Cystoma Ovarii 1
Cystoma Ovarii 1
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium (Smelzer and Bare. 2002: 1556).
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam
kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista
dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang halangi masuknya kepala ke dalam panggul (Wiknjosastro,
2005).
Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan halus,
biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis
berisi cairan serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut
terjadi pada indung telur atau ovarium (Mansjoer, 2000: 388; Kondas,
2008)
Jadi, dapat disimpulkan kista ovarium adalah kantong abnormal
yang berisi cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat
jinak juga dapat menyebabkan keganasan.
a. Mons Pubis
Mons pubis atau monsveneris adalah bagian yang menonjol berisi
lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis pubis. Setelah
pubertas, kulit monsveneris tertutup oleh rambut ikal yang
membentuk pola distribusi tertentu yaitu pada wanita berbentuk
segitiga. Mons veneris berfungsi sebagai bantal pada waktu
melakukan hubungan seks.
b.
Labia Mayora
Labia mayora berupa dua buah lipatan bulatan jaringan lemak
lanjutan mons pubis ke arah bawah yang ditutupi kulit dan
belakang banyak mengandung pleksus vena. Panjang labia mayora
7 8 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Secara
embriologis, labia mayora homolog dengan skrotum pada pria.
Labia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini
menutupi lubang vagina sementara bantalan lemaknya bekerja
sebagai bantal.
c. Labia Minora
Labia minora atau nimfe adalah lipatan jaringan tipis dan bila
terbuka terihat lembab dan kemerahan, menyerupai selaput
mukosa. Pada labia minora banyak terdapat pembuluh darah, otot
polos dan ujung saraf.
d. Klitoris
Klitoris merupakan organ erektil yang homolog dengan penis dan
Perineum
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum
kurang lebih 4 cm. Jaringan utama yang menopang perineum
adalah diafragma pelvis dan urogenital.
a. Uterus
Uterus atau rahim merupakan organ muskular yang sebagian
tertutup oleh peritoneum atau serosa. Rongga uterus dilapisi
endomentrium. Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada
merupakan
lapisan
dalam
uterus
yang
dipengaruhi
retensi
oleh
cairan
estrogen
dalam
sehingga
jaringan,
juga
dapat
dapat
mukosa. Saluran ovum berjalan dari lateral kiri dan kanan. Tuba
fallopii berfungsi untuk menghantarkan ovum dari ovarium ke
uterus dan untuk perjalanan ovum yang telah dibuahi. Tuba fallopii
terdiri dari :
1) Parst. Interstisiallis, bagian yang terdapat di dinding uterus.
2) Parst. Ismika atau ismus merupakan bagian dari medial yang
sempit seluruhnya.
3) Parst. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tempat
konsepsi agak lebar.
4) Infindibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen
C. Etiologi
Etiologi dari kista ovarium sampai sekarang belum diketahui secara pasti
akan tetapi dilihat
6) Kista Stein-Laventhal
Kista ini dikenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan kiranya
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal.
terpapar zat kimia tertentu atau atau karena radiasi, protoonkgen ini
dapat berubah menjadi onkgen yaitu gen pemicu kanker.
(Ryta, 2008)
D. Patofisiologi
Banyak
ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari
pertumbuhan, aktivitas endokrin dan kompikasi tumor tumor tersebut.
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembenjolan
perut.
Tekanan
terhadap
alatalat
disekitarnya
Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis
yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.
Adanya asites dalam hal ini mencurigakan, adanya anak sebar
(metastasis) memperkuat diagnosa keganasan.
(Wiknjosastro, 2005).
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari bagian ovum
yang normalnya menghilang saat maturasi. Asalnya tidak
teridentifikasi dan terdiri atas sel sel embrional yang tidak
berdiferensiasi. Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan
selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental,
berwarna kuning, yang timbul dari lapisan kulit. Rambut, gigi,
tulang dan banyak jaringan lainnya ditemukan dalam keadaan
rudimenter pada kista ini. Kista dermoid hanya merupakan satu
tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan
pengobatannya tergantung pada tipenya(Smeltzer and Bare, 2001).
E. Manifestasi Klinis
Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda.
Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan adalah akibat
pertumbuhan, aktivitas hormonal atau komplikasi tumor tersebut. Gejala
dan tanda tersebut berupa benjolan di perut, mungkin ada keluhan rasa
berat, gangguan atau kesulitan defekasi karena desakan, udem tungkai
karena tekanan pada pembuluh balik atau limfa dan rasa sesak karena
desakan diafragma ke kranial.
Bila tumor tersebut menghasilkan hormon, kadang ada gangguan
hormonal berupa ganguan haid. Mungkin timbul komplikasi berupa asites,
atau gejala sindrom perut akut, akibatnya putaran tungkai tumor atau
gangguan peredaran darah karena penyebab lain ( Sjamjuhidajat, 2004 ).
minggu post bedah, pasien harus menjaga agar tidak mengguna otot
yang terkena.
4. Fase IV
Fase IV berlangsung beberapa bulan setelah bedah, pasien akan
mengeluh gatal diseputar luka walau kolagen terus menimbun. Pada
waktu ini luka menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian
akan terjadi kontraktur karena penciutan luka akan terjadi ceruk yang
belapis putih (Long, 1996).
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat menolong dalam pembuatan diagnosis
yang tepat pada kista ovarium ialah:
1. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak dan untuk menentukkan sifat
sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing,
apakah kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam
rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang kadang dapat dilihat adanya
gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Telah disebut pada pungsi pada asites berguna untuk menentukan
sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat
mencemari kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk.
(Wiknjosastro, 2005)
H. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, tumor ovarium memerlukan pembedahan, tetapi ada
beberapa kista benigna yang pada umumnya tidak memerlukan
pembedahan seperti kista folikel de graf, kista korpus luteum dan kista
endometrium. Penatalaksanaan pada tumor berbeda beda tergantung
jenis tumor neoplastik ganas atau tidak.
1. Tumor ovarium nonneoplastik
Tumor ovarium yang tidak memberikan gejala / keluhan pada
penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan
diameter kurang dari 5 cm termasuk tumor nonneoplastik. Tidak jarang
tumor tumor tersebut mengalami pengecilan
menghilang. Maka tindakan yang dilakukan ialah:
secara spontan
(salpingo-ooforektomi).
c. Operasi kedua dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah
ditemukan tumor pada satu atau dua ovarium.
d. Operasi tumor ovarium yang diangkat harus terbuka, untuk
mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan
meragukan, perlu pada saat operasi dilakukan pemeriksaan sediaan
yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi
anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah tumor tersebut
ganas atau tidak.
dipertanggungjawabkan
untuk
mengambil
risiko
dengn
I. Pengkajian fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar
utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali
masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : nyeri di sekitar area jahitan.
b. Riwayat kesehatan sekarang: mengeluhkan ada atau tidaknya
gangguan ketidaknyamanan.
c. Riwayat kesehatan dahulu : pernahkah menderita penyakit seperti
yang diderita sekarang, pernahkah dilakukan operasi.
4. Data penunjang
a. Pemeriksaan
laboratorium
pemeriksaan
darah
lengkap
mempengaruhi tidur,
misal:
ansietas,
nyeri,
ada
nyeri/derajat
bervariasi,
misalnya
e. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misal : darah pada feses,
nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius
misalnya: nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuria.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
f. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seorang yang
merokok), pemajanan abses.
g. Integritas ego
Gejala : Faktor stres dan cara mengatasi stress, masalah tentang
perubahan
dalam
penampilan
insisi
pembedahan,
J. Pathway keperawatan
-
Penyebab :
Ketidakseimbangan estrogen+progesterone
Pertumbuhan folikel yang tidak terkontrol
Degenarasi ovarium
Gaya hidup tidak sehat (konsumsi alkohol, merokok, kurang olahraga dll)
Kista ovarium
Pertumbuhan tumor ovarium
Membesar
Salpingo-ooforektomi
Menekan
anus
Gaster
Tekanan syaraf
oleh tumor
Peningkatan beban
tubuh
Mengganggu aktivitas
Post operasi
Pengaruh anestesi
general
Luka Op
Kerusakan
jaringan
Mual
Pengosongan
VU tidak
optimal
Retensi
urine
konstipasi
Intake
Risiko
perubahan
nutrsi kurang
kebutuhan
tubuh
Nyeri
Intoleran
aktivitas
Resti
aspirasi
Kurang
pengetahuan
[kebutuhan belajar]
tentang
prognosis,kondisi,
pengobatan
32
penggunaan
keterampilan
: ketidaknyamanan
rentang
luas
adalah
umum,
Rasional
Intervensi
a. Dorong pasien untuk berkemih 2-4 jam dan bila tiba-tiba
dirasakan.
Rasional
Adanya deficit
Rasional
b. Observasi adanya distensi abdomen jika bising usus tidak ada atau
berkurang.
Rasional
Rasional
: menstimulasi peristalstik.
Tujuan
memenuhi
kebutuhsn nutrisi/
membatasi
gangguan GI.
Intervensi
a. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama.
Rasional : mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk
membantu memilih intervensi.
b. Kaji distensi abdomen, berhati- hati, menolak bergerak.
Rasional : tanda nonverbal ketidaknyamanan berhubungan
dengan gangguan pencernaan dan nyeri gas.
c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Rasional : meningkatkan motivasi klien untuk menghabiskan
diit makan sesuai program.
d. Diskusikan tentang makanan kesukaan/ ketidaksukaan pasien,
makanan yang menyebabkan distress, dan jadwal makan yang
disukai.
Rasional : melibatkan
pasien
dalam
perencanaan,
kemungkinan
masalah
sekunder
b. Jaga bagian kepala tempat tidur tetap tinggi, jika tidak ada
kontraindikasi.
Rasional
mengoptimalkan
pola
napas
jika
tidak
ada
kontraindikasi.
c. Pertahankan posisi berbaring miring jika tidak ada kontraindikasi.
Rasional :
d. Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorok dengan tisu atau
penghisap dengan perlahan lahan.
Rasional : memberishkan jalan napas, pola napas tetap normal.
e. Anjurkan pada keluarga untuk tidak memberikan minum saat klien
belum sadar penuh.
Rasional : menghindari terjadinya aspirasi.
cedera,
melakukan
mengungkapkan
tindakan
pencegahan
maksud
tertentu
untuk
(mis,
Intervensi
a. Awasi individu secara ketat selama beberapa malam pertama untuk
menjaga keamanan.
Rasional : memantau aktivitas pasien.
b. Ajarkan penggunaan kruk, tongkat, walker.
Rasional : membantu dalam beraktivitas. Meringankan beban.
c. Gunakan tempat tidur yang rendah dengan pagar terpasang .
Rasional : memudahkan pasien untuk berpindah tempat dan
mencegah jatuh saat mobilisasi yang tidak disadari.
d. Ciptakan lingkungan yang aman : lantai kering tidak basah.
Rasional : mencegah agar tidak terpeleset dan jatuh.
e. Letakkan pispot dekat tempat tidur atau pispot kursi di depan
pasien.
Rasional : mengurangi kelelahan dengan menghemat tenaga klien
untuk ke kamar mandi.
Rasional
: meningkatkan
kontrol
terhadap
nyeri
dan
: menghilangkan
nyeri,
mempermudah
kerjasama
Kriteria hasil
: mungkin
diberikan
secara
profilaktik
atau
Kriteria hasil
Intervensi
a. Auskultasi bising usus.
meningkatkan
relaksasi
otot,
meminimalkan
ketidaknyamanan.
e. Batasi pemasukan oral sesuai indikasi.
Rasional : mencegah mual / muntah sampai peristaltic kembali (1
2 hari)
f. Berikan obat, contoh pelunak feses, minyak mineral, laksatif sesuai
indikasi.
Rasional : meningkatkan pembentukkan / pasase pembentuk feses.
Kriteria hasil
parenteral.
Rasional : memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
Mengguanakan katartik praoperasi ( persiapan usus )
dapat mengurangi suplemen vitamin dan atau masalah
usus dapat menghambat absorbs vitamin.
e. Berikan obat obatan sesuai indikasi : antiemetik, mis:
proklorpromazin.
Rasional : mencegah muntah.
informasi,
kesalahan
interpretasi
informasi.
Tujuan