Anda di halaman 1dari 47

PENYAKIT

TREMATODA

N Adi Suratma
HELMINTH

PLATYHELMINTHES NEMATHELMINTHES

TREMATODA CESTODA NEMATODA


PREDILEKSI
 SALURAN PENCERNAAN
 HATI
 PANKREAS
 SIRKULASI
PARAMPHISTOMIASIS
 Etiologi: P. cervi
 Morfologi :Bentuk conus, cekung di ventral
dan cembung di sebelah dorsal.
 Warna tubuh : merah muda
 Panjang cacing 5-13mm, L : 2-5 mm.
 Hospes : Ruminansia
 Predileksi : Rumen, Retikulum
Morphologi

 Cacing dewasa
Cacing pada rumen

Oral sucker

esofagus

vitellaria

Ventral sucker
SIKLUS HIDUP
Paramphistomum sp.
Cacing dewasa

mirasidium

Planorbis, Bulinus
metaserkaria

serkaria redia sporokista


Patogenesis
 Cacing muda  menembus mukosa usus
halus  keluar kepermukaan dan bermigrasi
ke dalam rumen dan retikulum  satu bulan
setelah infeksi.
 radang usus, nekrose dari sel, dan erosi vili-vili
dari mukosa.
 Cacing dewasa dalam rumen dan retikulum 
menghisap bagian permukan mukosa  anemi,
nekrose
 papilla rumen banyak mengalami degenerasi.
 Pencenaan terganggu
GEJALA KLINIS
 Diarhe profus, kekurusan dan anemi 
cacing muda diatas 30 000 .
 Hypoproteinaemia dan odema.
 Sistem pencernaan terganggu.
DIAGNOSIS
 Gejala klinis seperti diarhe profus dan klinis lain.
 Menemukan telur cacing pada pemeriksaan
feses.
 Post mortem dengan menemukan cacing pada
rumen dan retikulum.
PENGANGGULANGAN
 Pengobatan : niclosamide : 90 mg/kg bb;
Bithionol : 40 mg/kg bb
 Pencegahan : pengendalian siput pada
habitatnya dan menghindarkan
mengembalakan ternak pada daerah
tergenang air.
DISTOMATOSIS
 Etiologi : Fasciola hepatica
Fasciola gigantica

 Hospes : Ruminansia
 Predileksi : Hati, Saluran empedu, kantong
empedu
Bentuk telur Fasciola sp.
Oral sucker
 Mempunyai operculum
 Uk. Panjang 30-145 um, ventralsucker
lebar 70-90 um.

operculum

F. hepatika

F. gigantika
 C. FASCIOLA PADA P. EMPEDU
SIKLUS HIDUP
egg capsule with emerging miracidium of
Fasciola hepatica. 400x

17
Patogenesis
 Fascioliasis akut, pada domba 
menelan banyak metaserkaria dalam
waktu singkat.
 Fasciola muda  hati  kapsul hati pecah 
perdarahan ke dalam peritonium.
 Domba mati dalam beberapa hari.
 Otopsi akan ditemukan hati membesar, pucat,
rapuh dan terlihat jalur-jalur perdarahan pada
permukaan hati.
 Fascioliasis khronis  terinfeksi secara
bertahap.
 Fascioliasis khronis  dua bentuk 
 fibrosis hati dan kholangitis.
 Fasciola muda migrasi dalam hati terjadi
kerusakan parenkhim, perdarahan dan nekrosa.
 Juga menimbulkan trombus vena hepatica dan
sinusoid hati,
 gangguan aliran darah oleh tombus  nekrosis
dan iskhaemia dalam parenkhima hati. Dalam
proses penyembuhan jaringan parenkhim
diganti dengan serabut kolagen, maka terjadilan
fibrosis  bentuk tidak teratur dan mengeras
(sirosis hati/sirosis hepatis).
 Cacing hati pada sal. empedu  kholangitis.
 Epitel saluran empedu  hiperplasia. Epitel
rusak  fibrosis
 Migrasi cacing dalam saluran empedu makin
memperluas kerusakan .
 telur cacing  reaksi radang.
 Menghisap darah yaitu sekitar 0,2 ml tiap hari
/ekor
 terjadi hypoalbuminaemia dan hypoproteinaemia
Gejala Klinis
 Kasus akut terjadi kematian mendadak pada
domba, dengan darah keluar dari hidung dan
anus.
 Kasus khronis  gangguan pencernaan berupa
konstipasi dengan tinja yang kering.
 Dalam keadaan berat sering terjadi mencret.
kepucatan, lemah dan kurus.
 Anemia dan hypoproteinemia  oedema
subkutaneus khususnya pada intermandibula.
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Penemuan telur cacing dalam tinja.
 Telur cacing Fasciola sp.
 Parfitt & Banks
PENANGGULANGAN
 Pengobatan : Hexachlorethane 220 mg/kg bb,
Hexachlorophene 15-20 mg/kg bb. Pemberian
Chlorsulon 8,5 % suspension dengan dosis 7,5
mg/kg bb Albendazole dengan dosis 10 mg /kg
efektif untuk cacing dewasa.
 Obat lain seperti nitoxynil, rafoxanide,
oxyclozanide, carbon tetrachloride juga efektif
tetapi tidak dianjurkan karena bersifat toksik.
 Lingkungan
ERYTHREMIASIS

 Etiologi E.pancreaticum
Oral sucker
 Predileksi:
 sal. Pankreas sapi dan
v. sucker kerbau
 Uk. 8-16 mm
 HI (1) : siput darat dan
HI (2) :
belalang/jangkrik
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
 Gejala Umum
 Kurus
 Anemi
 Edema
Diagnosis
 Identifikasi telur cacing
SCHISTOSOMIASIS

 Etiologi : S. bovis, S, Japonicum


 Predileksi : vena porta dan V. mesenterica
ruminansia, kuda, anjing dan babi
 rcoserkaria (ekornya bercabang)
 Tidak mempunyai fase metaserkaria, tanpa fase
redia.
Morfologi

Saluran ginekoporus

jantan Furcocercous/cercaria

betina
Morphologi
Telur cacing  Unisexual
 Cacing betina lebih panjang dari
jantan
 Glandula vittelaria dibelakang
ovarium
 Telur bentuk oval dengan spina kecil
 Cacing P:12-26 mm, betina p. 9,5-
20mm
 Telur dihasilkan dalam saluran
darah kecil dan dinding usus melalui
feses dan urine.
spina
SIKLUS HIDUP
.

Tidak mempunyai fase metaserkaria, tanpa fase redia.


Patogenesis
 Sercaria menembus kulit dermatitis
 Migrasi Schistosomola  peumonia
 Cacing dewasa betina bertelur  kerusakan
kapiler-kapiler dinding usus atau organ lain.
 Telurnya  iritasi  abses
 Bila abses pecah  maka telur masuk lumen
usus  keluar bersama tinja.
 Cacing dewasa  lesi-lesi dan peradangan
pada venaporta dan vena mesenterika
Gejala Klinis
 Migrasi cacing muda  batuk.
 Infeksi akut terjadi diarhe, dehidrasi dan
nafsu makan menurun.
 Anemia dan hypopreteinaemia
 Gejala saraf (neurological) mungkin bisa
terlihat apabila telur cacing sampai ke otak
atau mengganggu sistem syaraf.

 Gejala akut intestinal  infeksi berat
mengeluarkan jumlah telur yang banyak pada
mukosa usus.
 Pada mukosa usus  lesi berdarah  posterior
usus halus dan caecum.
 Penebalan usus dan oedema
 Gejala hepatik  krn respon immun host
 Telur beredar pada peredaran darah  hati,
paru, dan otak  reaksi peradangan sehingga
terbentuk granulomata  fibrosis.
DIAGNOSIS
 Diagnosa : pemeriksan feses menemukan
telur cacing yang khas ada spina (duri)
PENANGGULANGAN
 Pengobatan : Praziquantel 60 mg/kg bb.
Antimonial 1,7 mg.kg bb
ECHINOSTOMIASIS

 Etiologi : E. revolutum
 Morpologi cacing
 Cacing bentuk agak
Oral sucker memanjang dengan oral
sucker ada spina pada bagian
spina dorsal dan lateral (37 spina)
 Porus genitalis tepat depan
ventral sucker
 P. cacing 10-22 mm, lebar
2,25 mm
 Uk. Telur 90 – 126 u X 59-71 u
Ventral sucker
 Predileksi
: rektum dan caecum bangsa
bebek, burung air
Siklus hidup
 E. revolutum
 Host ---mirasidium
host

HI I : siput
•Planorbis
HI II HI I
lymnaea
Physa

cercaria
HI II
HOST
HI II
Siput
kecebong
Gejala Klinis
DIAGNOSIS
PENGANGGULANGAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai