu, ngilu di tubuhnya

Penurunan massa
tulang/osteoporosis

Resiko cedera

Resiko cedera

Postmenopause, usia
lanjut
Penurunan hormon
inhibitor osteoclast
(estrogen, kalsitonin)
Penigkatan osteoclast

Kurang pengetahuan

tak kunjung hilang


Klien mengatakan dirinya
tidak suka minum susu sejak
usia muda dan tidak
menyukai makanan laut.
Klien beranggapan bahwa
keluhan yang dirasakannya
karena usianya yang
bertambah tua.
Klien mengatakan banyak
beraktifitas duduk karena
dulu dirinya bekerja sebagai
staf administrasi dan tidak
suka olahraga karena tidak
sempat.

Penurunan massa
tulang/osteoporosis
Kurang pengetahuan

DO
Ny. S umur 58 tahun
Riwayat kesehatan
sebelumnya diketahui bahwa
klien tidak pernah
mengalami penyakit seperti
DM dan hipertensi dan tidak
pernah dirawat di RS.
Riwayat penggunaan KB
hormonal dengan metode pil.
Pendidikan Terakhir Klien
SMA
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur, spasme otot, deformitas
tulang.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan
skeletal (kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.
3. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan tubuh.
4. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang
berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien
mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah.
D. Intervensi Keperawatan
Dx. Keperawatan
Nyeri berhubungan

Intervensi

Pantau tingkat nyeri

Rasionalisasi

Tulang dalam peningkatan

dengan dampak
sekunder dari
fraktur, spasme
otot, deformitas
tulang

Hambatan mobilitas
fisik berhubungan
dengan disfungsi
sekunder akibat
perubahan skeletal
(kifosis), nyeri
sekunder atau
fraktur baru.

pada punggung, nyeri


terlokalisasi atau
menyebar pada
abdomen atau
pinggang.
Ajarkan pada klien
tentang alternative lain
untuk mengatasi dan
mengurangi rasa
nyerinya.
Kaji obat-obatan untuk
mengatasi nyeri.

jumlah trabekular,
pembatasan gerak spinal.

Alternatif lain untuk


mengatasi nyeri, pengaturan
posisi, kompres hangat dan
sebagainya.

Keyakinan klien tidak dapat


menoleransi obat yang
adekuat atau tidak adekuat
untuk mengatasi nyerinya.
Kelelahan dan keletihan
dapat menurunkan minat
untuk aktivitas sehari-hari.

Rencanakan pada klien


tentang periode
istirahat adekuat
dengan berbaring
dalam posisi telentang
selama kurang lebih 15
menit

Kaji tingkat
kemampuan klien yang
masih ada.

Rencanakan tentang
pemberian program
latihan :
Bantu klien jika
diperlukan latihan
Ajarkan klien
tentang aktivitas
hidup sehari hari
yang dapat
dikerjakan
Ajarkan pentingnya
latihan.
Bantu kebutuhan untuk
beradaptasi dan
melakukan aktivitas
hidup sehari hari,
rencana okupasi
Peningkatan latihan
fisik secara adekuat:

Dasar untuk memberikan


alternative dan latihan gerak
yang sesuai dengan
kemampuannya.
Latihan akan meningkatkan
pergerakan otot dan stimulasi
sirkulasi darah

Aktifitas hidup sehari-hari


secara mandiri

Dengan latihan fisik:


Masa otot lebih besar

Dorong latihan dan


hindari tekanan
pada tulang seperti
berjalan
Instruksikan klien
untuk latihan selama
kurang lebih 30menit
dan selingi dengan
istirahat dengan
berbaring selama 15
menit
Hindari latihan fleksi,
membungkuk tibatiba,dan penangkatan
beban berat
Risiko cedera
berhubungan
dengan dampak
sekunder perubahan
skeletal dan
ketidakseimbangan
tubuh.

Ciptakan lingkungan
yang bebas dari
bahaya:
Tempatkan klien
pada tempat tidur
rendah.
Amati lantai yang
membahayakan
klien.
Berikan penerangan
yang cukup
Tempatkan klien
pada ruangan yang
tertutup dan mudah
untuk diobservasi.
Ajarkan klien
tentang pentingnya
menggunakan alat
pengaman di
ruangan.
Berikan dukungan
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan:
Kaji kebutuhan
untuk berjalan.
Konsultasi dengan
ahli therapist.
Ajarkan klien untuk
meminta bantuan

sehingga memberikan
perlindungan pada
osteoporosis
Program latihan merangsang
pembentukan tulang

Gerakan menimbulkan
kompresi vertical dan fraktur
vertebra.

Menciptakan
lingkungan
yang aman dan mengurangi
risiko terjadinya kecelakaan.

Ambulasi yang dilakukan


tergesa-gesa
dapat
menyebabkan mudah jatuh.

bila diperlukan.
Ajarkan klien untuk
berjalan dan keluar
ruangan.
Bantu klien untuk
melakukan aktivitas
hidup sehari-hari secara
hati-hati.
Ajarkan pada klien
untuk berhenti secara
perlahan, tidak naik
tanggga, dan
mengangkat beban
berat.
Ajarkan pentingnya
diet untuk mencegah
osteoporosis:
Rujuk klien pada
ahli gizi
Ajarkan diet yang
mengandung
banyak kalsium

Penarikan yang terlalu keras


akan
menyebabkan
terjadinya fraktur.

Pergerakan yang cepat akan


lebih memudahkan terjadinya
fraktur kompresi vertebra
pada klien osteoporosis.

Diet kalsium dibutuhkan


untuk
mempertahankan
kalsium serum, mencegah
bertambahnya
kehilangan
tulang. Kelebihan kafein
akan meningkatkan kalsium
dalam urine. Alcohol akan
meningkatkan asidosis yang
meningkatkan resorpsi tulang
Rokok dapat meningkatkan
terjadinya asidosis

Kurang
pengetahuan
mengenai proses
osteoporosis dan
program terapi yang

Ajarkan klien untuk


mengurangi atau
berhenti menggunakan
rokok atau kopi
Ajarkan tentang efek
rokok terhadap
pemulihan tulang.
Observasi efek
samping obat-obatan
yang digunakan

Obat-obatan seperti diuretic,


fenotiazin
dapat
menyebabkan
pusing,
megantuk, dan lemah yang
merupakan predisposisi klien
untuk jatuh.
Memberikan dasar
pengetahuan dimana klien
dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
Informasi yang diberikan

Kaji ulang proses


penyakit dan harapan
yang akan datang

Ajarkan pada klien

berhubungan
dengan kurang
informasi, salah
persepsi ditandai
dengan klien
mengatakan
kurang ,mengerti
tentang
penyakitnya, klien
tampak gelisah

tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
terjadinya osteoporosis
Berikan pendidikan
kepada klien mengenai
efek samping
penggunaan obat

akan membuat klien lebih


memahami tentang
penyakitnya.
Suplemen kalsium ssering
mengakibatkan nyeri
lambung dan distensi
abdomen maka klien
sebaiknya mengkonsumsi
kalsium bersama makanan
untuk mengurangi terjadinya
efek samping tersebut dan
memperhatikan asupan
cairan yang memadai untuk
menurunkan resiko
pembentukan batu ginjal

Anda mungkin juga menyukai