Makalah
Makalah
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Didin Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd
Oleh
Gogik Ibnu Sartono
110513428020
Page 0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin
pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan
dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama Jnos
Csonka dan Dont Bnki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William
Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan
karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama
yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW),
dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir
yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang
mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang
karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600
km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang
otomotif.Karburator umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir 1980an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai
digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang
lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic Fuel
Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini
merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan
bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan
injeksi bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih
tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal,
elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun sekitar 1980
mulai banyak menggunakan sistem elektronik.Sistem elektronik modern menggunakan banyak
Page 1
sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic control
unit, ECU) untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi
bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga
memberikan tenaga keluaran yang lebih.
Dizaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang perbedaan sistem karburator
dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan orang mengabaikan perbedaan itu
mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit bahan bakar dari pada sistem karburator.
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah menjelaskan perbedaan sistem karburator dan
sistem EFI (Electronic Fuel Injection). Tujuan khususnya adalah
a. untuk mengetahui definisi sistem karburator dan EFI (Electronic Fuel Injection),
b. untuk mengetahui perbedaan sistem karburator dan sisitem EFI (Electronic Fuel
Injection)?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Karburator
Page 2
Karburator adalah tempat mencampur bensin dan udara.Karburator salah satu bagian terpenting dari
sebuah kendaraan.
Elxotru (2010) menyatakan bahwa karburator merupakan salah satu bagian penting dari sistem
pembakaran internal alami mesin (normally aspirated engines) berbahan bakar bensin dan sejenisnya
yang pertama kali dirancang oleh Karl Friedrich Benz, seorang insinyur berkebangsaan Jerman pada
tahun 1885.
Arifianto (2010) menarik kesimpulan tentang pengertian karburator pada kutipan berikut ini,
Karburator merupakan bagian yang penting pada sepeda motor. Hampir semua sepeda
motor menggunakan karburator karena umumnya sepeda motor menggunakan bensin
sebagai bahan bakarnya. Karena itu karburator yang baik harus mampu membuat gas
yang sempurna dan sesuai dengan kebutuhan mesin pada setiap tingkat penggunaan
dan kecepatan putaran mesin. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna
dibutuhkan perbanbingan bensin dan udara dalam percampuran gas, menurut teoritis
adalah 1:15. Artinya 1 gram bensin harus dicampur dengan 15 gram udara.Apabila
perbandingan campurannya lebih dari 1:15 maka biasanya dikatakan campuran
miskin contoh 1:18. Apabila perbandingan campuran kurang dari 1:15 maka
dikatakan campuran kaya contoh 1:12. Didalam praktek pada umumnya digunakan
campuran kaya, ini untuk mendapatkan daya mesin yang lebih besar (boros mesin).
Dan dengan sebaliknya apabila menghendaki bahan bakar yang ekonomis maka bisa
digunakan campuran miskin. Untuk campuran miskin ini biasa digunakan pada mesin
4 tak karena gerakan motor ini tak secepat kerja motor 2 tak.
Kahfi (2011) menyatakan bahwa karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan
bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. ... Mayoritas motor masih menggunakan karburator
dikarenakan lebih ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan
dengan injeksi bahan bakar
Willi (2008) menarik kesimpulan tentang pengertian karburator pada kutipan berikut ini,
Karburator alat sebuah alat dimana, alat tersebut memungkinkan terjadinya
percampuran antara udara dan Bahan Bakar untuk sebuah pembakaran dalam,
Karburator digunakan pada mesin kecil atau mobil-mobil tua(Biasanya dibawah tahun
1980). Karburator mulai ditinggalkan sekitar tahun 1980 dan ganti dengan sistem
injeksi yang terkomputerisasi. Kebanyakan yang masih menggunakan karburator
adalah motor karena alat ini murah dan ringan. Namun kelemahan dari Karburator
adalah harus dibersihkan secara periodik karena Karburator dapat memiliki kerakkerak dari Bahan Bakar.
Elxotru (2010) menyatakan bahwa fungsi utama karburator ialah mencampur bahan bakar
dengan udara/oksigen agar supaya bisa terbakar dengan baik dalam ruang pembakaran. ...
sebagai alat pengontrol jumlah bahan bakar dan udara yang akan masuk ke dalam ruang
pembakaran ....
Mbobs (2011) menerangkan bahwa karburator sendiri berfungsi sebagai tempat
bercampurnya udara dan bahan bakar,yang nantinya hasil pencampuran udara dan bahan
bakar akan di kabutkan/di semprotkan ke ruang bakar. ....
Yans (2010) berpendapat bahwa fungsi karburator ialah mengatur perbandingan campuran udara dan
bahan bakar,menjadikan campuran tersebut menjadi kabut,dan menambah atau mengurangi jumlah
campuran sesuai dengan kecepatan dan beban motor yang berubah-ubah.
Arifianto (2010) menerangkan bahwa karburator berfungsi untuk mencampur bahan bakar dan udara
dalam perbandingan yang tertentu sehingga menjadi gas pembakar yang dibutuhkan oleh mesin
motor.
Hermanto (2007) menyatakan bahwa karburator salah satu komponen yang paling penting kalau
motor kita ingin enak diajak jalan. Harus rajin-rajin membersihkan karburator.
Kira (2010) menyimpulkan bahwa karburator memiliki peranan yang sangat penting dalam
menghasilkan tenaga mesin ... Pemeriksaan , penyetelan dan perawatan karbuarator ini akan
menentukan kehematan dari bensin yang digunakan pada sepeda motor.
Karena karburator salah satu komponen yang penting dari kendaraan jadi kita harus sering
mengecek,menyetel,dan merawat karburator
Supriyatno (2011) menarik kesimpulan tentang cara menyetel karburator pada kutipan berikut
ini,
Menyetel Karburator berati mengatur kecepatan putaran mesin pada saat langsam
(stationer / idle) dan mengatur pencampuran bahan bakar dengan udara ... Penyetelan
karburator harus dalam keadaan mesin hidup dan telah panas. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut.
1. Putarlah sekerup penahan skep (throttle) sehingga putaran mesin meninggi.
2. Putarlah sekerup pengatur udara (air screw / pilot screw) kearah kanan hingga
putaran mesin menurun.
3. Putarlah kembali ke kiri agar putaran mesin naik kembali. (Berhentilah memutar
saat putaran mesin agak naik.
4. Dengan posisi sekerup seperti ini putaran mesin agak tinggi, maka untuk
menurunkannya putarlah sekerup penahan skep ke arah kiri hingga putaran mesin
pada kecepatan yang sesuai sengan spesifikasi.
Kira (2010) menyimpulkan bahwa karburator harus sering di periksa untuk menentukan
kehematan bensin pada sepeda motor.
Admin (2009) menarik kesimpulan tentang cara merawat karburator pada kutipan berikut ini,
Karburator memiliki peran yang sangat vital bagi kendaraan Anda. Jika perawatannya
tidak baik, maka besar kemungkinan motor menjadi rewel dan bisa ngadat saat Anda
kendarai. Untuk itu membersihkan karburator, paling tidak 3 bulan sekali. Karena
kalau sering dibongkar pasang dapat membuat baut cepat aus. Lalu, bagaimana cara
membersihkannya?
1. Bersihkan filter udara/penampung debu
Lepaskan filter udara yang terpasang pada mulut karburator, lepas busa filter lalu
bersihkan dengan cairan pembersih, kemudian biarkan kering sendiri. Jangan
dibersihkan dengan cara disemprot udara bertekanan tinggi, karena dapat
menyebabkan rusaknya pori-pori busa filter tersebut.
2. Bersihkan karburator
Buka karburator dengan cara melepas baut-baut pengikat, tutup karburator, katup
cuk/choke, kran bensin. Gunakan kunci yang sesuai agar alat-alat tersebut tidak
gampang dol. Lepas komponen-komponen karburator lalu tempatkan dalam wadah
yang berisi cairan pembersih, biar gampang gunakan cairannya bensin. Lepas
Page 5
mangkok karburator, pelampung dan jarum pelampung, main jet, pilot jet, dan yang
lainnya. Hati-hati terhadap parts yang kecil-kecil dan seal/karet pelindung, tempatkan
dalam wadah yang mudah terlihat, agar nanti saat pemasangan tidak bingung
mencarinya.
Jika sudah terlepas semuanya maka bersihkan karburator dengan kuas, lalu semprot
lubang-lubangnya dengan udara bertekanan tinggi. Gunakan amplas halus untuk
membersihkan kotoran pada spuyer-spuyer, Jangan terlalu banyak mengamplasnya,
karena dapat menyebabkan perubahaan ukuran diameter spuyer. Setelah bersih,
pasang kembali spuyer-spuyer tersebut. Gunakan obeng spuyer dan pengecangannya
jangan terlalu keras, cukup gunakan dua jari pada ujung obeng.
3. Setel tinggi pelampung
Sebelum dipasang komponen-komponen karburator, jangan lupa untuk mengatur
tinggi pelampung bensin dengan menggunakan jangka sorong/stigmat.
4. Rakit karburator
Pasang kembali bagian-bagian karburator yang tadi dilepas. Rakit karburator dan
filter udara dengan dipasangkan kembali pada lubang mesin. Lalu setel kongdisi
langsam motor pada keadaan mesin hidup. Setel spuyer angin-angin dengan cara
memutar searah jarum jam smpai mentok, lalu putar balik beberapa putaran sesuai
dengan standar mesin atau kondisi mesin motor kita.
Setel juga baut penyetel langsam yang terletak di pinggir badan karburator. Setel pada
keadaan panas mesin yang ideal. Setelan putaran mesin jangan terlalu rendah atau
pelan, hal ini dapat menyebabkan oli tidak dapat naik karena tidak terpompa akibat
rendahnya putaran mesin.
Noabdan (2011) menarik kesimpulan tentang cara menyetel karburator motor pada kutipan
berikut ini,
kadang akselerasi motor kita terasa kurang mantap salah satunya karena posisi
penyetelan karburator yang kurang pas dan sekarang saya akan memberi tahukan cara
menyetel karburator motor standar berikut tutorial nya: 1.pada saat posisi mesin
off,putar baut setelan udara searah jarum jam sampai mentok,lalu putar balik
sebanyak satu setengah putaran(posisi standar baut setelan udara karburator motor) 2.
Lalu dilanjutkan saat mesin hidup putar setelan gas ke kanan untuk membesarkan
suara mesin 3. Putar setelan udara ke kanan atau pun ke kiri untuk mencari putaran
mesin tertinggi 4. Ketika sudah di temukan putaran tertinggi kecilkan kembali setelan
gas dan cari posisi langsam.
kalo punya.
Setelah dibersihkan pasang kembali sparepart karburator ke posisi semula dan
tempatkan ke manifold dengan baik dan benar.... kalo tidak bisa terjadi kebocoran
pada sambungan.
1. Putar ke kanan setelan angin sampai mentok kemudian putar balik ke kiri untuk
motor bebek 1,4 - 1,5 putaran dan untuk motor sport sampe 2,5 putaran.
2. Setel gas untuk putaran 3000 - 5000 rpm
3. Hidupkan mesin......bremmm...bremmmm
4. Kemudian Setel baut angin sampai posisi suara mesin tertinggi atau suara knalpot
tidak nembak walau sekecil apapun kira kira antara 1,4 - 1,6 putaran untuk motor
bebek. untuk motor sport dari 2,4 - 2,6 putaran.
5. Jika sudah ketemu suara mesin tertinggi maka turunkan setelan baut gas hingga
posisi idle atau gak matian.....(900 -1100 rpm)..
6. Lalu cek sekali dua kali untuk di gas.... bremmm.....bremmmm dan setelah posisi
idle mesin gak mati ...maka motor sudah enak di ajak jalan jalan dan mudah mudahan
irit.
7. Kalau masih mati ulangi proses dari pertama biar puas...puas.
Dhani (2011) juga mejelaskan cara Setting Main Jet dan Pilot Jet Karburator pada kutipan
berikut,
Banyak bikers yang tidak puas dengan setingan mesin dari pabrikan. Apalagi motor
sudah dikorek maka main-jet dan pilot-jet karburator perlu di setting ulang.
Setingannya tergantung pada korekan motor masing-masing, yang penting bedakan
rasa tarikan motor di mesin. Lakukan penyetelan gas dan angin secara tepat. Jika
motor dicoba digeber atau gasfull terus tarikannya kurang maka setelan main jet
kurang pas.Coba naikan setelan 5 angka dulu. Setelah itu, coba tarik gas lagi. Jika
pada tarikan gas yang tinggi masih ada jeda pada pasokan bensin atau masih
mberebet, berarti main-jet masih kurang juga. Bisa naikan satu step lagi, atau jadi 7
atau 7,5 angka. Biasanya, untuk korekan harian kenaikan itu sudah cukup tinggi.
Sebaliknya, jika saat di gas malah terasa mbrebet di putaran atas. Itu artinya, kenaikan
main-jet yang dilakukan terlalu besar dan harus diturunin. Selain mbrebet, setelan
main kegedean maka akan berdampak bensin menjadi boros. Bensin terbuang dan
tidak terbakar maksimal. Bisa dilihat di busi. Kalau cepat sekali hitam, berarti setelan
main jet terlalu besar, ciri-ciri kondisi bisa dilihat pada tema busi.
Sementara untuk setelan pilot-jet karburator, coba hal ini. Nyalakan motor, jika motor
susah hidup setelah dilakukan penyetelan atau bisa hidup tapi pada putaran bawah
tampak seperti ada jeda atau kosongnya tarikan seperti bensin tidak jalan. Itu artinya
pilot-jet tidak pas, perlu dinaikan. Cara menaikkan juga bertahap. Sama seperti
kenaikan main-jet, coba dinaikan 5 angka dulu, jika masih kurang bisa dinaikkan satu
step lagi antara 5 sampai 7,5 angka. Tentu saja, tergantung karakter mesin msingmasing dan jenis karburator. Tapi biasanya setingan pilot dan main-jet karburator
nggak sampai 10.
Page 7
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI pada kutipan berikut,
Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak tahun
1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali
diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang
sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda
dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh
ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan campur tangan sistem
elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi menekan
pedal gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah
data tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan
bakar sesuai banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter
adalah sebuah peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator"
pada mobil yang menggunakan karburator.
Page 9
Page 10
Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensorsensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan
komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang
mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini
juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine
analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain
sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masingmasing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain
berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah
udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi
yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt.
Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk
menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan
bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang
sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem
pengapian.
2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi
(deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian
udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika
jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara
yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU
selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara
masuk.
Page 12
4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang
posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari
kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah
merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap
keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full
elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh
ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan
pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah
memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan
oleh ECU secara elektronis.
5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang suhu oli mesin.
6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang
menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk
pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh
dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah
untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan
demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah
akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun
kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut
kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak
sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut
kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang
dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak mengOFFkan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang
Page 13
membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan
sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam
kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya
masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain
sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor
posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar
saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk
mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk
mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI
sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.
c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system)
Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran. Sistem
ini terdiri atas: air cleaner, air flow meter, throttle body, dan air valve. Udara bersih dari
saringan udara (air cleaner)masuk ke airflow meter dengan membuka measuring plate,besarnya
pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber.besarnya
udara yang masuk kintake chamber ditentukan oleh lebarnya katup throttle terbuka.Aliran udara
masuk ke intake manifold kemudian keruang bakar(combustion chamber)bila mesin dalam
keadaan dingin,air valve megalirkan udara langsung keintake camber dengan membypass
throttle.Air valve mengirimkan udara secukupnya keintake chamber untuk menambah putaran
sampai fast idle,tanpa memperhatikan apakah throttle dalam keadaan membuka atau
tertutup.Jumlah udara yang masuk dideteksi oleh airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold
preassure sensor(D-EFI)
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis
sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI
akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan
semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka
Page 14
pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang
sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
3. Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi nonOEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
4. Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
5. ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
6. Melepas aki dengan cara yang tidak benar
7. melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan
sopyanansori (2010) menyimpulkan cara perawatan mesin sistem efi pada kutipan berikut,
1. Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar Check
Engine pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin
hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda;
2. Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala,
segeralah hubungi mekanik anda;
3. Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya;
4. Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km
atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan
sulfur teramat tinggi;
5. Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
6. Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU
secara berkala;
7. Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000km atau
lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor;
8. Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;
9.Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya)
selalu dalam kondisi prima;
10. Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem
cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
11. Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas;
12. Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12
volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
13. Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem
pembersih yang aman, misalnya Interject Service;
14. Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound;
15. Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan
memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital,
dll. Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan pabrikan
yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan
mengganggu fungsi ECU;
16. Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan
bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat
mengganggu fungsi ECU.
macam-macam dan memberi kesan canggih, namun tetap bersistem kerja injection. Lantas, apa
kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan karburator ?.Teknologi EFI (Electronic Fuel
Injection) sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai teknologi yang terbaru, karena teknologi
ini sudah diterapkan beberapa tahun lalu. Dan EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan
keluaran dasawarsa 1990-an.Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti
tentang product planning, penggunaan EFI saat itu masih terbatas pada jenis sedan (passenger
car). Baru di akhir 1990-an dan awal 2000, kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV
ikut mengadopsi. Pada era sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI,
ECFI, T-DIS, VVT-i, i-VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-istilah itu
kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual produk mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di
sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah
bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang
membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar
minyak sehingga menuntut engine yang semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang
dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup,
terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan
otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara
meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlombalomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan
dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer
untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar
jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai
dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal
pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih
baik.Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan
Page 17
karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari
venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang
murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi
tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport.
Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan
tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari
ignition coil disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme
untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine,
yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun,
sebagaimana karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena
hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine.
Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem
mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam
daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah
operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi
perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para
pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu
memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai
oleh BMW dan Peugeot.
Page 18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang berjudul Sistem Karburator dan Sistem EFI (Eletronic Fuel
Injection) adalah
a.karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin
pembakaran dalam.
b.fungsi karburator ialah mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar,menjadikan
campuran tersebut menjadi kabut,dan menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai
dengan kecepatan dan beban motor yang berubah-ubah.
c.eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang
berkembang saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator.
3.2 Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk
Page 19
a.
b.
c.
d.
e.
Masyarakat umum
Pemerintah
Bengkel
Mahasiswa
Siswa SMK
Daftar Rujukan
Admin. 2009. Cara Membersihkan Karburator, (online), (http://www.roda-dua.com/index.php),
diakses 25 Oktober 2011.
Aktifcommunityoto1. 2011. Kontruksi Mesin EFI, (online),
(http://aktifcommunityoto1.wordpress.com/), diakses 23 Oktober 2011.
Elxotru. 2010. Mengenal Karburator, (0nline), (http://elxotru.blogspot.com/2010/03/mengenalkarburator-motor.html), diakses 25 Oktober 2011.
Eup, D. 2011. CARA MUDAH SETING KARBURATOR MOTOR 4 tak, (online),
(http://dhanizeggerupi.blogspot.com/), diakses 25 Oktober 2011.
Firstiawan. 2010. Jenis Mesin Injeksi, (online),
(http://firstiawan.student.fkip.uns.ac.id/2010/03/10/dasar-dasar-mesin-injeksi-2/), diakses 23 Oktober
2011.
Gombong, E. 2011. EFI, (online), (http://edie666.blogspot.com/), diakses 23 Oktober 2011.
Gustomo, A. Tanpa tahun. Beda karburator motor 2 tak dan 4 tak, (online), (http://autodesigntomspiez.blogspot.com/), diakses 25 Oktober 2011.
Hermanto, A. 2007. Cara Membersihkan Karburator, (online),
(http://bengkelmotor.blogspot.com/2007/05/cara-membersihkan-karburator.html), diakses 25 Oktober
2011.
Page 20
Page 21