Anda di halaman 1dari 35

NEMATODOSIS

NEMATODOSIS PADA ABOMASUM


RUMINANSIA DI INDONESIA

PENYEBAB :
Haemonchus sp.
Mecistocirrus digitatus >>> di
Indonesia
Trichostrongylus sp.
Ostertagia sp. di belahan
subtropis
HAEMONCHOSIS

PENYEBAB : Haemonchus sp.


HEWAN YANG PEKA :
H. contortus & H. similis : kambing,
domba, sapi dan ruminansia lain
terutama umur muda
H. placei : terutama sapi &
ruminansia lain terutama umur muda
HABITAT PARASIT PENYEBAB :
Abomasum, kadang-kadang usus
halus
CARA PENULARAN :
Termakannya larva infektif (std. III)
bersama rumput (per oral)

PATOGENITAS :
Tergantung beberapa faktor :
Umur penderita
Ukuran dan berat badan
Lama infeksi
Status nutrisi
Status hematologi
PATOGENESIS & GEJALA KLINIS

- Larva std. IV bersifat parasitik Menghisap


darah

- Cacing dewasa merusak mukosa saat menghisap


darah (0,049 ml/ekor/hr) anemia Hb
turun hipoproteinemia permeabilitas ddg.
pembuluh darah meningkat perembesan cairan
darah oedema Bottle jaw
- Cacing dewasa mengeluarkan antikoagulan pd.
luka di mukosa mengiritasi mukosa

- Penurunan kemampuan : digesti, absorbsi


protein kalium dan fosfor

- SELF CURE REACTION Reaksi pertahanan


tubuh terjadi pd hari ke 10 14 pasca infeksi
GEJALA AKUT :
Infeksi berat pd anak domba/kambing anemia
Mati
GEJALA KRONIS :
Anemia
Oedema : Bottle jaw / wateri poke
ventral abdomen
Diare / kadang konstipasi
Nafsu makan bervariasi
Kelemahan & kekurusan
PERUBAHAN PASCA MATI :

- Selaput mukosa, kulit & organ viscera


pucat
- Darah encer/hidremis
- Hidrothoraks, hidropericard dan ascites
- Hati coklat muda, rapuh & perlemakan
- Isi abomasum coklat kemerahan, cacing >>
- Mukosa bengkak, noda-noda & ulsera &

bbrp Cacing melekat pd ulsera


DIAGNOSIS :
- Gejala klinis kronis bottle jaw
- Pemeriksaan tinja
PENGENDALIAN :

~ Ternak dikandangkan
~ Rotasi padang penggembalaan
~ Pemberian wormolas
(phenothiazine 2,5 % dlm.molases)
Pengobatan periodik dengan :

* Phenothiazine dosis tunggal :


5- 40 gram/ekor kb/db, secara p.o
40 80 gram/ekor sapi, secara p.o
* Levamisol HCl : 7,5 mg/kg BB/p.o
2 ml/50 kg BB/i.m
* Parbendazole : 30 mg/kg BB Sapi
20 30 mg/kg BB db/kb ( ! : tidak
untuk hewan bunting
* Doramectin/Avermectin :
1 ml/50 kg BB/im/sc
MECISTOCIRRUSIS
PENYEBAB : Mecistocirrus digitatus

HABITAT & HEWAN PEKA : Abomasum sapi,


kerbau, jarang pada ruminansia kecil

DISTRIBUSI : terutama di daerah tropis

CARA PENULARAN : Sama dg. Haemonchosis


PATOGENESIS & GEJALA KLINIS :
Larva stadium IV bersifat parasitik,
stadium ini cukup lama
Cc. Dewasa hematophagous
anemia, hypoproteinemia,oedema,
bottle jaw
BB dan PCV menurun pada hari 70
80 pasca infeksi
DIAGNOSIS :
~ Gejala klinis
~ Pemeriksaan tinja

PENGENDALIAN :
- Sama dengan Haemonchosis
- Sapi sebaiknya tidak digembalakan bersamaan
dg ruminansia kecil
NEMATODOSIS PADA PARU-PARU BABI
(METASTRONGYLOSIS)

PENYEBAB :
Metastrongylus apri paling sering
M. pudendotectus
M. salmi

HABITAT & HEWAN YANG PEKA :


Paru-paru (trakhea, bronkhus &
bronkhioli) babi, babi hutan, domba, rusa
serta ruminansia lainnya.
INDUK SEMANG ANTARA : Cacing tanah

Octalaseum lacteum
Allolobophora calignosa
Lumbricus rubellus
Eisenia foetida

CARA PENULARAN : Termakannya cacing


tanah yang mengandung larva stadium III
[bisa juga secara kebetulan babi memakan L3 yg
bebas]
Larva infektif mampu hidup dalam tubuh
Cc tanah :
1,5 th dalam tubuh Octalaseum lacteum

2,5 th dalam tubuh Allolobophora


calignosa
3 th dalam tubuh Lumbricus rubellus

> 4,5 th dalam tubuh Eisenia foetida


PERUBAHAN PASCA MATI :
Makroskopis :
Noda-noda merah pucat pada paru-
paru belahan bawah & kadang
belahan atas
Perubahan meningkat pd. hari ke 21
pasca infeksi
Emphysema ringan

Area berwarna merah pd. bag.


anterior atau batas bawah lobus
diafragmatika
Mikroskopis :
Cc. muda pd bronkhiolus pd. hr. ke 10
atau 20 p.i.
Infiltrasi eosinofil pd. mukosa
bronkhi, peribronkhi
Hiperplasia awal pd 2-3 mg p.infeksi

Cc dewasa dlm bronkhi dikelilingi sel


radang (eosinofil)
DIAGNOSIS :
GK/ dpt. dikacaukan dg
Ascariasis & flu babi
Pemeriksaan tinja telur (sudah
berlarva)
GEJALA KLINIS :

- Batuk & sesak nafas


- Pertumbuhan terhambat
- Kelemahan & mukosa pucat

Infeksi ringan : bronkhitis & pneumonia

Infeksi berat : dapat terjadi kematian


PENGENDALIAN :
- Sistem perkandangan yang baik Cc.

tanah tidak dapat berkembang

Pengobatan hewan sakit dengan :


Tetramisol : 15 mg/kg BB/s.c atau

dicampur dalam ransum


Levamisol HCl : 7,5 mg/kg BB/s.c
Diethylcarbamasin : 22 mg/kg
BB/s.c, 3 hari
Oxfendazol : 3mg/ kg BB selama 7
hari
Doramectin/Avermectin:1ml/50 kg
BB/i.m/s.c
NEMATODOSIS PADA PADA USUS HALUS
DOMBA & BEBERAPA RUMUNINANSIA LAIN

PENYEBAB :
~ Strongyloides papillosus
~ Bunostomum sp.
~ Gaigeria pachyscelis
~ Trichostrongylus sp.
~ Cooperia sp.
~ Nematodirus sp

HABITAT & HEWAN PEKA :


Usus halus domba dan ruminansia yang lain
CARA PENULARAN :

Trichostrongylus sp., Cooperia sp.,


Nematodirus
Termakannya larva infektif (L3) bersama
pakan atau minum

Bunostomum sp., Strongyloides sp. :


Termakannya larva infektif (L3) bersama
pakan atau minum (per oral), dan
penetrasi kulit (per cutan)

Gaigeria pachyscelis : L3 menembus kulit


(per cutan)
PATOGENESIS

Penembusan larva Iritasi, peradangan ddg. UH, lesi, ulcera & perdarahan, diare
ke mukosa UH

Trichostrongylus, Nematodirus Tidak hematophagous

Cooperia, G. pachyscelis, Bunostomum, Strongyloides Hematophagous

G. pachyscelis & Bunostomum, jika Infeksi berat


ANEMIA

Bottle jaw
Hipoproteinemia

G. pachyscelis, Bunostomum &


Strongyloides Penetrasi kulit

Reaksi lokal : radang, papula & gatal-gatal


GEJALA KLINIS :

* Lebih jelas pada hewan muda : lemah, kurus, nafsu


makan turun, anemia, bulu suram, diare,
pertumbuhan terhambat.

* Infeksi berat G. pachyscelis & Bunostomum :


bottle jaw

* Trichostrongylus pd. hwn muda & akut : tidak


mau menyusu, kelemahan & black scours worm

* Cooperia dan Nematodirus mirip Trichostrongylus

* Strongyloides : diare, anemia, BB & nafsu makan


menurun
DIAGNOSIS :

Gejala klinis Pemeriksaan tinja

PENGENDALIAN :
Pencegahan :
Menekan populasi cacing dengan cara :
- hewan dikandangkan (intensif)
- rotasi padang penggembalaan
- pakan berkualitas
- tempat pakan dibuat tinggi
- sanitasi kandang
- pengobatan periodik
Pengobatan :
~ Methyridin : 180 mg/kg BB s.c
~ Pyrantel tartrat : 25 mg/kg BB p.o
~ Thiabendazol : 50 mg/kg BB
~ Oxfendazol : 5 mg/kg BB
~ Mebendazol : 15 mg/kg BB
~ Bephenium carbonat : 250 mg/kg BB
~ Phenothiazin : 20 30 gram/ekor domba
~ Neguvon : 110 mg/kg BB
~ Avermectin : 1 ml/50 kg BB
NEMATODOSIS PADA KOLON &
SEKUM RUMINANSIA
PENYEBAB :
Trichuris sp.
Oesophagustomum sp.
Chabertia sp.

TRICHURIASIS
PENYEBAB : Trichuris sp.
HABITAT & HEWAN YANG PEKA :
SEKUM kambing, domba, sapi, anjing , kucing, babi, unta.

CARA PENULARAN :
Termakannya telur infektif (std. II) bersama pakan atau minum

PATOGENESIS, GEJALA KLINIS & P.A :


Domba, babi, sapi infeksi alam GK/ jarang
Cc. dws. menyebabkan keradangan akut atau kronis (sesitis)
PA/ : sesitis, nekrosis hemorhagi, oedema mukosa & cacing
dewasa >>.
Infeksi akut (200- 300 ekor) : diare hemorhagi,
anemia, bila 6000 - 13000 : BB turun, kelemahan,
pertumbuhan terganggu akhirnya mati

OESOPHAGUSTOMIASIS
PENYEBAB : Oesophagustomum sp. (=Nodular worm)
HABITAT & HEWAN YANG PEKA : Kolon & Sekum,
hewan peka :
O. columbianum : Db, Kb, rusa
O.venulosum : Db, Kb, unta
O. radiatum : Sapi
O. dentatum : Babi
CARA PENULARAN :
Termakannya larva infektif (L3).

PATOGENESIS, G.K& P.A :


- Yg patogen : O. venulosum & O. columbianum
- Umur yang sering terserang : 4 24 bulan
- Anak domba & domba dws. yg pernah terserang migrasi larva
reaksi tubuh tidak ada
- Hwn. peka : larva masuk sub mukosa lamina propria usus Rx.
kerad. lokal di sekell. Larva- pengumpulan sel-2 EO, Limfosit,
Macrofag & Giant NODULE :
Pusat nodule: Pengejuan & pengapuran
Luar nodule : Kapsul dan fibroblast
Larva dpt. tahan hidup s/d 3 bl mati
GK/ : - Nodule >>> pecah peritonitis.
- Diare berwarna hijau hitam & lendir (6 hari p.i & bersamaan dg
larva meninggalkan nodule).
- Kronis : diare profus dehidrasi, kulit kering, tubuh bagian
belakang bungkuk, kaku dan kotor.
- Konstipasi o.k. jml cacing >>> . Nafsu makan cachexia,
BB turun & berlanjut kematian

PA/ : - Emasiasi & lemak tbh <<<


- Terdapat nodule >> di UH, kolon & sekum, serta cacing di
kolon & sekum
- Mukosa kemerahan
- Nodule hijau kuning karena pengejuan
EPIDEMIOLOGI NEMATODA
GASTROINTESTINAL
Secara Geografis : tjd. terus menerus di daerah beriklim
sedang dan panas
Oesophagustomum sp. & Trichuris sp. berkembang baik pd
suhu 10 - 25C, lingkungan lembab, curah hujan tinggi
Chabertia sp.: lingkungan dingin

DIAGNOSIS
- Gejala klinis pemeriksaan feses
- Pemeriksaan pasca mati
PENGENDALIAN PENYAKIT
Hindari pencemaran pakan & minum dari L3
Pemberian ransum bergizi
Hindari populasi yg terlalu padat
Pemisahan ternak muda & dewasa
Sanitasi kandang
Rotasi padang gembala dg interval 30 90 hari
Pertimbangan dlm. menentukan anthelmintik :
~ Toksik terhadap jenis cacing dlm semua stadium
~ Cara pemberiannya mudah
~ Harga relatif terjangkau & mudah didapat
~ Aman bagi hospes
Pemeriksaan kesehatan & pengobatan secara
teratur dengan :
Methyridine : 200 mg/kg BB/sc
Thiabendazole : 50 mg/kg BB/po
Oxfendazole : 10 mg/kg BB/po
Avermectin : 1 mg/kg BB/sc/im

Anda mungkin juga menyukai