1. SUBMASSETER
2. PTERYGOMANDIBULAR 2ND SPACES
3. TEMPORAL
DIAGNOSIS ABSES
• MAXILLARY SPACES • CERVICAL FASCIAL
SPACES
1. FOSSA CANINA
2. BUKAL 1. LATERAL PHARYNGEAL
3. INFRA TEMPORAL 2. RETRO PHARYNGEAL
4. SINUS MAXILARIS 3. PRE VERTEBRAL
5. SUB PALATAL
KUMAN PENYEBAB
• TERBANYAK ADALAH KUMAN STAFILOKOKUS
DAN STREPTOKOKUS
• 60% ADALAH KUMAN CAMPUR DARI AEROB
DAN ANAEROB
• KUMAN STREPTOKOKUS Æ MENYEBABKAN
CELULITIS
• KUMAN STAFILOKOKUS Æ MENYEBABKAN
INFEKSI YG SUPURATIF (ABSES)
OSTEOMYELITIS
• ADALAH PERADANGAN YANG TERJADI DI TULANG
(RAHANG) DI BAGIAN SPONGIOSA, SUMSUM
TULANG, KORTEX, DAN PE‐RIOSTEUM
• NANAH DAPAT TERJADI PADA TIPE AKUT DAN
DIKELUARKAN KE JARINGAN LUNAKÆ TERJADI
FISTEL MULTIPEL DI KULIT
• X‐RAY: TERLIHAT ‘RAREFACTION’ DAN ‘SEQUESTRASI’
DRY SOCKET
• MERUPAKAN OSTEITIS TULANG ALVEOLAR
AKUT
• TERJADI SETELAH PENCABUTAN GIGI
(2‐4 HARI PASCA EKSTRAKSI)
• KLINIS: SOKET GIGI TANPA BEKUAN DARAH,
DINDINGNYA NEKROTIK, DAN MENIMBULKAN
NYERI YG MENGGANGGU
DRY SOCKET
• FAKTOR PENYEBAB:
1. LISISNYA BEKUAN DARAH AKIBAT : INFEKSI DI SOKET GIGI,
MEROKOK, ATAU BERKUMUR KUAT
2. TRAUMA EKSTRAKSI YG BERLEBIHAN DAPAT
MENGAKTIFKAN PLASMINOGEN MENJADI PLASMINÆ LISIS
BEKUAN DRH
3. PEMAKAIAN VASOKONSTRIKTOR BERLEBIHAN
PERICORONITIS
• NAMA LAIN: OPERCULITIS ATAU CIRCUM CORONITIS
• RADANG PADA JARINGAN LUNAK YG ME –NUTUPI SEBAGIAN CORONA
GIGI YG SEDANG ERUPSI ATAU ERUPSI SEBAGIAN
• UMUMNYA TERJADI DI MOLAR TIGA IMPAKSI
• DAPAT MENIMBULKAN ABSES, TRISMUS, DEMAM, LIMFADENOPATI, &
DISFAGIA
• TERAPI: ANTIBIOTIKA, KUMUR ANTISEPTIK, PENCABUTAN GIGI
ANTAGONIS, DAN ODONTEK TOMI GIGI IMPAKSI.
GRANULOMA SUB KUTAN
• PENGUMPULAN JARINGAN GRANULASI DI
BAWAH KULIT, AKIBAT PERAWATAN ABSES YG
TIDAK ADEKWAT SHG RONGGA BEKAS ABSES
TERISI OLEH JARINGAN GRANULASI
• TERAPI: EKSTRAKSI GIGI PENYEBAB, KURETASE
JARINGAN GRANULASI DAN/ATAU
EKSKHOLEASI
PERAWATAN
INFEKSI ODONTOGENIK (ABSES)
• ANTIBIOTIKA : EMPIRIS ATAU MELALUI TES
SENSITIVITAS DAN BIAKAN KUMAN
• ANALGETIKA + ANTIPIRETIKA
• ADA TANDA2 GANGGUAN JALAN NAFAS DAN INTAKE
TIDAK ADEKWAT Æ RAWAT INAP: AMANKAN JALAN
NAFAS (INTUBASI)
• DRAINAGE PUS DENGAN INCISI + PEMASANGAN
DRAIN
• PENCABUTAN GIGI PENYEBAB (BILA TRISMUS TELAH
HILANG)
ANTIBIOTIKA
• GOLONGAN PENISILIN (DRUG OF CHOICE): PP INJ.;
AMOKSISILIN; AMPISILIN
• ATAU GOLONGAN SEFALOSPORIN; KLINDAMISIN,
LINCOMISIN, ERITROMISIN (BILA ALERGI DENGAN
PENISILIN)
• TAMBAHAN GOL. AMINOGLIKOSID MIS.
GARAMYCINE (UNT KUMAN GRAM NEGATIF) DAN
METRONIDAZOLE (UNT KUMAN ANAEROB)
KISTA dan TUMOR
ODONTOGENIK
DEFINISI
• KISTA ADALAH RONGGA PATOLOGIS YANG
DIBATASI OLEH EPITEL DAN BERISI CAIRAN ATAU
MATERI SEMISOLID
• KISTA ODONTOGENIK ADALAH KISTA YANG
MEMILIKI DINDING EPITEL YANG BERASAL DARI
JARINGAN EPITEL IUM PEMBENTUK GIGI
• SN BHASKAR
TUMOR RONGGA MULUT
• Ada banyak kemungkinan patologis dari suatu
pembengkakan/benjolan di rongga mulut
• Penyebabnya harus diidentifikasi
• Langkah‐langkah diagnosis:
1. Anamnesis: durasi; variasi ukuran; nyeri?;
perjalanan penyakit & penyebarannya; gejala
neurologis?
TUMOR RONGGA MULUT
2. Pemeriksaan klinis:
a/ Look: lokasi; ukuran; bentuk; permukaan (ada
ulcerasi?); warna
b/ Feel: konsistensi (kistik; lunak; padat; keras);
mobilitas (melekat; atau dapat digerakkan); tes
sensorik
c/ Transiluminasi
d/ Auskultasi: untuk tumor vaskuler (dpt terdengar
murmur)
TUMOR RONGGA MULUT
e/ KGB: dipalpasi s/d ke leher
f/ Pemeriksaan penunjang:
1) Tes sensitivitas gigi
2) Radiografi: x‐ray; CT scan; MRI
3. DIAGNOSIS:
infektif; traumatik; peradangan; neoplastik;
endokrin; kel. developmental
Definisi Neoplasma
• Neoplasma adalah jaringan abnormal yang
tumbuh berlebihan (terus‐menerus) dan tidak
ada koordinasi dengan jaringan sekitarnya
meskipun rangsangan yang menyebabkan nya
sudah tidak ada lagi.
Perbedaan dengan proliferasi
Proliferasi bersifat fisiologis:
• Terkendali, seimbang
• Untuk menggantikan jaringan /
perkembangan, mis. pada :
‐ pemulihan radang
‐ hiperplasia
‐ perkembangan janin
Neoplastik bersifat :
• Progresif
• Tidak bertujuan
• Tidak memperdulikan jaringan sekitarnya
• Tidak berhubungan dg kebutuhan tubuh
• parasitik
Neoplasma :
• Terjadi penyimpangan bentuk, susunan, dan
fungsi sel
• Diff. baik: masih menyerupai sel dewasa
normal jaringan asal
• Diff. buruk: tidak menyerupai sel dewasa
normal jaringan asal
• Anaplasia: tidak terjadi diferensiasi
Tumor odontogenik :
• Adalah tumor yang tumbuh atau berasal dari sel‐sel
dental lamina atau dari turunannya
• Sifat :
‐ semuanya jinak
‐ tumbuh di dalam tulang rahang,
walau ada pengecualian
‐ semuanya tumbuh lambat
Klasifikasi:
• Tumor epitel:
1. Ameloblastoma
• Tumor mesenkim:
1. Cementoma
2. Cementifying fibroma
3. Odontogenic myxoma
4. Odontogenic fibroma
Klasifikasi:
• Mixed tumor (epitel&mesenkim)
1. Ameloblastic fibroma
2. Ameloblastic odontoma
3. Odontoma (compound, complex, cystic)
Insidens terbanyak:
• Ameloblastoma (18%)
• Cementoma (10%)
• Odontogenic fibroma (22%)
• Compound odontoma (10%)
Ameloblastoma:
• Paling agresif dari tumor odontogenik
• Usia penderita: 20‐50 th
• 80% terjadi di mandibula
• Tumbuh lambat
• Tidak menimbulkan nyeri
• X‐ray: unicystic atau multicystic
• Soap bubble appearance
• Terapi : reseksi
Contoh kasus pasien ameloblastoma
mandibula
Gambaran radiologis ameloblastoma
Gambaran Radiologis Ameloblastoma
Contoh kasus pasien ameloblastoma
mandibula
radiologis
Contoh kasus ameloblastoma
maxilla
radiologis
Neoplastik/tumor
• Tumor jinak • Tumor ganas
1. tumbuh lambat 1. tumbuh cepat
2. diferensiasi baik 2. diferensiasi buruk
3. jarang mitosis 3. mitosis
4. tidak metastasis 4. metastasis
5. contoh: 5. contoh: karsinoma sel
lipoma;neuroma;pa‐ skuamosa;
piloma liposarcoma;osteo‐
sarkoma
Locally invasive tumour
• adalah tumor jinak dengan sifat tambahan
yaitu invasif ke jaringan sekitarnya.
• contoh:
1. ameloblastoma
2. basal cell carcinoma (BCC) atau ulcus rodent
Tumor Jinak
Rongga Mulut
Papilloma
• Merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel
• Dapat dijumpai pada segala usia dan jenis kelamin
• Bisa bertangkai maupun sessile
• Permukaan tumor seperti duri2 yang menonjol dg
warna putih atau keabu2an dg ukuran bbrp mm
sampai 1‐2 cm
• Paling umum dijumpai di palatum dan lidah, dapat
juga di mukosa pipi, gusi, dan bibir
Papilloma
• DD/
1. Verruca vulgaris
2. Condyloma acuminatum
3. Verruciform xanthoma
4. Sialadenoma papilliferum
5. Verrucous carcinoma
6. Focal dermal hypoplasia syndrome
papilloma
• Laboratory test : diagnosis pasti dg
pemeriksaan histopatologis
• Terapi: exsisi
Fibroma
Fibroma
• Adalah tumor jinak yang berasal dari jaringan
penyambung (connective tissue)
• Umumnya fibroma ini merupakan ‘fibrous
hyperplasia’ yg timbul akibat adanya iritasi kronis
• Predileksi: usia 30‐50 tahun; pria=wanita
• Klinis: bentuknya bulat padat; sessile/pedunculated;
permukaan licin dg epitel normal; asimptomatik; lesi
tunggal; diameter 1cm sampai bbrp cm; lokasi bisa di
gusi, mukosa pipi, bibir, lidah, & palatum
Fibroma
• DD/: giant cell fibroma; lipoma; myxoma;
peripheral ossifying fibroma; neurofibroma;
schwannoma; fibrous histiocytoma; fibrous
hyperplasia; pleomorphic adenoma
• Test: PA
• Th/: excisi
Giant Cell Fibroma
Giant Cell Fibroma
• Adalah tumor jinak mukosa mulut mirip
fibroma yang kaya akan sel2 stellate dan
multinucleated
• Klinis: benjolan bulat bertangkai; warna
normal; permukaan sedikit bernodul; ukuran
bbrp mm sampai 1 cm
• Predileksi: usia 30 an; lokasi utama: gusi; lebih
jarang di lidah; palatum; mukosa pipi, dan
bibir
Giant cell fibroma
• DD/: fibroma; neurofibroma; papilloma;
peripheral ossifying fibroma; pyogenic
granuloma
• Test: PA
• Th/: excisi
Soft Tissue Osteoma
Soft tissue osteoma
• Osteoma adalah proliferasi dari tulang
cancellous dan kompakta
• Predileksi: usia 30‐50 th ; pria>wanita
• Gardner’s syndrome: multiple osteoma pada
tulang rahang
• Lokasi: palatum; mukosa pipi; lidah; tl alv.
• Klinis: benjolan bulat keras; asimptomatik;
permukaan epitel licin dan tipis; ukuran 0,5 –
2cm
Soft Tissue Osteoma
• DD/: torus palatinus; exostosis; fibroma
• Test: PA
• Th: excisi
Peripheral Ossifying Fibroma
• Nama lain: peripheral odontogenic fibroma
• Muncul hanya di gusi
• Diduga berasal dari jaringan periodontium
• Predileksi: anak2; dewasa muda; wanita>pria
(1,7:1);
• Klinis: benjolan padat; bisa sessile atau
pedunculated; lapisan epitel normal; ukuran
1‐2cm; >50% muncul di regio incisor‐cuspid
RA / RB
• DD/: fibroma; giant cell fibroma; peripheral
giant cell granuloma; pyogenic granuloma;
pregnancy granuloma; peripheral odontogenic
tumor
• Test: PA
• Th/: excisi
Lipoma
Lipoma
• Berasal dari jaringan lemak
• Predileksi: usia 40‐60 th; lokasi di mukosa pipi;
lidah, mucobuccal fold, dasar mulut, bibir,
gusi
• Klinis: benjolan bulat; pedunculated atau
sessile; ukuran bbrp mm – cm; warna
kekuningan atau merah muda; epitel tipis;
bayangan pemb. Drh; palpasi lunak –
fluktuasi; mirip kista
Lipoma
• DD/: myxoma; fibroma; mucocele; small
dermoid cyst
• Test: PA
• Th/: excisi
Hemangioma
Hemangioma
• Adalah tumor yang berasal dari proliferasi pembuluh
darah
• Ini bukan tumor sejati tapi merupakan anomali
perkembangan
• Umumnya muncul saat lahir atau bbrp saat
kemudian
• Ada dua tipe: capillary dan cavernous
• Klinis: ditekan menjadi pucat; lokasi di bibir, lidah,
dan mukosa pipi; ukuran bbrp mm – cm; jarang
dijumpai di dalam tulang rahang
Hemangioma
Hemangioma
• DD/: pyogenic granuloma;
hemangioendothelioma;
hemangiopericytoma; kaposi’s sarcoma
• Test: PA; hati2 bila biopsi resiko perdarahan
• Th/: excisi; cryotherapy; laser; injeksi
sclerosing agent atau air panas; bbrp
hemangioma congenital hilang sendiri
Pleomorphic Adenoma
TRAUMA /KECELAKAAN
TAKE THE TIME TO HEAR….
IT’S THE POWER OF INTELLIGENCE
Etiologi Fraktur
• Trauma: terpukul; terjatuh; terkena alat
• Kecelakaan lalu lintas
• Sport/olah raga
KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN
ANATOMI
• Fraktur Dento alveolar
• Fraktur mandibular
• Fraktur temporo mandibular joint
• Fraktur zygomatic complex dan arcus
zygomatic
• Fraktur maxilla (fraktur mid facial)
• Fraktur Nasalis
KLASIFIKASI FRAKTUR
BERDASARKAN TIPE LUKA
1. SIMPLE/CLOSED: pada fraktur ini tidak terjadi luka
terbuka baik pada kulit, mukosa maupun membran
periodontal
2. COMPOUND/OPEN: terjadi fraktur yang disertai
luka terbuka sehingga terjadi hubungan antara
patahan tulang dg lingkungan luar
3. COMMINUTED: akibat fraktur tulang menjadi
remuk menjadi potongan2 kecil
4. GREENSTICK: pada fraktur ini hanya sebagian
kortek yang terputus, sebagian lain hanya
melengkung
5. PATHOLOGIC: terjadi fraktur walaupun hanya karena
trauma yg ringan akibat adanya kondisi patologis
pada tulang tsb
6. MULTIPLE: pada tulang terdapat lebih dari satu garis
fraktur yang tidak saling berhubungan
7. IMPACTED: salah satu ujung tulang fraktur masuk
atau terdorong kedalam fragmen fraktur yang lain
8. ATROPHIC: fraktur spontan pada tulang yang sudah
atrofi, umumnya pada rahang yang sudah
edentulous
9. INDIRECT: fraktur terjadi pada tulang yang
jauh dari tempat terjadinya jejas
10. COMPLICATED/COMPLEX: fraktur yang
melibatkan kerusakan pada jaringan lunak
disekitarnya atau organ lainnya; bisa simple
maupun compound
FRAKTUR DENTO ALVEOLAR
Tahap‐tahap penyembuhan tulang setelah
terjadinya fraktur
• Inflamatory reaction – hematome stage
(0‐5 hari pasca fraktur)
• Callus formation stage
(4‐40 hari pasca fraktur)
• Remodeling phase/bone formation
(25‐50 hari pasca fraktur)
Inflammatory reaction‐Hematome stage
(0‐5 hari pasca fraktur)
• Pada hematom (bekuan darah) terjadi pengumpulan
sel2 makrofag yaitu: PMN, limfosit, dan monosit.
• Sel‐sel makrofag ini mengeluarkan MDGF
(macrophage derived growth factor) yang mitogenik
terhadap osteoblast dan chondrosit
• Sedangkan sel2 trombosit mengeluarkan PDGF
(platelet derived growth factor) yang mitogenik
terhadap fibroblast
Callus formation stage
(4‐40 hari pasca fraktur)
• Pada fase ini sel2 mesenkim mulai berdiferensiasi untuk
membentuk callus fibrocartilago
• Sel2 osteoprogenitor juga berdiferensiasi menjadi osteoblast
• Pada fase ini mulai terjadi resorpsi hematom dan jaringan
tulang mati
• Makrofag, fibroblast, dan osteoblast mengeluarkan enzim
collagenase yang akan mendegradasi fibrin dan collagen dari
hematom
• Makrofag dan osteoclast mulai membersihkan dan
meresorpsi tulang2 mati pada lokasi fraktur
Remodeling phase/Bone formation
(25‐50 hari pasca fraktur)
• Pada fase ini banyak terjadi interaksi sel matrix yg berbeda
dari fase sebelumnya yang lebih banyak melibatkan
mekanisme seluler dalam membersihkan jaringan tulang mati
dari lokasi fraktur
• Yang banyak berperan pada fase ini adalah BMP yang
memiliki sifat osteoconductive
• BMP memicu kemotaksis sel2 progenitor, dan proliferasi sel2
mesenkim berikut diferensiasinya menjadi chondrocytes,
yang kemudian dilanjutkan dengan kalsifikasi matrix kartilago,
invasi vaskular, dan direfensiasi tulang
• Penyembuhan tulang pada fase ini melibatkan dua
mekanisme yaitu: osteoconduction dan creeping substitution
• Pada creeping substitution terjadi
penyusupan vaskular baru ke area resorpsi
• Sedangkan osteoconduction adalah
mekanisme transformasi seluler yang
menimbulkan proliferasi dan diferensiasi sel2
mesenkim menjadi chondroblast
Non union pada fraktur
• Adalah akibat dari terganggunya atau tertundanya
proses penyembuhan tulang
• Terjadi kegagalan transformasi hematome menjadi
matrix osteogenik sehingga yang terbentuk adalah
jaringan fibrosa‐non osteogenik
• Kondisi ini tidak akan berubah lagi (final) yang
artinya terjadi kegagalan osteogenesis yang ditandai
dg adanya mobilitas pada daerah fraktur setelah
waktu 10 minggu
DIAGNOSIS
1. History/Riwayat/Symptom:
penyebab trauma (KLL, kecelakaan
pekerjaan), riwayat penyakit pasien,
biomekanik trauma (bisa mendeteksi luka di
bagian tubuh lainnya)
2. Pemeriksaan Klinis
1. Oklusi
2. Anesthesia, Paresthesia, atau Dysesthesia
pada bibir bawah
3. Abnormal mandibular movement
4. Asimeteri wajah dan lengkung rahang
5. Laserasi, hematom, dan ekimosis
6. Gigi goyang dan krepitasi
7. Dolor, tumor, rubor, color (cardinal signs)
3. RADIOLOGIS
• Panoramic
• Lateral oblique
• Postero‐anterior
• Oklusal
• Periapikal
• Reverse Towne’s view
• TMJ
• CT scan
TERAPI FRAKTUR
OPEN REDUCTION
CLOSE REDUCTION
OPEN REDUCTION
Fraktur Simfisis dan Angulus
TAKE TIME TO PLAY …..
IT’S THE FRESHNESS OF CHILDHOOD
TAKE TIME TO DREAM
IT’S THE BREATH OF HAPPINESS
CLOSE REDUCTION
Fraktur Condylus Bilateral
OPEN REDUCTION
Fraktur Corpus Mandibula
ORIF
open reduction and internal fixation
• Pertama kali diperkenalkan oleh Schede
(1888), dg menggunakan steel plates dan
screw