Anda di halaman 1dari 32

CHILD

ABUSE
KELOMP
OK 12
Dosen Pengampu : Endang Zulaicha
Susilaningsih.S.Kep.,M.Kep
NAMA ANGGOTA
P21048
RAMADANTI
P21049
RASYA HELMI
JINGGA

P21050 P21052
RAVILA SALSABILA AS
ALGENSINDO SOFIAH
Materi Yang Akan Dibahas :

01 Konsep Dasar Child Abuse

02 Konsep Asuhan Keperawatan

03 Analis Kasus

04 Kesimpulan
Definisi Child
Abuse
Child abuse adalah sebagai tindakan
mencederai oleh seseorang terhadap
orang lain. Child abuse dapat
menimbulkan akibat yang panjang,
seorang anak yang pernah
mengalami kekerasan, dapat
menjadi orang tua yang
memperlakukan anaknya dengan
cara yang sama.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami
kekerasan
Mercury is the closest planet to the Sun and the smallest one in the Solar System—it’s only a bit larger
Baik
than the kekerasan
Moon. The planet’sfisik
namemaupun kekerasan
has nothing to psikis,
do with the liquid metal diantaranya

adalah:
1. Stress yang berasal dari anak
2. Stress keluarga
3. Stress berasal dari orangtua
1
Stres yang berasal dari anak
a. Fisik berbeda, yang dimaksud dengan fisik
berbeda adalah kondisi fisik anak berbeda
dengan anak yang lainnya.Contoh yang bisa
dilihat adalah anak mengalami cacat fisik.
Anakmempunyai kelainan fisik dan berbeda
dengan anak lain yang mempunyai fisik yang
sempurna.
sulit berinteraksi dengan lingkungan sekitar

c. Temperamen berbeda, anak dengan


temperamen yang lemah cenderung
mengalami banyak kekerasan bila
dibandingkan dengan anak yang memiliki
temperamen keras. Hal ini disebabkan karena
anak yang memiliki temperamen keras
cenderung akan melawan bila dibandingkan
dengan anak bertemperamen lemah

d. Tingkah laku berbeda, yaitu anak memiliki


tingkah laku yang tidak sewajarnya dan
berbeda dengan anak lain. Misalnya anak
berperilaku dan bertingkah aneh di dalam
keluarga dan lingkungan sekitarnya.
e. Anak angkat, anak angkat cenderung
mendapatkan perlakuan kasar disebabkan
orangtua menganggap bahwa anak angkat
bukanlah buah hati dari hasil perkawinan
sendiri, sehingga secara naluriah tidak ada
hubungan emosional yang kuat antara anak
angkat dan orang tua.
2.stress keluarga
a. Kemiskinan dan pengangguran, kedua
faktor ini merupakan faktor terkuat yang
menyebabkan terjadinya kekerasan pada
anak, sebab kedua faktor ini berhubungan
kuat dengan kelangsungan hidup. Sehingga
apapun akan dilakukan oleh orangtua
terutama demi mencukupi kebutuhan
hidupnya termasuk harus mengorbankan
keluarga.

b. Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak


memadai, ketiga faktor ini juga berpengaruh
besar terhadap terjadinya kekerasan pada
anak, sebab lingkungan sekitarlah yang
menjadi faktor terbesar dalam membentuk
kepribadian dan tingkah laku anak.
c. Perceraian, perceraian mengakibatkan
stress pada anak, sebab anak akan
kehilangan kasih sayang dari kedua orangtua.

d. Anak yang tidak diharapkan, hal ini juga


akan mengakibatkan munculnya perilaku
kekerasan pada anak, sebab anak tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
orangtua, misalnya kekurangan fisik, lemah
mental, dsb
3.Stres berasal dari orangtua
a. Rendah diri, anak dengan rendah diri
akan sering mendapatkan kekerasan,
sebab anak selalu merasa dirinya tidak
berguna dan selalu mengecewakan
orang lain.

b. Waktu kecil mendapat perlakuan


salah, orangtua yang mengalami
perlakuan salah pada masa kecil akan
melakuakan hal yang sama terhadap
orang lain atau anaknya sebagai bentuk
pelampiasan atas kejadian yang pernah
dialaminya
c. Harapan pada anak yang tidak realistis, harapan
yang tidak realistis akan membuat orangtua
mengalami stress berat sehingga ketika tidak
mampu memenuhi memenuhi kebutuhan anak,
orangtua cenderung menjadikan anak sebagai
pelampiasan kekesalannya dengan melakukan
tindakan kekerasan.
Klasifikasi ,Terdapat 2 golongan besar,
yaitu:
1. Dalam Keluarga
Penganiayaan fisik, non Accidental “injury” mulai dari ringan “bruiser laserasi”
sampai pada trauma neurologik yang berat dan kematian.
Cedera fisik akibat hukuman badan di luar batas, kekejaman atau pemberian
racun.Penelantaran anak/kelalaian, yaitu: kegiatan atau behavior yang langsung
dapat menyebabkan efek merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan
psikologisnya.
Kelalaian dapat berupa:

● Pemeliharaan yang kurang memadai  Menyebabkan gagal tumbuh, anak


merasa kehilangan kasih sayang, gangguan kejiwaan, keterlambatan
perkembangan
● Pengawasan yang kurang memadai  Menyebabkan anak gagal mengalami
resiko untuk terjadinya trauma fisik dan jiwa
● Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan
● Kegagalan dalam merawat anak dengan baik
● Kelalaian dalam pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak agar
mampu berinteraksi dengan lingkungannya, gagal menyekolahkan atau
menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus
sekolah.
Penganiayaan emosional
● Ditandai dengan kecaman/kata-kata yang merendahkan anak, tidak
mengakui sebagai anak. Penganiayaan seperti ini umumnya selalu diikuti
bentuk penganiayaan lain.
● Penganiayaan seksual mempergunakan pendekatan persuasif Paksaan pada
seseorang anak untuk mengajak berperilaku/mengadakan kegiatan seksual
yang nyata, sehingga menggambarkan kegiatan seperti: aktivitas seksual
(oral genital, genital, anal, atau sodomi) termasuk incest.

2.Di luar rumah


Dalam institusi/ lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan perang.
Manifestasi Klinis
akibat pada fisik anak

1 3
Lecet, hematom, luka bekas Kematian.
gigitan, luka bakar, patah tulang,
perdarahan retina akibat dari
adanya subdural hematom dan
adanya kerusakan organ dalam 2
lainnya Sekuel/cacat sebagai akibat
trauma, misalnya jaringan
parut, kerusakan saraf,
gangguan pendengaran,
kerusakan mata dan cacat
lainnya.
Akibat pada tumbuh kembang anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengalami perlakuan salah,


pada umumnya lebih lambat dari anak yang normal, yaitu:

● Pertumbuhan fisik anak pada umumnya


kurang dari anak – anak sebayanya yang
tidak mendapat perlakuan salah
● Perkembangan kejiwaan juga
mengalami gangguan
Gangguan Perkembangan Kejiwaan

 Kecerdasan
○ Berbagai penelitian melaporkan terdapat
keterlambatan dalam perkembangan kognitif, bahasa,
membaca, dan motorik

○ Retardasi mental dapat diakibatkan trauma langsung


pada kepala, juga karena malnutrisi.

○ Pada beberapa kasus keterlambatan ini diperkuat oleh


tidak adanya stimulasi yang adekuat atau karena
gangguan emosi.
 Emosi
• Terdapat gangguan emosi pada: perkembangan
kosnep diri yang positif, atau bermusuh dalam
mengatasi sifat agresif, perkembangan hubungan
sosial dengan orang lain, termasuk kemampuan
untuk percaya diri

• Terjadi pseudomaturitas emosi. Beberapa anak


menjadi agresif atau bermusuhan dengan orang
dewasa, sedang yang lainnya menjadi menarik
diri/menjauhi pergaulan. Anak suka ngompol,
hiperaktif, perilaku aneh, kesulitan belajar, gagal
sekolah, sulit tidur, tempretantrum, dsb.
 Konsep diri
Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya
jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram, dan tidak
bahagia, tidak mampu menyenangi aktifitas dan bahkan
ada yang mencoba bunuh diri

 Agresif
Anak yang mendapat perlakuan salah secara badani, lebih
agresifterhadap teman sebayanya. Sering tindakan egresif
tersebut meniru tindakan orangtua mereka atau
mengalihkan perasaan agresif kepada teman sebayanya
sebagai hasil miskinnya konsep diri.
• Hubungan sosial
Pada anak2 ini sering kurang dapat bergaul
dengan teman sebayanya atau dengan orang
dewasa. Mereka mempunyai sedikit teman dan
suka mengganggu orang dewasa, misalnya
dengan melempari batu atau perbuatan2
kriminal lainnya.
Akibat dari penganiayaan seksual
Tanda-tanda penganiayaan seksual antara lain:

● Tanda akibat trauma atau infeksi lokal, misalnya nyeri


perianal, sekret vagina, dan perdarahan anus
● Tanda gangguan emosi, misalnya konsentrasi berkurang,
enuresis, enkopresis, anoreksia, atau perubahan tingkah
laku.
● Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak
sesuai dengan umurnya. Pemeriksaan alat kelamin
dilakukan dengan memperhatikan vulva, himen, dan anus
anak.
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Menurut (Mukrimaa et al., 2016)
1. Studi radiografik survei skeletal (tulang) dalam dua tahap, untuk semua anak
yang diduga cidera akibat penganiyaan. Ulangi dalam waktu dua minggu untuk
anak yang mempunyai kemungkinan besar mengalami penganiyaan. Rasional :
fraktur metafiseal (corner chip) mempunyai spesifitas ke arah penganiyaan
tetapi mungkin sulit diidentifikasi pada awalnya. Penyembuhan fraktur dari
kalus (benjolan tulang) yang terlihat 2 minggu dari cedera akut. Survei skeletal
juga memberikan informasi tentang fraktur multipel pada berbagai tahap
penyembuhan sering terjadi pada penganiyaan anak. 2. CT Scan atau MRI pada daerah yang sakit
3. Pemeriksaan oftalmologi-untuk mendeteksi hemoragi retina ( akibat
goncangan atau benturan hebat dikepala )
4. Foto berwarna dari cidera
5. Lingkar kepala, lingkar abdomen
6. Pemeriksaan cairan serebrospinal
7. Tes kehamilan
8. Skrinning penyakit menular seksual, human immunoodeficienty virus (HIV)
9. Pemeriksaan penjelas (pengumpulan dan pemeriksaan spesimen hendaknya
dilakukan dengan rekomendasi dari lembaga perlindungan anak penyidi setempat atau pemeriksa medis
KOMPLIKASI
1. Defisit perhatian / hiperaktivitas ( Attention-deficit/hiperactivity disorder,
10
ADHD)
2. Kesulitan belajar 3. Masalah kesehatan mental ( misal, depresi, stres, pasca- traumatik, gangguan
makan)
4. Perilaku agresif ( meyerang)
5. Keterlambatan perkembangan
6. Kesulitan dalam hubungan sosial
7. Perilaku seksual yang tidak tepat
8. Penyalahgunaan zat
9. Peningkatan penyakit menular seksual ( AIDS)

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Child Abuse


A. Pengkajian
Fokus pengkajian secara keseluruhan untuk menegakkan diagnosa
keperawatan berkaitandengan child abuse, (Wicaksana & Rachman, 2018)
antara lain :
1. Psikososial
a. Melalaikan diri (neglect), baju dan rambut kotor, bau
b. Gagal tumbuh dengan baik
c. Keterlambatan perkembangan tingkat kognitif, psikomotor dan psikososial
d. With drawl (memisahkan diri) dari orang-orang dewasa
2. Muskuloskletal
a. Fraktur
b. Dislokasi
c. Keseleo (sprain)
3. Genito Urinaria
a. Infeksi saluran kemih
b. Perdarahan per vagina
c. Luka pada vagina/penis
d. Nyeri waktu mikasi
e. Laserasi pada organ enetalia eksternal, vagina & anus
4. Intergumen
a. Lesi sirculasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh karena rokok)
b. Luka bakar pad kulit, memar atau abrasi
c. Adanya tanda-tanda gigitan manusia yang tidak dapat dijelaskan
d. Trauma yang tidak dijelaskan
e. Bengkak
Diagnosis Keperawatan
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d ketidaktepatan pemantuan
glukosa darah (D.0038)
2. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri b.d Penganiyaan atau
pengabaian anak (D.0146)
3. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik (D.0077)
Intervensi Keperawatan
Evaluasi
Perlakuan salah terhadap anak sering disebut dengan istilah kekerasan
(child abuse). Perlakuan salah terhadap anak (Child abuse) dapat diartikan
sebagai perlakuan menyakiti fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan
oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak
yang mana itu semua diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap
kesehatan dan kesejahteraan anak. factor penyebab terjadinya child abuse yang
dilakukan terhadap anak, antara lain sebagai berikut: Pertama Factor ekonomi. Keluarga yang mempunyai
ekonomi yang rendah sering kali menganggap bahwa
anak adalah beban bagi mereka, karena keluarga tidak dapat memenuhi
kebutuhan anak seperti pendidikan, kesehatan, kebutuhan ekonomi dan lain
sebagainya.Saat ini, sepertiga penduduk Indonesia adalah anak-anak dan di
masa depan (2025-2030), Indonesia akan memiliki bonus demografi. Pada saat
yang sama, berbagai kasus dialami oleh anak-anak Indonesia, seperti
perdagangan, penindasan, eksploitasi seksual, makanan dan makanan ringan
yang mengandung bahan berbahaya, pedagang dan pengguna narkoba, kekerasan fisik dan psikis di
lingkungan dan sekolah. Ironisnya, sekolah di mana
anak-anak mendapatkan pendidikan tidak terlepas dari tindakan kekerasan dan
pelanggaran hak-hak anak lainnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai