Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Data Log

Log merupakan data yang merepresentasikan karakteristik batuan (sifat fisika batuan) sesuai
dengan fungsi kedalaman. Sifat fisika yang terdapat pada data log diantaranya porositas,
permeabilitas, resistivitas, cepat rambat gelombang, sifat radioaktif, temperature dan tekanan
formasi, tekanan jenis fluida dalam formasi,
lithologi, dan sebagainya.
Data log digunakan dalam evaluasi formasi yang mengandung reservoir hidrokarbon
sehingga untuk mendapatkannya ada beberapa metode, diantaranya :
1.Metode kualitatif
Didasarkan pada bentuk/defleksi kurva dari log yang tergambar/terekam pada slip log yang
dipengaruhi oleh faktor litologi dan kandungan. Merupakan pengamatan secara cepat pada
lapisan formasi yang diperkirakan produktif. Pengamatan dapat berupa identitas lapisan
permeable, ketebalan dan batas lapisan, adanya shalines, adanya gas / batubara dan
perbedaan antara minyak dengan air, serta sebagai dasar dalam melakukan interpretasi
kuantitatif.
2.Metode kuantitatif Dengan menggunakan persamaan/chart
menghitung parameter-parameter reservoar dari data-data logging (Rw, Rt, b, f, m , dan
lain-lain). Metode ini meliputi analisa porositas, tahanan jenis formasi, saturasi air, dan
cadangan hidrokarbon mula mula secara simetris.
Beberapa zona produktif dari data log, diantaranya :
1.Zona Permeabel : Shale base linedisebelah kanan menunjukkan shale
(yang tidak permeable dan tidak akan berproduksi), penurunan SP kekiri
menunjukkan adanya Clean Zones ( sand atau limestone) yang mungkin bisa produktif.
2.Resistivitas : High resistivity menunjukkan HC atau tight zonesatau zona zona
berporositas rendah, low resistivity menunjukkan adanya air.
3.Porositas : menunjukkan zona-zona yang berpori- pori atau yang tight .

Macam-macam Log
Evaluasi formasi dilakukan menggunakan tiga log yang menunjukkan sifat fisika batuan
masing-masing, yaitu (Harsono, 1997):
a. Log yang menunjukkan zona permeable
-Spontaneous Potential (SP)
-Gamma Ray(GR)
b. Log yang mengukur resistivitas formasi.
-Log Induction
-Log Lateral
c.Log yang mengukur porositas formasi.
-LogNeutron
-Log Densitas
-Log Sonic
Log yang Menunjukkan Zona Permeable
Mencari zona-zona permeable
adalah langkah pertama dalam analisa log. Shale yang tidak permeable itu tidak perlu
dianalisa lebih lanjut. Ini dilakukan dengan log Spontaneous Potential (SP) dan log Gamma
Ray (GR).
Dalam soft rocks : SP dapat membeda-bedakan sand dari shales lebih baik daripada GR.
Dalam formasi limestone yang keras curva SP-nya bergerak lamban. Disini GR lebih
superior untuk membedakan carbonate dari shales
. Kedua kurva dipakai untuk menghitung kandungan shale suatu zona
permeable dalam proses mengevaluasi shaly formation.
Spontaneous Potential (SP)
Log SP adalah suatu rekaman selisih potential antara sebuah electrode ( fish)
yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu electrode yang bergerak dalam lubang
sumur. Satuannya adalah millivolt. Dalam pengambilan data log
SP menggunakan lumpur agar terdapat aliran listrik dari formasi ke alat log. Oleh karena itu,
lubang sumur harus dibor dengan lumpur yang konduktif (menghantarkan arus listrik).
Sebaliknya, SP tidak bias direkam dalam sumur yang dibor dengan oil based mud , karena
arus tidak akan mengalir pada lumpur tersebut. Log SP pada batas antara shale dan reservoir

serta kemampuan log SP menentukan tebal reservoir (bed definition) berubah-ubah sesuai
dengan perubahan karakter formasi dan sifat-sifat lumpur pemboran (Kurniawan,2002)

Gambar 1.Prinsip kerja log Spontaneous Potensial (SP)

Dalam evaluasi formasi SP dapat digunakan sebagai :


1.Untuk membedakan batuan permeable dan nonpermeable.
2.Untuk korelasi well to well .
3.Sebagai reference kedalaman untuk semua log .
4.Untuk menentukan batas lapisan.
5.Untuk menghitung harga Rw.
6.Sebagai clay indicator .
Log Gamma Ray (GR)
Log Gamma Ray adalah rekaman radioaktivitas alamiah. Radioaktivitas alamiah yang ada di
formasi timbul dari elemen-elemen berikut yang ada dalam batuan (Harsono, 1997):
Uranium (U)
Thorium (Th)
Potasium (K)
Ketiga elemen ini memancarkan Gamma Rays secara terus menerus, yang merupakan
short bursts of high energy radiation (ledakan-ledakan radiasi berenergi tinggi). Elemen
tersebut biasanya banyak dijumpai pada shale / clay , maka, log GR sangat berguna berguna

untuk mengetahui besar / kecilnya kandungan shale dalam lapisan permeabel. Dengan
menarik garis GR yang mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang
log maka kurva log GR yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya
lapisan shaly.

Gambar 5. Defleksi kurva log Gamma Ray terhadap pengaruh shale dan sand

Gamma rays dapat menembus batuan sedalam beberapa inci. Gamma rays
yang berasal dari batuan yang berdekatan dengan lubang sumur menembus lubang sumur dan
terdeteksi oleh sensor gamma ray. Sensor ini adalah sebuah scintillation detector .
Scintillation detector ini menghasilkan sebuah pulsa elektris tiap kali mendeteksi sebuah
gamma ray. Parameter yang direkam adalah jumlah pulsa yang direkam tiap satuan waktu
oleh detektor. Log GR diskala dalam satuan API (APIU).
Menurut Harsono (1997), beberapa kegunaan log Gamma Ray, diantaranya :
1.Sebagai Reference utama bagi semua run logging .
2.Korelasi well to well .
3.Membedakan lapisan permeabel dan impermeabel.
4.Menghitung volume clay

Log yang Mengukur Resistivitas Formasi


Log resistivity merupakan log elektrik yang digunakan untuk mengetahui indikasi adanya
zona yang mengandung air ataupun hidrokarbon, zona permeabel dan zona berpori. Standar
log resistivity seperti laterolog dan induction log menggunakan gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi sekitar 35 sampai 20000 Hz. Pada reservoir, nilai konduktifitas dipengaruhi
oleh salinitas dan distribusi dari air formasi yang dikontrol oleh tipe porositas dan
wettability dari formasi (Harsono, 1997).
Perbandingan daerah yang cocok untuk pemakaian log Induction dan Lateral :
Log Induction bekerja dalam
1. Fresh mud
2.Resistivitas formasi < 200 ohm-m
3.Rmf/Rw > 2.0
Log Lateral akan bekerja lebih baik pada
1.Salt Mud
2.Resistivitas formasi > 200 ohm-m
3. R mf /R w < 2.0
4. Large borehole >12 in. serta deep invasion (> 40 in.)
Dengan adanya invasi maka industri logging telah menciptakan 3 tipe alat Resistivitas yaitu:
1. Deep investigation.
2. Medium investigation.
3.Shallow investigation.

Gambar 6.Lingkungan Pemboran (Halliburton, 2001)


Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas batuan. Dalam
kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplituda konstan
yang akan menimbulkan medan magnit dalam batuan. Medan magnet ini menimbulkan arus
Eddy atau arus Foucault yang dinamakan ground loop. Besar arus ini sebanding dengan
konduktivitas batuan.

Gambar 7.Prinsip kerja alat log induksi (Schlumberger, 1996).


Alat induksi akan mengubah sinyal yang diterima ke arus DC yang sebanding kemudian
dikirim ke komputer dipermukaan. Kemudian komputer menterjemahkan sinyal DC ini ke
nilai konduktivitas dan seterusnya diubah ke nilai resistivitas dalam Ohm.

Anda mungkin juga menyukai