Figure 20.4 shows the infiltrate around sweat ducts. It consists mainly of eosinophils.
Pada Carnivora
Penyebab dan Hospes
1. Thelazia callipeda ajg, kcg, kcl & manusia
2. Thelazia californiensis anjing & kucing
Habitat :
membrana nictitans, d. lacrimalis, d. asolacrimalis &
permukaan conjunctiva.
Cara Penularan :
mll vektor Musca larvipara, M. covexifrons, & M. amica.
Patogenesis :
Bila terjadi lesi keratitis
Lesi dapat terjadi pada satu/kedua sisi mata
Infeksi berat kekeruhan cornea, lacrimasi, dan
mata bengkak
Bila tidak segera diobati ulcerasi bola mata
Gejala Klinis :
Keratitis & Conjuctivitis Kongesti conjunctiva &
cornea
Kekeruhan cornea, lacrimasi & mata bengkak
Bila parah ulcerasi cornea (progresif keratitis)
Diagnosis:
Menemukan cacing dewasa dalam mata
Periksa sekreta mata mencari larva stadium I dan
telur cacing
Terapi:
Secara manual dengan bantuan anastesi
lokal
Methyridine dosis 20 ml s.c.
Tetramisole dosis 15 mg/kg BB p.o. / p.i.
Levamisole dosis 5 mg/kg BB p.o. / p.i.
Levamisole dosis 2 ml/kg BB di bawah
saccus conjunctiva
Salep mata morantel tartrat 4% atau
levamisole 1%
Pada Unggas
Penyebab & Hospes :
1. Oxyspirura mansoni ayam, kalkun &
unggas
2. Oxyspirura parvorum ayam, kalkun &
unggas
Habitat : membrana nictitans
Diagnosis:
Menemukan cacing dewasa pada mata
Terapi:
Cc dws diambil secara manual
Tetramisole solution 10% 1-3 tetes
membunuh cc dewasa
Tetramisole dosis 40 mg/kg BB p.o.
Pengendalian:
- Perhatikan kesehatan secara umum
- Kontrol terhadap vektor kecoak
STEPHANOFILARIASIS
Penyebab Stephanofilaria dedoesi
Cara Penularan :
mel. vektor Musca autumnalis, Siphona exigua,
& Stomoxys calcitrans, Hematobia irritans,
Lyperosia titilans, & Sarcophaga spp.
Patogenesis :
- Cacing dws dpt menyebabkan dermatitis berkerak
Kaskado
- Papula menjadi luka lbh besar dan tertutup krusta
luka melebar diameter mencapai 25 cm.
- Ulcerasi, hiperkeratosis & kebotakan folikel rambut
rusak
- Rasa gatal menggosokkan luka pd dinding, kayu
luka bertambah parah.
- Predileksi ccg pd epitel kulit keradangan merusak
sel epitel, folikel rambut dan kelenjar kulit.
- Luka pada kulit dapat mengandung mikrofilaria dan ccg
dws dapat terjadi infeksi sekunder.
Gejala Klinis:
Luka pd kulit yg tertutup oleh keropeng dan kelihatan
tebal
Tahap awal lepuh-lepuh kecil menyatu menjadi
luka besar bila blanjut menjadi luka dg. 25 cm.
Luka yg ditimbulkan oleh S. dedoesi terdapat pd.
leher, gelambir, pundak, sekitar mata, bahu & telinga.
Gambaran Histopatologis :
- Tgt. umur, proses & keberadaan infeksi sekunder
- Tdp akantosis dan hiperkeratosis yg bervariasi dan
infiltrasi sel radang mononuklear & eosinofil yg
menyebar pd kulit (dermis)
- Sebagian folikel rambut telah berubah mjd jaringan
granuler cc dws dapat ditemukan pd dermis
biasanya di dalam kista di dasar folikel rambut
- Di sekell. bagian yg mengandung parasit infiltrasi
eosinofil, makrofag, fibroblast, jaringan ikat dan larva
Diagnosis:
Scraping lesi yg agak dalam setelah kerak dibuka
terdapat mikrofilaria (0,1 mm)
Isolasi cacing dws dengan menggunakan NaCl fis pd
hewan yg dipotong masukkan dlm NaCl fis
inkubasi 37C 30-60 periksa dg. Disecting
microscope
Pengendalian :
Kontrol terhadap vektor (pengendalian
meminimalkan populasi)
Terapi:
Salep Asuntol 2%
Trichlorphon 10% dalam petroleum jelly
atau minyak castor
Sumithion 4%
Salep Coumaphos 2%