Anda di halaman 1dari 260

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Tatap Muka Ke-8)

Identitas Nasional
Pengertian Identitas Nasional
Konsepsi Bangsa
Karakteristik Identitas Nasional
Nasionalisme Indonesia
Pemberdayaan Indentitas Nasional

Pengertian Identitas Nasional


(Definisi)

Identitas : ciri khas seseorang/bangsa


Nasional : dari bangsa sendiri
Identitas Nasional jati diri yg membentuk
bangsa: berbagai suku, adat istiadat,
kebudayaan, agama, berdiam di berbagai
wilayah
Integrasi Nasional : pembauran nasional
menjadi kesatuan utuh
Nasionalisme Indonesia : faham utk mencintai
bangsa dan negara sendiri (Indonesia)

Pengertian Identitas Nasional


Identitas Nasional : merupakan manifestasi
nilai budaya bangsa dgn ciri khas
Identitas Nasional Indonesia = manifestasi
nilai budaya ratusan suku dihimpun dlm
kesatuan Indonesia menjadi ciri khas yg
tercermin dlm Pancasila
Identitas Nasional bersifat terbuka, sesuai
dgn budaya yg menjadi akar
yg selalu terbuka, utk diberi tafsir baru
Secara filsafati sesuatu yg abstrak : menjadi
sangat konkrit bila tersedia situasi-kondisi yg
menjadi peluang penerapannya

Konsepsi Bangsa
(Konsep Manusia)

Manusia tujuan hidup : eksis & sejahtera


Individu tidak dapat berdiri sendiri
monodualis keluarga
Keluarga agar tercapai tujuan fungsi :
reproduksi, seksual, ekonomi, sosialisasi &
kontrol
Masyarakat (sejumlah peran & kedudukan)
agar tercapai tujuan , harus mampu menghadapi
masalah : integrasi, adaptasi lingkungan,
memegang teguh tujuan, melestarikan nilai adat
Bangsa tempat tinggal wilayah negara

Konsepsi Bangsa

(Konsep Manusia Pancasila)


Menganut aliran pikiran integralistik komprehensif pemikiran kesisteman
Bersifat monodualis (makhluk individu &
serentak makhluk sosial)
Mempunyai 2 demensi religeus & etis
Menganut asas kekeluargaan
Menganut asas keseimbangan
Memiliki dinamika perjuangan
Persuasi musyawarah/konsultasi

Konsepsi Bangsa
(Asal Usul Masyarakat di Nusantara)

Perkiraan tradisional datang dari Cina Selatan


Datang bergelombang: Proto Melayu & Deutro Melayu
Penyebaran melalui Philipina Madagaskar, Pasifik
H.M.Vlekke: Pembauran berbagai ras & wilayah dlm
suatu desa; ada tampang Semit, Negroid dls, tdk ada
satu pulau sekecil apapun yg penduduknya tdk berbaur
(Simbolon,1994: 375)
Ras terbesar Deutro Melayu suku/etnik
Ras Timur : India, Arab, Mongolid
Ras Eropa datang sekitar abad XVI
Kejatuhan Ras Deutro Melayu tidak sepaham dalam
upaya mengelola wilayah nusantara

Karakteristik Identitas Nasional


1.Identitas nasional, di dalamnya tersimpul
nilai-nilai budaya tertentu, dimana suatu
bangsa mempunyai ciri khas yg
membedakannya dari bangsa lain

2.Ciri khas itu merupakan pengejawantahan


nilai-nilai budaya yg hidup & berkembang
dlm sejarah

3.Para pendiri negara kita menyadari &


menghayati bahwa dlm melahirkan bangsa &
membentuk negara membutuhkan visi yg
jauh ke depan

Nasionalisme Indonesia
Pengertian

Nasionalisme Indonesia : faham utk mencintai bangsa


dan negara sendiri (Indonesia)
Nasionalisme gerakan sentimen mencintai bangsa
Nasionalisme menekankan pada aspek politik
Nasionalisme kekuatan & kontinuitas sentimen &
identitas nasional
Nasionalisme Indonesia : (1) Bhineka Tunggal Ika;
(2) Etis (paham etika Pancasila); (3) Universalitik;
(4)Terbuka kultural; dan (5) Percaya diri.

Nasionalisme Indonesia
(Awal Sejarah)
Pemilahan Penduduk oleh VOC & Pem Belanda
Perlawanan Pemimpin Lokal secara sporadis
Gerakan Etika Politik Belanda utk balas jasa
kpd rakyat
Respon Pemimpin mengikuti dari pada melawan
secara kekerasan
Upaya terjemahkan sastra Barat ke bahasa
Jawa & Melayu
Gerakan egaliter gerakan politik

Nasionalisme Indonesia

(Pembentukan Nasionalisme)
Konsep theologi (identik dgn fitrah
manusia)
Konsep politik (budaya politik)
Konsep budaya (multikultural)
Sumpah Pemuda dari ke-kami-an
menjadi ke-kita-an
Anderson : nation state komunitas
terbayang yg menyatu

Redupnya Faham Kebangsaan &


Identitas Nasional Kita
Jaman Orde Lama:
Semangat persatuan mulai menguap & identitas
nasional terdistorsi menjadi identitasnya Bung Karno
sbg Pemimpin Besar Revolusi (PBR).
Jaman Orde Baru :
Spirit kebangsaan ditumbuh-kembangkan utk mengatasi keterpurukan ekonomi warisan orde lama.
Namun ujung2nya Pancasila secara manipuklatif
diritualisasikan utk mengamankan proses KKN &
kroni-isme.
Identitas nasional terdistorsi menjadi identitas
nasionalnya presiden sbg penguasa tunggal.

Pemberdayaan Identitas Nasional


Krisis Multidimensi

Krisis moneter ekonomi & politik menjalar ke krisis


moral budaya
Masyarakat kehilangan orientasi nilai Societal
Terrorism muncul di sana sini dlm berbagai
fenomena
Nilai-nilai luhur dlm budaya kita, identitas nasional
dipertanyakan kredibilitasnya.
Pancasila sbg dasar negara dijadikan satire, secara
sadar atau tidak dilupakan fungsinya.
Primordialisme kesukuan atau keagamaan tumbuh utk
saling menunjukkan eksistensi & jati dirinya

Pemberdayaan Identitas Nasional


Krisis Multidimensi

Mosaik Indonesia retak-membelah & meretas


jahitan busana Indonesia
Bangsa yg dahulu dikenal yg paling sopan di
dunia mengalami krisis identitas
Masyarakat menghadapi dekadensi serta
disintegrasi etik dan moral yang implikasinya
terasa di berbagai aspek kehidupan

Pemberdayaan Identitas Nasional


1.

Dilatarbelakangi di kondisi abad XXI

2. Pemberdayaannya melalui Revitalisasi


Pancasila yg dieksplorasiksan pada dimensi
realitas idealitas fleksibilitasnya

3. Penyelenggaraan Matakuliah Pendidikan


Kewarganegaraan (MPKn) merupakan ajang
& wadah revitalisasi Pancasila, disertai
berbagai wawasan

Pemberdayaan Identitas Nasional


(Suatu Renungan)
Pendidikan di negara kita terbukti gagal dlm
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sangat naif bahwa Pancasila tidak lagi ditegaskan sbg
mata kuliah wajib di perguruan tinggi.
Mata kuliah Pancasila dlm kerangka pengembangan
kepribadian perlu dipertahankan, ditumbuhkembangkan di dlm sistem pendidikan nasional kita.
Pendidikan Pancasila dpt menjadi forum utk
mentradisikan budaya dialog & dialog budaya utk
mengantisipasi ekskluvisisme, primordialisme kesukuan
atau keagamaan.
Pancasila sebagai dasar negara bukan lagi alternatif,
melainkan suatu imperatif bagi kelestarian NKRI

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(Tatap Muka Ke-9)

Hak dan Kewajiban Warganegara


Kewarganegaraan
Asas Kewarganegaraan
Hak dan Kewajiban Warganegara
Pembatasan Gerak Warganegara

Kewarganegaraan

(1)

Pengertian Warganegara
Warganegara : anggota negara (citizen,
citoyen, staatsburger)
Kaula negara (wilayah jajahan) : semiwarganegara (subject, sujet, onderdaan), kini hanya
negara kerajaan
Tata Hukum moderen negara ada karena
ada warganegara dan penduduk
Cara penentuan kewarganegaraan : tiap negara
menggunakan pendekatan yang berbeda
timbul masalah dikemudian hari

Kewarganegaraan

(2)

Pengertian Kewarganegaraan
Segala hubungan antara seseorang dan
Negara
Negara berkewajiban melindungi orang
tersebut
Setiap warganegara berkewajiban
tunduk pada peraturan perundangundangan negara

Asas Kewarganegaraan

(1)

Asas Kewarganegaraan
Pedoman dasar bagi suatu negara untuk
menentukan siapakah yang akan menjadi
warganegara
Dari segi kelahiran
- Ius Soli
- Ius Sanguinis
Dari segi perkawinan
- Kesatuan Hukum
- Persamaan Derajat

Asas Kewarganegaraan

(2)

Segi Kelahiran
Ius Soli : ditentukan tempat/negara ia
dilahirkan
Ius Sanguinis : ditentukan berdasarkan
hubungan darah/keturunan
Akibatnya bi-patride & a-patride
Penyelesaian hak opsi & hak repudansi

Asas Kewarganegaraan

(3)

Segi Perkawinan
Kesatuan Hukum : anggota keluarga
tunduk pada hukum yg sama bila
terjadi perkawinan antar bangsa
warganegara isteri = suami
Persamaan Derajat : suatu perkawinan
tidak menyebabkan berubahnya status
kewarganegaraan masing-masing pihak

Asas Kewarganegaraan

(4)

Kewarganegaraan Indonesia

Ius soli (UU no 3/1946) : utk tampung


onderdaan yg tinggal di Indonesia pra
Proklamasi Kemerdekaan
Ius sanguinis (UU no 62/1958) : utk
hilangkan status bi-patride sbg akibat
UU no 3/1946
Ius Soli & Ius Sanguinis (UU no
12/2006)

Asas Kewarganegaraan

(4)

Kewarganegaraan Indonesia

Ius soli (UU no 3/1946) : utk tampung


onderdaan yg tinggal di Indonesia pra
Proklamasi Kemerdekaan
Ius sanguinis (UU no 62/1958) : utk
hilangkan status bi-patride sbg akibat
UU no 3/1946
Ius Soli & Ius Sanguinis (UU no
12/2006)

Asas Kewarganegaraan

(5)

Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia


(UU no 62/1958)

Karena kelahiran
Karena pengangkatan
Karena dikabulkan permohonan
Karena pewarganegaraan
Karena perkawinan
Karena turut ayah dan/atau ibu
Karena pernyataan

Hak & Kewajiban Warganegara

(1)

Hak ialah kuasa utk menerima atau melakukan


sesuatu yg semestinya diterima atau dilakukan
oleh pihak tertentu, dan tdk dpt oleh pihak
lain manapun juga yg pada prinsipnya dpt
dituntut secara paksa olehnya

Wajib ialah beban utk memberikan atau


membiarkan sesuatu yg semestinya dibiarkan
atau diberikan, melulu oleh pihak tertentu, tdk
dpt oleh pihak lain manapun,yg pada prinsipnya
dpt dituntut secara paksa oleh yg berkepentingan

(Prof. Drs. Notonagoro)

Hak & Kewajiban Warganegara

(2)

Hak Warganegara (1)


Pekerjaan & kehidupan yg layak bagi
kemanusiaan (ps 27 ay (2) UUD-45 asli)
Ikut serta dalam upaya pembelaan negara (ps
27 ay (3) UUD-45**)
Ada penambahan pasal-pasal yg bersifat
teknis tentang hak-hak warganegara tertuang
melalui BAB XA ttg HAM (ps 28A s/d 28J
UUD-45**) & telah tertu-ang melalui UU no
39/1999 ttg HAM

HAK MEMPEROLEH PENGAJARAN


Sesuai dengan pasal 31
ayat 1, setiap warga
negara berhak
memperoleh pendidikan
dan pengajaran
Meskipun di pedalaman,
mereka tetap anak
bangsa yang layak
mendapat pengajaran

HAK MENDAPAT KEHIDUPAN yang


LAYAK
Sesuai dengan pasal 27 ayat 2, setiap warga
negara berhak mendapat pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

HAK MEMPEROLEH KESAMAAN KEDUDUKAN DALAM


HUKUM dan PEMERINTAHAN
Sesuai dengan pasal 27 ayat 1
Meskipun SBY adalah seorang
presiden, tetap berhak
menjalankan kedudukan yang
sama dalam pemerintahan.
Beliau berhak memilih pemimpin
lembaga di lingkungan
kediamannya

HAK KESEJAHTERAAN SOSIAL


Sesuai dengan pasal 33 dan 34, setiap warga negara berhak
mendapat kesejahteraan sosial, namun kenyataannya masih
banyak yang belum sejahtera

Hak kemerdekaan memeluk


Agama dan Beribadat

Bahwa setiap warga negara mempunyai hak kemerdekaan


memeluk agama dan beribadat sesuai keyakinannya. Sesuai
dengan :
( Pasal 29 UUD 1945, ayat 2)

Hak Kemerdekaan Berserikat dan


Berkumpul
Semua warga negara berhak
mengeluarkan pendapat tak
terkecuali anak jalanan
sekalipun, hal ini tercantum
pada Pasal 28 UUD 1945,
yaitu tentang hak
kemerdekaan berserikat
dan berkumpul

HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA


*Bela Negara : adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. (Pasal
9 ayat (1) UU No.3 Tahun 2002).

*Landasan Bela Negara:


Pasal 27 ayat (3) Perubahan Kedua UUD 1945

Pasal 30 ayat (1) Perubahan Kedua UUD 1945


Pasal 09 ayat (1) UU No.3 tahun 2002
Pasal 68 UU No.39 tahun 1999 tentang HAM

Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 tentang


Pertahanan Negara menyatakan:

Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela


negara, sebagaimana dimaksudkan dalam ayat
(1) diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan (dalam pendidikan
kewarganegaraan sudah tercakup pemahaman
tentang kesadaran bela negara).
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
atau secara wajib.
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.
e. Contoh: Sesuai profesi : Atlet, Pelajar

KEWAJIBAN MENGHORMATI HAM ORANG LAIN


*HAK ASASI MANUSIA:
-HAK UNTUK HIDUP
-HAK UNTUK BERKELUARGA DAN MELANJUTKAN KETURUNAN
-HAK UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI
-HAK MEMPEROLEH KEADILAN
-HAK ATAS KEBEBASAN PRIBADI
-HAK ATAS RASA AMAN
-HAK ATAS KESEJAHTERAAN
-HAK TURUT SERTA DALAM PEMERINTAHAN
-HAK WANITA
-HAK ANAK

Hak & Kewajiban Warganegara


Hak Warganegara

(3)

(2)

Untuk hidup serta mempertahankan hidup &


kehidupan (ps 28A UUD-45**)
Membentuk keluarga & melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yg sah (ps 28B UUD-45**)
Mengembangkan diri melalui kebutuhan
dasarnya, memperoleh pendidikan &
memperoleh manfaat, dari iptek & seni budaya
(ps 28C UUD-45**)

Hak & Kewajiban Warganegara (4)


Kewajiban Warganegara

Menjunjung hukum dan Pemerintah NKRI (ps 27 UUD45 asli)


Wajib tunduk kepada pembatasan yg ditetapkan dgn
UU (ps 28J ay (2) UUD**)
Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain (ps
28J ay (1) UUD-45**)
Ikut serta dalam upaya pembelaan negara
(ps 27 UUD**)
Ikut serta dalam usaha han & kam (ps 30 UUD**)
Wajib mengikuti pendidikan dasar & Pem. wajib biayai
(ps 31 UUD****)

Hak & Kewajiban Warganegara


(5)

Kemerdekaan Warganegara
Berserikat & berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan & tulisan dsb (ps 27
UUD-45 asli)
Neg. menjamin kemerdekaan penduduk
untuk memeluk agama (ps 29 UUD-45
asli)
Ps 27 & ps 29 UUD 45 asli dijabarkan
lagi melalui ps 28E UUD-45**

Hak & Kewajiban Warganegara


Hak dan Kewajiban WNA

Berhak mendapat perlindungan diri &


hartanya
Tidak berhak memilih & dipilih dlm
jabatan negara & publik
Berkewajiban tunduk pada peraturan
perundang-undangan NKRI
Tidak berkewajiban ikutserta dlm
upaya bela negara

(6)

Pembatasan Gerak
U m u m

(1)

Globalisasi orang ingin berkelana


harus diawasi keluar masuk Wil NKRI,
baik WNI maupun WNA
Imigrasi merupakan salah satu perwujudan kedaulatan negara.
Aspek yang diatur : paspor visa
pencegahan penangkalan deportasi
inadminissable & karantina imigrasi

Pembatasan Gerak
Keimigrasian

(2)

(1)

Surat Perjalanan (paspor)


1. Paspor : paspor biasa, paspor haji,
paspor diplomatik, paspor dinas, paspor
untuk orang asing
2.Surat Perjalanan Laksana Paspor
kepada orang asing : atas kehendaknya &
karena deportasi, kepada WNI dlm
keadaan khusus

Pembatasan Gerak
Keimigrasian

(3)

(2)

Visa ket yg ditulis dlm paspor atau, yg menerangkan bhw pemilik paspor diperbolehkan
memasuki atau memasuki kembali di neg. pemberi visa
Visa visa biasa visa transit
Kekecualian WNA ijin Presiden Nakhoda &
ABK kapal/pesbang
Penumpang transit di pelabuhan (laut & udara)

Pembatasan Gerak
Keimigrasian

(4)

(3)

(Masuk & Keluar Wil.Indonesia)

Penolakan & Pencegahan :


- tdk memiliki : paspor, visa, ijin masuk kembali/ijin masuk ke neg lain
- menderita gangguan jiwa/penyakit menular,
- ternyata memberi keterangan palsu utk
mendapatkan paspor
Pelayanan & Pengawasan thd orang asing
bersifat selektif dat yg memberi manfaat
& tidak membahayakan, sikap bermusuhan
ditangkal sementara waktu

Pembatasan Gerak
Keimigrasian

(5)

(4)

(Masuk & Keluar Wil.Indonesia)

Ijin Keimigrasian
Berdasarkan selective policy
Ijin Singgah : dalam perjalanan
Ijin Kunjungan : tugas Pemerintah, konvensi,
pariwisata, dalam rangka usaha, sosial budaya
Ijin Tinggal Terbatas
Ijin Tinggal Tetap
Karantina tujuan utk melindungi bgs Indonesia thp orang yg diperkirakan membawa
penyakit.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Negara & Konstitusi

Negara
Konstitusi
Konstitusi Indonesia
Politik dan Strategi
Politik Nasional Indonesia

Negara (1)
Bangsa Wilayah/tempat tinggal Negara
Negara state, etat, staat bhs Latin
status/statum: keadaan tegak & tetap
Persekutuan hidup manusia status civititas
sejak abad XVI istilah negara
Negara (institusi): wilayah, rakyat, Pemerintah (konferensi Motevideo)
Prasarat lain (Prof. Dr. Sri Sumantri, SH) :
kedaulatan, konstitusi, tujuan negara

Negara (2)
Teori terjadinya Negara
Theokrasi kedaulatan neg. dari Tuhan
- Tuhan YME (monotheis)/dewa (polytheis) yg
mencipta/memerintah alam semesta & isinya
- Raja adalah wakil Tuhan, turunan dewa
Kekuatan dominasi pok kuat thp pok lemah, neg: resultante positif dari sengketa &
penaklukan
Organis konsep biologis, berkembang sejak
abad XIX (bersamaan dgn tumbuhnya ilmu
biologi)
Sejarah dasar penyelidikan etnologi-antropologi teori pertumbuhan evolusi

Negara

(3)

Teori terjadinya Negara

Perjanjian (kontrak sosial)

1. Thomas Hobbes Laviathan utk hilangkan Homo


homini lupus manusia menyerahkan hak2nya pada
seseorang atau dewan & memberikan keabsahan.
Teori ini meletakkan dasar2 negra mutlak.
2. John Locke manusia hidup bebas & sederajat
kekuasan tidak bersifat mutlak. hak yg tdk hilang
life, liberty, estate melindungi hak2 kodrati.
3. Jean Jacques Rousseau negara/bada korporatifkolektif dibentuk utk menyatakan kemauan umumnya
& ditujukan utk kebahagian bersama, namun harus
memperhatikan kepentingan idividual

Negara

(4)

Prasyarat Negara
Wilayah daerah besar & kecil (provinsi,
kabupaten & kota (ps 2 UUD no 32/2004)
Penduduk/warganegara (dibahas tersendiri)
Pemerintah sistem monarkhi & republik
- Pem. monarkhi mutlak, parlementer
- Pem. republik presidensial, parlementer
- Pemerintah demokrasi, otokrasi, oligarkhi,
aristokrasi

Negara

(5)

Prasyarat Negara
Kedaulatan kekuasaan tertinggi utk membuat & melaksanakan UU termasuk memaksa.
- Kedaulatan kedalam (internal souvereignty)
- Kedaulatan keluar (external souvereignty)
- Kedaulatan Tuhan raja wakil Tuhan
- Kedaulatan Rakyat dari rakyat
- Kedaulatan Hukum hukum merupakan
kekuasaan tertinggi

Negara

(6)

Prasyarat Negara
Tujuan Negara, a.l.: memperluas kekuasaan,
menyelenggarakan ketertiban hukum, mencapai kesejahteraan umum
Plato: Memajukan kesusilaan manusia sbg perseorangan & makhluk sosial
Roger H.Saltau: Memungkinkan rakyatnya
berkembang serta menyelenggarakan daya
cipta sebebas mungkin.
NKRI: (lihat alinea ke-4 Pembukaan UUD-45)

Negara

(7)

Bentuk Negara

Negara Kesatuan: neg. merdeka & berdaulat,


dgn satu Pem. Pusat yg berkuasa & mengatur
selurh daerah
- Neg. Kesatuan dgn sistem sentralisasi
- Neg. Kesatuan dgn sistem desentralisasi
Negara Serikat: bentuk gabungan dari beberapa negara bagian.
- Kekuasan Federal limitatif dari neg. Bagian
- Pem Federal/Pusat: hub. luar negeri, pertahanan neg., fiskal & pos

Negara (8)
Bentuk Negara
Negara Dominion: ex Jajahan Inggris yg ingin
tetap bersatu & mengakui Monarkhi Inggris
sbg kepala negara/lambang persatuan. Setiap
negara merdeka penuh, baik dlm pol LN/DN.
Negara Protektorat: dibawah lindungan neg
lain/badan internasional
- Protektorat Kolonial
- Protektorat Internasional
Negara Uni: merupakan bentuk gabungan negara, a.l. : utk perlancar kerjasama

Naning, 1982: 38-43

Negara (9)
Bentuk Pemerintahan
Monarkhi: Mono & archie yg berkuasa 1
orang saja kerajaan turun temurun
- Monarkhi Absolut
- Monarkhi Konstitusional
- Monarkhi Parlementer
Oligarkhi: oligoi (sedikit) & archie
- Aristiokrasi (aristos = bangsawan)
- Plutokrasi (plutos = kekayaan)

Negara (10)
Bentuk Pemerintahan
Autokrasi : auto & cratein memerintah
sendiri
- konsep lama : tdk ada DPR
- konsep baru : DPR sbg pelengkap
Demokrasi : demos & cratein
- konsep : Vox Populi, Vox Dei
- demokrasi langsung & demokrasi perwakilan

Negara (11)
Tugas Negara

Tugas Negara menjamin agar Tujuan


Nasional (Tunas) tercapai
Tunas : aman (tetap eksis) & sejahtera
Tunas dpt dicapai hanya melalui pembangunan
bangsa & negara
Pembangunan bangsa yg baik melalui proses :
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pembinaan, pengendalian serta pengawasan
merupakan fungsi manajemendgn seksama
thd bangsa/rakyat, pemerintah & wilayah dgn
tertib & teratur.

Negara mrt Pancasila


Negara Persatuan : (alinea IV /Tunas 1)
Negara Kebangsaan : bangsa : teori H.Kohn E.
Renan, F. Ratzel,
Negara kebangsaan (kesatuan : sejarah, nasib,
kebudayaan, wilayah, asas kerokhanian
Negara Integralistik
Negara Kebangsaan yg berketuhanan
Negara Kebangsaan yg berkeadaban
Negara Kebangsaan yg berkerakyatan
Negara Kebangsaan yg berkeadilan sosial

KONSTITUSI (1)
Bhs Perancis: constituir membentuk
Pengaturan dasar pembentukan negara
Konsensus (general agreement) negara utk
melindungi kepentingan bersama & diwujudkan
bersama
-Tujuan/cita2 bersama (the general goals of
society).
- Rule of Law sbg landasan & penyelenggaraan
Negara (the basic of government)
- Bentuk institusi & prosedur ketatanegaraan
(the form of institutions & procedures)

KONSTITUSI (2)
Sejumlah aturan2 dasar & ketentuan2 yang
dibentuk untuk mengatur fungsi & struktur
lembaga negara & lembaga pemerintah termasuk kerjasama antara rakyat (masyarakat) &
negara dalam rangka kehidupan berbangsa &
bernegara
Grondwet (Belanda) & grundgesetz (Jerman)
Konstitusi merupakan fundamental law
istilah Belanda & Jerman

KONSTITUSI (3)
Prof. Sri Sumantri : suatu naskah yg memuat
suatu bangunan negara & sendi2 sistem pemerintahan negara.
Secara terminologi: Sejumlah aturan dasar &
ketentuan hukum yg dibentuk utk mengatur
fungsi & struktur lembaga pemerintahan
termasuk hubungan kerjasama antar negara &
masyarakat dlm hal kehidupan berbangsa &
bernegara

KONSTITUSI

(4)

Nawiasky (dikutip Dr Hamid Attamimi): ada


norma tertinggi hukum perlu ditulis
konstitusi atau UUD agar ada pegangan &
pemberi batas pengaturan kekuasaan negara
Oesman (edt), 1992: 74

Prof Miriam Budiardjo: Dlm negara demokrasi


konstitusional, UUD berfungsi khas membatasi
kekuasaan pemerintah sedemikian rupa hingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang2.
Budiardjo,178:96

KONSTITUSI

(5)

Pentingnya Konstitusi:
Membagi kekuasaan dalam negara : bagaimana
kekuasaan dibagi legislatif, eksekutif &
yudikatif
Membatasi kekuasaan organ negara, mengatur
hub antar organ negara, menagtur kekuasaan
organ negara dgn warganegara
Pembatasan kekuasaan & membagi legitimasi
kekuasan pemerintah serta instrumen pengalihan kewenangan.

KONSTITUSI

(6)

Konsitusi/UUD : Dukumen tertulis formal


Hasil Perjuangan politik bangsa di masa lampau
Tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
Pandangan pendiri/tokoh bangsa yg hendak
diwujudkan utk sekarang & yg akan datang.
Suatu keinginan, perkembangan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin

KONSTITUSI INDONESIA (7)


UUD NKRI 1945
Lembaga Negara

Majelis Permusyawaratan Rakyat (ps 2 & 3)


Presiden & Wakil Presiden (ps 4 s/d 16)
Dewan Perwakilan Rakyat (ps 19 s/d 22B)
Dewan Perwakilan Daerah (ps 22C s/d 22D)
Badan Pengawas Keuangan (ps 23E s/d 26G)
Mahkaman Agung (ps 24 & 24A)
Komisi Yudisial (ps 24B)
Mahkamah Konstitusi (ps 24C s/d 25)

POLITIK dan STRATEGI (1)


Latar Belakang

Tunas (tujuan nasional) hanya dpt dicapai


melalui pembangunan bangsa & negara
Pembangunan bangsa & negara yg baik melalui
proses manjemen dgn tertib, teratur & seksama thd bangsa/rakyat, pemerintah & wil.
Rangkaian kegiatan ini dikenal sbg politik
nasional.
Utk menyelesaikan politik nasional tdk mudah
& diperlukan beberapa cara.
Salah satu cara perang (dlm arti luas), utk
memenangkan perang perlu strategi.

POLITIK dan STRATEGI (2)


Latar Belakang

Perang merupakan kelanjutan dari politik dgn cara


lain.
Perangkinitidak hanya berarti menghadapi
konflik tetapi juga menghadapi kompetisi dgn
negara lain.
Evaluasi pembangunan melalui pembandingan
antara rencana strategi dgn hasil pembangunan.
Strategi : upaya utk memenangkan perang.
Strategi dpt diubah setelah mengevaluasi hasil
setiap tahap

POLITIK dan STRATEGI (3)


Latar Belakang

Pengambilan keputusan adalah fungsi


manajemen yg tidak kalah penting.
Proses pengambilan keputusan dlm politik yg
baik adalah demokrasi.
Hakekat demokrasi adalah partisipasi rakyat
dalam pengambilan keputusan
Membahas politik disamping membahas
strategi juga akan membahas masalah demokrasi, karena dgn tegaknya demokrasi budaya
kekerasan dlm kehidupan berbangsa & bernegara akan dapat dicegah.

POLITIK dan STRATEGI (4)


Definisi Politik

Quicy Wright : the art of influencing, manipulating or


controlling major groups, so as the advantage the
purpose of some against the opposition of others.

Chandra, 1979 : 5

KBBI : Segala urusan & tindakan mengenai Pemerintahan negara atau thp negara lain

KBBI, 2002 : 886

Politik (politics) : segenap kegiatan yg berpengaruh


pada alokasi nilai yg mengikat masyarakat utk dpt
memecahkan masalahnya dgn baik.
Kebijaksanaan (policy) : penggunaan pertimbangan2
tertentu yg dianggap lebih menjamin terlaksananya
cita2

POLITIK dan STRATEGI (5)


Partisipasi Politik Jaman Moderen
Myron Wiener 5 hal
Modernisasi : komersialisasi pertanian
Pengaruh Kaum Intelektual & Komunikasi
Massa
Perubahan Struktur Sosial gol menengah
Konflik Pimpinan Partai
Keterlibatan Pemerintah yg meluas dlm urusan
Sosial, Budaya & Ekonomi
Weiner, 1966 : 223

POLITIK dan STRATEGI (6)


Partisipasi Politik Jaman Moderen
1. Modernisasi
Komersialisasi Pertanian petani sudah berfikir
sbg penghasil utk wilayah/negara
Mekanisasi pertanian bengkel/pabrik peralatan
pertanian klas pekerja
Industrialisasi klas pekerja & klas menengah
Urbanisasi migrasi penduduk ke dekat kerja
Pusat kota tidak lagi pada sekitar Puri
Tuntutan : perbaikan pendidikan, perumahan, dls
Walikota social security

POLITIK dan STRATEGI (7)


Partisipasi Politik Jaman Moderen

2. Pengaruh Kaum Intelektual & Komunikasi

Massa
Kaum Intelektual (cendakiawan, filosof) ide
egaliter, nasionalisme
Komunikasi massa kemampuan baca tulis
komersialisasi percetakan
3. Perubahan Struktur Sosial
Struktur Sosial : Kelas Atas (pemilik modal),
Kelas Menengah (intelektual/innovator), Kelas
Bawah/ Pekerja
Kelas menengah makin besar ingin berperan
dalam politik

POLITIK dan STRATEGI (8)

Partisipasi Politik Jaman Moderen

4. Konflik Pimpinan Partai


Pemimpin Partai ingin menang dlm pemilu
dukungan massa
Dapat terjadi khaos (kacau) bila tidak
dikendalikan
5. Keterliban Pemerintah yg Meluas dalam
Urusan Sosial, Budaya & Ekonomi
Urusan yg dapat ditangani murni oleh masyarakat dilakukan oleh Pemerintah masyarakat
bereaksi politisasi

POLITIK dan STRATEGI (9)

Pengertian Umum ttg Strategi

Bhs Yunani kuno Strategos the art of


generalship.
Ilmu & seni memenangkan perang.
Pra abad XIX semua pemimpin negara
pernah/berasal dari panglima perang.

Pengertian Militer ttg Strategi

Henri Antoine Jomini strategi seni


menyelenggarakan perang di atas peta yg
meliputi kawasan perang

POLITIK dan STRATEGI (10)


Pengertian Militer ttg Strategi

Karl von Clausewitz :


> perang merupakan kelanjutan politik dgn
cara lain,
> strategi cara menggunakan pertempuran
utk mencapai tujuan
> taktik cara menggunakan kekuatan mil dlm
pertempuran
Sir Basil Liddle Hart strategi seni
menggunakan kekuatan mil. utk tujuan yg
ditetapkan politik

POLITIK dan STRATEGI (11)


Perkembangan Pengertian Strategi

Secara umum Pengetahuan Penggunaan Kekuatan


Militer utk menangkan Perang
Abad XX menangkan perang bukan se-mata2 karena
kekuatan militer
Andre de Beaufre seni menggunakan kek.mil
sedemikian rupa sehingga memberikan sumbangan yg
paling efektif utk mencapai sasaran yg ditentukan
oleh politik.
Henry E. Eccles (1959 : 21) Mengarahkan berbagai
kekuatan secara komprehensif agar dapat memenuhi
tujuan atau sasaran yg lebih luas termasuk
penjadwalan/pentahapan melalui sasaran antara agar
tercapai sasaran utama

POLITIK dan STRATEGI (12)


Perkembangan Pengertian Strategi
Prof H.Bintoro Tjokroamidjojo, MA (1980 :13)
Merupakan perhitungan mengenai rangkaian
kebijaksanaan & langkah2 pelaksanaan, & perlu
diformulasikan secara mantik dgn pendekatan disiplin
tertentu secara ilmiah

Gordon J. Pearson (1990 : 19) : utk kalangan bisnis


melakukan pekerjaan utk kemakmuran yg panjang. Dan
meyakinkan bahwa sumber daya masih tersedia utk
sepuluh hingga duapuluh tahun mendatang,

POLITIK dan STRATEGI (13) Perkembangan


Pengertian Strategi
John M. Collins (1974 : 14) : Strategi Nasional
menyatukan seluruh kekuatan nasional (mil & sipil)
untuk masa damai & darurat utk mempertahankan
kepentingan & tujuan nasional

Strategi sebagai Metoda berfikir : sasaran


> Menyusun peristiwa dlm skala prioritas
> Memilih cara bertindak yg paling efektif
> Hanya ada 1 strategi yg cocok pada waktu tertentu
> Setiap strategi mungkin terbaik pada waktu ini,
namun terburuk di masa lain

POLITIK dan STRATEGI (14)


Hakikat Strategi (kini berkembang)
Rangkaian kebijaksanaan & pelaksanaan utk
mencapai tujuan
Strategi akan beranjak dari kerangka teori
pemikiran tertentu berisikan pilihan alternatif
yg tidak bebas dari kecenderungan2
Dalam menyusun strategi melalui pendekatan
tertentu
Pendekatan yang dianjurkan oleh negara kita
adalah pendekatan keamanan & kesejahteraan

POLITIK dan STRATEGI (15)


Beberapa Teori Penerapan Strategi
Menentukan pilihan yg saling bertentangan
Tujuan terbatas
>< Tujuan tidak terbatas
Pendekatan langsung >< Pendekatan tidak langung
Operasi garis dalam
>< Operasi garis luar

Unsur2 Pokok Menyusun Strategi


Tujuan/sasaran
Situasi Lingkungan
Antipasi thd :Tantangan, ancaman, hambatan &
gangguan (di kalangan bisnis dikenal sebagai
opportunity, thread, weakness)
Ketahanan Nasional (di kalangan bisnis : strenght)

POLITIK NASIONAL INDONESIA

(1)

Hakekat Politik Nasional Indonesia


kebijaksanaan dasar yg ditempuh Negara utk
mencapai TUNAS
Politik Nasional harus cerminkan ideologi &
sikap bangsa :
> Kebutuhan Pokok : Kesejahteraan & Pertahanan
Keamanan
> Hal2 yg timbul di lingkungan sendiri (DN)
> Hal2 yg timbul dari luar lingkungan (LN)

POLITIK NASIONAL INDONESIA


(2)

Politik Nasional Politik Pembangunan

> Pembangunan Bid Ekonomi leverage effect

> Pembangunan Bid Sosial Budaya


> Pembangunan Bid Politik
> Pembangunan Bid Pertahanan Keamanan

Politik Nasional Indonesia

> Pol. Dalam Negeri menaikan harkat/martabat


bangsa
> Pol. Luar Negeri bebas aktif
> Pol. Ekonomi menuju swasembada
> Pol. Pertahnan Keamanan defensif aktif

POLITIK NASIONAL INDONESIA


(3)

Budaya Politik
Sikap WNI yg dilatar belakangi oleh sistem
nilai thd kehidupan pemerintahan lebih
mengarah pada Budaya Politik Parochial

Konflik Pimpinan Partai


Pemimpin Partai ingin menang dlm pemilu
dukungan massa (massa masih parochial)
masih dominan dpt terjadi khaos (kacau) bila
tdk dikendalikan

POLITIK NASIONAL INDONESIA


(4)

Struktur Lembaga Politik :


> Kelompok2 Kepentingan : Ormas & Orsos :

LSM, NGO
> Partai2 Politik : akankah ada Partai lokal ?
> Badan Legislatif : MPR, DPR & DPD
> Badan Eksekutif
> Birokrasi : Sipil & Militer
> Badan Peradilan : MA (PT, PN, P khusus), MK,
KY

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(Tatap Muka Ke-10)

Demokrasi Indonesia
Hakekat Demokrasi
Membangun Demokrasi
Demokrasi di Masyarakat Indonesia
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

HAKEKAT DEMOKRASI

(1)

Bhs Yunani Kuno Demos = rakyat,


cratein = kekuasaan/pemerintah
Pemerintahan yg segenap rakyat turut serta
memerintah dgn perantaraan wakilnya
KBBI, 2003: 195
Hakekat : Pertisipasi rakyat dlm penyelengga-raan
kenegaraan (kehidupan politik)
Diartikan sbg pelaksanaan suara yg lebih banyak
(mayoritas) dpt disalah gunakan dlm mengatur
negara/pemerintahan
Pemerintah oleh rakyat & untuk rakyat

HAKEKAT DEMOKRASI (2)

FOR

THE PEOPLE
BY

OF

HAKEKAT DEMOKRASI

(3)
Perwujudkan sistem politik akan berbeda pd:
> Masyarakat Majemuk
> Masyarakat Homogen
> Masyarakat Imigran & keturunannya
Macam2 Demokrasi (yg kini populer kini)
> Demokrasi Sederhana
> Demokrasi Liberal (Demokrasi Barat)
> Demokrasi Sosialis (Demokrasi Timur)
> Demokrasi Semu Demokrasi Terpimpin,
Demokrasi Tengah
Kansil, 2002: 100

HAKEKAT DEMOKRASI (4)


Ciri-ciri Sistem Demokrasi

Secara berkala ada penggantian Pemerintah (harus ada


institusi yg memberi legitimasi) supaya tidak anarkhi
Harus ada anggota masyarakat yg menduduki jab.
Pemerintah dlm waktu tertentu
Harus ada tokoh yg sah sbg tokoh oposisi tanpa kehadiran sah tokok2 ini kekuasaan Pemerintah cenderung
bertambah besar
Dalam Sistem Demokrasi Pemilu Berkala utk :
> Pejabat Pemerintah tertentu
> Anggota Perwakilan Rakyat utk memilih Pejabat
> Pemberian Legitimasi

HAKEKAT DEMOKRASI (5)

DEMOKRASI

(Huntington:1991)

Demokratis =
Pemilu yg adil,
jujur,& berkala

Dinamika pemikiran & praksis sepanjang Sejarah


Demokrasi modern sbg Demokrasi Negara Kebangsaan
Gelombang demokrasi & Gelombang Balik Demokrasi

HAKEKAT DEMOKRASI (6)


DEMOKRASI
(Torres:1998)

Formal Demokrasi:
Sistem Pemerintahah

Substantive democracy/Proses demokrasi


meliputi:

Protective democracy > kekuasaan ekonomi pasar


Developmental democracy > partisipasi
demokratis
Equilibrium democracy/pluralist democracy >
interaksi apatisme dgn partisipasi
Participatory democracy > perubahan sosial &
partisipasi demokratis

Winataputra: 2006

HAKEKAT DEMOKRASI (7)


PILAR DEMOKRASI

Kedaulatan rakyat
Pemerintahan berdasarkan persetujuan yg diperintah
Kekuasaan mayoritas
Hak-hak minoritas
Jaminan hak azasi manusia
Pemilihan yg bebas & jujur
Persamaan di depan hukum
Proses hukum yg wajar
Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
Plurasisme sosial, ekonomi, & politik
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme,kerjasama & mufakat

USIS: 1995

KRITERIA NEGARA DEMOKRASI


(International Conference of Jurists, Bangkok,1965)
Supremacy of Law (Hukum di atas segala hal)
Equality Before the Law ( Persamaan di hadapan hukum)
Constitutional Guarantee of Human Rights (Jaminan
konstitusional terhadap HAM)
Impartial Tribune (Peradilan yang tidak memihak)
Civic Education (Pendidikan Kewarganegaraan)
Winataputra, 2006: 5

DEMOKRASI di INDONESIA

(1)

Demokrasi di Masyarakat Pedesaan/Sederhana


Kepentingan bersama dimusyawarahkan/dibicarakan
bersama oleh warga pedesaan
Para pemimpin pedesaan terikat pd kesepakatan hasil
musyawarah
Para anggota mayarakat dpt menyaksikan keputusan
yg dibuat pemimpin pedesaan
Apabila keputusan Pemimpin dianggap menyimpang
kesepakatan, dianggap tidak sah & langsung digugat
Pemimpin masyarakat pedesaan berusaha sungguh2
melaksanakan tugas
Masyarakat merupakan kesatuan sosial yg mandiri,
orang di luar masyarakat dianggap orang asing

DEMOKRASI di INDONESIA

(3)

Keragaman Pelaksanaan Demokrasi di


Pedesaan di Indonesia
Jumlah Penduduk
Nilai2 & Aturan2 yg dianggap berlaku dlm kegiatan pol.
Masalah2 yang dihadapi bersama dls

Pedasaan menjadi bag. Kerajaan Pribumi


Kehadiran pejabat dari luar pedesaan yg menentukan
kebijaksanaan agar masyarakat pedesaan tunduk
Kebijaksanaan Pemimpin pedesaan tdk lagi berdasarkan kesepakatan bersama

DEMOKRASI di INDONESIA
Demokrasi dalam NKRI

(4)

UUD-45 telah mencakup Pembukaan, Batang Tubuh,


Penjelasan
UUD-45**** tidak ada penjelasan
UUD telah mengakomadasi konsep dasar penyelenggaraan kehidupan masyarakat, berbangsa & bernegara :
> Hak asasi bangsa/rakyat merdeka & HAM
> Negara Keastuan/Persatuan
> Negara Republik
> Negara Hukum
> Demokrasi
> Sistem Pemerintahan Negara
> Penyelenggaraan Negara

DEMOKRASI di INDONESIA (5)


Demokrasi dalam NKRI

Pengaruh Penyelenggaraan Negara & Demokrasi


Dasar/landasasan penentuan kebijaksanaan
Peristiwa/kondisi pada kurun waktu yg mempengaruhi
Pol DN/LN
Tindakan yg dilaksanakan
Hasil Evaluasi yang telah dilakukan
Periodisasi :
Periode 1945-1949 Masa Berlaku UUD-45
Periode 1950-1959 Masa Berlaku Konstitusi RIS &
UUDS
Periode 1959-1965 Masa Berlaku UUD-45
Periode 1966-1997 Masa Berlaku UUD-45 (Masa Orba)
Periode 1998-hingga kini UUD-45 + amandemen

DEMOKRASI di INDONESIA
Pilar Demokrasi Indonesia
(UUD NKRI 1945, Prof. Sanusi:1998)

Demokrasi yg berke-Tuhan-an yg maha esa


Demokrasi dgn kecerdasan
Demokrasi yg berkedaulatan rakyat
Demokrasi dgn rule of law
Demokrasi dgn pembagian kekuasaan negara
Demokrasi dgn hak azasi manusia
Demokrasi dgn peradilan yang merdeka
Demokrasi dgn otonomi daerah
Demokrasi dgn kemakmuran
Demokrasi yg berkeadilan sosial

DEMOKRASI di INDONESIA
Secara Hakiki Demokrasi :

Partisipasi Rakyat dalam kegiatan kenegaraan


Pemilu berfungsi sebagai :
> Legitimasi Politik
> Tercapainya Perwakilan politik
> Sirkulasi elite politik
> Pendidikan Politik
Faktor Demokrasi
> Kebebasan
> Kebersamaan
> Keteraturan
> Accountability

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(Tatap Muka Ke-11)

Hak Asasi Manusia


Latar Belakang & Hakekat Hak Asasi Manusia
Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia
Hukum Humaniter
Konsep Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia di Indonesia
Rule of Law

Latar Belakang & Hakekat HAM


Tiga sifat Negara :
- Sifat mencakup semua aturan terhadap
warganegara & negara
- Sifat memaksa agar tertib
- Sifat monopoli memiliki & menggunakan
kekuatan
Max Weber

Latar Belakang & Hakekat HAM


Hakekat HAM merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
kesimbangan hak & kewajiban, serta keseimbangan
perseorangan dgn kepentingan umum
Upaya menegakkan HAM menjadi kewajiban &
tanggung jawab bersama individu, Pemerintah &
negara
Natural rights rights of man (tdk menca-kup
rights of women) human rights

Upaya Penegakan HAM (1)


Magna Carta (1215)
John of England >< Knights bukan demi rakyat
Perjanjian Westphalia (1648)
konflik Raja (dinasti) di Eropa daratan
Situasi saat itu (masa Pencerahan) :
- Hub. antar Negara = Hub. antar Dinasti
- Rakyat = subyek negara (onderdaan)
- Tentara Bayaran utk lindungi dinasti
- Berlaku asas reprocitas & suatu neg. dpt menghukum neg. lain apabila neg.lain melakukan wan
prestasi

Upaya Penegakan HAM

(2)

Bill of Rights (1689) the Glorious Revolution


James II of England >< Parliament
Bill of Rights (1776) Kemerdekaan Amerika persamaan hak
individu free to pursuit a happiness
Declaration des droits de lhomme et du citoyen (1789)
Revolusi Perancis
Monarchi absolut >< Borjuis & rakyat liberte, egalite,
fraternite
Menjadi dasar acuan HAM Universal

Hukum Humaniter (1)


Sejak era Pencerahan (renaissance) :
Perang makin kejam, terjadi antar dinasti, perang bersifat
petualangan, terjadi pemberontakan terhadap agama Keristen
(Katholik Roma)
Perang Austria-Sardinia (dibantu Perancis) J.Henri Dunnant
Palang Merah
Konvensi Geneva 1864 Humanisasi Perang
Konvensi Geneva 1907 awal & akhir perang, hukum &
kebiasaan perang di darat diresmikan
Konvensi Geneva 1949 berlaku utk perang di laut

Hukum Humaniter (2)


Perang Dunia I
Gerakan nasionalis rakyat Eropa Timur - Balkan
Upaya kecilkan dinasti2 :
> Habsburg: Magyar, Kroasia, Slovakia, Serbia,
Italia, Ukraina, Austro Jerman
> Romanov: Tartar, Lett, Austro Jerman, Armenia,
Finlandia
> Ottoman: Semite (Arab, Yahudi), orang2 Balkan,
Afrika Utara
Anderson, 2002:123

Austria-Hongaria, Rusia & Jerman >< Perancis, Inggris & USA


Tentara Jerman kejam harus diadili

Hukum Humaniter

(3)

Perjanjian Versailles 1919


Pengadilan di Den Haag (special Tribunal)
International Court of Justice
Kejahatan yg dituduhkan Kejahatan Perang, pd Kaizer
Wilhelm II (Jerman)
Individu Tentara Jerman diwajibkan memberi
pertanggungjawaban
Berlaku asas Retroaktif yg sebenarnya menyimpang
dari asas yg selama ini berlaku bagi tindak kejahatan

Hukum Humaniter

(4)

Keputusan Sekutu Pasca Perang Dunia II


Kejahatan yg dituduhkan & dilaksanakan melalui
Pengadilan Nurenburg & Tokyo (1945)
- Kejahatan thd perdamaian (crime against peace)
- Kejahatan Perang (war crime)
- Kejahatan thd kemanusiaan (crime against humanity) genocide
Salah satu bahan acuan Deklarasi HAM Universal
Haryomataram, 2004 : 75

Konsep Hak Asasi Manusia

(1)

Pasca Perang Dunia I


Konsep Dasar
: hak rakyat tentukan nasib sendiri
Vladimir I. Lenin : ingin menciptakan neg. baru bagi rakyat
terjajah
Woodrow T.Wilson : tetap menhormati imperium yang ada
batas baru & rakyat menentukan kehendak sendiri
Rakyat terjajah dikenalkan sistem mandat sebelum merdeka
Imperium Austria-Hungaria (Habsburg) & Turki (Ottoman)
dilucuti

Konsep Hak Asasi Manusia

(2)

Pasca Perang Dunia II


Glorious Revolution (1689) manusia sama di muka hukum
(equality before the law)
Deklarasi Kemerdekaan Amerika (1774) manusia merdeka
sejak kandungan dari ibunya
Deklarasi Perancis (1789) Tdk boleh ada pe-nangkapan &
penahanan yang semena-mena
Empat Kebebasan (1941) (1) kebebasan ber-bicara &
mengeluarkan pendapat, (2) kebebasan memeluk agama &
beribadah, (3) kebebasan dari kemiskinan, (4) kebebasan dari
ketakutan

Konsep Hak Asasi Manusia


Konsep Blok Barat

(3)

Ingin meninggalkan konsep negara yg mutlak


Ingin mendirikan federasi rakyat2 yg bebas bebas, neg.
koordinator & pengawas
Filosofi dasar : hak asasi tertanam pada diri individu
manusia
Hak asasi ledih dulu ada d/p tatanan negara

Konsep Hak Asasi Manusia


Konsep Blok Sosialis

(5)

Hak asasi hilang dari individu & terintegrasi


dalam masyarakat
Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara
ada
Negara berhak membatasi hak asasi manusia,
apabila situasi meng-hendaki

Konsep Hak Asasi Manusia

(6)

Konsep Bangsa2 Asia & Afrika

Tidak boleh bertentangan dgn ajaran agama/sesuai


dgn kodratnya
Masyarakat sbg keluarga besar penghormatan
utama utk kepala keluarga
Individu tunduk kpd kepala adat tugas &
kewajiban
Blok Barat menyatakan bahwa konsep Asia/Afrika
sangat membatasi HAM

HAK ASASI MANUSIA

(1)

4 Pilar Konsep HAM Universal


Hak Pribadi : hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan
dls (ps 3 s/d ps 11)
Hak Milik Pribadi dlm Kelompok Sosial dimana ia ikutserta (ps 12
s/d ps 17)
Kebebasan Sipil & politik utk dpt ikutserta dlm Pemerintahan (ps
18 s/d ps 21)
Hak-hak berkenaan dgn masalah ekonomi & sosial (ps 22 s/d 27)
Kewajiban hanya pada masyarakat tempat ia
mendapat utk kembangkan pribadinya dgn leluasa (ps 29)

HAK ASASI MANUSIA


Perbedaan Interpretasi

(2)

HAM universal absolut (sesuai dgn teks yg


dideklarasikan 10 Des 1948)
HAM universal relatif disesuaikan situasi & kondisi
negara
HAM komuniterian absolut (berdasarkan konsep
negara2 Sosialis)
HAM komunitarian relatif disesuaikan dgn situasi
& kondisi negara hak asasi warganegara (HAW)

HAK ASASI MANUSIA (3)


Akibat Perbedaan Interpretasi (1)
HAM Generasi Pertama: berpusat pd bid. Hukum & politik
dampak PD II, totalisme & keinginan negara merdeka baru utk
ciptakan tertib hukum baru. (1948-1966)
HAM Generasi Kedua: juga tuntutan hak2 sosial, ekonomi,
politik & budaya kurang penekanan aspek hukum kurang
ketidak seimbangan dgn hak sosial-budaya, ekonomi,
politik
Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg timbul sbg
akibat perkembangan kehidupannya

HAK ASASI MANUSIA (4)


Akibat Perbedaan Interpretasi (2)
HAM Generasi Ketiga: berupaya kesatuan antara hak2 ekonomi,
sosial, budaya, politik & hukum dlm satu wadah hak2
melaksanakan pembangunan (the rights of development) tetap
tdk seimbang, karena lebih mementingkan ekonomi. berlaku
pepatah justice delayed, justice deny
HAM Generasi Keempat: Declaration of the Basic Duties of Asia
People and Government pemba-ngunan berdikari,
perdamaian, partisipasi rakyat, hak2 budaya, dan keadilan sosial.

7 PILAR KONSEPSI HAM BANGSA


INDONESIA
1. HAM bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur bangsa Indonesia
2. Bangsa Indonesia menghormati Deklarasi Uni-versal
HAM & berbagai instrumen HAM lainnya
3. HAM: hak dasar yg melekat secara kodrati sbg
anugerah Tuhan YME

4. Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg timbul sbg


akibat perkembangan kehidupannya
5. Perumusan HAM dilandasi oleh pemahaman tdp citra,
harkat & martabat diri manusia sendiri
6. Manusia hidup tidak terlepas dari Tuhan, sesama manusia &
Lingkungan
7. Hak asasi & kewajiban manusia terpadu & melekat pada diri
manusia

Hak Asasi Manusia Indonesia (3)


Dalam Konstitusi NKRI

Pembukaan UUD-45 (alinea I)


Hak asasi warganegara
Pancasila pada sila IV
Batang Tubuh UUD-45 (asli) : ps 29
kebebasan beragama
Batang Tubuh UUD-45 (baru/**) ps :
Ps 27 hak & wajib ikutserta bela negara
Ps 28A s/d 28J tentang Hak Asasi Manusia
Ps 30 hak & wajib ikutserta hankamneg

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(4)

(1)

UU no 5/1998 ttg Konvensi Menentang Penyiksaan dan Penghukuman yang kejam


UU no 39/1999 ttg Hak Asasi Manusia
UU no 26/2000 ttg Pengadilan HAM
UU no 23/2002 ttg Perlindungan Anak
UU no 23/2004 ttg Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(5)

(2)

Falsafah UU HAM Indonesia (1)


Tuhan YME pencipta alam semesta dgn segala isinya
Manusia dianugerahi jiwa & raga serta berbagai kemudahan
oleh Penciptanya, utk menjamin kelanjutan hidupnya
Utk melindungi, mempertahankan, dan mening-katkan
martabatnya diperlukan pengakuan & perlindungan HAM agar
tidak menjadi serigala bagi manusia lainnya (homo homini
lupus)

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(6)

(3)

Falsafah UU HAM Indonesia (2)


HAM yg satu dibatasi HAM lainnya sehingga HAM bukan tanpa
batas
HAM tidak boleh dilenyapkan
Setiap HAM mengandung kewajiban dasar untuk menghormati
hak asasi orang lain
HAM harus benar2 dihormati, dilindungi, dan dite-gakkan, utk
itu Pem & Ap.Neg & pejabat publik berkewajiban menjamin
tegaknya HAM.

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(7)

(4)

Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (1)


HAM seperangkat hak yg melekat pd hakekat
keberadaan manusia sbg mahluk Tuhan YME
Kewajiban dasar manusia seperangkat kewajiban, bila tdk dilaksanakan tdk memungkinkan
tegaknya HAM
Diskriminasi pembatasan, pelecehan/ pengucilan pada perbedaan manusia atas dasar
SARA dls

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(8)

(5)

Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (2)

Penyiksaan setiap perbuatan yg dilakukan


dgn sengajarasa sakit yg hebat pada
seseorangagar mengaku dgn sepengatahuan
pejabat publik
Setiap HAM mengandung kewajiban utk menghormati HAM orang lain kewajiban dasar
HAM harus dihormati benar Pem, Aparatur
Neg, & Pejabat publik berkewajiban &
tanggung jawab menjamin terselenggaranya
HAM

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(9)

(6)

Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (3)

Komnas HAM lembaga mandiri setingkat dgn lembaga


negara lainnya melaksanakan kajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM
Pelanggana HAM setiap perbuatan seseorang/kelompok
(termasuk aparat neg) dgn sengaja/tidak sengaja lalai
secara melawan hukum mengurangi, dls sehingga
sekelompok orang tdk mendapat penyelesaian hukum yg
benar
Pelanggran HAM yg berat genocide, pembunuh-an di
luar putusan pengadilan, penyiksaan, penghi-langan orang
secara paksa, perbudakan, diskrimi-nasi secara sistimatis

Hak Asasi Manusia Indonesia


Dalam UU NKRI

(7)

Kebebasan Dasar Manusia

Hak untuk hidup (ps 9)


Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan (10)
Hak mengembangkan diri (ps 11 s/d ps 16)
Hak memperoleh keadilan (ps 17 s/d ps 19)
Hak atas kebebasan pribadi (ps 20 s/d ps 27)

(10)

Hak Asasi Manusia Indonesia

(11)

Dalam UU NKRI (8)

Kebebasan Dasar Manusia (2)

Hak atas rasa aman (ps 28 s/d ps 35)


Hak atas kesejahteraan (ps 36 s/d ps 42)
Hak turut serta dlm Pemerintahan (ps 43 ps 44)
Hak wanita (ps 45 s/d 51)
Hak anak (ps 52 s/d ps 66)

Hak Asasi Manusia Indonesia

(12)

Dalam UU NKRI (9)

Kewajiban dan Tanggung Jawab

Kewajiban dasar manusia ( ps 67 s/d ps 69)


Kewajiban & tanggungjawab Pem (ps 71-ps 72)
Pembatasan & Larangan (ps 73-ps 74)
Komisi Nasional HAM (ps 75 s/d ps 99), pem-bentukkannya
diresmikan Pres {ps 83 ayat (1)}
Partisipasi Masyarakat (ps 100 s/d ps 103)
Pengadilan Hak Asasi Manusia (ps 104)

Hak Asasi Manusia Indonesia

(13)

Dalam UU NKRI (10)

Kekhasan UU no39/1999 ttg HAM


Penjelasan ps 49 bahwa harus ada keterwakilan wanita pada
ketiga lembaga negara
Penjelsan ps 49 ttg perlindungan lebih menitik beratkan pd
perlindungan reproduksi.
Kebebasan menikah mengacu pd hukum agama
Pengertian ttg anak sejak dlm kandungan & anak berhak atas
nama (sendiri + kel) ps 53 ay (1), (2)
Pasal2 ttg anak menandakan bahwa Pem RI telah meratifikasi
Convention on the Rights of the Child.

Hak Asasi Manusia Indonesia

(14)

Dalam UU NKRI (11)

Kekhasan UU no39/1999 ttg HAM


Ttg Kewajiban dasar (ps 68) setiap warganega-ra wajib ikut
serta dlm upaya pembelaan negara padahal ps 30 UUD-45 (asli)
& ps 27 UUD-45 (II) mengisyaratkan hak & kewajiban (>
demokratis)
Ttg kewajiban Pem RI Pem RI menghormati hu-kum
internasional sepanjang dpt diterima oleh RI
Partisipasi menerumuskan & penelitian kasus HAM
Pembentukan Pengadilan HAM untuk adili pelanggaran HAM
berat (genocide)

Rule of Law

(1)

Latar Belakang

Rule of Law doktrin dlm hukum yg muncul


pada abad XIX
Muncul bersama : konstitusi & demokrasi
Koreksi terhadap negara autokrasi
Semangat menegakkan rule of law untuk
mengambil alih regim kuno (ancient regime)
bangsawan, gereja, militer dan kerajaan.
Semboyan keadilan harus berlaku untuk
semua orang konstitusi

Rule of Law

(2)

Pelaksanaan Rule of Law yang Berbeda


Prof Dr. Sunaryati Hartono, SH :
Setiap bgs memiliki faham RoL yg berbeda
Tegaknya RoL tdk dgn sendirinya tegaknya neg. hukum Neg.
Kekuasaan.
Agar tercipta neg. hukum pelaksanaan mengarah pada just law
Pelaksanaan RoL & terjaminnya neg. hukum, wn & Pem.
dibawah hukum untergeordet
Di UK : hub hukum & keadilan, USA : HAM, Belanda Neg Hukum.

Rule of Law

(3)

Pelaksaan Rule of Law di Indonesia


Suatu Harapan
Secara formal RoL telah tersurat melalui UUD-45 baik dalam
pembukaan maupun batang tubuh.
Inti dari ajaran RoL adalah jaminan adanya penegakan hukum
Penegakan RoL di Indonesia tergantung pada masyarakat
hukum, akar budaya bangsa, wawasan sosial dan kebangsaan.
Diperlukan hukum progresif

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Tatap Muka Ke-12)

Geopolitik Indonesia
Negara Berdasarkan Geografi
Geopolitik dan Geostrategi
Wawasan Nusantara
Implementasi Wawasan Nusantara dlm
Hukum Kewilayahan
Otonomi Daerah
Tata Ruang & Lingkungan Hidup Bagian

Negara Berdasarkan Geografi (1)


Latar Belakang

Ir. Soekarno Orang dan tempat tidak dapat


dipisahkan
NKRI
Negara Kepulauan
Antara dua samudera dan dua benua
Berada di Garis Khatulistiwa dan diliwati
Geostationary Satelite Orbit (GSO)

Negara Berdasarkan Geografi


Bentuk Negara
Negara Daratan (Land Lock Country)
Negara Berbatasan dgn laut
Negara Pantai (Coastal archipelago)
Negara Pulau (Oceanic archipelago)
Negara Kepulauan (Archipelago)

(2)

Negara Berdasarkan Geografi (3)


Asas Negara Kepulauan (UNCLOS ps 46)

Merupakan suatu kesatuan utuh wilayah,


yang batas-batasnya ditentukan oleh laut,
dalam lingkungan mana terdapat pulau-pulau
dan gugusan pulau-pulau
Atau
Merupakan gugusan pulau-pulau dengan
perairan diantaranya dan angkasa di atasnya
sebagai kesatuan utuh, dengan unsur air
sebagai penghubung.

Geopolitik (1)
GEOPOLITIK
POLITIK

GEOGRAFI

TUJUAN NASION

Geopolitik : Pengetahuan ttg geomorfologi (konstalasi


geografi) & penduduk utk menyelenggarakan
Pemerintahan nasional

Geomorfologi (ciri khas) : bentuk, luas, letak/posisi,


iklim, sumber daya alam, & penduduk dgn falsafahnya

Geopolitik (2)
Geostrategi
Geostrategi : merupakan pelaksanaan dari geopolitik
LINGKUNGAN
STRATEGIS

POLITIK

TUJUAN NASIONAL
KEMITRAAN
STRATEGIS

Geopolitik (3)
Beberapa Teori Geopolitik (1)
Friedrich Ratzel : Teori Ruang dasar dari teori biologi
Charles Darwin
Rudolf Kjellen : Teori Kekuatan mempertegas teori Ratzel
(satuan biologis yg intelek)
Karl Haushofer : Teori Ruang & Kekuatan
1. Lebensraum cukup
2. Swasembada
3. Empat wilayah/region & setiap wilayah dipimpin bangsa unggul EropaAfrika (Jerman),
Rusia-India (Rusia), Asia Timur (Jepang),
Amerika (USA)

Geopolitik (4)
Beberapa Teori Geopolitik (2)
Sir Walter Raleight : Wawasan Maritim
menguasai laut = menguasai perdagangan
menguasai kekayaan dunia menguasai dunia
pembangunan armada laut
Alfred Thayer Mahan : Wawasan Maritim
sumber daya laut (termasuk akses ke laut)
harus dipertahankan & dimanfaatkan
kekuatan maritim dibangun

Geopolitik (5)
Beberapa Teori Geopolitik (3)
Sir Halford Mackinder (teori Benua)
- Dunia : 9/12 air, 2/12 pulau dunia, 1/12 pulau
- Daerah Jantung, Bulan Sabit Dalam,
Bulan Sabit Luar
- Kuasai dunia harus kuasai daerah jantung
kekuatan darat

Geopolitik (6)
Sir Halford Mackinder (2)

PETA WILAYAH RI
17 AGUSTUS 1945 - 13 DESEMBER 1957

Pusat Pemetaan Batas Wilayah


BAKOSURTANAL, Pebruari 2003

PETA WILAYAH RI
13 DESEMBER 1957 - 17 FEBRUARI 1969

Pusat Pemetaan Batas Wilayah


BAKOSURTANAL, Pebruari 2003

PETA WILAYAH RI
17 PEBRUARI 1969 - MARET 1978

Pusat Pemetaan Batas Wilayah


BAKOSURTANAL, Pebruari 2003

PETA WILAYAH RI MARET 1978 - 1999

Pusat Pemetaan Batas Wilayah


BAKOSURTANAL, Pebruari 2003

Geopolitik (7)
Beberapa Teori Geopolitik (5)
Guilio Douhet & William Mitchel Kekuatan Dirgantara
- AU dapat beropersai sendiri menghancurkan musuh
di kandang sendiri (garis belakang)
- Kemenangan terakhir ada pada AU
Nicholas Spijkman (teori Daerah Batas)
- Pivot area (daerah jantung), Offshore continent land (daerah pantai
benua Eropa-Asia), Oceanic Belt (pulau diluar Eropa-Asia, Afrika Selatan),
New World (benua Amerika)
- Gunakan kombinasi Angkatan Perang

Geopolitik (8)
Teori Daerah Batas

Geopolitik (9)
Implementasi geopolitik bangsa-bangsa

Inggris : Konsep Wawasan Maritim


berupaya menguasai pelabuhan di dunia
Perancis : Konsep Wawasan Benua
berupaya menguasai daratan Eropa
Rusia : Konsep Wawasan Benua berupaya
menguasai daratan untuk mencari daerah
panas

Wawasan Nusantara (1)


Geopolitik Indonesia = Wawasan Nusantara
Nusantara : Nusa diantara air Negara Kepulauan
Asas negara kepulauan diperjuangkan oleh Bangsa Indonesia
sejak tahun 1957 (Deklarasi Juanda) & disetujui bangsa lain
tahun 1982 di Montego Bay, Jamaica (UNCLOS)
Ciri Khas Indonesia : diapit 2 samudera &
2 benua, di bawah orbit GSO

Wawasan Nusantara

(2)

Teori Terbentuknya Wawasan Nasional

B
A
N
G
S
A

DIRI

SEJARAH

BANGSA

BUDAYA

FALSAFAH
IDIOLOGI

LINGKUNGAN
(GEOGRAFI)

KONSTITUSI
UUD

A
S
P
I
R
A
S
I

W
A
W
A
S
A
N

N
A
S
I
O
N
A
L

DRIVES
MOTIVE

TUJUAN
NASIONAL

Wawasan Nusantara (3)


WAWAS

TINJAUAN

WAWASAN

WAWASAN
NASIONAL

MENGAMATI
MENANGGAPI
MEMANDANG

MENELITI
MENINJAU

KONSEPSI

PANDANGAN, CARA PANDANG

Cara pandang suatu bangsa dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, bernegara, merupakan hasil perenungan kultural,
historis, georafis/ruang hidup, Idealisme, ideologi/falsafah,
konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup
dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya/
daya saingnya.

Cara pandang bangsa Indonesia :

WAWASAN
NUSANTARA

Tentang diri dan lingkungannya yang sarwa nusantara,


dalam lingkungan strategi yang dinamik, berdasarkan
Pancasila & UUD 45.
Persatuan dan kesatuan untuk mencapai tujuan nasional

Wawasan Nusantara (4)


Wawasan Nusantara (secara skematis)
Sejarah

Tujuan ke dalam:

Bangsa

Mewujudkan kesatuan segenap


aspek kehidupan alamiah:

Aspirasi Bangsa

Wawasan
Nusantara

Trigatra:
Geografi,
Sumber daya alam, Penduduk

Sosial: Pancagatra
Ipoleksosbudhankam

Lingkungan
Geopolitik

Geostrategi

Tujuan Keluar:
Ikut
serta mewujudkan kebahagiaan,
ketertiban perdamaian seluruh
umat manusia

Tujuan
Nasional

Cita-cita
nasional

Wawasan Nusantara
Peranan

(5)

Mewujudkan persatuan & kesatuan yang serasi &


selaras segenap aspek kehidupan nasional
Menumbuhkan rasa tanggung jawab atas
pemanfaatan lingkungan
Menegakkan kekuasaan guna melindungi
kepentingan nasional
Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut
menegakkan perdamaian dunia

Wawasan Nusantara (6)

Kedudukan Konsep
Doktrin dasar himpunan prinsip yg diajarkan, dianjurkan & diterima sbg kebenaran utk
dijadikan pedoman melaksanakan kegiatan dlm
upaya capai TUNAS
Doktrin dasar timbul dari pemikiran yg
bersifat falsafah
Paradigma kehidupan nasional :
- Pancasila : Filsafat negara
- UUD-45 : Konstitusi negara
- Wawasan Nusantara & Ketahanan Nasional :
doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional

Wawasan Nusantara
Tantangan dari Luar

(7)

Akibat diberlakukannya asas negara kepulauan,


banyak negara banyak berkepentingan :
Negara-negara ASEAN termasuk Australia
Negara-negara yg berkepentingan terhadap
perikanan
Negara-negara maritim yang memiliki armada
niaga besar
Negara maritim besar dalam rangka mencapai
global strategi

Kusumaatmadja, 2002 : 26

Implementasi Wawasan Nusantara


Dalam Hukum Kewilayahan (1)
Wawasan Kewilayahan
Woerjaningrat : = Hindia Belanda
M. Yamin : Nusantara (dalam arti luas
termasuk Malaya, Timor, Seluruh
Kalimantan, Papua dan Tumasek)
Soekarno : Tanah-air (tanah dan air satu
kesatuan) tidak dapat dipisahkan dengan
orang

Implementasi Wawasan Nusantara


Dalam Hukum Kewilayahan (8)
DEKLARASI JUANDA
13 DESEMBER 1957
1. BENTUK GEO INDONESIA SBG NEG. KEPULAUAN MEMPUNYAI SIFAT &
CORAK TERSENDIRI
2. PENENTUAN BATAS LAUTAN TERITORIAL SEBAGAIMANA TZMKO 1939
TIDAK SESUAI LAGI DENGAN KEPENTINGAN BANGSA INDONESIA.
3. PENENTUAN GARIS BATAS LAUT TERITORIAL DIUKUR 12 MIL DARI
TITIK-TITIK TERLUAR PULAU TERLUAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
4. SETIAP NEGARA YANG BERDAULAT BERHAK & WAJIB UTK MENGAMBIL
TINDAKAN YANG DIPANDANG PERLU UNTUK MELINDUNGI KEUTUHAN &
KESELAMATAN BANGSA
BAHWA SEGALA PERAIRAN DI SEKITAR, DIANTARA & YG
MENGHUBUNGKAN PULAU-PULAU ATAU BAGIAN PULAU-PULAU YANG
TERMASUK DARATAN INDONESIA MERUPAKAN BAGIAN DARI PERAIRAN
NASIONAL INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO, 4/PRP 1960

Implementasi Wawasan Nusantara


Dalam Hukum Kewilayahan (9)

Hakekat Laut (1)


Bebas, merdeka & bergerak
Relatif tetap & tidak mudah dirusak
Datar tidak dapat dipakai sembunyi
Tidak dapat dikuasai secara mutlak
Tidak dapat dikapling sulit diberi
tanda
Alat angkut volume besar
Sebagai macam-macam medium

Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Hukum


Kewilayahan (10)
Hak Neg.Lain atas Wil.Neg.Kepulauan

Lintas Damai : bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara


sepanjang tak merugikan perdamaian, ketertiban & keamanan.
Lintas Transit : bernavigasi melintasi pada selat yg digunakan
untuk pelayaran internasional antara laut lepas/ZEE yang satu ke
laut lepas/ZEE yg lain.
Alur Laut Kepulauan :
Alur yg ditentukan Neg. Kepulauan utk alur laut & jalur
penerbangan di atasnya yg cocok digunakan utk kapal &
pesawat terbang asing
Alur ditentukan dengan merangkai garis sumbu pada peta kapal & pesawat terbang, tidak boleh melintas lebih dari 25 mil
kiri/kanan garis sumbu

Implementasi Wawasan Nusantara Dalam


Hukum Kewilayahan (11)
Alur Laut Kepulauan Indonesia

Implementasi Wawasan Nusantara


Dalam Hukum Kewilayahan (12)
Hukum Dirgantara

Sebagai bag hukum internasional


Pasal 38 (1) Statuta Internasioanal (Court of Justice)
Ada 5 kategori sumber hukum internasional :
Konvensi/Traktat/Perjanjian Internasional
Hkm Kebiasaan Internasional
Prinsip-prinsip Hukum yg diakui negara
Keputusan Pengadilan Internasional
Ajaran Pendapat ahli hukum internasional

Implementasi Wawasan Nusantara


Dalam Hukum Kewilayahan
Geostationary Satellite Orbit (GSO)

Geostationary Satellite Orbit :


- suatu orbit yg berbentuk cincin terletak pada enam radian bumi
di atas garis khatulistiwa
- Utk menempatkan satelit komunikasi agar satelit tsb pada
posisi tetap di ruang angkasa terhadap bumi
- Ketinggian GSO + 36.000 km
Tiga Keunikan GSO :
- Ukuran terbatas : tebal + 30 km, lebar + 15 km
- Satelit pada orbit ini akan mengelilingi bumi dari barat ke timur
dgn masa orbit + 24 jam (23 jam, 56 menit, 4 detik)
- GSO hanya ada pada padang Khatulistiwa
GSO menjadi sumber daya alam terbatas
- Panjang Garis Khatulistiwa Indonesia : 6.110 km,
GSO Indonesia : 9.997 km atau 12,8 % dari kelililing GSO

Otonomi Daerah

(1)

Latar Belakang (1)


Sentralisasi
: Pemerintah diatur dari pusat
Desentralisasi : Pelayanan langsung kepada
rakyat
Dekonsentrasi : tidak semua tugas2 teknis
dapat dilaksanakan Pemda
Filosofi Pemda ada, ada rakyat yang dilayani
Rakyat beri legitimasi
Output Public goods & Public regulation

Otonomi Daerah
Latar Belakang (2)

(2)

Tidak semua pemimpin daerahtermasuk


politisiyang menyadari filosofi tersebut
Berusaha memperbesar PAD
Pemekaran wilayah
Wilayah terisolasidari akses nyata & maya
menjadi hinterland
Frontier : hinterland di perbatasan dengan
negeri jiran

12 PULAU TERLUAR RAWAN DIKUASAI NEGARA JIRAN

12 PULAU TERLUAR RAWAN DIKUASAI NEGARA TETANGGA


No

NAMA PULAU

SPESIFIKASI

NEGARA TETANGGA

RAWAN

P. RONDO
Kab. Sabang NAD

Tdk ada Penduduk


Penjaga Mercusuar

India

Illegal Fishing

P.BERHALA
Kab. Serdang Bedagai
SumUt

Tak ada Penduduk


Luas: 2,5 km

Malaysia

Illegal Fishing

P. SEKATUNG
Kab. Natuna
Kepulauan Riau

Tdk ada Penduduk


Luas: 0,3 km

Vietnam

Illegal Fishing

P. NIPAH
Kota Batam
Riau

Tdk ada penduduk


Luas: 60 ha,
80% karang, 20% pasir

Singapura

Tenggelam
Pelayaran
International

P.MANORE
Kab. Sangihe
Sulawesi Utara

Penduduk 640 jw
Luas: 214,49 km

Filipina
Check Point
Border Crossing

Illegal Fishing

P. MIANGAS
Kab. Talaud
Sulawesi Utara

Pend 678 jiwa. Luas:


3,15 km
Ada Listrik

Filipina
dr Filipina 48 mil
dr Kec. 145 mil

Penyeludupan
Terorisme
Mata Uang Peso

No

NAMA PULAU

SPESIFIKASI

NEGARA TETANGGA

RAWAN

P. MARAMPIT
Kab. Talaud
Sulawesi Utara

Penduduk + 1436 jiwa


Luas : + 12 km

Filipina
Belum ada sarana

Illegal Fishing
Effective Occupation

P. FANI
Kab. Raja Ampat
Papua

Ada penduduk
Luas : + 9km

Palau
220 km dari Sorong
35 jam pelayaran

Illegal Fishing
Effective Occupation

P. FANILDO
Kab. Biak Numfar
Papua

Tak ada penduduk


Luas : + 9 km

Palau
280 km dari Kabupaten

Illegal Fishing
Effective Occupation

10

P. BRAS
Kab. Biak Numfor
Papua

Penduduk + 50 jiwa
Luas : + 3.375 km

Republik Palau
Jarak dari Kab 280 km
dari P. Supriori 240 km

Illegal Fishing
Effective Occupation

11

P. DANA
Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur

Tak Ada Penduduk


Dari P. Rote 4 km
Dari Kupang 120 km

Australia
Pintu masuk ALKI III

Illegal Fishing
Effective Occupation

12

P. BATEK
Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur

Tak ada Penduduk


Luas : + 25 ha
Tempat Penyu bertelur
Migrasi Lumba-lumba

Timor Leste
Sebelah Utara ALKI III

Illegal Fishing
Effective Occupation

KETERSEBARAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR


INDONESIA

NEGARA TETANGGA

NAD

India

Sumut

Malaysia

17

Kep Riau

20

Singapura

Sumbar

Vietnam

Bengkulu

Filipina

11

Lampung

Australia

27

Banten

Timor Leste

Jabar

Palau

Jateng

Papua Niugini

Jatim

Thailand

NTB

NTT

Kaltim

Sulteng

Sulut

11

Maluku Utara

Maluku

18

Papua

GEOPOLITIK INDONESIA

Wasantara & Otonomi Daerah

Penataan Ruang
(filosofi yg mendasari)
Pemanfaatan ruang utk kepentingan
semua orang secara terpadu, efektif,
efisien, serasi, selaras, & berkelanjutan
Keterbukaan, persamaan, keadilan &
perlindungan hukum

Wasantara & Otonomi Daerah


Rencana Tata Ruang Wilayah
RTRW harus melalui Perda
Standarisasi penataan RTRW selama
ini mengacu pada negara kontinen
Pengaturan wilayah pantai kurang jelas
(belum ada marine cadastre)
Kerusakan lingkungan tidak terhindar

Wasantara & Otonomi Daerah


(Marine cadastre)

Banyak pulau yg belum bernama


Dokumentasi nasional
Pendaftaran ke PBB
Kasus Sipadan-Legitan jangan terjadi lagi
Pembagian wilayah akan lebih akurat
Jangan sampai kita merasa kehilangan tetapi
tidak tahu apa yang hilang

Geopolitik Negara ASEAN &


Australia

Negara (kecil & maju) cenderung menerapkan teori Ratzel &


Haushoffer
Malaysia : membangun daerah perbatasan lebih baik dari negara
tetangga, silent occupation
Singapura : upaya reklamasi pantai & jasa perekonomian dunia
Filipina : pengaruh sosial, budaya dan ekonomi, silent occupation
Palau : silent occupation
Papua Nugini : pengaruh sosial, sosial dan eko-nomi
Australia : Australian Maritime Indentification Zone
Timor Leste : tidak mustahil meniru Malaysia

Peta AMIZ (dari Kompas)

Perkembangan Geopolitik &


Geostrategi Negara Maju
Q.Wright : dunia menyempit, percepatan jalan sejarah
memicu dunia tanpa batas.
Q.Wright : Kebangkitan demokrasi perang fisik di
NSB (negara sdg berkembang).
Benturan budaya : sembilan peradaban saling berhadapan.
NM : berdalih perangi terorisme internasional
Teknologi informatika merupakan imperialisme baru
(tidak melalui perang fisik).
Wright, 1941 : 5 s/d 8
Huntington, 1996 : 100

Upaya Menghadapi Geopolitik &


Geostrategi Negara Tetangga
Mengadapi ASEAN & Australia
- Waspadai silent occupation
- Pemantapan & pembinaan kekuatan maritim
- AMIZ kita harus inventarisasi pulau2
- Waspadai Five Power Defence Arrangement
- Kunjungan Presiden/Wapres ke perbatasan
sangat perlu

Upaya Menghadapi Geopolitik &


Geostrategi Negara Besar
Menghadapi negara yang berkepentingan
dengan perikanan
Meningkatkan kemampuan nelayan
(nelayan pantai nelayan laut)
Pembangunan desa pantai
Nelayan menjadi monitor terhadap pengganggu negara kita thd : pencurian ikan, pencemaran lingkungan, perusakan alat navigasi

Upaya Menghadapi Geopolitik &


Geostrategi Negara Besar
Armada angkutan laut negara besar
Negara besar tetap ingin berperan dalam era
globalisasi
ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) tidak perlu
ditambah (permintaan IMO
sebaiknya tidak disetujui)
ALKI diinformasikan lebih intensif kepada
masyarakat maritim
Masyarakat maritim proaktif mengawasi
Konflik daerah banyak terjadi di tempat
yang dilalui ALKI

Upaya Menghadapi Geopolitik &


Geostrategi Negara Jiran
Amerika Serikat & Rusia (sebelum pecah)
Negara-negara ini semula menentang
konsep negara Nusantara
Usul/meminta ALKI diperbanyak
negara nusantara menjadi terbuka
Pengupayaan Inner water menjadi high
seas tetap ditolak (memudahkan gerakan AL
neg. adidaya)

Perenungan Menghadapi Masa Depan


Konsep RTRW yg meliputi tanah & laut
pedalaman disusun dgn lugas dan tepat
Super power menghendaki kita lebih
terbuka
Membangun kekuatan armada laut (TNI,
niaga, perikanan, industri, prasarana
maritim)
Meningkatkan kemampuan nelayan agar
tidak tersesat dan mampu membaca peta

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(Tatap Muka Ke-13)

GEOSTRATEGI INDONESIA

Pendidikan Kewarganegaraan
Geostrategi Indonesia
Geostrategi
Geostrategi Indonesia/Ketahanan
Nasional
Perkembangan konsep Ketahanan
Nasional
Pengetahauan Hankam/Bela Negara
Penyelenggaran Hankam

PENGANTAR
Fungsi Negara (institusi) :
membangun bangsa & negara membangun
rasa aman dan sejahtera.
Masa globalisasi : membangun bangsa & negara
akan berbenturan dgn negara lain (terutama
NM).
Untuk atasi geostrategi yg merupakan
pelaksanaan geopolitik, tak lain adalah upaya
membangun wilayah dlm menghadapi TAHG
Upaya pembangunan wilayah nasional melalui
pendekatan keamanan dan kesejahteraan.

PENGANTAR

Upaya pembangunan wilayah nasional melalui


pendekatan keamanan & kesejahteraan.
Dua pendekatan yg berbeda :
1. Pembangunan Kek Fisik diikuti kekuatan sosial
(power concept/kekuatan nasional)
menggunakan kekuatan fisih dahulu thd
lawan2 pembangunan sosial
2. Pembangunan Kek Sosial diikuti kekuatan fisik
(resilience concept/ketahanan nasional)
menggunakan sosial (persuasif) dahulu .
pembangunan kekuatan fisik.
Prof GPH Haryomataram

GEOSTRATEGI (1)
Geostrategi
LINGKUNGAN
STRATEGIS
POLITIK

TUJUAN
NASIONAL
KEMITRAAN
STRATEGIS

GEOSTRATEGI

(2)

Unsur2 Kehidupan Nasional


Pemikiran & pengklasifikasian unsur kehidupan
(unsur kekuatan) nasional masing2 negara tidak
sama.
Morgenthau (Politics among nations)
Geografi, Sumber daya alam, Kapasitas
industri, Kesiagaan militer (teknologi kepemimpinan kualitas & kuantitas militer),
Demografi, Watak bangsa, Moral bangsa,
Kualitas diplomasi, Kualitas Pemerintah

GEOSTRATEGI

(3)

Unsur2 Kehidupan Nasional


Prakash Chandra (International Politics)
Alamiah : Geografi, Sumda, Demografi,
Sosial : Pembangunan ekonomi, Struktur
Politik, Budaya nasional & moral,
Lain2 : idea & diplomacy, wisdom of leadership
A.T.Mahan (the Influence of the Sea Power
Upon History) Letak Geografi,
Bentuk/wujud bumi, Luas wilayah, Demografi,
Watak nasional, Sifat Pemerintahan

GEOSTRATEGI INDONESIA
Gagasan Ketahanan Nasional

(1)

Pengalaman sejarah perjuangan bgs Indonesia


mempertahankan NKRI
Pengaruh Perang Dingin Teori Domino
Tantangan, ancaman, hambatan, gangguan masa
Periode Pembangunan lebih kompleks & penuh ketidak pastian dibanding masa Perang Kemerdekaan/gangguan keamanan
Pembangunan identik dengan 3 perubahan
fisik, sikap mental & cara berfikir
Kekuatan apa yg harus dimiliki bgs Indonesia
utk atasi dampak lingkungan di masa y.a.d.

Geostrategi Indonesia (2)


Sejarah Tannas
BUNG
KARNO
16-6-1948

Ketahanan Nasional
o Ketahanan Militer
o Ketahanan Ekonomi
o Ketahanan Jiwa utama
Basry ,1995 : 50

SESKOAD
1960-an

Pendekatan
Rasa bangga ikut merumuskan
pemecahan masalah nasional
Kaji ulang sejarah juang
1945 1949
Ketahanan Nasional
Pertahanan Wilayah oleh
seluruh Rakyat.

GEOSTRATEGI INDONESIA

(3)

SEJARAH TANNAS

LEMHANNAS
1968 / 1969

Pendekatan
oRasa khawatir menghadapi
masa depan
o Keinginan utk mengadakan
perubahan.
Perubahan fisik sikap
mental - cara berfikir
Ketahanan Nasional
Keuletan & daya tahan
menghadapi kekuatan yg
membahayakan kelangsungan hidup bgs & neg.

GEOSTRATEGI INDONESIA

(4)

SEJARAH TANNAS
Dep HANKAM
1974

GBHN
1978 1983 - 1988

Ketahanan Nasional (Tannas)


Kondisi Dinamik Bangsa berisi keuletan & ketangguhan mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dlm menghadapi &
mengatasi TAHG : yg bahayakan
Integritas identitas kelang-sungan
hidup perjuangan mengejarTUNAS

Tannas :Kondisi dinamik, merupakan


integrasi tiap aspek kehidupan
Agar Bangnas berjalan dipupuk
Tannas terus menerus.
Berhasilnya Bangnas melalui Tannas.
Tannas yg tangguh lebih mendorong

lagi Bangnas.

GEOSTRATEGI INDONESIA

(5)

TANNAS INDONESIA
KONDISI
DINAMIK

Keuletan
&
Ketangguhan

LANGSUNG

Kemampuan
mengembangkan
kekuatan
nasional

MEMBAHAYAKAN
Integritas
Identitas
Kelangsungan hidup
Perjuangan dalam
mengejar Tujuan Nasional

Tantangan
Ancaman
Hambatan
Gangguan

DARI LUAR
DARI DALAM

TIDAK LANGSUNG

Beberapa Pengertian Pokok


Tannas (Geostrategi Indonesia)
Keuletan
: tidak mudah patah
berusaha terus menerus agar tercapai tujuan
Ketangguhan : suatu kualita yg menunjukkan
kekuatan yg dipersepsikan dari pihak lain
Tantangan
: hal yg bertujuan mengguggah
kemampuan
Ancaman
: hal/usaha yg bersifat mengubah/merombak kebijaksanaan & dilaksanakan
dgn konseptual

Beberapa Pengertian Pokok


Tannas (Geostrategi Indonesia)
Hambatan
: hal yg melemahkan & timbul
secara konseptual dari dalam pribadi.
Gangguan
: hambatan yg berasal dari luar
& tidak bersifat konseptual
Integritas
: kesatuan yg menyeluruh dlm
kehidupan suatu bangsa baik fisik (wilayah,
penduduk & pemerintah) maupun sosial
(identitas bangsa)
Identitas
: ciri khas bangsa yg membedakan dengan bangsa lain

GEOSTRATEGI INDONESIA
Konsepsi Tannas
Menggunakan kerangka pikir Pancasila
segala persoalan dipandang secara keseluruhan
Segala gejala eksistensinya dlm keadaan
serba terhubung, kedalam (isi) & keluar
(wadah) dimana ia berada
Tata laku adalah hasil interaksi antara isi
dan wadah
Ketahanan Nasional merupakan integrasi dari
ketahanan masing2 aspek kehidupan nasional
(I-POL-EK-SOSBUD-HANKAM)

GEOSTRATEGI INDONESIA
Konsepsi Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional = Konsepsi
Pengaturan Keamanan & Kesejahteraan dlm
kehidupan nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional meliputi masa
damai maupun masa perang
Prinsip Perang & damai bgs Indonesia menjadi
satu bagian integral dgn sifat2 :
cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan
tidak kenal menyerah
rela berkorban utk tanah air

GEOSTRATEGI INDONESIA
Konsepsi Tannas
Disusun berdasarkan hubungan integrasi
antara aspek2 trigatra (alamiah) dgn
pancagatra (sosial) Astagatra
Lokasi & Posisi Geografi : letak, bentuk,
iklim corak kehidupan bangsa
Sumber Kekayaan Alam (sumber daya alam) :
flora, fauna, energi alam, GSO
Kependudukan : komposisi jumlah, persebaran,
kualitas fisik & non fisik

GEOSTRATEGI INDONESIA
Konsepsi Tannas
Ideologi : gagasan utk mempersatukan elemen
kehidupan dlm negara menjadi satu kekuatan
Politik : masyarakat & pemerintah
mempertahankan pola, pengaturan & penyelesaian ketegangan, penyesuaian lingkungan,
integrasi bangsa tunas
Ekonomi : yg saling mempengaruhi : sumda,
tenaga kerja, modal, kesempatan kerja &
teknologi/industrialisasi

GEOSTRATEGI INDONESIA
Konsepsi Tannas
Sosial Budaya :
eksistensi sosial : struktur, pengawasan,
media serta standar sosial
budaya : pendidikan, kepemimpinan,
Pertahanan Keamanan : upaya bangsa utk
melindungi bangsa & negara
masalah yg mempengaruhi : doktrin,
wawasan nasional, sistem hankam, geografi,
intergasi tentara, polisi & rakyat, ilmu pengetahuan teknologi, kepemimpinan &
pengaruh globalisasi

GEOSTRATEGI INDONESIA
Hubungan antar gatra dalam trigatra

Geografi : dipengaruhi letak, bentuk, iklim,


posisi
Sumber daya alam dipengaruhi geografi
hambatan/kemudahan, nilai tambah, &
pelestarian
Penduduk dipengaruhi sumda pandangan
hidup, wawasan, perilaku berdampak pada
tingkat pengetahuan, teknologi & kebutuhan
Penduduk : jumlah, komposisi, penyebaran,

GEOSTRATEGI INDONESIA
Hubungan antar gatra dalam astagatra

TRIGATRA & PANCAGATRA merupakan satu


kesatuan yg bulat ASTAGATRA
TANNAS hakekatnya tergantung kepada kemampuan BANGSA & NEGARA didalam memanfaatkan
TRIGATRA sbg modal dasar peningkatan kondisi
PANCAGATRA
Kelemahan di salah satu gatra dpt mengakibatkan
kelemahan pada gatra lainnya & mempengaruhi
kondisi keseluruhan.

GEOSTRATEGI INDONESIA
Keterkaitan Aspek Kehidupan Manusia

Manusia bergerak memerlukan kebutuhan :

Kebutuhan Fisiologik : pangan (sumda), papan


(geo), sandang (pend & Ipoleksosbud)
Kebutuhan Keselamatan : Thp alam (hub manusia Tuhan) agama,
Bahaya fisik & psikhologik Ipolekhankam,
Kebutuhan sosial (perkumpulan, perserikatan,
percintaan Ipoleksosbudhankam
Kebutuhan ego (bekerja, kebebasan, penghargaan, peroleh kepercayaan) Ipoleksosbudhankam
Memuaskan diri Ipoleksosbud

GEOSTRATEGI INDONESIA
Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Manunggal
Mawas ke dalam
Berwibawa
Berubah menurut waktu
Tidak membenarkan adu kekuasaan &
adu kekuatan
Percaya diri sendiri
Tidak bergantung pada pihak lain

GEOSTRATEGI INDONESIA
Fungsi Ketahanan Nasional
Sebagai Doktrin Nasional (Perjuangan)
konsensus bgs Indonesia dlm mengimplementasikan PS, UUD-45, Wasantara
Sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional
arah pedoman setiap lima tahun (?)
Sebagai Sistem Nasional Pola masyarakat
Indonesia dlm mana terkait falsafah PS &
UUD-45
Sebagai Metoda gunakan metoda
komprehensif-integral, berdasarkan astagatra

GEOSTRATEGI INDONESIA

Ketahanan Nasional sebagai Kondisi


Kondisi totalitas aspek kehidupan nasional berdasarkan Wawasan Nusantara mewujudkan
daya kebal, daya tangkal, daya kena dpt
interaksi dgn lingkungan dpt menjamin
kelangsungan hidup & perkembangan kehidupan
Aspek Kehidupan Bangsa fisik trigatra,
aspek abstrak pancagatra
Spektrum : daya kebal, tangkal & kena
Fungsi Sistem dlm kehidupan Nasional :
Subyek mewujudkan tannas
Obyek sasaran yg akan dicapai

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Nasional sebagai Doktrin

Sumber Doktrin : sejarah kehidupan. Teori


impiris utk hadapi masa depan
Fungsi Doktrin : menganalisis pengalaman utk
hadapi masa yad. Mengajarkan hal yg diyakini
benar & disebarkan ke segenap masyarakat
Sebagai Doktrin :
Tannas cara terbaik yg ada utk implementasikan pendekatan kesejateraan &
keamanan
Mengukur keberhasilan pembangunan dgn
skala pendekatan kesejahteraan & keamanan
secara bulat

GEOSTRATEGI INDONESIA

Tannas sebagai Metoda Pemecahan Masalah


Tannas : metoda perwujudan satuan2 fungsional
aspek fisik & abstrak pecahkan masalah nas.
Digunakan sarana yg mempunyai hirarki dari
bawah ke atas piranti (sarana fisik yg digunakan) teknik (cara utk pilih piranti)
metoda (cara utk pilih teknik terbaik)
Fungsi sbg metoda :
menjelaskan kondisi pada waktu tertentu
meramalkan kondisi mendatang
mengendalikan kehidupan nasional kondisi
dpt dikendalikan

GEOSTRATEGI INDONESIA
Hubungan Wasantra Tannas - Bangnas

Wasantara

Dunia ideal
yang kita
kejar

Geopolitik

Tannas

Dunia nyata yang


harus diwujudkan

Geostrategis

Bangnas

Proses seluruh
kegiatan untuk
mewujudkan kondisi
sistem kehidupan
nasional

Program Nasional

Pengembangan Konsepsi Geostrategi


Pembangunan di Negara Sdg Berkembang
secara tidak langsung sering menimbulkan
ketidakadilan
Perlu dibangun konsepsi Tannas berlapis
Konsep Tannas berlapis dimulai pada diri
sendiri/individu yg terdiri ketahanan rohani
& jasmani
Ketahanan individu mantap berarti sadar
akan hal yg dilakukannya mempunyai kekuatan mengembangkan kebutuhan
kebutuhan ego & kelompok

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Berlapis

Ketahanan Individu (Pribadi) : memiliki


kepribadian yg berlandaskan Pancasila
iman & taqwa kepada Tuhan YME
rasa cinta tanah air
rasa persatuan & kesatuan
mendambakan kerukunan & kebersamaan
menyakini adanya persamaan hak
Ketahanan individu dasar utk kembangkan
kemampuan & menikmati sbg manusia yg
berbudaya, berkepribadian & layak

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Berlapis

Ketahanan Keluarga
Ketahanan Keluarga mampu memenuhi
kebutuhan spiritual & material yg layak
Keluarga dibina & diberi nilai-nilai luhur
Pembinaan keluarga baik berasal dari
home bukan dari house
meningkatkan kesejahteraan keluarga
Ketahanan Keluarga meningkatkan
ketahanan masyarakat

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Berlapis

Ketahanan Wilayah
Ketahanan Keluarga membentuk
ketahanan Lingkungan/masyarakat
Ketahanan Lingkungan membentuk
ketahanan Wilayah
Wilayah merupakan bagian dari
Negara
tidak boleh terjadi konflik
Doktrin Pembinaan Teritorial

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Berlapis

Ketahanan Nasional
Masyarakat yg damai, berkeadilan, berbudaya
saing, maju & sejahtera :
Pengamalan Pancasila secara konsekwen,
penegakan keadilan rakyat, pengkondisian
aman & damai
Perwujudan sistem hukum nasional yg menjamin Rule of Law, kehidupan sosial yg didinamis, otonomi daerah, kesejahteraan
rakyat

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Berlapis

KETAHANAN REGIONAL
Regional sekitar negara,
bersifat : strategis, persamaan ras,
persamaan budaya, persamaan sumber
daya
Keuletan Ketahanan Regional : rasa
semangat kebersamaan diantara anggota
Komponen : stabilitas politik, kekuatan
ekonomi, kesiagaan militer

GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Berlapis/Ketahanan ASEAN

Kawasan Nasional,
Kawasan Strategi Utama

Kerja sama
regional
Kerja sama
subregional

Kerja sama
bilateral
C

Kerucut Ketahanan

Kawasan Asia Tenggara/


ASEAN atau kawasan
Strategi Pertama

Kawasan Asia Pasifik atau


Kawasan Strategis kedua

Kawasan Dunia lainnya


atau Kawasan Strategis
ketiga

Pengetahuan Pertahanan Keamanan


Hubungan antar Bangsa

Kerjasama

Akomodasi

Ko-eksistensi

Konflik

Ko-ersi

Kompromi

Kekerasan

Kompetisi

Pengetahuan Pertahanan Keamanan

Hakekat Perang
Perubahan sistem nilai & persepsi moral
Perkembangan teknologi perang (senjata
nuklir, biologi, kimia) insurgensi/subversi
Perkembangan Iptek (Teknik Transpor &
Teknik Informatika) yg pesat upaya hub
antar bangsa tanpa batas bidang
Tumbuhnya kesadaran nasional & demokrasi

Pengetahuan Pertahanan Keamanan


Tiga Pokok Masalah
Mengapa WNI harus memiliki
pengetahuan ttg Bela Negara Hankam
Mengapa WNI harus ikut serta dlm
Usaha Bela Negara Hankam
Bagaimana wujud keikut sertaan WNI
dlm Penyelenggaraan Hankam

Pengetahuan Pertahanan Keamanan


Permasalahan Pertama
Utk dapat menunaikan Hak & Kewajiban dlm
hankam secara tepat
Dlm rangka meningkatkan Tannas
Ikutserta memberi sumbangan pemikiran thd
perumusan & penyelenggaraan konsepsi
Hankamneg
Kewaspadaan & kesiapan menghadapi segala
kemungkinan TAHG

Pengetahuan Pertahanan Keamanan


Permasalahan Kedua

Motivasi :
Historis
Kondisi Trigatra : geografi, SDA, SDM
Kemajuan Iptek
Strategi Bangnas strategi ekonomi
Yuridis formal
Memahami & menghayati arti Hankam

Pengetahuan Pertahanan Keamanan


Permasalahan Ketiga
Bab XII UUD-45 (asli)

1945-1949 Upaya Belanda menjajah kembali ikut


perang kemerdekaan (pejuang bersenjata
diplomasi)
1950-1965 gangguan Kamdagri Hankam UU no
29/1954 ttg Pertahanan Negara Republik
Indonesia
1966-1997 Upaya Bangnas TAHG Konsep
Tannas GBHN 1978 dan UU no 20/1982 ttg
Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara
Republik Indonesia
1998-1999 Awal Reformasi Tututan tegaknya
HAM UU no 39/1999 ttg HAM

Pengetahuan Pertahanan Keamanan


Permasalahan ketiga
(setelah UUD-45 diamandemen 4 X)
Bab X Warganegara & Penduduk
Ps 27 WN berhak & wajib ikut serta dlm
Bela Negara
Bab XII Pertahanan & Keamanan Negara
Ps 30 (1) Tiap WN berhak & wajib ikut serta
dlm Upaya Hankam
UU no 3/2002 ttg Pertahanan Negara
UU no 2/2002 ttg Keamanan Negara

Penyelenggaran HANKAM
Tiga pengertian ttg Hankam : sebagai
salah satu gatra dlm konsep Tannas,
terkait dgn gatra lainnya
hak & kewajiban WN dlm upaya bela neg. :
Dikwar, LDK wajib, Perajurit TNI (wajib/
sukarela), pengabdian sesuai profesi
salah satu fungsi negara : membangun &
mengembangkan konsepsi Hankam
mengerahkan & menggunakan segenap
komponen kekuatan Hankam

Penyelenggaran HANKAM
Pandangan Bgs Indonesia ttg Hankamneg
Kemerdekaan hak segala bgs, penjajahan
dihapuskan (alinea I Pembukaan UUD-45)
Pemerintah melindungi bgs & tanah tumpah
(alinea IV Pembukaan UUD-45)
Hak & kewajiban WNI ikut serta dlm
Pembelaan Negara (ps 27 UUD-45)
Bumi & air & kek alam dikuasai Neg &
digunakan utk kemakmuran rakyat (ps 33)

Penyelenggaran HANKAM
Beberapa Pengertian (UU no 2/2002,
UU no 3/2002 & Doktrin Sishankamrata)

Pertahanan negara (Hanneg) = segala usaha utk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
NKRI, & keselamatan segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan thd keutuhan bangsa & negara.

Sistem Hanneg = sistem pertahanan yg bersifat semesta melibatkan seluruh WN, wilayah, SD nasional
lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah
& diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, &
berlanjut utk menegakkan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, & keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman.

Penyelenggaran HANKAM
Penyelenggaraan Hanneg = segala kegiatan
untuk melaknanakan kebijakan Hanneg

Pengelolaan Hanneg = segala kegiatan pada


tingkat strategis & kebijakan yg meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan &
pengendalian pertahanan negara.

Penyelenggaran HANKAM
Komponen Utama = TNI yg siap digunakan utk
melaksanakan tugas-tugas pertahanan.

Komponen Cadangan = Sumber daya nasional


(SDN) yg telah disiapkan utk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar & memperkuat kekuatan & kemampuan komponen utama
Komponen Pendukung = SDN yg dpt digunakan
meningkatkan kekuatan & kemampuan
Komponen Utama

Penyelenggaran HANKAM
Sumber Daya Nasional = sumber daya
manusia (SDM), sumber daya alam (SDA),
& sumber daya buatan (SDB)
SDA = potensi yg terkandung dlm bumi, air,
& dirgantara yg dlm wujud asalnya dpt
didayagunakan utk kepentingan Hanneg.
SDB = SDA yg telah ditingkatkan daya
gunanya utk kepentingan Hanneg

Penyelenggaran HANKAM
Prasarana dan sarana nasional =
hasil budi daya manusia yg dpt
digunakan sbg alat penunjang utk
kepentingan Hanneg dlm rangka
mendukung kepentingan Nasional

Penyelenggaran HANKAM
Keamanan & ketertiban masyarakat =
suatu kondisi dinamis masyarakat sbg salah
satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dlm rangka tercapainya
tujuan nasional yg ditandai oleh terjaminnya
keamanan, ketertiban, & tegaknya hukum,
serta terbinanya ketenteraman yg mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi & kekuatan masyarakat dlm menangkal, mencegah & menanggulangi segala
bentuk pelanggaran hukum & bentuk-bentuk
gangguan lainnya yg dpt meresahkan masy.

Penyelenggaran HANKAM
Keamanan dalam negeri (Kamdagri) = suatu keadaan
yang ditandai dgn terjaminnya kamtibmas, tertib &
tegaknya hukum, serta terselenggranya perlindungan,
pengayoman, & pelayanan kepada masyarakat
Kepentingan umum = kepentingan masyarakat
dan/atau kepentingan bangsa & negara demi
tercapainya Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri).

Kesejahteraan Nasional = kondisi dinamis kemajuan,


keadilan & kemakmuran bangsa & negara Indonesia yg
merupakan hasil integrasi faktor-faktor dinamis dlm
kehidupan masyarakat yg berdasarkan Pancasila &
UUD 1945.

Penyelenggaran HANKAM
Rangkaian Doktrin Hanneg
Doktrin Perang Gerilya Rakyat Semesta
Doktrin Perang Wilayah
Doktrin Perang Rakyat Semesta
(Doktrin Perata)
Doktrin Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta (Doktrin Hankamrata)
Doktrin Pertahanan Keamanan Negara
(Doktrin Hankamneg)

Penyelenggaran HANKAM
Strategi HANKAM
Strategi Hankam = Strategi Penangkalam
Menghadapi musuh dgn senjata yg samabila
sama2 menggunakan senjata konvensional
namun lebih besar
Perlawan rakyat bersenjata maupun tidak
bersenjata (tanpa kekerasan)
Adanya pihak ketiga yg memberikan sangsi
ekonomi kepada pihak lawan

Penyelenggaran HANKAM
Dewan Pertahanan Nasional
Fungsi : Penasihat Presiden dlm menetapkan &
pengerahan segenap komponen Hanneg
Tugas :
- menelaah, menilai, & menyusun kebijakan terpadu
hanneg agar : Dep, lembaga nondep, & masy beserta
TNI dpt laksanakan tugas & tanggung jawab masing2
- menelaah, menilai, & menyusun kebijakan terpadu
pengerahan komp hanneg dlm rangka mobilisasi &
demobilisasi
- menelaah & menilai resiko & kebijakan yg akan
ditetapkan

BAB IX
INTEGRASI
NASIONAL
(Tatap Muka Ke-14)

A.

Integrasi Nasional dan Pluralitas


Masyarakat Indonesia

1. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur
suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya
(Saafroedin Bahar,1998).
Menurut Howard Wrigins (1996), integrasi berarti
penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh
atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak menjadi satu bangsa. Jadi menurutnya, integrasi
bangsa dilihatnya sebagai peralihan dari banyak
masyarakat kecil menjadi satu masyarakat besar.

Tentang integrasi, Myron Weiner (1971) memberikan


lima definisi mengenai integrasi, yaitu:
a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan
identitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara
menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.
b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang
kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil
yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat
tertentu.
c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara
pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaanperbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan
massa.
d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang
minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi
dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama.

Myron Weiner membedakan 5


(lima) tipe integrasi yaitu
1)
2)
3)
4)
5)

integrasi nasional,
integrasi wilayah,
Integrasi nilai,
integrasi elit-massa, dan
integrasi tingkah laku (tindakan integratif).

Howard Wriggins (1996) menyebut ada 5 (lima) pendekatan atau


cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi
bangsa.

1)
2)
3)
4)
5)

adanya ancaman dari luar,


gaya politik kepemimpinan,
kekuatan lembaga-lembaga politik,
ideologi nasional, dan
kesempatan pembangunan ekonomi.

Sunyoto Usman (1998) menyatakan


bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi
apabila
1) masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai
fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama,
2) masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki
croos cutting affiliation sehingga menghasilkan croos cutting
loyality, dan
3) masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara
unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi.

2. Pentingnya Integrasi
Nasional
Integrasi masyarakat merupakan kondisi yang
diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan
nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat
berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional,
bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang bersangkutan.

3. Pluralitas Masyarakat Indonesia


Clifford Geertz : masyarakat majemuk adalah merupakan
masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam sub-sub sistem
yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, dalam mana
masing-masing sub sistem terikat ke dalam oleh ikatanikatan yang bersifat primordial. (Geertz, 1963: 105 dst.)
Ikatan primordial di sini adalah ikatan yang muncul dari
perasaan yang lahir dari apa yang ada dalam kehidupan
sosial, yang sebagian besar berasal dari hubungan keluarga,
ikatan kesukuan tertentu, keanggotaan dalam keagamaan
tertentu, budaya, bahasa atau dialek tertentu, serta
kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang membawakan ikatan
yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat.

Pierre L. van den Berghe masyarakat majemuk


memiliki karakteristik (Nasikun, 1993: 33):

a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok


yang seringkali memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu
sama lain;
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembagalembaga yang bersifat non-komplementer;
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya
terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar;
d. Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain;
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan
(coercion) dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi;
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompokkelompok yang lain.

Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh


dua cirinya yang unik.
Secara horizontal masyarakat Indonesia ditandai oleh
kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,
perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan.
Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia
ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal
antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
tajam. (Nasikun, 1993: 28).

Jumlah suku bangsa di indonesia


Hildred Geertz menyebutkan adanya lebih
dari 300 suku bangsa di Indonesia dengan
bahasa dan identitas kulturalnya masingmasing.
Sedangkan Skinner menyebutkan lebih dari 35
suku bangsa di Indonesia dengan bahasa dan
adat istiadat yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan yang

PERANAKAN DI INDONESIA

Di Indonesia juga terdapat kelompok warga masyarakat yang lain yang


sering dikatakan sebagai warga peranakan.
Mereka itu seperti warga peranakan Cina, peranakan Arab, peranakan
India.

NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Dalam kondisi yang demikian nenek moyang
bangsa Indonesia yang kira-kira 2000 tahun
SM secara bergelombang datang dari daerah
yang sekarang dikenal sebagai daerah
Tiongkok Selatan, mereka harus tinggal
menetap di daerah yang terpisah satu sama
lain. Karena isolasi geografis antara satu
pulau dengan pulau

KEBERAGAMAN AGAMA
Kemajemukan lainnya dalam masyarakat Indonesia
ditampilkan dalam wujud keberagaman agama. Di
Indonesia hidup bermacam-macam agama yang secara
resmi diakui sah oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Di samping
itu masih dijumpai adanya berbagai aliran kepercayaan
yang dianut oleh masyarakat.

PENGARUH AGAMA

Pengaruh yang datang pertama kali adalah pengaruh agama Hindu


dan Budha yang dibawa oleh para pedagang dari India sejak kirakira tahun 400 Masehi.
Pengaruh yang datang berikutnya adalah pengaruh agama Islam
datang sejak kira-kira tahun 1300 Masehi, dan benar-benar
mengalami proses penyebaran yang meluas sepanjang abad ke15.
Pengaruh yang datang belakangan adalah pengaruh agama Kristen
dan Katholik yang dibawa oleh bangsa-bangsa Barat sejak kirakira tahun 1500 Masehi.

kondisi perbedaan dalam masyarakat Indonesia sebagaimana


dimaksud terkait dengan beberapa faktor yang saling berkaitan
satu sama lain.

faktor historis,
faktor ekologis, dan
faktor perubahan sosial budaya.(Mutakin,
1998:29).

4. Potensi Konflik dalam


Masyarakat Indonesia
Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai
oleh berbagai keanekaragaman, harus disadari bahwa
masyarakat Indonesia menyimpan potensi konflik yang
cukup besar, yaitu:
konflik yang bersifat vertikal
Konflik bersifat horizontal.

Menurut Stedman (1991:373), penyebab konflik


kedaerahan adalah:
1)

Krisis pemerintahan nasional, baik karena persoalan suksesi maupun jatuh


bangunnya pemerintahan karena lemahnya konstitusi.
2) Kegagalan lembaga-lembaga negara menengahi konflik, baik yang
melibatkan unsur-unsurr masyarakat maupun lembaga lembaga negara.
3) Pembatasan partisipasi politik warga negara di daerahdaerah.
4) Ketidakadilan distribusi sumber daya ekonomi nasional dan
sulitnya akses masyarakat di daerah terhadap sumber daya
tersebut.
5) Rezim yang tidak responsif terhadap tuntutan warga
negara dan tidak bertanggungjawab terhadap rakyatnya.

PEMISAHAN SOSIAL
Berbagai keragaman masyarakat sebagaimana
diuraikan di atas dan kondisi negara kepulauan
juga membentuk pola pemilahan sosial (Social
Cleavage) yang akan ikut berpengaruh pada
upaya mewujudkan integrasi nasional.
Masalah pemilahan sosial menggambarkan pola
pengelompokan masyarakat terkait dengan
berbagai aspek perbedaan yang ada di dalamnya.
Pola pemilahan sosial dapat dibedakan atas
pemilahan sosial yang bersifat:
Consolidated
intersected.

B. Strategi Integrasi
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya
integrasi nasional yang mantap ada beberapa
strategi yang mungkin ditempuh, yaitu:
1. Stategi Asilmilasi
2. Strategi Akulturasi

C. Integrasi Nasional Indonesia


Dimensi Integrasi Nasional
Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi vertikal dan dimensi horisontal.
2. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia
Untuk terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, diperlukan pandangan atau wawasan
multikulturalisme. Multikulturalisme adalah pandangan bahwa setiap
kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama dengan
kebudayaan lain, sehingga setiap kebudayaan berhak mendapatkan
tempat sebagaimana kebudayaan lainnya. (Baidhawy, 2005:5).
1.

Anda mungkin juga menyukai