Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini yang
berjudul ANALISIS INTERIOR KAFE DAN RESTO The Sugarush, Marlo Eat and
Share, De Tuik Cafe and Resto dengan sebaikbaiknya.
Adapun dalam proses penyusunan paper ini penyusun mengalami
berbagai hambatan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya paper ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Meski demikian penyusun menyadari, paper ini masih memiliki banyak
kekurangan dalam banyak hal. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata
semoga paper ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Amin.

Bandung, Maret 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I....................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................... 3
1.1

Latar Belakang............................................................................. 3

1.2

Tujuan......................................................................................... 3

BAB II...................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI................................................................................... 4
2.1

Kajian Pustaka............................................................................. 4

BAB III................................................................................................... 11
TELAAH KASUS..................................................................................... 11
3.1

Informasi Obyek Studi.................................................................11

3.1.1

The Sugarush......................................................................11

3.1.2

Marlo Eat and Share.............................................................14

3.1.3

De Tuik Cafe And Resto........................................................16

3.2

Analisis..................................................................................... 18

3.2.1

Analisa Data........................................................................18

3.2.3

Analisa Material....................................................................26

BAB IV................................................................................................... 32
PENUTUP.............................................................................................. 32
LAMPIRAN LAMPIRAN.........................................................................33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 34

Page 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia usaha khususnya di bidang kuliner saat ini cukup diminati
oleh sebagian orang karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan
setiap orang. Terdapat banyak usaha dalam bidang kuliner yaitu : Restauran,
Rumah Makan, Warung, Kafe, dan yang lainnya. Salah satu usaha dalam bidang
kuliner yang saat ini sedang diminati adalah Kafe.
Seiring dengan perkembangan gaya hidup di indonesia yang semakin
meningkat. Gaya hidup masyarakat yang senang bersantai dan berbincang itu
membuat kafe digemari masyarakat. Kafe tidak hanya memberikan hidangan
yang enak tapi juga memberikan penampilan yang berbeda pada interior
ruangannya untuk menarik minat pelangga.
Dengan semakin berkembangnya gaya hidup dan permintaan masyarakat,
membuat owner harus berpikir dan mencipakan ide-ide kreatif yang beda dengan
kafe lainnya. Para owner terlebih dahulu mensurvei apa saja yang menjadi topik
masyarakat, bagaimana pengenalan ruang dalam kafe serta kebiasaankebiasaan masyarakat sebelum mereka menciptakan cafe yang kreatif.

Begitupula laporan ini saya buat berdasarkan hasil survei, bagaimana


pengenalan ruang di tiga kafe yang berbeda, agar menciptakan suatu
desain kafe yang kreatif dan diminati masyarakat.

1.2 Tujuan
1. lebih mengenal bagaimana merancang sebuah cafe yang kreatif dan
diminati masyarakat
2. memahami karakter, kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam suatu
ruang

Page 3

Page 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka


Cafe / Kafe
Coffeehouse, coffeeshop, cafe

merupakan gabungan dari karakter bar dan

beberapa karakter restoran. Di beberapa Negara, caf dapat menyerupai resto,


menawarkan aneka makanan berat. Bagian terpenting dari sebuah coffeehouse
dari awal mulanya adalah fungsi sosialnya, tersedianya tempat dimana orangorang pergi untuk berkumpul, bercengkrama, menulis, membaca, bermain atau
ketika menghabiskan waktu baik dalam kelompok/secara individu.
Kafe berasal dari kata Prancis yaitu cafe yang berarti coffee dalam Bahasa
Indonesia yaitu kopi atau coffeehouse dalam Bahasa Indonesia adalah kedai
kopi, istilah ini muncul pada abad ke-18 di Inggris. Kopi pertama kali masuk ke
Eropa pada tahun 1669 ketika utusan Sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris,
Prancis, dengan membawa berkarung-karung biji misterius yang nantinya dikenal
dengan nama coffee.
Pada awalnya kafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan
perkembangan jaman kafe telah memiliki banyak konsep, diantaranya sebagai
tempat menikmati hidangan/dinner, kafe otomotif yang kafe ini disediakan bagi
komunitas penggemar dunia otomotif, sampai pada cyber cafe atau kafe yang
menyediakan fasilitas jaringan on-line/internet bagi konsumennya.
Furnituree
Salah satu pembentuk interior diperlukan furnituree yang baik dan sesuai dan
nyaman bagi penggunanya. Selain menggunakan desain khusus pada
furnitureenya perlu adanya furnituree fabrikasi. Pemilihan furnituree fabrikasi
dilandasi oleh efisiensi biaya perancangan.

Page 5

Lantai
Menurut Francis DK Ching, lantai adalah bidang ruang interior yang datar
mempunyai dasar yang rata sebagai bidang dasar penyangga aktivitas di dalam
ruang. Permukaan lantai yang keras memantulkan rambatan gelombang suara,
sehingga dapat memperkuat suara yang disebabkan oleh alas kaki atau
peralatan yang bergerak. Berbeda dengan lantai yang lunak (terdapat penutup
lantai seperti karpet, beludru) dapat meredam suara.
Lantai berwarna terang akan meningkatkan tingkat kekuatan cahaya dalam
ruangan, sedangkan berwarna gelap akan menyerap sebagian besar cahaya.
Warna terang yang hangat memberikan kesan meninggikan lantai, sedangkan
warna gelap yang hangat memberikan kesan luas. Warna dingin yang gelap
menjadikan bidang lantai berkesan dalam dan berat. Lantai merupakan salah
satu element dari sebuah bangunan. Jika dilihat dari susunannya, dapat
dikatakan lantai merupakan bagian paling dasar yang menjadi alas bangunan.
Warna
Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal
usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman,
arsitek dan pendesain dalam berkarya. Tiap warna mempunyai warna yang
berbeda-beda, dalam penelitian pengaruh warna terhadap mata, diperoleh hasil
bahwa warna (hue) terjadi karena sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai
akibat dari sentuhan gelombang cahaya pada retina mata.
Warna tidak lepas dari cahaya, nilai gelap terang yang membedakan suatu
bentuk dari lingkungannya, dapat menimbulkan kesan natural (original color)
atau bermakna (pigment).
Biru tua
Melambangkan perasaan yang dalam. Warna ini mempunyai karakter
tentang konsentrasi, ketenangan, bekerjasama, dapat menerima segala
masukan, perasa, cerdas, dan bersatu. Selain itu warna biru juga
memberikan pengaruh lemah lembut, bijaksana, cepat puas, pengasih dan
penyayang, tidak mudah tersinggung dan banyak kawan.

Page 6

Merah dan Orange


Melambangkan kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif, agresif, bersaing, warna
ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat.
Hijau dan Biru
Melambangkan elastisitas keinginan. Cenderung pasif, bertahan, mandiri,
posesif, susah menerima pemikirian orang lain. Pengaruh dari warna ini
antara lain teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya, keras kepala dan
berpendirian tetap.
Kuning terang
Warna ini bersifat menonjol, semangat untuk maju dan toleransi tinggi.
Pengaruh warna ini antara lain riang, dermawan dan sukses.
Ungu
Ungu adalah campuran warna merah dan biru. Mengambarkan sikap
gempuran keras yang dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan antara
keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka.
Bersifat kurang teliti dan namun penuh harapan.
Uplight
mempercantik dan membuat nyaman suasana ruang. Agar pemilihan lantai
tersebut dapat terlihat artistic maka kenali dulu fungsi, jenis, dan bahan
pembuatan lantai. Selain itu dalam memilih material lantai perlu memperhatikan
beberapa hal, yaitu daya tahan, segi perawatan, keamanan, warna, ukuran,
border dan tekstur.
Pencahayaan
Tata cahaya merupakan salah satu elemen terpenting dalam suatu ruang.
Dengan tata cahaya yang apik, setiap ruang dapat tampil lebih indah dan
berfungsi lebih efektif. Peran pencahayaan lebih dari sekedar untuk dapat
melihat di dalam suatu ruangan. Pencahayaan yang baik dapat digunakan untuk
menonjolkan sisi keindahan dari sebuah benda yang menjadi aksentuasi dalam
ruangan, atau dapat pula menciptakan suasana tertentu pada suatu ruangan.

Page 7

Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang bersumber dari alam, yaitu
matahari. Dengan pemanfaatan cahaya matahari kedalam ruangan akan
menjadikan bangunan hemat energi. Contoh aplikasi pemanfaatan cahaya
alami pada interior : Bukaan dan ventilasi lebar, skylight.
Pencahayaan Buatan
Berdasarkan arah datangnya cahaya:
1. Down Light (arah cahaya ke bawah):
Tujuannya memberikan cahaya pada obyek dibawahnya, posisi lampu
menjorok keluar, masuk ke dalam, menempel pada tembok & berupa
lampu gantung.
Variasi jenis lampu : lampu pijar, neon, dan compact flourescene Untuk
dekoratif light diatur melalui sudut jatuh cahaya contohnya Wall
Washer (cahaya diarahkan ke dinding agar teksture dan warna dinding
lebih menonjol dan berdimensi
2. Up light (arah cahaya ke atas):
Efek yang ditimbulkan, arah cahaya berasal dari bawah ke atas.
Berperan dalam memberikan kesan yang megah, dramatis, dan
memunculkan dimensi.
3. ack Light (arah cahaya dari belakang):
Bertujuan untuk memberi aksentuasi pada obyek seperti menimbulkan
siluet. Menimbulkan pinggiran cahaya pada obyek dan bentuk obyek
makin terlihat.
4. Side Light (arah cahaya dari samping):
Memberikan aksen pada obyak tertentu, biasa digunakan pada bendabenda seni untuk menonjolkan nilai seninya.
5. Front Light:
Sumber cahaya berasal dari depan objek, biasa diaplikasikan pada
obyek seni (lukisan & foto)
Material
Material adalah sebuah masukan dalam produksi, seringkali berupabahan
mentah yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat
teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai. (Ashby,
Michael; Shercliff, Hugh; Cebon, David (2007), " Materials -Engineering, Science,
Processing and Design", Elsevier)

Page 8

Material

pada

interior

adalah

konsep

konsolidasi

fisik

material

yang

menginformasikan tentang lingkungan ruang sekitar kita, sehingga material di


dalam lingkungan interior tersebut dapat mempengaruhi bagaimana seseorang
merasakan (experience) berada di ruangan tersebut, baik hanya sekedar berada
di ruang tersebut untuk sementara atau menghuni ruang tersebutdalam waktu
lebih lama. Material-material interior sangat bervariasi, dari bahan bangunan
arsitektur hingga membentuk interior, contohnya semen, batu bata hingga
finishing untuk dinding dan lantai. Material interior pun jugatidak terbatas pada
elemen-elemen tersebut saja, tetapi sangat luas mengikuti perkembangan
teknologi dan keberadaan sumber daya. (Bowers, Helen. Interior Materials and
Surfaces: The Complete Guide. Firefly Books. 2005. p.75)
Kriteria Material
Menurut Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas : Elemen
interior pada saat ini mempunyai berbagai macam jenis, pengembangan dan
pengaplikasian seiring dengan banyaknya teknologi yang mendukung serta
eksplorasi sumber daya yang lebih dalam. Untuk menentukan material yang
akan digunakan dalam desain interior perlu dipertimbangkan terlebih dahulu
kriteria seperti apa yang diharapkan. Berikut ini adalah kriteria material interior :
1) Kriteria fungsional
Dalam kriteria funsional yang harus lebih diperhatikan adalah pemilihan material
yang harus tepat (suitability) sesuai dengan fungsinya. Sedangkan kriteria
fungsional tambahan lainnya adalah daya tahan (durability), kemudahan
perawatan (easy maintenance), keamanan (safety), dan estetika(aesthetic).
Daya tahan yang dimaksud adalah ketahanan misalnya terhadap waktu,
kerusakan, cuaca, beban, dan aktivitas. Pemilihan material yang kurang tepat
akan menyebabkan pemborosan, kerugian waktu dan perusakan desain secara
keseluruhan. Keamanan maksudnya bahwa material harus aman untuk
digunakan. Bahan yang dipilihaman untuk kesehatan, pemasangan yang benar,
dan mempunyai permukaan atau finishing yang tidak membahayakan.
2) Kriteria estetika

Page 9

Dalam kriteria estetika terdapat 4 unsur penting, yaitu: warna, tekstur, pola dan
kesesuaian dengan fungsi atau arah desain. Warna menentukan suasana dan
tema. Warna juga menjadi salah satu daya tarik pertama bagi konsumen.
Sedangkan tekstur berperan penting saat disentuh, fungsi peran material
tersebut; apakah membutuhkan tekstur halus, sedang atau kasar. Tekstur juga
dapat menjadi indikasi kualitas barang tertentu.Pola mempunyai peran nilai
dekoratif dari material tersebut, sehingga pemilihan pola pada material harus
disesuaikan dengan konsep desain yang ingin diwujudkan. Sedangkan untuk
kesesuaian dengan fungsi atau arah desain, adalah pertimbangan material yang
hendak digunakan dengan desain yang hendak disampaikan, semisalnya, desain
yang mengarah ke konsep natural banyak menggunakan material hayati seperti
kayu dan batuan, sedangkan desain yang mengarah ke konsep industrial banyak
menggunakan material besi dan batu bata.
3) Kriteria ekonomi
Biaya awal (first time cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk harga beli,
pemasangan, dan biaya lamanya pemasangan. Intinya adalah biaya yang
dikeluarkan sekali sewaktu membeli barang tersebut. Biaya seumur hidup (life
time cost) adalah biaya yang ditanggung untuk perawatan, perbaikan,
penggantian di masa depan dan hal-hal yang diperlukan untuk tetap menunjang
hal tersebut. Dengan kata lain biaya ini adalah biaya yang akan rutin Mutia
Annisa Medina, Enung Rostika Pemilihan Material pada Interior Brussels Spring
Resto and Cafe Jalan Setiabudhi Bandung- 4
dikeluarkan selama menggunakan material tersebut.(Pile, John F. , Interior
Design, NewYork : Prentice Hall. 1988)
Klasifikasi Material
Menurut Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas :
1.) Material Alami
Material alami adalah material yang terbuat dari bahan yang didapat dari alam
dan digunakan dalam bidang konstruksi sebagaimana adanya di alam.
Pengolahannya hanya mengalami pemotongan dan pembetukkan saja.
Terdapat dua pengelompokan material alami; yaitu hayati dan non hayati.

Page 10

Hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang hidup, contohnya kayu,
bambu, rotan dan lain-lainnya. Non-hayati adalah bahan yang berasal dari alam
yang tidak hidup, contohnya batu, pasir, dan lain-lainnya.
2.) Alami Olahan
Material alami alami adalah bahan yang sebelum digunakan di bidang konstruksi
mengalami pengolahan terlebih dahulu sehingga berubah bentuk, sifat, ukuran
tidak seperti adanya di alam. Contohnya seperti plywood, gypsum board,
keramik, metal, tekstil, anyam dan lain-lain.
3.) Material Sintetis
Material sintestis adalah bahan yang awalnya tidak ada di alam lalu dibuat bahan
baru dengan teknologi proses kimia. Contohnya adalah kaca, karet, polimer
(plastik), thermoset plastic (thermohardening) ; Alkydes, Melamines, Epoxies,
Phenolics, Polyester, Ureas, Elastomers, dan untukthermoplastic; Akrilik,
Polyethylene, Polypropelene, Polystyrene/Copalymers, PVC (Polyvinyl clorine)
4.) Bahan Siap Pakai
Bahan siap pakai adalah berbagai macam bahan yang sudah diolah sedemikian
rupa sehingga kita tinggal pilih dan memakainya. Contohnya adalah karpet, wallcovering (penutup dinding), dan lain-lainnya.
5.) Aksesoris (hardware)
Aksesoris merupakan bahan pelengkap yang digunakan untuk menempelkan,
merekat, menguatkan, dsb. pada bahan / elemen desain interior. Contohnya
adalah paku, sekrup, mur-baud, engsel, handle dan lain-lainnya.

Page 11

BAB III

TELAAH KASUS

3.1 Informasi Obyek Studi


3.1.1

The Sugarush

Tampak depan

The Sugarush terletak di Jl.Braga no 53, Sumurbandung, Jawa barat.


Sugarush berdiri pada tanggal 27 November 2011. Dimulai ketika 3 orang
yang memiliki background yang sama (hospitality) bertemu. Ketiga orang
tersebut adalah Martha Winata (21) lulusan bidang pastry salah satu
sekolah

di

Australia,

Alvin

Januardi

(22)

lulusan

bidang hotel

management salah satu sekolah di Malaysia, dan Darwin Lim (25)


lulusan NHI bidang cookery.

Page 12

Suasana dalam cafe

Sugarush diambil dari high on sugar. Mereka berpendapat bahwa orang


yang high on sugar itu selalu happy. Mereka ingin sugarush membuat
orang senang berkunjung ke sugarush. Selain itu, arti dari sugar sendiri
adalah gula, banyak orang Indonesia suka manis (gula). Mereka berharap
Sugarush bakal disukai banyak orang, seperti halnya gula.
Gaya interior lebih ke arah warehouse agar nuansa oldies Braga tetap
terasa, dirancang oleh Josafat Winata yang merupakan ayah dari salah
satu owner (Martha) juga dibantu oleh teman teman dari arsitektur Unpar
yang sedang kerja praktek (James dan Arnold). Lampu lampu antik yang

Page 13

tergantung di langit langit Sugarush, didapat dari ayah Martha


yang seorang designer lampu. Jadilah lampu lampu tersebut dipajang
untuk ornament tambahan di Sugarush.

Silhoutte yang terdapat pada dinding itu menggambarkan 3 orang owner.

Page 14

3.1.2

Marlo Eat and Share

Tampak depan

Marlo eat and share adalah sebuah resto cafe yang terletak di pusat
kota bandung, hanya berjarak beberapa ratus meter dari titik nol kota
bandung, tepatnya di Jl. Tamblong no 48-50 Bandung. Dengan konsep
yang berbeda dengan cafe resto lainnya, Marlo menyediakan menu
european food sampai dengan tradisional indonesia.
Marlo eat and share memiliki arti selain menikmati sajian makanan, kita
juga bisa berbagi (charity), eat and share, makan dan berbagi. Jadi dari
setiap makanan yang dinikmati sudah menyisihkan bantuan bagi
mereka

yang

kurang

mampu.

Sebagai

bentuk

charity,

Marlo

mengadakan kegiatan ama seperti berbagi nasi dikhususkan untuk


anak-anak jalanan dan tunawisma.
Bentuk bangunan cafe ini berbentuk setengah jajar genjang dan
dominasi kaca. Begitu masuk pintu utama, disambut oleh pohon
berdaun warna emas yang lucu. Kemudian terdapat satu icon cafe ini,
yaitu hiasan dinding yang sangat besar berbentuk tulisan READ. Hiasan
ini menjadi salah satu tempat favorit pengunjung untuk berfoto.

Page 15

Icon marlo yang biasa digunakan untuk berfoto

Ruang makan outdoor

Interior dalam ruanganpun tak kalah menarik, dengan lampu-lampu


gantung, juga corak wallpaper yang senada dengan bentuk bangunan
kemudian tempat duduk berupa kursi bekas kereta api yang dilapisi
dengan kain warna warni, juga tong besi besar yang diatasnya diberi
bantalan sofa, membuat ruangan semakin menarik.

Page 16

3.1.3

De Tuik Cafe And Resto

Kampung De Tuik atau biasa dikenal De Tuik Cafe And resto terletak di Jl.
Bojong Koneng Atas no. 8, Haur Manggung, Cikutra, Jawa Barat. De Tuik
sebenarnya adalah nama sebuah singkatan dalam bahasa sunda yaitu
Deudeuieun Tuang Ieu Katuangan (Ketagihan makan ini makanan). Tak
hanya namanya saja yang unik, bentuk dan view dari resto ini juga sangat
unik. Resto ini berkonsep sunda dengan banyak material kayu yang
diusungnya. Dan yang paling menarik perhatian adalah di paviliun
belakang dengan pemandangan bukit yang hijau dan memanjakan mata.

Page 17

Tempat bermain anak-anak

Di kawasan De Tuik ini juga bisa dipakai untuk camping, family/company


gathering dan outbond. Fasilitas penunjang lainnya pun tersedia lengkap
disini mulai dari masjid yang unik dengan dinding kaca, toilet, wastafel.
Jika ingin mengadakan meeting, tempat ini juga menyediakan ruang
meeting dan makan khusus parasmanan untuk para peserta meeting.
Dibawah resto ini juga terdapat cottage/villa yang bisa disewa dengan
pemandangan yang unik karena menghadap bukit yang indah. Ada juga
kolam pemancingan yang bisa dipakai untuk memancing bersama keluarga
atau rekan kerja disini.

Page 18

3.2 Analisis
3.2.1 Analisa Data
Gaya hidup sangat mempengaruhi perkembangan sebuah kafe. Dengan
berbagai macam konsep yang ditampilkan, membuat masyarakat ramai
mengunjungi. Dari hasil survey beberapa waktu lalu, saya menemukan
berbagai macam konsep. Dari 3 kafe yang saya kunjungi banyak sekali
perbedaan dan persamaan dalam desain interior suatu ruangan.
Kafe pertama mengusung konsep warehouse dengan nuansa oldies
karena berada didaerah kawasan bangunan belanda. Untuk tempat
makannya disini hanya menyediakan indoor saja karena keterbatasan
lahan pula. Pada kafe the sugarush, terdapat ruang makan privat biasanya
digunakan untuk meeting. Terletak di area belakang kafe.

Untuk kafe kedua memiliki konsep eropa dan menggunakan barang bekas.
Terdapat dua tempat makan indoor dan outdoor. Kedua memiliki desain
ruang yang sangat senada. Kafe ini juga terbagi menjadi beberapa ruang
makan. Serta terdapat ruang tambahan seperti toko buku dan toko
aksesoris.

Page 19

Ruang aksesoris

Ruang buku

Page 20

Kemudian yang ketiga dengan konsep sunda dan banyak memakai


material kayu. Dibelakangnya terdapat bukit yang hijau dan memberikan
kesan sejuk.

Kafe ini memiliki 3 lantai, lantai yang pertama digunakan sebagai tempat
untuk acara-acar besar seperti wedding. Kemudian lantai kedua digunakan
sebagai cafe dan lantai ketiga digunakan hanya untuk meeting.

Lantai 1

Page 21

Lantai 2

Lantai 3

Pada hasil analisis ini sajian yang diberikan setiap owner terhadap kafe tersebut
memberi kesan agar pengunjung tidak bosen dan ingin berkunjung kembali
dengan berdasarkan gaya hidup masyarakat yang lebih menggemari tempat
yang unik dan bagus untuk hunting foto.

Page 22

3.2.2 Analisa Fungsi


Studi aktivitas
Kafe tidak hanya menjadi suatu tempat untuk makan saja, melainkan untuk
nongkrong, bersantai atau digunakan untuk sekedar meeting dengan klien.
Pengunjung yang datang lebih banyak anak SMA dan Mahasiswa. Mereka
menghabiskan waktu seusai sekolah atau kuliah dengan bersantai di kafe.
Namun pada dasarnya aktivitas yang dilakukan di ketiga kafe ini sama
yaitu datang makan bayar pulang.

Denah the sugarush

Page 23

Denah marlo eat and share

Denah de tuik cafe and resto

Page 24

Analisa estetika
Pencahayaan
Pada studi banding kafe, pencahayaan yang digunakan menggunakan
pencahayaan alami dan buatan. Pada the sugarush, karena

letaknya

dikawasan heritage serta tidak merubah bentuk bangunannya jadi


menggunakan pencahayaan buatan (Down Light) dengan sumber cahaya
lampu pijar.

Untuk tipe pencahayaan yang digunakan dibalik wall display merupakan


sistem penerangan decorative lighting yang menciptakan suasana hangat
pada ruangan. Sedangkan jenis cahayanya menggunakan lampu click
stripe yang ditempatkan dibelakang wall display yang terletak pada area
ruang makan utama.
Jenis cahaya yang digunakan pada langit-langit yaitu jenis lampu TL
(tubular lamp) yang disembunyikan (hidden lamp) sehingga tidak langsung
menempel pada dinding yang seolah-olah terlihat melayang. Langit-langit
dibuat lebih rendah agar lampu tidak langsung menyinari ruangan sehingga
pantulan cahayanya menghasilkan terang yang merata tanpa membuat
silau dan dapat menampilkan karakter dan keindahan lukisan pada dinding.

Page 25

Marlo eat and share mengusung konsep indoor ourdoor, pencahayaannya


pun menggunakan pencahayaan buatan dan alami. Untuk dalam ruangan
di khususkan untuk area tanpa rokok. Dan menggunakan pencahayaan
(Up Light) sumber cahaya lampu pijar agar memberi kesan megah serta
bukaan atau ventilasi.

Tipe pencahayaan task lighting dengan jenis lampu gantung yang dipakai
yaitu lampu pijar warm light. Fungsi utama dari lampu gantung untuk
menerangi area sirkulasi serta menciptakan suasana yang romantis.
Karena berada dikawasan bukit cafe De Tuik Cafe and Resto
menggunakan pencahayaan alami dari bukaan dan ventilasi. Dengan
pemandangan bukit di belakang cafe membuat cafe semakin terlihat sejuk
dan segar.
Unsur suasana pada cafe lebih kuat daripada restoran, maka permainan
pencahayaan semakin penting dalam memberikan suasana. Intensitas
pencahayaan, sumber cahaya, perletakan sumber cahaya, serta area
pencahayaan. Terutama pengaruhnya terhadap reflektifitas warna yang
mencakup hue, saturation, brightness, form, dan intencity.

Page 26

3.2.3 Analisa Material


The

Sugarush memadukan interior modern dan sisi klasik braga.

Penggunaan elemen besi dan kayu sangat mendominasi interior di cafe ini.
Saat masuk ke dalam terdapat lampu lampu antik yang tergantung di
langit langit Sugarush untuk ornament tambahan di Sugarush.

Ornament lampu

Page 27

Lampu remang-remang memberikan efek menenangkan


dan doodle menarik di dindingnya

Botol-botol yang berisi makanan sebagai hiasan

Page 28

Material dalam Marlo eat and share tak kalah menarik. Dengan lampulampu gantung, juga corak wallpaper yang senada dengan bentuk
bangunan kemudian tempat duduk berupa kursi bekas kereta api yang
dilapisi dengan kain warna warni, juga tong besi besar yang diatasnya
diberi bantalan sofa, membuat ruangan semakin menarik.

Pohon berwarna emas

Kursi bekas kereta api

Page 29

Buku yang digantung membuat ruang semakin menarik

Lampu yang digantung dan diberi toples

Page 30

Kursi terbuat dari rotan kemudian dicat senada dengan warna dinding

Sesuai dengan konsep, de tuik cafe and resto ini menggunakan material
kayu dan rotan. Kursi yang terdapat pada ruang makan utama berwarna
kontras dengan warna dinding membuat ruang terasa kuas serta
memberi kesan minimalis.

Kursi di ruang makan utama berbahan rotan

Kemudian pada bagian belakang terdapat tempat makan lesehan


dengan berbahan kayu serta meja dan kursi outdoor dan dipadukan
dengan pemandangan yang hijau memberi kesan asri dan sejuk.

Page 31

Belakang cafe

Page 32

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Setelah melakukan studi banding dan literatur, ketiga kafe tersebut mempunyai
tatanan menarik secara keseluruhan. Desain yang unik dan berani membuatnya
berbeda dengan yang lain. Begitu pula dengan berbagai material dengan
berbagai kombinasi desainnya yang jarang digunakan di kebanyakan restoran.
Kemudian peranan pencahayaan dan material merupakan salah satu unsur
penting sebagai penunjang eksistensi serta identitas dari sebuah fasilitas publik
khususnya caf. Keduanya sangat berkesinambungan dalam menciptakan
suasana hangat dan nyaman yang menciptakan suasana seperti berada di
rumah sendiri. Warna yang muncul bukan saja semata-mata dari cahaya tetapi
juga dihasilkan oleh furnitur di dalam ruang, dinding, lantai, langit-langit dan juga
elemen estetis lainnya.

Rekomendasi
Pemilihan lahan sangat berpengaruh terhadap eksistensi sebuah kafe. Kafe yang
memiliki lahan yang luas serta memiliki icon tersendiri lebih banyak digemari
masyarakat. kedepannya, semoga para owner bisa memilah lahan sebaik
mungkin.

Page 33

LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 34

Page 35

DAFTAR PUSTAKA

http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekajiva/article/view/375/543
http://www.marloeatandshare.com
http://bandung.panduanwisata.id/mencoba-kuliner-di-the-sugarush-cafe/
http://christophorusdanu.blogspot.com/2014/07/marlo-eat-and-share.html
http://detuik.co.id
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17858-Chapter1-1917733.pdf

Page 36

Anda mungkin juga menyukai