Anda di halaman 1dari 4

NAMA : LYDIA OKTAVIA

NIM

: 10505044

HEKSOKINASE
Glukosa difosforilasi oleh ATP menjadi glukosa-6-phosphate dan transfer gugus
phosphate oleh ATP pada glukosa dikatalisis oleh enzim heksokinase. Heksokinase
adalah enzim yang mengkatalisis transfer gugus fosfor dari ATP ke gula dengan 6
karbon. Heksokinase memerlukan logam dengan ion divalent seperti Mg2+ untuk dapat
teraktivasi. Ion logam ini dapat membentuk kompleks dengan ATP.
Regulator dari enzim dapat berupa allosteric effector atau modifikasi ikatan
kovalen. Heksokinase diinhibisi oleh produk yang dikatalisis yaitu glukosa-6phosphate. Konsentrasi yang tinggi dari glukosa-6-phosphate dapat memberikan signal
bahwa sel tidak memerlukan lagi glukosa untuk dijadikan energi, sehingga proses
perubahan glukosa menjadi glukosa-6-phosphat dapat dihentikan
GLUCOSE-6-PHOSPHATASE (G6PASE)
Enzim ini berperan penting dalam menyediakan glukosa ketika tubuh merasa
kelaparan.

G6Pase terikat pada suatu mebran yang terhubung dengan retikulum

endoplama.

Keberadaan transporter ataupun induksi detergen yang mengakibatkan

perubahan konformasi dari G6Pase. Apabila tidak terdapat detergen dalam reaksi maka
G6Pase akan berperan sebagai inhibitor non kompetitif, sedangkan dengan adanya
detergen mengakibatkan G6Pase menjadi inhibitor kompetitif.
Glukoneogenesis menghasilkan formasi G6P yang telah dihidrolisis terlebih
dahulu oleh G6Pase sebelum dibebaskan dalam bentuk glikosa dalam system sirkulasi.
Katalisis G6Pase merupakan reaksi pertukaran antara glukosa dan G6P dan enzim ini
membentuk fosfoenzim intermediate, dan karenanya G6Pase juga memperlihatkan
aktifitas fosfotransferase yang mampu mensintesis G6P dari glukosa dan donor fosfat
lainnya.

Dalam glikolisis enzim G6Pase berperan sebagai inhibitor tetapi efeknya

begiut kecil dan tidak terdeteksi.

PIRUVAT KINASE
Piruvat kinase adalah enzim regulasi ketiga pada glikolisis, seperti PFK Piruvat
kinase diregulasi oleh efektor alosterik dan modifikasi kovalen (fosforilasi).
Piruvatkinase diaktivasi oleh F-1,6-BP pada hati. ATP dan Alanin (produk biosintetik
dari piruvat) bertindak sebagai inhibitor alosterik pada piruvat kinase.
Asetil Co-A dapat menjadi resiprokal regulator pada glikolisis dan glukoneogenesis
bertindak sebagai interconvert piruvat dan fosfoenolpiruvat. Asetil Co-A merupakan
aktivator pada piruvat karboksilase dan inhibitor pada piruvat kinase serta piruvat
dehidrogenase kompleks.Asetil Co-A.
Siklus glukosa-alanin pada umumnya dilakukan pada otot tulang untuk menghilangkan
nitrogen saat memulihkan energi. Oksidasi dari glukosa menghasilkan piruvat yang
mengalami transisi ke alanin. Reaksi ini dikatalisa oleh glutamate-pyruvate
transaminase, GPT atau biasa disebut alanine transaminase, ALT. Fungsi Alanin yakni
menginhibisi secara allosterik piruvat kinase. Dalam hal ini berfungsi sebagai sinyal
bahwa produksi Piruvat dan ATP lebih dari cukup.
ENZIM FOSFOFRUKTOKINASE 1 (PFK 1)
Reaksi fosforelasi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase adalah reaksi yang
memanfaatkan ATP sebagai sumber fosfat. Enzim PFK digunakan pada reaksi
fosforelasi II yang mengubah fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6 bifosfat. Enzim
PFK-1 mempunyai dua buah konformasi, yaitu T state dan R state.
Konformasi T state dapat berubah menjadi R state dengan memutar subunit CD
10 relatif terhadap sub unit AB. Konformasi R state lebih mudah untuk mengikat
substrat, sehingga dengan menggunakan konformasi R state,aktivitas enzim akan lebih
besar dibandingkan menggunakan T state. PFK secara allosterik (allosterik : memiliki
sisi pengikatan substrat dan efektor) diinhibisi oleh ATP dan sitrat dan juga diaktivasi
oleh AMP, ADP, dan F2,6BP.

INHIBISI FRUKTOSA-1,6-BISFOSFATASE OLEH FRUKTOSA-2,6-BISFOSFAT,


AMP, dan HORMON
1. Inhibisi oleh fruktosa-2,6-bisfosfat
Pada tahap proses glukoneogenesis, perubahan fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat melalui enzim kunci fruktosa-1,6-bisfosfatase dapat inhibisi oleh
adanya fruktosa-2,6-bisfosfat, AMP, dan sintesis control hormonal.
Senyawa Fruktosa-2,6-bisfosfat merupakan inhibitor kompetitif. Proses inhibisi
dapat terjadi karena enzim fruktosa-1,6-bisfosfatase bersifat alosterik, artinya enzim
tersebut mempunyai sisi pengikatan untuk substrat (binding site) dan sisi pengikatan
untuk afektor (afector site). pengaruh inhibisi Fruktosa-2,6-bisfosfat akan maksimum
pada saat konsentrasi substrat kecil. Hal ini membuktikan bahwa Fruktosa-2,6-bisfosfat
merupakan inhibitor kompetitif.
2. Inhibisi oleh AMP
Konsentrasi AMP dan ADP yang tinggi merupakan sinyal bahwa energi sel
rendah. ADP menginhibisi piruvat karboksilase dan fosfoenolpiruvat karboksilase
sementara AMP menginhibisi fruktosa 1,6 bisfosfatase. AMP mengaktivasi glikolisis
melalui fosforfruktokinase. Dengan kata lain, ketika tingkat energi rendah,
glukoneogenesis diinhibisi sementara glikolisis diaktivasi. Inhibisi fructose-1,6bisphosphatase oleh AMP bersifat unkompetitif terhadap fructose 1,6-bisphosphate
pada keadaan tidak tersedia fructose 2,6-bisphosphate. Akan tetapi, bersifat
nonkompetitif apabila fructose 2,6-bisphosphate tersedia. AMP tidak dapat berikatan
dengan enzim kecuali dengan adanya salah satu dari senyawa fruktosa bisfosfat.
3. Inhibisi dan aktivasi oleh hormon
System messenger dalam transduksi sinyal (penyampaian informasi dari luar sel
kedalam sel) dada 2 macam: Messenger pertama, berupa hormon, terikat pada
permukaan sel reseptor. Pengikatan tersebut menstimulasi produksi messenger kedua
didalam sel. Salah satu contoh messenger kedua adalah cAMP. Mekanisme cAMPdependent signal transduction melibatkan 3 protein:

1. hormone reseptor
2. Adenylate cyclase
3. Protein G
cAMP mengontrol jumlah fruktosa-2.6-bifosfat melalui aktivitas cAMP-dependent
protein kinase dengan mengubah PFK-2 dan fruktosa-2.6-bifosfatase melalui proses
fosforilasi.
Ketika terdapat enzim PFK2 dan FBPase-2, maka kedua enzim ini akan
difosforilasi oleh cyclic-AMP-dependent protein kinase (cAPK), aktivitas FBPase-2
lebih disukai, maka PFK-2 diinhibisi. Ketika fosfat telah dipindahkan, aktivitas PFK2
lebih disukai dan FBPase-2 diinhibisi.
Jumlah cAMP didalam sel diatur secara hormonal.
REGULASI PHOSPHOENOL PIRUVAT CARBOXYKINASE
Proses regulasi PEPCK ini dikendalikan oleh hormon, yaitu glucagon dan
insulin yang secara umum fungsi kedua hormon ini adalah sebagai pengatur
pengeluaran glukosa dalam tubuh. Glukagon ini menstimulasi proses transkripsi enzim
PEPCK, jadi proses transkripsi PEPCK secara tidak langsung telah mengatur kecepatan
dan waktu terjadinya proses glukoneogenesis. Jadi ketika kadar glukosa dalam darah
meningkat maka insulin akan menginhibisi kerja enzim PEPCK sehingga proses
pembentukan glukosa menjadi semakin sedikit, bahkan tidak memproduksi glukosa
ketika kadar glukosa dalam darah sangat tinggi.
Ketika kadar glukosa dalam darah rendah, maka glukagon akan menstimulasi
proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, atau dalam proses glukoneogenesis akan
terjadi proses perubahan oksaloasetat menjadi phosphoenol piruvat yang selanjutnya
akan diproses lebih jauh lagi menjadi glukosa. Tetapi ketika kadar glukosa dalam darah
terlampau tinggi, maka pangkreas akan mengsekretasikan hormone insulin untuk
menginhibisi kerja enzim PEPCK, sehingga proses pembentukan phosphoenol piruvat
dari glukosa tidak terjadi.
Jika proses pembentukan phosphoenol piruvat tidak terjadi, maka proses
glukoneogenesis tidak akan berlangsung sempurna. Atau dengan kata lain pembentukan
glukosa menjadi terhambat, justru terjadi proses perubahan glukosa menjadi glikogen.
Semua proses ini berlangsung pada organ hati, bukan pada pankreas.

Anda mungkin juga menyukai