Judul Praktikum
: Penentuan pH Urine
Hari/Tanggal
Waktu
: 12.00-14.30 WITA
Tempat
Praktikan
Rinawati
NIM. I1B111008
Mengetahui,
Dosen Pembimbing,
Asisten Kelompok
Abstrak
Latar Belakang: Urine merupakan hasil pengeluaran manusia yang diproses
secara terstruktur oleh ginjal dengan melalui beberapa proses. Urine adalah suatu
senyawa yang cenderung bersifat asam dan dapat dihitung pH-nya yaitu dengan
menggunakan titrasi dan kertas pH.
Metode: Titrasi dilakukan dengan menggunakan NaOH 0,1 N sebagai zat titran,
dan urine sebagai titrat dengan menggunakan indikator phenolptalein. Selain itu
digunakan metode indikator kertas pH.
Hasil: Pada metode titrasi terjadi perubahan warna dari kuning menjadi berwarna
merah jambu, setelah urine diberi indikator phenolptalein sebanyak 4 tetes
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Dengan cara titrasi diperoleh pH
rata-rata 2,56 sedangkan pada indikator universal diperoleh pH sebesar 6.
Kesimpulan: Kandungan urine lebih cenderung bersifat asam. pH urine rata-rata
manusia adalah 6. Pada metode titrasi didapatkan hasil yang jauh berbeda dengan
nilai pH pada kertas pH universal. Ini dikarenakan urine tidak diberi formalin
40%, dan juga karena dengan cara titrasi terdapat banyak sekali kesalahan yang
membuat hasil perhitungan menjadi kacau.
Kata Kunci: Titrasi , pH, Urine, kertas lakmus
Abstract
Background: Urine is a excretion product of human that proceed as structured
by kidney through several process. Urine is a compound that inclined acidity and
can be counted its pH, with titration and pH paper.
Method: Titration is conducted by using NaOH 0,1 N as titrant, HCl as titrat by
using phenophtalein indicator . Beside that used method pH paper indicator.
Result: In titration method the color change is happened from yellow to pink,
after urine was given phenolpthaelin indicator sebanyak 4 tetes then titrated with
NaOH solution 0,1 N. By titration can be got pH 2,56 avarage whereas on the
universal indicator can be got pH 6.
Conclution: Urines contents inclined more acidity. Avarage pHs urine is 6. In
titration method can be got value that very different with pH value on pH paper. It
is happened because urine is not given formalin 40% and titration method have
more possibility to making mistake so the calculation was false.
Keyword: titration, pH, Urine, pH paper
PENDAHULUAN
pH adalah parameter yang menunjukkan tingkat keasamaan maupun
tingkat kebasaan suatu larutan. Jika larutan mengandung asam, maka jumlah H +
dalam larutan akan bertambah. Akibatnya, konsentrasi H+ dalam larutan lebih
besar daripada OH-. Sebaliknya, jika larutan mengandung basa maka konsentrasi
OH- dalam larutan lebih besar daripada H+.1
Berdasarkan konsentrasi ion tersebut, larutan dapat dibagi tiga, yaitu :1
Larutan asam : [H+] > [OH-]
Larutan basa : [H+] = [OH-]
Larutan netral : [H+] < [OH-]
Pada kehidupan sehari-hari penggunaan asam basa cukup dikenal di
masyarakat, contohnya asam klorida yang terdapat di dalam lambung, amonia
yang ada di urine, dan sebagainya.1
Asam basa pada dasarnya telah dikenal sejak lama, misalny asam klorida
dalam getah pencernaan di lambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam
cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat,
dam asam sitrat yang dikandung berbagai jeruk seperti jeruk manis, jeruk pecel
dan limau. Banyak orang mengenal bau rangsang kuat dari senyawa ammonia
(merupakan senyawa basa), seperti halnya pada urine.1
Ada 3 definisi asam-basa yaitu :1
1. Teori Arrhenius
Menyatakan bahwa sifat asam dan basa suatu zat ditentukan oleh jenis ion
yang dihasilkan dalam air. Asam adalah senyawa yang melepaskan H + dalam air
dan basa ialah senyawa yang melepaskan OH- dalam air.
Secara kimia dapat dinyatakan:
Asam: HA + aq H+ (aq) + A- (aq)
Basa: BOH + aq B+ (aq) + OH- (aq)
2. Teori Bronstead-Lowry
Menurut teori ini asam adalah senyawa atau partikel yang dapat
memberikan proton (H+) kepada senyawa atau partikel lain, sedangkan basa
adalah senyawa atau partikel yang dapat menerima proton (H+) dari asam.
3. Teori Lewis
Menurut teori ini asam adalah partikel yang dapat menerima pasangan
elektron dari partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen kordinasi, sedangkan
basa adalah partikel yang memberikan pasangan elektron dari pertikel lain untuk
membentuk ikatan kovalen kordinasi.1
Urin dibentuk melalui titrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerulus ke kapsula bowman. Ketika cairan yang telah dititrasi
meninggalkan kapsula bowman dan mengalir melalui tabulus, cairan mengalami
reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik yang kembali kedalam darah atau oleh
sekresi zat zat lain dari kapiler peritubulus kedalam tubulus.1
Ginjal melakukan berbagai macam fungsi metabolic dan eksentrik, selain
membersihkan tubuh dari zat sampah bernitrogen dan hasil metabolisme lain
ginjal juga secara cermat melepaskan homeostatis cairan dan asam basa melalui
proses titrasi, reabsorpsi dan sekresi yang mehasilkan 500 2000 ml urine tiap
hari.2
Amoniak menyebapkan urin bersifat basa dan terjadilah pengendapan
kalsium dan magnesium fosfat. Urine yang mengandung basa tinggi dapat
mengubah kertas lakmus merah menjadi biru sedangkan urine yang mengandung
asam tinggi dapat mengakibatkan perubahan warna kertas lakmus biru menjadi
merah.2
pH urine normal berkisar antara 4,8 8,5. Urine yang mengandung
amonia bersifat basa sehingga digunakan indikator phenolpthalein yang
mempunyai rentang pH 8,2 10 sesuai dengan reaksi dalam keadan basa.2
Urine segar merupakan urine yang baru saja dikeluarkan biasanya pada
pagi hari saat kita baru saja bangun dari tidur dan sebelum kita minum atau makan
makanan lainya, berwarna jernih sampai sedikit sekali keruh warna itu sejajar
dengan konsentrasi. Urine yang sangat encer hamper tidak berwarna, sedangkan
yang pekat berwarna kuning tua. Kekeruhan urine biasanya disebabkan oleh
mengkristalnya atau mengendapnya asam urat (dalam urine) atau fosfat (dalam
urine alkali), dapat juga di pengaruhi banyaknya atau tidak kita mengkonsumsi air
dalam sehari. Semakin banyak kita mengkonsumsi air sehari maka urine kita akan
semakin encer, hamper tidak berwarna dan berbau, juga sebaliknya semakin kita
sedikit mengkonsumsi air dalam sehari maka urine yang di hasilkan akan keruh
dan berwarna pekat.2
Pengendalian pH cairan tubuh berpusat terutama pada fungsi paru paru
dan ginjal, tempat pengeluaran kelebihan H+. Paru paru berfungsi mengurangi
pCO2 dalam darah, jadi menaikan perbandingan [HCO 3-] / [H2CO3]. Ginjal
bertugan mempertahankan HCO3 dari darah sebanyak yang diperlukan dan
membangkitkan lebih banyak lagi dengan jalan mengubah CO2 menjadi HCO3dan H+ . H+ lalu dihilangkan dengan sistem buffer HPO4=/H2PO4- atau sebagai
NH4+. Karena H+ umum untuk semua buffer dalam cairan tubuh dan mudah
bertukaran dengan konstituen- konstituen intresel, maka semua reaksi penyangga
terangkai bersama-sama.3
pH normal plasma darah adalah kira-kira 7,4, biasanya berkisar 7,35
sampai 7,45. pH yang lebih rendah menandai adanya kondisi asidosis, sebagai
kebalikan keadaan alkadosis yang terjadi pada pH yang lebih tinggi. Pada pH 7,40
perbandingan [HCO3-]/[CO2 terlarut] adalah 20 dan [total CO 2] adalah 26 sampai
27 mmol/L. Perbandingan dapat diubah yang menghasilkan asidosis atau alkalosis
yang di sebabkan oleh kenaikan atau penurunan dalam salah satu [HCL 3-] atau
pCO2.3
Jika kesetimbangan disebabkan oleh perubahan pCO2, maka penyebabnya
adalah respiratori. Sebaliknya, perubahan HCO3
sebab metabolik. Keempat kondisi ini lalu di namakan asidosis atau alkalosis
respiratori tak terkompensasi dan asidosis atau alkalosis metabolik tak
terkompensasi. Tubuh berusaha untuk mengimbangi kondisi pH yang abnormal
dengan mengubah komponen buffer bikarbonat yang sebelumnya normal.3
pH ini penting artinya dalam dari sifat-sifat dan fungsi dari sistem
biologis. pH darah normal agak basa, yaitu 7,4 0,1. Perubahan pH darah yang
sedikit saja dapat menybabkan kematian karena itu tubuh kita mempunyai sistem
buffer/dapar agar pH darah tetap stabil. Sibebut sistem buffer darah.4
METODE
1. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan buret, Erlenmeyer, corong, gelas ukur, pipet tetes,
dan pipet volume.
b. Bahan praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah NaOH 0,1 N, indicator
phenolptalein dan urine untuk sample.
Cara Kerja
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Percobaan dengan indikator Phenoptalein
No
Titran
Volume
Titran
Titrat
Volume
Indi
Titrat
kator
Perubahan
Awal
Akhir
N
Titrat
pH
1.
NaOH
7 ml
Urine
20 ml
PP
Kuning
Merah
1,27 gr 2,76
Jambu
Tabel 2. Percobaan dengan kertas lakmus
Angka yang ditunjukan kertas lakmus
pH = 7
*Mencari grHCl
Diketahui
: V NaOH
= 7 ml
Urine
= 20 ml
Ditanya
: gr HCl
Penyelesaian
gr HCl
*Mencari pH
Diketahui
: pH urine
=7
mmol HCl
= 0,034 mmol
Urine
= 20 ml
Ditanya
: pH
Penyelesaian
mmol HCl
pH
pH
= 2,76
PEMBAHASAN
Urine selain mengandung amoniak juga menandung garam-garam mineral.
Namun, dengan adanya garam-garam tersebut, pH urine tidak berubah secara
bermakna. Maksudnya, pH urine relative tetap terhadap pH urine rata-rata. Hal ini
sesuai dengan urine sebagai larutan dapar. Larutan dapar umumnya dikenal
dengan larutan penyangga atau buffer.1
Indikator merupakan suatu senyawa yang berbeda warnanya dalam larutan
asam dengan larutan basa. Kertas lakmus merupakan indikator yang paling mudah
untuk digunakan . Hal ini terjadi karena kertas lakmus memiliki rentang pH yang
sangat luas. Kertas lakmus memiliki rentang pH dari 0 14, dengan 0 sebagai titik
paling asam, 7 titik netral, dan 14 sebagai titik paling basa.1
ini terjadi bila separuh dari jumlah asam lemah mula-mula telah
dinetralkan dengan basa kuat, pada titik ini konsentrasi asam yang
tersisa sama dengan konsentrasi garam yang dihasilkan artinya 50%
asam mula-mula telah dinetralisasi.
2. Dengan penalaran serupa, bila konsentrasi asam 10 kali konsentrasi
garam.
3. Penafsiran persamaan Henderson-Hasselbalch dalam bentuk ini tidak
memungkinkan perhitungan di luar daerah pH = pKa 1.
4. Dalam daerah pH = pKa 1 pasangan konjugat asam-basa mempunyai
kapasitas penyangga yang paling besar, yang menjadi maksimum pada
harga konsentrasi ion hidrogen = pKa.
Kapasitas dapar adalah kemampuan dapar untuk mempertahankan pHnya
pada penambahan asam atau basa. Kapasitas dapar tergantung pada :4
1. Harga log
2. Konsentrasi masing-masing dari asam atau garam
Dalam keadaan normal pH cairan tubuh termasuk darah adalah antara 7,35
7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari
zat-zat tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan
membuang kelebihan asam tersebut, sebab penurunan pH sedikit saja menujukkan
keadaan sakit. Misalnya pada diabetik coma dimana pH darah turun sampai 6,82,
sehingga harus selalu ada kesetimbangan asam-basa dalam tubuh.4
Untuk itu maka tubuh mempunyai :4
1. Sistem buffer: untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.
2. Sistem pernafasan: untuk mengatur pengeluaran CO2 melalui
pernafasan dan juga mengatur konsentrasi H2CO3 dalam tubuh.
3. Ginjal: untuk mengatur kelebihan asam dan basa melalui ginjal.
Cara kerja buffer :4
1. Buffer H2CO3 / BHCO3
Biasanya untuk asam-asam HCl, H2SO4, asam laktat dan lain-lain.
Kelebihan H+ diikat oleh HCO3HCO3- + H+ H2CO3
Bila kelebihan basa maka OH- akan bereaksi dengan
H CO + NaOH Na+HCO - + H O
2
pH urine pada manusia beragam dari 4,5 sampai 8,0, bergantung pada laju
proses sekresi asam yang saling berkaitan, pembentukan NH 4+, dan ekskresi
4. Alkalosis metabolik
Peningkatan HCO3- plasma terjadi bila jumlah alkali abnormal terus
terjadi. Hal ini dapat terjadi bila diberikan garam asam metabolik atau
bila asam etakrinik digunakan untuk menghasilkan diuresis.
SIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Terjadi perbedaan nilai pH urine antara percobaan dengan kertas pH dan
proses titrasi
2. Percobaan dengan kertas pH urine yang di dapat adalah 7 (netral)
3. Percobaan dengan cara titrasi pH urine yang didapat adalah 2,76
4. Dibandingkan dengan proses titrasi atau kertas lakmus, ada cara
perhitungan pH yang akurat yaitu dengan menggunakan pH meter
5. Faktor yang berpengaruh dalam proses titrasi antara lain: ketelitian
praktikan, kebersihan alat, perbedaan persepsi warna
6. Nama penyakit apabila di dalam tubuh kita terdapat kelebihan asam adalah
Asidosis. Kelebihan asam ini terjadi karena disaat kita bernafas kurang
suplay oksigen sehingga timbullah asam laktat pada tubuh kita
7. Nama penyakit apabila di dalam tubuh kita terdapat kelebihan basa adalah
Alkalis
DAFTAR PUSTAKA
1. Suhartono, Eko, Edyson, Fujiati, Triawanti.2011.Diktat dan Modul
Kimia Keperawatan.Banjarbaru: FK UNLAM.
2. Guyton, Arthur C., John E. Hall.2008.Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran.Jakarta: EGC.
3. Rex, Montgomery, Robert L. Dryer, Thomas W. Conway, Arthur A.
Spector.1993.Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi-Kasus
Edisi 4.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
4. Sukmariah
dan
Kumianti.1990.Kimia
Kedokteran.Jakarta:
Binarupa Aksara.
5. Maalouf, Naim M., Mary Ann Cameron, Orson W. Moe, and
Khashayar Sakhaee. Metabolic Basis for Low Urine pH in Type
2 Diabetes. Clin J Am Soc Nephrol;5: 12771281.2010.