TREMATODA
N Adi Suratma
HELMINTH
PLATYHELMINTHES NEMATHELMINTHES
Cacing dewasa
Cacing pada rumen
Oral sucker
esofagus
vitellaria
Ventral sucker
SIKLUS HIDUP
Paramphistomum sp.
Cacing dewasa
mirasidium
Planorbis, Bulinus
metaserkaria
Hospes : Ruminansia
Predileksi : Hati, Saluran empedu, kantong
empedu
Bentuk telur Fasciola sp.
Oral sucker
Mempunyai operculum
Uk. Panjang 30-145 um, ventralsucker
lebar 70-90 um.
operculum
F. hepatika
F. gigantika
C. FASCIOLA PADA P. EMPEDU
SIKLUS HIDUP
egg capsule with emerging miracidium of
Fasciola hepatica. 400x
17
Patogenesis
Fascioliasis akut, pada domba
menelan banyak metaserkaria dalam
waktu singkat.
Fasciola muda hati kapsul hati pecah
perdarahan ke dalam peritonium.
Domba mati dalam beberapa hari.
Otopsi akan ditemukan hati membesar, pucat,
rapuh dan terlihat jalur-jalur perdarahan pada
permukaan hati.
Fascioliasis khronis terinfeksi secara
bertahap.
Fascioliasis khronis dua bentuk
fibrosis hati dan kholangitis.
Fasciola muda migrasi dalam hati terjadi
kerusakan parenkhim, perdarahan dan nekrosa.
Juga menimbulkan trombus vena hepatica dan
sinusoid hati,
gangguan aliran darah oleh tombus nekrosis
dan iskhaemia dalam parenkhima hati. Dalam
proses penyembuhan jaringan parenkhim
diganti dengan serabut kolagen, maka terjadilan
fibrosis bentuk tidak teratur dan mengeras
(sirosis hati/sirosis hepatis).
Cacing hati pada sal. empedu kholangitis.
Epitel saluran empedu hiperplasia. Epitel
rusak fibrosis
Migrasi cacing dalam saluran empedu makin
memperluas kerusakan .
telur cacing reaksi radang.
Menghisap darah yaitu sekitar 0,2 ml tiap hari
/ekor
terjadi hypoalbuminaemia dan hypoproteinaemia
Gejala Klinis
Kasus akut terjadi kematian mendadak pada
domba, dengan darah keluar dari hidung dan
anus.
Kasus khronis gangguan pencernaan berupa
konstipasi dengan tinja yang kering.
Dalam keadaan berat sering terjadi mencret.
kepucatan, lemah dan kurus.
Anemia dan hypoproteinemia oedema
subkutaneus khususnya pada intermandibula.
DIAGNOSIS
Gejala klinis
Penemuan telur cacing dalam tinja.
Telur cacing Fasciola sp.
Parfitt & Banks
PENANGGULANGAN
Pengobatan : Hexachlorethane 220 mg/kg bb,
Hexachlorophene 15-20 mg/kg bb. Pemberian
Chlorsulon 8,5 % suspension dengan dosis 7,5
mg/kg bb Albendazole dengan dosis 10 mg /kg
efektif untuk cacing dewasa.
Obat lain seperti nitoxynil, rafoxanide,
oxyclozanide, carbon tetrachloride juga efektif
tetapi tidak dianjurkan karena bersifat toksik.
Lingkungan
ERYTHREMIASIS
Etiologi E.pancreaticum
Oral sucker
Predileksi:
sal. Pankreas sapi dan
v. sucker kerbau
Uk. 8-16 mm
HI (1) : siput darat dan
HI (2) :
belalang/jangkrik
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
Gejala Umum
Kurus
Anemi
Edema
Diagnosis
Identifikasi telur cacing
SCHISTOSOMIASIS
Saluran ginekoporus
jantan Furcocercous/cercaria
betina
Morphologi
Telur cacing Unisexual
Cacing betina lebih panjang dari
jantan
Glandula vittelaria dibelakang
ovarium
Telur bentuk oval dengan spina kecil
Cacing P:12-26 mm, betina p. 9,5-
20mm
Telur dihasilkan dalam saluran
darah kecil dan dinding usus melalui
feses dan urine.
spina
SIKLUS HIDUP
.
Etiologi : E. revolutum
Morpologi cacing
Cacing bentuk agak
Oral sucker memanjang dengan oral
sucker ada spina pada bagian
spina dorsal dan lateral (37 spina)
Porus genitalis tepat depan
ventral sucker
P. cacing 10-22 mm, lebar
2,25 mm
Uk. Telur 90 – 126 u X 59-71 u
Ventral sucker
Predileksi
: rektum dan caecum bangsa
bebek, burung air
Siklus hidup
E. revolutum
Host ---mirasidium
host
HI I : siput
•Planorbis
HI II HI I
lymnaea
Physa
cercaria
HI II
HOST
HI II
Siput
kecebong
Gejala Klinis
DIAGNOSIS
PENGANGGULANGAN
TERIMAKASIH