Anda di halaman 1dari 6

Biografi Martha Tilaar - Pengusaha Kosmetik Sukses

Martha Tilaar lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937, ia merupakan


seorang pengusaha Kosmetik Terkemuka dengan nama merek dagang Sariayu Martha
Tilaar. Ia menikah dengan H.A.R Tilaar dan memiliki empat anak, Bryan Emil Tilaar, Pinkan
Tilaar,Wulan Tilaar,Kilala Tilaar. nenek dari beberapa orang cucu, adalah sosok wanita yang
tidak pantang menyerah. Ketika orang lain mengatakan tidak mungkin, Ia tetap mencobanya.
Yang penting adalah bukan melihat besarnya hambatan di depan kita, tapi bagaimana kita
memecahkan masalah yang ada. Kebetulan, suaminya mendapatkan kesempatan belajar ke
luar negeri. Ia pun mengambil kuliah kecantikan dan lulus dari Academy of Beauty Culture,
Bloomington, Indiana, AS.
Ketika kecil, anak sulung dari tiga bersaudara ini justru bertingkah seperti lelaki,
enggan merawat diri. Ibunya, Nyonya Handana, menegurnya, "Martha, kau nanti tidak laku,
lho. "Sang ibu lalu menitipkan putrinya pada seorang ahli kecantikan tradisional di
Yogyakarta, Titi Poerwosoenoe. Dan wanita kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, ini pun
mengaku, "Ibu Titi, guru pertama yang mengajar saya bersolek".
Sebelum menikah, Ibu Martha sempat mengajar di SD selama dua tahun. Setelah
menjadi sarjana pendidikan dari IKIP Jakarta, ia juga sempat mengajar di alma maternya
selama tiga tahun. Lalu mengikuti suami, Dr. Henry A. Rudolf Tilaar, yang bertugas ke
Amerika Serikat. Di sanalah ia belajar masalah kecantikan, dan lulus 1967. Lalu bekerja

selama tiga tahun di Campes Beauty Salon, Universitas Indiana, AS. Setelah kembali ke
Jakarta, 1969, ia membuka salon kecantikan. Dimulai dari modal 1 juta rupiah di saku, hasil
menabung selama tingal dan bekerja di Amerika Serikat, selain juga sumbangan dari
ayahnya-Handana-dan adik-adiknya, Ratna dan Bambang. Meskipun ia mendapat pendidikan
dari Amerika, ajaran gurunya yang pertama kali, Titi Poerwosoenoe, masih terngiang. "Saya
mesti back to nature ", tutur ibu empat anak ini.
Begitu lulus dari akademi kecantikan Martha segera membuka praktek salon
kecantikan di negeri Paman Sam itu. Ia membuat selebaran semacam brosur sederhana,
mempromosikan jasa layanan salonnya. Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke
kampus-kampus, mendatangi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para istrinya.
Begitu pula kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia, atau ibu-ibu yang mengikuti suaminya
tugas di luar negeri. Sekembalinya ke tanah air, Ia membuka salon kecil sederhana di garasi
rumah milik ayahnya, dengan ukuran 6 x 4 meter pada tahun 1970, Ia terus berupaya
mengembangkan salonnya itu, dengan membagikan selebaran-selebaran ke lingkungan
sekitar, memanjakan para pengunjung salon dan mengajak mereka bercakap-cakap, untuk
mendekatkan emosional. Dengan kedekatan itu, para pengunjung menjadi betah dan menjadi
pelanggan tetap salonnya. Dan akhirnya salonnya pun berkembang menjadi 5 buah. Tak lama,
dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru Sariayu Martha Tilaar.

Martha juga tak kenal lelah terus mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia untuk
produk-produk salonnya. Tujuannya, adalah agar perempuan Indonesia tetap terpelihara
kecantikan dan keayuannya. Marta Tilaar pernah bertemu dengan perempuan yang
menggendong anak sambil menenteng dua anaknya. Wajahnya terlihat tua, lusuh dan keriput.

Saya pikir usianya sudah memasuki masa 40 tahun. Ternyata, belum sampai dua puluh lima.
Karena beban hidup yang berat dan tidak pernah menjaga kecantikan, perempuan itu terlihat
jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki
kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma. Mereka sepakat membuat
perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu
Martha Tilaar sebagai produk pertama. Dilanjutkan kemudian dengan membuka pabrik
kosmetik pertama di Jalan Pulo Ayang, kawasan Indsutri Pulogadung , Jakarta timur yang
diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik, saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik.
Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai
distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar membuka
pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri
Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil
Presiden Umar Wirahadikusumah. Bisnis Martha Tilaar terus berkembang, dengan
mengakuisisi sejumlah perusahaan sampai kemudian ia dan keluarganya menguasai
sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan
digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT
Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu
Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil
Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).

Martha Tilaar sangat jeli dalam melihat dan menangkap peluang pasar. Pada tahun
1987, ia meluncurkan produk Senja di Sriwedari sebagai trend tata rias baru, sebuah ide

yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia. Dan produk itu meledak di pasaran.
Para tata rias banyak merekomendasikan produk ini ke Kliennya. Sejak itulah Martha Tilaar
selalu mempersuntingkan nama tempat dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan
dengan trend busana daerah, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar.
Sebut saja produk yang ia keluarkan pada tahun 1989 dinamakan Sumatera bergaya,
Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991)
dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian Jaya/Papua, Rama-Rama Toraja
(1993). Dan, puncaknya adalah trend warna Pusako Minang dari Minangkabau. Sariayu
berhasil tampil sebagai trendsetter tata rias wajah wanita Indonesia. Perjalanan bisnis Martha
Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami jatuh-bangun atau pasang-surut usaha.
Meskipun perusahaannya sudah besar dan maju, orang masih saja memandangnya sebelah
mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai
produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar
sesungguhnya sudah mendunia, berkualitas, dan bergengsi.
Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang
mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos,
Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan
lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Sebagai pengusaha, ternyata
kepribadiannya yang tak pantang menyerah lah yang mengantarkannya hingga menjadi
sukses seperti sekarang. Martha juga selalu berpikir positif dan tidak henti melakukan
inovasi. Sejak remaja, Martha sudah terbiasa menjual makanan-makanan kecil untuk
menambah uang jajannya. Ia juga suka mengambil Sogok Telik dan Jali-jali Putih, yang
tumbuh subur di tanah milik eyangnya, untuk dirangkai menjadi kalung dan gelang.
Perhiasan tersebut ia jual kepada teman-temannya di sekolah. Martha kecil juga selalu
memperhatikan hal-hal kecil dan detail di sekelilingnya.
Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Fashion and
Artistry dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984 ini menjalani hidup dengan
penuh keajaiban kuasa Tuhan. Pernah divonis mandul oleh ahli obstetri dan ginekologi luar
negeri, setelah 11 tahun lebih menikah dan belum dikaruniai anak. Tapi hal itu tidak
membuatnya menyerah. Ia terus berupaya memiliki keturunan melalui cara tradisional.
Kebetulan Martha mempunyai nenek ahli pembuat jamu. Selama empat tahun lebih ia rajin
mengkonsumsi jejamuan itu dengan kesabaran dan ketelatenan. Hingga pada suatu saat di

usia 41 tahun, Martha berhenti menstruasi. Dokter menyatakan Martha telah memasuki masa
menopouse. Ia sempat sangat sedih, karena apa yang dicita-citakannya tidak mungkin
tercapai.
Tapi, karena kuasa Tuhan Yang Maha Besar, absennya datang bulannya kali ini adalah
karena ia mulai mengandung. Martha pun melahirkan anak pertamanya di usia 42 tahun, dan
pada tahun-tahun berikutnya lahir tiga orang lagi keturunannya yang kini telah menjadi anakanak yang sukses. Martha Tilaar mempunyai komitmen tinggi membangun industri
kosmetika. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan (R&D;). Ia mau mengirim
staf ahli farmasinya belajar ke luar negeri, atau mengikuti berbagai pameran di luar negeri. Ia
memiliki dua orang staf ahli farmasi bergelar doktor, sejumlah magister dan sarjana strata
satu lainnya. R&D; memberi hasil lain. Martha Tilaar perlahan-lahan berhasil mengurangi
ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku lokal di setiap
produknya. Hasil lain lagi, ini yang lebih mencengangkan, pada bulan Juli 2002 Sekjen PBB
Kofi Annan mengundang Martha Tilaar hadir dalam forum Global Compact, di New York,
AS.
Sebagai bentuk keperduliannya terhadap perempuan, Martha mendirikan Yayasan
Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya agar
mereka mengerti kecantikan sehingga bisa merawat diri. Namun yang terutama agar mereka
mempunyai keterampilan tentang kecantikan, sesuatu yang pernah banyak menolong wanita
di saat krisis multidimensi melanda bangsa termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK)
terhadap karyawan wanita maupun laki-laki di banyak perusahaan lain. Bagi Martha Tilaar
perempuan adalah pemersatu yang sangat besar perannya bagi keutuhan bangsa. Karena itu ia
tak ingin perempuan terbelakang dalam soal pendidikan.
Mengandalkan kekuatan riset dan 37 peneliti di Martha Tilaar's Innovation Center
(MTIC), Martha sukses memproduksi merek kosmetika, perawatan tubuh, spa, dan jamu
yang dikenal hingga mancanegara. Sebut saja Sariayu, Caring, Belia, Rudy Hadisuwarno
Cosmetics, Biokos, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden, dan Dewi
Sri Spa. Sebagai korporasi, Martha Tilaar Group juga berhasil meraih ISO 9001, ISO 14000,
dan Sertifikasi GMP di Asia pada 1996.

Prinsip berbagi yang melandasi bisnis kecantikan Martha Tilaar diwujudkan dalam
bentuk pemberdayaan, terutama bagi perempuan. Grup usaha Martha Tilaar ini memayungi
11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70% diantaranya adalah
perempuan. Tak sedikit di antara kaum hawa ini yang mendapatkan kesempatan belajar dan
sekolah cuma-cuma untuk mengembangkan dirinya. Mulai pekerja di ranah rumah tangganya
hingga ahli seperti peneliti di perusahaannya. Martha tak sungkan mengirim peneliti
belajaretnobotany ke Perancis dan medical antropology di Leiden, Belanda. "Pendekatan
sains dibutuhkan untuk mengembangkan produk lokal," katanya. Satu lagi kunci sukses
bisnis Martha Tilaar, fokus pada satu bidang, yakni kecantikan. "Saya mulai bisnis dari salon,
lalu sekolah, pabrik, distribusi yang semuanya bergerak di bidang kecantikan.

Anda mungkin juga menyukai