Anda di halaman 1dari 9

Dania Anggarininta

125020300111091

Dara Karina R.

125020300111100

Dewi Ambarwati A.F. 125020300111095


Yessy Apriliawati
Perusahaan

125020300111003

: Jasa Pengiriman Barang JNE

Gambaran Umum Perusahaan


JNE merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik yang
bermarkas di Jakarta, Indonesia. Nama resminya adalah Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan
menjadi salah satu perusahaan kurir terbesar di Indonesia.
Sejarah Perusahaan
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir didirikan pada tanggal 26 November 1990 oleh Soeprapto
Suparno. Perusahaan ini dirintis sebagai sebuah divisi dari PT Citra van Titipan Kilat (TiKi)
yang bergerak dalam bidang jasa kurir internasional.
Dengan delapan orang dan kapital 100 juta rupiah JNE memulai kegiatan usahanya yang
terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta
pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.
Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai
anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang
bermakas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk
mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.
Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memusatkan memperluas jaringan
domestik. Dengan jaringan domestiknya TiKi dan namanya, JNE mendapat keuntungan
persaingan dalam pasar domestik. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik
dan distribusi.
Selama setahun-tahun TiKi dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang
punya arah diri sendiri. Karena ini dua-duanya perusahaan menjadi saingan. Akhirnya
JNE menjadi perusahaan diri sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE melancar logo
sendiri dan membedakan dari TiKi.
JNE juga membeli gedung-gedung pada tahun 2002 dan mendirikan JNE Operations
Sorting Center. Kemudian gedungnya untuk pusat kantor JNE juga dibelikan dan didirikan
pada tahun 2004. Dua-duanya berada di Jakarta.
Visi
Perusahaan Rantai Pasok Global Terdepan di Dunia
Misi
Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten.

Nilai-Nilai Dasar
Jujur
Disiplin
Tanggung Jawab
Visioner

Bisnis Proses dalam Siklus Pendapatannya


Standar Pelaksanaan Layanan Sepenuh Hati
TAHAP 1 (Ketika pelanggan bertanya dahulu dan memastikan pilihannya
kepada JNE)
1. Menyediakan kontak layanan informasi yang terbuka dan mudah dalam akses
(nomor handphone, email, dll)
2. Menyediakan ruang/meja khusus layanan informasi produk JNE dan umum
perusahaan, buku informasi/panduan counter/tarif
3. Memastikan pengetahuan seluruh staf tentang perusahaan dan produk sangat
baik
4. Komunikasi dalam memberikan keterangan informasi kepada pelanggan sangat
meyakinkan
TAHAP 2 (Ketika pelanggan mengirim atau melaksanakan transaksi)
1. Memastikan tampilan bangunan yang standard dan memberikan keyakinan pada
pelanggan
2. Memastikan kemudahan akses pelanggan untuk menuju tempat transaksi
(petunjuk dll)
3. Memastikan pelanggan mudah dan aman dalam memarkir kendaraan
4. Memastikan kenyamanan pelanggan dalam mengantri (kursi, kartu antrian,
hiburan televisi/radio/music, permen, minuman, pengatur udara, bahan bacaan,
dll)
5. Melayani transaksi dengan standar pelayanan transaksi JNE (dari greeting sampai
akhir)
6. Melakukan transaksi sesuai SOP
7. Memastikan pengembalian uang dengan cepat dan tepat, hindari uang-uang yang
tidak baik/rusak
8. Sediakan layanan lebih (bungkus kiriman, pastikan alat bungkus tersedia baik, dan
petugas membantu membungkuskan jika perlu, penyediaan pembungkus
(bayar/gratis), form alamat, dll)

9. Memastikan performa petugas cash sales counter dan staf kantor yang baik dan
mengesankan
10.
Memastikan layanan pickup sesuai SOP dan sesuai kebutuhan pelanggan
(ketepatan waktu)
11.
Menyediakan payung JNE di counter untuk kemudian staf Counter membantu
pelanggan yang kehujanan ketika akan mengirim atau setelah mengirim, untuk
memberikan pengalaman pelanggan yang mengesankan
TAHAP 3 (Ketika pelanggan telah setelah selesai bertransaksi dan produk
dieksekusi)
1. Memastikan SOP penyimpanan dan serah terima dengan baik
2. Menyimpan paket di counter dengan baik dan aman dan memberi keyakinan
kepada pelanggan bahwa paket titipannya berada dalam kondisi aman
3. Melakukan kontrol kiriman-kiriman strategis untuk memastikan kiriman dieksekusi
dengan baik oleh operasional (jadi tidak putus setelah transaksi)
TAHAP 4 (Purna jual)
1. Memberikan layanan berita kiriman bagi kiriman premium : SS, YES
2. Memberikan layanan berita pengiriman bagi kiriman strategis (apapun service
nya)
3. Memberikan berita pengiriman secara bertahap (sebelum sampai pun) bagi
kiriman-kiriman strategis atau pelanggan yang strategis, artinya harus melakukan
kontrol status kiriman. Jangan sampai pelanggan komplain/bertanya duluan pada
injure time / batas ETD, karena ini akan membuat tidak puas pelanggan
4. Menyediakan layanan komplain, klaim dan informasi status kiriman dengan mudah
dan cepat (tlp, email, meja informasi langsung, dll)
5. Memastikan setiap komplain terselesaikan dan dikontrol. Tidak ada yang tertunda
6. Mengunjungi pelanggan (urutan besar dan strategis) ke rumah/kantor untuk
mendengar evaluasi atau memberikan gift
7. Menghampiri pelanggan yang sedang mengantri, mengajak bicara, meminta
evaluasi layanan, atau memberikan gift
8. Memberikan ucapan selamat (HUT, Hari besar, dll) kepada pelanggan baik untuk
pelanggannya, atau sanak keluarganya (akan menjadi merasa sangat terhormat
jika kita tau tanggal lahir anak, istrinya), melalui facebook atau data lain
9. Memberikan ruang yang mudah untuk pelanggan menyampaikan aspirasi, saran
dan kritik (memalui Kotak Saran, SMS, telepon, meja informasi, dll)
SOP Standar Pelayanan Transaksi di Counter
Tahap 1
1 Ucapkan salam (selamat datang Bpk/Ibu/Mas/Mba/Dek, Assalamualikum Wr Wb,
Selamat pagi/siang/malam)
2 Ucapkan : ada yang bisa kami bantu ?
Tahap 2
1 Tanyakan dan identifikasi minimal :
Isi kiriman
Tujuan pengiriman
Nilai kiriman
Sampaikan keharusan SOP pemeriksaan dan pembuatan BPIK
Sampaikan anjuran Asuransi/Packing Kayu dan penanganan
khusus lainnya
Tunjukan poster-poster yang ada jika diperlukan

Lakukan penimbangan/volumetrik (berat kiriman)


Sampaikan alasan mengapa volumetrik (jika ditanya)
Tanyakan ingin berapa hari sampai (tawarkan layanan/service kiriman yang
premium terlebih dahulu (sebagai strategi sales)
2 Penulisan AWB dengan baik
3 Mintalah tandatangan sambil menyampaikan bahwa ada SSP di belakang AWB
4 Lakukan serah terima uang kirim dan mengatakan uangnya Rp.(sambil
ditunjukan uangnya) dan lakukan pengembalian sisa uang dengan cepat dan
tepat
5 Promosikan produk yang sedang in saat itu sebagai strategi sales
6 Berikan AWB asli, dan katakan ada yang bisa kami bantu lagi?
7 Segera bungkus kiriman dengan plastik pembungkus (agar terlihat penanganan
yang baik)
Tahap 3
1 Ucapkan
terima
kasih
dan
salam
terima
kasih
atas
kunjungan
Ibu/Bapak/Mas/Mba/Adek
Selamat datang kembali
2 Ucapkan SALAM EXPRESS sambil mengangkat kedua tangan (merapatkan
telapak tangan)
Cara packing :
1 Kiriman sebisa mungkin masuk ke dalam plastik plyer JNE
2 AWB diletakan tidak menutupi tulisan alamat tujuan
3 Nomor AWB wajib ditulis kembali di paket dengan ukuran yang layak, untuk
memberikan pengamanan antisipasi terlepasnya AWB dengan paket di kemudian
waktu
4 Label YES untuk kiriman service YES, label SS untuk kiriman service SS, label
FRIGLE digunakan untuk kiriman yang mudah rusak (baik dipacking kayu/tidak),
label KOLI untuk kiriman dengan jumlah koli lebih dari 1
5 Jika barang tidak mencukupi dengan plyer, maka AWB dibungkus dengan plastik
kecil plasik connote kemudian dilakban di tempat yang tidak menutupi alamat,
dan selanjutnya mengikuti point 3-4.

SOP Pickup Pelanggan


1. Setiap pelanggan yang berlangganan pickup melakukan pendaftaran dan sudah
disetujui oleh Kepala Kantor Perwakilan dengan mekanisme aturannya (mekanisme
pembayaran, dll) (lihat FORM LANGGANAN PICKUP)
2. Jika AWB diberikan kepada langganan pickup (pelanggan menulis sendiri
AWB)
a. Pastikan kontrol distribusi dan penggunaan AWB, tidak diperbolehkan
penggunaan AWB untuk transaksi selain di kantor perwakilan yang melakukan
kontrak kerjasama atau penggunaan AWB untuk kepentingan lain selain
transaksi/penyalahgunaan
b. Lakukan serah terima barang pickup dengan baik, dengan mengecek seluruh
kebenaran :
kebenaran penulisan AWB
kelengkapan administrasi/syarat untuk kiriman khusus (HVS/mudah
rusak/internasional/kiriman lainnya yang perlu administrasi),
kemananan packing/bungkusnya,
Harga kirim
kiriman berbahaya/dilarang
c. Buatlah FORM SERAH TERIMA PICKUP BARANG (DENGAN AWB) (lihat di Paket
manajemen, folder FORM), dan ditandatangani. Form ini berfungsi pula untuk
serah terima ongkos kirim. Form ini dibuat 3 (1 untuk file di kantor, 1 untuk
pegangan pelanggan, 1 untuk lampiran ketika reimbursment BBM pickup)
d. Lakukan input di MY ORION bersama kiriman lainnya setelah sampai di counter
dengan baik sesuai SOP.
3. Jika pelanggan tidak diberikan AWB sebelumnya
a. Lakukan serah terima barang pickup dengan baik, dengan mengecek seluruh
kebenaran :
Penjelasan dan komitmen dengan pelanggan tentang service kiriman yang
digunakan, harga, penanganan, dll
kelengkapan administrasi/syarat untuk kiriman khusus (HVS/mudah
rusak/internasional/kiriman lainnya yang perlu administrasi),
kemananan packing/bungkusnya,
kiriman berbahaya/dilarang
b. Buatlah FORM SERAH TERIMA PICKUP BARANG (TANPA AWB) (lihat di Paket
manajemen, folder FORM), dan ditandatangani. Form ini berfungsi pula untuk
serah terima ongkos kirim. Form ini dibuat 3 (1 untuk file di kantor, 1 untuk
pegangan pelanggan, 1 untuk lampiran ketika reimbursment BBM pickup)
c. Lakukan input di MY ORION bersama kiriman lainnya setelah sampai di counter
dengan baik sesuai SOP.
d. AWB harus tetap ditandatangani pengirim. Tandatangan pengirim dilakukan
oleh petugas yang melakukan pickup dengan nama jelas yang petugas pickup
yang bersangkutan (artinya seakan bahwa pengirim telah menitipkan paket
kirimannya kepada petugas untuk dikirim)
e. Filling AWB paket tersebut dengan baik
f. Informasikan no AWB kepada pelanggan dengan tepat waktu.
g. Lakukan penagihan dan sistem keuangan sesuai SOP (lihat SOP administrasi
keuangan)

SOP Penyimpanan dan Serah Terima Barang


Penyimpanan
1. Barang harus dipisahkan berdasarkan service : SS, YES, REGULER, OKE, INTRACITY,
KARGO, TRUCKING
2. Barang yang HVS (Hight Value Shipment) atau yang mudah rusak (baik yang
diasuransikan/tidak atau dipacking kayu/tidak) harus dipisahkan di tempat khusus
yang lebih aman
3. Barang harus ditempatkan ditempat yang aman, bersih, tidak boleh diletakan
tanpa alas atau di tempat tidak layak
Serah Terima
Pengertian : SERAH TERIMA dilakukan oleh PETUGAS CASH SALES COUNTER kepada
penerima : NORMALNYA adalah PETUGAS OPERASIONAL PICKUP, atau bisa penerima lain
seperti PETUGAS CASH SALES COUNTER rekan kerja jika terjadi pergantian shift kerja.
1. Setiap serah terima harus dilakukan dengan menyertakan CASH REGISTER, artinya
pada saat akan serah terima (di waktu kapanpun) harus melakukan CASH
REGISTER terlebih dahulu. FORM CASH REGISTER sebagai bukti jumlah dan rincian
AWB yang diserahterimakan. Jadi, bisa saja dalam 1 hari melakukan CASH
REGISTER lebih dari 1 kali, dan hal ini tidak menjadi persoalan.
2. Jika terpaksa manual (hanya dalam kondisi darurat ketika MY ORION tidak aktif),
maka serah terima dilakukan dengan membuat FORM SERAH TERIMA BARANG
menggunakan Microsoft Excell yang berisi kolom minimal : nomor dan no AWB
serta service (lihat form serah terima kiriman pada folder FORM-FORM)
3. Serah terima dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas :
a. Barang HVS/mudah rusak/kiriman khusus/spesial
b. Kiriman internasional
c. Kiriman Service YES
d. Kiriman Service REGULER
e. Kiriman Service OKE
f. Kiriman Service lainnya : Trucking, Kargo, CTC
4. Setiap barang harus diperiksa oleh PETUGAS CASH SALES COUNTER dan PETUGAS
OPERASIONAL PICKUP/PENERIMA BARANG, minimal yang harus diperiksa
kebenarannya :
a. service,
b. kecocokan kode destination dengan alamat (mencegah missroute),
c. berat,
d. kelengkapan
administrasi/syarat
untuk
kiriman
khusus
(HVS/mudah
rusak/internasional/kiriman lainnya yang perlu administrasi),
e. kemananan packing/bungkusnya,
f. kecocokan paket dengan AWB (mencegah crisscross),
g. kiriman berbahaya/dilarang
Kepala Kantor Perwakilan/PIC di kantor perwakilan/counter melakukan kontrol
pemeriksaan tersebut untuk memastikan tidak adanya kekeliruan.
5. Jika sudah diperiksa dan dipastikan tidak ada kekeliruan dalam paket kiriman,
maka PETUGAS CASH SALES COUNTER dan PETUGAS OPERASIONAL PICKUP/YANG
MENERIMA, menandatangani FORM CASH REGISTER atau FORM SERAH TERIMA
(jika manual)
6. FORM dibuat rangkap 5 (1 untuk pegangan PETUGAS CASH SALES COUNTER, 1
untuk rekap di file kantor Perwakilan/Counter, 2 untuk disertakan dengan laporan
keuangan, 1 untuk pegangan PETUGAS OPERASIONAL PICKUP/PENERIMA) (hal ini
terkait dengan SOP laporan keuangan)

Diagram Alir System


pengirima
n

pengirim
an

Pilihan
pengirima
n

Catatan
barang
kiriman

pengirim
an
pengirim
an

Siapkan
prosedur
pengirima
n

pengirima
n

pengirima
n
pengirim
an
pengirim
an
pengirim
an
pengirim
an
pengirima
n

pengirim
an

pengirim
an
pengirima
n

pengirim
an

pengirima
n

pengirim
an
pengirim
an

pengirim
an
pengirim
an

Dokumen-Dokumen yang Digunakan


Kelengkapan operasional yang dapat dipesan oleh Agen/Kantor Perwakilan adalah :
1. AWB/Connote/kertas E Connote
2. Plastik ukuran sedang (doc) dan besar berlabel JNE
3. Form BPIK (Bukti Pemeriksaan Isi Kiriman)
4. Buku Kas (Laporan Keuangan Harian Agen)
5. Label YES, SS, Fraigle

Aspek Pengendalian yang Diterapkan dalam


Siklus Pendapatan
Otorisasi transaksi

Prosedur transaksi merupakan pengendalian yang memastikan bahwa karyawan


perusahaan hanya memproses transaksi yang sah dalam ruang lingkup otoritas yang
telah ditentukan.
Dalam siklus pendapatan : Tujuannya untuk memastikan transaksi yang valid yang
akan diproses. Dalam siklus pendapatan otorisasi diperlukan untuk :pemrosesan
pesanan
penjualan, kebijakan retur barang.
Manual : Pihak manajemen dan auditor harus bisa memverifikasi transaksi penjualan
apakah sudah sesuai dengan otoritas yang ditetapkan oleh perusahaan.
Berbasis Komputer : Semua kebijakan otorisasi sudah terupdate dalam suatu sistem
komputer yang teritegrasi dan sesuai dengan pihak manajemen, jadi tidak perlu
dilakukan pengawasan secara langsung. Namun, apabila terjadi error pada sistem
dibutuhkan pengendalian khusus.
Pemisahan Tugas
Para individu diberikan tanggung jawab untuk hanya melakukan aspek-aspek
terbatas dari transaksi perusahaaan
Dalam siklus pendapatan : Memastikan tidak ada satu orang atau departemen yang
memproses secara keseluruhan
Manual :
1. Bagian yang mengotorisasi transaksi harus terpisah dengan bagian yang
memproses transaksi
2. Pengendalian aktiva harus terpisah dari tugas pembukuan aktiva
3. Perusahaan harus terstruktur sehingga tindak memerlukan kolusi dua
atau lebih individu.
Berbasis Komputer : Dalam sebuah lingkungan CBIS sebuah program komputer dapat
melakukan banyak tugas yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan manual.
3 Pengawasan
Asumsi yang mendasari pengendalian pengawasan adalah bahwa perusahaan
mempekerjakan personel personel yang kompeten dan dapat dipercaya. Dalam hal
ini, perusahaan biasanya menggunakan supervisor untuk menjalani pengawasan.
Dengan supervisi kepada karyawan yang mempunyai potensi untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakukan antisipasi dalam sistemnya.
Manual : perusahaan bisa mengefisiensi pengawasan karena satu manajer dapat
mengawasi berbagai pengawasan. Hal ini ditunjang dengan adanya perekrutan
karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya. Perusahaan juga bisa melakukan
pengendalian secara langsung.
Berbasis Komputer : tingkat pengendalian pengawasan jauh lebih besar
dibandingkan sistem manual dikarenakan perkembangan teknologi yang pesat
dibutuhkan karyawan yang memiliki keahlian khusus dan dapat dipercaya
disebabkan adanya pembatasan akses. Hanya orang-orang tertentu yang bisa
mengakses, dan teknologi bisa diakses kapanpun dan dimanapun sehingga bisa
luput dari pengawasan secara langsung.
4 Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi menjadi jejak audit untuk informasi informasi penting yang
dapat digunakan untuk menelusuri transaksi dari saat dimulai sampai pada disposisi
terakhir.
Manual : Dokumen, jurnal dan buku besar harus membentuk jejak audit yang
memungkin auditor independen untuk menelusuri transaksi.
pre-numbered source documents
special journals
subsidiary ledgers
general ledger
files
Berbasis Komputer : karena dokumen disimpan secara magnetis, maka akuntan dan
auditor harus memahami prinsip-prinsip operasional dan manajemen data;harus
menjalankan update buku besar umum.

5 Pengendalian Akses
Akses aktiva perusahaan harus dibatasi hanya pada personel yang memiliki otoritas.
Akses-akses yang tidak terkendali membuat aktiva perusahaan terekspos atau
berada dalam posisi yang tidak terlindungi dari penggelapan, penggunaan yang
ilegal, pencurian dan perusakan. Manual : Pengendalian akses atas informasi
mencakup pembatasan akses ke dokumen yang mengendalikan aktiva, yaitu
dokumen sumber, jurnal, dan buku besar.
Berbasis Komputer : karena semua catatan terdapat dalam satu sistem sehingga
perlu ada pengendalian dari ancaman penipuan komputer yang dilakukan oleh
oknum yang memiliki keahlian dan akses yang tidak terbatas dan pengendalian dari
bencana alam.
6 Verifikasi Independen
Adalah pemeriksaan independen terhadap sistem akuntansi untuk mengidentifikasi
kesalahan dan salah tafsir. Tujuannya untuk meningkatkan dan memverifikasi
kebenaran dan kelengkapan dari prosedur yang dilaksanakan oleh orang lain dalam
sistem
Manual : Pengendali verifikasi independen dalam siklus pendapatan antara lain:
Dep.Pengiriman memverifikasi bahwa barang yang dikirim ke pelanggan dari
gudang sudah benar dalam jenis dan jumlahnya.
Departemen penagihan mencocokan pemberitahuan pengiriman dengan faktur
penjualan untuk memastikan bahwa pelanggan ditagih sesuai dengan barang yang
dikirimkan
Dep. General Ledger mencocokkan voucher jurnal yang dibuat oleh berbagai
departemen. Dep. General Ledger dapat mendeteksi berbagai jenis kesalahan dari
proses akuntansi.
Berbasis komputer : melakukan evaluasi pengendalian terhadap aktivitas
pengembangan dan pengendalian sistem.

Kesimpulan
Dalam perusahaan JNE terdapat suatu pengendalian internal yang telah ditetapkan
secara detail dalam suatu Standard Operating Procedure. Pengendalian internal ini
meliputi otorisasi transaksi, pemisahan tugas, pengawasan, catatan akuntansi,
pengendalian akses, serta verifikasi independen. Segala bentuk pengendalian internal ini
bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan yang terdapat dalam visi
dan misi perusahaan. Salah satu aspek penting dalam pengendalian internal dari
perusahaan adalah dari aspek pendapatan, yaitu bagaimana perusahaan dapat
melakukan optimalisasi pendapatan dengan mengerahkan sumber daya seefektif dan
seefisien mungkin sesuai dengan standar yang ditentukan. Karena itu, perusahaan
seperti JNE membutuhkan konsep-konsep meliputi prosedur dan kebijakan keuangan
beserta pelaksanaan operasionalnya, sehingga dengan optimalisasi pendapatan ini
diharapkan perusahaan tersebut dapat terus melakukan pelayanan pengiriman barang
secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai