Anda di halaman 1dari 2

Shalat untuk Mencapai Hajat

Shalat hajat ini saat kita hajat yang sangat penting. Kemujarraban shalat hajat ini ditegaskan oleh
Rasulullah saw dalam sabdanya:

"Barangsiapa yang melakukan shalat pada hari Kamis empat rakaat (dua salam); rakaat
pertama setelah Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (21 kali); rakaat kedua setelah Fatihah
membaca surat Al-Ikhlash (21 kali). Rakaat pertama (dalam shalat yang kedua) setelah
Fatihah, surat Al-Ikhlash (31 kali); rakaat kedua (dalam shalat yang kedua) setelah
Fatihah, surat Al-Ikhlash (41 kali). Kemudian sesudah salam (dari shalat yang kedua)
membaca surat Al-Ikhlash (51 kali), kemudian sujud sambil membaca Ya Allah (100
kali), kemudian memohon apa yang diinginkan. Maka, sekiranya orang yang melakukan
shalat ini memohon kepada Allah untuk memindahkan gunung niscaya gunung itu akan
pindah, dan yang memohon pertolongan niscaya pertolongan itu akan datang; karena di
antara dia dan Allah tidak ada hijab, dan Allah swt marah kepada orang yang melakukan
shalat ini yang tidak memohon hajatnya kepada-Nya." (Mujarrabat Imamiyah: 30)

Doa Mujarrab untuk Mencapai Hajat


‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫اللهم صل على محمد وآل محمد‬

‫ ِالَ ِهي ِا َذا لَ ْم‬.‫ت‬ َ ‫ت اَ ْن‬َ ‫ك َواَ ْن‬ َ ‫طعُ َرَجآئِي ِم ْن‬ َ ‫ف اَ ْق‬ َ ‫ َو َك ْي‬،‫وك َواََنا اََنا‬
َ ‫ف اَ ْد ُع‬ َ ‫ِالَ ِهي َك ْي‬
‫ب ِلي‬ ُ ‫ك فَتَ ْستَ ِج ْي‬ َ ‫ك فَتُ ْع ِط ْينِي فَ َم ْن َذاالَِّذي اَ ْسَئلُهُ فَُي ْع ِط ْينِي؟ ِالَ ِهي ِا َذا لَ ْم اَ ْد ُع‬ َ ‫اَ ْسَئْل‬
‫ك فَتَْر َح ُمنِي فَ َم ْن‬ َ ‫ع ِالَ ْي‬ ِ ِ ِ ‫فَمن َذا الَِّذي اَ ْدعوه فَيستَ ِجي‬
َ َ‫ب لي؟ الَ ِهي ا َذا لَ ْم اَت‬
ْ ‫ض َّر‬ ُ ْ َْ ُ ُ َْ
َّ ‫ت اْلَب ْح َر ِل ُم ْو َسى َعلَ ْي ِه‬ ِ ِ َِّ
‫السالَ ُم‬ َ ‫ض َّرعُ الَ ْي ِه فََي ْر َح ُمنِي؟ الَ ِهي فَ َك َما َفلَ ْق‬
َ َ‫َذاالذي اَت‬
،‫ َواَ ْن تَُن ِّجَينِي ِم َّما اََنا ِف ْي ِه‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ك اَ ْن تُصلِّي َعلَى م َح َّم ٍد و‬ َ ُ‫َوَن َّج ْيتَهُ اَ ْسَئل‬
َ ُ َ َ
‫اح ِم ْي َن‬
ِ ‫الر‬
َّ ‫ك َيا اَ ْر َح َم‬ َ ِ‫ك َوَر ْح َمت‬ َ ‫ضِل‬
ْ َ‫آج ٍل بِف‬ ِ ‫اجالً َغ ْير‬
َ
ِ ‫وتُفَِّرَج َعِّني فَر ًجا َع‬
َ َ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Ilâhî kayfa ad'ûka wa ana ana, wa kayfa aqtha'u rajâî minka wa Anta Anta.
Ilâhî idzâ lam as-alka fatu'thînî faman dzal ladzî as-aluhu fayu'thînî? Ilâhî
idzâ lam ad'ûka fatastajîbulî faman dzal ladzî ad'ûhu fayastajîbulî? Ilâhî idzâ
lam adharra' ilayka fatarhamunî faman dzal ladzî adharra'u ilayhi
fayarhamunî? Ilâhî fakamâ falaqtal bahra li-Mûsâ `alayhis salâm wa
najjaytahu as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa
an tunajjiyanî mimmâ ana fîhî, wa tufarrija `annî farajan `âjilan ghayra âjilin
bifadhlika wa rahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ilahi, Bagaimana aku berdoa kepada-Mu sementara aku adalah aku, bagaimana aku
putus asa dari-Mu sementara Engkau adalah Engkau. Ilahi, jika aku tidak memohon
kepada-Mu yang kemudian memberi aku, kepada siapa lagi aku harus memohon yang
kemudian memberi aku? Ilahi, jika aku tidak berdoa kepada-Mu yang kemudian
mengijabah doaku, kepada siapa lagi aku harus berdoa yang kemudian
memperkenankan doaku? Ilahi, jika aku tidak merendahkan diri kepada-Mu yang
kemudian menyayangi aku, kepada siapa lagi aku harus merendahkan diri yang
kemudian menyayangi aku? Ilahi, sebagaimana Engkau telah membelah lautan untuk
Nabi Musa (as) dan Kau selamatkan ia, aku memohon kepada-Mu sampaikan shalawat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, selamatkan aku dari apa yang aku
takutkan, dan bahagiakan aku dengan kebahagiaan yang segera dan tidak tertunda-
tunda dengan karunia dan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang
mengasihi.

Doa ini diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin (sa), salah seorang cucu Rasulullah saw
yaitu putera Al-Husein bin Fatimah binti Rasulilllah saw.

Doa ini diriwayatkan oleh Maqatil bin Sulaiman dari Imam Ali Zainal Abidin (sa). Ia
mengatakan: Barangsiapa yang membaca doa ini seratus kali dan doanya tidak diijabah,
maka laknatlah Maqatil. (Mujarrabat Imamiyah, hlm 114).

Ini menunjukan bahwa Maqatil bin Sulaiman telah membuktikannya, dan saking
yakinnya ia berani mengatakan seperti itu.

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai