Anda di halaman 1dari 8

Oleh:

NIM:C1A010105

Teori dan Fungsi Profit

Dalam pengertian bisnis, profit atau


perusahaan

dikurangi

"Explicit

"Business Profit"

adalah penerimaan

Cost" ("Accounting Cost"). Explicit Cost

adalah pengeluaran aktual perusahaan untuk membeli input yang diperlukan


dalam produksi, misalnya upah, suku bunga modal pinjaman, sewa gedung
dan pengeluaran bahan baku.
Dalam pengertian ekonomi, profit atau "Economic Profit" adalah penerimaan
perusahaan dikurangi "Explicit Cost" dan "Implicit Cost". Implicit Cost adalah
nilai

input milik perusahaan yang

digunakan perusahaan dalam proses

produksi. Dalam "Implicit Cost" juga termasuk hasil vang


diperoleh oleh input yang sama yang digunakan dengan alternatif terbaik di
luar perusahaan, disebut juga "Opportunity Cost".

Teori Profit
a. Risk - Bearing Theories of Profit.
Above

normal profit (Economic Profit) diperlukan oleh perusahaan untuk

memasuki dan

mempertahankan operasinya seperti explorasi minyak yang

memiliki risiko diatas rata-rata. Besarnya risiko proporsional dengan "Expected


Return".
b. Frictional Theory of Profit
Dalam jangka panjang keseimbangan persaingan sempurna, perusahaan
cenderung hanya memperoleh "Normal
kegiatan investasinya. Pada

Return"

atau

profit

nol

setiap waktu perusahaan tidak dalam kondisi

keseimbangan jangka panjang sehingga memungkinkan memperoleh


atau loss.

dalam

Sebagai contoh dalam masa

krisis

profit

enerji tahun 1970-an,

perusahaan, perusahaan yang memprodulsi produk yang terisolir menikmati


peningkatan permintaan yang tinggi sehingga memperoleh profit yang besar.
Tetapi pada saat harga minyak menurun tajam

dalam tahun 1980-an,

banyak perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian. Bila


kerugian, sebagian perusahaan meninggalkan industri yang
harga meningkat dan meniadakan kerugian.

terjadi

mengakibatkan

Oleh:
NIM:C1A010105

c. Monopoly Theory of Profit


Beberapa perusahaan dengan kekuatan monapoli dapat membatasi outputnya
dengan menentukan harga yang tinggi.

Perusahaan seperti itu

akan

menikmati profit dalam jangka panjang karena tidak ada atau sulit perusahaan
baru masuk ke dalam industri tersebut.
d. Innovation Theory of Profit
Melalui inovasi peningkatan profit akan
memperkenalkan

inovasi

dinikmati oleh perusahaan

yang

baru. Contohnya perusahaan komputer, banyak

inovasi baru.
e. Managerial Efficiency Theory of Profit
Perusahaan yang lebih efisien dibandingkan efisiensi rata- rata perusahaan
akan menikmati profit yang lebih besar.
f. Function of Profit
Profit memiliki fungsi yang krusial dalam perekonomian bebas.

Profit yang

tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan Iebih banyak output


dari industri. Profit yang

tinggi memberikan insentif terhadap perusahaan

untuk mengembangkan produksinya dan banyak perusahaan yang masuk ke


dalam industri dalam jangka panjang. Perusahaan yang memiliki efisiensi di
atas efisiensi rata-rata

perusahaan lain,

profit akan

dinikmati oleh

perusahaan dengan efisiensi yang lebih besar. Sebaliknya, bila profit rendah,
merupakan tanda bahwa metode produksi perusahaan belum efisien. Profit
akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan efisiensinya, karena yang
efisiensinya rendah akan terdorong keluar dari industri.

Profit merupakan tanda krusial untuk merealokasi sumber daya masyarakat


yang mencerminkan perubahan selera konsumen dan permintaan.

Oleh:
NIM:C1A010105

Profit Maximization Assumption

Asumsi Rasionalitas pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap rasional biasa


disebut juga homo ekonomikus atau economic man.Penggunaan asumsi ini
pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga
keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam
literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization assumption. Sebaliknya
dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam
bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal
sebagai profit maximization assumption

Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)


Perusahaan tidak hanya sekedar bertanggungjawab terhadap para pemilik
(Shareholder) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser menjadi lebih
luas yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan

(stakeholder),

selanjutnya

disebut tanggungjawab social (Social responsibility). Fenomena seperti ini


terjadi,

karena adanya

tuntutan

externalities yang timbul serta

dari

masyarakat

akibat

negative

ketimpangan social yang terjadi (Harahap,

2002) dalam buku Nor Hadi (2011,93). Untuk itu,tanggungjawab perusahaan


yang semula hanya di ukur sebatas pada indicator ekonomi (economic focused)
dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan memperhitungkan factorfaktor social (social dimentions) terhadap stakeholder, baik internal maupun
external.
Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun external yang memiliki
hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung
maupun tidak langsung oleh peruasahaan.
Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun
seperti

: pemerintah,

perusahaan

external,

pesaing

,masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan


(LSM dan sejenisnya ), lembaga pemerhati lingkungan , paara pekerja
lingkungan perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya

yang

Oleh:
NIM:C1A010105

keberadaannya sangat menpengaruhi dan dipengaruhi perusahaan.


Hummels (1998) dalam buku Nor Hadi (2011,94) ....(stakeholder
individuals and

are)

group who have legitimate claim on the organization to

participate in the decision making prosess simply because they are affectet
by the organizations practices , policies and actions. Batasan
tersebut

di

atas

mengisiaratkan bahwa perusahaan hendaknya

memperhatikan stakeholder, karna mereka


mempengaruhi

dan

stakeholder

dipengaruhi

adalah

pihak

yang

baik secara langsung maupun tidak

langsung atas aktivitas serta kebijakan yang

diambil

dan

dilakukan

perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak


mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder.
Jones, Thomas dan Andrew (1999) dalam buku Nor Hadi (2011,94)
menyatakan bahwa pada hakikatnya stakeholder theory mendasarkan diri
pada asumsi, antara lain :
1) The corporation
(stakeholder)

has

that

relationship
effect

and

with
are

many
affected

constituenty
by

groups

its

decisions

2) The theory is concerned with nature of these relationship

in termsof

(Freeman, 1984).

both processes and autcomes for the firm and its stskeholder.
3) The interest of all (legitimate) stakeholder have intrinsic value, and no set of
interest is assumend

to dominate the others (Clakson, 1995; Donaldson

dan Preston 1995).


4) The theory focuses on managerial

decisison

making (Donaldson dan

Preston 1995).

Berdasarkan pada asumsi dasar stakeholder theory tersebut, perusahaan


tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan social (social setting)
sekitarnya.

Perusahaan

mendudukkananya

perlu

menjaga

legitimasi

(2011,95).

serta

dalam kerangka kebijakan dan pengambilan keputusan,

sehingga dapat mendukung dalam pencapaian


usaha dan

stakeholder

jaminan

tujuan

perusahaan, yaitu

going concern (Adam.C.H, 2002) dalam buku Nor Hadi

Oleh:
NIM:C1A010105

Esensi teori stakeholder tersebut di atas jika ditarik interkoneksi denagan teori
legitimasi yang mengisyaratkan bhwa perusahaan
expectation

gap

dengan masyarakat

(pulik)

hendaknya

mengurangi

sekitar guna meningkatkan

legitimasi (pengkuan) masyarakat, ternyata terdapat benang merah . Untuk


itu,perusahaan hendaknya menjaga reputasinya yaitu dengan menggeser
pola orientasi (tujuan) yang semula semata-mata di ukur dengan economic
measurement

yang

cenderung

shareholder

orientation,

kea

rah

memperhitungkan factor social (social factors) sebagai wujud kepedulian


dan keberpihakan terhadap masalah social kemasyarakatan (stakeholder
orientation).

Social Concern
Teori Kontrak Sosial (Social Contract Theory)
Kontrak social (social contract) muncul adanya interelasi dalam kehidupan
social masyarakat, agar terjadi keselarasan , keserasian dan keseimbangan
termasuk terhadap lingkungan. Perusahaan,yang merupakan kelompok orang
yang

memiliki kesamaan tujuan dan

berusaha mencapai tujuan secara

bersama, adalah bagian dari masyarakat dalam lingkungan yang lebih besar.
Keberadaanya, sangat di tentukan oleh masyarakat , di mana antara keduanya
saling

pengaruh-menpengaruahi . Untuk itu, agar terjadi keseimbangan

(equality) , maka perlu kontrak social (social contract


) baik secara eksplisit maupun implisit sehingga terjadi kesepakatankesepakatan yang saling melindungi kepentingannya.
Jika ditelusuri,teori kontrak social (social contract ) dalam buku

Nor

Hadi

(2011) berakar dari karya pemikiran Plato, The Republic (427SM-347SM).


Thomas Hobbes (1588-1679) memformalisasikan

secara eksplisit konsep

social contract theory pada sekitar abad 17 dalam karyanya yang berjudul
Leviathan.
Konsep tersebut lebih lanjut dikembangkan oleh
mengatakan

John Locke (1636-1704)

pada dasarnya bentuk dan dasar lingkungan

social bersifal

apolitical , dimana pelaku social memiliki tanggung jawab untuk mematuhi


hukum alam yang sudah teratur (Chariri Anis, 2007) dalam buku Nor Hadi

Oleh:
NIM:C1A010105

(2011,96) . Keteraturan hukum

alam tersebut,masyarakat berkewajiban

memlihara lewat kontrak social untuk mencegah individu agar tidak enyimpang
dan melanggar hukum tersebut.
J.J Rousseau (1762) dalam buku Nor Hadi (2011,96) berpendapat bahwa alam
bukanlah wujud dari konflik, melainkan memberikan

hak kebebasan bagi

individu-individu untuk berbuat secara kreatif. Kkontrak social (social contract)


dibuat sebagai media untuk mengatur tatanan

(pranata) social kehidupan

masyarakat.
J. J Rousseu menyatakan :
.Social Contract Which was degigned to explain-and therefore

legitimate-

the relationship between and individual and society and its government.
Pendapat tersebut mengandung makna bahwa secara volunteer
harus

individu

menaati perintah ,sementara pemerintah harus mampu maengatur

agar terjadi peningkatan good citizenship.


Social contract

dibangun

dan dikembangkan

,salah satunya umtuk

menjelaskan hubungan antara perusahaan terhadap masyarakat

(society).

Di sini ,perusahaan (ataupun bentuk organisasi lainnya), memiliki kewajiban


kepada masyarakat untuk member kemanfaatan bagi masyarakat setempat.
Interaksi perusahaan (dalam organisasi ) dengan masyarakat akan sellu
berusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat (community norm), sehingga perusahaan dapat
dipandang legitimate (Deegan, 2000).
Dalam perspektif manajemen kontemporer, social contract theory menjelaskan
hak kebasan individu dan kelompok termasuk sociality,
berdasarkan

yang

di bentuk

kesepakatan-kesepakatan yang saling menguntungkan bagi

anggotanya, (Rawl,1999) . Dalam konteks perusahaan dan stakeholder ,


konrtak social mengisyaratkan bahwa perusahaan seharusnya berusaha untuk
memastikan bahwa operasinya

harus

congruence

denagn

ekspektasi

masyarakat sehingga dapat di katakana legitimate . hal ini sejalan dengan


konsep legitimacy theory bahwa legitimasi dapat dapat diperoleh manakala
terdapat keseuaian antara keberadaan perusahaan tidak menggangu atau
sesuai (congruence) dengan eksistesi system nilai yang ada dalam masyarakat

Oleh:
NIM:C1A010105

dan

lingkungan

(Deegan, Robin dan Tobin, 2002) dalam buku Nor Hadi

(2011,97).
Shocker dan Sethi dalam Chariri Anis (2006) dalam buku Nor Hadi (2011,98)
menjelaskan
menjamin

konsep

kelangsungan

kontak
hidup

social

(social contract)

bahwa

untuk

serta kebutuhan masyarakat , kontrak di

dasarkan pada :

Hasil akhir (out put) yang secara social dapat di berikan kepada masyarakat
luas

Distribusi manfaat ekonomi, social atau politik kepada kelompok sesuai


dengan power yang dimiliki.

Environmental concern
Environmental concern (kepedulian pada lingkungan) Kepedulian pada
lingkungan didefinisikan sebagai tanggapan secara emosional masing-masing
individu untuk memberikan perhatian pada lingkungan. Kepedulian pada
lingkungan diukur berdasarkan indikator:

Masalah lingkungan hidup adalah sebuah keprihatinan utama.

Secara emosional terlibat dalam masalah perlindungan lingkungan hidup.

Khawatir tentang memburuknya kualitas lingkungan hidup.

Kualitas lingkungan hidup yang dapat ditingkatkan

Type Of Implicit Cost


Biaya implisit (implicit cost), taksiran besarnya nilai faktor-faktor produksi yang
dimiliki dan dipergunakan dalam proses produksi perusahaan. Taksiran ini
dilakukan dengan cara menghitung opportunity cost dari setiap faktor produksi
yang dimiliki perusahaan . Implicit cost, yaitu ongkos produksi yang tidak terlihat
dalam pembukuan. biaya implisit biaya yang tidak terlihat secara langsung,
misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal .

Biaya peluang atau biaya kesempatan (bahasa Inggris: Opportunity Cost)


adalah biaya yang dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan. Berbeda

Oleh:
NIM:C1A010105

dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang
tidak bisa kita lakukan

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi istematis


jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk
penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai