Anda di halaman 1dari 6

GLUKOGEOGENESIS

Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa atau glikogen dari


prekursor nonkarbohidrat. Substrat utamanya adalah asam-asam amino
glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan
glukoneogenik utama; ginjal memberi kontribusi hingga 40%, pada sintesis
glukosa total dalam keadaan puasa dan lebih dalam keadaan kelaparan. Enzim
glukoneogenik utama diekspresikan dalam usus halus, tetapi belum diketahui
dengan jelas apakah glukosa dalam jumlah signifikan diproduksi di usus dalam
keadaan puasa. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi
sistem saraf dan eritrosit. Setelah puasa semalaman, glikogenolisis dan
glukoneogenesis memberi kontribusi yang kurang lebih sama pada glukosa darah;
setelah cadangan glikogen terkuras, glukoneogenesis menjadi semakin penting.

Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Hipoglikemia


menyebabkan disfungsi otak yang dapat menyebabkan koma dan kematian.
Glukosa juga penting dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam
sitrat bahkan saat asam lemak adalah sumber utama asetil-KoA di jaringan. Selain
itu, glukoneogenesis membersihkan laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit
serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa.

Glukoneogenesis berlebih juga merupakan salah satu faktor yang ikut berperan
pada hiperglikemia diabetes tipe 2 akibat gangguan sensitivitas glukoneogenesis
pada regulasi menurun (downregulation) sebagai respons terhadap insulin.

Tiga reaksi tidak-setimbang dalam glikolisis yang dikatalisis oleh heksokinase,


fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pembalikan sederhana
glikolisis untuk membentuk glukosa. Reaksi-reaksi ini terjadi sebagai berikut.
1. Piruvat & Fosfoenolpiruvat
Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis
melibatkan dua reaksi endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria
mengatalisis karboksilasi piruvat menjadi oksaloasetat, suatu reaksi yang
membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin
mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum
penambahan CO2 ke piruvat Oksaloasetat yang dihasilkan direduksi
menjadi malat, diangkut keluar dari mitokondria ke sitosol, dan di sitosol
dioksidasi kembali menjadi oksaloasetat. Enzim kedua, fosfoenolpiruvat
karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi Di hati dan
ginjal, reaksi suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan
GTP (bukan ATP seperti di jaringan lain), dan GTP ini digunakan untuk
reaksi fosfoenolpiruvat karboksikinase sehingga terbentuk hubungan
antara aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk mencegah
pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang dapat
mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.

2. Fruktosa 1,6-bisfosfat & Fruktosa 6-fosfat


Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk
pembalikan glikolisis, dikatalisis oleh fruktosa 1,6- bisfosfatase.
Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu jaringan mampu
membentuk glukosa (atau glikogen) tidak saja dari piruvat, tetapi juga dari
triosa fosfat. Enzim ini terdapat di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi
mungkin tidak ditemukan di otot jantung dan otot polos.

3. Glukosa 6-fosfat & Glukosa


Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-
fosfatase. Enzim ini terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan
jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat mengekspor glukosa ke dalam
aliran darah.
4. Glukosa 1-fosfat & Glikogen
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase.
Sintesis glikogen melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat
glukosa dan glikogen sintase Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-
asam amino glukogenik menghasilkan piruvat atau zat-zat antara siklus
asam sitrat. Oleh karena itu, reaksi yang dijelaskan sebelumnya dapat
menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi
glukosa atau glikogen.

 Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa akibat polisis lipoprotein


triasilgliserol dalam keadaan kenyang; gliserol dapat digunakan untuk re-
esterifikasi asam lemak bebas menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa
atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di hati. Dalam
keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol
jaringan adiposa digunakan semata-mata sebagai substrat untuk
glukoneogenesis di hati dan ginjal.

 Dalam keadaan puasa, glukagon merangsang pembentukan cAMP,


mengaktifkan protein kinase dependen-cAMP yang pada gilirannya
menginaktifkan fosfofruktokinase-2 dan mengaktifkan fruktosa 2,6-
bisfosfatase melalui fosforilasi. Oleh karena itu, terjadi stimulasi
glukoneagenesis oleh penurunan konsentrasi fruktosa 2,6-bisfosfat yang
menginaktifkan fosfofruktokinase- 1 dan menghilangkan inhibisi terhadap
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Xilulosa 5-fosfat, zat antara pada jalur pentosa
fosfat (lihat Bab 20) mengaktifkan protein fosfatase yang melakukan
defosforilasi pada enzim bifungsional, sehingga meningkatkan
pembentukan fruktosa 2,6-bifosfatase dan meningkatkan laju gIikaIisis.
 Pada keadaan puasa, terjadi pengeluaran alanin yang cukup banyak dari
otot rangka, jauh melebihi konsentrasinya di protein otot yang sedang
dikatabolisme. Alanin dibentuk melalui transaminasi piruvat yang
dihasilkan oleh glikolisis glikogen otot, dan diekspor ke hati tempat zat ini
menjadi substrat bagi glukoneogenesis setelah transaminasi kembali
menjadi piruvat itu adalah substrat untuk glukoneogenesis. Siklus
glukosa-alanin ini merupakan cara tidak-langsung pemanfaatan glikogen
otot untuk mempertahankan glukosa darah dalam keadaan puasa.
Victor W. Rodwell, D. A. (2015). Harper's Illustrated Biochemistry edisi ke-30. New York:
The McGraw-Hill Education.
A. Bagaimana mekanisme tubuh saat berpuasa?
 Dalam keadaan puasa, glukagon merangsang pembentukan cAMP,
mengaktifkan protein kinase dependen-cAMP yang pada gilirannya
menginaktifkan fosfofruktokinase-2 dan mengaktifkan fruktosa 2,6-
bisfosfatase melalui fosforilasi. Oleh karena itu, terjadi stimulasi
glukoneagenesis oleh penurunan konsentrasi fruktosa 2,6-bisfosfat yang
menginaktifkan fosfofruktokinase- 1 dan menghilangkan inhibisi terhadap
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Xilulosa 5-fosfat, zat antara pada jalur pentosa fosfat
(lihat Bab 20) mengaktifkan protein fosfatase yang melakukan defosforilasi
pada enzim bifungsional, sehingga meningkatkan pembentukan fruktosa 2,6-
bifosfatase dan meningkatkan laju gIikaIisis.

 Pada keadaan puasa, terjadi pengeluaran alanin yang cukup banyak dari otot
rangka, jauh melebihi konsentrasinya di protein otot yang sedang
dikatabolisme. Alanin dibentuk melalui transaminasi piruvat yang dihasilkan
oleh glikolisis glikogen otot, dan diekspor ke hati tempat zat ini menjadi
substrat bagi glukoneogenesis setelah transaminasi kembali menjadi piruvat itu
adalah substrat untuk glukoneogenesis. Siklus glukosa-alanin ini merupakan
cara tidak-langsung pemanfaatan glikogen otot untuk mempertahankan glukosa
darah dalam keadaan puasa.

B. Bagaimana reaksi tubuh saat nn syahrini menghindari makanan berlemak dan protein?

Anda mungkin juga menyukai