Luka Bakar 1
Luka Bakar 1
PENDAHULUAN
Luka bakar berat adalah luka yang kompleks. Sejumlah fungsi organ tubuh
mungkin ikut terpengaruh. Luka bakar bisa mempengaruhi otot, tulang, saraf, dan
pembuluh darah. Sistem pernapasan dapat juga rusak, kemungkinan adanya
penyumbatan udara, gagal nafas dan henti nafas. Karena luka bakar mengenai
kulit, maka luka tersebut dapat merusak keseimbangan cairan atau elektrolit
normal tubuh, temperatur tubuh, pengaturan suhu tubuh, fungsi sendi, dan
penampilan fisik. Sebagai tambahan terhadap kerusakan fisik yang disebabkan
oleh luka bakar, pasien juga bisa menderita permasalahan psikologis dan
emosional yang dimulai sejak peristiwa terjadi dan bisa bertahan / berlangsung
untuk jangka waktu yang lama.(1)
Mencegah timbulnya bekas luka adalah merupakan tujuan utama dari
penatalaksanaan luka bakar. Edukasi pasien secara konsisten dan berulang adalah
suatu bagian yang penting dalam terapi pasien. Penatalaksanaan terhadap edema,
penatalaksanaan gangguan nafas, memposisikan, dan melibatkan pasien dalam
aktivitas fungsional dan pergerakan harus dimulai sejak dini. Pasien perlu
dimotivasi untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan menerima
tanggung jawab untuk merawat diri mereka sendiri. Kemampuan fungsional
pasien setelah terapi tidak akan maksimal jika pasien tidak secara teratur terlibat
dalam pergerakan.(2)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Batasan
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka ini dapat
menyebabkan kerusakkan jaringan. Cedera lain yang termasuk luka bakar adalah
sambaran petir, sengatan listrik, sinar X dan bahan korosif. Kerusakan kulit yang
terjadi tergantung pada tinggi suhu dan lama kontak. Suhu minimal untuk dapat
menghasilkan luka bakar adalah sekitar 44C dengan kontak sekurang-kurangnya
5-6 jam. Suhu 65C dengan kontak selama 2 detik sudah cukup menghasilkan
luka bakar. Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 detik mengakibatkan suhu
kulit pada kedalaman 1 mm dapat mencapai suhu 47C, air panas yang
mempunyai suhu 60C yang kontak dengan kulit dalam waktu 10 detik akan
menyebabkan kehilangan sebagian ketebalan kulit dan diatas 70C akan
menyebabkan kehilangan seluruh kulit. Temperatur air yang digunakan untuk
mandi adalah berkisar 36C-42C. Pelebaran kapiler dibawah kulit mulai terjadi
pada saat suhu mencapai 35C selama 120 detik, vesikel terjadi pada suhu 53C57C selama kontak 30-120 detik.(3)
II.2.
Panas. Termasuk api, radiasi, atau pajanan panas dari api, uap dan
cairan panas serta benda benda yang panas
Cahaya. Luka bakar yang disebabkan oleh sumber cahaya yang kuat
atau cahaya ultra violet, juga termasuk sinar matahari
Radiasi. Seperti radiasi nuklir, cahaya ultra violet juga termasuk salah
satu sumber penyebab luka bakar karena radiasi
Berdasarkan penyebabnya, luka bakar secara kasar dapat dibagi dalam enam
kategori (4)
A. Luka Bakar Api
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan api
1.
2.
Disebabkan oleh ledakan yang berasal dari gas, atau berupa partikelpartikel halus suatu benda panas.
Menyebabkan luka bakar derajat dua dan tiga pada seluruh daerah
kulit yang terkena, termasuk rambut.
b)
c)
mikroskopik
kasar menunjukkan
penemuan
yang
seorang
pria
yang
menggunakan
tambalan
nitro
Luka bakar derajat 1. Luka akibat terkena panas dari api, benda panas dan
cairan panas yang suhunya tidak mencapai titik didih, atau akibat cairan
kimia. Biasanya bentuk luka berupa kemerahan dan proses penyembuhan
terjadi tanpa meninggalkan parut. Waktu penyembuhan antara beberapa jam
sampai beberapa hari.
2.
Luka bakar derajat 2. Luka diakibatkan terkena benda panas atau cairan
panas yang suhunya mencapai titik didih atau lebih tinggi. Lapisan kulit
superfisial hanya sedikit yang rusak dan penyembuhannya tanpa
meninggalkan jaringan parut. Pada awalnya terdapat vesikel yang kemudian
akan terasa sakit dan warnanya menjadi hitam.
3.
Luka bakar derajat 3. Luka bakar ini adalah akibat cairan yang suhunya
diatas titik didih. Pada keadaan ini lapisan superfisial kulit seluruhnya rusak
sehingga pada penyembuhan akan meninggalkan jaringan parut. Ujung
persyarafan juga terbakar dan halini mengakibatkan rasa nyeri yang hebat.
Pada proses penyembuhan dapat terjadi jaringan parut yang mengandung
semua elemen kulit, sehingga tidak mengalami kontraktur.
4.
5.
Luka bakar derajat 5. Pada keadaan ini kerusakan juga meliputi fasia otot
dan hampir selalu mengalami deformitas.
6.
Luka bakar derajat 6. Keadaan ini biasanya fatal, jika tidak meninggal maka
biasanya mengakibatkan kerusakan anggota badan.
Luka bakar derajat satu (derajat satu dan dua, Dupuytren) Terjadi eritema dan
blister tanpa kehilangan epidermis. Disini kapiler mengalami dilatasi dan
terjadi transudasi cairan kedalam jaringan ikat, yang menyebabkan edema.
Secara umum blister diliputi oleh kulit yang berwarna keputihan diatasnya,
epidermis yang avaskuler dan dibatasi oleh zona yang berwarna hiperemi.
Bila besar blister kurang dari 1 cm maka blister ini akan diresorbsi,
sebaliknya bila blister ini pecah maka akan meninggalkan daerah dengan
dasar yang berwarna kemerahan. Luka bakar derajat satu ini akan sembuh
tanpa meninggalkan jaringan parut. Walaupun luka bakar yang terjadi adalah
derajat satu akan tetapi bila meliputi lebih dari sepertiga permukaan tubuh
terutama yang terletak pada daerah kepala, leher, badan, atau dinding depan
dari abdomen maka akan menyebabkan kefatalan.
2.
Luka bakar derajat dua (derajat tiga dan empat, Dupuytren) Terjadi destruksi
dari seluruh ketebalan kulit. Epidermis dapat mengalami koagulasi,
pengerutan, berupa daerah yang dibatasi oleh zona yang berwarna
kemerahan, dan blister kulit. Dalam beberapa hari, biasanya dalam beberapa
minggu jaringan yang nekrosis akan mengelupas dan meninggalkan ulkus
yang lambat menyembuh. Luka bakar derajat dua sering memerlukan
koreksi bedah plastik untuk mengatasi jaringan parut yang terbetuk selama
penyembuhan.
3. Luka bakar derajat tiga (derajat lima dan enam, Dupuytren) Yang karakteristik
dari luka bakar ini adalah destruksi yang luas tidak hanya pada kulit dan
subkutis tetapi juga pada otot dan tulang. Destruksi pada ujung-ujung saraf
juga dapat terjadi yang mengakibatkan kehilangan rasa nyeri yang relatif.
Devitalisasi jaringan pada area luka bakar menyebabkan mudah terkenanya
infeksi dan penyembuhan yang berjalan lambat. Bila paparannya
berkepanjangan, maka kulit dan jaringan ikat dibawah kulit akan terbakar
dan menjadi arang. Sedangkan paparan yang luas dari tubuh setelah
kematian oleh karena panas dan asap menyebabkan seluruh tubuhh menjadi
arang dengan otot-otot dan organ-organ dalam yang terpanggang, dan
8
2.
3.
maupun
keseluruhan.
Tabel 1. Deskripsi Tradisional dan Klasifikasi Umum dari Luka Bakar.(5)
Nomenklatur
Ketebalan
Dangkal
Ketebalan
sebagian
dangkal
Ketebalan
Sebagian
dalam
Seluruh
Ketebalan
Nomenklatur
Tradisional
Kedalaman
Penemuan Klinis
Derajat 1
Epidermis
Erythema, nyeri
Derajat 2
Dermis dangkal
(papillar)
ujung saraf di dermis, luka derajat ini tampak lebih pucat dan lebih nyeri
dibandingkan luka bakar superfisial, karena adanya iritasi ujung saraf
sensorik. Juga timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh
karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Luka bakar derajat 2 dibedakan menjadi : a. Derajat dua dangkal dimana
kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis dan penyembuhan terjadi
secara spontan dalam 10- 14 hari. b. Derajat dua dalam dimana kerusakan
mengenai hampir seluruh bagian dermis. Bila kerusakan lebih dalam
mengenai dermis, subyektif dirasakan nyeri. Penyembuhan terjadi lebih lama
tergantung bagian dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel
kulit (epitel, stratum germinativum, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan
lain sebagainya) yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu
lebih dari satu bulan.
Gambar 2. Luka Bakar Derajat II
11
II.3.
dimana kematian terjadi lambat oleh karena luas dan derajat luka bakar sangat
penting pengaruhnya terhadap prognosis dan manajemen pengobatannya. Untuk
perhitungan luas luka bakar secara tradisional dihitung dengan menggunakan
`Rule of Nines` dari Wallace. Dikatakan bahwa luka bakar yang terjadi dapat
diindikasikan sebagai presentasi dari total permukaan yang terlibat oleh karena
luka termal. Bila permukaan tubuh dihitung sebagai 100%, maka kepala adalah
9%, tiap tiap ekstremitas bagian atas adalah 9%, dada bagian depan adalah 18%,
bagian belakang adalah 18%, tiap-tiap ekstremitas bagian bawah adalah 18% dan
leher 1%. Lihat gambar
Rumus tersebut tidak dapat digunakan pada anak dan bayi karena relatif
luas permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih
12
kecil. Oleh karena itu, digunakan `Rule of ten` untuk bayi dan `Rule of 10-15-20`
dari Lund and Browder untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan dalam
rumus tersebut adalah luas telapak tangan dianggap seluas 1%.
Derajat dan luas luka bakar tergantung pada banyak faktor seperti jarak
korban dengan api, lamanya pajanan, bahkan pakaian yang digunakan korban
pada waktu terjadinya kebakaran. Komposisi pakaian dapat menentukan derajat
keparahan dan luasnya luka bakar. Kain katun murni akan mentransmisi lebih
banyak energi panas ke kulit dibandingkan dengan bahan katun polyester. Bahan
katun terbakar lebih cepat dan dapat menghasilkan luka bakar yang besar dan
dalam. Bila bahan yang dipakai kandungan poliesternya lebih banyak akan
menyebabkan luka bakar yang relatif ringan atau kurang berat. Bahan rajutan akan
menghasilkan daerah luka bakar yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan
bahan pintalan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bila bahan yang dipakai
bertambah berat maka daerah yang terbakar akan berkurang. Selain itu derajat
luka bakar akan berkurang bila pakaian yang dipakai korban ketat dan
mengelilingi tubuh.
Gambar 4. Perhitungan Luas Luka Bakar
0
1 th
5 th
14
18
9
9
18 18
18 18
16
14
16
14
15 th
Dewasa
10
13
18 18
18
18 18
18
18
18
II.4.
14
cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin yang berkurang. Pembengkakan
terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah 8 jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat
terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap, atau uap panas yang
terhisap. Edema laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan
nafas dengan gejala sesak nafas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak
berwarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon
monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat, sehingga hemoglobin tidak
mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,
pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila dari 60%
hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.
Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi
mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini
ditandai dengan meningkatnya diuresis.
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah
infeksi. Infeksi ini sulit untuk diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh
pembuluh kapiler yang mengalami trombosis. Padahal pembuluh ini membawa
sistem pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar
selain berasal dari kulit penderita sendiri, juga dari kontaminasi kuman saluran
atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini
biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap
berbagai macam antibiotik. Perubahan luka bakar derajat 2 menjadi derajat 3
akibat infeksi, dapat dicegah dengan mencegah infeksi.
Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus Gram positif yang
berasal dari kulit sendiri atau dari saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi
invasi kuman Gream negatif. Peudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan
eksotoksin protease dan toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam
invasinya pada luka bakar. Infeksi Pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau
15
pada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghancur keropeng
yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk nanah.
Infeksi ringan dan non invasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng
yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai
dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang kering dengan perubahan
jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menjadi nekrotik; akibatnya, luka
bakar yang mula-mula derajat 2 menjadi derajat 3. Infeksi kuman menimbulkan
vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan
trombosis sehingga jaringan yang diperdarahinya mati.
Bila luka bakar di biopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan
kuman dan terlihat invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar
demikian disebut luka bakar septik. Bila penyebabnya kuman Gram positif,
seperti Staphylococcus atau basil Gram negatif lainnya, dapat terjadi penyebaran
kuman lewat darah (bakteremia) yang dapat menimbulkan fokus infeksi di usus.
Syok septik dan kematian dapat terjadi karena toksin kuman yang menyumbat di
darah.
Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat 2 dapat sembuh
dengan meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa
elemen epitel yang masih vital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel
kelenjar keringat, atau sel pangkal rambut. Luka bakar derajat 2 yang dalam
mungkin menimbulkan parut hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku, dan secara
estetik sangat jelek.
Luka bakar derajat 3 yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami
kontraktur. Bila ini terjadi dipersendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.
Pada luka bakar dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristaltik
usus menurun atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi,
peristalsis dapat menurun karena kekurangan ion kalium.
Stress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat
menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala
yang sama dengan gejala tukak peptik. Kelainan ini dikenal sebagai tukak
16
Curling. Yang di khawatirkan pada tukak Curling ini adalah penyulit perdarahan
yang tampil sebagai hematemesis dan/atau melena.
Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga
keseimbangan protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena
eksudasi, metabolisme tinggi, dan infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang
rusak juga memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase
ini terutama didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu,
penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil dan berat badan menurun. Dengan
demikian, korban luka bakar menderita penyakit berat yang disebut penyakit luka
bakar. Bila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila luka bakar mengenai
wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin menderita beban kejiwaan berat.
Jadi, prognosis luka bakar terutama ditentukan oleh luasnya luka bakar.
II.5.
Keloid, Parut hipertrofik dan kontraktur. Keloid adalah jaringan parut yang tebal
tak beraturan dan membesar secara progresif akibat pembentukan kolagen yang
berlebihan dalam lapisan korium selama pembentukan jaringan ikat pada bekas
luka. Parut akan tumbuh di luar lokasi yang luka. Parut ini biasanya berwarna
merah muda atau merah dan pada akhirnya akan menjadi berwarna coklat gelap.
Parut Hipertrofik biasanya berwarna merah, tebal, berbeda dengan keloid, parut
hipertrofik berada di luar lokasi dari luka. Kontraktur adalah suatu pengencangan
kulit yang permanen yang bisa mempengaruhi otot dan tendon dibawahnya
sehingga membatasi pergerakan dan mungkin merusak atau mengurangi fungsi
saraf.
1.
Keloid
Keloid adalah suatu pertumbuhan yang terlalu cepat dari jaringan parut.
Parut akan tumbuh di luar lokasi luka. Parut ini biasanya berwarna merah muda
atau merah dan pada akhirnya akan menjadi berwarna coklat gelap. Keloid terjadi
ketika tubuh melanjutkan prosesnya untuk menghasilkan kolagen suatu protein
berserat kuat, setelah luka telah disembuhkan. Parut keloid biasanya tebal,
bersimpai, kaku dan gatal selama proses pembentukan dan perkembangannya.
17
Keloid yang luas bisa membatasi pergerakan. Apalagi, gesekan dari pakaian atau
jenis friksi lain bisa mengiritasi keloid. Orang-orang berkulit gelap lebih mudah
untuk mengalami Keloid dibanding mereka yang mempunyai kulit berwarna putih
dan angka kejadian terjadinya Keloid berkurang sesuai dengan umur.
Keloid bisa dikurangi ukurannya dengan cryotherapy (pembekuan), tekanan
dari luar, suntikan kortison, suntikan steroid, radiasi atau dengan pembedahan.
Jika suntikan dan tekanan dari luar seperti balut tekan tidak cukup, jaringan parut
dapat dioperasi, hal ini biasanya dilakukan pada pasien dengan anestesi lokal dan
mereka bisa kembali ke pekerjaan atau sekolah dalam beberapa hari. Dokter anda
boleh merekomendasikan bahwa kamu memakai balut tekan di atas area yang atas
selama satu tahun untuk mencegah Keloid dari kekambuhan. adalah mungkin
bahwa prosedur ini akan perlu untuk diulangi sedikitnya tiap tahun sebab Keloid
mempunyai suatu kecenderungan untuk timbul kembali.
Gambar 7. Keloid
2. Parut Hipertrofik
Parut Hipertrofik biasanya berwarna merah, tebal dan timbul, bagaimanapun
juga mereka berbeda dengan Keloid karena mereka tumbuh di bawah jaringan
yang mengalami luka. Apalagi, Parut Hipertrofik akan tumbuh dari waktu ke
waktu. Pertumbuhannya ini bagaimanapun juga dapat dikurangi dengan bantuan
steroid atau suntikan.
Gambar 8. Parut Hipertrofik
18
Keloid
Timbul setelah beberapa bulan atau tahun
Parut Hipertrofik
Timbul dalam beberapa
Invasi
minggu
Terbatas pada bekas
Penyembuhan
Predileksi
Ras/bangsa
Luka bakar
Gatal
kerusakan
Hilang sendiri
Dapat timbul dimanapun
Ras kulit putih
Sering
Sangat mengganggu
3. Kontraktur
Suatu parut kontraktur adalah suatu pengencangan kulit yang permanen
yang bisa mempengaruhi otot dan tendon dibawahnya sehingga membatasi
pergerakan dan mungkin merusak atau mengurangi fungsi saraf. Kontraktur
terjadi ketika jaringan elastis normal digantikan dengan jaringan berserat yang
tidak elastis. Hal ini membuat jaringan tersebut resisten terhadap regangan dan
mencegah pergerakan normal area yang terpengaruh.
Fisioterapi,
tekanan
dan
memperbanyak
berlatih
dapat
membantu
19
II.6.
Bagian tubuh yang terbakar luka bakar yang terdapat pada wajah lebih
berbahaya sebab bisa mempengaruhi jalan nafas atau mata. Luka bakar
pada telapak tangan dan kaki juga membutuhkan perhatian khusus sebab
bisa membatasi pergerakan jari dan jari kaki.
Derajat luka bakar. Derajat luka bakar adalah penting untuk ditentukan
sebab bisa menyebabkan infeksi/peradangan jaringan yang terbakar dan
memudahkan invasi kuman ke sistem sirkulasi.
Luas daerah luka bakar. Adalah penting untuk mengetahui persentase dari
jumlah permukaan kulit yang terbakar. Tubuh orang dewasa dibagi
menjadi beberapa regio, masing-masing mewakili sembilan persen dari
total permukaan tubuh. Regio ini adalah kepala dan leher, masing-masing
ekstremitas bagian atas, dada, abdomen, punggung bagian atas, pantat dan
punggung bagian bawah, bagian depan dari masing-masing ekstremitas
bawah, dan bagian belakang dari masing-masing ektremitas bagian bawah.
Jumlahnya 99 persen. 1 persen sisanya adalah area genital. Pada bayi atau
anak kecil, persentase yang lebih besar ditempatkan pada kepala dan
batang tubuh.
20
Umur pasien. Ini sangat penting sebab anak-anak kecil dan orang tua pada
umumnya mempunyai reaksi yang lebih berat terhadap luka bakar dan
berbeda proses penyembuhannya.
Kondisi fisik dan mental sebelum terjadinya luka bakar. Pasien dengan
penyakit saluran pernapasan, kelainan jantung, diabetes atau penyakit
ginjal berada dalam bahaya yang lebih besar dibanding orang-orang yang
sehat.
II.7.
II.8.
Intensitas panas
Pada kebakaran rumah, biasanya suhu berada pada kisaran di bawah
1200 16000F
21
II.9.
Terapi
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh, misalnya
22
sisa sel epitel untuk berploriferasi dan menutup permukaan luka. Luka dapat
dirawat secara tertutup atau terbuka.
Pada luka bakar berat, selain penanganan umum seperti pada luka bakar
ringan, kalau perlu dilakukan resusitasi segera bila penderita menunjukkan gejala
syok. Bila penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan nafas, diberikan
campuran udara lembab dan oksigen. Kalau terjadi edema laring, dipasang
endotrakeal tube atau dibuat trakeostomi. Trakeostomi berfungsi untuk
membebaskan jalan nafas, mengurangi ruang mati dan memudahkan pembersihan
jalan nafas dari lendir atau kotoran. Bila ada dugaan keracunan CO, diberikan
oksigen murni.
Perawatan lokal adalah mengoleskan luka dengan antiseptik dan
membiarkannya terbuka untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan
pembalut steril untuk perawatan tertutup. Kalau perlu, penderita dimandikan
terlebih dahulu. Selanjutnya diberikan pencegahan tetanus berupa ATS dan/atau
toksoid. Analgesik diberikan bila penderita kesakitan.(6)
Secara singkat, berikut adalah hal hal yang bisa dilakukan untuk menolong
korban luka bakar di tempat kejadian.(7)
A. Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Pertama
1.
Jika kulit tidak rusak, siram air dingin di atas area yang terbakar atau
rendam dengan air dingin (bukan air es). Lakukan hal tersebut untuk
beberapa menit. Jika luka bakar terjadi karena suatu lingkungan dingin,
Jangan gunakan air. Suatu handuk basah yang dingin dapat juga
membantu mengurangi sakit.
2.
Luka bakar dapat sangat menyakitkan, tenteramkan hati korban dan jaga
ia agar tetap tenang.
3.
4.
23
5.
juga
bisa
membantu
mengurangi
peradangan
dan
pembengkakan.
6.
Luka bakar ringan pada umumnya sembuh tanpa perawatan lebih lanjut.
2.
3.
Jika korban bernafas, tutup luka bakar dengan suatu perban yang steril,
lembab, dingin atau kain bersih. Jangan menggunakan suatu selimut atau
handuk; suatu seprai yang mudah terbakar. Jangan gunakan obat salep
dan hindari terjadinya lepuh.
4.
Jika jari tangan atau jari kaki telah dibakar, pisahkan mereka dengan
pembalut luka yang tidak mudah lengket steril, kering.
5.
Angkat area yang terbakar dan lindungi dari tekanan atau gesekan.
6.
7.
Survei Sekunder
Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep
(Dermazin) kemudian rawat luka secara tertutup
pengobatan yang berbeda. Terapi farmakologi memiliki peran yang terbatas dalam
penatalaksanaan luka bakar kimia. Disisi lain kunci dari penanganan luka bakar
listrik adalah pada rehidrasi sementara luka bakar termal memerlukan analgetik
26
dan antibiotik topikal. Pastikan pasien memberi informasi tentang alergi obat yang
mereka miliki, obat obatan yang sedang diminum atau kondisi kesehatan lain.(7)
A. Terapi Luka Bakar Termal
1. Analgetik
Untuk luka bakar termal dokter biasanya memberikan resep analgetik
untuk menghilangkan rasa nyeri dan memberikan kenyamanan pada
pasien. Morfin sulfat, Demerol dan Vicodin mungkin diresepkan untuk
nyeri yang sangat hebat.
2. Anti Inflamasi Non steroid
Golongan obat ini digunakan untuk nyeri akibat luka bakar ringan sampai
sedang. Ibuprofen biasanya digunakan untuk terapi awal, tapi pilihan lain
seperti naproxen, ansaid dan anaprox dapat juga diberikan.
3. Antibiotik Topikal
Antibiotik topikal digunakan untuk mencegah infeksi dan pertumbuhan
bakteri. Neo sporin digunakan untuk infeksi minor dan dioleskan ke kulit 1
3x sehari.
Silvadene adalah krim topikal yang digunakan untuk luka bakar yang lebih
berat. Silvadene adalah obat golongan sulfa yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati infeksi bakteri atau jamur. Silvadene harus dioleskan menggunakan
teknik steril ke tempat luka bakar dan tempat luka bakar tersebut harus dicuci
bersih sebelum pemakaian. Hindari menggunakan silvadene pada wajah dan
silvadene tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi berumur kurang dari 2 tahun
atau pada kehamilan trimester akhir.
B. Terapi Luka Bakar Kimia
Walaupun
obat-obatan
memegang
peranan
yang
terbatas
pada
penatalaksanaan luka bakar kimia pada umumnya namun antibiotik topikal, garam
magesium dan kalsium mungkin dapat digunakan. Setelah luka dibersihkan, terapi
cairan IV dan obat-obat narkotik diberikan
1. Antibiotik
27
Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna dalam
pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3. Obat ini harus dioleskan
pada kulit 1 atau 2x sehari dan semua obat yang diberikan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum mengoleskan salep baru. Eritromicin
salep (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi pada luka bakar yang
terdapat di bagian mata.
2. Analgetik
Morfin dan asetaminofen diberikan untuk penatalaksanaan nyeri dan
mungkin dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi pasien yang
mengalami cedera pada daerah mata.
3. Anti Inflamasi Non Steroid
Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat anti
inflamasi yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang.
Osmosis diuretik
Manitol adalah diuretik osmosis yang tidak dimetabolisme secara signifikan
dan melewati glomerulus tanpa direabsorpsi oleh ginjal. Manitol digunakan
untuk mengembalikan dan mempertahankan urin output.
28
Diet sudah mulai 8 jam pasca trauma bila tidak terjadi ileus,
melalui NGT
29
institusi
kesehatan
mengetahui
bahwa
luka
bakar
membutuhkan jumlah vitamin dan mineral yang lebih tinggi akan tetapi berapa
peningkatan kebutuhan ini belum dapat ditentukan. Beberapa vitamin yang
penting adalah vitamin C dan E bersama dengan zinc dapat membatasi kerusakan
oksidatif dan mempercepat penyembuhan luka.
Memberikan kalori dan zat gizi yang adekuat adalah tugas yang sangat
sulit pada pasien luka bakar terutama pada anak-anak. Adalah sangat penting bagi
para tenaga kesehatan untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dalam
rangka meminimalisasi efek buruk dari kehilangan masa tubuh,dan malnutrisi
energi protein. Kegagalan memenuhi kebutuhan ini dapat bermanifestasi sebagai
penyembuhan luka yang tidak sempurna, balance nitrogen yang negatif,
penurunan BB dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.(7)
Penilaian status nutrisi awal sebaiknya dilakukan secepatnya setelah
masuk rumah sakit. Hal ini sangat penting agar pemberian makan yang adekuat
dapat diberikan dalam 24-48 jam pertama setelah pasien mengalami luka bakar.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan yang akurat seperti sebelum luka bakar
terjadi yang dapat dilihat pada Tabel Standar Pertumbuhan Anak sangat
diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan nutrisi pada anak. (7)
30
31
32
D. Penatalaksanaan Oedema(2)
Menghilangkan Oedema harus dilakukan sejak awal masuk rumah sakit.
Satu-satunya sistem tubuh yang dapat dengan aktif memindahkan kelebihan cairan
dan debris dari jaringan interstitium adalah sistem limfatik. Oedema yang
terkumpul pada zona stasis suatu luka bakar dapat menyebabkan penambahan
kedalaman luka bakar secara progresif. Prinsip pengurangan oedema merupakan
bagian yang holistic dalam penata laksanaan luka bakar.
Rehabilitasi Yang dimulai pada saat terjadinya luka bakar meliputi:
Pergerakan-Ritmik
Elevasi
atau
memposisikan
ekstremitas
untuk
membantu
Pembidaian
tidak
mengendalikan
oedema
kecuali
untuk
E. Imobilisasi(2)
Penghentian pergerakan, fungsi, dan ambulasi mempunyai indikasi
masing-masing. Imobilisasi hanya boleh dilakukan apabila terdapat kerusakan
tendon atau tulang atau apabila jaringan yang rusak telah diperbaiki (termasuk
rekonstruksi kulit). Apabila bagian tubuh harus diimobilisasi, misalnya untuk
membuat skin graft menempel, maka bagian tersebut harus dipasang bidai atau
diposisikan pada posisi antideformitas (mencegah adanya deformitas dikemudian
hari) untuk jangka waktu yang sesingkat mungkin.
33
F. Rekonstruksi Kulit(2)
Rekonstruksi Kulit dirancang sesuai dengan kedalaman luka bakar yang
dinilai pada saat operasi. Teknik rekonstruksi dan perkiraan waktu pelaksanaan
rekonstruksi sepenuhnya tergantung pada masing-masing ahli bedah. Faktor lain
yang mempengaruhi metode pemilihan rekonstruksi kulit ini meliputi ketersediaan
dan biaya produk bioteknologi.
G. Penatalaksanaan Jaringan Parut(2,7)
Penatalaksanaan jaringan parut berhubungan komponen fisik dan
komponen estetik dikarenakan adanya implikasi emosional dan psikososial pasca
luka bakar.
Jaringan parut hipertrofik merupakan hasil dari pembentukan serat kolagen
yang berlebihan selama masa penyembuhan luka dan
pembebatan luka.
Faktor yang berhubungan dengan pasien sendiri. Derajat penyesuaian
dengan program rehabilitasi, tingkat motivasi, umur, kehamilan, warna
kulit.
1.
Prosedur Pembedahan(2,7)
Terdapat dua tipe besar prosedur bedah yang dapat menghilangkan
jaringan parut dan mengganti jaringan yang hilang pada korban luka bakar berat:
dermabrasi dan skin graft. Dermabrasi adalah prosedur bedah yang bertujuan
meminimalisasi
penampilan
jaringan
parut,
mengembalikan
fungsi
dan
mengkoreksi kelainan bentuk akibat dari luka. Skin graft adalah prosedur bedah
34
35
bulan. Pada saat repigmentasi kulit sudah lengkap, warna kulit akan tampak sama
dengan warna kulit sekitarnya.
Gambar 13. Dermabrasi
b. Skin Graft
Skin graft adalah prosedur bedah dimana sepotong kulit yang berasal dari
tubuh pasien di transplantasikan ke daerah lain dari tubuh. Kulit dari orang lain
atau dari binatang mungkin digunakan sebagai penutup sementara pada luka bakar
luas untuk menghindari kehilangan cairan. Kulit yang diambil dari donor haruslah
kulit yang sehat dan diiplantasikan ke daerah kulit yang rusak dari resipien.
Skin graft merupakan prosedur bedah yang lebih rumit daripada
dermabrasi. Skin graft biasanya dilakukan di rumah sakit besar di bawah anestesi
umum. Waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan tergantung dari luas dan
keparahan luka, antara 6 minggu sampai beberapa bulan. Dalam 36 jam pertama
setelah pembedahan, pembuluh darah yang baru akan mulai terbentuk pada kulit
yang ditransplantasi. Pada umumnya skin graft berhasil, tetapi ada beberapa yang
membutuhkan pembedahan tambahan jika proses penyembuhan tidak berjalan
dengan sempurna.
Ada beberapa tipe dari skin graft: pinch,split - thickness,full thickness
dan pedicle graft.
Pinch Graft : potongan kulit sebesar inchi dipasang pada donor. Bagian
kulit yang kecil ini kemudian akan tumbuh menutup area yang terluka.
Kulit ini akan tumbuh bahkan didaerah dengan suplai darah yang terbatas
dan dapat mencegah infeksi.
36
Split thickness graft : terdiri dari lapisan superficial dan lapisan dalam
dari kulit yang berbentuk helaian. Graft yang diambil dari daerah donor
dapat mencapai lebar 4 inchi dan panjang 10 12 inchi. Graft ini
kemudian ditempel pada area resipien. Segera setelah graft ditanam daerah
tersebut dapat ditutup dengan balut tekan atau dibiarkan terbuka. Split
thickness graft digunakan pada bagian tubuh yang tidak menyangga berat
37
meregangkan area resipien harus dihindari. Perban yang digunakan harus steril
dan biasanya diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
2.
kulit menggunakan kulit sehat meraka sendiri tidak dapat dilakukan karena
mereka hanya memiliki sedikit sekali kulit yang sehat atau meraka tidak cukup
kuat menjalani operasi. Alternatif lain untuk menutup luka bakar ini adalah
dengan menggunakan kulit cadaver atau kulit binatang. Tubuh akan menolak
kedua pilihan ini dalam beberapa hari dan pembedahan harus diulangi lagi. Pada
tahun 1997, produk sintetik baru bernama DermagraftTC tersedia di pasaran.
Dermagraft TC dibuat dari sel manusia hidup dan secara luas digunakan untuk
mengganti kulit kadaver.
Badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui
penggunakan Dermagraft TC ini. Ada dua jenis perban kulit buatan yang dapat
digunakan untuk perawatan luka bakar derajat tiga: Integra Artificial Skin dan
Original BioBrane. Tidak seperti
38
yang dapat di implantasi untuk keperluan bedah rekonstruksi dan perawatan luka
bakar.
Sebagai tambahan dari kulit buatan adalah kulit kultur. Dokter dapat
mengambil potongan kulit sebesar perangko dari pasien dan menumbuhkannya di
media kultur khusus. Dari bagian kulit yang kecil ini, para ahli dapat
menumbuhkan cukup kulit untuk menutup hampir seluruh tubuh dalam jangka
waktu 3 minggu. Kultur kulit sudah tersedia di Amerika sejak 10 tahun yang lalu.
Kulit buatan hanya merupakan perbaikan sementara;pasien akan tetap
membutuhkan skin graft bagaimanapun juga dengan penggunaan kulit buatan
berarti skin graft yang akan di gunakan semakin tipis yang membantu daerah
donor dan resipien menyembuh secara lebih cepat dan akan lebih sedikit operasi
yang dibutuhkan.
Penggunaan kulit buatan belum sepenuhnya sempurna dan mungkin tidak
cocok bagi semua pasien luka bakar. Jaringan parut masih akan tetap tampak akan
tetapi jauh lebih ringan.
3.
Balut Tekan(2,7)
Kulit normal yang tidak mengalami kerusakan terdiri dari jaringan ikat
yang terdapat pada lapisan dermis yang membentuk serabut kolagen 3 dimensi
yang menyatu secara pararel pada permukaan kulit. Kulit memerlukan tekanan
yang berlawanan dengan lapisan di bawahnya. Pada keadaan normal, tekanan
39
yang diberikan kulit terhadap tubuh memastikan setiap kulit yang terluka
digantikan ke bentuknya semula tanpa adanya jaringan parut.
Ketika luka bakar merusak kulit, tekanan papilla dermis yang normal pada
lapisan ini tidak ada lagi. Tanpa tekanan ini jaringan parut hipertrofik akan mulai
terbentuk menyebabkan berbagai macam deformitas. Perban balut tekan
menyediakan dan mengontrol pembentukan dari jaringan parut hipertrofik dengan
memberikan reaksi titik topang pada daerah luka. Pembalut takan berperan dalam
menurunkan pembentukan jaringan parut hipertrofik dengan menurunkan
pembentukan jaringan parut dan deformitas.
Sangatlah penting bagi pasien luka bakar menggunakan balut tekan pada
saat jaringan parut masih in aktif dan belum matur. Jaringan parut sangat responsif
pada awal pembentukannya dan penggunaan balut tekan secara dini sangat
membantu. Balut tekan sebaiknya dipakai paling tidak 23 jam sehari dan hanya
dibuka pada saat mandi atau membersihkan balut tekan tersebut. Pada umumnya
pasien harus memakai balut tekan ini selama 12-18 bulan. Penggunaan lanjut
balut tekan mencegah penebalan, pemadatan dan pembentukan nodul yang biasa
terlihat pada jaringan parut hipertrofik. Diharapkan hanya akan terbentuk jaringan
parut tipis yang elastis yang masih memungkinkan pergerakan semi normal.
Tekanan eksternal yang diberikan oleh balut tekan dapat menurunkan respon
inflamasi dan jumlah darah dalam jaringan parut, mengurangi rasa gatal dan
mencegah sintesis kolagen. Sebagai tambahan, balut tekan memberikan
perlindungan terhadap trauma.
Gambar 16. Balut Tekan
40
parut dan memudahkan reorientasi serat kolagen menjadi seragam, dan tersusun
paralel sebagai kebalikan dari pola melingkar yang terlihat di jaringan parut tidak
dirawat.
Bahan pembalut tekan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
sering kali dipengaruhi oleh jenis pembedahan yang telah di jalani. Pasien harus
diukur pada hari ke lima atau ke tujuh setelah operasi transplantasi dan bahan
pembalut tekan ini harus langsung digunakan secepatnya setelah mereka selesai
dibuat. Balut tekan bisa digunakan untuk 3 bulan, setelah masa itu diharapkan
diadakan pengukuran kembali terhadap pasien untuk menyesuaikan dengan
perubahan dimensi jaringan parut.
Pada orang-orang dengan luka bakar derajat sedang sampai berat di daerah
muka atau leher, masker wajah yang terbuat dari akrilic harus dipertimbangkan
untuk digunakan. Masker ini memberikan tekanan yang cukup untuk daerah
wajah dan leher. Masker ini juga bisa dibuat untuk dipakai pasien pada malam
hari. Pada daerah dengan jaringan parut yang persisten yang tidak responsive
terhadap pemasangan balut tekan, teknik perawatan jaringan parut lain harus di
pertimbangkan. Teknik ini termasuk dengan pijatan, krim pelembab.
karena itu pasien harus di beri motivasi untuk terus menerus menggunakan zat
pelembab bagi kulit. Pelembaban sangat penting karena dapat mencegah kulit dari
41
42
BAB III
RINGKASAN
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka ini dapat
menyebabkan kerusakkan jaringan. Cedera lain yang termasuk luka bakar adalah
sambaran petir, sengatan listrik, sinar X dan bahan korosif.(3)
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan 2 cara: sumber penyebab dan
derajat atau kedalaman luka bakar. Berdasarkan sumber di bedakan atas panas,
bahan kimia, listrik, cahaya dan radiasi. Berdasarkan derajat dibagi menjadi
derajat satu, dua dan tiga.(1)
Luas luka bakar dihitung berdasarkan rumus Rule Of Nine atau Rule of
Wallace. Bila permukaan tubuh dihitung sebagai 100%, maka kepala adalah 9%,
tiap-tiap ekstremitas bagian atas adalah 9%, dada bagian depan adalah 18%,
bagian belakang adalah 18 5, tiap-tiap ekstremitas bagian bawah adalah 18% dan
leher 1%. Rumus tersebut tidak dapat digunakan pada anak dan bayi karena relatif
luas permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih
kecil. Oleh karena itu, digunakan `Rule of ten` untuk bayi dan `Rule of 10-15-20`
dari Lund and Browder untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan dalam
rumus tersebut adalah luas telapak tangan dianggap seluas 1 %.(3)
Ada tiga jenis parut utama yang biasanya disebabkan oleh luka bakar:
Keloid, Parut hipertrofik dan kontraktur. Keloid adalah jaringan parut yang tebal
tak beraturan dan membesar secara progresif akibat pembentukan kolagen yang
berlebihan dalam lapisan korium selama pembentukan jaringan ikat pada bekas
luka. Parut akan tumbuh di luar lokasi yang luka. Parut ini biasanya berwarna
merah muda atau merah dan pada akhirnya akan menjadi berwarna coklat gelap.
Parut Hipertrofik biasanya berwarna merah, tebal, berbeda dengan Keloid, parur
hipertrofik berada di luar lokasi dari luka. Kontraktur adalah suatu pengencangan
kulit yang permanen yang bisa mempengaruhi otot dan tendon dibawahnya
sehingga membatasi pergerakan dan mungkin merusak atau mengurangi fungsi
saraf.(7)
43
44