Child Abuse Pada Anak
Child Abuse Pada Anak
MAKALAH
oleh
kelas santa teresa
Page 1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
CHILD ABUSE
A. Pengertian
Child Abuse : tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak
optimal lagi
Child Abuse : perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan
dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak
Physical abuse adalah penganiayaan fisik ketika anak-anak mendapatkan luka atau
B. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kekerasan. Baik
kekerasan fisik maupun kekerasan psikis, diantaranya adalah:
1. Stress yang berasal dari anak
a. Fisik berbeda, yang dimaksud dengan fisik berbeda adalah kondisi fisik anak
berbeda dengan anak yang lainnya. Contoh yang bisa dilihat adalah anak
mengalami cacat fisik. Anak mempunyai kelainan fisik dan berbeda dengan anak
lain yang mempunyai fisik yang sempurna.
b. Mental berbeda, yaitu anak mengalami keterbelakangan mental sehingga anak
mengalami masalah pada perkembangan dan sulit berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya.
c. Temperamen berbeda, anak dengan temperamen yang lemah cenderung
mengalami banyak kekerasan bila dibandingkan dengan anak yang memiliki
temperamen keras. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki temperamen
Child Abuse
Page 2
Page 3
mukul)
Physical Abuse
Cedera yang dialami oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan yang
dapat menyebabkan cedera serius pada anak, atau dapat juga diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa
luka memar, luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.
- Indikator fisik luka memar, gigitan manusia, patah tulang, rambut yang tercabut,
-
cakaran
Indikator perilaku waspada saat bertemu degan orang dewasa, berperilaku
ekstrem seerti agresif atau menyendiri, takut pada orang tua, takut untuk pulang
ke rumah, menipu, berbohong, mencuri.
Neglect
Kegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi anak, seperti
tidak memberikan rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan, atau
meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya .
Indikator fisik kelaparan, kebersihan diri yang rendah, selalu mengantuk,
-
Child Abuse
Page 4
Indikator fisik kesulitan untuk berjalan atau duduk, adanya noda atau darah di
baju dalam, nyeri atau gatal di area genital, memar atau perdarahan di area
Page 5
adanya trauma yang terjadi berulang kali. Memar berbentuk objek yang dapat dikenali
umumnya bukan suatu kebetulan.
Kerontokan Rambut Traumatik
Kerontokan rambut traumatik terjadi ketika rambut anak ditarik, atau dipakai untuk
menyeret atau menyentak anak. Akibatnya pada kulit kepala dapat memecahkan
pembuluh darah di bawah kulit. Adanya akumulasi darah dapat membantu
membedakan antara kerontokan rambut akibat penganiayaan atau non-penganiayaan.
Jatuh
Jika seorang anak dilaporkan mengalami kejatuhan biasa, namun yang tampak adalah
cidera yang tidak biasa, maka ketidaksesuaian riwayat dengan trauma yang dialami
tersebut menimbulkan kecurigaan adanya penganiayaan terhadap anak.
Cidera Eksternal pada Kepala, Muka dan Mulut
Luka, perdarahan, kemerahan atau pembengkakan pada kanal telinga luar, bibir pecahpecah, gigi yang goyang atau patah, laserasi pada lidah dan kedua mata biru tanpa
trauma pada hidung, semuanya dapat mengindikasikan adanya penganiayaan.
Cidera Termal Disengaja atau Diketahui Sebabnya
Luka bakar terculap, dengan garis batas jelas, luka bakar sirkuler kecil-kecil dan
banyak dalam berbagai tahap penyembuhan, luka bakar setrikaan, luka bakar daerah
popok dan luka bakar tali semuanya memberikan kesan adanya tindakan jahat yang
disengaja.
Sindroma Bayi Terguncang
Guncangan pada bayi menimbulkan cidera ekslersi deselersi pada otak, menyebabkan
regangan dan pecahnya pembuluh darah. Hal ini dapat menimbulkan cidera berat pada
system saraf pusat, tanpa perlu bukti-bukti cidera eksternal.
Fraktur dan Dislokasi yang Tidak Dapat Dijelaskan
Fraktur Iga Posterior dalam berbagai tahap penyembuhan, fraktur spiral atau dislokasi
karena terpelintirnya ekstremitas merupakan bukti cidera pada anak yang tidak terjadi
secara kebetulan.
Child Abuse
Page 6
Mempunyai gambaran diri yang lemah & tidak bisa menjalankan peran
Ketidakmampuan untuk percaya atau mencintai orang lain
Agresif, mengganggu, dan berperilaku tidak benar
Kemarahan dan amuk, merusak diri sendiri, pemikiran tentang bunuh diri
Pasif, menarik diri, dan perilaku mengandung kutukan
Ketakutan melakukan aktivitas atau hubungan interpersonal yang baru
Khawatir dan takut, merasa sedih yang berlebih atau merasa tertekan
Permasalahan sekolah atau kegagalan dan penyalahgunaan NAPZA
Gangguan tidur, mimpi buruk
Menurut Child Welfare Information Gateway (2006) tanda dan gejala yang sering
dijumpai pada physical abuse adalah :
1.
Anak :
Menunjukkan adanya perubahan yang mendadak di dalam perilaku atau
prestasi sekolah
Belum atau tidak menerima bantuan baik secara fisik maupun permasalahan
medis yang seharusnya diberikan oleh orang tua
Selalu dalam kewaspadaan seolah-olah bersiap mengahadapi sesuatu yang
tidak menyenangkan/mengancamnya akan terjadi
Menuntut yang berlebihan, pasif, menarik diri
Datang ke sekolah dan aktifitas lain lebih awal dan pulang terlambat (seperti
2.
keberadaan
anak
dan
menyalahkan
anak
baik
tentang
Page 7
3.
seluruhnya
Mengatakan tidak suka satu sama lain.
F. Evaluasi Diagnostik
Diagnostik perlakuan salah dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik yang teliti, dokumentasi riwayat psikologik yang lengkap, dan
laboratorium.
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
- Penganiayaan fisik
Tanda patogomonik akibat penganiayaan anak dapat berupa:
Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung.
Luka bakar yang patogomonik dan sering terjadi: rokok, pencelupan kakitangan dalam air panas, atau luka bakar berbentuk lingkaran pada bokong.
Luka bakar akibat aliran listrik seperti oven atau setrika.
Trauma kepala, seperti fraktur tengkorak, trauma intrakranial, perdarahan
retina, dan fraktur tulang panjang yang multipel dengan tingkat penyembuhan
yang berbeda.
Trauma abdomen dan toraks lebih jarang dibanding trauma kepala dan tulang
pada penganiayaan anak. Penganiayaan fisik lebih dominan pada anak di atas
usia 2 tahun.
-
Pengabaian
Pengabaian non organic failure to thrive, yaitu suatu kondisi yang
mengakibatkan kegagalan mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan
anak yang seharusnya, tetapi respons baik terhadap pemenuhan makanan dan
kebutuhan emosi anak.
Child Abuse
Page 8
Penganiayaan seksual
Tanda dan gejala dari penganiayaan seksual terdiri dari:
Nyeri vagina, anus, dan penis serta adanya perdarahan atau sekret di vagina.
Disuria kronik, enuresis, konstipasi atau encopresis.
Pubertas prematur pada wanita
Tingkah laku yang spesifik: melakukan aktivitas seksual dengan teman
sebaya, binatang, atau objek tertentu. Tidak sesuai dengan pengetahuan
seksual dengan umur anak serta tingkah laku yang menggairahkan.
Tingkah laku yang tidak spesifik: percobaan bunuh diri, perasaan takut pada
orang dewasa, mimpi buruk, gangguan tidur, menarik diri, rendah diri,
depresi, gangguan stres post-traumatik, prostitusi, gangguan makan, dsb.
Laboratorium
Jika dijumpai luka memar, perlu dilakukan skrining perdarahan. Pada penganiayaan
seksual, dilakukan pemeriksaan:
Swab untuk analisa asam fosfatase, spermatozoa dalam 72 jam setelah
penganiayaan seksual.
Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal untuk genokokus
Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis B
Analisa rambut pubis
Radiologi
Ada dua peranan radiologi dalam menegakkan diagnosis perlakuan salah pada anak,
yaitu untuk:
Identifiaksi fokus dari jejas
Dokumentasi
Pemeriksaan radiologi pada anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya dilakukan
untuk meneliti tulang, sedangkan pada anak diatas 4-5 tahun hanya perlu dilakukan
jika ada rasa nyeri tulang, keterbatasan dalam pergerakan pada saat pemeriksaan
Child Abuse
Page 9
CT-scan lebih sensitif dan spesifik untuk lesi serebral akut dan kronik, hanya
diindikasikan pada pengniayaan anak atau seorang bayi yang mengalami trauma
G. Penatalaksanaan
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak adalah melalui:
1. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat melakukan berbagai kegiatan dan program yang ditujukan
pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Prevensi primer-tujuan: promosi orangtua dan keluarga sejahtera
Individu :
- Pendidikan kehidupan keluarga di sekolah, tempat ibadah, dan masyarakat
- Pendidikan pada anak tentang cara penyelesaian konflik
- Pendidikan seksual pada remaja yang beresiko
- Pendidikan perawatan bayi bagi remaja yang merawat bayi
- Pelayanan referensi perawatan jiwa
- Pelatihan bagi tenaga profesional untuk deteksi dini perilaku kekerasan.
Keluarga :
-
Komunitas :
Child Abuse
Page 10
Keluarga :
-
Komunitas :
-
pelayanan segera.
Tim pemeriksa mayat akibat kecelakaan/cedera khususnya bayi dan anak.
Peran serta pemerintah: polisi, pengadilan, dan pemerintah setempat
Pendekatan epidemiologi untuk evaluasi
Kontrol pemegang senjata api dan tajam
Keluarga :
-
Komunitas :
Child Abuse
Page 11
2. Pendidikan
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang sangat
pribadi, yaitu penis, vagina, anus, mammae dalam pelajaran biologi. Perlu
ditekankan bahwa bagian tersebut sifatnya sangat pribadi dan harud dijaga agar tidak
diganggu orang lain. Sekolah juga perlu meningkatkan keamanan anak di sekolah.
Sikap atau cara mendidik anak juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi aniaya
emosional. Guru juga dapat membantu mendeteksi tanda2 aniaya fisik dan
pengabaian perawatan pada anak.
3. Penegak hukum dan keamanan
Hendaknya UU no.4 thn 1979, tentang kesejahteraan anak cepat ditegakkan
secara konsekuen. Hal ini akan melindungi anak dari semua bentuk penganiayaan
dan kekerasan. Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa anak berhak atas perlindungan
terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
4. Media massa
Pemberitaan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya diikuti oleh
artikel2 pencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada anak baik jangka pendek
maupun jangka panjang diberitakan agar program pencegahan lebih ditekankan.
Child Abuse
Page 12
Child Abuse
Page 13
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perilaku agresif, perilaku anti sosial,
penyalahgunaan obat, percobaan bunuh diri, masalah disekolah dan pekerjaan.
2. Tidak efektifnya koping keluarga; kompromi berhubungan dengan faktor-faktor yang
menyebabkan Child Abuse
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan tidak adekuatnya
perawatan
4. Resiko perilaku kekerasan oleh anggota keluarga yang lain ber-hubungan dengan kelakuan yang maladaptive.
5. Peran orang tua berubah berhubungan dengan ikatan keluarga yang terganggu.
C. Intervensi Keperawatan
1. DK : Resti cidera b/d perilaku agresif
Tujuan : Anak tidak mengalami cedera.
Intervensi keperawatan :
Intervensi
Rasional
psikologis yang
ditimbulkan.
tindakan
penganiayaan anak
lebih lanjut.
kecurigaan
adanya
penganiayaan
Child Abuse
adanya
mencegah
terjadinya
cedera
yang
lebih
serius
resusitasi
dan
stabilisasi
anak
seperlunya
mendapatkan penganiayaan
yang menyebabkan
mengalami
dan
1. Identifikasi
Intervensi
faktor-faktor
menyebabkan
rusaknya
yang
mekanisme
Rasional
Dengan mengidentifikasi faktor-faktor
yang
dilakukan
intervensi
yang
yang
ekonomi
terhadap
perkembangan
berwenang
pada
pelayanan
Konsulkan
pada
pekerja
sosial
pelayanan kesehatan pribadi yang tepat biasanya memerlukan kerja sama multi
mengenai problem keluarga, tawarkan disiplin,
terapi untuk individu atau keluarga
3.
Dorong
anak
dan
keluarga
support
kelompok
dapat
Child Abuse
dicari
jalan
keluar
Page 15
untuk
4.
Ajarkan orang tua tentang perkembangan Orang tua mungkin mempunyai harapan
& pertum-buhan anak sesuai tingkat umur. yang tidak realistis tentang pertumbuhan
Ajarkan kemampuan merawat spesifik dan dan perkem-bangan anak
terapkan tehnik disiplin
2. Melakukan
membaca,
aktivitas
bermain
(seperti, Kekerasan
sepeda,
pada
dll) keterlambatan
anak
akan
perkembangan
menyebabkan
karena
tugas
antara orang tua dan anak untuk keluarga. Aktivitas dapat engkoreksi masalah
meningkatkan per-kembangan dari perkembangan
penurunan
kemampuan
akibat
dari
hubungan
yang
kognitif terganggu
keterlambatan
Page 16
atau
atau
saat tepat
menganggur.
2. Selidiki
faktor
yang
mempengaruhi
perilku,
membantu
dirinya
mencegah kekambuhan
3. Lakukan
konsuling
perkembangan
support
kepada
seluruh
keluarga
untuk
melaporkan
semua
kasus
dan
5. DK : Peran orang tua berubah berhubungan dengan ikatan keluarga yang terganggu.
Tujuan : Perilaku orang tua yang kasar dapat menjadi lebih efektif
Intervensi Keperawatan :
Intervensi
Child Abuse
Rasional
Page 17
1. Diskusikan ikatan yang wajar dan Menyadarkan orang tua akan perikatan normal
perikatan dengan orang tua yang dan proses pengikatan akan membantu dalam
keras
peranan
untuk
orang
tua,
3. Dukung pasien untuk mendaftarkan Kelas akan memberikan teladan & forum
dalam
kelas
yang
4. Arahkan orang tua ke pelayanan Kelas akan memberikan teladan & forum
kesehatan
yang
tepat
Child Abuse
Page 18
D. Evaluasi
1. Anak tidak mengalami cedera
2. Mekanisme koping keluarga menjadi efektif
3. Perkembangan kognitif anak, psikomotor dan psikososial dapat disesuaikan dengan
tingkatan umurnya
4. Perilaku kekerasan pada keluarga dapat berkurang
5. Perilaku orang tua yang kasar dapat menjadi lebih efektif
Child Abuse
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat. 1998. Penganiayaan Dan Kekerasan Pada Anak. Jakarta : FIK UI
Ennis Sharon Axton. 2003. Pediatric Nursing Care Plans,2nd Edition,Pearson Education,New
Jersey.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta : EGC.
Whaleys and Wong. 1996. Clinic Manual of Pediatric Nursing,4th Edition,Mosby Company.
Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
Child Abuse
Page 20