Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini yang
berjudul ANALISIS INTERIOR KAFE DAN RESTO The Sugarush, Marlo Eat and
Share, De Tuik Cafe and Resto dengan sebaikbaiknya.
Adapun dalam proses penyusunan paper ini penyusun mengalami
berbagai hambatan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya paper ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Meski demikian penyusun menyadari, paper ini masih memiliki banyak
kekurangan dalam banyak hal. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata
semoga paper ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I....................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................... 3
1.1
Latar Belakang............................................................................. 3
1.2
Tujuan......................................................................................... 3
BAB II...................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI................................................................................... 4
2.1
Kajian Pustaka............................................................................. 4
BAB III................................................................................................... 11
TELAAH KASUS..................................................................................... 11
3.1
3.1.1
The Sugarush......................................................................11
3.1.2
3.1.3
3.2
Analisis..................................................................................... 18
3.2.1
Analisa Data........................................................................18
3.2.3
Analisa Material....................................................................26
BAB IV................................................................................................... 32
PENUTUP.............................................................................................. 32
LAMPIRAN LAMPIRAN.........................................................................33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 34
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. lebih mengenal bagaimana merancang sebuah cafe yang kreatif dan
diminati masyarakat
2. memahami karakter, kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam suatu
ruang
Page 3
Page 4
BAB II
LANDASAN TEORI
Page 5
Lantai
Menurut Francis DK Ching, lantai adalah bidang ruang interior yang datar
mempunyai dasar yang rata sebagai bidang dasar penyangga aktivitas di dalam
ruang. Permukaan lantai yang keras memantulkan rambatan gelombang suara,
sehingga dapat memperkuat suara yang disebabkan oleh alas kaki atau
peralatan yang bergerak. Berbeda dengan lantai yang lunak (terdapat penutup
lantai seperti karpet, beludru) dapat meredam suara.
Lantai berwarna terang akan meningkatkan tingkat kekuatan cahaya dalam
ruangan, sedangkan berwarna gelap akan menyerap sebagian besar cahaya.
Warna terang yang hangat memberikan kesan meninggikan lantai, sedangkan
warna gelap yang hangat memberikan kesan luas. Warna dingin yang gelap
menjadikan bidang lantai berkesan dalam dan berat. Lantai merupakan salah
satu element dari sebuah bangunan. Jika dilihat dari susunannya, dapat
dikatakan lantai merupakan bagian paling dasar yang menjadi alas bangunan.
Warna
Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal
usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman,
arsitek dan pendesain dalam berkarya. Tiap warna mempunyai warna yang
berbeda-beda, dalam penelitian pengaruh warna terhadap mata, diperoleh hasil
bahwa warna (hue) terjadi karena sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai
akibat dari sentuhan gelombang cahaya pada retina mata.
Warna tidak lepas dari cahaya, nilai gelap terang yang membedakan suatu
bentuk dari lingkungannya, dapat menimbulkan kesan natural (original color)
atau bermakna (pigment).
Biru tua
Melambangkan perasaan yang dalam. Warna ini mempunyai karakter
tentang konsentrasi, ketenangan, bekerjasama, dapat menerima segala
masukan, perasa, cerdas, dan bersatu. Selain itu warna biru juga
memberikan pengaruh lemah lembut, bijaksana, cepat puas, pengasih dan
penyayang, tidak mudah tersinggung dan banyak kawan.
Page 6
Page 7
Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang bersumber dari alam, yaitu
matahari. Dengan pemanfaatan cahaya matahari kedalam ruangan akan
menjadikan bangunan hemat energi. Contoh aplikasi pemanfaatan cahaya
alami pada interior : Bukaan dan ventilasi lebar, skylight.
Pencahayaan Buatan
Berdasarkan arah datangnya cahaya:
1. Down Light (arah cahaya ke bawah):
Tujuannya memberikan cahaya pada obyek dibawahnya, posisi lampu
menjorok keluar, masuk ke dalam, menempel pada tembok & berupa
lampu gantung.
Variasi jenis lampu : lampu pijar, neon, dan compact flourescene Untuk
dekoratif light diatur melalui sudut jatuh cahaya contohnya Wall
Washer (cahaya diarahkan ke dinding agar teksture dan warna dinding
lebih menonjol dan berdimensi
2. Up light (arah cahaya ke atas):
Efek yang ditimbulkan, arah cahaya berasal dari bawah ke atas.
Berperan dalam memberikan kesan yang megah, dramatis, dan
memunculkan dimensi.
3. ack Light (arah cahaya dari belakang):
Bertujuan untuk memberi aksentuasi pada obyek seperti menimbulkan
siluet. Menimbulkan pinggiran cahaya pada obyek dan bentuk obyek
makin terlihat.
4. Side Light (arah cahaya dari samping):
Memberikan aksen pada obyak tertentu, biasa digunakan pada bendabenda seni untuk menonjolkan nilai seninya.
5. Front Light:
Sumber cahaya berasal dari depan objek, biasa diaplikasikan pada
obyek seni (lukisan & foto)
Material
Material adalah sebuah masukan dalam produksi, seringkali berupabahan
mentah yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat
teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai. (Ashby,
Michael; Shercliff, Hugh; Cebon, David (2007), " Materials -Engineering, Science,
Processing and Design", Elsevier)
Page 8
Material
pada
interior
adalah
konsep
konsolidasi
fisik
material
yang
Page 9
Dalam kriteria estetika terdapat 4 unsur penting, yaitu: warna, tekstur, pola dan
kesesuaian dengan fungsi atau arah desain. Warna menentukan suasana dan
tema. Warna juga menjadi salah satu daya tarik pertama bagi konsumen.
Sedangkan tekstur berperan penting saat disentuh, fungsi peran material
tersebut; apakah membutuhkan tekstur halus, sedang atau kasar. Tekstur juga
dapat menjadi indikasi kualitas barang tertentu.Pola mempunyai peran nilai
dekoratif dari material tersebut, sehingga pemilihan pola pada material harus
disesuaikan dengan konsep desain yang ingin diwujudkan. Sedangkan untuk
kesesuaian dengan fungsi atau arah desain, adalah pertimbangan material yang
hendak digunakan dengan desain yang hendak disampaikan, semisalnya, desain
yang mengarah ke konsep natural banyak menggunakan material hayati seperti
kayu dan batuan, sedangkan desain yang mengarah ke konsep industrial banyak
menggunakan material besi dan batu bata.
3) Kriteria ekonomi
Biaya awal (first time cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk harga beli,
pemasangan, dan biaya lamanya pemasangan. Intinya adalah biaya yang
dikeluarkan sekali sewaktu membeli barang tersebut. Biaya seumur hidup (life
time cost) adalah biaya yang ditanggung untuk perawatan, perbaikan,
penggantian di masa depan dan hal-hal yang diperlukan untuk tetap menunjang
hal tersebut. Dengan kata lain biaya ini adalah biaya yang akan rutin Mutia
Annisa Medina, Enung Rostika Pemilihan Material pada Interior Brussels Spring
Resto and Cafe Jalan Setiabudhi Bandung- 4
dikeluarkan selama menggunakan material tersebut.(Pile, John F. , Interior
Design, NewYork : Prentice Hall. 1988)
Klasifikasi Material
Menurut Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas :
1.) Material Alami
Material alami adalah material yang terbuat dari bahan yang didapat dari alam
dan digunakan dalam bidang konstruksi sebagaimana adanya di alam.
Pengolahannya hanya mengalami pemotongan dan pembetukkan saja.
Terdapat dua pengelompokan material alami; yaitu hayati dan non hayati.
Page 10
Hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang hidup, contohnya kayu,
bambu, rotan dan lain-lainnya. Non-hayati adalah bahan yang berasal dari alam
yang tidak hidup, contohnya batu, pasir, dan lain-lainnya.
2.) Alami Olahan
Material alami alami adalah bahan yang sebelum digunakan di bidang konstruksi
mengalami pengolahan terlebih dahulu sehingga berubah bentuk, sifat, ukuran
tidak seperti adanya di alam. Contohnya seperti plywood, gypsum board,
keramik, metal, tekstil, anyam dan lain-lain.
3.) Material Sintetis
Material sintestis adalah bahan yang awalnya tidak ada di alam lalu dibuat bahan
baru dengan teknologi proses kimia. Contohnya adalah kaca, karet, polimer
(plastik), thermoset plastic (thermohardening) ; Alkydes, Melamines, Epoxies,
Phenolics, Polyester, Ureas, Elastomers, dan untukthermoplastic; Akrilik,
Polyethylene, Polypropelene, Polystyrene/Copalymers, PVC (Polyvinyl clorine)
4.) Bahan Siap Pakai
Bahan siap pakai adalah berbagai macam bahan yang sudah diolah sedemikian
rupa sehingga kita tinggal pilih dan memakainya. Contohnya adalah karpet, wallcovering (penutup dinding), dan lain-lainnya.
5.) Aksesoris (hardware)
Aksesoris merupakan bahan pelengkap yang digunakan untuk menempelkan,
merekat, menguatkan, dsb. pada bahan / elemen desain interior. Contohnya
adalah paku, sekrup, mur-baud, engsel, handle dan lain-lainnya.
Page 11
BAB III
TELAAH KASUS
The Sugarush
Tampak depan
di
Australia,
Alvin
Januardi
(22)
lulusan
bidang hotel
Page 12
Page 13
Page 14
3.1.2
Tampak depan
Marlo eat and share adalah sebuah resto cafe yang terletak di pusat
kota bandung, hanya berjarak beberapa ratus meter dari titik nol kota
bandung, tepatnya di Jl. Tamblong no 48-50 Bandung. Dengan konsep
yang berbeda dengan cafe resto lainnya, Marlo menyediakan menu
european food sampai dengan tradisional indonesia.
Marlo eat and share memiliki arti selain menikmati sajian makanan, kita
juga bisa berbagi (charity), eat and share, makan dan berbagi. Jadi dari
setiap makanan yang dinikmati sudah menyisihkan bantuan bagi
mereka
yang
kurang
mampu.
Sebagai
bentuk
charity,
Marlo
Page 15
Page 16
3.1.3
Kampung De Tuik atau biasa dikenal De Tuik Cafe And resto terletak di Jl.
Bojong Koneng Atas no. 8, Haur Manggung, Cikutra, Jawa Barat. De Tuik
sebenarnya adalah nama sebuah singkatan dalam bahasa sunda yaitu
Deudeuieun Tuang Ieu Katuangan (Ketagihan makan ini makanan). Tak
hanya namanya saja yang unik, bentuk dan view dari resto ini juga sangat
unik. Resto ini berkonsep sunda dengan banyak material kayu yang
diusungnya. Dan yang paling menarik perhatian adalah di paviliun
belakang dengan pemandangan bukit yang hijau dan memanjakan mata.
Page 17
Page 18
3.2 Analisis
3.2.1 Analisa Data
Gaya hidup sangat mempengaruhi perkembangan sebuah kafe. Dengan
berbagai macam konsep yang ditampilkan, membuat masyarakat ramai
mengunjungi. Dari hasil survey beberapa waktu lalu, saya menemukan
berbagai macam konsep. Dari 3 kafe yang saya kunjungi banyak sekali
perbedaan dan persamaan dalam desain interior suatu ruangan.
Kafe pertama mengusung konsep warehouse dengan nuansa oldies
karena berada didaerah kawasan bangunan belanda. Untuk tempat
makannya disini hanya menyediakan indoor saja karena keterbatasan
lahan pula. Pada kafe the sugarush, terdapat ruang makan privat biasanya
digunakan untuk meeting. Terletak di area belakang kafe.
Untuk kafe kedua memiliki konsep eropa dan menggunakan barang bekas.
Terdapat dua tempat makan indoor dan outdoor. Kedua memiliki desain
ruang yang sangat senada. Kafe ini juga terbagi menjadi beberapa ruang
makan. Serta terdapat ruang tambahan seperti toko buku dan toko
aksesoris.
Page 19
Ruang aksesoris
Ruang buku
Page 20
Kafe ini memiliki 3 lantai, lantai yang pertama digunakan sebagai tempat
untuk acara-acar besar seperti wedding. Kemudian lantai kedua digunakan
sebagai cafe dan lantai ketiga digunakan hanya untuk meeting.
Lantai 1
Page 21
Lantai 2
Lantai 3
Pada hasil analisis ini sajian yang diberikan setiap owner terhadap kafe tersebut
memberi kesan agar pengunjung tidak bosen dan ingin berkunjung kembali
dengan berdasarkan gaya hidup masyarakat yang lebih menggemari tempat
yang unik dan bagus untuk hunting foto.
Page 22
Page 23
Page 24
Analisa estetika
Pencahayaan
Pada studi banding kafe, pencahayaan yang digunakan menggunakan
pencahayaan alami dan buatan. Pada the sugarush, karena
letaknya
Page 25
Tipe pencahayaan task lighting dengan jenis lampu gantung yang dipakai
yaitu lampu pijar warm light. Fungsi utama dari lampu gantung untuk
menerangi area sirkulasi serta menciptakan suasana yang romantis.
Karena berada dikawasan bukit cafe De Tuik Cafe and Resto
menggunakan pencahayaan alami dari bukaan dan ventilasi. Dengan
pemandangan bukit di belakang cafe membuat cafe semakin terlihat sejuk
dan segar.
Unsur suasana pada cafe lebih kuat daripada restoran, maka permainan
pencahayaan semakin penting dalam memberikan suasana. Intensitas
pencahayaan, sumber cahaya, perletakan sumber cahaya, serta area
pencahayaan. Terutama pengaruhnya terhadap reflektifitas warna yang
mencakup hue, saturation, brightness, form, dan intencity.
Page 26
Penggunaan elemen besi dan kayu sangat mendominasi interior di cafe ini.
Saat masuk ke dalam terdapat lampu lampu antik yang tergantung di
langit langit Sugarush untuk ornament tambahan di Sugarush.
Ornament lampu
Page 27
Page 28
Material dalam Marlo eat and share tak kalah menarik. Dengan lampulampu gantung, juga corak wallpaper yang senada dengan bentuk
bangunan kemudian tempat duduk berupa kursi bekas kereta api yang
dilapisi dengan kain warna warni, juga tong besi besar yang diatasnya
diberi bantalan sofa, membuat ruangan semakin menarik.
Page 29
Page 30
Kursi terbuat dari rotan kemudian dicat senada dengan warna dinding
Sesuai dengan konsep, de tuik cafe and resto ini menggunakan material
kayu dan rotan. Kursi yang terdapat pada ruang makan utama berwarna
kontras dengan warna dinding membuat ruang terasa kuas serta
memberi kesan minimalis.
Page 31
Belakang cafe
Page 32
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan studi banding dan literatur, ketiga kafe tersebut mempunyai
tatanan menarik secara keseluruhan. Desain yang unik dan berani membuatnya
berbeda dengan yang lain. Begitu pula dengan berbagai material dengan
berbagai kombinasi desainnya yang jarang digunakan di kebanyakan restoran.
Kemudian peranan pencahayaan dan material merupakan salah satu unsur
penting sebagai penunjang eksistensi serta identitas dari sebuah fasilitas publik
khususnya caf. Keduanya sangat berkesinambungan dalam menciptakan
suasana hangat dan nyaman yang menciptakan suasana seperti berada di
rumah sendiri. Warna yang muncul bukan saja semata-mata dari cahaya tetapi
juga dihasilkan oleh furnitur di dalam ruang, dinding, lantai, langit-langit dan juga
elemen estetis lainnya.
Rekomendasi
Pemilihan lahan sangat berpengaruh terhadap eksistensi sebuah kafe. Kafe yang
memiliki lahan yang luas serta memiliki icon tersendiri lebih banyak digemari
masyarakat. kedepannya, semoga para owner bisa memilah lahan sebaik
mungkin.
Page 33
LAMPIRAN LAMPIRAN
Page 34
Page 35
DAFTAR PUSTAKA
http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekajiva/article/view/375/543
http://www.marloeatandshare.com
http://bandung.panduanwisata.id/mencoba-kuliner-di-the-sugarush-cafe/
http://christophorusdanu.blogspot.com/2014/07/marlo-eat-and-share.html
http://detuik.co.id
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17858-Chapter1-1917733.pdf
Page 36