ANATOMI VETERINER III

(ANATOMI TOPOGRAFI)
PENDAHULUAN
Oleh:
Drh. Novalino H.G.
Kallau

DEFINISI ANATOMI
CABANG ILMU YANG MEMPELAJARI
BENTUK, POSISI DAN STRUKTUR
JARINGAN ATAU ORGAN YANG
MEMBENTUK TUBUH.
BERASAL DARI BAHASA YUNANI:
ANATOME (MENGURAIKAN /
MEMISAHKAN)
BERASAL DARI BAHASA LATIN:
ANATOMIA (PENGURAIAN /
PEMISAHAN)

DATA ANATOMI DIDAPATKAN

MELALUI BERBAGAI CARA
SEHINGGA MENIMBULKAN
BEBERAPA ISTILAH
1. GROSS ANATOMY: MENGGUNAKAN
MATA TELANJANG
2. ANATOMI MIKROSKOPIK:
MENGGUNAKAN ALAT BANTU
(MIKROSKOP CAHAYA / MIKROSKOP
ELEKTRON)

DATA ANATOMI DIDAPATI DG

MENGIKUTI TUMBUH
KEMBANG MAKHLUK
ANATOMI PERKEMBANGAN
(DEVELOPMENTAL ANATOMI):
MEMPELAJARI STRUKTUR DAN
BENTUK ORGAN MULAI KONSEPSI,
LAHIR, MUDA SAMPAI TUA
EMBRIOLOGI: MEMPELAJARI ANATOMI
SELAMA BERADA DI DALAM
KANDUNGAN (KEBUNTINGAN), MULAI
KONSEPSI (ZYGOTE) SAMPAI
TERLAHIR

DATA ANATOMI DIDAPATKAN

MELALUI PEMBEDAHAN
(PENGURAIAN)
ANATOMI SISTEMATIK
ANATOMI REGIONAL (ANATOMI
TOPOGRAFI)

DEFINISI ANATOMI TOPOGRAFI

ILMU URAI YANG MEMPELAJARI
BENTUK DAN HUBUNGAN SELURUH
ORGAN YANG DITEMUKAN PADA
SUATU REGIO ATAU DAERAH
TERTENTU PADA TUBUH
BERASAL DARI ISTILAH TOPOS
(TEMPAT) DAN GRAPHIEN (MENULIS
SECARA TELITI)

 TOPOGRAFI MENGGAMBARKAN
SECARA TELITI SUATU BAGIAN
TERTENTU DARI TUBUH ATAU
MENGGAMBARKAN TATA LETAK
(POSISI RELATIF) SUATU ORGAN /
JARINGAN DALAM TUBUH.
SEBAGAI JEMBATAN UNTUK
MEMASUKI ILMU KEDOKTERAN
LANJUT SEPERTI ILMU BEDAH, ILU
DIAGNOSA KLINIK, DLL.

 ANATOMI TOPOGRAFI DAPAT

MENGKAJI LEBIH SPESIFIK SEPERTI
1. ANATOMI BEDAH (SURGICAL ANATOMY
2. ANATOMI GUNALAKSANA/PRAKTIS
(APPLIED ANATOMY)
KEDUA ILMU DIATAS MEMILIKI FUNGSI
PRAKTIS YG SAMA YAITU ILMU URAI
YANG MEMPELAJARI BAGIAN TUBUH
TERTENTU YG LEBIH MEMENTINGKAN
UTK TUJUAN PEMBEDAHAN,
PENGOBATAN DAN DIAGNOSTIK

 UNTUK MEMUDAHKAN MEMPELAJARI

TATA LETAK BAGIAN TUBUH,
PERMUKAAN TUBUH YANG LUAS
DIBAGI MENJADI DAERAH-DAERAH YG
SEMPIT DISEBUT REGIO
REGIO (DAERAH TERTENTU) DPT
DIKENALI BERDASARKAN CIRI /
KARAKTER YANG DIMILIKINYA.
CIRI / KARAKTER YG DPT DIGUNAKAN
UTK MENGENALI SUATU REGIO
DISEBUT TITIK ORIENTASI

 TITIK ORIENTASI DPT DIJADIKAN

PENANDA / ALAT PENGENAL (MARKER)
SUATU REGIO.
DUA / LEBIH TITIK ORIENTASI DAPAT
DIJADIKAN BATAS SUATU REGIO
TIDAK SEMUA BAGIAN TUBUH DPT
DIJADIKAN TITIK ORIENTASI.

PERSYARATAN TITIK
ORIENTASI
1. MUDAH DIKENALI (INSPEKSI /
PALPASI),
2. SIFATNYA PERMANEN,
3. BERLAKU UNIVERSAL (DITEMUKAN
PADA SEMUA HEWAN YANG SEJENIS),
4. MENARIK DAN MUDAH DICAPAI
BEBERAPA BAGIAN TUBUH DAPAT
DIJADIKAN TITIK ORIENTASI SEPERTI
PENONJOLAN, LEGOKAN, PULSUS,
LUBANG, PERSENDIAN, DLL.

METODE ANATOMI PADA

HEWAN YANG MASIH HIDUP

OBSERVASI / INSPEKSI
PALPASI
PERKUSI
AUSKULTASI

(ANATOMI RADIOGRAFI: MENGENALI ANATOMI

DG BANTUAN ENERGI RADIASI A.L)

X-RAY
ULTRASONOGRAFI
OPTHALMOSKOPI
ENDOSKOPI
CT SCAN (COMPUTERIZED TOMOGRAPHY SCAN)

REGIO EXTREMITAS
CRANIALIS

Regio Scapula
Regio Humerus
Regio Radius Ulna
Regio carpal, metacarpal, digit

REGIO SCAPULA
KEPENTINGAN:
UNTUK KEPENTINGAN TINDAKAN
BEDAH OS SCAPULA.
BERUPA FRAKTUR OS SCAPULA DAPAT
BERBENTUK FRAKTURA MELINTANG
PADA OS SCAPULA, FRAKTURA PADA
LEHER OS SCAPULA, ACROMION ATAU
SPINA SCAPULA YANG TERBELAH
MEMANJANG.
PENANGANAN ABSES
TEMPAT INJEKSI SUB-CUTAN (ANJING,
KUCING)

SAYATAN
SAYATAN DILAKUKAN SEPANJANG
SPINA SCAPULA, MULAI DARI
TUBERCULUM HUMERI MAJUS SAMPAI
SEPERTIGA PROXIMAL.
SAYATAN KEDUA DAN KETIGA
DILAKUKAN MELINTANG DI MASINGMASING UJUNG SAYATAN, KIRA-KIRA
SELEBAR 3 JARI KE CRANIAL DAN 3
JARI KE CAUDAL
KUAKKAN KULIT KE CRANIAL DAN
CAUDAL

 SETELAH KULIT DIKUAKKAN, MAKA

AKAN TERLIHAT FASCIA
SUPERFICIALIS DAERAH BAHU DAN
LENGAN ATAS YAITU FASCIA
OMOBRACHIALIS LATERALIS.
FASCIA INI DITURIS SEPERTI HALNYA
KULIT DAN DIKUAKKAN KE CRANIAL
CAUDAL.
DI PROFUDAL FASCIA INI DAPAT
DITEMUKAN INSERTIO DARI M.
TRAPEZIUS PARS CERVICIS, M.
OMOTRANSVERSARIUS DAN M.
DELTOIDEUS PADA SPINA SCAPULA

 POTONG MELINTANG M. TRAPEZIUS

PARS CERVICIS, KIRA-KIRA DUA JARI
DI CRANIO-DORSAL PERTAUTANNYA
PADA SPINA SCAPULA DAN KUAKKAN
KE CRANIAL DAN CAUDAL, MAKA AKAN
TERLIHAT M. SUPRASPINATUS.
M. OMOTRANSVERSARIUS JUGA
DIPOTONG KIRA-KIRA 2 JARI DI
CRANIAL INSERTIONYA PADA SPINA
SCAPULA, KEMUDIAN KUAKKAN KE
CRANIAL DAN CAUDAL.

 SEDANGKAN M. DELTOIDEUS
DIPOTONG DI PERTENGAHAN OTOT
TERSEBUT DAN KUAKKAN KE
VENTRAL DAN DORSAL, MAKA AKAN
TERLIHAT TENDO INSERTIO M.
INFRASPINATUS.
PISAHKAN SISI CAUDAL M.
SUPRASPINATUS DENGAN SPINA
SCAPULA, DEMIKIAN JUGA DENGAN M.
INFRASPINATUS, PISAHKAN SISI
CRANIAL OTOT INI DENGAN SPINA
SCAPULA, DENGAN DEMIKIAN OS
SCAPULA AKAN MUDAH DICAPAI.

 SEWAKTU MELAKUKAN PEMISAHAN M.

SUPRASPINATUS, MAKA PERLU
DIPERHATIKAN N. SUPRASCAPULARIS
YANG KELUAR KE LATERAL MELEWATI
SEPERTIGA DISTAL MARGO CRANIAL
OS SCAPULA DAN SELANJUTNYA
MEMBERIKAN INERVASI MOTORISNYA
UNTUK M. SUPRASPINATUS DAN M.
INFRASPINATUS SERTA INERVASI
SENSORISNYA UNTUK KAPSUL
PERSENDIAN BAHU.

BATAS:

DORSAL: GARIS MEDIAN DORSAL

CRANIAL: REGIO CERVICALIS / COLI
VENTRAL: REGIO SCAPULARIS
CAUDAL: DORSUM / PUNGGUNG

TITIK ORIENTASI:
MARGO DORSAL SCAPULA
GARIS MEDIAN DORSAL
REGIO INI, KIRI KANAN BERTEMU DI
GARIS MEDIAN

JARINGAN / ORGAN:
KULIT YANG TEBAL DENGAN SURAI
(RAMBUT PANJANG)
FASCIA SUPERFICIALIS
APONEUROSA DARI OTOT YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
LIGAMENTUM NUCHAE

OTOT
M. TRAPEZIUS; M. RHOMBOIDEUS; M.
LATTISIMUS DORSI; M. SERRATUS
VENTRALIS; M. SERRATUS DORSALIS;
M. SPLENUS; M. SEMISPINALIS.

OSSA
VERTEBRAE THORACALES

NERVUS
N. ACESSORIUS; N. INTERCOSTALIS

ARTERI DAN VENA

ARTERI INTERCOSTALIS (CABANGCABANGNYA)

TERIMA KASIH