Anda di halaman 1dari 7

FRAKTUR HUMERUS

A. FRAKTUR HUMERUS PROKSIMAL


Fraktur humerus proksimal biasanya terjadi setelah usia pertengahan dan terbanyak
ditemukan pada wanita yang menderita osteoporosis pada masa pasca menopause. Pada
sebagian besar kasus pergeseran tidak nyata dan terapi mengahadapi sedikit masalah.
Tetapi, pada sekitar 20%-nya terdaat banyak pergeseran ada satu fragmen atau lebih dan
terdapat risiko komplikasi yang bermakna.
Mekanisme cedera
Fraktur biasanya terjadi setelah jatuh pada lengan yang terentang, jenis cedera yang
pada orang muda mungkin menyebabkan dislokasi bahu. Kadang-kadang, sesungguhnya,
terjadi fraktur dan dislokasi.
Klasifikasi yang paling luas diterima adalah klasifikasi Neer (1970), yang
memperhatikan empat segmen utama yang terlibat di cedera ini:
1.
2.
3.

Caput
Tuberositas minor
Tuberositas mayor
4. Batang
Klasifikasi ini membedakan jumlah fragmen yang bergeser atau terpisah. Karena itu,
berapapun banyaknya garis fraktur kalau fragmen tak bergeser ini dianggap sebagai
fraktur satu bagian, kalau satu segmen terpisah dari lainnya maka disebut fraktur dua
bagian, kalau dua fragmen bergeser maka disebut fraktur tiga bagian, kalau semua bagian
utama bergeser, ini disebut fraktur empat bagian. Penilaian ini didasarkan pada
penampilan sinar X.
Manfaat klasifikasi ini adalah bahwa klasifikasi ini berkorelasi dengan hasilnya:
fraktur yang hanya sedikit bergeser menyebabkan sedikit masalah; fraktur dua bagian
biasanya dapat ditangani dengan reduksi tertutup; fraktur tiga bagian suit direduksi dan
mungkin membutuhkan fiksasi internal atau luar; dan fraktur empat bagian, yang biasanya
hasilnya buruk, terbaik diterapi dengan penggantian prostetik.
Gambaran klinik
Karena fraktur sering terimpaksi secara erat, nyerinya mungkin tidak hebat. Tetapi,
munculnya memar yang besar pada bagian atas lengan perlu dicurigai. Tanda-tanda cedera
pada saraf aksila atau plesksu brakialis harus dicari.
7

Pada pasien manula sering terjadi suatu fraktur tunggal dan terimpaksi yang meluas
ke collum chirurgicum. Tetapi, dengan sinar-X yang baik, beberapa fragmen yang tak
bergeser dapat terlihat.
Pada pasien muda, fragmen biasanya terpisah secara jelas. Pada remaja, terjadi
fraktur-pemisahan epifisis humerus bagian atas; batang bergeser ke atas dan ke depan,
meninggalkan kaput dalam mangkuk sendi. Foto aksila harus selalu diambil untuk
menyingkiran dislokasi bahu.
Terapi
Fraktur yang hanya sedikit bergeser- yang merupakan bagian terbesar-tidak
memerlukan terapi selain mengistirahatkan lengan untuk sementara waktu dalam kain
gendongan hingga nyeri mereda, dan kemudian dilakukan gerakan pasif perlahan-lahan
pada bahu. Sekali fraktur telah menyatu(biasanya setelah 6minggu), latihan aktif
dianjurkan; tangan, tentu saja sejak awal secara aktif digunakan.
Fraktur dua bagian-yakni pergeseran satu fragmen yang cukup besar-biasanya dapat
direduksi secara tertutup. Kalau pergeseran terjadi pada collum chirurgicum, fragmen
secara pelan-pelan dimanipulasikan ke dalam jajaran dengan lengan di-imobilisasikan
pada pembalut dada Velpeau selama 4 minggu. Hasil terapi konservatif biasanya
memuaskan, karena kebanyakan pasien ini berusia lebih dari 65 tahundan tidak
membutuhkan fungsi yang sempurna. Tetapi, kalau terdapat pergeseran yang nyata dan
disertai ketidakstabilan atau pemisahan nyata pada tuberositas mayor, mungkin dipelukan
reduksi terbuka dan fiksasi interal. Fraktur pergeseran yang jarang terjadi pada leher
anatomis biasanya mengakibatkan nekrosis avaskular pada fragmen artikular. Fragmen
yang besar harus disekrupkan lagi pada posisinya; ini pada dasarnya merupakan
pencakokkan osteokondral autogen.
Fraktur tiga bagian-yakni dengan pergeseran collum chirurgicum dan tuberositas
mayor sulit direduksi secara tertutup. Pada individu yang aktif cedera ini terbaik ditangani
dengan rduksi terbuka dan fiksasi internal. Metode alternatfnya adalah fiksasi luar,
mempertahankan kaput humerus dengan dua pen berulir dan batang humerus dengan tiga
pen; setelah eduksi, batang penghubung, yang mempunyai dua sendi bola, dilekatkan
(Kristiansen dan Koefoed, 1987).
Fraktur empat bagian-yakni dengan pergeseran collum chirurgicum dan kedua
tuberositas- adalah cedera berat dengan resiko kompliksi yang tinggi misalnya cedera
pembuluh darah, kerusakan pleksu brakialis, cedera pada dinding dada dan (belakangan)
8

nekrosis avaskular pada kaput humerus. Diagnosis dengan sinar-X sukar dilakukan
(berapa banyak fragmennya dan apakah fragmen itu bergeser?); suatu penelitian baru-baru
ini menunjukan bahwa belum banyak kesepakatan antar peneliti mengenai penilaian
dengan sinar-X

(Kristiansen dkk , 1988). Sering kali yang dapat dikatakan orang

hanyalah: terdapat pergeseran fragmen multipel, kadang-kadang disertai dengan dislokasi


glenohumeral. Terapi tertutup dan upaya reduksi serta fiksasi terbuka biasanya
mengakibatkan berlanjutnya nyeri dan kekakuan: terapi yang pilihannya adalah
penggantian prostetik terhadap humerus proksimal.(Stableforth,1984)
Komplikasi
Dislokasi bahu. Fraktur-dislokasi baik anterior ataupun posterior sering terjadi.
Dislokasi bisanya dapat direduksi secara tertutup dan faktur kemudian diterapi dengan
cara biasa. Tetapi, pada fraktur tiga bagian mungkin diperlukan reduksi terbuka.
Cedera pembuluh darah dan cedera saraf dapat terjadi dan harus dicari pada
pemeriksaan awal.
Kekakuan pada bahu sering terjadi dan penting, tetapi dapat diminimalkan dengan
latihan lebih awal dan terus-menerus. Berbeda dengan bahu beku, kekakuan dirasakn
maksimal pada permulaan.
Malunion sering terjadi. Pada manula ini tak banyak menyebabkan ketidakmampuan.
Pada remaja muda tulang terus tumbuh lurus.
B. FRAKTUR BATANG HUMERUS
Mekanisme cedera
Jatuh pada tangan dapat memuntir humerus menyebabkan fraktur spiral. Jatuh pada
siku saat lengan pada posisi abduksi dapat merusak tulang menyebabkan fraktur oblik atau
melintang. Pukulan langsung pada lengan menyebabkan fraktur melintang dan kominutif.
Fraktur batang pada pasien manula dapat terjadi akibat suatu metastasis.
Bila fraktur di atas insersio deltoid, fragmen proksimal diadduksi oleh pektoralis
mayor. Bila fraktur lebih ke bawah, fragmen proksimal diabduksi oleh deltoid.
Cedera saraf radialis sering ditemukan, untungnya penyembuhan biasanya terjadi.
Gambaran klinik
Lengan terasa nyeri, memar dan bengkak. Ekstensi aktif pada jari harus diuji karena
saraf radialis mungin rusak.
Sinar X
Tempat fraktur, garisnya (melintang, spiral, atau kominutif) dan setiap pergeseran terlihat
dengan mudah. Harus diingat bahwa ada kemungkinan fraktur bersifar patologik.
Terapi

Fraktur pada humerus dapat sembuh dengan mudah. Fraktur itu tidak membutuhkan
rduksi yang sempurna ataupun imobilisasi; beratnya lengan beserta gips luarnya biasanya
cukup untuk menarik fragmen sehingga menjajar. Gips menggantung dipasang dari bahu
sampai pergelangan tangan dengan siku yang berfleksi 90 derajat dan bagian lengan
bawah terantung pada kain gendongan yang elingkar di leher pasien. Gips ini dapat diganti
setelah2-3 minggu dengan gips yang pendek (dari bahu ke siku) atau suatu penahan
polipropilen fungsional yang dipakai selama 6 minggu selanjutnya. Pergelangan tangan
dan jari diberi latihan sejak awal. Latihan bahu dengan pemberat dimulai dalam seminggu,
tetapi abduksi aktif ditunda hingga fraktur telah menyatu. Pilihan lainnya dengan fiksasor
luar.
Kalau fraktur sangat tak stabil dan sulit dikendalikan , fiksasi internal lebih baik, baik
dengan plat dan sekrup atau paku intermedula panjang. Pemasangan plat memerlukan
banyak keahlian, dan pemasangan pen mempunyai kelemahan yaitu ujung proksimal pen
dapat mengganggu kerja supraspinatus.
Fraktur spiral menyatu sekitar 6 minggu ; jenis lainnya dapat memakan waktu 4-6
minggu lebih lama. Sekali menyatu, yang diperlukanhanyalah kain gendongan hingga
fraktur berkonsolidasi.
Komplikasi
Dini
Cedera saraf. Kelumpuhan saraf radialis (wrist drop) dan paralisis pada ekstensor
metakarpofalangeal dapat terjadi pada fraktur batang. Pada cedera tertutup, saraf jarang
sekali terpisah, jadi tidak perlu tergesa-gesa untuk melakukan operasi. Bebat yang lincah
digunakan untuk menyokong pergelangan tangan dan tangan sambil menunggu
penyembuhan. Kalau tidak ada tanda penyembuhan setelah 6 minggu, saraf harus
dieksplorasi. Pada lesi lengkap (neurotmesis), penjahitan saraf sering tak memuaskan,
tetapi banyak fungsi yang dapat dipulihkan dengan pemindahan tendon.
Cedera pembuluh darah. Kalau terdapat tanda-tanda insufisiensi pembuluh darah
pada

tungkai,

kerusakan

arteri

brakialis

harus

disingkirkan. Angiografi

akan

memperlihatkan tingkt cederanya. Ini suatu keadaan darurat, memerlukan eksplorasi, baik
dengan perbaikan pembuluh atau pencangkokkan untuk memintas daerah yang rusak;
dalam keadaan ini, fiksasi internal mungkin lebih baik.
Belakangan

10

Penyatuan yang lambat dapat terjadi pada fraktur melintang, terutama kalau
digunakan terlalu banyak traksi (gips menggantung tidak boleh terlalu berat) atau kalau
pasien belum melatih fleksor dan ekstensor siku secara aktif.
Non-Union dapat terjadi setelahnya. Kombinasi yang berbahaya adalah penyatuan
yang tidak lengkap dan sendi yang kaku. Kalau gerakan siku atau bahu dipaksakan
sebelum konsolidasi, humerus dapat mengalami fraktur lagi, dan non-union dapat terjadi.
Kekakuan sendi dapat diminimalkan dengan aktivitas lebih awal, tetapi fraktu
melintang (yang berbahaya bila bahu melakukan abduksi) dapat membatasi gerakan bahu
selama beberapa bulan.
C. FRAKTUR DISTAL HUMERUS
Fraktur sekitar siku pada orang dewasa terutama yang humerus distal sering cedera
energi tinggi yang berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf. Beberapa
dapat dikurangi dan distabilkan hanya dengan teknik bedah kompleks, dan
kecenderungan untuk kekakuan siku berarti bahwa dengan semua luka parah berjuang
untuk kesempurnaan anatomi harus ditimbang melawan realitas sempurna fungsi pasca
operasi.
The AO-ASIF Grup telah menetapkan tiga jenis distal fraktur humerus: Tipe A ekstra-artikular supracondylar fraktur, Tipe B - intra-artikular unicondylar fraktur (satu
kondilus terpotong), Tipe C - fraktur bicondylar dengan berbagai tingkat kominusi .
[Asosiasi osteosynthesis / Asosiasi untuk Studi Fiksasi internal]
Tipe A Fraktur Suprakondilus
Ini fraktur ekstra-artikular jarang terjadi pada orang dewasa. Ketika mereka lakukan
terjadi, mereka biasanya pengungsi dan tidak stabil - mungkin karena tidak ada
periosteum sulit untuk menambatkan fragmen. Dalam cedera energi tinggi mungkin ada
kominusi humerus distal.
Treatment
Pengurangan tertutup tidak mungkin stabil dan K-kawat fiksasi tidak cukup kuat
untuk memungkinkan mobilisasi dini. Oleh karena itu Buka reduksi dan fiksasi internal
adalah pengobatan pilihan. Distal humerus didekati melalui paparan posterior.
Kadang-kadang mungkin untuk memperbaiki fraktur tanpa bantuan osteotomy olekranon
atau triceps reflection.A sederhana fraktur melintang atau miring biasanya dapat
dikurangi dan diperbaiki dengan sepasang pelat berkontur dan sekrup.
Tipe B dan C - Fraktur intra-artikular
11

Kecuali pada individu osteoporosis , patah tulang condylar intra - artikular harus
dianggap sebagai cedera energi tinggi dengan kerusakan jaringan lunak . Sebuah pukulan
berat pada titik siku mendorong proses atas olekranon , membelah kondilus terpisah .
Pembengkakan cukup besar , tetapi jika landmark tulang bisa dirasakan siku ditemukan
terdistorsi . Pasien harus dicermati untuk bukti cedera vaskular atau saraf , jika ada
tanda-tanda insufisiensi vaskular , ini harus ditangani sebagai hal yang mendesak .
X Ray
Fraktur meluas dari humerus rendah ke sendi siku , mungkin sulit untuk mengatakan
apakah salah satu atau kedua kondilus yang terlibat , terutama dengan condylar
undisplaced fracture. Sering juga kominusi tulang antara kondilus , tingkat yang biasanya
diremehkan.
Terkadang fraktur meluas ke metafisis sebagai istirahat T - atau berbentuk Y , atau yang
lain mungkin ada beberapa fragmen ( kominusi ) . Pelajarannya adalah : " Siapkan untuk
yang terburuk sebelum operasi ' CT scan dapat membantu dalam perencanaan
pendekatan bedah.
Treatment
Ini adalah cedera parah yang berhubungan dengan kerusakan sendi , imobilisasi lama
tentu akan menghasilkan siku kaku. Oleh karena itu gerakan awal adalah tujuan utama .
Undisplaced fraktur . Ini dapat diobati dengan menerapkan slab posterior dengan siku
tertekuk hampir 90 derajat , gerakan yang dimulai setelah 2 minggu . Namun, perawatan
besar harus diambil untuk menghindari perangkap ganda : underdiagnosis ( perpindahan
dan kominusi tidak selalu jelas pada x- ray awal) dan akhir perpindahan ( selalu
memperoleh periksa rontgen seminggu setelah cedera ) .
Pasca operasi siku diadakan di 90 derajat dengan lengan didukung dalam sebuah
sling. Movement ini dianjurkan, tetapi tidak boleh dipaksakan. Penyembuhan fraktur
biasanya terjadi minggu ke-12 . Meskipun upaya terbaik , pasien sering tidak kembali
ekstensi penuh dan dalam gerakan kasus yang paling parah mungkin sangat dibatasi .
Pengungsi Tipe B dan C patah tulang . Jika keahlian dan fasilitas yang sesuai tersedia ,
buka reduksi dan fiksasi internal adalah pilihan perawatan untuk fraktur pengungsi
( sebagian orang akan mengatakan untuk semua tipe B dan C patah tulang - perpindahan
kecil mudah diabaikan di awal pasca-cedera x-ray ) . Bahaya dengan pengobatan
konservatif adalah kecenderungan kuat untuk pengerasan dari siku dan nyeri persisten .
Metode pengobatan alternatif
Jika diantisipasi bahwa hasil pengobatan operasi akan menjadi miskin (baik karena
tingkat kominusi dan kerusakan jaringan lunak atau karena kurangnya keahlian dan
12

fasilitas) pilihan lain dapat dipertimbangkan. Siku replacement. Pasien tua dengan fraktur
comminuted, fraktur transversal rendah atau tulang osteopaenic, mungkin lebih baik
dilayani dengan penggantian siku.
The 'sekantong tulang' teknik. Lengan diadakan di kerah dan manset atau, lebih baik,
penjepit berengsel, dengan siku tertekuk di atas sudut kanan, gerakan aktif didorong
secepat pasien fraktur willing.The biasanya menyatukan dalam waktu 6-8 minggu, tetapi
latihan yang terus jauh lebih lama. Berbagai manfaat gerakan (45-90 derajat) sering
diperoleh.
Traksi Skeletal. Sebuah metode alternatif untuk mengobati patah tulang cukup baik
dihaluskan adalah dengan traksi skeletal melalui olekranon (Waspadalah saraf ulnaris!),
Pasien tetap di tempat tidur dengan humerus diadakan vertikal, dan gerakan siku
didorong.
Fiksasi internal teliti atau penggantian siku biasanya disukai.
Komplikasi
Komplikasi dini
Cedera vaskular - Selalu periksa sirkulasi (repeatedly!). Kewaspadaan diperlukan
untuk membuat diagnosis dan rencana perawatan sedini mungkin.
Cedera saraf - Mungkin ada kerusakan baik median atau saraf ulnaris. Hal ini penting
untuk memeriksa tangan dan mencatat temuan sebelum pengobatan dimulai. N. ulnaris
sangat rentan selama operasi.
Komplikasi terlambat
Kekakuan - fraktur kominutif siku selalu menghasilkan beberapa derajat kekakuan.
Namun, kecacatan dapat dikurangi dengan mendorong program latihan energik. Operasi
akhir untuk meningkatkan gerakan siku yang sulit tetapi dapat bermanfaat.
Heterotopic osifikasi - kerusakan jaringan lunak yang parah dapat menyebabkan
pengerasan heterotopic. Pemindahan paksa harus dihindari.

13

Anda mungkin juga menyukai