Nematoda Usus

IKM/16
 Soil-transmitted helminths
 Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
 Trichuris trichiura (cacing cambuk)
 Hookworm (Necator americanus &
Ancylostoma duodenale)
 Strongyloides stercoralis
ASCARIS LUMBRICOIDES
 MORFOLOGI
Dewasa : Silindris,Jantan : 15-31 cm,ujung
posterior melengkung
Betina : 20-35 cm, ujung lurus
Telur: 200.000/ekor /hr
Infeksi /menelan telur sp ditemukan telur
dlm feces :8-12mg

Telur : 4 macam
1. Fertil
2. Infertil
3. Decorticated
4. Embryonated (infektif)
 DAUR HIDUP
DEWASA  Telur  KELUAR BERSAMA TINJA
Dalam usus

Tertelan TELUR FERTIL MASAK

DI TANAH LEMBAB,HANGAT
(2 – 3 MINGGU) .

Paru-paru

Sirkulasi

Larva menetas telur infektif

Dalam usus tertelan
DAUR HIDUP
CACING DEWASA DLM LUMEN USUS HALUS
MANUSIA
 MAKAN MAKANAN YG BLM TERCERNA BBRP
LAPORAN DPT MENGGIGIT MEMBRAN MUKOSA
USUS DAN MAKAN DARAH &CAIRAN JARINGAN
 SELAMA HIDUP CC BETINA BERTELUR SP 27 JT
 TANPA CC JANTANTELUR INFERTIL
 PEMASAKAN TELUR DI TANAH (TEMP<30 C,
LEMBAB & BANYAK OKSIGEN) SP BERISI L1 (14
HR), BBRP MGL2
 ASKARIASIS
 Infeksi karena menelan makanan
yang terkontaminasi telur (stadium
infektif/ yg mengandung larva)
Ascaris lumbricoides
 Larva menetas dalam usus, ikut
aliran darah sp ke paru2, migrasi ke
atas dr tract.respiratorius. Tertelan
dan dewasa dlm usus halus
 Banyak di daerah tropis, prevalensi
anak2>dewasa
 DIHUBUNGKAN DNG :
1. RESPON IMUN HOSPES
2. EFEK MIGRASI LARVA
3. EFEK MEKANIK CACING
DEWASA
4. DEFISIENSI ZAT GIZI KRN
CACING DEWASA
1. PULMONARY ASCARIASIS:
 Batuk bbrp hari, musiman
 Ascaris pneumonitis/
 LOFFLER Syndrome
 Dispnea, demam, substernal
 discomport (burning)
 Eosinofilia tinggi
 Larva dapat ditemukan dlm sputum
/ muntahan
2. INTESTINAL ASCARIASIS:
 MOON FACE, RAMBUT KERING,
 ABDOMINAL PAIN
ANAK - ANAK : BB Turun,
 ANOREXIA, PERUT BUNCIT
 ASMA & URTICARIA MSH ADA
PD ANAK2 <5TH GANGGUAN GIZI BERAT
KRN JUMKAH CC YG BANYAK

AKIBAT LANSUNG DPT DIUKUR DR

1. NITROGEN & LEMAK DLM FECES
MENINGKAT
2. KEGAGALAN ABSORPSI KARBOHIDRAT
CC BISA SPONTAN KELUAR TANPA
OBAT
3. KOMPLIKASI

 MIGRASI CACING DEWASA

(EFEK OBAT , DEMAM)
OBSTRUKSI USUS  ILEUS
Tergantung pd:
* JUMLAH CACING
* LOKASI OBSTRUKSI
* SIFAT OBSTRUKSI:
KOMPLET/PARTIAL
 KOMPLIKASI LANJUT: INTUSUSEPSI,
PERFORASI
KOMPLIKASI
 DIAGNOSIS

* 1. FASE MIGRASI LARVA :

MENEMUKAN LARVA DLM SPUTUM
ATAU BILUS LAMBUNG
* 2. FASE INTESTINAL : MENEMUKAN
TELUR DLM TINJA

EPIDEMIOLOGI & PENCEGAHAN

 KONTAMINASI TANAH OLEH TELUR CACING
 PERBAIKAN SANITASI
 KEBERSIHAN LINGKUNGAN/PERORANGAN
 TDK MENGGUNAKAN PUPUK TINJA
 TREATMENT
Habitat cacing di lumen usus halus,
mudah diobati dengan :
1. PIPERAZINE SITRAT: 75mg/kg BB
2. PIRANTEL PAMOATE:10mg/kg BB
3. MEBENDAZOLE: 100mg,2x1hr,3hr
4. ALBENDAZOLE:400mg single
dose
 TRIKHURIASIS
 Adalah : INFEKSI KARENA MENELAN
TELUR INFEKTIF TRICHURIS
TRICHIURA
 SERING MENGINFEKSI BERSAMA
ASCARIS LUMBRICOIDES &
HOOKWORM (SOIL-TRANSMITTED
HELMINTHS)
 TAK ADA MIGRASI DLM JARINGAN
 MORFOLOGI :
 CACING DEWASA SEPERTI CAMBUK
 UJUNG ANTERIOR RUNCING
 UJ. POST. CC.JANTAN : MELENGKUNG: 30-
45MM
 UJ. POST. CC.BETINA : TUMPUL: 35-50 MM
 HABITAT: MENEMPEL PD MUKOSA COECUM
 CC BETINA BERTELUR BS SP>5TH
 TELUR : SEPERTI TONG DNG 2 TUTUP PD
UJUNG, MASAK DI TANAH DAN INFEKTIF
(MENGANDUNG LARVA)
 CC BETINA BERTELUR + 6000-7000/EKOR/HR
 DAUR HIDUP

TELUR
DEWASA BERSAMA
TINJA

TELUR
MENGANDUNG TELUR MASAK DI
LARVA TANAH (14 HR)
TERTELAN
• LARVA MENETAS DI CAECUM, MENEMBUS
KRIPTA USUS, MIGRASI KE MUKOSA
 CACING DEWASA MELEKATKAN DIRI DNG
BAG.ANTERIORNYA, DI USUS BESAR (CAECUM,
COLON, RECTUM)

 MAKAN CAIRAN JARINGAN, BUKAN DARAH

 PERDARAHAN KRN MUKOSA USUS RAPUH

 PATHOGENESIS

 CACING DEWASA : KERUSAKAN MEKANIK

MUKOSA KOLON
 REAKSI INFLAMASI DR HOSPES
 ANEMIA KRN KERUSAKAN KAPILER & EROSI
 KEHILANGAN DARAH

BERHUBUNGAN DENGAN :
1. JUMLAH CACING
2. LAMANYA INFEKSI
3. UMUR DAN STATUS KESEHATAN UMUM
PASIEN
 GEJALA KLINIS

• HANYA PD INFEKSI BERAT : ANAK

• DISENTRI : DIARHE DNG LENDIR & DARAH
ATAU KOLITIS KRONIK
• MUKOSA USUS EDEMA DAN RAPUH
• KEJANG PERUT
• TENESMUS REKTUM- PROLAPSUS REKTI
• ANEMIA HIPOKROMIK  MALNUTRISI
• INFEKSI KRONIK BERHUB. DG GANGGUAN
PERTUMBUHAN (MEMBAIK BILA CACING
NEG)
 DIAGNOSIS

MENEMUKAN TELUR DALAM TINJA: LANGSUNG

& TDK LANGSUNG (KONSENTRASI: KATO-KATZ):
UNTUK MENGETAHUI INTESNSITAS INFEKSI
BILA TDK MENEMUKAN TELUR
EOSINOFILIA ++
 TREATMENT
 MEBENDAZOLE
 ALBENDAZOLE
 PIRANTEL PAMOATE & PIPERAZIN KURANG
EFEKTIF
EPIDEMIOLOGI:
 DAERAH TROPIS: INFEKSI TINGGI
 INFEKSI SERING BERSAMA-SAMA DNG
ASCARIS
PENCEGAHAN:
 PENGOBATAN MASAL
 PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN
 KEBERSIHAN PERORANGAN
 TOXOCARIASIS
 INVASI LARVA TOXOCARA CANIS/ T.CATI
DALAM JARINGAN TUBUH MANUSIA
 VISCERAL LARVA MIGRANS (HATI)
 OCULAR LARVA MIGRANS (MATA)
 CC.DEWASA DIKENAL SBG ASKARIS PD
ANJING/KUCING
 INFEKSI BANYAK PD ANAK2, TDK
MENIMBULKAN MASALAH BISA SP
BERBULAN2
 MORPHOLOGI
 BETINA : PANJANG 6,5-10 cm
 JANTAN : PANJANG, 4-6 cm
 CIRI KHAS SPT CC ASKARIS, DGN 3
BIBIR DAN DILENGKAPI DNG
CERVICAL ALAE/SAYAP
 TELUR MENYERUPAI TELUR Ascaris
 DAUR HIDUP
TELUR
MENETAS MENEMBUS
INFEKTIF
DLM USUS DDNG USUS
TERTELAN

VLM : ORGAN VISCERAL

V.MESENTERIKA
HATI,PARU-PARU
/ LIMFATIK
JANTUNG, GINJAL,OTAK

OLM : MATA
CACING DEWASA & TELUR
TOXOCARA CANIS
 PATHOLOGI

 TERBENTUK GRANULOMA TGTNG JUMLAH TELUR

INFEKTIF YG TERTELAN & LARVA YG MENETAS DAN
SP KE JARINGAN (BERAKHIR 1-2 TH)

 LARVA DLM HATI/PARU-PARU : JAR. FIBROSA (VLM)

 SAMPAI KE MATA OLM

 EOSINOFILIA PERIFER TINGGI : 90%

 GEJALA KLINIS
PD ANAK-ANAK : VLM (VISCERAL LARVA
MIGRANS)
 DEMAM , ABDOMINAL PAIN, MYALGIA,
LYMPADENOPATHY, HEPATOSPLENOMEGALI
HIPERGLOBULINEMIA

 INFILTRAT PARU-PARU, BATUK-BATUK

 LESI SEREBRAL :ENSEFALITIS

 OLM (OCULAR LARVA MIGRANS)

•TERJADI PD INFEKSI RINGAN

• LARVA INVASI KE MATA GRANULOMA PD

RETINA, GANGGUAN PENGLIHATAN, BUTA.

• STRABISMUS KRN MAKULA RUSAK

• ENDOPTHALMITIS
OLM VLM
 DIAGNOSIS
 BIOPSI LIVER : MENEMUKAN LARVA
 TES SEROLOGIK:
OLM :TITER Ab PD HUMOR AQUEOUS
> SERUM (AB LOKAL)
 SEROLOGIK: OLM TDK SAMA RETINO-
BLASTOMA (PENAMPAKAN SPT RETINO
BLASTOMA: CHORIODORETINITIS DG MASS-
LESI)
 ELISA: Ag SEKRESI LARVA III
VLM: TITER 1 : 32; OLM 1:8
 TREATMENT
 THIABENDAZOLE : 25 MG/KG BB, 2X
SEHARI (7-28 HR)

 DIETHYL CARBAMAZINE : 200 MG, 3X

SEHARI (3 MG)

 TOPIKAL/SISTEMIK STEROID UTK AKUT OLM

Non soil transmitted helminth
ENTEROBIUS VERMICULARIS
 EPIDEMIOLOGI &PENCEGAHAN

 SUMBER INFEKSI: CC PD ANJING /KUCING

 ANAK ANJING/KUCING : INFEKSI DINI
 HUB DGN ANAK-ANAK

 PENCEGAHAN :
 PENGOBATAN HEWAN PIARAAN SCR PERIODIK
 KEBERSIHAN ANAK
 TEMPAT DEFIKASI HEWAN
 KONTAMINASI TANAH
 ENTEROBIASIS

• INFEKSI KARENA MENELAN TELUR ENTERO-

BIUS (0XYURIS) VERMICULARIS
• MORFOLOGI:
• CC.JANTAN: UJ.POST MELENGKUNG : 2-5 MM
• CC. BETINA :UJ.POST RUNCING :8-13MM
• MEMPUNYAI CEPHALIC ALAE
• BULBUS OESOFAGUS BESAR
• TELUR : DDNG 2 LAPIS, SATU SISI DATAR, YG
LAIN MELENGKUNG, BERISI LARVA
• DIKELUARKAN DI DAERAH PERI ANAL
• HABITAT : COECUM
DAUR HIDUP
Morfologi
 PATHOGENESIS
• MENYEBABKAN KERUSAKAN KECIL PD MUKOSA
COLON
• TDK MENIMBULKAN REAKSI SISTEMIK HOSPES
• PRURITUS KRN ALERGI THDP PROTEIN CACING
• DPT MENYEBABKAN APENDISITIS

ENTEROBIASIS EKSTRA INTESTINAL

MIGRASI ABNORMAL PD SAL. REPRODUKSI WANITA-
VULVOVAGINITIS PD ANAK-ANAK
DPT MASUK TRACT.URINARIUS LAKI2/WANITA
WANITA: INFEKSI SAL.KENCING---ENTEROBIUS +
 GEJALA KLINIS

• ASIMPTOMATIK
• PRURITUS ANI
• VULVOVAGINITIS -----DISCHARGE

DIAGNOSIS
• DNG ANAL SWAB
• TAK ADA SEROLOGI TEST
 TREATMENT
• PIRANTEL PAMOATE
• MEBENDAZOLE
• PIPERAZIN SITRAT

POLA TRANSMISI ENTEROBIASIS

1.TRANSFER LANGSUNG TELUR– TANGAN—
MULUT
2. RETROFEKSI
3. INHALASI
 EPIDEMIOLOGI & PENCEGAHAN
• PREVALENSI TINGGI PD ANAK SEKOLAH
• REINFEKSI TINGGI, TELUR TAHAN BBRP
HR DLM KELEMBABAN TINGGI,
TEMP.RENDAH
• TDK ADA PERBEDAAN PD JENIS KELAMIN,
RAS DAN SOSIO-EKONOMI
• KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN
PERORANGAN PERLU DITINGKATKAN