Oleh
Eliyana
1214051029
Kelompok 3
I.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pembuatan tortila.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi air kapur.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat
yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah
dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk
Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa kini, jagung juga sudah menjadi
komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak
pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung
menjadi bahan baku berbagai produk industri. Beberapa di antaranya adalah
bioenergi, industrikimia, kosmetika, dan farmasi (Rukmana, 1997).
Jagung yang dibudidayakan memiliki sifat bulir atau biji yang bermacam-macam. Di
dunia terdapat tujuh kelompok kultivar jagung yang dikenal hingga sekarang,
berdasarkan karakteristik endosperma yang membentuk bulirnya :
1. Indenta (Dent,gigi-kuda)
2. Indurata (Flint,mutiara)
3. Saccarata (Sweet,manis)
4. Everta (Popcorn,brondong)
5. Amylacea (Flour corn,tepung)
6. Glutinosa (Stikcy corn,ketan)
7. Tunicata (yang merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota
subspesies yang berbeda dengan budidaya jagung lainnya)
Berikut ini adalah kandungan gizi jagung per 100 gram bahan
Komponen
Kandungan Gizi
Kalori
355 kalori
Protein
9,2 gr
Lemak
3,9 gr
Karbohidrat
73,7 gr
Kalsium
10 mg
Fosfor
256 mg
Ferrum
2,4 mg
Vitamin A
510 SI
Vitamin B1
0,38 mg
Air
0,12 gr
kemiripannya
dengan
kue
dan
telur
dadar
tradisional
Spanyol.
(baking)
dan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tortilla).
penggorengan
(deep
drying)
III.
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 WaktudanTempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 10 Oktober 2014 pukul 10.00
WIB di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
3.2 AlatdanBahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kompor, wajan, sutil, serok,
baskom, oven, timbangan, blender, loyang, mesin penggiling.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah jagung, air, minyak, CaOH
Ditiriskan
Di cetak tipis
Penggorengan
IV.
A. Kelompok 1 (kontrol)
No. NamaPanelis
Warna
Aroma
1.
AgusSaptomi
2.
IrfanMuhfi
3.
FandiSantoso
4.
Wahyu A.
Rasa
Tekstur
Penerimaan
Tidaksuka
Tidaksuka
Tidaksuka
Tidaksuka
Tekstur
Penerimaan
Warna
Aroma
Rasa
1.
Henrica
Tidaksuka
2.
Dwi
Tidaksuka
3.
Floren
Tidaksuka
4.
Joshua
Tidaksuka
Tekstur
Penerimaan
Warna
Aroma
Rasa
1.
Aro
Tidaksuka
2.
Eli
Tidaksuka
3.
Ria
Tidaksuka
4.
Wayan
Tidaksuka
Onky
Tidaksuka
Warna
Aroma
1.
Astri
2.
Ayu Dian
3.
Prada
4.
Siti Maesari
Rasa
Tekstur
Penerimaan
Tidak suka
Tidak suka
Tidak suka
Tidak suka
Keterangan :
Warna
Aroma
1. Kuning
1. Khas jagung
2. Kuning Kecoklatan
3. Coklat
4. Coklat Kehitaman
4. Khas kapur
Rasa
Tekstur / Kerenyahan
1. Khas mie
1. Sangat renyah
2. Renyah
3. Agak Renyah
4. Khas kapur
4. Tidak renyah
4.2 Pembahasan
Tortilla dari jagung sangat terkenal di Meksiko, Amerika Tengah dan bagian Selatan
Amerika. Kata tortilla berasal dari bahasa Spanyol yang berarti jagung. Tortilla
merupakan sumber karbohidrat dan protein yang cukup berarti terhadap penduduk
yang masih miskin di daerah Amerika tengah, karena tortilla dijadikan bahan
makanan utama. Proses pembuatan tortilla ini cukup mempunyai variasi dan tidak ada
standar yang khusus. Beberapa macam proses disusun berdasarkan faktor geografis
dan sosial ekonom. Sebagai contoh variasi proses ini adalah konsentrasi larutan
kapur, jenis jagung, lama pemasakan dan temperatur. Pemilihan proses ini juga
dipertimbangkan berdasarkan kebiasaan pengolah, harga jagung serta tersedianya
bahan baku (Cybermed, 2008.).
Pada praktikum ini terdapat tiga perlakuan penggunaan larutan kapur. Untuk
kelompok 1 digunakan sebagai kontrol sedangakan kelompok 2,3, dan 4
menggunakan larutan kapu sebesar 1%, 2%, dan 3%. Pada kelompok satu panelis
memberikan penilaian untuk warna yaitu 2 (kuning kecoklatan), aroma memberikan
nilai 3 (sedikit khas kapur), untuk rasa memberikan nilai 2 (sedikit khas jagung) dan
1 (khas jagung) sedangkan untuk tekstur dan kerenyahan memberikan nilai 2 (renyah)
dan 3 (sedikit renyah) serta untuk penerimaan keseluruhan para panelis tidak suka.
Seharusnya pada kelompok 1 ini digunakan sebagai kontrol dan tidak direndam
dengan air kapur tetapi panelis melakukan uji organoleptik ada yang sedikit kapur.
Hal tersebut menyebabkan kesalahn praktikum, karena praktikan kurang teliti dalam
melakukan pengujian sehingga pada uji organoleptik aroma menjadi sedikit khas
kapur yang seharusnya tidak khas kapur sama sekali.
Pada kelompok 2 digunakan larutan kapur sebesar 1% dengan uji organoleptik yang
dilakukan meliputi warna, para panelis memberikan penilaian yaitu 3 (coklat),
berwarna coklat karena pada saat penggorengan minyaknya sudah terlalu panas
sehinnga menyebabkan tortilla sedikit gosong. Untuk aroma panelis memberikan nilai
3 (sedikit khas kapur) dan 2 (sedikit khas jagung), untuk rasa panelis memberikan
nilai 2 (sedikit khas jagung) dan 1 (khas jagung), untuk tekstur dan kerenyahan
memberikan nilai 2 (renyah) sedangkan untuk penerimaan keseluruhan panelis tidak
suka.
Pada kelompok 3 digunakan larutan kapur sebesar 2% dengan uji organoleptik yang
dilakukan meliputi warna, para panelis memberikan penilaian yaitu 3 (coklat),
berwarna coklat karena pada saat penggorengan minyaknya sudah terlalu panas
sehinnga menyebabkan tortilla sedikit gosong. Untuk aroma panelis memberikan nilai
2 (sedikit khas jagung), untuk rasa panelis memberikan nilai 1 (khas jagung), untuk
tekstur dan kerenyahan memberikan nilai 2 (renyah) sedangkan untuk penerimaan
keseluruhan panelis tidak suka.
Pada kelompok 4 digunakan larutan kapur sebesar 3% dengan uji organoleptik yang
dilakukan meliputi warna, para panelis memberikan penilaian yaitu 2 (kuning
kecoklatan), berwarna kuning kecoklatan karena pada saat penggorengan minyaknya
belum terlalu panas sehinnga pas digunakan untuk menggoreng tortilla. Untuk aroma
panelis memberikan nilai 3 (sedikit khas kapur), untuk rasa panelis memberikan nilai
2 (sedikit khas jagung), untuk tekstur dan kerenyahan memberikan nilai 4 (tidak
renyah) disebabkan karena minyak yang digunakan dalam penggorengan belum panas
selain itu juga tortilla agak tebal, sedangkan untuk penerimaan keseluruhan panelis
tidak suka.
Dalam praktikum digunakan air kapur yang berfungsi untuk membuat tekstur lebih
lembut dan renyah, hal ini dikarenakan kapur sirih banyak mengandung kalsium
sehingga kalsium tersebut terserap kedalam daging buah. Sealin itu fungsi dari air
kapur memperkuat kerangka bahan makanan, sehingga keripik yang dihasilkan lebih
renyah. Juga bisa digunakan untuk industri cocktil dan manisan, pepaya, mangga,
salak dan sebagainya. Buah-buahan tidak layu atau lembek apabila direndam dalam
larutan air kapur sirih atau larutan (Winarno, 1997).
Pada praktikum ini para panelis pada kelompok 1, 2, 3, dan 4 dalam menguji tortilla
pada uji organoleptik penerimaan kesulurahan pada tidak suka. Hal tersebut
disebabkan tortilla yang dihasilkan setelah penggorengan ada yang agak gosong,
sehingga mempengaruhi rasa dari tortilla tersebut. Selain itu juga kadar kapur yang
digunakan untuk perendaman juga mempengaruhi rasa dari tortilla. Tortilla yang
dihasilkan juga ada yang tebal sehingga rasanya agak kerasmpengaruhi tingkat
penerimaan dari panelis
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Cybermed,
2008.
Jantung
Sehat
dengan
Makan
Jagung.
http://www.
1. Jagung yang telah direndam dengan air kapur 24 jam dan penggilingan jagung