Anda di halaman 1dari 12

OSTEOPOROSIS

Kelompok 2

1. Dhea Anggraeny (1610702043)

2. Yudi Hoeromadon (1610702045)

3. Siti Fatimah (1610702049)

4. Lia Septiani M.P.A (1610702050)

5. Dita Rizki Permatasari (16107020670)

6. Dyah Sekar Arum (1610702069)

7. Theodora Esmeralda (1610702077)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-NYA sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Osteoporosis,” ini. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya kekurangan dalam makalah ini baik dalam isi
maupun penyampaian, yang disebabkan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami.
Oleh karenanya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya termasuk Bapak Eko Prabowo, S.Fis, M.Fis selaku Dosen Mata Kuliah Fisioterapi
Lansia yang memberikan tugas ini sebagai bahan pembelajaran kami.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoporosis dapat dijumpai diseluruh dunia sampai saat ini masih merupakan masalah
dalam kesehatan masyarakat terutama dinegara berkembang. Masyarakat atau populasi
osteoporosis yang rentang terhadap fraktur adalah populasi lanjut usia yang terdapat pada
kelompok diatas usia 85 tahun. Proses terjadinya osteoporosis sudah dimulai sejak usia
40 tahun dan pada wanita proses ini akan semakin cepat pada masa menopause.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Osteoporosis?
2. Bagaimana Laporan Kasus Osteoporosis?
3. Bagaimana Intervensi dan Dosis Latihan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Osteoporosis
2. Mengetahui Laporan Kasus Osteoporosis
3. Mengetahui Intervensi dan Dosis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang
(kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur
kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang
akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan
tulang, sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang. Osteoporosis merupakan
salah satu penyakit yang digolongkan sebagai silent disease karena tidak menunjukkan
gejala-gejala spesifik. Gejala dapat berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama sering
terjadi pada punggung. Beberapa gejala osteoporosis, mulai dari patah tulang, tulang
punggung yang semakin membungkuk, menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.
B. Laporan Kasus

LAPORAN KASUS

a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 60 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Hobi : Jalan-jalan
Agama : Islam
Alamat : Depok

b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. S umur 60 tahun datang dengan keluhan ngilu pada sendi yang sering
dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak beberapa
tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke
dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil
rongent menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan
hasil BMD T-score -3.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu


Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami
penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS. Riwayat
penggunaan KB hormonal dengan metode pil.nf

c. Pemeriksaan Fisik
a) Vital Sign
BP : 110/80 mmHg
HR : 60 ×/menit
RR : 22 ×/menit
Suhu : 36° C
TB : 165 cm
BB : 76 Kg
BMI : 28,65 (overweight)

b) Inspeksi
Klien terlihat bungkuk (kifosis), penurunan berat badan, perubahan gaya berjalan.
c) Palpasi
Klien merasakan nyeri saat dilakukan palpasi pada area punggung.

d. Riwayat Psikososial
Klien cemas untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang berat.

e. Hasil pemeriksaan laboratorium


BMD T-score -3
C. Intervensi dan Dosis
1. Upper Back Lift

Mencegah proses khyposis.

Latihan menggunakan berat badan sebagai beban dapat dipakai latihan penguatan otot perut.

Cara melakukan:

 Pasien berbaring menelungkup


 Kepala dan dada di angkat selama 12 detik dengan bantuan bantal sebagai penyangga.

Dosis:

Frekuensi : 5-10x/1 sesi, 3x/minggu

Intensitas : 1RM= 15s >> 80% = 12s (1:1)

Time : 1 menit/sesi

Tipe : isometric-strength, upper back lift

Set :3

2. Pelvic Tilt

Untuk Penguatan punggung bawah dan abdomen.


Cara melakukan:
 Tidur telentang
 Fleksikan lutut
 Kencangkan otot perut
 Hindari membuat gerakan dengan otot kaki & bokong.

Dosis:

Frekuensi : 5-10x/1 sesi, 3x/minggu

Intensitas : 1RM= 15s >> 80% = 12s (1:1)

Time : 1 menit/sesi

Tipe : isometric-strength, pelvic tilt

Set :3
3. Standing Tall

Untuk memperbaiki Posture & Balance.

Cara melakukan:

 Berdiri dengan kepala, pundak, dan bokong menempel pada dinding. Serta beri
jarak 8cm pada tumit .
 Tarik dagu dan kencangkan perut & bokong.
 Dorong punggung pada dinding.
 Postur akan mengikuti kurva tulang belakang.

Dosis:

Frekuensi : 5-10x/1 sesi, 3x/minggu

Intensitas : 1RM= 15s >> 80% = 12s (1:1)

Time : 1 menit/sesi

Tipe : isometric-strength, upper back lift

Set :3
4. Sitting Knee Extension

Untuk penguatan otot paha.

Cara melakukan:

 Duduk di kursi dengan telapak kaki menempel pada lantai. Tegakan punggung dan
letakan tangan diatas paha. Kencangkan otot perut dan luruskan pandangan ke depan.
 Angkat satu kaki perlahan, dan tetap pertahankan postur tegak.
 Lakukan pada kaki sebelahnya.

Dosis:

Frekuensi : 5-10x/1 sesi, 3x/minggu

Intensitas : 1RM= 15s >> 80% = 12s (1:1)

Time : 1 menit/sesi

Tipe : isometric-strength, upper back lift

Set :3
5. Latihan Otot Perut

Untuk penguatan otot abdomen.

Cara melakukan:

 Berbaring terlentang dengan posisi tangan pada ruas tulang punggung.


 Angkat kaki secara bersamaan dengan perlahan, kira-kira 20-40° selama 12 detik.
 Lalu kembali ke posisi semula.

Dosis:

Frekuensi : 5-10x/1 sesi, 3x/minggu

Intensitas : 1RM= 15s >> 80% = 12s (1:1)

Time : 1 menit/sesi

Tipe : isometric-strength, upper back lift

Set :3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai