Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan di
segala bidang, khususnya dalam bidang industri kimia dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu bahan
kimia yang sangat diperlukan dalam industri kimia adalah akrolein. Dengan
mengembangkan industri akrolein di Indonesia diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap nilai impor sehingga menghemat devisa negara dan juga dapat
membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.
Dalam industri kimia akrolein banyak dipakai sebagai senyawa intermediate
pada proses pembuatan polimer, seperti pembuatan poliakrolein. Selain itu akrolein juga
digunakan dalam industri kimia yang lain misalnya dalam pembuatan zat-zat organik,
pembuatan sintetik resin, atau sebagai bahan pengawet minyak dan lemak.
Akrolein / Acrolein (C3H4O) biasanya juga dikenal dengan nama Akril aldehid
dan mempunyai struktur kimia CH2 = CH COH.
B. Prospek Pasar
1. Data Ekspor Impor
Data impor untuk akrolein dari Biro Pusat Statistik (BPS) dapat dilihat pada
tabel 1.1 :
Tabel 1.1 Data Impor Akrolein
No
1
2
3
4
5

Tahun
2004
2005
2006
2007
2008

Impor (kg/tahun)
4.677.371
4.700.089
5.483.506
5.499.854
6.528.628

Selanjutnya prediksi kebutuhan (konsumsi) akrolein dalam Negeri dapat di cari


dengan metode Least Square Time :

Jumlah ()

n
1
2
3
4
5
6
7

X
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005

Y
2.849.318
2.929.285
3.219.733
4.548.039
4.433.492
4.677.371
4.700.506

x2
3.996.001
4.000.000
4.004.001
4.008.004
4.012.009
4.016.016
4.020.025

x*y
5.695.786.682
5.858.570.000
6.442.685.733
9.105.174.078
8.880.284.476
9.373.451.484
9.424.514.530
10.999.913.03

2006

5.483.506

4.024.036

6
11.038.206.97

2007

5.499.854

4.028.049

8
13.109.485.02

10

2008

6.528.628
44.869.73

4.032.064

4
89.928.072.02

10

20.035

40.140.205

y =na+ xb
xy= xa+ x2 b

(Perry, 1995)
Maka :
44.869 .732=10 a+ 20.035b 20.035
89.928 .072.021=20.035 a+40.140 .205 b 10

898.965 .080.620=200.350 a+ 401401225b


899.280 .720.210=200.350 a+ 401402050b

315.639 .590=825 b
b=382.593,442

a=762.038 .989

Sehingga persamaan Least Square Time-nya adalah :


Y =a+bx
(Perry, 1995)

Y =762.038 .989+ 382.593,442 x

Sehingga didapatkan prediksi kebutuhan Akrolein tahun 2009 2020 pada tabel
berikut ini :
Tabel 1.2 Prediksi kebutuhan Akrolein
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Proyeksi (Kg)
6.591.237,133
6.973.830,576
7.356.424,018
7.739.017,461
8.121.610,903
8.504.204,345
8.886.797,788
9.269.391,23
9.651.984,673
10.034.578,12
10.417.171,56
10.799.765

Tabel 1.3. Kapasitas pabrik Akrolein yang sudah ada


No
1
2
3.
4.
5.
6.

Perusahaan
Celenase
Union Carbide
Dow Badische
BASF
Rohm & Haas
Sumitomo

Lokasi
Texas
Louisiana
Texaz
Garmany
U.K
Nagoya

Kapasitas (ton/tahun)
80.000
400.000
40.000
400.000
110.000
88.000

Proses
-Propiolac
Propene
Acetylene
Acetylene
Propene
Propene
(Mckeeta, 1993)

2. Sasaran Pasar
Akrolein merupakan salah satu produk industri kimia yang saat ini semakin
dibutuhkan. Penggunaan produk akrolein dala dunia perindustrian sangat luas misalnya

pada proses pembuatan polimer seperti pembuatan zat-zat organik, pembuatan sintetik
resin, atau sebagai bahan pengawet minyak dan lemak.
Maka pendirian pabrik akrolein sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan
tersebut khususnya di dalam negeri dan usaha menambah devisa negara dengan ekspor
produk akrolein ke luar negeri (India, Korea, Turki dll)
C. Tinjauan Pustaka
1. Proses Produksi
Akrolein dapat dibuat dengan beberapa proses. Untuk menentukan proses yang
paling menguntungkan, kita harus meninjau beberapa proses pembuatan akrolein
a. Tinjauan Berbagai Proses
Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk menghasilkan akrolein yaitu :
1) Proses - Propiolactone
Proses pembuatan akrolein dengan mereaksikan ketena dan formaldehida
menghasilkan laktina yang kemudian menjadi akrolein
Reaksinya :
C2H2O + CH2O

C3H4O

+ O2

(2 atm,200oC)

(McKetta, 1993)
Reaksinya berlangsung eksotermis pada suhu operasi 200oC dan tekanan 2 atm.
Reaktor yang digunakan adalah Reaktor Alir Pipa (RAP) karena reaksi berlangsung
pada fase gas.

Diagram Alir Proses - Propiolactone

Untuk perhitungan potensial ekonomi (PE) dapat menggunakan persamaan :


PE = (Nilai Produk) (Harga Bahan Baku)
Tabel 1.4 Harga Bahan Baku dan Produk Proses Propiolactone
Bahan
Akrolein
Ketena
Formaldehida

Berat Molekul
72
42
30

$/Kg
1,314
1,000
1,423

PE= {( 56 1,314 )( 42 1,000 )( 30 1,423 ) }

PE=9,917 $ /Kmol
2) Proses Oksidasi Propena
Reaksinya :
CH2=CH-CH3 + 1/2O2
CH2=CH-CH3 + 9/2O2

CH2=CH-COH
3CO2 + 3H2O

(4,3 atm,250oC)

Reaksinya berlangsung eksotermis pada suhu operasi 250-300oC. Reaktor yang


digunakan adalah jenis reaktor fixed bed multitube reaksi berlangsung pada fase gas
dengan katalis molibdenum.

(McKetta, 1993)
Diagram Alir Proses Oksidasi Propena

Untuk perhitungan potensial ekonomi (PE) dapat menggunakan persamaan :


PE = (Nilai Produk) (Harga Bahan Baku)
Tabel 1.5 Harga Bahan Baku dan Produk Proses Oksidasi Propena
Bahan
Propena
Akrolein
Oksigen

Berat Molekul
42,08
72
32

$/Kg
0,908
1,314
0,108

PE= {( 56 1,314 )( 42,08 0,908 ) }

PE=35,448

$
Kmol

3) Proses Karbonilasi Asetilena


Pembuatan akrolein dilakukan dengan cara mereaksikan nikel karbonil dengan
asitelena dan air atau alkohol kemudian menambahkan 60% - 80% karbon monoksida.
Reaksinya :

CO + CH=CH + H2O

( II )

CH2=CHCOH

(1,1 atm;150oC)
(McKetta, 1993)

Diagram Alir Proses Karbonilasi Asetilena

Untuk perhitungan potensial ekonomi (PE) dapat menggunakan persamaan :


PE = (Nilai Produk) (Harga Bahan Baku)
Tabel 1.6 Harga Bahan dan Produk Proses Karbonilasi Asetilena
Bahan
Akrolein
Asetilena
Karbon Monoksida
Air

Berat Molekul
56
26
28
18

PE=( 56 1,314 )( ( 28 1,217 ) + ( 26 1,008 ) + ( 0 ))

PE=13, 34

$
Kmol

$/Kg
1,314
1,008
1,217
0

berdasarkan peninjauan berbagai proses pembuatan akrolein, maka dapat dibuat matrik
pemilihan proses, yang terlihat pada tabel 1.5 dibawah ini :
Tabel 1.7 Matrik Pemilihan Proses
No
Pertimbangan
1. Produk
2
Bahan baku
Cara mendapat

Proses Propiolactone
akrolein (***)
Ketena, Formaldehida (**)
diimpor

dari

Proses Oksidasi Propena


akrolein (***)
Propena,
Udara,

Superheated Steam (***)


Singapura, Propena diperoleh dari

Jepang dan pabrik setempat pabrik setempat (**)


Pengangkutan
Penyimpanan
3
4.
5.
6.

Potensial Ekonomi
Reaktor
Konversi
Kondisi operasi :
-

7
8

Suhu
Tekanan

Fase
Pemisahan

(*)
Kapal dan truk tangki (*)

Kapal dan truk tangki (*)

Tangki (***)
RATB (**)
65% (**)

Tangki (***)
35,448 $/Kmol (***)
Fixed Bed Multitube (*)
95% (***)

100oC (***)

250oC (*)

-7,242 $/Kmol (**)

3 atm (**)
Cair dan Cair (**)
Berdasarkan
titik
menggunakan

4,3 atm (*)


Gas dan Gas (**)
didih, Berdasarkan titik didih,
menara menggunakan

distilasi (**)

distilasi (**)
25

Jumlah *

24

No
Pertimbangan
1. Produk
2
Bahan baku

Proses Karbonilasi Acetilena


Akrolein (***)
Nikel Karbonil. Asetilena,
Karbon

Cara mendapat

Monoksida, Asam

Klorida(*)
Nikel Karbonil diimpor dari
Jepang,

Acetilen

dari

Vietnam, Karbon Monoksida

menara

dari Jepang, Asam Klorida


diperoleh

Pengangkutan
Penyimpanan

dari

pabrik

setempat (*)
Kapal dan truk tangki (*)

3
4.
5.
6.

Potensial Ekonomi
Reaktor
Konversi
Kondisi operasi :
-

7
8

Tangki (**)
13.34 $/Kmol (*)
Fixed Bed Multitube (*)
40% (*)
150oC (**)

Suhu
Tekanan

1,1 atm (***)


Cair dan Gas (*)
Berdasarkan
titik

Fase
Pemisahan

menggunakan

didih,
menara

distilasi (**)
Jumlah *

Keterangan : (***)

19

= Baik

(**)

= Sedang

(*)

= Kurang Baik

()

= Tidak Baik

Berdasarkan tabel 1.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan proses yang paling
baik dipilih adalah proses oksidasi propena.
b. Tinjauan Termodinamika
1. Pada keadaan setimbang
Reaksi : C3H6 + 3/2O2

C3H4O + H2O

Sifat termodinamika senyawa pada 298 K.


Tabel 1.8 Harga Hf dan Gf
Komponen

Gof298 (kJ/mol)

Hof298 (kJ / mol)

C3H6
O2
C3H4O2
H2O

62,72
0
-209
-228,60

20,42
0,00
-286,06
-242

1.a Panas reaksi standar (Ho298)


H 298= H produk H reaktan
H 298= (286,06242 )( 20,42+3 /2 ( 0 ))
H 298=548,48 kJ /mol=548.480 J /mol
1.a.1. Energi gibbs standar (Gfo)
G 298= G produk G reaktan
G 298= (209228,6 )( 62,723/2 ( 0 ) )
G 298=500,32 kJ /mol=500.320 J /mol

Dari harga G yang bernilai negatif, menunjukkan reaksi dapat terjadi secara
spontan, dan dari harga H yang bernilai negatif, dapat disimpulkan bahwa reaksi yang
terjadi merupakan reaksi eksotermis yang berarti terjadi pengeluaran panas.
1.a.2
G f =RT ln K
Dimana :
Gof

= Energi bebas gibbs pada keadaan standar (25oC, 1 atm)

= Konstanta (8,314 J/mol K)

= Suhu standar (K)

= Konstanta kesetimbangan

G 298=500.320 J /mol
500.320 J /mol=( 8,314 J /mol . K ) ( 298 K ) ln K

ln K=

500.320 J / mol
=201,939
( 8,314 J /mol . K ) ( 298 K )

K=5,023 10

87

Dengan harga K yang sangat besar maka reaksi akan berjalan kekanan atau
irreversibel.
2. Pada keadaan non Adiabatis
Kompone

n
C3H6
O2
C3H40
H2O

31,298
29,526
7,755
33.933

0,072
-8,899E-03
0,2939
-8,419E-03

1,948 E-04
3,808E-05
-2,088E-04
-2,991E-04

-2,158E-07
-3,269E-08
7,159E-08
-1,783E-08

e
6,295E-11
8,861E-12
-9,096E-12
3,693E-12
(Yaws, 1952)

Cp = a + bT + cT2 +dT3 +eT4+fT5+gT6, J/molK


H RT = H reaktan+ H r + H produk
298

H reaktan= CpdT Reaktan1 +CpdT Reaktan2


523
298

H reaktan= [ ( 31,298+ 0,072T +1,948 E4 T 22,158 E7 T 3 +6,295 E11 T 4 ) + ( 29,5268


523

H reaktan= [ ( 31,298 T +0,036 T 2+ 0,649 E4 T 3 0,539 E7 T 4 +0,126 E10 T 5 ) + ( 29,526T

H reaktan= [ ( 31,298 )(225 ) + ( 0,036 ) ( 298 25232 ) + ( 0,649 E4 ) ( 2983 5233 )( 0,539 E7 ) ( 2984
H reaktan= (1,811 E+ 4 ) + (6,589 E+3 )

H reaktan=24.699

J
mol

H r = Hf produk Hf reaktan
H r =548.480 J /mol
573

H produk = CpdT produk 1 +Cp dT produk 2


298

573

H produk = ( ( 7,755 ) + ( 0,2939 T )( 2,088 E4 T 2 ) + ( 7,159 E8T 3 ) ( 9,096 E12 T 4 ) ) + ( ( 33,93


298

2
3
4
5
H produk = ( ( 7,755T ) + ( 0,146 T ) ( 0,696 e4 T ) + ( 0,179 E7 T ) + ( 0,182 E11 T ) ) + ( (33,933

H produk =( ( 7,755 ) ( 275 ) + ( 0,146 ) ( 5732 298 2) ( 0,696 e4 ) ( 57332983 ) + ( 0,179 E7 ) ( 573 42
H produk =( 2,772 E +4 ) + (8,197 E+ 3 )
H produk =19.523 J /mol
H RT = H reaktan+ H r + H produk
H RT =(24.699 ) + (548.480 )+ ( 19.253 )

H RT =553.926 J /mol

c. Tinjauan Kinetika
Reaksi :
CH2=CH-CH3 + O2 k1
CH2=CH-CH3 + 9/2O2 k2

CH2=CH-COH + H2O
3CO2 + 3H2O

Dengan :
k1 : 1,59 x 105 kmol/m3 reaktor/h/(kPa)2
k2 : 1,81 x 108 kmol/ m3 reaktor/h/(kPa)2
d. Pemilihan Reaktor
Reaksi berjalan secara eksotermis dan dalam fase gas gas, sehingga digunakan
reaktor jenis Fixed Bed Multitube.
e. Utilitas
Utilitas adalah unit unit proses di dalam industri, khususnya yang mempunyai
fungsi untuk menunjang proses utama pabrik. Unit utilitas pada suatu pabrik meliputi
air, steam/inert, listrik, bahan bakar dan udara tekanan.
a) Air
Air yang diperlukan dalam pabrik terdiri dari :
1) Air Pendingin
Air pendingin setidaknya tidak mengandung padatan dan sedapat mungkin
dihindarkan dari adanya bahan kimia korosif dengan bahan kimia yang
memicu terjadinya kerak. Air pendingin tersebut biasa digunakan pada
kondensor dan cooler.
2) Air Umpan Boiler
Air yang digunakan sebagai umpan didalam boiler. Air tersebut dipanaskan
sampai menjadi uap air atau steam. Steam tersebut biasanya digunakan
sebagai pemanas pada reboiler dan heater. Air umpan boiler sebaiknya bebas
dari sadah, bebas logam dan mineral, dan bebas gas tersuspensi.
3) Air Proses

Air yang digunakan untuk proses didalam suatu pabrik. Air tersebut tidak
boleh mengandung bahan kimia yang menganggu jelasnya proses.
4) Air Rumah tangga
Air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga diantaranya air minum,
untuk mencuci peralatan, keperluan kantor, serta dialrkan kerumah-rumah
karyawan untuk keperluan rumah tangga. Disamping itu tidak terdapat
partikel padat, juga tidak boleh mengandung bahan kimia beracun dan tidak
boleh mengandung bakteri pathogen.
5) Air pemadam
Air yang digunakan untuk persiapan pengamanan apabila terjadi kebakaran
didalam pabrik tersebut. Sebagai air pemadam kebakaran sebaiknya air
tersebut tidak mengandung partikel padatan,
b) Listrik
Listrik merupakan energi yang digunakan untuk pengoperasian peralatan di
dalam pabrik, penerangan, dan perkantoran.
c) Steam
Steam biasa digunakan sebagai pemanas pada reboiler dan heater, sehingga
bahan yang berfase cair dinaikkan suhunya dengan menggunakan steam
d) Udara tekan
Udara paling banyak dipergunakan untuk purging pada saat pabrik sedang
diperbaiki. Selain itu, udara tekan juga digunakan untuk membersihkan
peralatan, serta untuk membuka kran pada alat kontrol. Sebelum digunakan,
udara terlebih dahulu dilewatkan pada filter udara terutama kelembabannya
untuk mengetahui kadar air di udara.
2. Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk
A. Spesifikasi
a. Bahan Baku
1) Propena
Rumus Molekul
Berat Molekul
Fase pada suhu lingkungan
Titik didih
Suhu Kritis
Tekanan kritis
Densitas
Viskositas

: C3H6
: 42,08 g/mol
: gas
: -47,6oC
: 91,85oC
: 4.620,41 kPa
: 1,81 kg/m3
: 8.34 Pas at 16.7 C

Kelarutan salam air

: larut dalam air

2) Udara
Komposisi :
a) Nitrogen (79 %)
Rumus molekul
: N2
Berat molekul
: 28 g/mol
Fase pada suhu lingkungan
: gas
Titik didih
: -195,6 oC
Suhu kritis
: -146,8 oC
Tekanan kritis
: 32,9 kPa
Kelarutan
: sedikit larut dalam air
b) Oksigen
Rumus molekul
: O2
Berat molekul
: 32 g/mol
Fase pada suhu lingkungan
: gas
Titik didih
: -182,95oC
Suhu kritis
: -118,38
Tekanan kritis
: 5080,02 kPa
Densitas
: 1,429 g/L
Kelarutan
: larut dalam air
3) Akrolein
Rumus molekul
: C3H4O
Berat molekul
: 56 g/mol
Fase pada suhu lingkungan
: cair
Titik didih
: 53o C
Suhu kritis
: 232, 5oC
Tekanan kritis
: 51,60bar
Densitas
: 1059,33 kg/m3
Kelarutan dalam air
: larut
a. Pengadaan dan Transportasi
Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi keberlangsungan produksi suatu
pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diproritaskan. Dalam hal ini bahan
baku yang digunakan adalah propena, udara dan steam dengan bahan pembantu
katalisator Molybdenum dari PT. Chemindo Pratama, Jakarta.
1) Propena didapatkan dari pabrik PT. Tri Polyta Indonesia yang diangkut
dengan menggunakan tangki.
2) Udara yang digunakan didapatkan dari lingkungan sekitar pabrik dengan
menggunakan filter udara dan kompresor.
3) Steam didapatkan dengan menguapkan air dengan menggunakan boiler.

4) Kebutuhan air didapatkan dari PT. Krakatau Tirta Indonesia.


b. Kemasan
Akrolein yang berbentuk cair disimpan dalam tangki dan dipasarkan dengan
menggunakan truk tangki.
c. Penyimpanan
1) Penyimpanan propena pada suhu 30oC dalam tangki bertekanan tinggi dan
disimpan dalam tangki silinder horizental.
2) Penyimpanan asam akrolein pada suhu 30oC bertekanan atmosferik disimpan
dalam tangki vertikal.
d. Prediksi Kapasitas
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimal output yang dapat
diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Pabrik yang didirikan harus mempunyai
kapasitas produksi yang optimal yaitu jumlah dan jenis produk yang harus dihasilkan
dapat menghasilkan laba maksimal dengan biaya minimal.
Kapasitas produksi dirancang dengan pertimbangan :
1.

Kebutuhan furfural dalam Negeri.


Untuk

memenuhi

kebutuhan

akrolein

dalam

negeri

selama

ini

masih

mengandalkan dari sektor import. Dengan adanya pabrik furfural ini diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan akrolein dalam negeri, sehingga import furfural bisa
ditekan (dikurangi).
2.

Ketersedian bahan baku


Perkembangan kapasitas produksi propena di Indonesia yang merupakan bahan
baku pembuatan akrolein masih stagnan pada 605.000 ton per tahun selama
hampir 10 tahun terakhir (2010). Hingga saat ini produsen PP hanya ada 3
perusahaan yaitu PT. Tri Polyta Indonesia, PT. Polytama Propindo dan PT.
Pertamina. Untuk mengantisipasi rendahnya kapasitas, para produsen berencana
meningkatkan kapasitas. PT. Polytama Propindo akan menambah kapasitas
sebesar 160 ribu ton pada 2010 ini, sedangkan PT. Tri Polyta Indonesia akan
menambah kapasitas 120 ribu ton yang akan direalisasikan awal 2011.

3.

Kapasitas pabrik asam akrolein yang sudah ada

Kapasitas pabrik yang akan didirikan harus berada di atas kapasitas minimal
atau sama dengan kapasitas pabrik yang sedang berjalan. Berdasarkan data kebutuhan
dalam negeri dan dunia, ketersediaan bahan baku dan referensi kapasitas pabrik akrolein
yang sudah ada maka kapasitas pabrik yang akan didirikan adalah sebesar 100.000 ton
per tahun.

BAB II
DESKRIPSI PROSES

A. Diagram Alir Proses

N2, O2, CO2


C3H6, C3H8

H2O, C3H4O

N2,O2, H2O
C3H6, C3H8

Sp-01
MD01

R-01
N2, O2, CO2

C3H6, C3H8
H2O, C3H4O
H2O
C3H4O

H2O
C3H4O2

B. Uraian Proses Singkat


Reaksi antara propena dengan oksigen menjadi akrolein dilaksanakan dengan
menggunakan reaktor fixed bed multitube, pada suhu 250-300oC. Katalis yang
digunakan adalah molybdenum (Mo), untuk memperoleh kondisi reaksi tersebut
pertama-tama udara lingkungan ditekan dengan menggunakan kompresor sampai
diperoleh tekanan yang sesuai reaktor kemudian sampai diperoleh suhu 250oC.
Sementara itu propena disimpan pada suhu 30oC dalam tangki bertekanan yang
diuapkan kemudian dipanaskan sampai suhu 250 oC kemudian dicampur dengan steam
untuk menghindari terbentuknya coke. Selanjutnya dimasukkan ke dalam reaktor.
Dalam reaktor terjadi reaksi membentuk akrolein dan sebagian membentuk
karbondioksida. Untuk mengendalikan suhu tidak boleh melebihi 300oC digunakan
media pendingin air bertekanan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
steam. Gas yang keluar dari reaktor selanjutnya didinginkan dan diembunkan dengan
kondensor parsial sehingga terbentuk aliran dua fase yang dapat dipisahkan
menggunakan separator. Dalam separator akan terjadi pemisahan gas N2, O2, CO2, C3H6,
C3H8, sedikit air dan akrolein dengan cairan yang terdiri dari asam akrolein dan air.
Cairan yang terdiri dari akrolein dan air kemudian diumpankan ke menara distilasi..
Dalam menara distilasi terjadi proses pemisahan antara air dan asam akrolein
dimana akrolein akan keluar sebagai hasil atas menara distilai yang kemudian
didinginkan dan ditampung dalam tangki produk. Adapun air yang keluar sebagai hasil
bawah menara distilasi selanjutnya didinginkan dan dibuang ke pengolahan limbah.
C. Rencana Lokasi
1. Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu tahapan yang sangat penting
dalam perancangan suatu pabrik. Lokasi pabrik yang diinginkan adalah lokasi yang
strategis dan mendukung effisiensi. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan lokasi pabrik antara lain kedekatan dengan sumber bahan baku, pemasaran,
ketersediaan utilitas seperti air dan listrik, dan fasilitas lainnya.

1.1. Bahan Baku


Bahan baku yang akan digunakan adalah propena. Propena diperoleh dari
perusahaan-perusahaan daerah Pulau Jawa dan sekitarnya yaitu PT. Tri Polyta
Indonesia, PT. Polytama Propindo dan PT. Pertamina. Sehingga dapat menghemat biaya
transportasi bahan baku.
1. 2. Penyediaan Air
Kebutuhan air pabrik akrolein secara keseluruhan baik untuk proses sebagai
bahan baku, untuk alat penukar panas, untuk sanitasi, rumah tangga, perkantoran dan
lain-lain. Dimana kebutuhan air ini akan disuplai dari PT. Krakatau Tirta Industri (KTI)
yang berada di sekitar lokasi pabrik akrolein yang akan didirikan.
1.3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat terpenuhi baik secara kuantitas dan kualitasnya, karena
pendirian pabrik letaknya tidak jauh dari kota kota dengan jumlah SDM yang memadai.
1.4. Pemasaran
Produk utama pabrik ini adalah akrolein, dimana jumlah kebutuhannya relatif
meningkat disetiap tahunnya. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan
akrolein pada industri-industri yang menjadikan akrolein banyak dipakai sebagai
senyawa intermediate pada proses pembuatan polimer,seperti pembuatan acrylic ester.
Selain itu akrolein juga digunakan dalam industri kimia yang lain misalnya dalam
pembuatan zat-zat organik, pembuatan sintetik resin, atau sebagai bahan pengawet
minyak dan lemak. Lokasi pabrik yang terletak di daerah Cilegon, Banten. Lokasi
pabrik ini juga dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan dalam proses pemasaran
maupun pendistribusian produk.
1.5. Transportasi
Struktur tofografi Banten yang strategis sehingga memudahkan untuk
pengiriman bahan baku maupun produk, baik lewat jalan darat maupun jalan laut.

Dengan demikian dalam hal transportasi bahan baku dan distribusi produk akan mudak
dilakukan.
1.6. Tenaga Listrik dan Bahan Bakar
Listrik untuk proses pabrik dan keperluan penerangan disuplai dari PLN. Untuk
menjaga kelancaran operasi pabrim selama 24 jam, diperlukan generator set dengan
menggunakan bahan bakar solar.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah dijelaskan, maka pabrik ini
akan didirikan di Cilegon, Banten.

BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1995, Acrolein and Derivatives Supplement Encyclopedia
of Chemical Technology, John Wiley & Sons, New York.
McKetta, J. 1993, Encyclopedia of Chemical Processing and Design, Marcel Dekker,
Inc.
Perry, R.H. 1997, Chemical Engineers Hand Book, 7th ed. International edition, Mc.
Graw-Hill, Book Company, Tokyo.
Ullmanns. 2002, Encyclopedia of Industrial Chemical, Willey-VHC, Germany.
Badan Pusat Statistic (BPS), 2003, Volume dan Nilai Ekspor dan Impor, Jakarta
Yaws, C.L. 2003, Handbook of Thermodynamic and Physical Properties of Chemical
Compounds, Norwich, New York.

PROPOSAL PRARANCANGAN PABRIK AKROLEIN


DARI PROPENA DAN UDARA KAPASITAS 100.000
TON/TAHUN

Disusun oleh :
Musa Keliwulan (121050014)
Prasetyo Agung Nugroho (121070066)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2011

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
PRARANCANGAN PABRIK AKROELEIN DARI PROPENA DAN
UDARA
KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

Disusun Oleh :
Musa Keliwulan

(121050014)

Prasetyo Agung Nugroho (121070066)

Yogyakarta,

Oktober 2011

Disetujui untuk Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Yogyakarta
Tanda Tangan

Pembimbing I

Prof Dr Ir. Supranto, SU

..

Pembimbing II
Ir.Bambang sugiarto, MT

..

Anda mungkin juga menyukai