Anda di halaman 1dari 90

I.

SKENARIO B BLOK 5
Ny.OSTE , 48 tahun . pegawai administrasi suatu perusahaan swasta berkembang , datang

ke Klinik Dokter Keluarga untuk konsultasi kesehatan.Ibu ini mengeluh sering sakit pinggang
bawah menahun sejak 3 tahun yang lalu , nyeri semakin terasa sejak satu tahun belakangan .
Nyeri tidak menjalar , tidak dipengaruhi oleh mobilitas , berkurang atau hilang dengan
sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat.
Ibu ini tidak pernah mengalami trauma di daerah pinggang , tidak menderita penyakit
tertentu , kurang aktivitas fisik , tidak sedang mengkonsumsi obat dalam jangka lama.
Ny.OSTE sejak 1 tahun tidak lagi mengalami haid.
Pernah melakukan pemeriksaan densitas tulang gratis yang diadakan oleh perusahaan
obat tertentu dan hasilnya dinyatakan bahwa massa tulangnya mengalami penurunan , dia
dianjurkan

untuk

mengkonsumsi

suplemen

yang

mengandung

glukosaminoglikan

mengkonsumsi vit D dan vit C dosis tinggi dan bamyak minum susu kalsium tinggi dan makan
dengan kandungan protein cukup.
Pada pemeriksaan fisik didapat:
Tinggi badan 158 cm , berat badan 51 kg , punggung skoliosis ringan.
Pemeriksaan labor sederhana didapat :

Darah rutin dalam batas normal


Urine rutin dalam batas normal
Kimia darah : Ca ,alkalium phosphate , asam urat normal
Kadar estrogen rendah
Pemeriksaan rontgen : tulang belakang lumbosacral : densitas tulang menurun homogen

ringan , cortical menipis ringan , tidak ada crush fractures


Kata kunci : nyeri menahun tidak dipengaruhi mobilitas fisik , massa tulang , menopause.

1 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

II.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Klinik Dokter Keluarga : Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan
Dokter Keluarga (SPDK), Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak
di tempat strategis), Mempunyai bangunan yang memadai, Dilengkapi dengan saraba
komunikasi,Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK,
Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan
khusus pembantu KDK, Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.
Mempunyai izin yang berorientasi wilayah, Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya
paripurna, holistik, terpadu, danberkesinambungan,Melayani semua jenis penyakit dan
golongan umur,Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik
ybs.
Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan
titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang
sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi
bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982).
2. Sakit pinggang bawah menahun : Sakit pinggang pada bagian lumbosacral yang terjadi
selama bertahun-tahun atau dalam waktu yang lama.
3. Mobilitas fisik : pergerakan fisik
4. Pemeriksaan densitas tulang : pemeriksaan untuk mengukur kepadatan dan kekuatan
tulang(wartamedika)
5. Suplemen : Makanan tambahan atau pelengkap untuk menambah fungsi(KBBI)
6. Glukosaminoglican : turunan amino glukosa sebagai bahan dasar pembentuk jaringan
ikat.(Dorland)
7. Skoliosis : pelengkungan columna vertebralis kea rah lateral (Dorland)
8. Cortical : Lapisan luar tulang , yang berkaitan dengan korteks
9. Crush fractures : A fracture by compression of the bone
10. Vit D : Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak prohormon.Vitamin D
dikenal juga dengan nama kalsiferol. Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekul
steroid yang merupakan salah satu turunan dari kolesterol. vitamin ini banyak berperan
dalam pembentukkan struktur tulang dan gigi yang baik. vitamin D juga dapat
memperkuat sistem kekebalan dan mencegah berbagai jenis kanker.Apabila terjadi
defisiensi vitamin D, tubuh akan mengalami berbagai gangguan penyakit, antara lain

2 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

osteoporosis, osteopenia, diabetes, hipertensi, dan berbagai penyakit jantung,kanker


payudara, dan kanker endometrium.
Molekul aktif dari vitamin D, yaitu kalsitriol, merupakan pemeran utama dalam
metabolisme absorpsi kalsium ke dalam tulang, fungsi otot, sekaligus sebagai
immunomodulator yang berpengaruh terhadap sistem kekebalan untuk melawan beberapa
penyakit, termasuk diabetes dan kanker. Sumber utama vitamin D adalah kulit yang
terpapar radiasi ultraviolet.
Di dalam tubuh, vitamin bentuk yang tidak aktif. D diserap di usus dengan bantuan
senyawa garam empedu. Setelah diserap, vitamin ini kemudian akan disimpan di jaringan
lemak (adiposa) dalam
11. Vit C : Salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam
menangkal berbagai penyakit.Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat.Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang
mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular.

III.

IDENTIFIKASI MASALAH
KENYATAAN
KESESUAIAN
sesuai
dengan
Ny.OSTE , 48 tahun . Tidak

pegawai

administrasi

perusahaan

KONSEN
VVV

suatu harapan
swasta

berkembang.Ibu ini mengeluh


sering sakit pinggang bawah
menahun sejak 3 tahun yang
lalu , nyeri semakin terasa
sejak satu tahun belakangan .

3 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

Nyeri tidak menjalar , Tidak


tidak

dipengaruhi

sesuai

dengan

sesuai

dengan

sesuai

dengan

sesuai

dengan

oleh harapan

mobilitas , berkurang atau


hilang

dengan

sendirinya

dalam beberapa hari tanpa


obat.
Ibu ini tidak pernah Tidak
mengalami trauma di daerah harapan
pinggang , tidak menderita
penyakit tertentu , kurang
aktivitas fisik , tidak sedang
mengkonsumsi

obat

dalam

jangka lama.
Ny.OSTE sejak 1 tahun tidak Tidak
harapan

lagi mengalami haid.

melakukan Tidak

Pernah

pemeriksaan densitas tulang harapan


gratis yang diadakan oleh
perusahaan obat tertentu dan
hasilnya

dinyatakan

bahwa

massa tulangnya mengalami


penurunan , dia dianjurkan
untuk

mengkonsumsi

suplemen yang mengandung


glukosaminoglikan

mengkonsumsi vit D dan vit C


dosis

tinggi

dan

bamyak

minum susu kalsium tinggi


dan makan dengan kandungan
4 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

protein cukup.
Pada pemeriksaan fisik Tidak
didapat:

sesuai

dengan

harapan

Tinggi badan 158 cm , berat


badan 51 kg , punggung
skoliosis ringan.

Masalah :
1.

Ny.OSTE ,48 tahun ,mengeluh sering sakit pinggang bawah menahun sejak 3 tahun yang

2.

lalu , nyeri semakin terasa sejak satu tahun belakangan.


Nyeri tidak menjalar , tidak dipengaruhi oleh mobilitas , berkurang atau hilang dengan

3.

sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat.


Ny.OSTE tidak pernah mengalami trauma di daerah pinggang , tidak menderita penyakit

tertentu , kurang aktivitas fisik , tidak sedang mengkonsumsi obat dalam jangka lama.
4. Ny.OSTE sejak 1 tahun tidak lagi mengalami haid.
5.
Massa tulang Ny.OSTE mengalami penurunan , dan dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen yang mengandung glukosaminoglikan , mengkonsumsi vit.D dan vit. C dosis tinggi
dan banyak minum susu kalsium tinggi dan makan dengan kandungan protein yang cukup.
6. Pemeriksaan fisik : Tinggi badan 158 cm, berat badan 51 kg, punggung skoliosis ringan.

IV.
ANALISIS MASALAH
1. Ny.OSTE ,48 tahun ,mengeluh sering sakit pinggang bawah menahun sejak 3 tahun yang
lalu , nyeri semakin terasa sejak satu tahun belakangan.
a. Bagaimana struktur anatomi pada pinggang bawah(lumbosacral)?
b. Bagaimana struktur histology pada pinggang bawah(lumbosacral)
c. Apa penyebab nyeri pada region lumbosacral?
d. Mengapa nyeri pada inggang bawah berlangsung menahun dan mengapa nyeri
semakin terasa sejak satu tahun belakangan?
2. Nyeri tidak menjalar , tidak dipengaruhi oleh mobilitas , berkurang atau hilang dengan
sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat.
5 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

a. Mengapa nyeri tidak menjalar?


b. Mengapa nyeri tidak dipengaruhi oleh mobilitas?
c. Mengapa nyeri atau berkurang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat?
3. Ny.OSTE tidak pernah mengalami trauma di daerah pinggang , tidak menderita penyakit
tertentu , kurang aktivitas fisik , tidak sedang mengkonsumsi obat dalam jangka lama.
a. Apa hubungan trauma dengan sakit pinggang bawah?
b. Apa penyakit yang biasa menyerang lumbosacral?
c. Apa hubungan kurangnya aktivitas pada sakitnya lumbosacral?
d. Apa hubungan mengkonsumsi obat dengan sakit pada lumbosacral?
4. Ny.OSTE sejak 1 tahun tidak lagi mengalami haid.
a. Hormone apa saja yang berperan dalam siklus menstruasi?
b. Mengapa Ny.Oste tidak lagi mengalami haid?
c. Perubahan apa saja yang terjadi pada wanita yang mengalami menopause?
d. Bagaimana mekanisme terjadinya menopause?
e. Bagaimmana hubungan tidak haid dengan perubahan pada tulang lumbosacral?
5. Massa tulang Ny.OSTE mengalami penurunan , dan dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen yang mengandung glukosaminoglikan , mengkonsumsi vit.D dan vit. C dosis
tinggi dan banyak minum susu kalsium tinggi dan makan dengan kandungan protein yang
cukup.
a. Bagaimana massa tulang yang normal?
b. Apa factor penyebab massa tulang menurun?
c. Apa saja akibat dari penurunan massa tulang?
d. Mengapa Ny.OSTE dianjurkan utnuk mengkonsumsi glukosaminoglikan,vit.D,vit.C
dosis tinggi,minum susu calcium tinggi,dan makan dengan kandungan protein yang
cukup?
e. Bagaimana mekanisme penurunan massa tulang?
6. Pemeriksaan fisik : Tinggi badan 158 cm, berat badan 51 kg, punggung skoliosis ringan
a. Apa saja penyebab skoliosis?
b. Apa saja klasifikasi dari skoliosis?
c. Apa saja akibat skoliosis?
d. Bagaimana hubungan skoliosis dengan sakit nyeri , sakit pinggang secara menahun?

V.
BRAIN STORMING (Jawaban Analisis Masalah)
1. Ny.OSTE ,48 tahun ,mengeluh sering sakit pinggang bawah menahun sejak 3 tahun yang
lalu , nyeri semakin terasa sejak satu tahun belakangan.
a. Bagaimana struktur anatomi pada pinggang bawah(lumbosacral)?

6 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

Struktur penting yang membentuk pinggang antara lain : tulang belakang (vertebra),
sendi tulang belakang, ligamentum yang mengikat tulang belakang, serat saraf, otot, organ dalam
perut dan pelvis serta kulit yang menutupi daerah pinggang.
Tulang belakang diciptakan sedemikian rupa sehingga mampu bergerak sesuai kehendak
sembari melindungi serat saraf yang ada di dalamnya. Dibagian belakang setiap tulang, terbentuk
tonjolan khusus yang disebut prosesus spinosus yang salah satu fungsinya adalah melindungi
serat saraf yang lewat di depannya.
Diskus atau piringan sendi adalah bagian atas dan bawah dari tulang belakang yang
menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain. Selain memudahkan pergerakan,
diskus ini juga berfungsi untuk meminimalisasi tekanan yang terjadi pada rongga serat saraf.
Ligamentum adalah jaringan ikat yang sangat kuat guna memegang tulang belakang agar
tidak terlepas satu dengan yang lainnya.
Serat saraf yang lewat melalui tulang belakang berfungsi untuk menghantarkan rasangan
sensoris maupun motoris ke organ yang ada di bawahnya.
b. Bagaimana struktur histology pada pinggang bawah(lumbosacral)?
Tulang Lumbosacral memiliki sruktur jaringan yang sama seperti pada tulang lainnya.
Cortical disusun oleh tulang compacta. Tulang compacta sendiri terbentuk dari sistem Haversi,
dimana didalam satu kanalis haversi terdapat pembuluh darah. Di bagian profunda dari cortical
terdapat trabekular yang disusun oleh tulang spongiosa.

c. Apa penyebab nyeri pada region lumbosacral?


Setyawan (2008) menyebutkan sekitar 90% dari seluruh kasus LBP disebabkan oleh
factor mekanik , yaitu LBP pada struktur anatomic normal yang digunakan secara berlebihan
atau akibat sekundr dari trauma atau deformitas , yang menimbulkan stress atau strain pada otot ,
tendon , dan ligament.Selain itu, dari segi anatomis dan fungsional , LBP juga dapat disebabkan
7 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

Karena adanya kelainan pada spine , dimana spine merupakan struktur penyangga tubuh dan
kepala yang selalu terlibat dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan sehingga mudah sekali
mengalami gangguan .
Menurut Rice (2002) dalam Shocker (2008) menyebutkan penyebab yang paling sering
ditemukan yang dapat mengakibatkan LBP adalah kekakuan dan spasme otot punggung oleh
kareena aktivitas tubuh yang kurang baik serta tegangnya postur tubuh .Selain itu berbagai
penyakit juga dapat menyebabkan LBP seperti osteoarthritis , osteoporosis, fibromyalgia ,
skoliosis , dan rematik.
Ismiyati ( 1997) menyatakan adanya kesalahan postural atau gerakan tubuh yang tidak
proporsional dalam wktu lama dan terus menerus pada otot dan fascia akan menimbulkan nyeri
kemudian terjadi spasme otot piggang dan otot akan mengalami iskemik,
Saraf terjepit merrupakan bagian dari nyeri punggung bawah atau low back pain .Pada
tulang , ada bagian yang disebut diskus (bantalan atau sambungan di antara dua tulang) yang
berfungsi semacam peredam beban ( shockbreaker).Kalau diskus meleset dan berrgeser , tulang
langsung menekan saraf dan menimbulkan rasa nyeri yang amat sangat.Rasa nyeri tadi sangat
khas. Nyeri dapat menjalar ke bagian tubuh lain sesuai penjalaran dari jaringan saraf yang
terjepit.

d. Mengapa nyeri pada pinggang bawah berlangsung menahun dan mengapa nyeri
semakin terasa sejak satu tahun belakangan?
Nyeri berlangsung secara menahun karena pada kasus osteoporosis proses pengeroposan
tulang membutuhkan waktu yang cukup lama,dan ini berlangsung secara menahun. Nyari
semakin bertambah sejak satu tahun belakangan karena si penderita mengalami menopause ,
dimana pada hal ini terjadi defisiensi hormone estrogen.

2. Nyeri tidak menjalar , tidak dipengaruhi oleh mobilitas , berkurang atau hilang dengan
sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat.
a. Mengapa nyeri tidak menjalar?
8 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

Karena terjadi kompresi antar tulang vertebra pada daerah lumbosakral, sehingga
terjepitnya syaraf tepi pada daerah tersebut. Terjepitnya syaraf tepi menyebabkan timbulnya rasa
nyeri hanya pada daerah yang dipersyarafi (pinggang bawah), tidak menjalar ke bagian lain.
b. Mengapa nyeri tidak dipengaruhi oleh mobilitas?
Karena syaraf terjepit akibat kompresi yang terjadi akibat penekanan beban tubuh pada
posisi tertentu, contoh: duduk berlama-lama. Hal tersebut menyebabkan tulang antar vertebra
menyempit sehingga terjepitnya syaraf tepi di daerah lumbo sakral. Nyeri terjadi di lumbo sakral,
karena berdasarkan teori biomekanika tubuh, bagian lumbo sakral adalah titik pusat grafitasi
tubuh (point of center grafity). Sehingga apabila terjadi penekanan daerah inilah yang berpotensi
terjadinya skoliosis akibat massa tulang yang turun kompresi tubuh, sehingga menyebabkan
diskus interbertebra menyempit dan syaraf tepi menjadi terjepit dan timbul rasa nyeri.
Pergerakan akan atau mobilitas tubuh tidak menyebabkan nyeri dikarenakan mobilitas tubuh
akan membuat ruang antar vertebra menjadi sedikit luas/longgar sehingga tekanan pada syaraf
pun sedikit berkurang dibaningkan pada saat diam (duduk) yang menyebabkan terjadinya
kompresi.
c. Mengapa nyeri berkurang atau hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa
obat?
Nyeri berkurang atau hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat karena
densitas tulang Ny.OSTE yang turun hanya homogeny ringan,sehingga pada saat-saat tertentu
nyeri bisa berkurang atau hilang dengan sendirinya.
3. Ny.OSTE tidak pernah mengalami trauma di daerah pinggang , tidak menderita penyakit
tertentu , kurang aktivitas fisik , tidak sedang mengkonsumsi obat dalam jangka lama.
a. Apa hubungan trauma dengan sakit pinggang bawah?
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama nyeri pinggang
bawah.Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah lama
tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyerri pinggang bawah yang akut.Cara
bekerja di pabrik atau di kantor dengan sikap yang salah lama-lama menyebabkan
nyeri pinggang bawah yang kronis.Patah tulang , pada orang yang umurnya sudah
agak lanjut sering oleh karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi
9 | S K E N A R I O B B LO K 5 K E LO M P O K L 6 P E N D I D I K A N D O KT E R
U M U M FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
2011

pada corpus vertebra.Hal ini banyak ditemukan pada kaaum wanita terutama yang
sudah sering melahirkan .Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi sebab dasar
daripada fraktur kompresi .Fraktur pada salah satu prosesus transverses terutama
ditemukan pada orang-orang lebih muda yang melakukan kegiatan olahraga yang
terlalu dipaksakan.Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat
menggangu keseimbangan static dan kinetic dari tulang belakang sehingga timbul
nyeri pinggang.
Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau frustasi seksual
dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul kontraksi otot-otot paraspinal
secara terus-menerus sehingga timbul rasa nyeri pinggang.
b. Apa penyakit yang biasa menyerang lumbosacral?
Herniated nucleus pulposus : Rusaknya jaringan tulang rawan pada tulang belakang yang
berakibat rusaknya syaraf, jaringan yang berada disekitarnya
Low Back Pain, nyeri, ngilu , pegal yang terjadi pada pinggang bawah, dan sering disertai

nyeri ke bagian tungkai / kaki


Osteoporosis
Lumbar strain
Piriformis syndrome
Spinal stenosis tidak jarang dijumpai pada kelompok usia lanjut dan umumnya timbul
pada daerah vertebra cervicalis serta lumbalis. Stenosis juga dapat timbul pada area
intervertebra foramina, yaitu daerah dimana nervus spinalis keluar dari canalis
vertebralis. Stenosis yang terjadi setinggi vertebra cervicalis dapat menyebabkan
myelopati atau kerusakan spinal cord. Kondisi ini akan memberikan tanda-tanda lower
motor neuron pada setinggi daerah lesi dan gambaran upper motor neuron pada daerah di
bawah lesi. Penderita sering mengeluh rasa kebas, semutan, dan kelemahan, terutama
pada lengan atas dan tangan. Pada kasus yang lebih berat, dapat dijumpai spastisitas,
hiperefleksia, dan timbulnya refleks patologis, terutama pada ekstremitas bawah.
Diagnosa dapat dilakukan dengan elektromiografi dan dikonfirmasi dengan myelogram,
CT, ataupun MRI. Terapi bersifat konservatif dengan cervical collar, NSAID, dan latihan
fisik ringan. Bila keluhan penderita sedemikian menganggu aktivitas harian maka
tindakan dekompresi secara operatif harus dilakukan. Gambaran klinis dari stenosis
10 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

vertebra lumbalis sering berupa klaudikasio neurogenik (pseudoclaudicatio). Dalam


klinik, perlu dibedakan klaudikasio murni akibat terganggunya aliran darah arterial ke
tungkai dengan claudicatio neurogenik. Pada klaudikasio murni, nyeri tungkai dapat
diprediksikan

setelah

suatu

interval

pergerakan

tungkai.

Simtom

dari pseudoclaudicatio lebih bervariasi dan umumnya nyeri timbul bila dilakukan
ekstensi punggung dan saat berdiri (tidak hanya berjalan). Simtom tidak muncul saat olah
raga dalam posisi sendi spinal dalam keadaan fleksi (seperti posisi bersepeda ataupun
berjalan dengan membungkuk ke depan). Gambaran inilah yang sering membedakannya
dengan klaudikasio murni, di mana nyeri akan berkurang saat istirahat dan tidak
tergantung pada posisi sendi spinal.
Fraktur osteoporotik merupakan kejadian akhir dari suatu proses osteoporosis. Fraktur ini
sering mengenai tulang vertebra thoracalis ataupun lumbalis. Nyeri sendi umumnya
berkurang pada saat fraktur mulai sembuh dan memerlukan waktu beberapa bulan.
Fraktur ini sering menyebabkan deformitas berupa kifosis. Jika tidak dijumpai defisit
neurologis, maka penanganan fraktur kompresi akut ini adalah pada periode istirahat
yang singkat, pemberian analgesik, dan penderita dianjurkan untuk segera kembali ke
aktivitas bila kondisi klinis memungkinkan. Posisi seperti fleksi harus dicegah.
Pemakaian back brace tidak selalu dapat ditolerir oleh usia lanjut dengan fraktur
kompresi.
Penyakit sendi degeneratif (PSD) umumnya mengenai sendi facet. Pada keadaan ini,
nyeri sering tercetuskan oleh gerakan ekstensi dan rotasi dari tulang spinal. Gerakan
fleksi akan mengurangi keluhan nyeri. Terapi dari PSD spinal terdiri dari pemberian
NSAID, latihan memperkuat otot punggung, dan instruksi mengenai pola pergerakan
sendi spinal untuk mencegah timbulnya keluhan nyeri. Suntikan langsung pada sendi
facet kadang diperlukan untuk kasus yang ekstrim. Pada keadaan degenerasi yang berat
dimana telah terjadi spondylolisthesis, diperlukan program latihan seperti isometric
flexion strengthening exercise dan kemungkinan diperlukan ortosis lumbosakral.
c. Apa hubungan kurangnya aktivitas pada sakitnya lumbosacral?

11 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Kurangnya latihan fisik teratur/ Imobilisasi dapat menyebabkan menurunnya massa


tulang. Olahraga atau latihan fisik yang teratur dapat mencegah penurunan massa tulang.
Aktivitas fisik yang menentkan kepadatan tulang adalah olahraga, khususnya yang
menggunakan beban. Olahraga jenis ini penting agar terjadi gaya mekanik pada tulang yang juga
berhubungan dengan gaya tarik bumi. Terbukti tuang yang mendapat gaya mekanik (mendapat
tekanan dan pembebasan gaya) secara periodik dan teratur, akan bertambah massa tulangnya.
Penurunan aktivitas akan menyebabkan kelemahan serta atropi dan mengakibatkan
kesulitan untuk mempertahankan serta menyelesaikan suatu aktivitas.
d. Apa hubungan mengkonsumsi obat dengan sakit pada lumbosacral?
4. Ny.OSTE sejak 1 tahun tidak lagi mengalami haid.
a. Hormon apa saja yang berperan dalam siklus menstruasi?
Terdapat 5 jenis hormone yg berperan pada siklus menstruasi dan siklus ovarium
(Campbell,1998:951). Kelima hormone itu adalah gonadotropin releasing hormone (GnRH),
Follicle stimulating hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), Estrogen, Progesteron.

Hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormone FSH

dan LH.
FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyekresikan estrogen.
LH sendiri menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukkan corpus luteum.
Corpus luteum akan menyekresikan hormon estrogen dan progesterone.
Apabila tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesterone yg tinggi akan

menghambat FSH dan LH.


Turunnya kadar LH menyebabkan luruhnya corpus luteum shg kadar estrogen dan
progesterone pun menurun.
b. Mengapa Ny.Oste tidak lagi mengalami haid?
Ny.OSTE tidak lagi mengalami haid mungkin disebabkan oleh :
Amenorrhea adalah gangguan dalam system reproduksi wanita , sehingga membuatnya

tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya.Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis ,
yaitu Amenorrhea primer dan sekunder.
12 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

1.Amenorrhea primer:Menstruasi tidak terjadi sama sekali.


2.Amenorrhea sekunder terrjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami
menstruasi tetapi kemudian siklus berhenti tanpa alasan yang diketahui.
Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang
biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus
menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormone estrogen yang dihasilkan oleh
ovarium (indung telur).Seorang wanita dikatakn mengalami

menopause bila siklus

menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan .Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak
pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis.
Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan memasuki usia
menopause. Pada 3-5 tahun sebelum akhir siklus menstruasi, fungsi normal ovarium mulai
menurun. Hal ini membuat siklus menstruasi lebih pendek atau lebih lama. Terkadang ovarium
menghasilkan estrogen sedikit sehingga dinding rahim tidak menebal hingga akhirnya tidak
terjadi menstruasi.
Dalam keseluruhan hidup perempuan, estrogen membantu melindungi jantung dan
tulang, selain juga menjaga agar payudara, rahim, dan vagina dalam kondisi sehat. Itu sebabnya,
penurunan kadar estrogen selama dan setelah menopause bisa memengaruhi kesehatannya, selain
juga memicu gejala yang tidak nyaman.
Kehilangan sejumlah besar estrogen menyebabkan perempuan lebih berisiko terkena
penyakit jantung dan osteoporosis. Masalah lainnya adalah vagina menjadi kering dan tidak
nyaman ketika berhubungan seksual
c. Perubahan apa saja yang terjadi pada wanita yang mengalami menopause?
Turunnya fungsi ovarium (sel telur) mengakibatkan hormon terutama estrogen dan
progesteron sangat berkurang di dalam tubuh kita. Kekurangan hormon estrogen ini
menyebabkan keluhan-keluhan:
Keluhan vasomotorik
13 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Gejolak panas (hot flashes)


Vertigo
Keringat banyak
Keluhan Konstitusional

Berdebar-debar
Migrain
Nyeri otot, nyeri pinggang
Mudah tersinggung

Keluhan Psikiastenik dan neurotik

Merasa tertekan
Lelah psikis, lelah somatik
Susah tidur
Merasa ketakutan
Konflik keluarga , gangguan di tempat kerja

Keluhan lain lain

Sakit waktu bersetubuh


Gangguan haid
Keputihan, gatal pada vagina
Susah kencing
Libido menurun
Keropos tulang (osteoporosis)
Gangguan sirkulasi (miocard infark)
Kenaikkan kolesterol , adepositas (kegemukan gangguan metabolisme KH)

Keluhan-keluhan diatas tidak sama pada semua wanita. Hal ini disebabkan efek biologik di
jaringan hormon estrogen melalui reseptor estrogen yang di dalam tubuh didapat reseptor
estrogen alpha dan beta. Jumlah reseptor estrogen alpha dan beta yang tidak sama pada setiap
wanita dan adanya reaksi individual akibat rendahnya estrogen menyebabkan gejala menopause
yang berbeda. Umumnya gejolak panas, susah tidur, gelisah, lekas marah, pelupa, nyeri tulang
belakang dirasakan pada hampir sebagian besar wanita menopause.

14 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada wanita menopause adalah osteoporosis
(tulang

keropos),

penyakit

jantung

koroner,

stroke,

dan

pikun.

Kalau kondisi ini dibiarkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas
hidup wanita.
Perubahan pada organ reproduksi :
Uterus (kandungan)
Uterus mengecil , selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya
cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intertesial. Serabut otot miometrium menebal,
pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
Tuba Falopii (saluran Telur)
Lipatan lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo
menipis mendatar dan silia menghilang.
Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi
atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa
adolesen.
Vagina (liang kemaluan)
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae berkurangnya vaskularisasi,
elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. Ph vagina
meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil Donderlein yang menyebabkan glikogen
seluler

meningkat,

sehingga

memudahkan

terjadinya

infeksi.

Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternus melemah timbul
uretritis dan pembentukkan karankula.
Dasar pinggul

15 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan
prolapsus utero vaginal.
Perineum dan anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus
spincter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.
Vesica Urinaria (kandung kencing)
Tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa
sadar.
Kelenjar payudara
Diserapnya lemak subcutan , atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan
ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil kurang erektil , pigmentasi berkurang , sehingga
payudara menjadi datar dan mengendor.
Perubahan diluar organ reproduksi :
Adipositas (penimbunan lemak)
Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas.
Ditemukan 29 % wanita klimakterium memperlihatkan kenaikkan berat badan yang sedikit dan
20 % kenaikkan yang menyolok. Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan
pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik sistole maupun
diastole. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esential primer adalah wanita antara 45-70
tahun yang diketahui permulaan peningkatan tensi paling banyak terjadi salama masa
klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia klimakterium terjadi secara bertahap,
kemudian menetap dan lebih tinggi dari tensi sebelumnya.
16 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Hiperkolesterolnemia (kolesterol tinggi)


Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol.
Peningkatan kadar kolestrol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki.
Peningkatan kadar kolesterol yang merupakan faktor utama dalam penyebab arterosklerosis.
Aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor
resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan
infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.
Virilisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)
Turunnya estrogen dalam darah adanya efek androgen menyebabkan tanda-tanda
diferensiasi dari defeminisasi dan maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri
membentuk estron yang bersifat androgen.
Osteoporosis (keropos tulang)
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk
tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap
dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi
osteoporosis.

d. Bagaimana mekanisme terjadinya menopause?


Sejalan dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula kemunduran
fungsi organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu ovarium.
Terganggunya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen, dan ini
akan menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek fisik-biologis seksual. Pada
sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik sebagai akibat dari berhentinya produksi
hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis, dan sosialnya.
17 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan ini
dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:
1.

Klimakterium, yaitu merupakan masa peralihaan anatara masa reproduksi dan


masa senium. Biasanya periode ini disebut jga dengan pramenopause.

2.

Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah manopause disebut
pasca menopause.

3.

Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan
fisik

e. Bagaimmana hubungan tidak haid dengan perubahan pada tulang lumbosacral?


Turunnya fungsi ovarium (sel telur) mengakibatkan hormon terutama estrogen dan
progesteron sangat berkurang di dalam tubuh kita. Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses
osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak
tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang
baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis. Defisiensi PTH akan merangsang
PTH sehingga meningkatkan penyerapan tulang.
5. Massa tulang Ny.OSTE mengalami penurunan , dan dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen yang mengandung glukosaminoglikan , mengkonsumsi vit.D dan vit. C dosis
tinggi dan banyak minum susu kalsium tinggi dan makan dengan kandungan protein yang
cukup.
a. Bagaimana massa tulang yang normal?
Komposisi tulang terdiri dari matriks tulang 90% kolagen Tipe 1, 10% protein, Mineral
tulang (hydroxyapatite, kalsium dan posfat) dansel-sel tulang (osteoklas,oseoblas,osteocyt.lining
sel).
Puncak massa tulang adalah densitas tulang yang maksimal sepanjang hidup kita, hal ini
tercapai bila masa pertumbuhan tulang berhenti/stabil baik dalam bentuk ukuran maupun jumlah
mineral yang dikandungnya (konsolidasi). Puncak massa tulang dicapai tidak bersamaan :
18 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Trokhanter 14,2 + 2 thn, leher femur 18,5 +1.5 thn, tulang belakang 23 +1.4 th ( Li Y-C, et
all,Bone.2003;32:546-555.)
Faktor-faktor yang menentukan puncak massa tulang adalah herediter (70-80%), sex dan
ras, gaya hidup (20-30%).
Densitas tulang meningkat luar biasa selama masa pubertas, puncaknya dicapai pada usia
di atas 10 hingga permulaan 20 tahun, kemudian mendatar , setelah usia 30 th terjadi kehilangan
massa tulang dengan kecepatan 0.5%-1% pertahun, kemudian masuk masa menopause turun 1%2% pertahun berlangsung hingga 5-10 tahun.
Densitas tulang terus menurun karena usia hingga mencapai level seperti sebelum masa
pubertas. Umumnya massa tulang pria lebih tinggi daripada wanita dan ras hitam lebih tinggi
dari kulit putih.
b. Apa factor penyebab massa tulang menurun?
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk
tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap
dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi
osteoporosis.Defisiensi PTH akan merangsang PTH sehingga meningkatkan penyerapan tulang.
1. Bone remodelling
Osteoporosis terjadi akibat hilangnya massa tulang berkaitan dengan bone remodelling
akibat penambahan usia yang juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik yang
mempercepat proses ini. Pertambahan ukuran tulang secara linier dan lapisan kortek dinamakan
modelling, proses ini yang memungkinkan tulang panjang untuk menahan beban. Peningkatan
hormon sex pada saat pubertas diperlukan untuk pematangan tulang, yang akan mencapai
maksimum saat dewasa muda. Fung bone remodeling yaitu :
a. Memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil
b. Mensuplai kalsium untuk tulang yang kemudian akan menjaga konsentrasi kalsium
19 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Bone remodelling juga diatur oleh beberapa hormon antara lain estrogen, androgen,
vitamin D, dan hormon paratiroid (PTH). Faktor lain yang juga mempengaruhi bone remodelling
adalah nutrisi dan aktifitas fisik.
Hasil akhir dari remodelling ini adalah keseimbangan antara penghancuran dan
pembentukan massa tulang, pada usia 30-45 tahun keseimbangan ini mulai terganggu, usia dan
lokasi awal ketidakseimbangan antara penghancuran dan pembentukan massa tulang bervariasi
antar individu. Proses ini akan diperberat pada wanita yang mengalami menopause. Kehilangan
massa tulang juga dapat dipengaruhi oleh peningkatan aktifitas osteoclas dan penurunan aktifitas
osteoblas.

2. Nutrisi kalsium
Puncak pertumbuhan massa tulang juga dipengaruhi oleh konsumsi kalsium pada saat
pertumbuhan, apabila defisiensi kalsium terjadi saat dewasa maka akan menginduksi
hiperparatiroid sekunder dan peningkatan proses remodelling yang ditujukan untuk menjaga agar
serum kalsium tetap berada pada batas normal. PTH menstimulasi hidroksilasi vitamin D di
ginjal yang kemudian akan menyebabkan peningkatan 1,25-dihydroxyvitamin D [1,25(OH)2,
pengambilan kalsium dari massa tulang dan peningkatan absorbsi kalsium dari saluran cerna,

20 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

proses ini dapat menjaga kestabilan serum kalsium dalam waktu singkat namun apabila proses
ini berlanjut terus menerus dapat menyebabkan depresi tulang

21 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

3. Vitamin D
Defisiensi vitaminD (< 20 ng/ml) menyebabkan terjadinya hiperparatiroid yang akan
meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis dan fraktur.
4. Estrogen
Defisiensi estrogen dapat menyebabkan penurunan massa tulang dengan dua mekanisme
yang berbeda namun saling berhubungan (1) aktivasi dari

bone remodelling (2)

ketidakseimbangan antara formasi dan resorbsi tulang. Perubahan frekuensi aktivasi


menyebabkan kehilangan massa tulang transien sampai tercapainya keseimbangan resorbsi yang
baru. Ketidakseimbangan remodelling menimbulkan penurunan massa permanen yang hanya
dapat dikoreksi melalui masa remodelling. Penurunan fungsi estrogen yang biasanya muncul
pada masa menopause. Mekanisme terjadinya penurunan massa tulang pada keadaan defisiensi
estrogen adalah karena terjadi peningkatan aktivitas osteoklas, sebaliknya aktivitas osteoblas
menurun. Jenis fraktur yang tersering adalah fraktur vertebrae.
5. Aktivitas fisik
Pada bed rest lama atau parilis terjadi penurunan massa tulang, sebaliknya pada atlit
massa tulangnya lebih padat dibandingkan rata-rata. Namun peningkatan massa tulang yang
distimulasi aktivitas fisik lebih dominan saat sebelum pubertas
6. Medikasi
Banyak obat-obatan medikasi yang mempengaruhi massa tulang. Yang paling sering
adalah glukokortikoid, obat-obat lain seperti anti konvulsan, siklosporin dan tacrolimus juga
berpengaruh pada penurunan massa tulang.
7. Merokok
Efek merokok terhadap penurunan massa tulang melalui efek toksik nikotin terhadap
osteoblas dan merubah metabolisme.
8.Usia

22 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

c. Apa saja akibat dari penurunan massa tulang?


Osteoporosis adalah kelainan dengan penurunan massa tulang total. Pada kondisi ini
terdapat perubahan pergantian tulang homeostatic normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar
daripada kecepatan pembentukan tulang, yang mengakibatkan penurunan massa tulang total
(Brunner & Suddarth, 2000). Jadi, osteoporosis adalah kelainan atau gangguan yang terjadi
karena penurunan massa tulang total.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya pelebaran sumsum tulang dan saluran havers.
Trabekula berkurang dan menjadi tipis. Akibatnya, tulang mudah retak. Tulang yang mudah
terkena osteoporosis adalah vertebrata, pelipis, dan tengkorak.
Tulang secara progresif menjadi pores, rapuh, dan mudah patah. Tulang menjadi mudah
fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal. Osteoporosis
sering mengakibatkan fraktur kompresi. Fraktur kompresi ganda vertebra mengakibatkan
deforrnitas skelet.
Fraktura

d. Mengapa Ny.OSTE dianjurkan utnuk mengkonsumsi glukosaminoglikan,vit.D,vit.C


dosis tinggi,minum susu calcium tinggi,dan makan dengan kandungan protein yang
cukup?
Vitamin D sama pentingnya degan kalsium dalam memerangi osteoporosis, karena tubuh
memerlukannya untuk penyerapan kalsium, membantu metabolisme kalsium dan minerlisasi
tulang. Vitamin D dan Metabolit. Defisiensi vitamin D muncul karena asupan yang kurang,
kurang terkena sinar matahari, atau penurunan produksi di kulit. Lebih jarang, penurunan sintesis
calcitriol di ginjal terjadi karena usia atau disfunsi liver atau ginjal. Suplemen vitamin D telah
menunjukkan meningkatkan BMD, dan bisa mengurangi fraktur.

Kebanyakan tablet

multivitamin mengandung 400 IU vitamin D, dan produk kombinasi kalsium-vitamin D


mengandung 100-200 IU per dosis. Untuk manula, satu tablet multivitamin sehari (dua tablet
23 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

sehari untuk yang berusia di atas 70 tahun) cukup untuk asupan vitamin D harian. Vitamin D
dosis tinggi bisa menyebabkan hiperkalsimea dan hiperkalsiuria.
Studi telah menemukan bahwa vitamin C meningkatkan kepadatan tulang. Vitamin C
juga membantu dalam membentuk jaringan ikat yang memegang tulang bersama-sama, vitamin
C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun
jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.
Kalsium untuk pembentukan tulang dan berpengaruh untuk kepadatan tulang terutama
pinggang dan punggung- Kalsium harus diberikan dalam jumlah yang cukup untuk mencegah
hipertiroidisme sekunder dan perusakan tulang. Asupan kalsium lebih tinggi telah menunjukkan
mencegah atau mengurangi hilangnya massa tulang pada dewasa. Efeknya diperkuat ketika
dikombinasikan dengan terapi antiresoptif lain atau latihan fisik. Kombinasi kalsium dan vitamin
D menurunkan fraktur vertebral, non-vertebral dan pinggul. Kalsium karbonat adalah garam
pilihan karena mengandung konsentrasi tertinggi kalsium (40%) dan paling murah (Tabel 3-3).
Kalsium karbonat sebaiknya diberikan dengan makanan untuk meningkatkan absorpsi dengan
peningkatan sekresi asam. Absorpsi kalsium sitrat tergantung asam dan tidak diberikan bersama
makanan. Karena fraksi kalsium terabsorbsi menurun dengan peningkatan dosis, dosis terbagi
(500-600 mg atau kurang) disarankan. Efek samping paling umum adalah konstipasi dan
flatulen; batu ginjal jarang terjadi.
Glukosaminoglikan untuk mempertahankan fungsi persendian, dan dapat membantu
mengurangi rasa nyeri pada persendian.
Protein sebagai komponen matriks tulang sangat penting dalam pengembalian massa
tulang.
e. Bagaimana mekanisme penurunan massa tulang?
Tulang ini merupakan jaringan yang terus berubah secara konstan , dan terus
diperbaharui. Jaringan yang tua akan digantikan dengan jaringan tulang yang baru. Proses ini
terjadi pada permukaan tulang dan dikatakan sebagai remodelling dalam remodeling ini
melibatkan osteoclast sebagai perusak jaringan tulang dan osteoblas sebagai pembentuk sel sel
24 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

tulang baruMenjelang usia tua proses remodeling ini berubah. Aktifitas osteoclast menjadi lebih
dominan

dibandingkan

dengan

aktifitas

osteoblast

sehingga

menyebabkan

osteoporosis.Kehilangan massa tulang terjadi sangat cepat pada tahun tahun pertama masa menopause,
osteoporosis pun berkembang akibat proses resorpsi yang sangat cepat atau proses penggantian terjadi
sangat lambat.
6. Pemeriksaan fisik : Tinggi badan 158 cm, berat badan 51 kg, punggung skoliosis ringan
a. Apa saja penyebab skoliosis?
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu.
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut:

Cerebral palsy
Distrofi otot
Polio
Osteoporosis juvenile
3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.
b. Apa saja klasifikasi dari skoliosis?

Skoliosis dapat dibagi atas dua yaitu


a.Skoliosis struktural
Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan rotasi dari
tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra, processus
spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :

25 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

1)Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan
menjadi 3
kelompok :
a)Infantile : dari lahir-3 tahun.
b)Anak-anak : 3 tahun 10 tahun
c)Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yang
paling umum )
2)Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih
badan vertebra.
3)Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti
paralisis otak,spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan
deformitas.
b.Skoliosis nonstruktural ( Postural ):
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa
perputaran (rotasi) dari tulang punggung.Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder
atau sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan
kaki yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau
dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.
Skoliosis ringan : <10
c. Apa saja akibat skoliosis?
Tulang belakang melengkung

secara

abnormal

ke

arah

samping

Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
Nyeri punggung
Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
26 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan
pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih
tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

d. Bagaimana hubungan skoliosis dengan sakit nyeri , sakit pinggang secara menahun?

KETERKAITAN ANTAR MASALAH


Tidak
haid

Usia

Skoliosis ringan

Kadar estrogen
rendah

Kurang
Aktivitas

Nyeri

Penurunan
massa tulang

Kelemaha
n

Sakit
pinggang
bawah

VI.
Pokok

LEARNING ISSUES
What I know

What I dont know

Whai I have to

How will I learn

27 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Bahasan
Anatomi
Tulang
Vertebrae

Pembagian
tulang

Histologi
Tulang
Vertebrae
Anatomi
pada
Lumbosac
ral
Histologi
pada
Lumbosac
ral
Columna
Vertebralis
Plexus
Lumbosac
ral
Low Back
Pain
Menopaus
e
Osteoporo
sis
VII.

Inervasi,Vaskularisasi,Liga
ment,

prove
Hubungan
dengan keluhan
Ny.OSTE,Hubun
gan dengan
skoliosis

Jurnal,Ebook,Internet,Ka
rya Tulis,Pakar

Jaringan,Otot,

Inervasi,Vaskularisasi,Liga
men

Jaringan,Otot

Definisi,Fun
gsi

Letak,
Persarafan

Definisi

Definisi

SINTESIS MASALAH

1.ANATOMI TULANG VERTEBRAE


Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung
yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung
membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx).

28 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher),
12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang belakang dapat saja
terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah bagian punggung.
Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari
badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus
vertebrae dibentuk oleh dua kaki atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh
penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus.
Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung
disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau
medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen
intervertebrale.
Tulang punggung cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina
atau procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang
tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesus
spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari
C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan
khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.
Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun
panjang lehernya.
Tulang punggung thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan memutar dapat
terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai tulang punggung dorsal dalam konteks manusia. Bagian
ini diberi nomor T1 hingga T12.
29 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Tulang punggung lumbal


Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban
terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan
beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.
Tulang punggung sacral
Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau
diskus intervertebralis satu sama lainnya.
Tulang punggung coccygeal
Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa hewan
memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang punggung
kaudal (kaudal berarti ekor).
Tulang adalah organ vital yang berfungsi utnuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam
tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral, dan organ hemopoetik.
Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel. Matriks
tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari
osteoblas, oisteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen
tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu proses yang
disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan
sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium
dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah,
dengan demikian maka kadar fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik
tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis
kanker ke tulang. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak
yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan
osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang
30 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulan90g sehingga kalsium
dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah. (Setyohadi, 2007; Wilson. 2005; Guyton. 1997)
Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5
buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan lumbal masih tetap
dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sacral dan koksigeus satu sama lain menyatu
membentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan koksigeus. Diskus intervertebrale merupkan
penghubung antara dua korpus vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan
(aligment) tulang belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. (CAILLIET 1981).
Fungsi kolumna vertebralis adalah menopang tubuh manusia dalam posisi tegak, yang
secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh secara seimbang tetap
tegak. (CAILLIET 1981).
Vertebra servikal, torakal, lumbal bila diperhatikan satu dengan yang lainnya ada
perbedaan dalam ukuran dan bentuk, tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut mempunyai
bentuk yang sama. Korpus vertebrae merupakan struktur yang terbesar karena mengingat
fungsinya sebagai penyangga berat badan. Prosesus transverses terletak pada ke dua sisi korpus
vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung. Sedikit ke arah atas dan bawah dari
prosesus transverses terdapat fasies artikularis vertebrae dengan vertebrae yang lainnya. Arah
permukaan facet joint mencegah/membatasi gerakan yang berlawanan arah dengan permukaan
facet joint.
Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan fleksi
dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis (hiperekstensi lubal)
kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar terhambat, tetapi
pada posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet saling menjauh sehingga
memungkinkan gerakan ke lateral berputar.
Bagian lain dari vertebrae, adalah lamina dan predikel yang membentuk arkus tulang
vertebra, yang berfungsi melindungi foramen spinalis. Prosesus spinosus merupakan bagian
31 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan, berfungsi tempat melekatnya
otot-otot punggung. Diantara dua buah buah tulang vertebrae terdapat diskusi intervertebralis
yang berfungsi sebagai bentalan atau shock absorbers bila vertebra bergerak
Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang
membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung mukopolisakarida.
Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi air yang diletakkan
diantara ke dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang merata bekerja pada vertebrae
maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh diskus intervertebralis. Bila suatu
gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus akan melawan gaya tersebut secara lebih
dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan
vertebra seperti fleksi, ekstensi, laterofleksi (CAILLIET 1981) (lihat dambar 3).
Karena proses penuaan pada diskus intervebralis, maka kadar cairan dan elastisitas diskus
akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang diskus intervebralis makin menyempit, facet
join makin merapat, kemampuan kerja diskus menjadi makin buruk, annulus menjadi lebih
rapuh.
Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap
nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin bertambah
setiap individu tersebut melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang berulang-ulang setiap
hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan menimbulkan robekan kecil
pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala prodromal. Keadaan demikian
merupakan locus minoris resistensi atau titik lemah untuk terjadinya HNP (Hernia Nukleus
Pulposus). Sebagai contoh, dengan gerakan yang sederhana seperti membungkuk memungut
surat kabar di lantai dapat menimbulkan herniasi diskus. Ligamentum spinalis berjalan
longitudinal sepanjang tulang vertebrae. Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah
tertentu dan mencegah robekan. (CAILLIET 1981)
Diskus intervebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamnetum posterior.
Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar dan kuat,
32 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu dengan yang lainnya.
ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior corpus vertebrae, yang juga turut
memebntuk permukaan anterior kanalis spinalis. Ligamentum tersebut melekat sepanjang
kolumna vertebralis, sampai di daerah lumbal yaitu setinggi L 1, secara progresif mengecil, maka
ketika mencapai L 5 sacrum ligamentum tersebut tinggal sebagian lebarnya, yang secara
fungsional potensiil mengalami kerusakan. Ligamentum yang mengecil ini secara fisiologis
merupakan titik lemah dimana gaya statistik bekerja dan dimana gerakan spinal yang terbesar
terjadi, disitulah mudah terjadi cidera kinetik. (CAILLIET 1981) (lihat gambar 4).
Otot punggung bawah dikelompokkan kesesuai dengan fungsi gerakannya. Otot yang
berfungsi mempertahankan posisi tubuh tetap tegak dan secara aktif mengekstensikan vertebrae
lumbalis adalah : M. quadraus lumborum, M. sacrospinalis, M. intertransversarii dan M.
interspinalis.
Otot fleksor lumbalis adalah muskulus abdominalis mencakup : M. obliqus eksternus abdominis,
M. internus abdominis, M. transversalis abdominis dan M. rectus abdominis, M. psoas mayor
dan M. psoas minor.
Otot latero fleksi lumbalis adalah M. quadratus lumborum, M. psoas mayor dan minor,
kelompok M. abdominis dan M. intertransversarii.
Jadi dengan melihat fungsi otot di atas otot punggung di bawah berfungsi menggerakkan
punggung

bawah

dan

membantu

mempertahankan

posisi

tubuh

berdiri.

Medulla spinalis dilindungi oleh vertebrae. Radix saraf keluar melalui canalis spinalis,
menyilang discus intervertebralis di atas foramen intervertebralis.
Ketika keluar dari foramen intervertebralis saraf tersebut bercabang dua yaitu ramus
anterior dan ramus posterior dan salah satu cabang saraf tersebut mempersarafi face t. Akibat
berdekatnya struktur tulang vertebrae dengan radix saraf cenderung rentan terjadinya gesekan
dan jebakan radix saraf tersebut.

33 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Semua ligamen, otot, tulang dan facet join adalah struktur tubuh yang sensitive terhadap
rangsangan nyeri, karena struktur persarafan sensoris.Kecuali ligament flavum, discus
intervertebralis dan Ligamentum interspinosum ; karena tidak dirawat oleh saraf sensoris.
Dengan demikian semua proses yang mengenai struktur tersebut di atas seperti tekanan dan
tarikan dapat menimbulkan keluahan nyeri.
Nyeri punggung bawah sering berasal dari ligamentum longitudinalis anterior atau
posterior yang mengalami iritasi. Nyeri artikuler pada punggung bawah berasal dari facies
artikularis vertebrae beserta kapsul persendiannya yang sangat peka terhadap nyeri. Nyeri yang
berasal dari otot dapat terjadi oleh karena : aktivitas motor neuron, ischemia muscular dan
peregangan miofasial pada waktu otot berkontraksi kuat. (Zimmermann M., 1987)
Tulang belakang mempunyai tiga lengkungan fisiologis yaitu lordosis servikalis,
kyphosis thorakalis dan lordosis lumbalis. Bila dilihat dari samping dalam posisi tegak ketiga
lengkungan fisiologis ini disebut posture atau sikap (lihat gambar 6). Posture yang baik adalah
posture tidak memerlukan tenaga, tidak melelahkan, tidak menimbulkan nyeri, yang dapat
dipertahankan untuk jangka waktu tertentu dan secara estetis memberikan penampilan yang
dapat diterima. Disini terjadi keseimbangan antara kerja ligamen dan torus minimal otot.
Secara keseluruhan posture dipengaruhi oleh keadaan anatomi, suku bangsa, latar
belakang kebudayaan, lingkungan pekerjaan, sex dan keadaan psikis seseorang. Sudut
lumbosakral adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan ossakrum dengan garis horizontal.
Normal besar sudut lumbosakral (sudut Ferguson) 30 derajat. Rotasi pelvis ke atas memperkecil
sudut lumbosakral sedangkan rotasi pelvis ke bawah memperbesar sudut lumbosakralis. (lihat
gambar 7). Gerakan ekstensi vertebrae dari vertebrae lumbalis hanya sedikit. Hiperekstensi
dicegah oleh Ligamantum longitudinale anterior. Sedangkan gerakan fleksi 60% 75% terjadi
pada antara L5 dan S1, 20 % 25 % terjadi antara L4 dan L5 dan 5% 10% terjadi antara L1
L4 (terbanyak antara L2 L4).
Bila seseorang membungkuk untuk mencoba menyentuh lantai dengan jari tangan tanpa
fleksi lutut, selain fleksi dari lumbal harus dibantu dengan rotasi dari pelvis dan sendi koksae.
34 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Perbandingan antara rotasi pelvis dan fleksi lumbal disebut ritme lumbal-pelvis. (lihat gambar 9).
Secara singkat punggung bawah merupakan suatu struktur yang kompleks; dimana tulang
vertebrae, discus intervertebralis, ligamen dan otot akan akan bekerjasama membuat manusia
tegak, memungkinkan terjadinya gerakan dan stabilitas. Vertebrae lumbalis berfungsi menahan
tekanan gaya static dan gaya kinetik (dinamik) yang sangat besar maka dari itu cenderung
terkena ruda paksa dan cedera. (CAILLIET 1981).
2.HISTOLOGI TULANG VERTEBRAE

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen
ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh
deposit

kalsium

hydroxyapatite,

sehingga

tulang

menjadi

kaku

dan

kuat.

Sel-sel pada tulang adalah :


Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast
ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau
silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
35 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan
penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada
tulang.
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan
bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari
deretan sel monosit makrofag.
Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan
osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal
menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam
penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak
yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan
pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang. Tulang hanya dapat
tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
STRUKTUR MAKROSKOPIK
Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur :
Substantia spongiosa (berongga)
Substantia compacta (padat)
Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan
tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi
oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan
rongga sumsum tulang.
JENIS JARINGAN TULANG
Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu :
Tulang muda/tulang primer
Tulang dewasa/tulang sekunder
36 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabutserabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.
Jaringan Tulang Primer
Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang,
maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara
karena

nantinya

akan

diganti

dengan

tulang

sekunder

Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan
komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone
terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang
bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis.
Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer,
yaitu sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih
banyak

jumlah

osteosit

kalau

dibandingkan

dengan

jaringan

tulang

sekunder.

Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar
bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat
itu hanya terdapat lamella saja.
Jaringan Tulang Sekunder
Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone
karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam
lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam
lamellae(lapisan) setebal 3-7m yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di
tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah,
serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini
dinamai Systema Haversi atau osteon.
Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di
dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral
meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya
arahnya menyilang.
37 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan


bahan perekat.
Susunan

lamellae

dalam

diaphysis

mempunyai

pola

sebagai

berikut

Tersusun konsentris membentuk osteon.


Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis.
Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis
externa.
Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae circumferentialis
interna.
PERIOSTEUM
Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa
yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan
bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke
dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena
memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam
proses penyembuhan tulang.
Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena :
Pembuluh-pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang. terdapat serabut Sharpey ( serat
kolagen ) yang masuk ke dalam tulang.Terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut
Sharpey.
ENDOSTEUM
Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum
tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis
Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang
yang berubah potensinya menjadi osteogenik.
KOMPONEN JARINGAN TULANG
Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas
unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang
tumbuh, seperti telah dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas 4 macam sel :
38 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Osteoblas
Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak
ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek,
dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma
tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif
mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif
mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula
adanya lisosom.
Osteosit
Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat
bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang.
Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolantonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks
Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya.
Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction.
Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang
berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau
osteoklas.
Osteoklas
Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m-100m dengan
inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Kllicker dalam tahun
1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang.
Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan
jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas
terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled
border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat
mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim
39 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses
persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan
tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik
berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan
tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis
darah jangka panjang.
Selain pendapat di atas, ada sebagian peneliti berpendapat bahwa keberadaan osteoklas
merupakan akibat dari penghancuran tulang. Adanya penghancuran tulang osteosit yang terlepas
akan bergabung menjadi osteoklas. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tersebut sudah banyak
ditinggalkan dan beralih pada pendapat bahwa sel-sel osteoklas-lah yang menyebabkan
terjadinya penghancuran jaringan tulang.
Sel Osteoprogenitor
Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik.
Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga
endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel
osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari
jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan
osteoklas.
Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi
khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada
proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh
lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas,
dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula
penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel
osteoklas lebih lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang.
MATRIKS TULANG
Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler terdiri dari
70% garam anorganik dan 30% matriks organic. 95% komponen organic dibentuk dari kolagen,
sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang
tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang
40 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen
pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur tiga
dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral.
Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil
dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic.
Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam
pengaturan pembentukan fiber kolagen.
Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam
pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan
antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa
protein.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan
fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal kristal tersebut tersusun sepanjang
serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium.
Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam
kekuatannya

tergantung

dari

bahan-bahan

organik

khususnya

serabut

kolagen.

MEKANISME KALSIFIKASI DAN RESORPSI TULANG


Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti, namun disini akan
dibahas garis besarnya. Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme kalsium
dan fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan diendapkan semula berada dalam aliran darah.
Osteoblas berperan dalam mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam keadaan biasa, darah dan
cairan jaringan mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk pengendapan kalsium
Ca3(PO4)2 apabila terjadi penambahan ion fosfat dan kalsium. Penambahan ion-ion tersebut
diperoleh dari pengaruh enzim alkali fosfatase dari osteoblas. Hal tersebut juga dapat diperoleh
dari pengaruh hormone parathyreoid dan pemberian vitamin D atau pengaruh makanan yang
mengandung garam kalsium tinggi.
Faktor lain yang harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena kondisi yang agak asam
lebih menjurus ke pembentukan garam CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih
41 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

mudah larut, maka untuk mengendapkannya dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium yang lebih
tinggi daripada dalam kondisi alkali untuk mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut.
Kenaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan khondrosit hipertrofi
disebabkan sekresi alkali fosfatase yang akan melepaskan fosfat dari senyawa organik yang ada
di sekitarnya.
Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti pengendapan,
sehingga

kristal-kristal

kalsium

akan

tersusun

sepanjang

serabut.

Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya, karena tulang akan dapat tumbuh
membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permukaan luarnya yang dibarengi
dengan pengikisan tulang dari permukaan dalamnya.
Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteoklas, mencakup
pembersihan garam mineral dan matriks organic yang kebanyakan merupakan kolagen. Dalam
kaitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3 kemungkinan :
Osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul dengan
depolimerisasi molekul-molekul organic,
Osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga
garam mineral yang melekat menjadi bebas, sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen
Rupanya, cara yang paling mudah untuk osteoklas dalam membersihkan garam mineral yaitu
dengan menyediakan suasana setempat yang cukup asam pada permukaan kasarnya. Bagaimana
cara osteoklas membuat suasana asam belum dapat dijelaskan. Perlu pula dipertimbangkan
adanya lisosom dalam sitoplasma osteoklas yang pernah dibuktikan.
PERTUMBUHAN TULANG
Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis
dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive
diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan
tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan
mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang
tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh
lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk
42 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone


pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.
Osteogenesis Desmalis
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya
dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang
mengalami

penulangan

desmal

ini

yaitu

tulang

atap

tengkorak.

Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat


yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui
tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus
yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang
terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan
menjadi atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk
pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.
Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai
sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng
atau trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul
tropokolagen

yang

akan

membentuk

kolagen

dan

sekresi

glikoprotein.

Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam
kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks
osteoid sekeliling osteoblas.
Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang
mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat
hubungan melalui tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang
telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di
sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin
menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang
nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit,
sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan pengikat yang
masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah.
43 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis
untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut
Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengahtengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel sel khondrosit di
daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan
terdesak mejadi sekat sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen.
Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam garam kalsium yang pada
gilirannya akan membawa kemunduran sel sel kartilago yang terperangkap karena terganggu
nutrisinya. Kemunduran sel sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga
rongga yang saling berhubungan sebagai sisa sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan
mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya.
Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi
osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini
melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang
terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga rongga
sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan
tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh pembuluh darah dari
perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus masuk
kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi.
Darah membawa sel sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel sel tersebut memiliki
potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel sel yang diletakan pada matriks kartilago akan
bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan
pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks
kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga
akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks
kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam
diaphysis akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung ujung
model kerangka kartilago.
44 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG PIPA


Setelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di daerah epiphysis,
maka teradapatlah sisa sisa sel khondrosit diantara epiphysis dan diaphysis. Sel sel tersebut
tersusun bederet deret memanjang sejajar sumbu panjang tulang. Masing masing deretan sel
kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago, sedangkan sel sel kartilago dalam masing
masing deretan dipisahkan oleh matriks tipis. Jaringan kartilago yang memisahkan epiphysis dan
diaphysis berbentuk lempeng atau cakram sehingga dinamakan Discus epiphysealis.
Sel sel dalam masing masing deretan tidak sama penampilannya. Hal ini disebabkan
karena ke arah diaphysis sel sel kartilago berkembang yang sesuai dengan perubahan
perubahan yang terjadi pada pusat penulangan. Karena perubahan sel sel dalam setiap deret
seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran yang dibedakan dalam daerah daerah
perkembangan.
Daerah daerah perkembangan :
1. Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel sel gepeng.
2. Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar.
3.Zona hypertrophy : sel sel membesar dan bervakuola.
4. Zona kalsifikasi : matriks cartlago mengalami kalsifikasi.
5. Zona degenerasi : sel sel cartlago berdegenerasi diikuti oleh terbukanya lacuna sehingga
terbentuk trabekula.
Karena masuknya pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula di daerah ke arah
diaphysis diletakan sel sel yang akan berubah menjadi osteoblas yang selanjutnya akan
melanjutkan penulangan.
Dalam proses pertumbuhan discus epiphysealis akan semakin menipis, sehingga akhirnya
pada orang yang telah berhenti pertumbuhan memanjangnya sudah tidak deketemukan lagi.
PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPA
Pertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus epiphysealis juga mengalami
pertambahan diameter dengan cara pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh
periosteum lapisan dalam yang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari permukaan
45 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

dalamnya.
Dengan adanya proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun diameter tulang bertambah
namun ketebalannya tetap dipertahankan. Hal ini penting,karena tanpa pengikisan,berat tulang
akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsinya.
PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG
Pada mulanya, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk semacam sistem harvers
yang tidak teratur polanya yang dinamakan sistem Havers primitif. Untuk membentuk sistem
Havers dengan pola teratur, perlulah sistem Havers primitif mengalami perubahan sehingga
terjadilah tulang sekunder. Perubahan dimulai pada beberapa tempat yang terletak tersebar dalam
bentuk rongga rongga yang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel osteoklas. Rongga rongga
tersebut meluas sehingga terbentuk silindris yang memanjang, disusul oleh masuknya pembuluh
darah bersama jeringan sumsum tulang kedalam rongga rongga tersebut. Apabila rongga sudah
cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah pembentukn tulang oleh osteoblas yang diletakan
oleh darah pada dinding rongga. Pembentukan tulang berlangsung sebagai lembaran lembaran
yang dimulai dari dinding rongga yang makin lama makin mengecilkan rongga sehingga
akhirnya pembuluh darah dikelilingi penuh oleh lembaran lembaran tulang. Dengan demikian
terbentuklah sistem harvers dengan pembuluh darah di tengahnya. Pada perbatasan luar setiap
sistem harvers

terdapat

substansi

perekat

yang

merupakan

sisa

matriks

tulang.

Pembentukan sistem Havers tidak berhenti estela proses di atas, namun akan terjadi pula erosi
lagi yang diikuti pembentukan sistem harvers baru seperti semula. Proses tersebut terjadi
berulang-ulang sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan beberapa
struktur :
1. Sistem Havers yang lama
2. Sistem Havers yang sedang dibentuk
3. Ruang-ruang karena erosi
4. Sisa sisa sistem harvers sebagai lamela intersitiil.
PERBAIKAN PATAH TULANG

46 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Jika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan perdarahan yang biasanya
akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan kerusakan matriks dan sel sel
tulang di dekatgaris patah.
Awal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan darah, sisa
sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan endosteum disekitar tulang yang patah
menanggapi dengan meningkatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentuklah jaringan seluler
disekitar

garis

patah

dan

di

antara

ujung

ujung

tulang

yang

terpisah.

Pembentukan tulang baru berlangsung melalui penulangan enkhondral dan desmal secara
simultan. Untuk penulangan enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago hialin yang
berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. Celah fragmen
tulang sekarang diisi oleh jaringan kartilago yang merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi
celah diantara fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan kalus kartilago. Sel
sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum akan menjadi osteoblas sehingga di daerah
tersebut terjadi penulangan desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam
jaringan kartilago yang merupakan jaringan penopang sementara dalam perbaikan patah tulang.
Tekanan pada tulang selama proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke
bentuk asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan lenyap melalui resorpsi.
PERSENDIAN DAN MEMBRANA SYNOVIALIS
Tulang tulang dihubungkan satu ama lain melalui persendian. Berdasarkan strukturnya
terdapat berbagai bentuk sendi yang juga menentukan keluasan gerakan bagian bagian tulang
yang terlibat.
Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan :
1. Synathrosis : gerakan terbatas.
2. Diathrosis : gerakan luas.
Karena luasnya gerakan dari diarthrosis maka diantara ujung ujung tulang berdekatan
terdapat rongga yang dinamakan Cavum artikularis. Rongga ini berdinding jaringan ikat padat.
Kapsel pada sendi tersebut terdiri atas dua lapisan, yaitu :
1. Lapisan fibrosa (di sebelah luar)
2. Lapisan sinovial (disebelah dalam)
47 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Cairan yang berada di dalam cavum synoviale dihasilkan oleh sel sel sinovial.
Permukaan dalam dari lapisan sinovial biasanya dibatasi oleh sel sel berbentuk gepeng atau
kuboid. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan pengikat longgar atau padat dan jaringan lemak.
Sel sel membran sinovial berasal dari jaringan mesenkhim yang dipisahkan oleh substansi
dasar.
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif, proteksi alat-alat didalam
tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral dan organ hemopoetik. Hampir
semua kalsium dalam tubuh (99%) disimpan di dalam tulang dan sisanya pada cairan ekstrasel
dan 0,1% dalam cairan intrasel. Oleh karena itu, tulang berperan sebagai penampung yang besar
untuk menyipan kalsium dan sebagai sumber kalsium bila kalsium pada ciran ekstraselular
menurun.
Tulang juga merupakan jaringan ikat yang dinamis yang selalu diperbaharui melalui
proses Remodeling yang terdiri dari proses Resorpsi dan Formasi.Sebagaimana jaringan ikat
lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat
kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas, osteoklas dan
osteosit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang :
1. Hormon pertumbuahan (Growth hormon, GH )
Yang berperan dalam meningkatkan Remodeling tulang dan pertumbuhan tulang.
2. Insulin-like Growth faktor-1 dan 2.
Yang berperan penting dalam formasi tulang dan juga dalam mempertahankan
Massa tulang.
3.Estrogen dan Androgen
Berperan sangat penting pada maturasi tulang yang sedang tumbuh dan mencegah kehilangan
massa tulang.
48 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

4.Hormon-hormon lainnya (insulin, tiroid, paratiroid, dan sitokin )


Kolagen dalam tulang.Kolagen merupakan protein ekstraselular yang terpenting didalam
tubuh dan didalam tulang, kolagen merupakan 65 % bagian dari total komponen organik didalam
tulang.

BONE TURNOVER
Bone turnover merupakan mekanisme fisiologik yang sangat penting untuk memperbaiki
tulang yang rusak atau mengganti untuk tulang yang tua dengan tulang yang baru. Tulang secara
kontinu dibentuk olehosteoblas dan diabsorbsi ketika osteoklas menjadi aktif. Dan tulang juga
diabsorbsi secara kontinu dengan adanya osteoklas yang merupakan sel fagositik besar yang
bernti banyak dan suatu turunan monosit yang dibentuk di sum-sum tulang.
Tahap awal produksi tulang adalah sekresi molekul kolagen (monomer kolagen) dan
substansia dasar oleh osteoblast.Monomer kolagen ini akan berpolimerasi dengan cepat untuk
membentuk serat kolagen (osteoid). Selama osteoid dibentuk, sejumlah osteoblas terperangkap
dalam osteoid dan menjadi inaktif. Pada tahap ini, osteoblas disebut osteosit.
Dalam waktu beberapa hari setelah osteoid dibentuk, garam kalsium mulai mengalami
presiptasi pada permukaan serat kolagen. Presipitat mulai terjadi di sepanjang serat kolagen dan
nantinya akan menjadi produk akhir yang berupa kristal hidroksapatit. Garam kalsium awal yang
akan ditimbun bukan berupa kristal hidroksiapatit namun senyawa amorf (non-kristalin).
Kemudian melalui proses substitusi dan penambahan atom atau reabsorpsi dan represipitasi,
garam-garam ini kemudian akan diubah menjadi kristal hidroksiapatit selama bermingguminggu.
Beberapa persen senyawa tersebut tetap berada dalam bentuk amorf. Karena garam amorf
dapat diabsorpsi dengan mudah ketika sejumlah kalsium tambahan dibutuhkan dalam cairan
ekstrasel.

49 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Kalsium yang berupa garam amorf ini dapat mengalami pertukaran, yang akan menjadi
suatu PENYANGGA yang cepat yang akan menjaga agar konsentrasi ion kalsium dalam plasma
tidak terlalu naik atau turun terlalu rendah pada keadaan transien dengan kelebihan atau
kekurangan ketersediaan kalsium.
Adapun mekanisme dari reabsorbsi tulang adalah sebagai berikut :
Osteoklas mengeluarkan tonjolan yang menyerupai vili ke arah tulang, yang membenntuk
suatu permukaan bergelombang yang berdeatan dengan tulang. Vili-vili ini menyekresikan
enzimproteolitik dan beberapa asam (asam laktat dan asam sitrat). Hasil sekresi dari vili ini akan
mencerna atau melarutkan matriks organik tulang. Sel osteoklas juga mengimbisi tulang dengan
cara memfagositosis partikel-partikel kecil dari matriks dan kristal tulang, dan pada akhirnya
akan melarutkan zat-zat ini dan melepaskan produknya ke dalam darah.
Pada keadaan normal, kecepatan pembentukan dan absorbsi tulang adalah seimbangan.
sehingga total massa tulang dipertahankan agar tetap konstan. Osteoklas biasanya terdapat dalam
jumlah kecil namun terkonsentrasi, dan begitu sebuah massa osteoklas sudah terbentuk,
osteoklas akan memakan tulang selama + 3 minggu. Proses ini akan menciptakan terowonganterowongan pada tulang. Pada akhir tahap ini, osteoklas menghilang dan posisinya digantikan
oleh osteoblas. Pembentukan tulang baru ini diperantarai oleh osteoblas dan hal in berlangsung
lebih lama. Tulang yang baru berada dalam lingkaran konsentris yang berlapis (lamela) pada
permukaan dalam rongga sampai terowongan dipenuhi. Pembentukan tulang ini akan berhenti
apabila tulang mulai mencapai pembuluh darah yang memasok darah ke daerah tersebut. Dan
setiap daerah baru yang dibentuk disebut osteon.
Vitamin D
Vitamin D yang digunakan untuk meningkat absorpsi kalsium dalam usus. Dalam hal ini
vitamin D yang digunakan adalah dalam bentuk aktif yaitu 1,25 dihidroksikolekalsiferol. 1,25dihidroksikolekalsiferol berfungsi untuk meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus dengan cara
meningkatkan pembentukan protein pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein pengikat kalsium

50 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

ini berfungsi di brush border untuk mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel dan selanjutnya
kalsium bergerak melalui membran basolateral sel dengan cara difusi terfasilitasi.
Langkah pertama dalam aktivasi vitamin D adalah mengubah vitamin D menjadi 25
hidroksikalsiferol dan proses in terjadi di hati. Den selanjutnya 25 hidroksikalsiferol akan diubah
lagi menjadi bentuk aktif dari vitamin D yaitu 1,25 hidroksikalsiferol. Proses ini terjadi di
tubulus

proksimal

ginjal

dan

juga

mendapat

bantuan

langsung

dari

PTH.

1,25 hidroksikalsiferol berfungsi sebaga suatu jenis hormon yang berfungs untuk
meningkatkan basorbsi kalsium oleh usus. 1,25 hidroksikalsiferol meningkatkan produksi protein
pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein ini berfungsi di brush border sel-sel tersebut untuk
mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel dan selanjutnya kalsium bergerak melalu membran
basolateral sel dengan cara difusi terfasilitasi. Protein ini akan tetap berada di dalam sel selama
beberapa minggu setelah 1,25 hidroksikalsiferol dibuang dari tubuh, sehingga memiliki efek
yang berkepanjangan terhadap absorbsi kalsium. Efek lain yang ditimbulkan adalah
pembentukakn ATPase terstimulasi kalsium di brush border sel epitel dan pembentukan suatu
alkalin forfatase di sel epitel.
Hormon Paratiroid
Hormon Paratiroid (PTH) menyediakan mekanisme yang kuat untuk mengatur
konsentrasi kalsium lewat pengaturan reabsorbsi usus, ekskresi ginjal dan pertukaran ion-ion
antara CES dan tulang. Naiknya konsentrasi kalsium terutama kerana dua hal, yaitu efek PTH
yang meningkatkan absorbsi kalsum dan fosfast dari tulang dan efek yang cepat dari PTH dalam
mengurangi

ekskresi

kalsium

oleh

ginjal..

PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium dan phospat. Efek
tersebut antara lain:
1. Tahap cepat
2. Tahap lambat
Fase cepat absorpsi kalsium
51 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

PTH dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua tempat dalam tulang,
yaitu :
Dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak dalam tulangnya sendiri
Disekitar osteoblas yang terletak disepanjang permukaan tulang.
Osteoblas dan osteosit membentuk suatu sistem sel yang saling berhubungan satu sama
lain, yang menyebar diseluruh permukaan tulang kecuali sebagian permukaan kecil yang
berdekatan dengan osteoklas. Diantara membran osteositik dan tulang ada sedikit cairan tulang.
Membran osteositik nantinya akan memompa ion kalsium dari cairan tulang ke cairan ekstrasel,
menciptakan suatu konsentrasi ion kalsium di dalam cairan tubuh hanya 1/3 dari konsentrasi
kalsium di dalam CES. Bila pompa osteositik sangat aktif, maka konsentrasi kalsium dalam
cairan tulang menjadi sangat aktif, sehingga konsentrasi kalsium di dalam cairan tulang menjadi
rendah dan kalsium fosfat yang nantinya akan diabsorbsi dari tulang ke CES. Efek ini disebut
osteolisis. Bila pompa menjaditidak aktif, konsentrasi ion kalsium dalam cairan tulang naik lebih
tinggi

dan

garam-garam

kalsium

fosfat

ditimbun

lagi

di

dalam

matriks

tulang.

Letak peran PTH dalam proses ini adalah pertama, membran sel osteoblas dan osteosit
memiliki protein reseptor untuk mengikat PTH. PTH nantinya akan mengaktrifkan pompa
kalsium dengan kuat sehinga menyebabkan perpindahan garam-garam kalsium fosfat dengan
cepat dari cristal tulang amorf yang terletak dekat dengan sel. PTH diyakni merangsang pompa
ini dengan meningkatkan permeabilitas kalsium pada sisi cairan tulang dari membran osteositik,
sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel cairan tulang. Selanjutnya
pompa kalsium di sisi lain dari membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa ke dalam
CES.
Fase Lambat
Pada fase ini, yang berperan adalah Osteoklas. Walaupun pada dasarnya osteoklas tidak
memiliki membran reseptor untuk PTH. Aktifasi sistem osteoklastik terjadi dalam dua tahap,
yaitu:
52 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Aktifasi yang berlangsung dengan segera dar osteoklas yang sudah terbentuk
Pembentukan osteoklas baru
Kelebihan PTH selama beberapa hari biasanya menyebabkan sistem osteoklastk
berkembang dengan baik. Dan karena pengaruh rangsangan PTH yang kuat, oleh karena itu
pertumbuhan

in

berlanjut

terus

menerus

selama

berbulan

bulan.

Setelah kelebihan PTH selama berbulan bulan menyebabkan kelemahan tulang dan
menimbulkan rangsangan sekunder pada osteoblas untuk memperbaiki kelemahan tulang.
Salah satu pengatus absorbsi dan sekresi kalsium pada tulang adalah PTH. Bila konsentrasi
kalsium CES turun dibawah normal, kelenjar paratiroid langsung dirangsang untuk
meningkatkan produksi PTH. Hormon ini nantinya bekerja langsung pada tulang untuk
meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang sehingga sejumlah besar kalsium dilepaskan dari
tulang ke CES untuk mempertahankan keseimbangan kalsium. Bila konsentrasi ion klasium pada
CES menurun, maka sekresi PTH akan diturunkan pula dan hampir tidak akan terjadi resorbsi.
Dan produksi kalsium yang berlebihan tadi nantinya akan dideposit ke tulang dalam rangka
pembentukan tulang yang baru.
Tulang sebernarnya tidak mempunyai persediaan kalsium yang banyak. Dalam jangka
panjang, asupan kalsium ini harus diimbangi dengan ekskresi kalsium oleh traktus
gastrointestinal dan ginjal. Pengaturan absorbsi kalsium ini adalah PTH. Jadi PTH mengatur
konsentrasi kalsium melalui 3 efek :
1. dengan merangsang resorbsi tulang
2. dengan merangsang aktifitas vitamin D, yang nantinya akan meningkatkan reabsorbsi
kalsium pada gastrointestinal
3. dengan meningkatkan secara langsung reabsorbsi kalsium oleh tubulus ginjal
Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar tiroid yang kerjanya
berlawana dengan PTH, yaitu menurunkan konsentrasi kalsium plasma. Adapun kerja kalsitonin
53 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

di dalam tubuh adalah sebagai berikut kalsitonin mamberikan efek pengurangan kerja absorpsi
osteoklas dan mungkin efek osteolitik dari membran osteositik di seluruh tulang, sehingga dapat
menggeser keseimbangan penimbunan kalsium sesuai dengan cepatnya pertukaran garam-garam
kalsium. Dan kalsitonin memberikan efek penurunan pembentukan osteoklas yang baru.
3.ANATOMI LUMBOSACRAL

Ilustrasi ini menggambarkan anatomi tulang lumbosakral (lumbar dan sakral) dari
potongan pertengahan sagital tampilan dengan jarum epidural siap luar kulit di sela L4-5. Label
yang luas termasuk disc intervertebralis, tubuh vertebral, ligamentum flavum, L1, L2, L3, L4,
L5, S1, dura mater dan arakhnoid, cauda equina, cairan serebrospinal (CSF), sumsum tulang
belakang, ligamentum dan ruang intratekal supraspinous.
4.HISTOLOGI LUMBOSACRAL
54 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Histologi lumbosacral sama dengan histology pada tulang yang lain.


Tulang adalah jaringan hidup dengan matriks protein kolagen yang telah diresapi oleh
garam-garam mineral, khususnya fosfat dan kalsium. Tulang menyokong tubuh dan memegang
peranan penting pada homeostatis mineral, khususnya fosfat dan kalsium. Protein dalam serabutserabut kolagen yang membentuk matriks tulang adalah kompleks. Jumlah yang adekuat dari
protein dan mineral keduanya harus tersedia untuk mempertahankan struktur tulang yang normal.
Mineral dalam tulang sebagian besar dalam bentuk hidroksiapatit. Garam ini membentuk kristal
yang ukurannya 20 per 3 7 nm. Natrium dan sejumlah kecil magnesium dan karbonat juga
terdapat dalam tulang.
Secara histologis terdapat 3 jenis tulang. Tulang kompakta ditemukan pada badan tulangtulang panjang dan permukaan luar tulang-tulang pipih. Ia tersusun dalam gabungan silindersilinder tulang sekitar pembuluh darah sentral yang dinamakan osteon atau sistem havers.
Cancellous bone yang membentuk trabekula yang membatasi rongga sumsum. Woven bone
merupakan bentuk tulang imatur yag juga ditemukan pada tempat-tempat fraktur
Tulang adalah selluler dan mendapat vaskularisasi yang baik, aliran darah total tulang pada
manusia diperkirakan kira-kira 200 400 ml / menit. Selama hidup, mineral dalam rangka secara
aktif diadakan pertukaran, dan tulang secara konstan diresorpsi dan dibentuk kembali. Turnover
kalsium dalam tulang kecepatannya 100 % pertahun pada bayi dan 18 % pertahun pada orang
dewasa.
Sel-sel dalam tulang yang terutama berhubungan dengan pembentukan dan resorpsi tulang
adalah osteoblast, osteosit, dan osteoklas. Osteoblast adalah sel pembentuk tulang yang
mengsekresi kolagen, membentuk matriks sekitar mereka sendiri yang kemudian mengalami
kalsifikasi. Osteosit adalah sel-sel tulang yang 6
dikelilingi oleh matriks yang telah mengalami kalsifikasi. Mereka mengirimkan tonjolantonjolannya kedalam kanalikuli yang bercabang-cabang diseluruh tulang. Osteoklas adalah sel
multinuklear yang mengerosi dan meresorpsi tulang yang sebelumnya terbentuk. Osteoklas
sekarang dianggap berasal dari stem sel hemopoitik melalui monosit. Mereka tampak
55 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

memfagositosis tulang, mencernakannya dalam sitoplasmanya; itulah sebabnya mengapa tulang


sekitar osteoklas aktif mempunyai sifat berkerut atau pinggir yang seperti terkunyah. Osteoblas
sebaliknya berasal dari sel osteoprogenitor yang berasal dari mesenkim. Osteoblas membentuk
matriks tulang dan, bila mereka dikelilingi tulang baru, menjadi osteosit. Akan tetapi osteosit
akan tetap berhubungan satu dengan lainnya dan dengan osteoblas melalui tonjolan-tonjolan
sitoplasma yang panjang yang berjalan melalui saluran-saluran pada tulang. Osteoblas, osteoklas
dan osteosit semuanya dipengaruhi oleh hormon-hormon yang mengatur struktur tulang.
Tulang menjadi keras dan kuat oleh karena terdiri dari serat-serat struktur protein yang
bergabung dengan kristal kalsium fosfat yang keras. Tulang menunjang badan, melindungi
organ-organ vital, tempat perlekatan otot-otot dan tempat simpanan mineral aktif (antara lain
kalsium). Bentuk tulang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya, 80% berbentuk padat dan 20%
berbentuk karang ( bunga karang, trabekular ).
Tulang mempunyai beberapa stimulator sel-sel tulang dan bermacam-macam protein yang segera
membentuk perbaikan apabila terjadi kerusakan tulang maupun proses rutin perubahanperubahan tulang. Semua tulang akan melalui siklus perubahan tulang yang sesuai dengan siklus
kehidupan. Perubahan ini diatur oleh sistem hormonal dan faktor-faktor lokal yang dimulai
dengan tulang, mekanisme pelepasan kalsium bersirkulasi dan terjadinya perbaikan tulang.
Perubahan tulang (remodeling) ini melalui beberapa fase yaitu : fase istirahat, fase aktivasi, fase
osteoklas, fase resorpsi, fase perbaikan dan fase osteoblas (gambar 2).
Osteoklas, seperti telah dijelaskan diatas, adalah giant cell yang berinti banyak, derivat dari
monosit-makrofag dengan ukuran diameter 20 100 mikron. Ditemukan pada permukaan tulang
yang menimbulkan proses erosi atau resorpsi, dimana osteoklas ini akan membentuk lubanglubang disebut lakuna. Osteoklas akan meningkat dalam hal jumlah dan aktifitas yang
dipengaruhi oleh hormon paratiroid dan 1,25 vitamin D, dan akan menurun di bawah pengaruh
kalsitonin. Sitoplasmanya mengandung enzim lisosom yang disekresikan ke permukaan tulang
dan menimbulkan proses resorpsi. Satu sel osteoklas dapat menghancurkan 100 150 sel
osteoblas dari sejumlah tulang. Sedangkan osteoblas merupakan derivat dari sel mesenkim,

56 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

ditemukan pada permukaan tulang yang mengalami proses pertumbuhan dan perubahan
(remodeling).
B. Kepadatan Tulang ( Densitas Tulang )
Kepadatan tulang erat hubungannya dengan kekuatan tulang dan perubahan-perubahan tulang
yang terjadi selama kehidupan. Kepadatan tulang meningkat selama periode pertumbuhan
wanita, dan tetap berlangsung walaupun pertumbuhan tulang telah berhenti. Pada wanita usia 35
40 tahun dengan menstruasi yang teratur, kepadatan tulang tidak meningkat atau menurun.
Pertumbuhan tulang mencapai puncaknya pada usia 25 35 tahun untuk tulang-tulang trabekular
( antara lain tulang belakang ) dan pada usia 35 40 tahun untuk tulang-tulang kortikal. Setelah
pematangan tulang selesai, kehilangan tulang dimulai dan berlangsung terus sampai usia 85 90
tahun.
Pada periode menopause, kepadatan tulang trabekular akan menurun pada tulang belakang yaitu
1 8 % pertahun dan pada leher tulang paha terjadi penurunan tulang kortikal sebesar 0,5 5 %
pertahun. Kehilangan tulang pada 5 10 tahun setelah mengalami menopause sebesar 0,5 %
pertahun (tabel 1).Seorang wanita selama kehidupannya akan kehilangan 40 50 % jumlah
tulang secara keseluruhan. Sedangkan pada pria hanya sebesar 20 30 %.
1. Tulang trabekular ( tulang belakang, leher tulang paha, tulang radius bagian bawah)
- Bertambah sampai usia 35 40 tahun
- Berkurang mulai usia 40 45 tahun:
45 50 tahun : pengurangan rata-rata 0,5 1,0%
50 60 tahun : pengurangan rata-rata 3,0 5,0%
> 60 tahun : pengurangan rata-rata 0,5 1,0%
2. Tulang kortikal ( tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai )
- Bertambah sampai usia 35 40 tahun
57 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

- Berkurang mulai usia 40 50 tahun : rata-rata 0,5%


Banyaknya kehilangan massa tulang pada wanita, selain disebabkan kenaikan / tuanya
usia dihubungkan juga dengan penurunan kadar estrogen dalam darah karena penurunan fungsi
dan terhentinya fungsi ovarium dan diduga penurunan hormon progesteron ikut berperan. Pada
wanita postmenopause jumlah kehilangan tulang trabekular melebihi tulang kortikal.
Pada wanita usia menopause sampai usia 70 tahun, kejadian patah tulang oleh karena
osteoporosis sering terjadi pada tulang belakang dan pergelangan tangan, dan setelah usia 70
tahun patah tulang collum femur akan meningkat. Patah tulang belakang menyebabkan back
pain sebesar 5 10 % pada wanita usia 70 tahun. Fraktur Colleys pada pergelangan tangan
sebesar 4 9 % pada wanita usia kurang dari 70 tahun.
Insiden patah tulang paha akan meningkat secara dramatis pada usia 70 tahun, terjadi 300
per 10.000 pada wanita usia 80 tahun dan 500 per 10.000 pada wanita usia 90 tahun.
5.COLUMNA VERTEBRALIS

58 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Beban Columna Verytebralis pada posisi tegak


59 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Menurut Snell (2006), punggung yang terbentang dari kranium sampai ke ujung os
coccygis dapat disebut sebagai permukaan posterior trunkus. Skapula dan otot-otot yang
menghubungkan skapula ke trunkus menutupi bagian atas permukaan posterior toraks.
Kolumna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi menyanggah kranium,
gelang bahu, ektrimitas atas, dan dinding toraks serta melalui gelang panggung meneruskan berat
badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medula spinalis, radix nervi spinales,
dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh kolumna vertebralis.
Kolumna vertebralis terdiri atas 33 vertebra, yaitu 7 vertebra servikalis, 12
vertebra torasikus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sakralis (yang bersatu
membentuk os sakrum), dan 4 vertebra coccygis (tiga yang di bawahnya
umumnya bersatu). Struktur kolumna ini fleksibel karena kolumna ini bersegmensegmen
dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang
disebut diskus intervertebralis.

60 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Gbr.2.1.1. Susunan tulang belakang


Diskus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang kolumna.Vertebra L5
mungkin bergabung dengan os sakrum; biasanya tidak lengkap dan terbatas pada satu sisi.
Vertebra sakralis pertama dapat tetap terpisah atau sama sekali teprisah dari os sakrum dan
dianggap sebagai vertebra lumbalis keenam. Vertebra tipikal terdiri atas korpus yang bulat di
anterior dan arkus vertebra di posterior. Keduanya, melingkupi sebuah ruang yang disebut
foramen vertebralis, yang dilalui oleh medula spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arkus vertebra
terdiri atas sepasang pedikulus yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi-sisi arkus, dan
sepasang lamina gepeng yang melengkapi arkus dari posterior. Arkus vertebra mempunyai 7
processus yaitu:
1 processus spinosus,2 processus transversus, dan 4 processus articularis.
Proceccus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari pertemuan kedua
lamina.Processus transversus menonjol ke lateral dari pertemuan lamina dan pedikulus.
Processus spinosus dan processus tranversus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat
melekatnya otot dan ligamentum. Processus articularis superior terletak vertikal dan terdiri atas
2 processus articularis superior dan 2 processus articularis inferior. Processus ini menonjol dari
pertemuan antara lamina dan pedikulus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline.
Kedua processus articularis superior dari sebuah arkus vertebra bersendi dengan kedua
processus articularis, inferior dari arkus yang ada di atasnya, membentuk sendi sinovial (Snell,
2006).
Pedikulus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, membentuk incisura
vertebralis superior dan inferior. Pada masing-masing sisi, insisura vertebralis superior sebuah
vertebra dan incisura vertebralis inferior dari vertebra di atasnya membentuk foramen
intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat
lewatnya nervi spinales dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervus spinalis
bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf spinalis
segmentalis.
61 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Ciri-Ciri Vertebra Lumbalis Tipikal:


1. Corpus besar dan berbentuk ginjal
2. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang
3. Lamina tebal
4. Foramina vertebrale berbentuk segitiga
5. Processus transversus panjang dan langsing
6. Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah
ke belakang
7. Facies articularis processus articularis superior menghadap ke medial dan
facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral.

Gbr.2.1.2. Vertebra Lumbal


Sumber : Clinical Anatomy, 2006
62 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Kecuali dua vertebra C1, semua vertebra lainnya saling bersendi satu dengan yang lain
dengan perantaraan articulation cartilaginea dan antar korpus dan articulation synovial antar
processus articularis.
Permukaan atas dan bawah korpus vertebra yang berdekatan dilapisi oleh lempeng tulang
rawan hialin. Di antara lempeng tulang rawan tersebut, terdapat diskus intervertebralis yang
tersusun atas jaringan fibrocartilago. Serabut-serabut kolagen diskus menyatukan kedua korpus
vertebra dengan kuat.Diskus intervertebralis menyusun seperempat dari panjang columna
vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah servikal dan lumbal, tempat banyak terjadinya
gerakan kolumna vertebralis. Struktur ini dapat dianggap sebagai diskus semielastis, yang
terletak di antara korpus vertebra yang berdekatan dan bersifat kaku. Ciri fisiknya
memungkinkannya berfungsi sebagai peredam benturan bila beban pada kolumna vertebralis
mendadak bertambah, seperti bila seseorang melompat dari tempat yang tinggi. Kelenturannya
memungkinkan vertebra yang kaku dapat bergeran satu dengan yang lain. Setiap diskus terdiri
atas bagian pinggir, annulus fibrosus, dan bagian tengah yaitu nukleus pulposus.
Annulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, di dalamnya serabut-serabut kolagen
tersusun dalam lamel-lamel yang konsentris. Berkas kolagen berjalan miring di antara korpus
vertebra yang berdekatan, dan lamel-lamel yang lain berjalan dalam arah sebaliknya. Serabutserabut yang lebih perifer melekat dengan erat pada ligamentum longitudinal anterius dan
posterius kolumna vertebralis.
Nukleus pulposus pada anak-anak remaja dan merupakan massa lonjong dari zat gelatin
yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen, dan sedikit sel-sel tulang rawan. Biasanya
berada dalam tekanan dan terletak sedikit lebih dekat ke pinggir posterior daripada pinggir
anterior diskus. Permukaan atas dan bawah korpus vertebrae yang berdekatan yang menempel
pada diskus diliputi oleh cartilago hyalin yang. Sifat nukleus pulposus yang setengah cair
memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau ke belakang di
atas yang lain, seperti pada gerakan fleksi dan ekstensi kolumna vertebralis.

63 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Dengan bertambahnya umur, kandungan air di dalam nucleus pulposus berkurang dan
akan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut-serabut kolagen annulus berdegenerasi, dan sebagai
akibatnya annulus tidak lagi berada dalam
. Pada usia lanjut, dismus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagidibedakan antara
nukleus dan annulus.

Gbr.2.3. Struktur Tulang Belakang


Sumber : Bonati Institute, 2007
Ligamentum longitudinal anterius dan posterius berjalan turun sebagai sebuah pita pada
permukaan anterior dan posterior columna vertebralis dari kranium sampai ke sakrum.
Ligamentum longitudinal anterius lebar dan melekat dengan kuat pada pinggir depan, samping
korpus vertebra, dan pada diskus intervertebralis. Ligamentum longitudinal posterior lemah dan
sempit dan melekat pada pinggir posterior diskus. Ligamentum-ligamentum ini mengikat dengan
kuat seluruh vertebra, tetapi tetap memungkinkan sedikit pergerakan di antaranya.
Berikut adalah ligamentum yang terdapat pada vertebra:
1. Ligamentum supraspinale yang berjalan di antara ujung-ujung processus spinosus yang
berdekatan
64 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

2. Ligamentum interspinalia yang menghubungkan processus spinosus yang berdekatan


3. Ligamentum intertransversaria yang berjalan di antara processus tranversus yang berdekatan
4. Ligamentum flavum yang menghubungkan lamina dari vertebra yang berdekatan.
Sendi-sendi antar korpus vertebra dipersarafi oleh cabang kecil meningeal
masing-masing saraf spinal. Saraf ini berasal dari saraf spinal pada saat saraf ini keluar dari
foramen intervertebrale. Kemudian saraf ini masuk kembali ke dalam kanalis vertebralis melalui
foramen intervertebrale dan mempersarafi meningen, ligamen, dan diskus intervertebralis. Sendisendi antar processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari rami posterior saraf spinal.
Sendi-sendi pada setiap tingkat menerima serabut saraf dari dua saraf spinal yang berdekatan.
Kolumna vertebralis pada janin mempunyai satu lekukan ke anterior yang utuh. Dengan
bertambahnya perkembangan, terbentuklah angulus lumbosakralis. Setelah lahir, pada waktu
anak mampu mengangkat dan mempertahankan kepalanya terhadap columna vertebralis, pars
servikalis kolumna vertebralis menjadi cekung ke posterior. Mendekati akhir tahun pertama, bila
anak mulai berdiri, pars lumbalis kolumna vertebralis menjadi konkaf ke posterior.Pembentukan
lengkung-lengkung sekunder ini sebagian besar disebabkan olehmodifikasi bentuk diskus
intervertebralis.
Pada orang dewasa, pada posisi berdiri, columna vertebralismemperlihatkan lengkunglengkung regional pada bidang sagital berikut ini:cekung posterior servikal, cembung posterior
torakal, cekung posterior lumbal,dan cembung posterior sakral. Pada orang tua diskus
intervertebralis mengalami atrofi, mengakibatkan bertambah pendeknya tubuh dan secara
perlahan-lahan kolumna vertebralis kembali ke dalam cekungan anterior yang utuh (Snell, 2006).
Otot- otot punggung dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yakni:
1. otot-otot superficial yang berhubungan dengan cingulum membri superior
2. otot-otot intermedia yang ikut dalam respirasi
3. otot-otot profunda yang dimiliki oleh kolumna vertebralis
65 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Daerah lumbal didarahi oleh arteri yang merupakan cabang dari arteri subkostalis dan
lumbalis. Vena pada punggung dapat dibagi menjadi yang terletak di luar kolumna vertebralis
dan mengelilinginya membentuk pleksus venosus vertebralis eksternus dan yang terletak di
dalam kanalis vertebralis dan membentuk pleksus vertebralis internus. Kulit dan otot-otot
punggung dipersarafi secara segmental oleh rami posteriors 31 pasang saraf spinalis. Rami
posterior C1, 6, 7, dan 8 serta L4 dan 5 mempersarafi otot punggung profunda, tetapi tidak
mempersarafi kulitnya. Rami posterior berjalan ke bawah dan lateral dan mempersarafi sebagian
kulit, sedikit di bawah tempat keluarnya dari foramen intervertebralis.
2.2. Gerakan Columna Vertebralis pada Lumbal
Ada beberapa gerakan dasar yang dapat dilakukan oleh semua columna vertebralis yakni
fleksio, ekstensio, laterofleksio, rotasio, dan sirkumdiksio.
Fleksio adalah gerakan ke depan, dan ekstensio adalah gerakan ke belakang.Keduanya
dapat dilakukan dengan leluasa di daerah cervical dan lumbal, tetapi terbatas di daerah thoracal.
Lateroflexio adalah melengkungya tubuh ke salah satu sisi. Gerakan ini mudah dilakukan
di daerah cervical dan lumbal, tetapi terbatas di daerah thoracal.
Rotasio adalah gerakan memutar columna vertebralis. Gerakan ini sangat terbatas di
daerah lumbal.
Sirkumdiksio adalah kombinasi dari seluruh gerakan-gerakan sebelumnya. (Snell, 2006)
Pada daerah lumbal, fleksio dilakukan oleh muskulus rectus abdominis dan muskulus
psoas. Ektensio dilakukan oleh muskulus postvertebrales. Lateroflekxio dilakukan oleh muskulus
postvertebralis, muskulus quardratus lumborum, dan otot-otot serong dinding anterolateral
abdomen. Muskulus psoas mungkin ikut dalam gerakan ini. Rotasio dilakukan oleh otot-otot
rotator dan otototot serong dinding anterior-lateral abdomen. (Snell, 2006)
6.PLEXUS LUMBOSACRAL

66 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Pleksus lumbalis adalah pleksus saraf di daerah lumbal dari tubuh yang merupakan
bagian dari pleksus lumbosakral. Hal ini dibentuk oleh divisi ventral dari empat saraf lumbalis
pertama (L1-L4) dan dari kontribusi saraf subcostal (T12), yang merupakan saraf torakalis
terakhir. Selain itu, rami ventral nervus lumbalis lulus keempat cabang berkomunikasi, batang
lumbosakral, ke pleksus sakralis. Saraf pleksus lumbalis lulus di depan sendi panggul dan
terutama mendukung bagian anterior paha.

67 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

68 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

7.LOW BACK PAIN


Sakit pinggang merupakan keluhan banyak penderita yang berkunjung ke dokter. Yang
dimaksud dengan istilah sakit pinggang bawah ialah nyeri, pegal linu, ngilu, atau tidak enak
didaerah lumbal berikut sacrum. Dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Low Back Pain
(LBP).

69 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Penyebab LBP bermacam-macam dan multifaktorial; banyak yang ringan, namun ada
juga yang berat yang harus ditanggulangi dengan cepat dan tepat. Mengingat tingginya angka
kejadian LBP, maka tidaklah bijaksana untuk melakukan pemeriksaan laboratorium yang
mendalam secara rutin pada tiap penderita. Hal ini akan memakan waktu yang lama, dengan
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama dan dibantu oleh pemeriksaan
laboratorium yang terarah, maka penyebab LBP dapat ditegakan pada sebagian terbesar penderita
Untuk lebih mendalami tentang low back pain, sejenak perlu diketahui dahulu fungsi dari
tulang belakang. Tulang belakang merupakan daerah penyokong terbanyak dalam fungsi tubuh.
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas yang merupakan satu kesatuan fungsi dan bekerja bersamasama melakukan tugas-tugas seperti:
1. memperhatikan posisi tegak tubuh
2. menyangga berat badan
3. fungsi pergerakan tubuh
4. pelindung jaringan tubuh
Pada saat berdiri, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyangga berat badan,
sedangkan pada saat jongkok atau memutar, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyokong
pergerakan tersebut. Struktur dan peranan yang kompleks dari tulang belakang inilah yang
seringkali menyebabkan masalah.

DEFINISI
Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di
daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya gejala
akibat dari penyebab yang sangat beragam.
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :

70 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

A. Acute low back pain


Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa
hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain
dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai
otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal
dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang
acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
B. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh
kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.
Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi
discus intervertebralis dan tumor. Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi
yang klasik yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :

Trauma
Infeksi
Neoplasma
Degenerasi
Kongenital

EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua
negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari ilustrasi data
berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang
paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk rumah sakit
dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang
paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.
71 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan, LBP
merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi
orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di Amerika, kelelahan LBP
meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.
Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun untuk
mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP meskipun mempunyai prevalensi
yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.
ANATOMI
Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis, ligamen antara spina,
spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam disekitar pelvis, abdomen dan kulit yang
menutupi daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1. Vertebrae cervicales

7 buah

2. Vertebrae thoracalis

12 buah

3. Vertebrae lumbales

5 buah

4. Vertebrae sacrales

5 buah

5. Vertebrae coccygeus

4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true vertebrae.


Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :
1. Musculus trapezius
2. Muskulus latissimus dorsi
3. Muskulus rhomboideus mayor

72 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

4. Muskulus rhomboideus minor


5. Muskulus levator scapulae
6. Muskulus serratus posterior superior
7. Muskulus serratus posterior inferior
8. Muskulus sacrospinalis
9. Muskulus erector spinae
10. Muskulus transversospinalis
11. Muskulus interspinalis
Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah ekstrremitas maupun yang
terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot pada punggung memiliki fungsi sebagai
pelindung dari columna spinalis, pelvis dan ekstremitas. Otot punggung yang mengalami luka
mungkin dapat menyebabkan terjadinya low back pain.
PENYEBAB
Penyebab LBP dapat dibagi menjadi 2 garis besar:
1.

Diskogenik (sindroma spinal radikuler).

2.

Non-diskogenik

1.

Diskogenik
Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus pulposus yang

merusak saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa dalam bentuk suatu protrusio atau
prolaps dari nukleus pulposus dan keduanya dapat menyebabkan kompresi pada radiks.
Lokalisasinya paling sering di daerah lumbal atau servikal dan jarang sekali pada daerah torakal.
73 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Nukleus terdiri dari megamolekul proteoglikan yang dapat menyerap air sampai sekitar 250%
dari beratnya. Sampai dekade ke tiga, gel dari nukleus pulposus hanya mengandung 90% air,
dan akan menyusut terus sampai dekade ke empat menjadi kira-kira 65%. Nutrisi dari anulus
fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan molekul-molekul kecil yang melintasi tepian
vertebra. Hanya bagian luar dari anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Pada
trauma yang berulang menyebabkan robekan serat-serat anulus baik secara melingkar maupun
radial. Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan lempengan, yang menyebabkan
berkurangnya nutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan secara melingkar dan radial
menyebabkan massa nukleus berpindah keluar dari anulus lingkaran ke ruang epidural dan
menyebabkan iritasi ataupun kompresi akar saraf.3
2. Non-diskogenik
Biasanya penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada serabut sensorik saraf
perifer, yang membentuk n. iskiadikus dan bisa disebabkan oleh neoplasma, infeksi, proses
toksik atau imunologis, yang mengiritasi n. iskiadikus dalam perjalanannya dari pleksus
lumbosakralis, daerah pelvik, sendi sakro-iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n.
iskiadikus (neuritis n. iskiadikus).4

Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya dapat disebut :
1.

Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang penting.

Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah adalah :


a)

Spondilolisis dan spondilolistesis


Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae itu

( in utero

) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus
vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 ) tergeser ke depan.
74 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam kandungan, namun
( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif ) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul
keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk atau tidur.
Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat
mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.
b)

Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit yang

berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada tersembunyi suatu spina bifida
okulta.
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah
lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu
ligamentum interspinosum.
Keadaan ini akan menimbulkan suatu lumbo-sakral sarain yang oleh si penderita
dirasakan sebagai nyeri pinggang.
c)

Stenosis kanalis vertebralis


Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah ada sejak

lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita berumur 35 tahun.


Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita jalan dengan sikap
tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa
nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
d)

Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus intervertebralis,

yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.


e)

Spondylitis.

75 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini merupakan penyakit
sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang muda dan menyebabkan rasa
nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi
tulang belakang.

2.

Trauma dan Gangguan Mekanis


Trauma dan gngguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri pinggang bawah. Pada

orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah lama tidak melakukan
kegiatan ini dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Cara bekerja di pabrik atau di
kantor dengan sikap yang salah lama-lama nenyebabkan nyeri pinggang bawah yang kronis.
Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering oleh karena trauma kecil
saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada korpus vertebra. Hal ini banyak ditemukan pada
kaum wanita terutam yang sudah sering melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis
menjadi sebab dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus transversus
terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang melakukan kegiatan olahraga yang
terlalu dipaksakan.
Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat menggangu
keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul nyeri pinggang.
Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau frustasi seksual dapat
ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul kontraksi otot-otot paraspinal secara terus
menerus sehingga timbul rasa nyeri pinggang. Analog dengan tension headache maka nyeri
pinggang semacam ini dapat dinamakan tension backache.
Tidak jarang seorang pemuda mengeluh tentang nyeri pinggang, yang timbul karena
adanya anggapan yang salah yaitu bahwa karena seringnya melakukan onani di waktu yang
lampau lantas kini sumsum balakangnya telah menjadi kering dan nyeri.
3.

Radang ( Inflamasi )
76 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis rematoid
merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau
bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan persendian
sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar di daerah pnggang
disertai kekakuan ( stiffness ) dan kelainan ini bersifat progresif.
4.

Tumor ( Neoplasma )
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat mengenai

tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada tumor vertebra ialah adanya
nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh
tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu
malam hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina
vertebra. Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan
nyeri pinggang bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak,
namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan

5.

Gangguan Metabolik
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab banyak keluhan

nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein atau oleh gangguan hormonal
(menopause,penyakit cushing). Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur kompresi
seluruh panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra.penderita

atau

menjadi

bongkok dan pendek denga nyeri difus di daerah pinggang.

6.

Psikis
77 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang bawah.misalnya
anksietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan rasa nyeri,misalnya dikuduk atau
di pinggang;rasa nyeri ini dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan anksietas dan
diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa nyeri.kelainan histeria,kadang-kadang juga
mempunyai gejala nyeri pinggang bawah.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok sigaret,
pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk
lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang
meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat.
Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.
LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya disertai penjalaran ke
daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior
paha, tungkai, dan kaki.
6 jenis nyeri pada nyeri pinggang bawah, antara lain:7
1.

Nyeri pinggang lokal

Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke kanan dan
ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal,
korpus vertebra, sendi dan ligamen.
2.

Iritasi pada radiks

Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom yang
bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau
gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang pada foramen
vertebra atau di dalam kanalis vertebralis.
78 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

3.

Nyeri rujukan somatis

Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih dalam pada dermatom yang
bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian dalam dapat dirasakan di bagian lebih
superfisial.
4.

Nyeri rujukan viserosomatis

Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau dalam ruangan panggul
dapat dirasakan di daerah pinggang.
5.

Nyeri karena iskemia

Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat dirasakan di
pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh penyumbatan pada
percabangan aorta atau pada arteri iliaka komunis.
6.

Nyeri psikogen

Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom dengan reaksi
wajah yang sering berlebihan.
Harus dibedakan antara LBP dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan
intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri radikuler. Nyeri pada
tungkai yang lebih banyak dari pada LBP dengan rasio 80-20% menunjukkan adanya
radikulopati dan mungkin memerlukan suatu tindakan operasi. Bila nyeri LBP lebih banyak
daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu kompresi radiks dan
juga biasanya tidak memerlukan tindakan operatif.

79 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Aeculus fibrosus

Ligamen longitudinal anterius

Nukleus pulposus

GAMBAR DISKUS VERTEBRALIS


8.MENOPAUSE
Menopause merupakan suatu gejala dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan
berhentinya siklus menstruasi. Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap wanita yang
menandai berakhirnya masa subur. Menopause seperti halnya menarche dan kehamilan dianggap
sebagai peristiwa yang sangat berarti bagi kehidupan wanita. Menarche pada remaja wanita,
menunjukkan mulai diproduksinya hormon estrogen, sedang menopause terjadi karena ovarium
tidak menghasilkan atau tidak memproduksi hormon estrogen.
Sejalan dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula kemunduran
fungsi organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu ovarium.
Terganggunya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen, dan ini
akan menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek fisik-biologis seksual. Pada
sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik sebagai akibat dari berhentinya produksi
hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis, dan sosialnya.
Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan ini
dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:
80 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

4.

Klimakterium, yaitu merupakan masa peralihaan anatara masa reproduksi dan


masa senium. Biasanya periode ini disebut jga dengan pramenopause.

5.

Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah manopause disebut
pasca menopause.

6.

Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan
fisik

9.OSTEOPOROSIS
Klimakterium adalah suatu periode dimana terjadi penurunan fungsi ovarium yang
dimulai pada umur 40 tahun. Klimakterium merupakan keadaan yang berlangsung beberapa
tahun sebelum dan sesudah menopause. Saat awalnya tidak dapat disamaratakan, tetapi kira-kira
6 tahun sebelum menopause (ketika kadar hormon estrogen mulai turun dan hormon
gonadotropin naik) dan bila ada gejala-gejala klinis. Karakteristik klimakterium tampak dengan
penurunan fertilitas dan atropi jaringan yang progresif dan penurunan produksi estrogen. Puncak
klimakterium adalah menopause yang didefinisikan sebagai penghentian menstruasi. Nilai
median umur menopause di Amerika Serikat adalah 51 tahun dengan interval 45 sampai 55
tahun. Menopause sebelum umur 40 tahun dinyatakan sebagai kegagalan ovarium prematur.
Diagnosa menopause dibuat jika dicurigai pada penderita dengan kelompok umur tersebut
dimana mempunyai gejala amenore 6 sampai 12 bulan. Gambaran utama menopause adalah
penurunan folikel-folikel ovarium. Hal ini diawali dengan ketidakmampuan ovarium untuk
berespon terhadap gonadotropin dan penurunan produksi estrogen, progesteron dan
androstenedione oleh ovarium. Bahkan pada masa perimenopause sebagai awal menopause,
wanita mempunyai tingkat estradiol yang rendah, tingkat FSH yang tinggi. Wanita pada
kelompok umur ini sering menampakkan gejala anovulasi atau oligo-ovulasi. Walaupun ovulasi
terjadi, kualitas ovum menurun sejalan dengan bertambahnya umur wanita tersebut. Hal ini 2

81 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

akan tampak pada penurunan fertilitas dan peningkatan insiden abnormalitas kromosom pada
embrio jika fertilisasi tetap terjadi. Selanjutnya penurunan produksi progesteron akan
memberikan gambaran pemendekan siklus menstruasi dan perdarahan yang tidak teratur.1
Wanita dalam masa postmenopause mempunyai kadar gonadotropin yang meningkat dan
penurunan kadar estrogen, progesteron, dan androgen. FSH meningkat sebanyak 10 20 unit,
dimana kadarnya yang melebihi 40 mIU/ml merupakan nilai diagnostik untuk menopause.2,3
Kejadian osteoporosis merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi
peningkatan usia harapan hidup wanita dan kejadian patah tulang paha yang berkaitan dengan
mortalitas. Kenaikan usia harapan hidup manusia yang pada tahun 2000 an ini akan mencapai
usia 70 tahun, merupakan keberhasilan kita dalam bidang kesehatan. Baru-baru ini usia harapan
hidup wanita adalah 78 tahun. Dampak lain yang terjadi dari kenaikan usia ini secara alamiah
akan berhubungan dengan pengurangan sejumlah jaringan tulang dimana hal ini akan lebih
nampak pada wanita (6 8 kali) bila dibandingkan dengan pria. 1,2 Bertambahnya usia secara
normal pada seorang wanita berhubungan dengan kehilangan sejumlah jaringan tulang yang
disebut osteopenia dan apabila berlangsung terus menerus disebut osteoporosis. Usia rata-rata
menopause antara wanita perokok dengan wanita tak merokok akan menunjukkan perbedaan
yang bermakna yaitu pada wanita perokok akan mengalami menopause 2 tahun lebih awal
dibandingkan dengan wanita tidak merokok.2,4
Dengan bertambah baiknya kehidupan manusia maka umur manusiapun meningkat, hal
tersebut juga terjadi di Indonesia. Angka harapan hidup di Indonesia juga naik dari umur 48
tahun pada tahun 1971 menjadi 68,7 tahun di tahun 1995. Dengan demikian kita akan banyak
sekali mempunyai penduduk dengan umur yang tinggi dimana sudah terjadi perubahanperubahan hormonal, terutama pada wanita, yang merupakan dilema bagi dokter untuk
memastikan jenis pengobatan terbaik pada usia 50 tahun untuk pencegahan osteoporosis yang
akan terjadi pada usia 70 80 tahun.2,5,6
Pada masa menopause terjadi penurunan kadar estrogen. Hormon ini mempengaruhi
resorpsi tulang yaitu menghambat proses tersebut sehingga dapat 3
82 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

dimengerti bahwa pada fase menopause terjadi penurunan kadar estrogen, proses kerapuhan
tulangpun akan menjadi cepat.5,6
Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana masa tulang atau kepadatan tulang per unit
volume tulang berkurang (decrease bone density and mass), mikro arsitektur jaringan tulang
menjadi jelek dan mengakibatkan peningkatan fragilitas tulang dengan akibat risiko untuk
terjadinya patah tulang.2,4,5,6,7,8,910
Secara etnik dikatakan bahwa golongan kulit putih lebih sering menderita osteoporosis
dari pada golongan kulit hitam dan diduga orang Timur mempunyai risiko osteoporosis cukup
tinggi. Secara epidemiologik, osteoporosis merupakan penyakit yang dapat dicegah pada wanita
yang mengalami periode perimenopause. Osteoporosis menyerang 20 juta wanita di Amerika
Serikat, terbanyak pada wanita perimenopause dan wanita berusia 45 tahun, didapatkan 250.000
kasus pertahun dengan patah tulang paha. Pada wanita usia 45 tahun didapatkan 1,3 juta kasus
pertahun dengan patah tulang oleh karena osteoporosis. Dengan perincian yaitu : wanita kulit
putih 15% patah tulang paha dan 15% patah tulang lengan atas bagian distal pada usia 50
tahun.2,3
Pada studi epidemiologi, kejadian osteoporosis terbanyak terjadi pada tulang belakang
diikuti tulang paha kemudian tulang pergelangan, tulang dada, tulang humerus dan tulang
panggul. Khusus wanita pada usia klimakterium kadar estrogen mulai menurun sehingga terjadi
gangguan keseimbangan antara osteoklas (penghancur tulang) dan osteoblas (pembentukan
tulang). Gejala adanya defisiensi estrogen adalah hot flushes, rasa tidak menyenangkan pada
vagina dan gejala gangguan miksi akibat vagina yang kering. Terjadinya peningkatan insiden
osteoporosis dan penyakit jantung akan meningkat pada dekade ke 6 dan 7 kehidupan. Dahulu
dikatakan efek estrogen yang menyebabkan gangguan resorpsi jaringan tulang terjadi secara
tidak langsung karena terbukti tidak ditemukannya reseptor estrogen di tulang. Tetapi pada
penelitian akhir-akhir ini terbukti bahwa adanya reseptor estrogen di sel tulang. Hal ini
membuktikan adanya efek langsung estrogen di tulang terutama pada proses osteoblas. Penelitian
klinis pada wanita klimakterium menunjukkan bahwa defisiensi estrogen merupakan faktor

83 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

utama tetapi bukan merupakan faktor dasar dalam berkembangnya osteoporosis. Penggunaan
estrogen 4

84 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

tidak seluruhnya menurunkan risiko terjadinya patah tulang tetapi secara bermakna dapat
menurunkan kejadian osteoporosis. Selain hormon estrogen, peranan paratiroid hormon (PTH),
vitamin D dan kalsitonin sangat mempengaruhi masa depan wanita yang nantinya akan mencapai
usia di atas 80 tahun. Ini berarti bahwa wanita Indonesia akan menjalani kurang lebih sepertiga
masa hidupnya dalam keadaan kekurangan estrogen yang disertai hilangnya massa tulang sampai
50%. Pada wanita yang mengalami menopause dini risiko osteoporosis menjadi lebih
besar.2,3,6,9,11,12
Faktor risiko tinggi untuk terjadinya osteoporosis yaitu : riwayat keluarga, ras kulit
putih / Asia, perokok, peminum alkohol dan kopi. Semua faktor risiko ini akan menyebabkan
penurunan kadar massa tulang dan mempercepat proses normal kehilangan tulang pada periode
postmenopause. Apabila pengukuran kepadatan tulang menunjukkan massa tulang yang rendah,
maka individu ini akan mengalami risiko tinggi untuk terjadinya patah tulang di masa yang akan
datang. Perbedaan kepadatan tulang ini penting sebagai petunjuk mulainya pengobatan.2,13
Penulisan referat ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang
permasalahan osteoporosis yang dihadapi pada wanita masa klimakterium dan menopause serta
sedikit menyinggung bagaimana terapi hormonal dan non-hormonal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi proses terjadinya osteoporosis tersebut sebagai akibat rendahnya kadar estrogen
pada masa klimakterium tepatnya pada post menopause dan upaya pencegahannya.
Osteoporosis menurut etiologinya dapat dikelompokkan dalam osteoporosis primer dan
osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer adalah yang terjadi pada wanita paska menopause
oleh karena proses penuaan. Sedangkan osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang
disebabkan oleh berbagai hal antara lain oleh kelainan endokrin, gangguan fungsi hati, ginjal,
defisiensi vitamin D, gangguan hematologi, kelainan saluran cerna dan berbagai macam obatobatan. Osteoporosis sekunder yang salah satu penyebabnya yang paling sering ditemukan
adalah glukokortikoid. Hal ini disebabkan oleh karena glukokortikoid dapat mempengaruhi
produksi dari prostaglandin E, sintesis insulin like growth factor, 1 (IGF-1) dan transforming
growth factor (TGF).

85 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Imobilisasi juga akan mengakibatkan keseimbangan kalsium negatif yang merupakan


manifestasi peningkatan eksresi kalsium dalam feses dan urin. Perubahan ini berkaitan dengan
peningkatan reabsorbsi tulang sekunder akibat posisi berbaring dan kurang penyerapan di usus.
Kadar serum 1,25 dihydroxyvitamin D juga berkurang. Selama imobilisasi hormon paratyroid
akan meningkat bersamaan dengan kadar alkalin fosfatase selama remobilisasi seiring dengan
adanya peningkatan reabsorbsi kalsium. (Seiler, 2000).
Pada orang dewasa kira-kira setengah dari alkaline phospatase diperoleh dari tulang dan
setengahnya lagi dari hati. Pada osteoporosis aktifitas alkaline phospahatase dalam tulang
biasanya meningkat. Pada awal menopause, turn over tulang (formasi atau resorpsi) meningkat
kira-kira 2 kali lipat dan terus meningkat selama beberapa tahun, kemudian mulai menurun.

86 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

KERANGKA KONSEP
MENOPAUS
E

USIA

ESTROGEN
MENURUN
REABSORPSI>FORMASI
TULANG

KALSIUM
DARAH
KURANG
AKTIFITA
ATROFI
OTOT

PENURUNAN
DENSITAS TULANG

PEKERJAA
N

POSISI
DUDUK
OSTEOP
OROSIS

SKOLIOSIS

HERNIATED
DISC

SPINAL
STERNOSI

SARAF
TEPI
87 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

NYERI PADA
PINGGANG BAWAH

KESIMPULAN
NY.OSTE, 48 tahun, pegawai administrasi suatu perusahaan berkembang mengalami
menopause yang mengakibatkan estrogen menurun.Penurunan estrogen ini menyebabkan
resorpsi tulang terus menerus,osteoklas bertambah naik,sedangkan osteobals semakin
turun.Hal ini yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan berperan dalam terjadi
osteoporosis.Skoliosis juga berperan dalam osteoporosis akibat dari posisi duduk yang
salah dari NY.OSTE .Hal ini menyebabkan saraf tepi pada daerah lumbosacral terjepit
dan terjadilah nyeri pada pinggang bawah (Low Back Pain).

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia:ElsevierSaunders:389-391,1029-1044
FKUI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta :1096-1105
ATLAS SOBOTTA
http://muel-muel.blogspot.com/2011/09/low-back-pain-lbp.html
http://www.doereport.com/generateexhibit.php?
ID=9531&ExhibitKeywordsRaw=&TL=4294967295&A=
Rikky Firmansyah, dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi.
Buku Ajar Bedah Oleh David C. Sabiston
http://medicastore.com/nutrafor/balance/isi.php?isi=osteoporosis
http://anakkomik.blogspot.com/2009/12/hubungan-antara-densitas-massatulang.html
88 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

http://artikelterbaru.com/kesehatan/keperawatan/osteoporosis-20114508.html
http://p4tkipa.org/data/osteoporosis1.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis
http://www.medicastore.com/osteoporosis/artikel_utama/2/Penyebab_Osteoporosis_
dan_Faktor_Risiko_Osteoporosis.html
http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Osteoporosis
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10OsteoporosisAkibatSteroid129.pdf/10Osteopo
rosisAkibatSteroid129.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/patogenesis_dan_metabolisme_osteoporosis_pada_manula
.pdf
http://digilib.unsri.ac.id/download/OSTEOPOROSIS%20%20SUATU
%20PROBLEMATIK.pdf
http://www.ahlihnp.com/kesehatan/pengetahuan/anatomi-tulang-belakang/

fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/
http://fisiosby.com/anatomi-fungsional-vertebrae/
http://poenya-moe.blogspot.com/2011/04/kolumna-vertebra.html

Heru Purbo Kuntoro, Dipl. P.T., M. Kes.Anatomi Funsional Verteebrae


http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/09/siklus-menstruasi.html
http://www.klikdokter.com/kesehatankewanitaan/read/2010/07/05/9/siklus-menstruasi
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0102%20Bio%20212f.htm
Tetap Bergairah Memasuki Usia Menopause: Sebuah Tinjauan Psikologis.Sofia Retnowati Noor
Fakultas Psikologi UGM
OSTEOPOROSIS : SUATU PROBLEMATIK PADA MASA KLIMAKTERIUM DAN
MENOPAUSE.pdf
89 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Anatomicolumnavertebralis.pdf(Universitas Sumatera Utara)


Dictionary of Medical Terms fourth edition

90 | S K E N A R I O B B L O K 5 K E L O M P O K L 6 P E N D I D I K A N
D O K T E R U M U M F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
S R I W I J AYA
2011

Anda mungkin juga menyukai