Digital 124442-R230809
Digital 124442-R230809
Oleh :
Eko Hardiyanto
0405230159
TUGAS AKHIR
Oleh :
Eko Hardiyanto
0405230159
TUGAS AKHIR
Eko Hardiyanto
0405230159
ii
PERSETUJUAN
Tugas akhir dengan judul :
iii
iv
ABSTRAK
Eko Hardiyanto, Evaluasi Instalasi Jaringan Tegangan Rendah Untuk Menekan Rugi-Rugi Daya
Tegangan Jatuh, Tugas Akhir S1 Departemen Teknik Elektro FTUI.
tegangan pada bus berkurang,hal ini dapat berakibat pada penurunan daya secara
proporsional seiring turunnya tegangan.Tegangan dibawah normal akan
menyebabkan terjadinya panas pada beban induktif yang dapat menyebabkan
pendeknya umur suatu peralatan.
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... I
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................II
PERSETUJUAN ................................................................................................... III
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. IV
ABSTRAK ..............................................................................................................V
DAFTAR ISI......................................................................................................... VI
DAFTAR TABEL................................................................................................. IX
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................X
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................XII
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................... 1
1.2 BATASAN MASALAH ..................................................................... 1
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN ..................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................................. 3
2.1 SEJARAH LISTRIK...................................................................... 3
2.2 SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK ........................................................... 3
2.2.1 Tegangan................................................................................................3
2.2.2 Arus........................................................................................................5
2.2.3 Impedansi...............................................................................................5
2.2.4 Konsep Dasar.........................................................................................6
2.3 IMPEDANSI SERI SALURAN TRANSMISI ....................................................... 12
2.3.1 Jenis-Jenis Penghantar13
2.3.2 Resistansi.13
2.4 SYNCHRONOUS GENERATOR. .................................................................. 15
2.5 TRANSFORMATOR ................................................................... 17
2.5.1 Transformator Tiga Phasa...17
vi
3.2.2
3.2.3
3.2.4
4.2.2
vii
4.3.1
4.3.2
viii
DAFTAR TABEL
TABEL 3.2.2 A. RUGI-RUGI DAYA DAN JATUH TEGANGAN KONDISI AWAL JARINGAN
PADA BEBAN 100%.
................................................................................ 32
100 %...................................................................................................... 37
TABEL 4.2 C TABEL RUGI-RUGI DAYA DAN JATUH TEGANGAN PADA PENGHANTAR
KONDISI RE-SIZING 2 PENGHANTAR PADA PEMBEBANAN 100% . ............. 38
100 %...................................................................................................... 38
TABEL 4.2 E TABEL RUGI-RUGI DAYA DAN JATUH TEGANGAN PADA PENGHANTAR
KONDISI RE-SIZING 3 PENGHANTAR PADA PEMBEBANAN 100% ............... 39
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.9.2 (A) RANGKAIAN TANPA KAPASITOR SERI (B) DENGAN KAPASITOR
SERI (C) FASOR TANPA KAPASITOR SERI (D) FASOR DENGAN KAPASITOR
SERI ......................................................................................................... 23
YANG
BERBEDA. ................................................................................................ 41
GRAFIK 4.2 .B
DILAKUKAN PERBAIKAN.......................................................................... 42
GRAFIK 4.2.C
DILAKUKAN PERBAIKAN.......................................................................... 42
GRAFIK 4.2.2
GAMBAR 4.3.1.A
xi
DAFTAR LAMPIRAN
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
xii
Kapasitor Bank
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
63
BAB 1
PENDAHULUAN
rekomendasi
National
Electrical
Code
(NEC)
batas
yang
BAB 2
LANDASAN TEORI
berbagi macam cara termasuk reaksi kimia baterai, penghantar yang bergerak
melalui medan magnet yang bergerak.Tegangan pada suatu generator ditentukan
oleh jumlah fluks magnetik yang dihasilkan oleh kumparan medan,jumlah lilitan
armature, dan kecepatan putar rotor,persamaannya yang menggambarkan kondisi
tersebut adalah:
= 4 . 44 Nf . 10
pers ( 1)
Volts
Dimana
gambar
dibawah
ini
(gamabr.2.2.1),semakin
meningkatnya
2.2.2 Arus
Arus adalah aliran muatan yang dipengaruhi oleh medan listrik.Arus dapat
juga dikatakan sebagai aliran elektron dalam suatu konduktor [4].Arah aliran arus
adalah melalui terminal positive menuju terminal negatif.
2.2.3 Impedansi
Resistansi tergatung pada umlah elektron bebas per satuan volume atau
material [4].Resistansi suatu bahan tergantung pada hambatan jenis suatu bahan
,persamaan yang mendeskripsikannya adalah sebagai berikut
R=
L
Ohm
A
pers (2)
dimana
= resistivitas penghantar (ohm/m )
R = Resistansi
(Ohm)
L = panjang
( meter )
A = Luas penampang
(m2 )
di
dt
pers (3)
(Henry)
di
= Kecepatan perubahan arus (A/s)
dt
listrik
mengkonsentasikan
muatan
pada
permukaan
konduktor
yang
pers (4)
Z = Impedansi ( Ohm)
R = Resistansi (Ohm)
XL= Reaktansi induktif (ohm)
XC= Reaktansi Kapasitif (ohm)
V = 141.4 cos (t + 30 )
pers (5)
i=7.07 cos t
Dan
efektif (effective value ).Daya rata-rata yang terpakai pada sebuah tahanan
adalah I 2 R .
Untuk menyatakan besaran besaran ini sebagai fasor harus dipilih suatu
referensi (pedoman).Jika arus dipilih sebagai fasor referensi,maka
I = 50 0 =5+J0 A.
= Vmaks
pers (6)
I cos
pers (7)
Cosinus sudut fasa diantara tegangan dan arus dinamakan faktor daya
(power faktor).Suatu rangkaian induktif dikatakan mempunyai faktor daya
yang tertinggal(lagging power factor),dan rangkaian kapasitif dikatakan
mempunyai faktor daya yang mendahului (leading power factor).
Nilai sin selalu berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya,dan
nilai rata-ratanya adalah nol.Komponen dari daya sesaat p ini dinamakan daya
reaktif sesaat (instantaneous reactive power) dan menggambarkan energi yang
berganti-ganti mengalir menuju beban dan keluar dari beban.
Q=
Vmaks
Q=
I maks
sin
pers(8)
I sin
pers(9)
P2
Q2 = V . I
pers(10)
Pada suatu rangkaian seri yang sederhana dimana Z ama dengan R +Jx,kita
dapat mengganti I x Z dengan V dalam persamaan (7) untuk mendapatkan
P =
Z cos
pers(11)
Z sin
pers(12)
dan
Q =
dan X = Z sin
,kita
mendapatkan
P =
dan Q =
pers(13)
cos
= cos tan 1
Q
P
pers(14)
cos
pers (15)
P + Q2
2
Nilai positif diberikan pada Q untuk beban induktif dan nilai negatif untuk
beban kapasitif.
2. Daya Kompleks
Jika persamaan fasor untuk tegangan dan arus diketahui,perhitungan
untuk daya nyata dan reaktif dapat dilakukan.Jika tegangan pada suatu beban
atau pada bagian suatu rangkaian dan arus kebeban atau bagian tersebut
dinyatakan dalam V = V dan I = I maka hasil perkalian tegangan dan
konjugatedari arus adalah
S
= P +
jQ
pers(16)
4.Faktor Daya
Untuk beban induktif ,Q digambarkan vertikal keatas karena bertanda
positif.Suatu beban kapasitif akan mempunyai daya reaktif negatif,dan karenanya
digambarkan vertikal kebawah.
Ebo= 100240 0 V
Eco= 100120 0 V
pers(17)
Apabila urutan fasanya adalah abc,yang berarti bahwa Eao mendahului 1200
terhadap Ebo,dan Ebo mendahului 1200 terhadap Eco.
Vao
= E ao I an Z g
pers(18)
Vao
= E ao I an Z g
pers(19)
Vao
= E ao I an Z g
pers(20)
Vc 0 berturut-
turut sama dengan Van , Vbn , Vcn dan arus saluran sama juga dengan arus fasa suatu
konfigurasi adalah
I an
I bn
E a '0
+ ZR
Zg
E b '0
Zg
+ ZR
10
Van
ZR
pers(21)
Vbn
ZR
pers(22)
I cn
E ca '0
+ ZR
Zg
Vcn
ZR
pers(23)
VP
Van
Vbn =
Vcn
pers (24)
Dan jika besarnya arus fasa I p untuk suatu beban yang terhubung Y adalah
IP
I an
I bn =
I cn
pers (25)
pers(26)
dimana p adalah sudut arus yang tertinggal terhadap tegangan .Jika V L dan
I L berturt-turut adalah besarnya tegangan antar saluran dan arusantar saluran
,maka
Vp
VL
3
dan I p = I L
pers(27)
3V L I L cos p
pers (28)
11
Q = 3V p I P sin p
Q =
pers (29)
3V L I L sin p
pers (30)
P 2 + Q 2 = 3V L I L
pers (31)
VP
= V L dan I p
IL
3
pers (32)
pers (33)
P =
3V L I L cos p
pers(34)
saluran
transmisi
listrik
mempunyai
empat
parameter
yang
12
2.3.2 Resistansi
Resistansi penghantar saluran transmisi dalah faktor terpenting dari rugi
daya (power loss) pada saluran transmisi [1].Resistansi efektif dari saluran
penghantar adalah:
R=
Powerloss
I2
pers (35)
Dimana daya diyatakan dalam watt dan arus I adalah arus rms pada
penghantar dalam ampere.Resistansi efektif sama dengan resistansi arus searah
(dc) dari saluran jika terdapat distribusi arus yang merata (uniform) diseluruh
penghantar.Resistansi diberikan oleh rumus dibawah ini
Rdc =
l
A
pers (36 )
Dimana
Rdc=Resistansi Direct Current (Ohm)
13
= resistivitas penghantar
(Ohm/m)
l = panjang
(m)
A = luas penampang
(m2)
pers (37)
T=228
menyebabkan
tidak
meratanya
kerapatan
14
arus
(current
2.4
Synchronous Generator
Dalam mesin dua kutub satu perioda (cycle) tegangan dibangkitkan untuk
setiap perputaran dari rotor yang berkutub dua [3].Dalam mesin berkutub empat
,dua perioda dibangkitkan pada masing-masing kumparan untuk setiap
putaran.Karena jumlah perioda per putaran sama dengan jumlah pasangan
kutub,frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan adalah
PN
120
pers (38)
= I m cos t
pers (39)
ib
= I m cos(t 120 0 )
pers (40)
15
ic
= I m cos(t 240 0 )
pers (41)
= Er
jI a X l
pers (42)
hasil kali I a X l menjelaskan adanya jatuh tegangan yang disebabkan oleh bagian
dari fluks (yang dihasilkan dari arus stator) yang tidak melewati celah udara
mesin.Apabila X s disebut reaktansi serempak (synchrounous reactance),adalah
sama dengan X ar + X l .Jika tahanan stator Ra diperhitungkan,persamaanya
menjadi
Vt
= Ef
I a ( Ra + jX a )
pers (43)
16
2.5 Transformator
2.5.1 Transformator Tiga Phasa
Tiga
buah
transformator
fasa
tunggal
yang
identik
untuk
a.
Hubungan Delta-delta
17
b.
Hubungan Delta-wye
c.
Hubungan Wye-wye
18
Menentukan volt drop hal ini akan terjadi pada kondisi berbeban diketahui
sebagai regulation.
dan bagian yang berputar atau rotor.Rotor dipisahkan oleh air gap yang
19
Syncronous Speeed
Kecepatan medan putar tergantung pada frequensi sumber dan jumlah
kutub pada stator.
Ns = 120 f / P
pers(44)
Dimana
Ns = kecepatan sinkron ( r/min)
f = frekuensi sumber (Hz)
20
V = IR cos + IX sin
pers(45)
Keterangan :
V
Setelah nilai tegangan pada setiap rel diperoleh, kemudian dihitung aliran
daya pada saluran dan rugi-ruginya. Dengan mengacu pada model saluran pada
gambar 2.8 yang menghubungkan rel i dengan j, maka :
Arus total yang mengalir dari rel i ke rel j :
pers(47)
I ji = I l + I j 0 = Yij (V j Vi ) + Y j 0V j
pers(48)
pers(49)
pers(50)
21
S Lij = Sij + S
pers(51)
ji
Z = R + jXL
Z = R + jXL
Is
(a)
(b)
22
I
Ic
Vs
Vs
IZ
Ic
IX
Vr
IR
(c)
IZ
'
'
IX
Vr
IR
(d)
Ic
Gambar 2.9.1 (a) Rangkaian tanpa kapasitor paralel (b) dengan kapasitor paralel (c)
Fasor tanpa kapasitor paralel (d) Fasor dengan kapasitor paralel
Z = R+ j(XL Xc)
Is
Vs
Is
Vr
Vs
Vr
(a)
(b)
IXc
Vs
Vs
IZ
IX
Vr
Vr
IZ
IR
IXL
IR
(d)
(c)
Gambar 2.9.2 (a) Rangkaian tanpa kapasitor seri (b) dengan kapasitor seri (c) Fasor
tanpa kapasitor seri (d) Fasor dengan kapasitor seri
23
... Y1n V1
... Y2 n V2
... ... ...
... Ynn V
n
pers(52)
keterangan :
n
Jumlah node
Yii
Yij
Vi
Ii
24
yang sama
pers(53)
f 2 ( x1 , x2 ) = K 2
pers(54)
pers(55)
pers(56)
f1
x1
f 2
x1
+ x2(0)
(0)
+ x2 (0)
(0)
f1
x2
f 2
x2
+ ... pers(57)
(0)
+ ... pers(58)
(0)
turunan parsial dengan orde yang lebih dari satu diabaikan pada persamaan 57 dan
58, kemudian persamaan tersebut ditulis kembali dalam bentuk matriks sebagai
berikut :
f1
K1 f1 ( x , x2 ) x1
=
(0)
K
f
(
x
,
x
)
2
2
2
f 2
x
1
(0)
1
(0)
1
(0)
25
f1
x2 x1(0)
f 2 x2 (0)
x2
pers(59)
dimana matriks bujur sangkar turunan parsial itu disebut J jacobian, dalam hal
ini J(0) untuk menunjukan bahwa perkiraan pertama x1(0) dan x2 (0) telah
digunakan untuk menghitung nilai turunan parsial dalam angka. Jika ditentukan
K1(0) sebagai nilai K1 yang ditetapkan dikurangi dengan nilai K1 yang dihitung
dan mendefinisikan K 2 (0) dengan cara yang sama, maka diperoleh :
(0)
K1(0)
(0) x1
= J (0)
(0)
K 2
x2
pers(60)
Karena uraian deret telah dipotong, maka pada perkiraan pertama tidak akan
memberikan penyelesaian yang benar, dan harus dicoba lagi dengan memisalkan
perkiraan baru x1(1) dan x2 (1) dimana :
x1(1) = x1(0) + x1(0)
pers(61)
pers(62)
S k = Pk + jQk = V k I k
pers(63)
I k = Y km V m
pers(64)
m =1
pers(65)
m =1
26
pers(66)
( km = k m )
pers(67)
m =1
n
pers(68)
m =1
Jika daya aktif dan reaktif pada setiap rel ditentukan, dan dengan
menggunakan superscript sp untuk menyatakan nilainya ditentukan, maka
persamaan aliran daya dapat ditulis sebagai berikut :
P1 (1 ,..., n , V1 ,..., Vn ) = P1sp
.................................. = ...
Pn (1 ,..., n , V1 ,..., Vn ) = Pnsp
pers (69)
.................................. = ...
Qn (1 ,..., n , V1 ,...,Vn ) = Qnsp
Dengan
mengikuti
prosedur
metode
Newton-Rhapson
untuk
... ................................ Pn
Pnsp Pn (1 ,..., n ,V1 ,...,Vn ) 1
sp
=
Q1 Q1 (1 ,..., n , V1 ,..., Vn ) Q1
... ................................ 1
sp
Qn Qn (1 ,..., n ,V1 ,...,Vn ) ...
Q
n
1
P1
n
P1
V1
...
Pn
n
...
Pn
V1
Q1
n
Q1
V1
...
Qn
...
n
...
Qn
V1
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
P1
Vn
... 1
Pn ...
Vn n
Q1 V1
Vn ...
... Vn
Qn
Vn
27
pada
transformator
agar
tegangan
yang
seharusnya
dapat
28
BAB 3
ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN AWAL
DAN LANGKAH PERBAIKAN
29
U2
1 MVAsc
Cubicle MV
20 kV
Generator 2
1 MW
Generator 1
1 MW
Cable28
Cable26
Genset Synchronizer
0.38 kV
Trafo 1
1 MVA
Trafo 2
Cable14
Panel 1
0.38 kV
Cable13
Cable5
Cable4
0.63 MVA
Cable7
Cable8
Panel 2
0.38 kV
Capcitor Bank 1
50 kvar
0.6 Mvar
0.38 kV
Capacitor Bank 2
0.38 kV
0.38 kV
ATS 1
Cable39
ATS 2
0.38 kV
Cable42
Cable41
Cable15
Cable31
Junction box
0.38 kV
MDB 3 PLN
0.38 kV
Cable38
MDB 3 GENSET
0.38 kV
Cable54
Panel Chiller
0.38 kV
Chiller Trane 2
Chiller Pump 1
130 kW
95.6 kW 95.6 kW 30 kW
Chiller Pump 2
Chiller Trane 1
Pump Station
0.38 kV
Mtr10
55 kW
Bus15
0.38 kV
Cable53
Bus24
0.38 kV
DB Comp
0.38 kV
FP Panel
0.38 kV
30 kW
Cooling Tower 2
Cooling tower 1
0.38 kV
1.1 kW
7.5 HP 7.5 HP 1.1 kW
MDB1 PLN
0.38 kV
MDB 1 GENSET
0.38 kV
Bus20
0.38 kV
Bus21
0.38 kV
Bus18
Bus16
0.38 kV
Load1
6 kVA
0.38 kV
ac 2 ac 1
0.5 HP 0.25 HP
AHU A1 AHU A3
20 HP 10 HP
V-BlendDiosna AHU 7
Fitzmill Tray Dyer
FBD
11.9 kW 20 HP
4.4 kW 2.5 kW 42 kW 17.5 kW3 kW 6 kW
7 kW 7 kW2.2 kW 0.45 kW
AHU 5 Heater
0.75 kW
3.9 kW 4 kW
30 HP 0.67 kVA
0.38 kV0.5 HP
Bottle Wash
Comadis
Groen Mixer
Foil Strip
Filamatic
Liquid Fill Conv
Vacuum V Blend
ahu 4
3 HP
Niro Fielder
AHU 3 DSP
7.5 HP
Koch Oven
IWKA
IWKA Jans
DB B
0.38 kV
Bus19
0.38 kV
AHU 1B AHU 3B
3 HP 3 HP
Cable47
DB C
0.38 kV
11 kW
HAPA 1
HAPA 2
DB D
0.38 kV
Cable48
Cable49
Cable50
Cable64
Cable51
DB F
0.38 kV
Bus17
0.38 kV
DB A
0.38 kV
Panel AHU 2
0.38 kV
Ch 1
0.38 kV
chiller 3
176 HP
Chiller 2
176 HP
Chiller 1
176 HP
AHU 2
Unipress
Autoclave 4 kW
2.5 kW
RH pump 1
RH Pump 2
ch2
0.38 kV
Cable55
Cable56
Cable57
Cable59
Cable60
Cable61
chemitreat
circulation 2
0.38 kV
3 HP
4 HP 0.75 HP
Pump 4
pump 1
15 HP pump 3 Pump 2 15 HP
15 HP
15 HP
circulation 1
7.5 HP
0.75 HP
7.5 HP
DB LF
Bus28
0.38 kV
Ch3
0.38 kV
RO
0.38 kV
mdb onc
0.38 kV
Bus29
0.38 kV
Bus30
0.38 kV
chiller pump
0.38 kV
usp
0.38 kV
Bus22
0.38 kV
DB Oncology
0.38 kV
Lighting
36 kVA
0.38 kV
Chiller 4
176 HP
Bus31
0.38 kV
AHU3
0.38 kV
Cable63
Cable58
Cable62
chl 4
0.38 kV
DB Office
0.38 kV
MDB LM
0.38 kV
Cable52
0.38 kV
MDB2 GENSET
0.38 kV
Cable45
Bus25
0.38 kV
Promatic
conveyor
Bus23
0.38 kV
ch4
0.38 kV
IWKA carton
Bus32
0.38 kV
MDB2 PLN
0.38 kV
RO pump
10 HP
30
daya
dapat
disebabkan
oleh
disipasi
daya
pada
Losses (kW)
40.0
35.0
35.3
30.0
25.0
20.0
15.0
28.3
22.7
18.3
10.0
5.0
0.0
5.4
3.0 3.5
10
20
30
40
8.5
11.4
50 60
Losses (kW)
13.8
70
80
90 100
grafik 3.2.1 Profil rugi-rugi daya kondisi awal jaringan pada tingkat pembebanan yang berbeda.
31
ID
Type Penghantar (mm2)
MDB1 to AHU3 (50)
NYY 4X50
ATS1 to MDB3 (240)
NYY 4X3X240
ATS1 to MDB3 (95)
NYY 4X95
P1 to ATS1 (240)
NYY 4X3X240
ATS2 to JB (185)
NYY 4X3X185
P2 to ATS2 (185)
NYY 4X3X185
Trafo 1
TR1 to P 1 (240)
NYY 4X3X240
Trafo 2
TR2 to P2 (185)
NYY 4X3X185
MDB1 to DBB (70)
NYY 4X70
MDB1 to DBA (120)
NYY 4X120
MDB1 to DBC (95)
NYY 4X95
MDB1 to DBD (120)
NYY 4X120
MDB1 to DBF (120)
NYY 4X120
MDB1 to DB LF (35)
NYY 4X35
MDB1 to LM (50)
NYY 4X50
MDB3 to MDB2 (185)
NYY 4X2X185
MDB2 to CH1 (95)
NYY 4X95
MDB2 to CH2 (95)
NYY 4X95
MDB2 to CH3 (95)
NYY 4X95
MDB2 to Ch Pump (95)
NYY 4X95
MDB1 to Office (50)
NYY 4X50
MDB1 to CH4
NYY 4X95
CHPump to PW (6)
NYY4X6
CH4 to RO (4)
NYY 4X4
MDB1 to Oncology (50)
NYY 4X50
ATS2 to MDB 1 (240)
NYY 4X3X240
MDB3 to CH (95)
NYY 4X95
Total
32
Losses (kW)
0,0
0,5
0,3
1,1
0,9
0,6
13,7
2,4
4,0
0,2
0,0
0,0
0,5
1,1
0,2
0,0
0,2
3,1
0,3
0,5
0,6
0,1
0,0
0,9
0,1
0,0
0,0
1,1
2,9
35,3
% Vdrop
0,16
0,10
0,11
0,14
0,22
0,15
3,60
0,28
1,62
0,06
0,18
0,05
0,72
0,98
0,73
0,43
0,48
0,72
0,23
0,35
0,46
0,08
0,02
0,60
0,32
0,28
0,02
0,31
0,98
14,4
% Vdrop in Magnitude
14.4
12.00
10.00
8.00
6.00
13.1
11.8
10.4
8.6
7.85
4.39 4.6
4.00
2.00
0.00
10
20
30
Vdrop %
6.4
5.5
40
50
60
70
80
90
100
grafik 3.2.2 Profil tegangan jatuh kondisi awal jaringan pada tingkat pembebanan yang berbeda.
Tabel 3.2.2 b. Kondisi bus dengan tegangan dibawah normal ( under voltage ) pada kondisi awal jaringan
dengan tingkat pembebanan 100%.
ID
Rating
Unit
Calculated
%Mag.
Condition
Bus28
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
Bus29
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
Bus30
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
Bus31
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
Ch 1
0,380
kV
0,370
97,5
UnderVoltage
ch2
0,380
kV
0,370
97,4
UnderVoltage
Ch3
0,380
kV
0,370
97,2
UnderVoltage
chiller pump
0,380
kV
0,371
97,6
UnderVoltage
MDB2 GENSET
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
Panel Chiller
0,380
kV
0,370
97,4
UnderVoltage
Panel Cooling
Tower
0,380
kV
0,370
97,4
UnderVoltage
usp
0,380
kV
0,370
97,3
UnderVoltage
33
Kondisi Awal
(mm2)
Re-sizing 1
(mm2)
Re-sizing 2
(mm2)
Re-sizing 3
(mm2)
MDB1 to AHU3
NYY 4X50
NYY 4X70
NYY 4X120
ATS1 to MDB3
NYY 4X3X240
NYY 4X3X300
NYY 4X95
NYY
4X3X400
ATS1 to MDB3
NYY 4X95
NYY 4X120
P1 to ATS1
NYY 4X3X240
NYY 4X3X300
ATS2 to JB
NYY 4X3X185
P2 to ATS2
NYY 4X3X185
NYY 4X3X240
TR1 to P1
NYY 4X3X240
NYY 4X3X300
TR2 to P2
NYY 4X3X185
NYY 4X3X240
NYY 4X150
NYY
4X3X400
NYY
4X3X300
NYY
4X3X300
NYY
4X3X400
NYY
4X3X300
MDB1 to DB B
NYY 4X70
NYY 4X95
NYY 4X120
10
MDB1 to DB A
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
NYY 4X240
11
MDB1 to DB C
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
12
MDB1 to DB D
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
NYY 4X240
13
MDB1 to DB F
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
NYY 4X240
14
MDB1 to DB LF
NYY 4X35
NYY 4X50
NYY 4X70
NYY 4X95
15
MDB1 to DB LM
NYY 4X50
NYY 4X70
NYY 4X120
16
MDB3 to MDB2
NYY 4X2X185
NYY 4X2X240
NYY 4X95
NYY
4X2X300
17
MDB2 to CH1
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
18
MDB2 to CH12
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
19
MDB2 to CH3
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
20
MDB2 to Ch Pump
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
21
MDB1 to Office
NYY 4X50
NYY 4X70
NYY 4X95
NYY 4X120
22
MDB1 to CH4
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
23
CH pump to PW
NYY4X6
NYY4X10
NYY4X16
NYY4X25
24
MDB to CH
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X185
25
ATS2 to MDB1
NYY 4X3X240
NYY 4X3X300
NYY 4X150
NYY
4X3X400
NYY 4X3X500
26
MDB3 to CH
NYY 4X95
NYY 4X120
NYY 4X150
NYY 4X185
No
NYY 4X3X500
NYY 4X185
NYY 4X3X500
NYY 4X3X400
NYY 4X3X400
NYY 4X3X500
NYY 4X3X400
NYY 4X120
NYY 4X2X400
NYY 4X185
akan
diuji
dan
kemudian
dibandingkan
dengan
kondisi
34
3.4 Perbaikan
Profil
Tegangan
Melalui
Perbaikan
Faktor Daya
Perbaikan ini bertujuan untuk mengurangi kondisi tegangan dibawah
normal (under voltage) yang diakibatkan oleh jatuh tegangan pada sisi
pengirim.Perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengurangi besarnya arus
yang mengalir dengan metode perbaikan faktor daya. Penggunaan kapasitor bank
pada saluran akan mensuplai daya reaktif ke sistem sehingga akan dapat
memenuhi sebagian atau seluruh daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban
induktif, atau dapat dikatakan bahwa kapasitor menarik arus leading dari sistem
yang akan mengimbangi sebagian atau seluruh arus lagging yang ditarik oleh
beban induktif.
Penggunaan kapasitor paralel dapat mengurangi besar arus yang ditarik dari
sumber, mengurangi jatuh tegangan dan meningkatkan faktor daya.Metode yang
diuji coba adalah
1. Relokasi kapasitor bank.
2. Penambahan kapasitor bank untuk menaikan faktor daya pada sisi bus
yang kondisi tegangannya dibawah normal.
35
BAB 4
ANALISIS PERBAIKAN JARINGAN
TEGANGAN RENDAH
ID
Losses ( kW )
0,0
0,11
0,3
0,09
0,4
0,08
P1 to ATS1 (300)
0,9
0,12
ATS2 to JB (240)
0,6
0,18
P2 to ATS2 (240)
0,4
0,12
Trafo 1
13,7
3,59
TR1 to P 1 (300)
1,9
0,23
Trafo 2
4,0
1,61
TR2 to P2 (240)
0,2
0,05
0,0
0,14
0,0
0,04
0,4
0,60
0,9
0,83
36
0,1
0,62
MDB1 to DB LF (50)
0,0
0,44
MDB1 to LM (70)
0,1
0,33
2,3
0,60
0,3
0,19
0,4
0,29
0,5
0,38
0,0
0,07
0,0
0,02
0,7
0,50
CHPump to PW (6)
0,1
0,32
CH4 to RO (4)
0,0
0,28
0,0
0,02
0,9
0,26
0,9
0,26
MDB3 to CH (120)
2,3
0,81
32,26
13,19
Total
Tabel 4.2 b Kondisi bus dengan tegangan dibawah normal (under voltage) pada kondisi re-sizing 1 dengan
tingkat pembebanan 100 %.
ID
Rating
Unit
Calculated
%Mag.
Condition
Bus28
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
Bus29
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
Bus30
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
Bus31
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
Ch 1
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
ch2
0,380
kV
0,371
97,6
UnderVoltage
Ch3
0,380
kV
0,371
97,5
UnderVoltage
chiller pump
0,380
kV
0,372
97,8
UnderVoltage
MDB2 GENSET
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
Panel Chiller
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
Panel Cooling
Tower
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
usp
0,380
kV
0,371
97,5
UnderVoltage
37
Tabel 4.2 c Tabel Rugi-rugi Daya dan Jatuh tegangan pada penghantar kondisi re-sizing 2 penghantar pada
pembebanan 100% .
Losses ( kW )
% V drop in Vmag
ID
0,0
0,09
0,2
0,08
0,3
0,07
P1 to ATS1 (300)
0,9
0,12
ATS2 to JB (300)
0,5
0,16
P2 to ATS2 (300)
0,3
0,11
Trafo 1
13,6
3,59
TR1 to P 1 (400)
1,5
0,19
Trafo 2
3,9
1,61
TR2 to P2 (300)
0,1
0,04
0,0
0,11
0,0
0,03
0,3
0,51
0,7
0,71
0,1
0,53
MDB1 to DB LF (70)
0,0
0,22
MDB1 to LM (95)
0,1
0,24
1,8
0,51
0,2
0,16
0,3
0,24
0,4
0,32
0,00
0,0
0,06
0,0
0,01
0,6
0,42
CHPump to PW (6)
0,1
0,32
CH4 to RO (4)
0,0
0,28
0,0
0,01
0,7
0,23
1,9
0,69
28,7
11,7
Tabel 4.2 d Kondisi bus dengan tegangan dibawah normal (under voltage )pada kondisi re-sizing2 dengan
tingkat pembebanan 100 %.
Rating
Unit
Calculated
%Mag.
Condition
Ch 1
ID
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
ch2
0,380
kV
0,372
97,8
UnderVoltage
Ch3
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
chiller pump
0,380
kV
0,372
98,0
UnderVoltage
Panel Chiller
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
0,380
kV
0,372
97,9
UnderVoltage
usp
0,380
kV
0,371
97,7
UnderVoltage
38
Tabel 4.2 e Tabel Rugi-rugi Daya dan Jatuh tegangan pada penghantar kondisi re-sizing 3 penghantar pada
pembebanan 100%
Losses (Kw)
% Vd in Mag
ID
0,0
0,07
0,1
0,04
0,3
0,06
P1 to ATS1 (500)
0,5
0,09
ATS2 to JB (400)
0,4
0,14
P2 to ATS2 (400)
0,3
0,09
Trafo 1
13,5
3,55
TR1 to P 1 (630)
0,9
0,10
Trafo 2
3,9
1,61
TR2 to P2 (400)
0,1
0,04
0,0
0,10
0,0
0,03
0,3
0,44
0,4
0,51
0,1
0,45
MDB1 to DB LF (95)
0,0
0,16
MDB1 to LM (120)
0,1
0,19
1,1
0,25
0,2
0,14
0,2
0,20
0,3
0,27
0,0
0,05
0,0
0,01
0,4
0,35
CHPump to PW (6)
0,1
0,32
CH4 to RO (4)
0,0
0,28
0,0
0,01
0,5
0,20
MDB3 to CH (400)
0,7
0,36
24,5
10,1
Total
rugi-rugi daya
39
Beban
Yang
Berbeda
tingkat pembebanan yang akan menyebabkan rugi-rugi daya yang mengalir akan
berkurang,hal ini dapat dibuktikan oleh persamaan dibawah ini.
PowerLoss
= I2
40
LOAD
PERCENTAGE
(%)
10
20
30
kondisi
awal
3.0
3.5
5.4
40
50
60
11.4
13.8
LOSSES (kW)
Perbaikan
Perbaikan
1
2
2.50
2.2
3.10
3.10
4.70
4.20
8.5
18.3
70
80
90
100
22.7
28.3
35.3
Perbaikan
3
2.0
2.40
3.40
7.30
9.90
12.16
6.50
8.70
10.96
4.90
6.80
8.15
16.13
20.09
25.16
31.40
14.55
18.2
22.93
28.71
11.42
15.36
18.8
24.5
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
grafik 4.2 .a Profil evaluasi losses pada tingkat pembebanan yang berbeda.
LOAD
PERCENTAGE
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Reduksi Losses ( kW )
Perbaikan 1
6,70
5,20
5,25
5,29
1,49
1,64
2,17
2,61
3,14
3,90
Perbaikan 2
6,91
5,80
5,85
5,91
2,59
2,84
3,75
4,47
5,37
6,59
.
41
Perbaikan 3
7,1
6,4
6,5
6,6
4,6
5,7
6,9
7,3
9,5
10,8
12.00
10.00
Reduksi Losses ( kW )
Perbaikan 1
8.00
Reduksi Losses ( kW )
Perbaikan 2
6.00
4.00
Reduksi Losses ( kW )
Perbaikan 3
2.00
0.00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
grafik 4.2 .b Profil tingkat penurunan rugi-rugi daya setelah dilakukan perbaikan.
20
30
40
50
60
70
80
90
100
grafik 4.2.c Profil persentase penurunan rugi-rugi daya setelah dilakukan perbaikan.
42
yang tidak diperlukan pada suatu penghantar.Hal ini juga dapat menurunkan biaya
operasional suatu gedung atau instansi.
%Vdrop in Magnitude
16.00
14.00
12.00
perbaikan 1 %Vdrop in
Mag
10.00
8.00
Perbaikan 2 %Vdrop
in Mag
6.00
Perbaikan 3
%Vdrop in Mag
4.00
2.00
0.00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
43
44
.Hal ini dikarenakan dengan dipindahnya kapasitor bank ke bus yang lebih
dekat ke beban artinya terjadi perbaikan faktor daya pada sisi incoming feeder
beban hal ini mengakibatkan arus yang ditarik pun menjadi lebih kecil sehingga
voltage drop dan rugi-rugi daya dapat dikurangi.Namun masih terdapat beberapa
bus yang kondisinya under voltage,hal ini dapat diatasi dengan memperbaiki
faktor daya pada sisi bus tersebut.
Pada perbaikan dengan metode relokasi kapasitor bank terjadi perbaikan
berupa penurunan rugi-rugi daya sebesar 0,2 kW dari semula rugi-rugi daya
sebesar 35,3 kW menjadi 34,9 Kw.Penurunan rugi-rugi daya ini diakibatkan oleh
berkurangnya nilai arus yang mengalir pada penghantar kesisi beban dikarenakan
relokasi kapasitor ke panel yang lokasinya lebih dekat ke beban mengakibatkan
nilai fakor daya meningkat.Hal ini dapat kita lihat pada arus yang mengalir:
Tabel 4.3.1. Analisis Relokasi kapasitor bank
From
TR 1
TR2
Sebelum Relokasi
To
Arus (A)
Faktor Daya
ATS 1
1699
0,909
ATS 2
757
0,905
45
Sesudah Relokasi
Arus (A)
Faktor Daya
1618
0,95
691
0,99
akan
3VL I L Pf
PPK
tan
tan
Kapasitas
disesuaikan dengan kapasitor standar yang tersedia, dapat dilihat pada standar
IEEE Std 18-2002, untuk kapasitor daya paralel.
Berdasarkan perhitungan dan nilai kapasitor yang tersedia,peningkatan
faktor daya ke nilai 0,95 didapat dengan dengan menambahkan kapasitor bank 50
kVar pada panel chiller dan 65 kVar pada panel MDB2 membawa hasil kondisi
tegangan bus menjadi normal ( tidak terjadi kondisi under voltage) dan nilai rugirugi daya secara keseluruhan berkurang hingga mencapai nilai 33 Kw.
46
From
TR 1
TR 2
ATS 1
MDB 3
To
ATS 1
ATS 2
P Chiller
MDB 2
Arus
(A)
1618
691
501
828
Faktor Daya
0,95
0,991
0,907
0,909
Arus (A)
1559
691
470
785
Faktor Daya
98
0,991
0,954
0,95
sebesar
47
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil simulasi menggunakan perangkat lunak ETAP 4.0.0 C dan
analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
48
DAFTAR ACUAN
[1]
[2]
[3]
[4]
49
DAFTAR PUSTAKA
Adkins, E. M., Benson, F. S., Michelson E. L., Electric Transmission and
Distribution, McGraw-Hill, 1954.
50
LAMPIRAN
A. Tabel Rugi-Rugi Daya Dan Tegangan Jatuh Kondisi Awal.
51
52
53
54
E. Tabel Rugi-Rugi Daya Dan Tegangan Jatuh Setelah Perbaikan Resistansi Penghantar dan
Penambahan Kapasitor Bank.
55
56
57
58
59
60
61
62
K. Tabel Aliran Beban Hasil Perbaikan Resistansi Penghantar Dan Penambahan Kapasitor Bank.
63
64
65