Intoleransi Laktosa
Intoleransi Laktosa
Editorial
Pembaca sekalian,
Susu dan produk olahan susu
merupakan produk pangan yang
terkait erat dengan kehidupan
sehari-hari manusia. Infopom kali
ini menyajikan artikel tentang
intoleransi laktosa atau defisiensi
laktase , kondisi dimana laktase
yang ada tidak cukup dapat/mampu
mencerna laktosa yang ada dalam
susu dan produk olahannya,
sehingga akan menyebabkan
gangguan pencernaan pada
penderita intoleransi laktosa.
Masalah pengawasan obat dan
makanan, utamanya dalam era
globalisasi, menjadi semakin
komplek dan tak terprediksi. Disisi
lain, ekspektasi masyarakat
terhadap kinerja Badan POM juga
tinggi. Badan POM agar dapat
melaksanakan tugas-tugas yang
diamanatkan dalam bidang
pengawasan obat dan makanan
harus melakukan konsolidasi dan
penguatan internal sources,
pengembangan Badan POM
sebagai Knowledge Based
Organization serta melakukan
creating value untuk publik. Pada
beberapa penerbitan terdahulu,
telah ditayangkan berbagai kinerja
pengawasan obat dan makanan di
Badan POM, Balai Besar POM di
Semarang serta Balai Besar POM
di Aceh. Untuk kali ini kami sajikan
kinerja pengawasan obat dan
makanan di Balai Besar POM di
Mataram.
Selain itu kami tampilkan juga
Keputusan Kepala Badan POM RI
Tentang Penggunaan Chitosan
Dalam Produk Pangan dan
Peraturan Kepala Badan POM RI
Tentang Larangan Penggunaan
Benzil Piperazin dalam Suplemen
Makanan.
Selamat membaca.
BADAN POM RI
ISSN 1829-9334
KENALI INTOLERANSI
LAKTOSA LEBIH LANJUT
Pendahuluan
Di dalam susu dan produk susu lainnya terkandung komponen gula
atau karbohidrat yang dikenal dengan laktosa (gula susu). Pada
keadaan normal, tubuh dapat memecah laktosa menjadi gula
sederhana dengan bantuan enzim laktase. Berbeda dengan sebagian
besar mamalia yang tidak lagi memproduksi laktase sejak masa
penyapihan, pada manusia, laktase terus diproduksi sepanjang
hidupnya. Tanpa laktase yang cukup manusia tidak dapat/mampu
mencerna laktosa sehingga akan mengalami gangguan pencernaan
seperti sakit perut dan diare yang dikenal sebagai intoleransi laktosa
atau defisiensi laktase.
Bisa dikatakan hampir setiap orang pernah mengkonsumsi susu atau
produk susu. Sejak dari masa bayi hingga dewasa dan usia lanjut,
orang terbiasa mengkonsumsi susu atau produk susu. Saat usia bayi
sampai usia balita adalah saat dimana konsumsi susu biasanya sangat
diperlukan karena nilai gizi yang dikandung susu. Namun pemberian
susu formula kepada bayi hanya dilakukan bila susu formula memang
benar-benar dibutuhkan untuk mengatasi keadaan dimana bayi tidak
bisa mendapatkan ASI karena berbagai sebab dan pertimbangan. Air
Susu Ibu (ASI) tetap merupakan makanan terbaik untuk bayi karena
selain memberikan semua unsur gizi yang dibutuhkan, ASI mengandung
komponen yang sangat spesifik, dan telah disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung antibodi (zat
kekebalan tubuh) yang merupakan perlindungan alami bagi bayi baru
lahir. Menurut WHO, 98% wanita mempunyai kemampuan fisiologis
untuk menyusui, jadi hanya 2% saja yang tidak dapat menyusui
dengan alasan kemampuan fisiologis.
Intoleransi laktosa
Enzim laktase yang berfungsi memecah gula susu (laktosa) terdapat
di mukosa usus halus. Enzim tersebut bekerja memecah laktosa
menjadi monosakarida yang siap untuk diserap oleh tubuh yaitu
glukosa dan galaktosa.
Apabila ketersediaan laktase tidak mencukupi, laktosa yang terkandung
dalam susu tidak akan mengalami proses pencernaan dan akan
Halaman 1
Badan POM
INFOPOM
Daftar Isi
1. Kenali Intoleransi Laktosa
Lebih Lanjut
2. Pengawasan Obat dan
Makanan Balai Besar POM
di Mataram Tahun 2007
3. Keputusan Kepala Badan
POM
RI
tentang
Penggunaan Chitosan
dalam Produk Pangan
4. Peraturan Kepala Badan
POM RI tentang Larangan
Penggunaan Benzil
Piperazin
dalam
Suplemen Makanan.
Halaman 2
Badan POM
INFOPOM
~ Minum
susu
yang
mengandung banyak lemak
susu, karena lemak dapat
memperlambat transportasi
susu dalam saluran
perncernaan sehingga dapat
menyediakan waktu yang
cukup untuk enzim laktase
memecah gula susu.
~ Hindari mengkonsumi susu
rendah atau bebas lemak oleh
karena susu lebih cepat
ditransportasi dalam usus
besar dan cenderung
menimbulkan gejala pada
penderita intoleransi laktosa.
Disamping itu, beberapa
produk susu rendah lemak
juga mengandung serbuk
susu skim yang mengandung
laktosa dalam dosis tinggi.
~ Jangan menghindari semua
produk susu oleh karena nilai
gizi susu pada dasarnya
sangat dibutuhkan tubuh.
~ Mengkonsumsi susu dengan
laktosa yang telah diuraikan
(susu bebas laktosa).
~ Minum susu dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak.
Banyak penderita intoleransi
laktosa dapat meminum 240
ml susu per hari, tetapi perlu
untuk mengamati/ seberapa
besar tingkatan toleransi tubuh
sendiri terhadap laktosa.
Banyak penderita toleran
terhadap sejumlah laktosa
yang terdapat dalam setengah
cangkir susu full cream, tiga
perempat cangkir es krim, tiga
perempat cangkir yoghurt, tiga
perempat cangkir keju mentah
(unripened cheeses).
~ Konsumsi produk susu yang
diolah dengan proses
pemanasan (seperti susu
bubuk), karena
pa d a
pemanasan, laktosa akan
dipecah menjadi glukosa dan
galaktosa, sehingga produk
seperti ini akan ditoleransi
lebih baik ,
Halaman 3
Badan POM
INFOPOM
I.
Halaman 4
Badan POM
INFOPOM
1. Manajemen resiko
2. Kajian resiko dan
3. Komunikasi resiko
Sehingga diperlukan tiga
jejaring yaitu : Jejaring
intelijen Pangan berdasarkan kajian resiko,
Jejaring Pengawasan
Pangan berdasarkan
menajemen resiko, Jejaring
Promosi Keamanan Pangan
berdasarkan komunikasi
resiko. Anggota-anggota
jejaring tersebut bekerjasama
sebagai mitra sejajar dengan
cara saling membagi
informasi, mendiskusikan
permasalahan yang ada,
membagi pengetahuan dan
meningkatkan keamanan
pangan ditingkat lokal,
dibidang pengawasan
keamanan pangan antar
instansi terkait di Provinsi
NTB.
Semua ini mempunyai tujuan
akhir untuk melindungi
masyarakat dari produk
pangan yang tidak memenuhi
p e r s y a r a ta n m u t u d a n
keamanan. Pada pertemuan
ini, selain dihadiri oleh wakilwakil Badan POM dan Balai
Besar POM di Mataram
dihadiri juga oleh wakil-wakil
dari jejaring lintas sektor yang
mencakup Badan Urusan
Ketahanan Pangan Daerah,
Dinas Perindag, Dinas
Kesehatan,Dinas Peternakan,
Dinas Perikanan dan
K e l a u ta n , s e r ta D i n a s
Pertanian dari Tingkat
Propinsi dan Kabupaten
/Kota.
III. Pada bulan September 2007
telah dilakukan pengamanan
terhadap daging olahan
impor sebanyak 242 kaleng
dan pemusnahan sebanyak
278 kaleng oleh Balai Besar
POM
di
Mataram.
Pengamanan dilakukan
bersama instansi terkait :
Dinas Peternakan Propinsi
NTB, Pemda Kota Mataram,
Dinas Kesehatan Kota
Mataram, BIKD Kota
Mataram dan Polres Kota
Mataram.
Kegiatan ini dilaksanakan
dalam rangka menindaklanjuti surat dari Dirjen
Peternakan Depatemen
Pertanian nomor :
Halaman 5
Badan POM
INFOPOM
126/PB.660/F/09/2007
tanggal 25 September 2007
dan
Sampling.
Menyepakati pengembangan
balai
registrasi.
tertentu.
1.
2.
pengujian
sebagai
Memperoleh
serta
sentra
Sampling
mendatang
4. M e n e t a p k a n
prosedur
5. M e n g u s u l k a n pa n d u a n
kegiatan laboratorium Badan
solusi
POM
sebagai
hasil
pelaksanaan Prioritas
pertemuan Banjarmasin,
nomor : PO.02.02.531.16172
Sampling di lapangan.
Memberikan rekomendasi
3.
Halaman 6
Badan POM
INFOPOM
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.00.05.52.6581
TENTANG
Menimbang :
a.
Bahwa saat ini chitosan telah digunakan pada berbagai produk pangan;
b.
c.
d.
Mengingat :
1.
2.
3.
3656);
4.
Halaman 7
Badan POM
INFOPOM
5.
6.
7.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Keenam
Ketujuh
Kedelapan
Halaman 8
Badan POM
INFOPOM
Kesembilan
Kesepuluh
Kesebelas
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 23 Agustus 2007
Halaman 9
Badan POM
INFOPOM
PERATURAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.00.05.42.6575
TENTANG
LARANGAN PENGGUNAAN BENZIL PIPERAZIN
DALAM SUPLEMEN MAKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melindungi masyarakat dalam mengkonsumsi
suplemen makanan, maka suplemen makanan yang diedarkan harus
memenuhi
persyaratan
keamanan,
mutu
dan
khasiat/manfaat;
1.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52
Tahun 2005;
5 . K e p u t u s a n K e pa l a B a d a n P e n g a w a s O b a t d a n M a k a n a n N o m o r
02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah dengan
K e p u t u s a n K e pa l a B a d a n P e n g a w a s O b a t d a n M a k a n a n N o m o r
HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;
Halaman 10
Badan POM
INFOPOM
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Keenam
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 23 Agustus 2007
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
KEPALA
Halaman 11
1829-9334
Redaksi menerima naskah yang berisi informasi yang terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat
tradisonal, komplemen makanan, zat additif dan bahan berbahaya. Kirimkan melalui alamat redaksi
dengan format MS. Word 97 spasi ganda maksimal 2 halaman kuarto. Redaksi berhak mengubah sebagian
isi naskah untuk diterbitkan.
Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat, Telp. 021-4259945, Fax. 021-42889117, e-mail :
informasi@pom.go.id
ISSN
Penasehat : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ; Penanggung Jawab: Sekretaris
Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan ; Pimpinan Redaksi : Kepala Pusat Informasi Obat dan
Makanan ; Sekretaris Redaksi : Kepala Bidang Informasi Obat ; Tim Editor : Dra. Sri Hariyati,
MSc, Dra. Elza Rosita, MM, Dra. Sylvia N Utama, Apt, MM, Dra. Dyah Nugraheni, Apt,
Dra. Hermini Tetrasari, MSi, Ellen Simanjuntak, SE, Yustina Muliani, S.Si, Apt, Dra. Murti
Hadiyani, Dra. T. Asti Isnariani M.Pharm, Dewi Sofiah, S.Si, Apt, Arief Dwi Putranto, SSi, Dra.
Yusra Egayanti, Apt ; Redaksi Pelaksana : Yulinar, SKM, Dra. Helmi Fauziah, SSi, Sandhyani E.D,
S.Si, Apt, Indah Widiyaningrum, SSi, Eriana Kartika Asri, SSi, Denik Prasetiawati, SFarm; Sirkulasi :
Surtiningsih, Netty Sirait
771829 933428
InfoPOM