Bivalvia
Bivalvia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerangkerangan: memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua
cangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva.
Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing,
lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam bivalvia
sebenarnya sangat luas
Bivalvia mempunyai dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah
kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut
ligamen dan mempunyai satu atau dua otot adductor dalam cangkangnya
yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang
tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang
terkadang mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada bivalvia yang hidup
menempel pada benda keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan
bivalvia ini mengikuti bentuk dari permukaan karang tersebut sehingga
bentuknya tidak wajar (Barnes, 1982).
Bivalvia tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya,
tubuh bivalvia hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel,
dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup,
bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak dan merayap
(Robert et al, 1982).
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui tentang bioekologi moluska khususnya dari kelas bivalvia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bivalvia
Kelas ini termasuk kerang, tiram, remis, dan sebangsanya. Mereka
biasanya simetri bilateral, mempunyai cangkang setangkup dan sebuah
mantel yang berupa dua daun telinga atau cuping. Tiram, kerang, dan
sebangsanya mempunyai dua cangkang di kedua sisi tubuh hewan. Karena
cangkang ini disebut tangkup (valve) dan dua buah jumlahnya maka kelas ini
dinamakan Bivalvia. Bentuk cangkangnya digunakan untuk identifikasi.
Sebagian besar hidup di laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Sebagian
besar mempunyai kelamin terpisah dan menyebar telur dan sperma ke air
untuk pertumbuhan.
Gambar 2.1 Bagian Dalam dan Luar Cangkang Bivalva (Carpenter and Niem,
1998)
B. Sistematika Bivalvia
Kelas Bivalvia termasuk salah satu kelas dari phylum Molusca yang
memiliki empat ordo yaitu Protobranchia, Taxodonata, Dysodonta dan
Pseudolamellibranchia. Kebanyakan hidup di laut terutama di daerah littoral,
beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup
sampai kedalaman 5000 m (Swit, 1993).
Suwignyo (1998) membagi Bivalvia dalam 3 sub kelas diantaranya :
1. Sub kelas Protobranchia
Umumnya primitif; filamen insang pendek dan tidak melipat; permukaan
kaki datar dan menghadap ke ventral; otot aduktor 2 buah.
Ordo Nuculacea
Tidak mempunyai sifon; sebagai deposit feeder mendapatkan
makanan menggunakan proboscides; Nucula dan Yoldia dan hidup di
Gigi pada hinge terdiri atas beberapa gigi kardinal dengan atau tanpa
gigi lateral; insang tipe eulamellibranchia; kedua otot aduktor sama
besar; tepi mantel menyatu pada beberapa tempat, biasanya
mempunyai sifon. Cardium, Corbicula, Marcenaria, Tagelus, Mya dan
Mutelidea.
Ordo Adapedonta
Cangkang selalu terbuka, ligamen lemah atau tidak ada; gigi pada
hinge kecil atau tidak ada; tipe insang eulamellibranchia; tepi mantel
menutup, kecuali pada bukaan kaki; sifon besar, panjang dan menjadi
satu; hidup sebagai pengebor pada subtrat keras. Pengebor tanah liat
dan batu karang, Pholas, Mya, Panope, Teredo, dan Bankia. Umum
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau
berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Dalam
kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.
Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi
pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah
dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis
ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan
keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi
kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca
muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
Gambar 2.5 Kerang Hijau melekat pada substrat dengan benang benang
(Davis,1986)
F. Kebiasaan Makan
Nybakken (1992), menyebutkan berdasarkan pada makanan dan
kebiasaan makannya, jenis-jenis bivalvia dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu pemakan suspensi dan pemakan endapan. Bivalvia umumnya
memperoleh makanan dengan cara menyaring partikel-partikel yang ada
dalam air laut (Nontji,1987). Pada golongan pemakan endapan, bivalvia ini
membenamkan diri dalam lumpur atau pasir yang mengandung sisa-sisa zat
organik dan fitoplankton yang hidup di dasar. Makanan tersebut dihisap dari
dasar perairan melalui siphon. Semakin dalam bivalvia membenamkan diri
siphonnya semakin panjang. (Nontji,1987).
G. Peranan Pelecypoda
Secara ekologis, jenis Pelecypoda penghuni kawasan hutan mangrove
memiliki peranan yang besar dalam kaitannya dengan rantai makanan di
kawasan hutan mangrove, karena disamping sebagai pemangsa detritus,
pelecypoda berperan dalam proses dekomposisi serasah dan mineralisasi
materi organik yang bersifat herbivor dan detrivor. Daun mangrove yang
jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh
DAFTAR PUSTAKA